Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Beberapa titik di Kota Bandung telah membuktikan bahwa fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah 1

Transcript of Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Page 1: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia.

Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume

sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material

yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat

tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu

pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup

masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada

bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang

besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini.

Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.

Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah.

Beberapa titik di Kota Bandung telah membuktikan bahwa fenomena

sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah

akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan

setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini.

Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik

(biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah

kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup,

seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat

terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah

kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat

terdegradasi secara alami.

Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan masalah

sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah

bertemakan Masalah Pencemaran Lingkungan ( Sampah ). Untuk

menjawab hal ini kami melakukan studi kasus di Tempat Pembuangan

1

Page 2: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Sampah (TPS) Kelurahan Sukapura Banandung. Alasan kami menggambil

tempat di Kelurahan Sukapura adalah karena adanya 2 Sekolah Dasar

(SD), yaitu SD Sukapura dan SD Sentral yang letaknya berdampingan

dengan TPS tersebut. Dari sini kami ingin melihat lebih dalam mengenai

permasalahan sampah bagi aktivitas pembelajaran dan lingkungan SD

Sukapura dan SD Sentral Kelurahan Sukapura Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Ketika kami jalan-jalan di sekitar TPS Sukapura kami melihat

gejala yang sangat memprihatinkan di sekitar TPS tersebut, yaitu adanya

dua Sekolah Dasar yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah.

Dari sini kami mempunyai beberapa permasalahan yang ingin kami

temukan penyelesaian masalahnya. Permasalahannya diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaiaman keadaan kebersihan di sekitar SD Sukapura dan

SD Sentral ?

2. Apa yang menjadi faktor penyebab pendirian TPS di sekitar

Sekolah Dasar ?

3. Bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam

mengatasi sampah di sekitar SD Sukapura dan SD Sentral ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui permasalahan sampah di Keluraha Sukapura

Bandung.

2. Mengetahui dampak negatif TPS Sukapura terhadap

aktivitas pembelajaran SD Sukapura dan SD Sentral.

3. Mengetahui dampak negatif sampah terhadap lingkungan

SD Sukapuran, SD Sentral, dan daerah sekitarnya.

2

Page 3: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penyusun dalam pembuatan laporan ini

adalah :

1. Metode wawancara

Penyusun dalam penelitiannya menggunakan metode

wawancara langsung kepada masyarakat, dengan memberikan pertanyaan

yang nantinya akan di kumulatifkan menjadi data – data.

2. Metode studi pustaka

Penyusun menggunakan metode studi pustaka untuk

mencari informasi dari Koran, buku, dan internet yang dapat membantu

dalam pembuatan laporan. Sehingga informasi yang didapat nantinya akan

menjadi pembanding dari hasil penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Teknik Pengumpulan Data

1.5 Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SAMPAH DI LINGKUNGAN SD SUKAPURA DAN

SENTRAL

BAB IV PENANGGULANGAN SAMPAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3

Page 4: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manusia dan Lingkungan Hidup

Manusia merupakan makhluk yang paling dimuliakan oleh Al-

Khalik penciptanya. Makhluk hidup yang namanya manusia, baru

dilahirkan sekitar satu atau dua juta tahun tahun yang lampau setelah

segala sumber daya tersedia dan setelah ruang bumi ini tercipta. Dalam

Buku Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Teknologi Karya Prof.

Dr H. Nursid Sumaatmadja disebutkan bahwa :”Manusia dengan alam, ada

dalam konteks keruangan yang saling mempengaruhi. Kadar saling

pengaruh mempengaruhi tersebut sangat dipengaruhi tingkat berbagai

penguasaan teknologi oleh Manusia. Hubungan manusia dengan alam di

dunia ini sangatlah bervariasi”.( Dr H. Nursid Sumaatmadja : 1998:72 ).

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki

daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan dengan makhluk

lainnya. Di sini terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik

lingkungan yang paling aktif. Karena manusia secara aktif dapat

mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.

