MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

29
MAKALAH MANAJEMEN LEMBAGA DAN ORGANISASI PENDIDIKAN HALAMAN JUDUL Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akta IV Disusun Oleh : Alfriyan Nur Wibowo

Transcript of MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

Page 1: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

MAKALAH

MANAJEMEN LEMBAGA DAN ORGANISASI PENDIDIKAN

HALAMAN JUDUL

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akta IV

Disusun Oleh :

Alfriyan Nur Wibowo

PROGRAM AKTA IVUNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

2011

Page 2: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................2

A. LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN...............................................................2

B. ORGANISASI PENDIDIKAN................................................................................9

BAB III..............................................................................................................................14

A. KESIMPULAN......................................................................................................14

B. SARAN..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

ii

Page 3: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan

potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agare mampu menjalankan tugas-

tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai

anggota msyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus

dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan

tertentu.

Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara

lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi

sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan

tentang susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut (Depdikbud,

1983:2). Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja

antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak

lain di luar sekolah. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi komponen-

komponen di atas diselenggarakan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah

yang bersangkutan melalui pendekatan pengadministrasian yang efektif dan

efisien.

Organisasi sekolah dilihat dari jenjangnya terdapat : jenjang pra

sekolah, Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan

Tingat Pertama/ Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP), Sekolah

Menengah Umum/ Sekolah Menengan Atas (SMU/SMA), dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) serta perguruan Tinggi. Dilihat dari jenis ada dua

yaitu sekolah umum dan sekolah kejuruan, dilihat dari penyelenggara

pendidikannya, terdapat sekolah negeri dan sekolah swasta.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Lembaga Pendidikan?

2. Bagaimana struktur organisasi di sekolah?

3. Pentingnya organisasi sekolah?

1

Page 4: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN

Lembaga Pendidikan merupakan badan atau instansi yang

menyelenggarakan usaha pendidikan. Bukan hanya sekolah, termasuk kursus

resmi, kursus privat, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan

belajar. Di Indonesia ini terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan

tujuan, kurikulum dan lulusan yang berbeda-beda. Namun secara umum

diketahui bahwa dalam lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-

komponen penting yang menentukan keberhasilan sebuah lembaga.

Komponen-komponen yang dimaksud adalah:

1. Komponen siswa, yaitu subyek belajar yang menurut jenis dan sifat

lembaganya dapat disebut sebagai siswa, mahasiswa, peserta khusus.

2. Komponen guru, yaitu subyek yang memberikan pelajaran yang

sebutannya dapat berupa guru, dosen, penyaji, penatar.

3. Komponen kurikulum, materi atau bahan pelajaran yang diajarkan,

yang memberikan ciri pada lembaga pendidikan dan mencerminkan

kualitas lulusannya.

4. Komponen sarana dan prasarana, yaitu komponen penunjang

terlaksanya proses pengajaran.

5. Komponen pengelola, yaitu orang-orang yang mengurus

penyelenggaraan lembaga menyangkut pengelolaan dalam memimpin,

mengorganisasikan, mengarahkan, membina serta mengurus

tatalaksana lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola adalah

kepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan, staf tata usaha,

bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.

Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 tentang

pendidikan tertera pada Pasal 31 disebutkan sebagai berikut:

2

Page 5: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.

2. Pemerintah mengusahakan dan menyelanggarakan satu system

pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.

