MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

25
MAKALAH TENTANG AUTISME Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Disusun oleh : Bella Seba Sirojul Umah (K3314008/Kelas B) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

Profesi Kependidikan

Transcript of MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAH TENTANG AUTISME Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Disusun oleh :Bella Seba Sirojul Umah

(K3314008/Kelas B)FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat saya panjatkan kepada Allah SWT seru sekalian alam, karena berkat limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen Pendidikan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah tentang manajemen pendidikan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, referensi dalam memperdalam ilmu tentang manajemen pendidikan. Rangkuman bahan kuliah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari Ibu Sri Yamtinah selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Besar harapan saya agar kiranya makalah tentang Manjemen Pendidikan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman terutama bagi penyusun dan bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa penyajian makalah tentang Manajemen Pendidikan ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran diharapkan untuk memperbaiki bahan rangkuman di masa mendatang dapat lebih baik.

Dalam penyajian Makalah tentang Autisme ini dengan segala kekurangannya saya mohon maaf, semoga dapat berguna bagi para pembaca. Terima kasih.

Surakarta , 18 April 2015Penyusun,

Bella Seba Sirojul Umah

K3314008

DAFTAR ISI2Kata Pengantar

4BAB I

4PENDAHULUAN

4Latar Belakang

5Rumusan Masalah

5Tujuan

6BAB II

6PEMBAHASAN

62.1.Pengertian Manajemen Pendidikan

62.1.1. Definisi Manajemen

62.1.2. Definisi Pendidikan

82.1.3. Definisi Manajemen Pendidikan

92.2Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan

102.3.Fungsi Manajemen Pendidikan

112.4.Ruang Lingkup manajemen

112. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan

13Pandangan terhadap manajemen pendidikan

14BAB III

14PENUTUP

15DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya. Mereka berbeda antara sama lain, meski terkadang terdapat hubungan darah, namun tetap saja masih terdapat perbedaan. Tidak ada satupun manusia yang tidak memiliki kekurangan. Semua manusia, pastilah memiliki kekurangan baik fisik maupun intelektual. Tidak ada satu pun anak yang ingin dilahirkan di dunia ini dengan menyandang kalainan maupun memliki kecacatan. Bila boleh memilih, anak ingin dilahirkan berotak seperti Einstein, berakhlak sepeti nabi Muhammad SAW, berwajah tampan seperti artis korea Lee Min Ho, berbadan bagus seperti layaknya binaragawan. Tidak ada orang tua yang menghendaki kelahiran anaknya menyandang kecacatan. Bila boleh memilih orang tua ingin anaknya lahir sempurna. Kelahiran seorang anak berkbutuhan khusus tidak mengenal apakah mereka dari keluarga kaya, kkeluarga berpendidikan, keluarga miskin, keluarga yang taat beragama atau tidak. Semua manusia memiliki kemungkinan untuk memiliki keturunan yang tidak sempurna. Seorang psikiatri anak mengatakan kelainan jiwa anak antara 5-10% dari populasi anak. Data Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa penyandnag autis yang mengikuti pendidikan layanan khusus di seluruh Indonesia termasuk lima besar dari seluruh peserta sekolah khusus. Jumlah terbesar adalah penyandang tuna grahita sebanyak 40.000 peserta, tunarungu sebanyak 19100 peserta,penyandang tunanetra 3200 peserta,tunadaksa 1920 peserta ,dan autis sebanyak 1750 peserta. (hariankompas.on-line.com) Gangguan perkembangan dibagi menjadi dua yaitu spesifik dan prevasif/menyeluruh. Autisme termasuk dalam kategori gangguan perkembangan pervasive/menyeluruh. Dimana mereka mengalami gangguan baik fisik, mental maupun intelektualnya. Anak autis membutuhkan sarana dan pelayanan edukasi yang khusus, sehingga dibutuhkan sarana edukasi serta terapi khusus yang dapat memberikan pendidikan serta penanganan yang tepat bagi anak-anak tersebut. Dalam hal ini, peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak, sehingga ia mampu berkembang lebih mandiri layaknya anak normal lainnya dalam memenuhi kebutuhannya.

