Makalah Manajemen Koperasi & UKM

20
Disusun Oleh : KELOMPOK I 1. Clara Cyntia Simanjuntak ( 11.032.111.111 ) 2. Simjoli Rivi Ricardo Cibro ( 11.032.111.112 ) 3. Natasia Pardede ( 11.032.115.008 ) 4. Melda Florida Ginting ( 11.032.115.009 ) 5. Lasmaria Simorangkir ( 11.032.111.032 ) 6. Paulo MP Harianja ( 11.032.111.006 )

description

Disusun Oleh: Paulo M.P. Harianja, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Darma Agung, Medan, 2012.

Transcript of Makalah Manajemen Koperasi & UKM

Page 1: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

Disusun Oleh :

KELOMPOK I

1. Clara Cyntia Simanjuntak ( 11.032.111.111 ) 2. Simjoli Rivi Ricardo Cibro ( 11.032.111.112 ) 3. Natasia Pardede ( 11.032.115.008 ) 4. Melda Florida Ginting ( 11.032.115.009 ) 5. Lasmaria Simorangkir ( 11.032.111.032 ) 6. Paulo MP Harianja ( 11.032.111.006 )

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Darma AgungMedan2012

Page 2: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkah dan

rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Manajemen Koperasi dan UKM”. Dimana penulisan makalah ”Manajemen Koperasi

dan UKM” ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan

tugas mata kuliah Manajemen Koperasi dan UKM.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini kami menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

penelitian ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dosen

2. Teman-teman dan keluarga

Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah

memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama

mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah Manajemen Koperasi dan

UKM ini. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia

yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua

bantuan ini sebagai ibadah, Amin.

Medan, 01 Juni 2012

Tim Penulis

2

Page 3: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. 2

Daftar Isi .............................................................................................................. 3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Koperasi ............................ .................................................. 4

1.2 Latar Belakang permasalahan ...………………………………………. 5

1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia …………... 7

BAB 2. TINJAUAN UMUM

2.1 Perumusan Masalah ………………………………………………….. 9

2.2 Pembahasan Masalah ………………………………………………… 9

2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus …………………………….. 9

2.2.2 Pelayanan Koperasi ……………………………………………. 11

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 12

3.2 Saran …………………………………………………………………. 12

3.3 Kata Penutup …………………………………………………………. 13

3

Page 4: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi nasional, hal ini berarti bahwa dalam

kegiatannya koperasi turut andil dalam mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan

ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu

sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk

kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan

bersama dari para anggotanya.

Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang

orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk

memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka

Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-

perkumpulan koperasi.

Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan landasan bagi penyusunan dan

pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada rakyat

banyak dengan asas demokrasi ekonomi. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-

Undang Dasar 1945 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan. Dalam arti yang lebih luas, dirumuskan pada ayat (4) pasal tersebut di atas,

bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan

prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Koperasi yang sering disebut sebagai sokoguru ekonomi kerakyatan ini, batasannya

dirumuskan dalam Undang-Undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 Pasal 1 ayat (1)

sebagai berikut:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

4

Page 5: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

Dari pasal ini dapat dipastikan bahwa :

a. Koperasi adalah badan usaha.

b. Pendiri / pemiliknya adalah orang-orang ( perorangan / individu ) atau badan hukum

koperasi.

c. Bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan;

d. Sebagai gerakan ekonomi rakyat.

1.2 Latar Belakang Permasalahan

Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi yang berada di

negara-negara maju. Perbedaan yang ada bukan hanya disebabkan oleh struktur sosial

masyarakat di Indonesia yang masih bersifat tradisional, namun juga sangat dipengaruhi oleh

sistem sosial, ekonomi dan politik yang diterapkan. Di negara maju, koperasi telah mampu

menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang otonom dan mandiri. Selain itu peran pemerintah

untuk mendukung kegiatan perkoperasian di negara maju dirasakan sangat besar.