Sesuai dengan makna undang-undang tersebut maka untuk membantu

pemerintah, dimungkinkan bagi badan-badan atau yayasan swasta untuk

menyelanggarakan pendidikan sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan

yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan demikian maka menurut

penyelenggaraannya lembaga-lembaga pendidikan dapat dibedakan atas:

1. Lembaga Pendidikan Negeri yang diselenggarakan oleh:

a. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Sekolah Dasar

(SD), SMP, SMA, SGO, SMKK, SMEA, SMIK dan berbagai

Perguruan Tinggi.

b. Departemen-departemen selain Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, antara lain:

1) Departemen Agama menyelanggarakan:

• Madarasah Ibtidaiyah (setingkat SD)

• Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP)

• Madrasah A’liyah (setingkat STMA)

• IAIN (Institut Agama Islam Negeri) tahun 2007 berubah menjadi

UIN (Universitas Negeri Islam), setingkat Perguruan Tinggi

2) Departemen Hankam menyelanggarakan lembaga pendidikan Tingkat

Perguruan Tinggi yaitu:

• AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

• UPN “Veteran” (Universitas Pembangunan Nasional)

• SMA TN (Taruna Negara)

3) Departemen Kesehatan menyelanggarakan:

• SMF (Sekolah Menengah Farmasi)

• Akademi Perawat

• Akademi Kebidanan

• Sekolah Perawat Kesehatan

4) Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan:

• APDN (Sekolah Pemerintahan Dalam Negeri)

3

Page 6: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

5) Departemen Pertanian menyelenggarakan:

• SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas)

• SPbMA (Sekolah Perkebunan Menengah Atas)

• Sekolah Perikanan

6) Departemen Perhubungan menyelenggarakan :

• Sekolah Penerbangan

• Sekolah Pelayaran

• Sekolah Perkapalan

7) Departemen Perindustrian menyelenggarakan :

• SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)

8) Departemen Sosial menyelenggarakan:

• SMPS (Sekolah Menengah Pekerja Sosial)

2. Lembaga-lembaga Pendidikan Swasta

Yaitu lembaga yang diselenggrakan oleh yayasan-yayasan swasta

seperti; Yayasan Ma’arif, Yayasan Muhammadiyah, dll. Yayasan

pendidikan swasta diberi kebebasan memasukkan ide-ide atau prinsip-

prinsip yang ingin ditanamkan pada siswa-siswinya kecuali hal-hal

pokok terkait kurikulum yang berkaitan dengan pembentukan warga

negara, banyaknya hari masuk sekolah, banyaknya hari libur, sarana

penunjang dan lainnya harus menguikuti peraturan yang berlaku.

Lembaga Pendidikan ditinjau dari:

a. Sifatnya

1) Lembaga Pendidikan Formal

Bersifat permanen, dalam jangka lama, waktu belajar cukup banyak,

mempunyai efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.

2) Lembaga Pendidikan Non Formal

Bersifat relative tidak permanen artinya diselenggarakan apabila

diperlukan, jangka waktu belajar kurang terikat, tidak mempunyai efek

jenjang lapangan pekerjaan.

b. Tingkatannya

1) Pra sekolah (TK)

• Tingkat A umur 3-4 tahun

4

Page 7: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

• Tingkat B umur 4-5 tahun

• Tingkat C umur 5-6 tahun

Klasifikasi berdasarkan daya tampung dan fasilitas yaitu :

• TK Persiapan

Secara manajemen maupun edukatif belum memenuhi persyaratan

yang dituntut oleh kurikulum yang berlaku.

• TK Biasa

Secara teknis manajemen maupun edukatif sudah sesuai dengan

kurikulum yang berlaku, tetapi masih perlu meningkatkan baik

secara kuantitatif maupun kualitatif baik di bidang fisik, material,

personel, dan kurikulum.

• TK Teladan

Tk ini layak untuk dijadikan contoh untuk TK yang lain karena

telah mantap dalam hal pelaksanaan kurikulum ynag berlaku dan

juga keadaan fisik, material, personel ynag memadai.

• TK Pembina

Didirikan oleh pemerintah di ibukota provinsi atau kabupaten/kota

madya dan berstatus TK Negeri yang dijadikan model contoh

dengan syarat yang relatif baik dari TK teladan.

TK ini ditetapkan 3 tipe yaitu :

Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 6 kelompok belajar

@ 36 anak dan maksimal 6 kelompok belajar @ 20 anak.

Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 5 kelompok belajar

@ 36 anak dan maksimal 5 kelompok belajar @ 20 anak.