Rumusan Masalah

1) Apakah pengertian autism itu?

2) Bagaimana tanda-tanda anak yang mengalami autism?

3) Bagaimana cara merawat anak yang mengalami autism?4) Bagaimana peran orang tua untuk mendukung perkembangan anak yang mengalami autism?Tujuan

1. Memahami pengertian autism2. Memahami tanda-tanda anak yang mengalami autism3. Memahami bagaimana cara merawat anak yang mengalami autism4. Memahami peran orang tua untuk mendukung perkembangan anak yang mengalami autismBAB II

PEMBAHASAN2.1.Pengertian Autism

Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu aut

yang berarti diri sendiri dan ism yang secara tidak langsung menyatakan orientasi

atau arah atau keadaan (state). Sehingga autism dapat didefinisikan sebagai kondisi

seseorang yang luar biasa asik dengan dirinya sendiri (Reber, 1985 dalam Trevarthen

dkk, 1998). Pengertian ini menunjuk pada bagaimana anak-anak autis gagal bertindak

dengan minat pada orang lain, tetapi kehilangan beberapa penonjolan perilaku mereka.

Ini, tidak membantu orang lain untuk memahami seperti apa dunia mereka.

Autis pertama kali diperkenalkan dalam suatu makalah pada tahun 1943 oleh

seorang psikiatris Amerika yang bernama Leo Kanner. Ia menemukan sebelas anak

yang memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tidak mampu berkomunikasi dan berinteraksi

dengan individu lain dan sangat tak acuh terhadap lingkungan di luar dirinya, sehingga

perilakunya tampak seperti hidup dalam dunianya sendiri.

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia tiga tahun. Bahkan apabila autis infantil gejalanya sudah ada

sejak bayi. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari

kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi-

fungsi: persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining) dan perasaan (feeling).

Autis jugs dapat dinyatakan sebagai suatu kegagalan dalam penalaran sistematis

(systematic reasoning). Dalam suatu analisis microsociological tentang logika

pemikiran mereka dan interaksi dengan yang lain (Durig, 1996; dalam Trevarthen,

1998), orang autis memiliki kekurangan pada cretive induction atau membuat

penalaran induksi yaitu penalaran yang bergerak dari premis-premis khusus (minor)

menuju kesimpulan umum, sementara deduksi, yaitu bergerak pada kesimpulan khusus

dari premis-premis (khusus) dan abduksi yaitu peletakan premis-premis umum pada

kesimpulan khusus, kuat. (Trevarthen, 1998).

DSM IV (Diagnpstic Statistical Manual yang dikembangkan oleh para psikiater

dari Amerika) mendefinisikan anak autis sebagai berikut:

1. Terdapat paling sedikit enam pokok dari kelompok a, b dan c, meliputi sekurang-kurangnya: satu item dari kelompok a, sekurang-kurangnya satu item dari kelompok b, sekurang-kurangnya satu item dari kelompok

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua diantara berikut:

1) Memiliki kesulitan dalam mengunakan berbagai perilaku non verbal seperti, kontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh, bahasa tubuh lainnya yang mengatur interaksi sosial

2) Memiliki kesulitan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya atau teman yang sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya.

3) Ketidakmampuan untuk berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain (seperti; kurang 2 tampak adanya perilaku memperlihatkan, membawa atau menunjuk objek yang menjadi minatnya).

4) Ketidakampuan dalam membina hubungan sosial atau emosi yang timbal balik.

b. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit satu dari yang berikut:

1) Keterlambatan dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak (bukan disertai dengan mencoba untuk mengkompensasikannya melalui cara-cara komunikasi alternatif seperti gerakan tubuh atau lainnya)

2) Bagi individu yang mampu berbicara, kurang mampu untuk memulai pembicaraan atau memelihara suatu percakapan dengan yang lain

3) Pemakaian bahasa yang stereotipe atau berulang-ulang atau bahasa yang aneh (idiosyncantric)

4) Cara bermain kurang bervariatif, kurang mampu bermain pura-pura secara spontan, kurang mampu meniru secara sosial sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya

c. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitive, dan stereotype seperti yang ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut: 1) Keasikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe baik dalam intensitas maupun dalam fokusnya. 2) Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas atau ritual yang khusus, atau yang tidak memiliki manfaat.