Manusia mendapatkan unsure-unsur yang diperlukan dalam

Hidupnya dari Lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin

beraneka ragam kebutuhan hidupnya yang diambil dari Lingkungan. Maka

berarti semakin besar perhatian manusia terhadap Lingkungan. Manusia

merupakan Makhluk paling aktif dalam mengubah tatanan pada

Lingkungan. Manusia bisa dengan cepat mengubah Lingkungan, karena

perbuatan manusialah Lingkungan menjadi berubah dan kadang menjadi

marah karena dirusaknya Lingkungan. Hubungna manusia dengan

Lingkungan memang sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Karena terkadang

Manusia bergantung kepada alam dan ada juga Alam yang bergantung

pada manusia.

4

Page 5: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

2.1.1 Ekosistem

Yang dimaksud dengan ekosistem adalah hubungan timbal balik

antara manusia dengan lingkungan dimana manusia merupakan bagian

integral dari ekosistem tempat hidupnya. Ekosistem terdiri dari suatu

komunitas Biota yang berinteraksi dengan Lingkungan fisiknya dan saling

pengaruh mempengaruhi. Ekosistem ini terdiri dari bagian-bagian dnegan

fugnsi-fungsi tertentunya. Dan untuk menunjang fungsi-fungsinya itu

dioperlukan sumber energi. Setiap species menyesuaikan diri dengan tugas

tertentu dalam ekosistem dan berfungsinya ekosistem bergantung kepada

adanya kombinasi spesies yang sesuai dalam melaksanakan tugas-tugas

tertentu di dalam seluruh system.

Peranan manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab Lingkungan

hidup masnuia tidak hanya terbatas pada sarana fisik kimia dan biologis

saja tetapi termasuk pula di dalamnya persoalan ekonomi, sosio budaya

dan agama. Segala macam perubahan dalam lingkungan hidup manuisa,

mau tidak mau akan berpengaruh terhadap dirinya.

Manusia merupakan bagian intergral dari ekosistem maka apabila

struktur dan sifat fungsional ekosistem rusak, akan mengakibatkan

penderitaan pada manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain, bila itu

terjadi maka keseimbangan ekologi akan terganggu dengan akibat

penderitaan pada manusia itu sendiri.

2.1.2 Ekologi

Tokoh yang berjasa mengangkat ekologi menjadi kajian yang

bermakna adalah Ernest Haeckel (1866) seorang pakar biologi Jerman.

Semula ekologi ini hanyalah merupakan subdisiplin Biologi. Namun pada

perkembangan dewasa ini, ekologi itu dapat dikatakan menjadi kajian

bidang mandiri. Ekologi itu berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,

yaitu kata Oikos yang berarti Rumah atau tempat tinggal dan logos yang

berarti studi atau telaah. Jadi secara harfiah ekologi itu berarti studi atau

5

Page 6: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

telaah tentang organisme di tempat tinggalnya. Secara lebih formal,

ekologi itu berarti studi atau telaah tentang struktur atau fungsi alam atau

studi tentang hubungan diantara organisme hidup dan keseluruhan faktor

fisikal serta biological yang membentuk lingkunganya.

Organisme, Living organism, makhluk hidup

Yang diartikan organisme atau makhluk hidup pada konsep ekologi

yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini manusia termasuk kedalam

kelompok hewan. Namun demikian karena manusia lebih cocok masuk

kedalam kelompok hewan namun memiliki keistimewaan tersendiri,

pembahasannya dikhususkan pada telaah ekologi manusia (human

ecology).

Lingkungan, environment

Ehlich & Ehrlich dan Holdren (1973:4) mengemukakan, The

environment is the unique skin of soil, water, geseos atmosphere, mineral

nutrient and organism that covers this otherwise undistinguished planet.

Dalam Undang-undang Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, tentang ketentuan

pokok pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I Pasal 1 dirumuskan :

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya ,

keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya.

2.2 Polusi

Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran

lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan

dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup

termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini

umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak

terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara.

Yang akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan.

Mengenai polutan dapat digolongkan kdalam dua hal yakni :

6

Page 7: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

1. Yang bersifat kualitatif

Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam

alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga

mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena bencana

alam dan karena perbuatan manusia, contoh polutan misalnya unsur

nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.

2. Yang bersfat kuantitatif

Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya

persenyawaan yang dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen dan

lain-lan. Umumnya polusi lingkungan ditunjukan kepada faktor-faktor

fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktor-faktor kimia

seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosioekonomi dan kultur.

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang

menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang

bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan,

eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan

pencemaran itu disebut dengan polutan.