Tipe C, memiliki 4 kelompok belajar.

2) Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Dasar merupakan Lembaga Pendidikan Formal paling

rendah diperuntukkan bagi anak-anak usia 7-14 tahun. Menurut daya

tampungnya SD terbagi 4 tipe :

• Tipe A, memiliki daya tamping maksimal 12 kelompok belajar

dengan @ 40 siswa, dan banyaknya siswa 361-486 orang

5

Page 8: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

• Tipe B, memiliki daya tamping antara 6-9 kelompok belajar

dengan @ 40 siswa, dan kelompok siswa 181-360

• Tipe C, memiliki daya tampung 6 kelompok belajar , dan

banyaknya siswa 91-100 orang

• Tipe D, memiliki daya tampung 6 kelompok belajar, dengan

banyaknya siswa 50-90 orang.

Di Indonesia dikenal 2 jenis SD lain yaitu SD PAMONG dan SD

kecil. Pada umumnya SD PAMONG adalah SD yang dikelola oleh

para pamong praja atau orang-orang yang bekerja di kelurahan.

PAMONG adalah suatu singkatan dari pendidikan Anak Oleh

masyarakat, orang tua dan Guru. SD PAMONG ini mula-mula

merupakan satu eksperimen pendekatan dalam belajar mengajar bagi

pendidikan dasar yang tidak dilaksanakan seperti biasanya, tapi

menggunakan modul.siswa-siswa tidak duduk belajar dan diajar oleh

guru, tetapi mengambil modul kemudian dapat mempelajarinya sendiri

dimana saja.

SD kecil adalah SD biasa yang tidak cukup siswanya untuk

masing-masing kelas 40 orang. Sekarang juga pengajaran dengan

modul. Contoh SD Kecil terdapat di suatu ruangan siswa-siswa dari

beberapa kelas, dikelola oleh seorang guru. Oleh karena itu yang

dipelajari siswa bahannya tidak sama, tidak mungkin bagi gurub

tersebut mengajarkan dengan sistem klasikal seperti pada SD biasa.

3) Sekolah Luar Biasa

Sekolah luar biasa adalah suatu lembaga pendidikan yang

diperuntukkan bagi anak-anak yang mempunyai kelainan baik fisik

maupun mental. Kelain fisik dapat terjadi pada penglihatan, alat bicara,

atau anggota tubuh yang lain. Kelainan mental yang dididik pada

Sekolah Luar Biasa (SLB) masih belum keterlaluan sehingga masih

dapat dididik.

Menurut jenis anak yang dididik dengan kelainan ada 5 jenis SLB

yaitu :

• SLB Bagian A adalah tempat untuk anak-anak tuna netra

6

Page 9: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

• SLB Bagian B adalah tempat untuk anak-anak tuna rungu

• SLB Bagian C adalah tempat untuk anak-anak lemah ingatan

( bukan sakit ingatan) yaitu anak-anak yang daya pikirnya lebih

rendah dari anak-anak normal sehingga tidak mampu mengikuti

pelajaran SD biasa. Organ mereka tidak cacat.

• SLB bagian D adalah tempat anak-anak tuna daksa atau cacat

tubuh.

• SLB bagian E adalah tempat untuk anak-anak tuna laras yaitu

anak-anak nakal yang mempunyai kesulitan bergaul dalam

masyrakat. Oleh karena itu anak-anak ini juga disebut tuna sosial.

Misalnya anak nakal, suka mencuri, suka membunuh.

Sesuai dengan daya tampungnya, maka SLB dibagi menjadi 4 tipe :

• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 20 kelompok belajar @

12 siswa minimal 100 orang siswa.

• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 15 kelompok belajar @

12 siswa minimal 75 orang siswa.

• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 10 kelompok belajar @

12 siswa minimal 50 orang siswa.