Sedangkan kondisi di negara berkembang khususnya di Indonesia, peran pemerintah terhadap

kemajuan koperasi saat ini dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu, pemerintah harus

melaksanakan peranannya dalam menetapkan kebijaksanaan pembinaan yang diperlukan

guna mendorong pertumbuhan, perkembangan dan pemasyarakatan koperasi. Namun sesuai

dengan prinsip kemandirian koperasi, pembinaan tersebut harus dilaksanakan tanpa

mencampuri urusan internal organisasi koperasi.

Sesuai dengan landasan hukum koperasi di Indonesia, koperasi merupakan sebuah gerakan

ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang berperan serta untuk mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Koperasi perlu mambangun dirinya dan dibangun

menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip-prinsip serta jati diri koperasi sehingga mampu

berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional.Landasan hukum ini telah menjadikan

koperasi sebagai pilar ekonomi nasional dimana pengembangan koperasi baik pada waktu

sekarang maupun pada waktu yang akan datang adalah hal mutlak dan masih diperlukan.

Selain kurangnya peran pemerintah, kondisi kesadaran masyarakat Indonesia saat ini untuk

berkoperasi juga terlihat masih sangat rendah. Dari kurang lebih 230 juta penduduk Indonesia

saat ini, baru sekitar 31 juta individu sebagai anggota koperasi, sekitar 35 ribu individu dalam

manajemen koperasi dan sekitar 343 ribu individu sebagai karyawan koperasi (Depkop

5

Page 6: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

2011). Berbeda dengan di negara maju ( misalnya Jepang dan Denmark ), dimana mayoritas

penduduknya, secara sadar dan dengan kemauan sendiri menjadi anggota koperasi serta

berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi.

Perkembangan jumlah partisipasi penduduk Indonesia pada usaha koperasi di Indonesia

seperti yang terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini :

Perkembangan Jumlah Partisipasi Penduduk pada Koperasi di Indonesia

TahunJumlah Anggota

( orang )

Jumlah Manajer

( orang )

Jumlah Karyawan

( orang )

2001 23.644.850 26.031 176.916

2002 25.007.601 23.960 218.559

2003 27.282.658 25.493 201.461

2004 27.523.053 28.841 259.748

2005 27.286.784 28.736 280.035

2006 27.776.133 31.963 318.472

2007 28.888.067 32.015 339.390

2008 27.318.619 30.562 326.443

2009 29.240.271 32.169 325.161

2010 30,461,121 32,050 326,718

2011 30,849,913 34,342 342,896

Sumber : http://www.depkop.go.id

Demikian juga halnya dengan jumlah koperasi di Indonesia, apabila dilihat secara kuantitatif,

jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan, namun jumlah peningkatan tidak

diimbangi dengan peningkatan persentase jumlah koperasi aktif, yang dapat dikatakan

stagnan, sedangkan persentase jumlah koperasi tidak aktif malah terus bertambah banyak

setiap tahunnya.

Sehingga perkembangan jumlah koperasi tiap tahunnya dapat dikatakan kurang baik seperti

terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini :

Perkembangan Jumlah Koperasi di Indonesia

6

Page 7: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

Tahun

Jumlah

Koperasi

( unit )

Koperasi

Aktif

( unit )

Persentase

(%)

Koperasi

Tidak Aktif

( unit )

Persentase

(%)

2001 110.766 89.756 81.03 % 21.010 18.97 %

2002 118.644 92.531 77.99 % 26.113 22.01 %

2003 123.181 93.800 76.14 % 29.381 23.86 %

2004 130.730 93.402 71.45 % 37.328 28.55 %

2005 134.963 94.818 70.25 % 40.145 29.75 %

2006 141.326 98.944 70.01 % 42.382 29.99 %

2007 149.793 104.999 70.09 % 44.794 29.01 %

2008 154.964 108.930 70.29 % 46.034 29.71 %

2009 170.411 120.473 70.7 % 49.938 29.3 %

2010 177,482 124,855 70.35 % 52,627 29.65 %

2011 188,181 133,666 71.03 % 54,515 28.97 %

Sumber : http://www.depkop.go.id

Banyak kalangan menilai bahwa pertumbuhan koperasi masih jauh dari yang diharapkan.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi

dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif. Salah satu faktor

utamanya disebabkan oleh karena masih banyak anggota yang kurang berpartisipasi aktif

didalam kehidupan berkoperasi, padahal partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting

peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi. Tanpa adanya partisipasi aktif

anggota dalam mengawasi jalannya usaha, permodalan, dan menikmati keuntungan usaha,

serta keterlibatan anggota dalam mengevaluasi hasil-hasil kegiatan koperasi, koperasi tidak

akan ada artinya, dan tidak akan dapat bekerja secara efektif dan efisien yang mengakibatkan

koperasi tidak akan dapat berkembang.

1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia

Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penghambat perkembangan

usaha koperasi di Indonesia :

7

Page 8: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

1. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, yang secara langsung mengakibatkan

terbatasnya kemampuan manajerial koperasi.

2. Jaringan distribusi usaha dan geografi yang terbatas.

3. Belum memiliki sarana infrastruktur yang memadai.

4. Modal yang terbatas.

5. Terbatasnya penerapan prinsip-prinsip ekonomi secara konsisten dalam koperasi.

6. Pelayanan koperasi yang buruk sehingga anggota enggan berkontribusi aktif dalam

usaha koperasi.

7. Rendahnya tingkat kepercayaan anggota terhadap pengurus koperasi yang disebabkan

oleh kinerja pengurus koperasi yang buruk.

8. Rendahnya tingkat partisipasi aktif anggota dalam kegiatan usaha koperasi.

9. Adanya kontradiksi dalam dualisme tujuan usaha koperasi, dimana disatu sisi,

bertujuan untuk mencari laba sebagai sebuah badan usaha, namun disisi lain,

bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya berdasarkan prinsip kekeluargaan dan

saling tolong menolong yang pada dasarnya adalah faktor utama penghambat

penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha koperasi untuk mencari laba.

10. Faktor ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia.

8

Page 9: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

BAB 2

Tinjauan Umum

2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, karena banyaknya faktor yang menjadi

penghambat perkembangan koperasi di Indonesia, maka kami hanya akan membahas faktor

manajemen koperasi, khususnya kemampuan manajerial pengurus dan faktor pelayanan

koperasi, untuk membatasi permasalahan yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Kemampuan manajerial pengurus terhadap perkembangan usaha koperasi.

2. Pengaruh pelayanan koperasi terhadap perkembangan usaha koperasi.

2.2 Pembahasan Masalah

2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus

Kemampuan manajerial merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku

yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan efisien.

Selain itu kemampuan manajerial juga dapat berarti suatu upaya dalam menggerakkan

sumber-sumber yang tersedia untuk terlibat dalam suatu program atau kegiatan dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan ini memiliki tingkatan puncak pada

kemampuan untuk memimpin organisasi sebagai suatu prasyarat dalam pengelolaan

manajemen tingkat atas (top management).

Dalam organisasi koperasi, kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang harus

dimiliki oleh para pengurus koperasi karena para pengurus merupakan mandataris rapat

anggota tahunan yang akan berperan sebagai badan eksekutif dalam mengelola koperasi.

Karena pengurus koperasi memiliki tugas utama dalam mengelola koperasi dan usahanya,

maka perkembangan koperasi akan ditentukan oleh kualitas pengurus koperasi

tersebut.Dimana faktor pengurus koperasi memegang posisi yang sangat menentukan atau

dominan atas perkembangan suatu koperasi, sebab para pengurus koperasi memiliki tugas

untuk melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja koperasi.

9

Page 10: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

Oleh karena itu untuk memilih seorang pengurus hendaklah individu yang dipilih karena

memiliki kemampuan manajerial yang baik, dengan indikator kemampuan manajerial sebagai

berikut :

1.Kemampuan Konseptual (Conceptual Skill)

Kemampuan konseptual merupakan suatu kemampuan mental untuk berfikir dalam

memberikan pengertian, pandangan, persepsi, dan pendapat dalam menangani kegiatan-

kegiatan organisasi secara menyeluruh, baik mengenai kebijakan, kemungkinan-

kemungkinan dalam menghadapi perubahan dan bagaimana mengantisipasinya, serta

mensinkronisasikan semua kegiatan dalam mancapai tujuan organisasi.

