Makalah Manajemen Kenanga 2

94
LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG KENANGA 2 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG DISUSUN OLEH KELOMPOK I NURSALEH AWALUDIN 220112150007 DEVIA NURWENDA E. 220112150014 MAYA HERTINIGTYAS 220112150055 DEWI RATNASARI 220112150059 DESI AFRIYANTI 220112150089 FIRDHA KUSUMA P. 220112150105 WIDYA INDAH P. 220112150020 AMANDA MAHENDRA P. 220112150050 KARINA DELISTIA D. 220112150042 RISKA DARWATI T. 220112150021 RINA RINDANIA 220112150087 PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2016

description

laporan

Transcript of Makalah Manajemen Kenanga 2

Page 1: Makalah Manajemen Kenanga 2

LAPORAN AKHIR

MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG KENANGA 2

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I

NURSALEH AWALUDIN 220112150007

DEVIA NURWENDA E. 220112150014

MAYA HERTINIGTYAS 220112150055

DEWI RATNASARI 220112150059

DESI AFRIYANTI 220112150089

FIRDHA KUSUMA P. 220112150105

WIDYA INDAH P. 220112150020

AMANDA MAHENDRA P. 220112150050

KARINA DELISTIA D. 220112150042

RISKA DARWATI T. 220112150021

RINA RINDANIA 220112150087

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2016

Page 2: Makalah Manajemen Kenanga 2

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Akhir Manajemen Keperawatan Ruang Kenanga 2

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Waktu Kegiatan : 16 April 2016 – 30 April 2016

Bandung, 29 April 2016

Mengetahui,

Pembimbing Akademik I

Kurniawan Yudianto, S.Kp., M.Kep.

NIP. 197508102006041002

Pembimbing Akademik II

Afif Amir Amrullah,S.Kp. M.Kes.

NIP. 197005031996031002

Pembimbing Klinik I

Enung Rina Susanti, S.Kp.

NIP. 197604062005012001

Pembimbing Klinik II

Bangun Simangunsong, S.Kep., Ners

NIP. 19570910198703002

Koordinator

Profesi Manajemen Keperawatan

Kurniawan Yudianto, S.Kp., M.Kep.

NIP. 197508102006041002

Page 3: Makalah Manajemen Kenanga 2

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang tiada

henti kepada kami sehingga dapat melakukan praktik profesi manajemen di Ruang

Rawat Inap Anak KenangaLt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Adapun laporan ini berisi hasil kajian situasi dan perencanaan kegiatan

kelompok dalam melaksanakan profesi manajemen keperawatan di Ruang Rawat

Inap Anak Kenanga Lt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kami menyadari bahwa

dalam melaksanakan praktik profesi manajemen dan penyusunan laporan ini masih

terdapat kekurangan dan kesalahan sehingga saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat diharapkan sebagai sarana perbaikan untuk praktik profesi

selanjutnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

tim penulis dalam pelaksanaan praktik profesi ini. Kepada dosen mata kuliah

mnajemen keperawatan, perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kenanga Lt.2 RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung, clinical instructor, dan kepala ruangan di Ruang Rawat

Inap Kenanga Lt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan

bimbingan semoga apa yang telah diberikan menjadi pedoman bagi tim penulis dalam

pelaksanaan praktik manajamen keperawatan ini.

Harapan kami semoga kegiatan dan laporan yang kami buat ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan dan pelayanan

keperawatan yang profesional di masa yang akan datang.

Bandung, April 2016

Penulis

Page 4: Makalah Manajemen Kenanga 2

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I........................................................................................................................ 5

A. Latar belakang ................................................................................................ 5

B. Tujuan Praktik ................................................................................................ 7

1. Tujuan Umum ............................................................................................. 7

2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 7

BAB II ...................................................................................................................... 9

A. Kajian Situasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ...................................... 9

1. Visi Rumah Sakit ........................................................................................ 9

2. Misi Rumah Sakit ........................................................................................ 9

3. Nilai-Nilai Rumah Sakit ............................................................................ 10

4. Moto Rumah Sakit .................................................................................... 10

5. Tujuan Rumah Sakit .................................................................................. 11

B. Kajian Situasi Di Ruang Kenanga 2 .............................................................. 11

1. Karakteristik Unit ...................................................................................... 11

2. Sifat Kekaryaan Ruangan .......................................................................... 12

3. Letak Ruang Kenanga 2 ............................................................................ 15

4. Kapasitas Unit Ruang ................................................................................ 16

5. Analisis terhadap Klien ............................................................................. 16

6. Manajemen Asuhan ................................................................................... 24

BAB III ................................................................................................................... 62

Page 5: Makalah Manajemen Kenanga 2

iv

BAB IV ................................................................................................................... 70

BAB V .................................................................................................................... 85

BAB VI ................................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 92

Page 6: Makalah Manajemen Kenanga 2

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manajemen keperawatam merupakan proses kerja setiap perawat

untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan terhadap pasien di sarana

kesehatan. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan

perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan (Nursalam, 2011).

Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk

memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager

keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi

keuangan yang ada, peralatan dan sumberdaya manusia untuk memberikan

pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).

Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan

adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan

keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk

pelayanan keperawatan di rumah sakit yang yang berkesinambungan dalam

memenuhi kebuthuan dasar pasien selama pasien menjalani rawat inap.

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan

keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang

menentukan kualitas pelayanan di tataran pelayanan di Rumah Sakit, 40%-

60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 2000).

Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan utama dari

Page 7: Makalah Manajemen Kenanga 2

6

berbagai bentuk pelayanan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan

keperawatan berlangsung selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan dasar

manusia yang harus dipenuhi selama waktu tersebut.

Dalam memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan pelayanan

kepada pasien selama 24 jam, pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan

kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga

pelayanan rumah sakit akan meningkat juga seiring dengan peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan.Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan

yang berkualitas, pengelolaan pelayanan keperawatan haruslah mendapat

perhatian secara menyeluruh. Kualitas pelayanan keperawatan dalam

tatanan pelayanan di Rumah Sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut haruslah dapat dikelola secara efektif dan efisien.

Dalam meningkatkan pelayanan keperawatan, peran perawat sangat

dibituhkan dalam meningkatkan dan menentukan kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakitdandalamrangkamencapaiInternational Patient

Safety Goals (IPSG) maka perawat dituntut harus mampu memberikan

pelayanan secara profesional dan berkualitas. Dalam memenuhi pelayanan

yang profesional diperlukan suatu pengelolaan keperawatan yang efektif

dan efisien melalui suatu proses manajerial yang dikenal sebagai

manajemen keperawatan. Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan di

ruangan merupakan aplikasi dari konsep manajemen keperawatan dalam

pengelolaan pelayanan keperawatan pada berbagai area atau unit pelayanan

di Rumah Sakit khususnya di Ruangan Anak Kenanga Lt.2.

Page 8: Makalah Manajemen Kenanga 2

7

Praktek profesi manajemen merupakan aplikasi konsep manajemen

keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada berbagai

area/unit pelayanan di rumahsakit (klinik), dimana pada ruang anak

memiliki sifat ke khasan tersendiri yaitu family centre dan atraumatik

careyang tidak boleh dikesampingkan karena pasien merupakan anak-anak

dimana semua keputusan berada pada keluarga (orang tua) dan

memberikann asuhan dengan tidak meninggalkan trauma pada anak dengan

pendekatan sesuai tumbuh kembang anak. Proses pelaksanaan pada profesi

manajemen tim melalui pengelolaan unit pelayanan keperawatan dan

pengelolaan asuhan dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi dan

langkah-langkah manajemen guna tercapainya pelayanan keperawatan yang

bermutu.

B. Tujuan Praktik

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan praktikan

mampu melakukan dasar pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai

dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan praktikan mampu :

a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar untuk

menyusun rencana strategis dan operasional unit

b. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan

keperawatan berdasarkan kajian bersama-sama penanggungjawab unit

Page 9: Makalah Manajemen Kenanga 2

8

c. Mendiskusikan masalah keperawatan utama di unit pelayanan

d. Memberikan solusi pada masalah yang dimunculkan di unit pelayanan

e. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi dari solusi yang diberikan

Page 10: Makalah Manajemen Kenanga 2

9

BAB II

HASIL KAJIAN SITUASI (16 APRIL 2016-18 APRIL 2016)

A. Kajian Situasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

1. Visi Rumah Sakit

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, visi Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah ”Menjadi rumah

sakit Indonesia kelas dunia yang unggul dalam pelayanan, pendidikan, dan

penelitian”.

2. Misi Rumah Sakit

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, misi Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Melaksanakan

pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang terintegrasi dengan

pendidikan dan penelitian”. Prima adalah bermutu tinggi dan memuaskan,

yang dijabarkan sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dasar

klien dan keluarga secara tepat, cepat, dan tanggap.

b. Mengupayakan paparan yang jelas atau informasi yang tepat

c. Setiap prosedur atau tata cara dilakukan secara tepat, konsisten, dan

konsekuensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Tersedia loket informasi RS dan kotak saran bagi penerima pelayanan

e. Penanganan proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas

yang berwenang, kompeten, mampu, terampil, dan profesional sesuai

dengan spesifikasi tugasnya

Page 11: Makalah Manajemen Kenanga 2

10

f. Menciptakan pola pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan sifat

dan jenis pelayanan

g. Biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan

memperhitungkan kemampuan masyarakat

h. Pemberian pelayanan dilakukan secara tertib, teratur, dan adil

i. Kebersihan dan sanitasi lingkungan, tempat, fasilitas pelayanan, harus

dijamin

3. Nilai-Nilai Rumah Sakit

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, nilai-nilai

yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

yaitu:

Profesional

Respek

Integritas

Manusiawi

Amanah

4. Moto Rumah Sakit

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki sebuah moto yaitu

“Kesehatan Anda menjadi Prioritas Kami”.