• Tipe D, memmiliki daya tampung 8 kelompok belajar @ 12 orang

40 orang siswa

4) Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Untuk lembaga pendididkan formal tingkat menengah pertama (dalam

hal ini SMP) ditetapkan tipe-tipe sekolah sebagai berikut :

• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 33 kelompok belajar @ 40

siswa dengan jumlah minimal 1200 siswa.

• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 23 kelompok belajar @40

siswa dengan jumlah minimal 800 siswa

• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 40

siswa dengan jumlah minimal 400 siswa.

• Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 7 kelompok belajar @ 40

siswa dengan jumlah minimal 250 siswa.

7

Page 10: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

5) Sekolah Menengah Atas (SMA)

Sekolah Menengah Atas adalah sekolah yang memberikan pendidikan

umum, bukan kejuruan. Untuk SMA ditetapakn adanya 3 tipe :

• Tipe A, memiliki daya tampumg maksimal 33 kelompok belajar @

35 siswa dengan jumlah minimal 850 siswa.

• Tipe B memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @

35siswa dengan jumlah minimal 400 siswa

• Tipe C memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @

35siswa dengan jumlah minimal 200 siswa

6) Sekolah Pendidikan Guru (SPG)/(SGA)

Berdasarkan kurikulum sekolah pendidikan guru tahun 1976 maka

SPG memilki 2 jurusan yaitu jurusan taman kanak-kanak dan jurusan

sekolah dasar. Penjurusan dilakukan mulai smester III. Menurut

kurikulum lama (1968) kedua jurusan tersebut merupakan 2buah

sekolah yang terpisah yaitu: SGTK (Sekolah Guru Taman Kanak-

Kanak) dan SPG (Sekolah Pendidikan Guru), khusus untuk mendidik

calon guru skolah dasar.

Lulusan SPG jurusan Tk berhak mengajar di Taman Kanak-Kanak

dan kelas paling bawah di sekolah dasar (I, II, III), sedangkan lulsan

dari jurusan SD berhak mengajar disemua kelas kelas di SD.

Disamping mengenal jurusan, di SPG juga terdapat progam

spesialisasi. Progam spesialisasi ini dimaksudkan untuk

profesionalisasi jabatan guru di SD. Para jurusan SD diharapkan dapat

berfungsi ganda yaitu sebagai guru kelas tetapi dimungkinkan dapat

menjadi guru bidang studi atau bidang pelajaran. Untuk menunjang

tujuan tersebut maka siswa SPG mulai smester 3 harus mengikuti

progam spesialisasi yaitu satu pasang bidang pengajaran antara lain:

Bahasa Indonesia dan IP, Matematika dan IPA, Bahasa Indonesia dan

Kesenian, IPS dan Matematika, Bahasa Indonesia dan Ketrampilan.

Menurut ukuran daya tampung maka terdapat 4 tipe sekolah:

• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 35 kelompok belajar @

40 siswa dengan jumlah minimal 1360 siswa.

8

Page 11: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @

40 siswa dengan jumlah minimal 910 siswa.

• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @

40 siswa dengan jumlah minimal 450 siswa.

• Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 6 kelompok belajar @

40 siswa dengan jumlah minimal 220 siswa.

c. Jenis sekolah

Ditinjau dari jenis sekolah dibedakan menjadi sekolah umum dan

sekolah kejuruan.

1) Sekolah Umum

Adalah sekolah yang yang bertujuan memberikan pendidikan yang

sifatnya masih umum agar lulusannya punya bekal pengetahuan untuk

melanjutkan sekolahnya ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Pembedaan antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan dimulai

ditngkat sekolah menengah, mengingat:

Sekolah dasar memberikan pengetahuan yang sifatnya dasar dan

penting. Pengetahuan yang diberikan di Sekolah Dasar merupakan

pengetahuan minimal yang diperlukan untuk hidup sebagai individu,

anggota masyarakat dan warga Negara. Pendidikan yang bersifat

kejuruan dirasa terlalu dini karena anak-anak di Sekolah Dasar masih

terlalu kecil untuk bekerja.