Menurut WHO, ditetapkan empat tahap pencemaran yaitu :

1. Pencemaran tingkat pertama

Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik

dilihat dari zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan

lingkungan.

2. Pencemaran tingkat kedua

Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada

pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada

komponen ekosistem lainnya.

3. Pencemaran tingkat ketiga

Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan

menimbulkan sakit yang kronis.

7

Page 8: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

4. Pencemaran tingkat keempat

pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian

dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.

2.3 Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,

dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-

produk yang tak bergerak. (Sampah – Wilkipedia bahasa Indonesia).

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak

berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau

pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau

materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah

Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau

dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang

belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,

Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang

oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)

“Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof.

Ir, 1996).

2.4 Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk

seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan

sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi

kompos;

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah

membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,

kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,

8

Page 9: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah

komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan

produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat

dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol

dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik

kertas koran, HVS, maupun karton;

Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah

sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

Sumber :

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

2.5 Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan

Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari

lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan.

Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah

misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat

bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan

ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya

estetika (tidak sedap dipandang mata).

Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya

misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-

gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan

karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-

monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara.

Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik

ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan

kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.

Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh

sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau

9

Page 10: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan

mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya

bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan

sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam

air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air

sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu

berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air

raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan

berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan

gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel

hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera,

sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau

cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3

didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.

2.5.1 Sumber penyakit

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai

(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang

cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang

seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai

berikut:

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena

virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak

tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam

berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan

cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.

Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang

10

Page 11: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini

sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak

melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

4. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-

kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan

yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal

dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

2.5.2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau

sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati

sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya

ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap,

gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

2.5.3 Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk

lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat:

bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena

sampah bertebaran dimana-mana.

Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan

rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini

adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk

mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak

langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

11

Page 12: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Pembuangan sampah padat ke badan air dapat

menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi

fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase,

dan lain-lain.

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan

sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang

diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan

sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung

membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan

jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

Sumber : http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

12

Page 13: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

BAB III

SAMPAH DI LINGKUNGAN SD SENTRAL DAN SD SUKPURA

3.1 Keadaan Kebersihan SD Babakan Sentral

SD Sentral pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Pemerintah

Kota Bandung, sementara keberadaan TPS mulai didirikan pada tahun

1990. Pada awalnya TPS ini berada di daerah Kebon Kangkung, lalu pada

tahun 1990 dipindahkan ke Kelurahan Sukapura Kecamatan Kiaracondong

Bandung. “Dampak negatif dari keberadaan TPS ini sangat terasa pada

musim hujan”, ujar Kepala Sekolah SD Sentral.

Untuk masalah kesehatan, pisikologis, dan prestasi tidak

menimbulkan dampak yang terlalu buruk bagi siswa, namun dari pihak SD

Sentral sendiri menginginkan adanya relokasi TPS tersebut.

3.2 Keadaan Kebersihan SD Sukapura

SD Sukapura pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh

Pemerintah Kota Bandung. “Masalah utama keberadaan TPS Sukapura

terjadi pada saat adanya penumpukan sampah, karena SD Sukapura tepat

berada di samping TPS, maka pada saat terjadi penumpukan, aroma

sampah menyebar ke lingkungan SD. Hal ini sangat mengganggu

kelangsungan pembelajaran dan dampak utamanya terjadi pada saat musim

hujan, karena cairan dari sampah tersebut terkadang masuk ke dalam

sekolah”, ujar Pak Dulah SAG.

Sedangkan para siswa SD Sukapura dan SD Sentral berpendapat

bahwa keberadaan TPS tidak menggangu.

TPS Sukapura tidak hanya menggangu lingkungan SD saja, tetapi

menggangu lingkungan warga juga, terkadang aroma sampah menyebar

13

Page 14: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

sampai pemukiman warga sekitar. Tidak hanya aroma, tetapi kebersihan

lingkungan sekitar TPS menjadi menurun.