3) perilaku motorik yang stereotip dan berulang-ulang (seperti : memukul-mukulkan atau menggerakgerakkan tangannya atau mengetuk-ngetukan jarinya, atau menggerakkan seluruh tubuhnya).

4) Keasikan yang menetap dengan bagian-bagian dari benda (object).

2. Perkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia tiga tahun seperti yang ditunjukkan oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal.

3. Sebaiknya tidak dikelompokkan ke dalam Rett Disorder, Childhood Integrative Disorder, atu Asperger Syndrom. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak autis yaitu anak-anak yang mengalami kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi-fungsi: persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining) dan perasaan (feeling) yang terjadi sebelum umur tiga tahun dengan dicirikan oleh adanya hambatan kualitatif dalam interaksi sosial, komunikasi dan terobsesi pada satu kegiatan atau obyek yang mana mereka memerlukan layanan pedidikan khusus untuk mengembangkan potensinya.

2.2 Tanda-Tanda Autism

1. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

Douglas (1963;13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :

1.Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan dan kepentingan mekanisme kerja

2.Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab

3.Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya

4.Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia

5.Relativitas nilai-nilai

Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan arah organisasi, tuntunan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi, dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.

Drucker (1954) melalui MBO (Management By Objective) memberikan gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam perencenaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan lebih baik terdapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan.

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat, dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:

1. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah

2. Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dnegan tujuan sekolah

3. Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan

4. Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran

5. Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran

6. Menentukan batas-batas pekerjaaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan

7. Lakukan monitoring dan buat laporan

Untuk menjamin keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan dalil-dalil umum manajemen atau yang lebih dikenal sebagai prinsip-prinsip manajemen .

Dari sekian banyak prinsip manajemen yang dapat diajarkan dan dipelajari oleh seorang calon manajer , diantaranya yang terpenting adalah :

1. Prinsip Pembagian kerja

Dalam pembagian kerja perlu diperhatikan penempatan orang-orang yang sesuai dengan keahlian , pengalaman, kondisi fisik dan mentalnya. Tujuan pembagian kerja adalah agar dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerjaa yang terbaik . Pembagian kerja dapat membantu pemusatan tujuan, disamping juga merupakan alat terbaik untuk memanfaatkan individu-individu dan kelompok orang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

2. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab

Wewenang adalah hak memberikan perintah-perintah dan kekuasan meminta kepatuhan dari yang diperintah . Ada dua jenis wewenang , kepandaian, pengalaman, nilai moral , kesanggupan memimpin dan sebagainya, kedua wewenang resmi yang diterima dari instansi yang lebih tinggi. Wewenang resmi yang diperoleh dari atasan tidak akan mendukung tugas-tugas sesorang, jika tidak diimbangi dengan wewenang pribadi.

Tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi atau kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang petugas. Untuk melaksanakan tugas atau tanggung jawab ini kepadanya harus diberikan wewenang, agar kepatuhan dapat diberikan kepada bawahan dan sangsi dapat diberikan kepada bawahan yang tidak memberikan kepatuhan.3. Prinsip Tertib dan Disiplin

Sebuah usaha yang dilakukan dengan tertib dan disiplin akan dapat meningkatkan kualitas kerja, dan peningkatan kualitas kerja akan pula menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha. Hakekat dari kepatuhan adalah disiplin , yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pimpinan dan petugas atau para pekerja, baik persetujuan yang tertulis, lsan maupun yang berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

4. Prinsip Kesatuan Komando

Jika perintah datang dari hanya satu sumber , maka setiap orang juga akan tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang telah diberkan kepadanya.

