Makalah Masalah Lingkungan Penurunan Air Tanah Di Jakarta

download Makalah Masalah Lingkungan Penurunan Air Tanah Di Jakarta

of 16

description

Masalah Lingkungan Penurunan Air Tanah Di Jakarta

Transcript of Makalah Masalah Lingkungan Penurunan Air Tanah Di Jakarta

Masalah lingkungan Penurunan Air Tanah di JakartaDiusulkan oleh:Arfan Ferdiansyah 201422038 / 2014Fakultas Teknik, Perencanaan Wilayah dan KotaUNIVERSITAS ESA UNGGULJAKARTA2015ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekologi SDA ini dengan judulPenurunan Air Tanah di Jakarta. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugasmata kuliahEkologi dan analisa sumber daya alam.Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Saya berharap semoga makalah yang kami buat bermanfat bagi kita semua dan bagi pembaca pada umumnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLembar Pengeahan iiKata Pengantar iiiDaftar Isi ivRingkasan vPENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Tujuan dan Manfaat Penulisan GAGASAN Kondisi Kekinian Lingkungan Waduk Pluit Solusi yang Pernah Ada Gagasan Penulis Langkah-Langkah Strategis Implementasi Strategi Program KESIMPULANGagasan yang diajukan Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSAKA

RINGKASAN

Air merupakan aspek yang penting bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar ,oleh sebab itu air tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik.Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air masih saja kurang, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti semakin meningkatnya penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan air bersih yang dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar air terdapat di laut (air asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum, mandi, memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, air tanah yang ada harus dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini, ketersediaan air tanah mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya sumber air tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya sehingga tidak dapat digunakan.

PENDAHULUANLatar Belakang AIR TANAHAir tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah di tiaptempattidaksamakarena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air dapat dilihatdarisumur-sumur yang digali oleh penduduk. Permukaan bagian atas air itu lebih preatik.Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai 70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah.

Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai1. Untuk mengetahui wilayah air tanah dangkal yang terintrusi air asin di wilayah Jakarta2. Untuk mengetahui kondisi lingkungan pada wilayah airtanah dangkal yang terintrusi air asin di wilayah Jakarta.GAGASANKondisi Kekinian Lingkungan Daerah Sekitar Provinsi DKI Jakarta.Data Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, bahwa pada 2014, tercatat sebanyak 8.849.788 m3 air tanah digunakan dari sebanyak 4.473 titik sumur di Ibu Kota, dan mengalami peningkatan dari 2011 sebanyak 7.209.189 m3 dari 4.231 titik sumur.Hal tersebut, membawa dampak pada cepatnya penurunan muka tanah di DKI Jakarta, terutama di daerah Jakarta Utara, seperti hasil pemetaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selama 2011-2012 di 15 titik, penurunan muka tanah di Jakarta Jakarta Utara, lebih cepat dibanding daerah lain.Sejumlah lokasi yang penurunan muka tanahnya cukup tinggi adalah, seperti di daerah Kecamatan Penjaringan, mulai dari Pejagalan hingga Pantai Indah Kapuk. Penurunan terbesar mencapai 9,89 cm di daerah PIK dan 9,54 cm di Jl Marina Indah, Pluit.