2) Sekolah kejuruan

Sekolah Kejuuruan adalah sekolah-sekolah yang memberikan

progam khusus agar lulusannya mampu memasuki dunia kerja. Contoh

SMKK, SMEA,SPMA, SPG, SGO, dan sebagainya.

B. ORGANISASI PENDIDIKAN

Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan

yakni dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok

kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang

dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan

fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertical horizontal antara

9

Page 12: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

kesatuan-kesatuan tersebut. Organisasi pendidikan dapat disebut sebagai

system pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan lembaga pendidikan

tidak dapat lepas dari organisasi untuk seluruh Negara. Untuk organisasi ini

Mulyani A Nurhadi mmbedakan menjadi dua yaitu organisasi macro dan

mikro.

Organisasi pendidikan macro adalah organisasi pendidikan dilihat dari segi

organisasi secara luas. Dalam struktur organisasi sebelum otonomi daerah

organisasi pendidikan pada tingkat makro dibedakan atas: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Pusat, Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Pendidikan Dan Kebudayaan di

Kabupaten/Kotamadya dan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan tingkat

Kecamatan.

Organisasi pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan

titik tolak dengan unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga

pendidikan penyelenggara langsung proses belajar mengajar. Struktur disetiap

sekolah atau lembaga tidak seluruhnya sama. Mungkin disuatu sekolah

terdapat sesuatu unit sekolah yang disekolah lain tidak terdapat karena

disebabkan kekurangan tenaga atau sarana lain.

BENTUK-BENTUK ORGANISASI SEKOLAH

Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang kepala/pimpinan yang menduduki

posisi menurut tingkat unit kerjanya di dalam keseluruhan organisasi. Posisi,

tanggung jawab dan wewenang di dalam suatu kelompok formal terikat pada

struktur dan dibatasi oleh peraturan-peraturan yang mendasari pembentukan

organisasi kerja tersebut. Hubungan kerja yang didasari wewenang dan

tanggung jawab, baik secara vertical maupun horizontal dan diagonal akan

menunjukan pola tertentu sebagai mekanisme kerja. Dengan kata lain

pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta arus

perwujudan tugas, akan menggambarkan tipe atau bentuk organisasi kerja.

Tipe-tipe organisasi itu antara lain:

10

Page 13: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

1. Organisasi Lini (Line Organization)

Dalam tipe ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan

tertinggi. Personal yang lain disebut bawahan tidak mempunyai hak

dan kekuasaan sekecil apa pun karean hanya berkedudukan sebagai

pelaksana tugas dari atasan. Tidak dibenarkan adanya inisiatif dan

kreativitas, semua tugas harus dilaksanakan sebagaimana

diperintahkan. Saluran perintah dan penyampaian tanggung jawab

dalam organisasi tipe ini dilakukan melalui prosedur dari atas ke

bawah dan sebaliknya.

2. Organisasi Staf (Staff Organization)

Dalam tipe ini semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi

habis pada unit kerja yang ada secara bertingkat. Setiap unit

memperoleh sebagian hak dalam menentukan kebijakan sepanjang

tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum dari pimpinan

tertinggi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan secara luas,

sehingga pimpinan berkedudukan sebagai coordinator. Tanggung

jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan

yang dilimpahkan.

3. Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization)

Tipe ini sebagai gabungan dari kedua tipe di atas, menempatkan

pimpinan tertinggi sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan

terakhir. Tidak semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis

pada unit kerja yang ada, tugas yang bersifat prinsipil tetap berada

pada atasan/pimpinan tetinggi. Pimpinan unit kerja sebagai staf

memperoleh wewenang dalam bidang kerja masing-masing sepanjang

tidak berhubungan dengan tugas yang menjadi wewenang atau

kekuasaan pimpinan tertinggi.