3.3 Sampah di Lingkungan TPS Sukapura

Rata-rata pengangkutan sampah per-hari di TPS Sukapura adalah

tiga mobil truk sampah. “Keberadaan sampah di TPS Sukapura dikirim

dari daerah Kecamatan Kiaracondong Bandung dan terkadang ada

tambahan dari daerah Riungbandung”, ujar pemulung. Pemulung yang

bekerja di TPS Sukapura berjumlah 16 orang dan rata-rata penghasilan

per-hari Rp. 10.000. Sampah dari TPS Sukapura langsung dikirim ke

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rajamandala. “Banyak yang perotes

terhadap kami para pemulung di TPS ini, namun demi sesuap nasi tetap

kami lanjutkan”, ujar pemulung. Biasanya terjadi penumpukan sampah

pada saat sebelum dan sesudah hari raya Idul Fitri.

Bandung, Kompas - Sampah yang tidak terangkut selama dua

minggu dari tempat pembuangan sementara di Kelurahan Sukapura, Kota

Bandung, mengganggu kesehatan murid dan guru di sembilan sekolah di

sekitarnya. Sejumlah murid dan guru mengalami mual, muntah, pusing,

batuk, dan panas.

Tempat pembuangan sementara (TPS) sampah tersebut berhadapan dengan

SD Negeri Babakan Sentral I, II, III, dan IV, serta membelakangi SD

Negeri Sukapura I, II, III, dan IV. TPS juga berdampingan dengan sebuah

taman kanak-kanak. Murid dari sekolah-sekolah tersebut berjumlah sekitar

2.000 orang.

Timbunan sampah di TPS itu sampai menutupi rumah panggung untuk

siskamling. Saat cuaca terik baunya menyengat. Saat hujan, lindi (air

sampah) mengalir ke SD Babakan Sentral yang posisinya lebih rendah dari

TPS. Lalat beterbangan di ruang kelas.

Sejak dua minggu lalu, sejumlah murid dan guru mengalami gejala sakit

14

Page 15: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

batuk, mual, muntah, dan pusing. "Senin (8/5) lalu kami memulangkan

murid di dua kelas yang berdekatan dengan TPS sebelum waktunya pulang

karena bau sampah sangat mengganggu," kata Euis Aisyah, Kepala SD

Sukapura I, Rabu (10/5).

Di SD Babakan Sentral, untuk menghindari bau sampah yang mengganggu

konsentrasi, mereka menutup hidung dengan kertas tisu, masker, atau

selendang.

Kemarin Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menurunkan tim dokter

dari puskesmas terdekat untuk mengobati warga sekolah. Sepuluh murid

dari SD Sukapura I dipulangkan karena sakit akibat bau sampah.

"Kami sudah meminta ke Dinas Kesehatan agar diberi masker dan susu

untuk ketahanan tubuh, sebab sebagian besar murid kami dari lapis

ekonomi bawah," ujar Tursida, Kepala SD Babakan Sentral I.

Kepala Dinkes Kota Bandung Gunadi Sukma Bhinekas mengatakan,

"Permintaan masker segera direalisasikan. Untuk pengadaan susu, belum

bisa diberikan karena perlu dana khusus."

Tursida berharap Wali Kota Bandung segera memberi solusi sebab sebulan

lagi murid SD akan menjalani ujian mutu pendidikan dan ujian akhir

sekolah.

Warga sekolah di kompleks SD Tilil yang ada di dekat TPS Jalan Puter

mengalami hal sama. Menurut Kepala SD Negeri Tilil III Ratu Sri Suryati,

bau sampah sudah amat mengganggu.

Dinkes akan mengobati warga sekolah yang sakit dan menambah alokasi

obat di puskesmas. Pengobatan dilakukan rutin seminggu sekali sampai

sampah diangkut. Puskesmas lain diminta mengantisipasi penyakit akibat

sampah dan memberi pengobatan gratis kepada para penderitanya.

Gunadi mengatakan, sampah bisa menimbulkan penyakit tipus, disentri,

infeksi saluran napas, gatal-gatal, dan leptospirosis—dibawa tikus.

(Kompas – 11 Mei 2006)

3.4 Permasalahan

15

Page 16: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Setiap hari kita tak dapat lepas dari sampah, karena kita

membuangnya baik di rumah atau di kantor dan dimanapun kita berada.

Tidak heran ketika akan menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara.

Berdasar perhitungan Bappenas dalam buku infrastruktur Indonesia pada

tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di Indonesia sebesar 22.5 juta ton

dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7

juta ton. Sementara di kota besar produk sampah perkapita berkisar antara

600-830 gram per hari (Mungkasa, 2004).