PENURUNAN TANAH JAKARTAPenurunan Muka Tanah (Land Subsidence) di JakartaI.Definisi Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)Land subsidence (penurunan tanah) adalah suatu fenomena alam yang banyak terjadi di kota-kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta, Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo.Penurunanpermukaantanah ialah pemerosotan secara bertahap atau anjloknya permukaan tanah secara tiba-tiba seiring dengan pergerakan material bumi. Penurunan ini sering disebabkan oleh tiga hal yang jelas berbeda namun semua prosesnya berhubungan dengan air.II.Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Muka Tanah Secara Umum (LandSubsidence)Penurunan tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah yang luas atau terjadi secara lokal yaitu hanya sebagian kecil permukaan tanah. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya rongga di bawah permukaan tanah, biasanya terjadi didaerah yang berkapur (Whittaker and Reddish, 1989). Berbagai penyebab terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan menjadi:-Siklus geologi.-Sedimentasi daerah cekungan (sedimentary basin).-Adanya rongga diabawah permukaan tanah sehingga atap rongga runtuh dan hasil runtuhan atap rongga membentuk lubang yang disebutsink hole.-Adanya aktifitas vulkanik dan tektonik.Secara garis besar penurunan tanah bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain (Whittaker and Reddish, 1989), sebagai berikut:-Penurunan muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh proses-proses geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga di bawah permukaan tanah dan sebagainya.-Penurunan muka tanah yang disebabkan oleh pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.-Penurunan muka tanah yang disebabkan oleh adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan muka tanah ini sering juga disebut dengansettlement.-Penurunan muka tanah akibat pengambilan bahan padat dari tanah (aktifitas penambangan).Berdasarkan tinjauan berbagai macam pustaka, faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan muka tanah dapat didefnisikan, sebagai berikut:-Pengambilan air tanah yang berlebihan (Burbey J.T., 2005).-Penurunan karena beban bangunan (Quaxiang, 2001).-Konsolidasi alamiah lapisan tanah (Wei,Q., 2006).-Gaya-gaya tektonik (Chang, C.P., 2005).-Ekstraksi gas dan minyak bumi (Odijk, D., 2005).-Penambangan bawah tanah (Rizos, C., 2007).-Ekstraksi lumpur (Deguchi, T., 2007).-Patahan kerak bumi (Rahtje et al., 2003)-Konstraksi panas bumi di lapisan litosfer (Hamdani et al., 1994)-Berat bangunan akan menyebabkan tekanan pada tanah dasar yang menyebar dan semakin kebawah semakin kecil.-Jika di bawah tanah ada lapisan tanah kompresibel, tambahan tekanan efektif menyebabkan tanah berkonsolidasi dan mengalami penurunan. Tanah yang kompresibel adalah lempung, lanau lempung atau lempung lanau yang lunak, medium atau kenyang air.Pada prinsipnya, penurunan tanah dari suatu wilayah dapat dipantau dengan menggunakan beberapa metode, baik itu metode-metode hidrogeologis (e.g. pengamatan level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan piezometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah) dan metode geoteknik, maupun metode-metode geodetik seperti survei sipat datar (leveling), survei gaya berat mikro, survei GPS (Global Positioning System), dan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar).

Teknik Pemantauan Land Subsidence dengan GPSGPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-satelit Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997]. Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristik penurunan tanah akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.GPS memberikan nilai vektor pergerakan tanah dalam tiga dimensi (dua komponen horisontal dan satu komponen vertikal). Jadi disamping memberikan informasi tentang besarnya penurunan muka tanah, GPS juga sekaligus memberikan informasi tentang pergerakan tanah dalam arah horisontal.GPS memberikan nilai vektor pergerakan dan penurunan tanah dalam suatu sistem koordinat referensi yang tunggal. Dengan itu maka GPS dapat digunakan untuk memantau pergerakan suatu wilayah secara regional secara efektif dan efisien.GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal. Dengan tingkat presisi yang tinggi dan konsisten ini maka diharapkan besarnya pergerakan dan penurunan tanah yang kecil sekalipun akan dapat terdeteksi dengan baik.GPS dapat dimanfaatkan secara kontinyu tanpa tergantung waktu (siang maupun malam), dalam segala kondisi cuaca. Dengan karakteristik semacam ini maka pelaksanaan survei GPS untuk pemantauan pergerakan dan penurunan muka tanah dapat dilaksanakan secara efektif dan fleksibel.III.Data dan Analisis Penurunan Tanah di JakartaSalah satu penyebab turunnya tanah di Jakarta adalah eksploitasi air tanah yang berlebih. Sejak awal abad ke-20, penduduk Jakarta memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan air minum, maupun kebutuhan industri pabrik. Namun seiring waktu, kebutuhan air meningkat, sehingga pemanfaatan air tanah pun juga meningkat. Peningkatan pemanfaatan air tanah menyebabkan turunnya tanah di Jakarta.Peningkatan pemanfaatan air tanah di Jakarta terjadi karena beberapa faktor, yaitu urbanisasi dan padatnya penduduk Jakarta, serta aktivitas industri.