Staf dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya:

a. Staf sebagai Penasihat (Advisory Staff atau Advisory Committee)

Dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan

memberikan bahan-bahan pertimbangan, saran-saran dan pendapat

agar pimpinan tertinggi dapat menetapkan keputusan secara baik

11

Page 14: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

dan tepat. Pendapat tersebut dapat disampaikan baik dimnta

maupun tidak oleh pimpinan tetinggi.

b. Staf Eksekutif (Executive Staff)

Anggota staf sebagai pembantu pimpinan tertinggi

memperoleh kewengan dalam menetapakan keputusan sepanjang

tidak bertentangan dengan kebijakasanaan pokok dari pimpinan.

Kewenangan staf dalam mengambil keputusan terbatas dalam

bidangnya masing-masing dan bilamana berkenaan dengan tugas-

tugas yang bersifat prinsipil kewenganan itu dilakasakan setelah

mendapat persetujuan dari pimpinan tertinggi.

4. Organisai Fungsional (Fungsional Organization)

Dalam tipe ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan berdasar

fungsi yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas

yang memerlukan keahlian khusus. Sehingga personal yang diangkat

dan menerima wewenang untuk menjalankan kekuasaan diserahkan

pada orang yang mempunyai keahlian dalam bidang kerja masing-

masing. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi mengenai bidang teknis

yang memerlukan keahlian tertentu secara khusus.

PENTINGNYA ORGANISASI SEKOLAH

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai

organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya.

Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala

sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau

kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah

adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin

sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat

paling atas.

Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan

tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai

tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan,

12

Page 15: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang

ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah,

apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai

pengawai tata usaha).

Demikian juga terlihat apakah di suatu sekolah dibentuk satuan tugas

(unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), bagian

perpustakaan, bagian kepramukaan, dan lain-lain sehingga keadaan ini

tentunya akan memperlancar jalannya "roda" pendidikan di sekolah tersebut.

Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah

yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter); suasana kerja dapat

lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak

yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat

digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu di dalam memikirkan

pembentukan organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh

dilupakan.

13

Page 16: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Lembaga pendidikan adalah badan atau instnasi baik negeri maupun

swasta yang melaksanakan kegaiatan mendidik atau usaha pendidikan.

Terbentuknya lembaga pendidikan menuntut adanya beberapa komponen

yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Komponen yang

dimaksud adalah:

1. Siswa

2. Guru

3. Kurukulum

4. Sarana dan Prasarana

5. Pengelola

Berdasar penyelanggaraanya lembaga pendidikan menjadi dua yaitu

lembaga pendidikan negeri dan swasta. Lembaga pendidikan negeri

diselengarakan antara lain oleh departemen pendidikan dan kebudayaan,

departemen agama, departemen hankam, departemen kesehatan, departemen

dalam negeri, dll. Sedangkan lembaga pendidikan swasta diselenggrakan oleh

badan atau yayasan swasta.

Usaha pengorganisasian sekolah adalah sebagai usaha untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas kerja bermuara pada produktivitas kerja yang terarah

pada tujuan institusional masing-masing. Sekolah sebagai organisasi kerja

yang didalamnya bekerjasama sejumlah personal sangat tergantung pada

manuasia yang menjadi penggeraknya. Sebuah sekolah harus diorganisasi

sebagai lembaga pendidikan untuk mencapai tujauan institusional tersebut.

Untuk itu pengorganisasian sebuah sekolah harus difokuskan pada usaha

mengarahkan semua kemampuan, untuk membantu perkembangan potensi

yang dimiliki anak-anak secara maksimal, agar berguna bagi dirinya sendiri

dan masyarakatnya.

14

Page 17: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

B. SARAN

Dengan organisasi sekolah ini diharapakan terjadi pembidangan dan

pembagian kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan

terjalinnya kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan

semua wali kelas bahkan dengan guru dan murid, antar wali kelas, antar guru

dan sebagainya.

15

Page 18: MAKALAH Manajemen Lembaga Dan Organisasi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Nawawi, Hadari. 1989. Organisasi Kelas sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta:

Haji Masagung.

16