Berdasarkan data tersebut maka kebutuhan TPA pada tahun 1995

seluas 675 ha dan meningkat menjadi 1610 ha di tahun 2020. Kondisi ini

akan menjadi masalah besar dengan terbatasnya lahan kosong di kota

besar. Menurut data BPS pada tahun 2001 timbulan sampah yang diangkut

hanya mencapai 18,3 %, ditimbun 10,46 %, dibuat kompos 3,51 %,

dibakar 43,76 % dan lainnya dibuang di pekarangan pinggir sungai atau

tanah kosong sebesar 24,24 % .

Sumber.Bappenas 1995

Gambar 1. Diagram penanganan sampah

16

Page 17: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

BAB IV

PENANGGULANGAN SAMPAH

4.1 Pemusnahan sampah

Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara

sederhana sebagai berikut :

4.1.1 Penumpukan.

Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara

langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode

penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena

berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau,

kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.

4.1.2 Pengkomposan.

Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat

menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.

4.1.3 Pembakaran.

Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat

dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari

pencemarn asap, bau dan kebakaran.

4.1.4 "Sanitary Landfill".

17

Page 18: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang

telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal

khusus yang sangat luas.

4.2 Pemanfaatan Sampah

1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak

2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang

3. Sampah kertas : Daur Ulang

4.2.1 Daur ulang

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat

yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan,

pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.

4.2.2 Material yang dapat didaur ulang :

1. Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang

putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca

yang tebal.

2. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus

kecualai kertas yang berlapis minyak.

3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue

dll.

4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll

5. Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll

6. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

4.2.3 Manfaat pengelolaan sampah

1. Mengehemat sumber daya alam

2. Mengehemat Energi

3. Mengurangi uang belanja

4. Menghemat lahan TPA

5. Lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman)

18

Page 19: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Sumber :

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

4.3 Penanggulangan Sampah Organik

Salah satu alternatif penanganan sampah dari pada dibakar percuma

adalah dengan pembakaran pirolisis dari sampah organik, walaupun harus

dipilah sampah organik yang dapat dipirolisis. Proses ini akan

menghasilkan padatan (char) berupa arang dan berupa cairan (tar) yang

memiliki nilai kalor tinggi. (Bramono, 2004). Char dapat diproses lanjut

menjadi briket bio arang dan menjadikan energi alternatif selain ikut

memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang ada.

Pembuatan energi alternatif dalam kondisi energi minyak menipis jumlah

cadangannya, serta mahal harganya merupakan langkah terobosan yang

bermanfaat, baik dari segi pemanfaatan sampah juga sebagai upaya

strategis melatih masyarakat menggunakan energi alternatif. Menurut

(Siteur,1996) peningkatan pemakaian energi sejak 1970-an telah

menimbulkan krisis energi, hal ini dikarenakan suplai energi yang tidak

dapat mengimbangi besarnya kebutuhan energi yang meningkat dari tahun

ke tahun. Konsumsi energi pada tahun 1918 sebesar 1.181 PJ, tahun 1986

sebesar 1320 PJ dan tahun 1991 sebesar 1465 PJ. Sedangkan energi yang

digunakan adalah sebagai berikut (Supranto,2004)

1. Pemakaian biomassa masih besar diperkirakan sekitar 35 % dari

total pemakaian energi nasional.

2. Pemakaian energi primer komersial masih didominasi oleh

minyak bumi, sedangkan cadangan minyak bumi semakin

terbatas.

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 11 propinsi pada

tahun 1990 pemakaian biomassa di daerah pedesaan adalah :

1. Kayu bakar perkapita 430 kg /tahun.

2. Arang perkapita 9 kg / tahun

19

Page 20: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

3. Sisa pertanian perkapita 175 kg / tahun

Pemakaian energi dari kayu bakar yang selama ini dilakukan, akan

berakibat pada penggundulan hutan yang mana ini akan membawa

kerusakan hutan (deforestration), hal ini memaksa kita untuk melakukan

diversifikasi sumber energi antara lain, memanfaatkan sampah ataupun

limbah sebagai sumber energi alternatif.

Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau

sengaja dibuang dari suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun

proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi,

bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatip, karena diperlukan

beaya tambahan untuk pengumpulan ,penanganan dan pembuangannya

(Murtadho dan Said 1988). Hal tersebut merupakan pengertian secara

umum, sedangkan secara khusus untuk limbah padat disebut dengan

sampah, yang memiliki pengertian suatu bahan yang terbuang atau

dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang

belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan untuk manajemen

Ecolink dalam Suprihatin 1999).

Berdasar asalnya sampah (padat) dapat digolongkan sebagai

(Suprihatin 1999) :

1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan –bahan

penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam, atau

dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya.

Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.

Sampah rumah tangga sebagian besar sampah organik, termasuk

sampah organik misalnya : sampah dari dapur, sisa tepung,

sayuran, kulit buah dan daun.

2. Sampah anorganik yaitu sampah yang berasal dari sumber daya

alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari

proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam

seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian

20

Page 21: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah

jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya: botol kaca, botol

plastik, tas plastik dan kaleng.

(Murtadho dan Said, 1997) mengklasifikasikan sampah organik

menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

1. Sampah organik yang mudah membusuk (garbage) yaitu limbah

padat semi basah berupa bahan-bahan organik yang berasal dari

sektor pertanian dan pangan termasuk dari sampah pasar.

Sampah ini mempunyai ciri mudah terurai oleh mikroorganisme

dan mudah membusuk, karena mempunyai rantai kimia yang

relatif pendek. Sampah ini akan menjijikkan jika sudah

membusuk apalagi bila terkena genangan air sehingga

masyarakat enggan menanganinya.

2. Sampah organik yang tak mudah membusuk (rubish) yaitu

limbah padat organik kering yang sulit terurai oleh

mikroorganisme sehingga sulit membusuk. Hal ini karena rantai

kimia panjang dan kompleks yang dimilikinya, contoh dari

sampah ini adalah kertas dan selulosa.

Penggunaan sampah sebagai bahan untuk membuat briket

berangkat dari keprihatinan bahwa, semakin hari jumlah produksi sampah

semakin banyak serta ternyata di kota besar malah menimbulkan

permasalahan yang berat dan berkepanjangan, dan tentunya semua kota

yang berkembang akan menghadapi permasalahan ini. Memang upaya

penggunaan sampah sebagai briket tidak akan dapat menyelesaikan

permasalahan sampah secara keseluruhan yang memang permasalahan

sampah harus diselesaikan secara integralistik dari beberapa faktor, namun

upaya ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah .

Penggunaan bahan bakar minyak yang semakin meningkat seiring

dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri, hal ini menuntut

suatu pemikiran dan gagasan untuk menggali serta mengembangkan

potensi sumber-sumber energi alternatif, terlebih dengan semakin

21

Page 22: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

menipisnya cadangan minyak dunia / bahan bakar fosil yang terbatas

cadangannya, maka perlu untuk merintis penggunaan energi alternatif /

terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan adalah energi yang

didapat dari sumber-sumber atau bahan-bahan yang siklus pengadaan/

peremajaan atau pembaharuannya tidak memerlukan waktu yang terlalu

lama. Sedangkan energi yang tak terbarukan adalah energi yang didapat

dari sumber-sumber yang dapat mengalami kelangkaan/ habis, dan tidak

dapat diperbaharui.

Penggunaan bahan pengawet makanan yang berbahaya sangatlah

memprihatinkan dan ini menjadi perhatian yang serius dari pemerintah

sehingga upaya untuk melindungi konsumen selalu diperhatikan, namun

hal ini belum dibarengi dengan tersedianya bahan pengawet makanan yang

diharapkan. Pengembangan asap cair sebagai pengawet makanan yang

tidak berbahaya bagi manusia sangatlah diharapkan sehingga penulis

mencoba melakukan upaya pengembangan pemanfaatan aap cair sebagai

pengawet makanan.

Manfaat Asap cair :

1. Industri Pangan

Dalam industri pangan, asap cair memberi rasa dan aroma yang

spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan

antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan

tradisional dengan menggunakan asap secara langsung dapat dihindarkan .

Perlu dicatat bahwa pengasapan tradisional mempunyai banyak kelemahan

seperti pencemaran lingkungan ,proses tidak bisa dikendalikan , kualitas

yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran , yang semuanya

dapat dihindari.

2. Industri perkebunan

22

Page 23: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Asap cair dapat digunakan sebagi koagulan lateks dengan sifat

fungsional asap cair seperti anti jamur , anti bakteri dan antioksidan

tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.