5. Prinsip semangat kesatuan

Sebuah usaha bersama , setiap orang harus memiliki jiwa kesatuan, merasa senasib sepenanggungan , dari yang paling atas sampai yang palng bawah . Sebab dengan adanya semangat kesatuan yang teguh maka setiap orang akan bekerja dengan senang dan memudahkan timbulnya inisiatif dan prakarsa untuk memajukan usaha.

6. Prinsip Keadilan dan Kejujuran

Kejujuran dituntut agar masing-masing orang bekerja pertama-tama untuk kepentingan bersama dari usaha yang dilakukan dan bukan mendahului kepentingan pribadi.Objek Kajian Manajemen pendidikan

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :

Man

Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut.

Money

Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.

Materials

Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.

Method

Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.

Machines

Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.

Market

Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.

Minutes

Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.2.2Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan

1. Mengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasan Wajar 9 tahun

2. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan

3. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman dalam perencanaan

4. Sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendidikan

5. Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan khususnya dalam percepatan Wajar 9 tahun.

Efisien dalam menggunakan sumber daya.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.

Efektif dalam pencapaian tujuan.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.

Bermuara pada tujuan pendidikan.

Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.

2.3.Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.

Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).

Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan peta kerja yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.3. Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.4. Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

2.4.Ruang Lingkup manajemen

Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan, menurut pelaksana.

Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas. Sistem pendidikan di Negara Republik Indonesia adalah sistem sentralisasi. Kebijaksanaan pendidikan dilakukan oleh pemerintah pusat yang berkedudukan di Jakarta sebagau ibukota negara. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pejabat yang memikul tanggungjawab kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan diseluruh negara. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan, manajemen pembiayaan dan manajemen humas.Yang dimaksud dengan obyek garaan manajemen pendidikan dalam uraian ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang sec]ara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.Namun karena kegiatan di sekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun non formal, maka tentu saja juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan, mengawasi atau mengevaluasi. Dalam definisi manajemen terdapat istilah rangkaian kegiatan yang dilakukan pertama sampai kepada hal yang dilakukan terakhir. Orang lain sering menyebut urutan kegiatan ini adalah fungsi administrasi.Menurut pelaksana, dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator , guru hanya melaksanakan kegiatan manajemen.Dilingkungan sekolah ,kepala sekolah adalah administrator ,dengan pengertian bahwa manajemen adalah pengelolaan ,manajemen , maka kepala sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah yang dipimpinnya.2. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan

Berikut merupakan gambar dari sistem manajemen pendidikan

Pandangan terhadap manajemen pendidikan

Untuk mengkaji lebih dalam tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan perlu disampaikan pandangan tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan:

a. Manajemen sebagai suatu sistem

Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemn sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.

c. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

Proses manajemen dalam praktiknya dapa dikaji dari proses pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/komponen yang ada dalam organisasi.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia lebih.

Saran

Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Manajemen dengan baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan segala sesuatu yang kita pimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Muhammad. 2012. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi PustakarayaDaryanto.2013.Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di sekolah.Jakarta:Gava Mediawww.kompasiana.com/post/read/669760/3/pentingnya-manajemen-pendidikan-di-institusi-pendidikan-html

Arti Manajemen. (online) http://ielmy.wordpress.com/other/definisi-manajemen/. Diakses pada tanggal 18 April 2015

Manajemen : Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen. (online) http://kherysu deska.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 18 April 2015

Manajemen Pendidikan. (online) http://www.rumahafid.com. Diakses pada tanggal 18 April 2015

Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen. (online) http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/. Diakses pada tanggal 18 April 2015

Pengertian Manajemen dan Fungsinya. (online) http://fachruramadhan.blogspot .com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsi nya.html. Diakses pada tanggal 18 April 2015

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/

https://www.academia.edu/10033461/TUGAS_MATAKULIAH_MANAJEMEN_PENDIDIKAN_MAKALAH_KONSEP_DEFINISI_DAN_KOMPONEN_DALAM_MANAJEMEN_PENDIDIKAN_PROGRAM_STUDI_PENDIDIKAN_TEKNIK_ELEKTRONIKA

12