2. Kemampuan Kemanusiaan (Human Skill)

Kemampuan kemanusiaan merupakan suatu kemampuan untuk bekerja dalam kelompok atau

dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memberikan

motivasi, komunikasi, memimpin dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Kemampuan Teknis (Technical Skill)

Kemampuan teknis merupakan suatu kemampuan dalam menangani suatu masalah yang

ditunjukkan melalui kemampuan menggunakan suatu prosedur, metode, maupun peralatan

teknis dalam proses operasional terutama yang menyangkut peralatan kerja manusia yang

biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

4. Kemampuan Administratif (Administrative Skills)

Keterampilan administratif adalah kemampuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan personalia serta pengawasan segala hal yang berkaitan dengan sistem

administrasi.

Selain dari ketiga indikator tersebut, terdapat juga karakteristik personal (pribadi), yang

diharapkan terdapat pada seseorang dengan kemampuan manajerial yang baik. Adapun

karakteristik personal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan ( Leadership )

2. Objektivitas pribadi ( Personal Objectivity )

3. Pola pikir analitis ( Analytic Thinking )

4. Fleksibilitas perilaku ( Behavior Flexybility )

5. Komunikasi Lisan ( Oral Communication )

10

Page 11: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

6. Komunikasi Tulisan ( Written Communication )

7. Dampak Pribadi ( Personal Impact )

8. Daya Tahan terhadap stress ( Resistance to Stress )

9. Toleransi terhadap ketidakpastian ( Tolerance for Uncertainty )

Berdasarkan indikator-indikator kemampuan manajerial tersebut, maka setiap aspek dalam

mengelola usaha baik dari segi pemahaman atau pengetahuan konseptual mengenai koperasi,

segi kemampuan dalam memotivasi anggota,segi kemampuan dalam hal teknis, segi

kemampuan administratif serta karakteristik-karakteristik personal adalah wajib dimiliki oleh

pengurus koperasi, sehingga para pengurus koperasi dapat membawa perkembangan koperasi

menuju kearah yang lebih baik.

2.2.2 Pelayanan Koperasi

Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosial para anggotanya.Meningkatkan kesejahteraan dapat diartikan mengubah keadaan

ekonomi anggota menjadi lebih baik dan ini dianggap sebagai manfaat atau keuntungan yang

diperoleh anggota dari koperasi. Dalam usaha koperasi untuk menciptakan manfaat bagi

anggota, maka pelayanan yang baik mutlak diperlukan. Pelayanan yang baik adalah yang

berkesinambungan dan makin meningkat dangan menyediakan barang-barang dan jasa-jasa

yang sesuai dengan kebutuhan anggota.

Semakin baik atau semakin banyak pelayanan itu, maka semakin tinggi peran serta dan

kontirbusi aktif anggota koperasi tersebut. Dengan adanya pelayanan yang baik oleh koperasi

kepada para anggotanya, akan meningkatkan jumlah kontribusi langsung dari para

anggotanya. Pelayanan koperasi merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan partisipasi anggota koperasi yang berpengaruh secara langsung dan

memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan usaha koperasi tersebut.

11

Page 12: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial pengurus

dan pelayanan koperasi adalah faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan usaha koperasi, terutama dalam aspek partisipasi aktif dari anggota terhadap

kegiatan usaha koperasi tersebut.Semakin tinggi kemampuan manajerial pengurus dalam

pengelolaan koperasi dan usahanya, serta semakin tinggi tingkat kualitas serta kuantitas

pelayanan yang diberikan koperasi terhadap anggotanya, akan meningkatkan partisipasi aktif

para anggota dalam kegiatan usaha koperasi, yang memberikan dampak positif terhadap

perkembangan usaha koperasi tersebut.