Populasi penduduk Jakarta sekarang adalah 7,5 juta penduduk (Jakarta Local Government Website, 2007) dengan kepadatan penduduk seperti pada tabel 1. Populasi penduduk yang 7,5 juta merupakan populasi penduduk saat akhir minggu. Pada kenyataanya, populasi penduduk Jakarta saat hari kerja berkisar antara 10 11 juta. Penduduk. 2,5 3,5 juta penduduk tersebut berasal dari kota di sekitar Jakarta (Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, atau bahkan Bandung) yang bekerja di Jakarta. Penduduk Jakarta yang besar ini meningkatkan pengonsumsian air tanah. Untuk air minum saja, penduduk Jakarta hanya menggunakan 30% air yang berada di permukaan, selebihnya pemenuhan kebutuhan air diambil dari air tanah.Selain itu, pertumbuhan penduduk Jakarta juga meningkatkan pertumbuhan aktivitas industri di Jakarta. Aktivitas industri di Jakarta sangat bergantung dengan air tanah, karena infrastruktur untuk mendapatkan air dari sumber lain tidak terpenuhi. Berdasarkan data, hanya sekitar 3,5 juta meter kubik air bersih dari sumber air permukaan yang digunakan untuk kebutuhan industri. Angka tersebut hanya memenuhi 1% kebutuhan air industri. Jadi, selebihnya didapat dari eksploitasi air tanah.Peningkatan penggunaan air tanah oleh aktivitas manusia ini mengakibatkan persediaan air tanah berkurang sehingga permukaan tanah turun. Hal inilah yang menyebabkan mengapa Jakarta kini sering tertimpa banjir.Perkiraan rata rata penurunan tanah untuk periode dec 1997 sampai dengan September 2005 adalah 1 10 cm/tahun dan mencapai 15 20 cm/ tahun. Penurunan tanah rata rata terbesar terjadi di barat laut Jakarta. Dari observasi periode 1982 1991, penurunan tanah tertinggi terjadi di Cengkareng, Jakarta Utara dengan 8,5 cm/tahun. Di periode 1997 1999, penurunan tanah tertinggi terjadi di Daan Mogot, daerah barat laut Jakarta dengan 31,9 cm/tahun. Angka tersebut menunjukan penurunan tanah di Jakarta masih terus berlangsung.IV.Dampak Penurunan Permukaan Tanah di JakartaPenurunan Permukaan Tanah di Jakarta membawa beberapa dampak negatif, yaitu:a.Banjir dan RobSalah satu dampak dari penurunan permukaan tanah di Jakarta adalah banjir. Banjir yang terjadi di Jakarta kian tahun kian meningkat. Banjir yang terjadi pada tahun 2007 lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Banjir pada tahun tersebut mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Selain banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi, banjir rob juga sering terjadi di Jakarta. Banjir rob merupakan banjir yang secara umum disebabkan oleh naiknya permukaan air laut akibat air pasang. Di Jakarta, terutama Jakarta Utara, banjir rob selain karena air pasang, penurunan permukaan tanah dan efek pemanasan global (menyebabkan permukaan air laut naik) juga turut memperparah keadaan. Tercatat terdapat 27 titik di Jakarta Utara yang menjadi titik rawan terjadinya banjir Rob.b.Kerusakan InfrastrukturPenurunan tanah di Jakarta pertama kali diketahui oleh ilmuan yaitu pada tahun 1978, saat keretakan muncul di jembatan sarinah, di jalan M.H Thamrin. Setelah diteliti, keretakan tersebut terjadi ternyata akibat penurunan permukaan tanah.Selain itu, pada 16 September 2010, jembatan di jalan R.E. Martadinata, Jakarta Utara ambles. Hal ini setelah diteliti, diakibatkan oleh penurunan permukaan tanah Jakarta.

c.Kerugian EkonomiKerusakan infrastruktur serta banjir yang melanda Jakarta juga turut mempengaruhi aspek perekonomian. Dari banjir Jakarta pada tahun 2007, kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah.