3. Industri Kayu

Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap

serangan rayap, sehingga akan memperpanjang usia kayu.

4.4 Penanggulangan Sampah Anorganik

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,

seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol

dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat

dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan

produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah

plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,

kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga

bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip

4R, yaitu:

1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan

minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.

Semakin banyak kita menggunakan material, semakin

banyak sampah yang dihasilkan.

2. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah

barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari

pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,

buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian

barang sebelum ia menjadi sampah.

3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang

yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua

barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak

industri non-formal dan industri rumah tangga yang

23

Page 24: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur

ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan

sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya

memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk

dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.

4. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-

hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai

sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah

agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah

lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan

keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam

karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

4.5 Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas

menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang

sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan

bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi

polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan

dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu

strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,

pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk /

material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah

modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,

Reduce, and Recycle).

Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas,

logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan

kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa

didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur

ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh

24

Page 25: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar,

daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan,

dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.

Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan

barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama,

contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama,

atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang

sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan

dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah

proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda.

Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari

sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai,

atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.

Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari

sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan

mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan

ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.

Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur

ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya

diantaranya adalah:

Bahan bangunan 

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan

dengan mesin penghancur, terkadang bersamaan dengan aspal, batu bata,

tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan

semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat

bahan bangunan baru semacam bata.

Baterai 

25

Page 26: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang

bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis

memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis

lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara

lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur

ulang.

Barang Elektronik 

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone

umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat

ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik

misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut

(emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat

dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan

utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas

dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini

meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

Logam 

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang

di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat

dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi

proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil

yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.

Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang

paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat

didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam

sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

Bahan Lainnya 

26

Page 27: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan

lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan

bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai

bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan

dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.

Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang

telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu

mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan

kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru,

atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam.

Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai

produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk

material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu

kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di

tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan

jenis plastik tertentu, dan terkadang diikuti dengan singkatan, misalnya

LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain,

sehingga mempermudah proses daur ulang.

Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:

PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol

minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.

HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas

tinggi) biasanya terdapat pada botol deterjen.

PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur,

dan sebagainya.

LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas

rendah) biasa terdapat pada pembungkus makanan.

PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol

minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.

27

Page 28: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak

pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan

beberapa hal mengenai keadaan TPS Sukapura terhadap aktivitas

pembelajaran dan lingkungan SD Sukapura dan SD Sentral. Tumpukan

sampah sering menjadi tempat bermain anak atau menjadi tempat anak

membuang hajat. Kenyataan ini membuat anak terpapar dan rentan

terhadap dampak dari akumulasi kuman penyakit yang ada di sampah,

sehingga anak mudah terkena penyakit yang dibawa oleh sampah. Selain

diare, anak dapat terkena tetanus yang dapat mengakibatkan kematian

hanya karena tergores oleh logam bekas di tempat sampah.

Sebagian besar dari proses pembelajaran tidaklah terpengaruh oleh

keberadaan TPS, dikarenakan sudah terciptanya peningkatan fasilitas di

kedua sekolah, seperti tempat cuci tangan dan ditinggikannya dinidnding

sekolah yang berhadapan dengan TPS. Namun ketika terjadi penumpukan

sampah di TPS, terkadang aromanya masuk ke dalam lingkungan sekolah

yang secara tidak langsung menggangu aktivitas pembelajaran. Pada saat

musim hujan, cairan-cairan yang berasal dari TPS terkadang masuk

kedalam lingkungan sekolah, hal ini lah yang sangat menggangu aktivitas.

Prestasi siswa ke-dua sekolah masih dapat dibilang baik, namun dari segi

kesehatan dan higienis masih diragukan.

Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi

kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau

ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan

28

Page 29: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga

yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga

(lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit.

Lalat hidup dari sisa makanan dan berkembang biak ditempat

sampah. Lalat dapat menjadi pembawa utama dari kuman bakteri yang

menyebabkan diare karena mudah hinggap di makanan atau peralatan

makan. Tikus diketahui dapat membawa penyakit seperti tipus,

leptosprirosis, salmonellosis, pes dan lain-lain. Sedangkan serangga (lalat,

kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) dapat membawa berbagai bakteri yang

menyebabkan penyakit disentri dan diare. Nyamuk akan beranak-pinak di

air yang tidak bergerak di sekitar sampah yang tercecer dan dapat

menyebabkan malaria bahkan demam berdarah.