3.2 Saran

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah koperasi adalah partisipasi

anggotanya, dan apabila dalam koperasi telah terjadi situasi dimana anggota merasakan tidak

adanya manfaat maupun nilsi tambah yang dapat diperoleh dengan bergabung di koperasi,

sebagai akibat dari buruknya kinerja manajerial serta pelayanan koperasi, maka partisipasi

dari anggota akan menjadi semakin rendah.Yang harus dibenahi segera adalah reorientasi

dan reorganisasi koperasi. Koperasi diorientasi dan diorganisasikan sebagai bangun

perusahaan yang profesional. Koperasi harus berdiri tegak sebagai bangun perusahaan

yang mandiri dan efisien.Dengan memperhatikan hal diatas, maka dengan ini kami

menyarankan :

1. Pemilihan pengurus dilakukan harus berdasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh

calon pengurus tersebut, bukan berdasarkan pada kepentingan individu maupun golongan,

namun demi kepentingan seluruh anggota koperasi.

2. Koperasi harus mangadakan kegiatan pendidikan secara mandiri dan berkesinambungan

dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus, pengawas, karyawan, dan anggota

pada umumnya agar dapat memperbaiki kinerja pengelolaan koperasi dan usahanya.

3. Pengurus harus membuat program-program yang melibatkan anggota, sehingga dengan

partisipasi anggota, diharapkan dapat menjalin komunikasi yang lebih lancar antara pengurus

dan anggota, dengan demikian aspirasi-aspirasi dari anggota dapat diserap oleh pengurus

12

Page 13: Makalah Manajemen Koperasi & UKM

koperasi, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pengurus dapat disusun dengan

berorientasi pada aspirasi-aspirasi anggota tersebut.

4. Perlu adanya penerapan standarisasi pelayanan yang diberikan koperasi terhadap para

anggotanya, dengan adanya penerapan standar tersebut, diharapkan tingkat pelayanan

koperasi yang tinggi dapat menjadi suatu kebiasaan, menjadi suatu etika kerja, yang semakin

meningkat dan berkembang dari tahun ke tahun.

5. Perlu adanya sosialisasi oleh pengurus koperasi mengenai seluruh kegiatan dan program

yang dilaksanakan di koperasi kepada para anggotanya, sehingga selueuh anggota koperasi

dapat mengetahui secara langsung kondisi koperasi baik secara fisik maupun non fisik.

6. Perlu diterapkannya sistem administrasi yang terbuka dan bertanggung jawab dalam

pengelolaan koperasi, dimana apabila dilakukan secara profesional dapat meningkatkan

kepercayaan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus koperasi yang secara langsung juga

meningkatkan kredibilitas para pengurus koperasi dihadapan seluruh anggota koperasi.

7.Koperasi, dalam hal ini pengurus, anggota serta seluruh elemen koperasi, selalu berpikiran

terbuka, untuk mau belajar dari kesuksesan koperasi lain atau pihak lain dalam pengelolaan

kegiatan usaha mereka, sehingga dengan bercermin pada kesuksesan pihak lain, dapat

memperluas pengetahuan, ilmu, wawasan, serta kemampuan manajerial, yang diharapkan

dapat membawa perkembangan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, menuju ke arah

yamg lebih baik.

3.3 Kata Penutup

Demikianlah makalah Manajemen Koperasi & UKM ini kami susun dari berbagai sumber

informasi yang tersedia, dengan harapan semoga kita dapat mengidentifikasikan

permasalahan mendasar yang terjadi pada koperasi di Indonesia, berupa faktor-faktor

penghambat perkembangan usaha koperasi, yang pada awalnya didirikan sebagai gerakan

ekonomi rakyat dan menjelma sebagai sokoguru perekonomian nasional, dengan harapan

bahwasanya kita dapat mencari solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat diatas,

menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi serta memajukan gerakan

koperasi di Indonesia sehingga pada akhirnya tujuan koperasi dalam mewujudkan

kesejahteraan bagi anggotanya pada khususnya serta bagi masyarakat Indonesia pada

umumnya, berdasarkan pada prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan, dapat tercapai.

====================================================

13