V.Penyebab Penurunan Permukaan Tanah di JakartaPertama adalah karena sifat atau karakteristik geologi tanah di wilayah ibukota yang merupakan lapisan akumulasi endapan (quarter) sedimen yang belum stabil (terus mengalami proses konsolidasi) pada kawasan pantai yang berlansung ribuan tahun lalu yang akhirnya membentuk wilayah delta (oleh karena itu Jakarta juga digolongkan sebagai kota delta/delta city).Kedua karena adanya beban statis (bangunan) dan dinamis (beban bergerak seperti kendaraan bermotor) yang mempercepat terjadinya proses pemadatan lapisan tanah.Ketiga adalah karena adanya gaya teknonis yang menyebabkan getaran dan pergerakan lapisan kulit bumi/tanah yang juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah.Keempat adalah akibat sangat tingginya laju ekstraksi air tanah (khususnya air tanah dalam) yang sudah melewati daya dukungnya (melebihi kemampuan pengisian kembali).VI.Solusi Penurunan Permukaan Tanah di JakartaMenurut para ilmuwan factor keempat merupakan faktor terbesar yang menyebabkan turunnya permukaan air tanah di Jakarta,selain itu hampir semua sebab lain adalah sebab yang natural maka saya akan berfokus pada solusi untuk menangani penyebab nomor empat,sebagai berikut:Pertamaadalah hentikan segera tindakan ekstraksi air tanah dalam yang ada. Untuk bisa menghentikan ektrasksi (moratorium) pemerintah perlu segera dan segera menyediakan air bersih perpipaan yang dapat memenuhi hampir seluruh kebutuhan air bersih perkotaan di DKI Jakarta ini.Ada beberapa langkah agar dapat menyediakan air bersih yang cukup tanpa mengekstraksi air dalam tanah yaitu dengan memanfaatkan 13 sungai yang melewati Jakarta,sayangnya semua sungai itu dijadikan tempat pembuangan limbah oleh masyarakat sekitar.Bersihkan sungai,lakukan penyuluhan pada masyarakat sekitar akan pentingnya sungai di lingkungan mereka,lalu akan tercipta sumber air yang minimal dapat digunakan untuk keperluan mandi,dll.Namun jika pengelolaan sungai yang baik dapat dibuat adanya air bersih yang pelayananya prima tingkat kebocorannya rendah, kualitasnya benar-benar air minum, harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.Ini bisa memecahkan banyak masalah,yang pertama bisa menjaga agar air tanah tetap berada dalam tanah,lalu membuat sumber air yang murah dan sehat bayangkan jika hal ini terealisasikan maka tidak perlu lagi mengimpor air dari daerah luar Jakarta ini berarti menghemat biaya produksi dan transportasi,lalu yang tak kalah penting juga membuat kota Jakarta lebih indah dan sehat.Keduaadalah dengan membangun daerah daerah resapan air,contohnya taman terbuka sekali lagi hal ini tidak hanya berdampak pada kandungan air tanah yang menjaga permukaan tanah Jakarta saja,tapi juga ini sangat berguna untuk menjaga kualitas udara,kesehatan dan tempat bermain untuk anak-anak.Lalu jika keterbatasan lahan,bisa dibuat kebijakan bahwa setiap rumah minimal memiliki atau menyisakan beberapa meter dari rumahnya agar dijadikan tempat resapan air hujan atau sumur biopori.Buatlah lubang-lubangbioporidi taman atau di sekitar rumah. Lubang ini membantu mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi jumlah air yang menguap bebas ke alam.walaupun sedikit tapi andaikan setiap rumah melakukannya maka jika dikalkulasi akan berdampak sangat besar.Ketigaadalah melakukan penghematan akan penggunaan air tanah,misalnya bisa memakai air yang sudah dipakai untuk menyiram kloset seperti di Jepang,jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower karena meminimalisasi penggunaan air,gunakan kloset yang mengunakan dua sistem pembilasan air,setiap sistem pembilasan bekerja sesuai dengan volume air yang dikeluarkan,bila kloset hanya digunakan untuk buang air kecil, gunakan pembilasan dengan volume kecil yang tentunya lebih hemat konsumsi air, gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman. Selain hemat, air bekas cucian sayur, buah dan daging ternyata bisa menyuburkan tanaman.dan banyak hal lain yang dapat dilakukan guna menghemat air tanah yang dipakai.VII.Negara Lain yang Mengalami Penurunan Permukaan TanahLand Subsidence di Amerika SerikatLand subsidence di amerika serikat merupakan masalah global yang mencakupi 17 ribu mil persegi di 45 negara bagian. Penyebab utamanya antara lain adalah masalah air tanah, perbedaan tekanan air tanah, penambangan bawah tanah, compaction, dan thawing permafrost. Permasalahan ini sulit diminimalisasi karena rumitnya mengidentifikasi wilayah yang terkena dampak, memprediksi sebab-akibat, dan membuat perbandingan nilai ekonomi terhadap nilai lingkungan. Dari semua penyebab yang ada diatas, ekstraksi air (penyedotan air) lah yang memiliki andil terbesar dalam penurunan permukaan tanah.Penurunan permukaan tanah di Arizona yang disebabkan perbedaan tekanan air tanah.