Binatang yang besar akan senang membuang kotoran di tempat

sampah, yang pada gilirannya akan menyumbang pada jalur transmisi

kuman yang mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungannya.

Sampah yang dibuang di jalan dapat menghambat saluran air yang

akhirnya membuat air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat

berkubang bagi nyamuk penyebab malaria. Sampah yang menyumbat

saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air dalam got

yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah akan kembali masuk ke

dalam rumah sehingga semua kuman, kotoran dan bibit penyakit masuk

lagi ke dalam rumah.

5.2 Saran

Untuk mengatasi beberapa permasalahan sampah di lingkungan

Kecamatan Sukapura khususnya masalah lingkungan di SD Sukapuran dan

SD Sentral, ada beberapa solusi yang kami tawarkan sesuai dengan

beberapa permasalahan yang timbul, yakni :

1. Perbanyak tempat sampah yang layak pakai

Sampah yang berserakan dan bertebaran di sekitar SD Sukapuran

dan SD Sentral diakibatkan oleh minimnya tempat sampahyang ada di

29

Page 30: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

sekitar SD. Seharusnya diperbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan

SD walaupun bersebelahn dengan TPS, hal ini akan membuat lingkungan

menjdai lebih asri dan nyaman.

2. Pupuk rasa cinta terhadap lingkungan

Jika kami lihat masih minimnya rasa memiliki lingkungan para

warga di Kecamatan Sukapura. Masih ada saja warga yang membuang

sampah sembarangan. Alasannya karena masih minimnya tempat sampah

dan warga tidak diperbolehkan membuang sampah langsung di TPS.

3. Berlakukan hukum yang ketat dalam menangani sampah

Hukum merupakan solusi terakhir yang diawarkan,karena dengan

diberlakukannya peraturan ini maka sedikitnya akan mengurangi

kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya. Misalkan Jika ada

warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya maka di denda uang

sebesar…., maka hal ini sedikitnya akan mengurangi kebiasaan buruk

membuang sampah sembarangan.

Selain itu juga kami tawarkan juga pengolahan sampah agar tidak

menumpuk. Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh

perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill (tempat

pembuangan sampah) bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena

landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.

Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua

permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua

limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat  atau ke alam,

sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk

mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang

harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan

bahwa manusia akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,

minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

30

Page 31: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat

dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke

sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan

industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk

memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk

semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi

nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-

bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang

mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan

kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur

limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang

tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar

sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi

setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota

lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang

seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil

dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi

fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang

sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem

penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka

harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di

negara berkembang.

31

Page 32: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Sastrosupeno, M Suprihadi.1984. MANUSIA, ALAM dan LINGKUNGAN. Jakarta:

Depdikbud.

Supardi, I. 1994. LINGKUNGAN HIDUP dan KELESTARIANNYA. Bandung: Alumni.

Sumaatmadja, H Nursid. 2000. MANUSIA DALAM KONTEKS SOSIAL BUDAYA dan

LINGKUNGAN HIDUP. Bandung: CV Alfabet.

http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/14/time/065945/idnews/538401/idkanal/131

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.htm

http://www.jala-sampah.or.id/index.htm

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

32

Page 33: Makalah Masalah Sampah Di TPS Sukapura Bandung

LAMPIRAN

A. Daftar Pertanyaan

1. Tahun berapakah pendirian lokasi (baik sekolah maupun TPS)?

2. Keberadaan sampah di Kelurahan Sukapura?

3. Apakah dampak TPS terhadap siswa dan lingkungan?

4. Adakah solusi yang ditawarkan?

B. Daftar Sumber

No. Nama Pekerjaan1 Yuli Kepala Sekolah SD Sentral 12 Neni Kepala Sekolah SD Sentral 43 Dulah SAG Guru SD Sukapura4 Nining Pedagang makanan5 Dadang Warga6 Dera Pemulung7 Alfa Siswa8 Sahrul Siswa9 Darfa Siswa

10 Alwin Siswa11 Nugi Siswa12 Farhan Siswa

33