Land Subsidence di Mexico City

Tanggul dibuat untuk menahan air laut. Tempat pengeboran minyak di Long Beach, California.Penyebab dari penurunan tanah di Mexico City antara lain adalah pengambilan air tanah, pembangunan yang tidak terkontrol, dan drainase air kotor yang tidak terkontrol. Maksimum penurunan tanah selama abad ke-20 di kota ini mencapai 2 kaki per tahun, total dari penurunan hingga 30 kaki. Daerah pinggiran kota Mexico City mengalami penurunan yang paling parah hingga 20 kaki pada tempo yang lebih singkat dikarenakan pengambilan air tanah yang berlebihan.

Gereja Utama di Mexico City terlihat miring ke kiri, disebabkan oleh penurunan permukaan tanah.Land Subsidence di BelandaPada abad ke-9 hingga abad ke-14, bangsa Belanda mengeringkan daerah laut untuk daerah pertanian. Namun, sekitar abad ke-16 daerah pertanian tersebut mengalami penurunan, sehingga dibuatlah windmill yang berfungsi untuk mengangkut air ke laut. Gambar di sebelah kiri menunjukkan daerah Belanda yang sangat rentan oleh banjir karena penurunan permukaan tanah.

SOLUSI YANG PERNAH ADASejak 2009, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya bersama dua operatornya, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta telah membuat kesepakatan untuk menyukseskan konversi pengguna air bawah tanah menjadi pengguna air perpipaan. Dalam perjalanannya, penggunaan air tanah di DKI Jakarta berhasil diturunkan sebanyak 24,7 persen.Solusi alternatif lain khusus untuk menanggulangi banjir adalah dengan pembangunan pompa pengendali banjir. Pompa akan bekerja secara otomatis membuang air apabila ada rumah yang tergenang air. Pembangunan pompa pengendali banjir pada suatu kawasan perumahan biasanya ditempatkan pada seluruh penjuru perumahan. Satu bangunan pompa pengendali banjir memerlukan biaya sekitar Rp. 35,5 juta seperti yang dibangun secara swadaya oleh warga perumahan Tanah Mas Semarang, dengan biaya perawatan pompa yang dibebankan pada setiap KK antara Rp. 1.000 Rp.1.500,- setiap bulannya.VIII.KESIMPULANPenurunan tanah merupakan kejadian alam yang dialami di kota-kota besar maupun kecil,seperti Jakarta, Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo. Hal ini bisa terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah pengambilan air tanah yang berlebihan, penurunan karena beban bangunan, penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik, Dll. Penurunan tanah dapat dipantau dengan 2 metode yaitu metode hidrogeologis dan metode geodetik. Penurunan tanah juga mempunyai dampak negatif bagi negara yang menduduki daerah tersebut, misalkankan saja dampak yang terjadi di Jakarta ialah Banjir dan Rob, Kerusakan Infrastruktur, dan Kerugian Ekonomi. Di Jakarta juga pemerintah mulai melakukan beberapa pemecahan solusi untuk kasus ini, diantaranya ialahPertama, menghentikan segera tindakan ekstraksi air tanah dalam

(berlebihan) yang ada,Kedua, dengan membangun daerah daerah resapan air,Ketiga,melakukan penghematan akan penggunaan air tanah. Oleh sebab itu,mengingat akan pentingnya penurunan tanah ini sedangkan banyaknya penduduk pribumi yang kurang peduli tentang hal ini tentu bagaimana nasib generasi-generasi cucu anak kita?

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.suratpembaruan.com, 2005.Pencemaran Air Tanah di Jakarta Makin Parah.

Jati, Waluyo, 1981.Dasar-Dasar Penyediaan Air Minum. Surabaya : Sekolah Pembantu Penilik.

Kemitraan Air Indonesia, 2002.Limbah Domestik Cemari Sungai dan Sumur Jabotabek.

Sutrisno, Totok, dkk, 2004.Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

www.tempointeraktif.com, 2004.Kualitas Air Tanah dan Sungai di Jakarta Mengkhawatirkan.