Page 12: Makalah Manajemen Kenanga 2

11

5. Tujuan Rumah Sakit

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, tujuan Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah:

”Menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian serta

usaha lain di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat”.

B. Kajian Situasi Di Ruang Kenanga 2

1. Karakteristik Unit

a. Visi Ruangan

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya pada BAB III

Analisa Data Kolom Data Aktual, didapatkan data bahwa Ruang

Kenanga 2 tidak memiliki visi secara khusus. Namun sampai saat ini,

Ruangan Kenanga 2 mengacu pada visi dan misi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

b. Misi Ruangan

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, misi Ruang

Kenanga 2 yaitu:

J = Jalin Kerjasama Tim yang Solid Antar Profesi

U = Upayakan Service Excellent Dalam Setiap Pelayanan

A = Aman Pasien dan Aman Petugas Dalam Setiap Tindakan

R = Role Model yang Baik Dalam Peningkatan Ilmu Pengetahuan

A = Amanah dan Ikhlas Dalam Menjalankan Tugas

Page 13: Makalah Manajemen Kenanga 2

12

2. Sifat Kekaryaan Ruangan

a. Fokus Telaah

Bidang Pelayanan

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Ruang

Kenanga 2 merupakan ruang rawat inap non infeksius khusus anak-

anak (rentang usia 0-15 tahun) baik itu laki-laki maupun

perempuan yang mengidap jenis penyakit dalam, seperti gangguan

sistem pernapasan, hematologi, onkologi, kardiovaskular, dan

digestif. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas I, II,

dan III dengan jenis pembayaran Umum, JKN PBI, dan JKN Non

PBI.

Bidang Pendidikan

Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan kajian situasi

(Sabtu, 16 April 2016), Ruang Kenanga 2 merupakan ruangan yang

menjadi tempat pembelajaran klinik bagi mahasiswa/mahasiswi

praktikan D III Keperawatan, Program Profesi Ners, dan Program

Spesialis Kedokteran Anak. Pada pembelajaran klinik keprofesian

perawat, Ruang Kenanga 2 memiliki perawat yang bertugas

sebagai Clinical Instructor (CI). Mahasiswa/mahasiswi praktikan D

III Keperawatan dibimbing oleh CI yang berbeda dengan CI yang

membimbing mahasiswa/mahasiswi Program Profesi Ners.

Page 14: Makalah Manajemen Kenanga 2

13

Bidang Penelitian

Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan kajian situasi

(Sabtu, 16 April 2016), Ruang Kenanga 2 memfasilitasi

pelaksanaan penelitian yang dilakukan individu, sekelompok

individu, maupun institusi yang akan dan sedang menjalani

riset/penelitian pada berbagai unsur yang ada di ruangan.

b. Lingkup Garapan

Bidang Pelayanan

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, lingkup

garap keperawatan Ruang Kenanga 2 secara umum yaitu:

a. Pemberian asuhan untuk memenuhi rasa nyaman klien selama

dirawat.

b. Pemberian bantuan kepada klien dalam meningkatkan dan

memelihara status kesehatan, deteksi penyakit, dan pencegahan

penyakit.

c. Pemberian bantuan kepada klien untuk mencapai kemandirian

sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

d. Persiapan operasi klien sesuai standar

e. Pemberian bantuan kepada klien untuk meninggal dengan

damai.

Sedangkan elemen-elemen dalam lingkup garap Ruang Kenanga 2

yaitu:

a. Pemeliharaan pola – pola normal dan fungsi - fungsi dasar

KDM.

Page 15: Makalah Manajemen Kenanga 2

14

b. Pengelolaan rasa tidak nyaman dan nyeri.

c. Penanganan masalah emosional yang berkaitan dengan penyakit

dan prosedur pengobatan.

d. Peningkatan pemahaman klien & keluarga tentang pemeliharaan

kesehatan.

e. Penanganan persiapan operasi

f. Memfasilitasi perawatan mandiri klien secara mandiri.

g. Membantu klien mengambil keputusan.

h. Membantu klien dan keluarga menghadapi penyakit terminal.

Bidang Pendidikan

Lingkup garapan Ruang Kenanga 2 dalam bidang pendidikan

merupakan peningkatan kemampuan baik pada segi kognitif,

afektif, maupun psikomotor dari peserta didik keprofesian perawat

berdasarkan pendampingan perawat CI dalam pembelajaran klinik

di ruangan.

Bidang Penelitian

Lingkup garapan Ruang Kenanga 2 dalam bidang penelitian

yaitu informasi terbaru berdasarkan temuan lapangan dari kegiatan

penelitian yang dilakukan di ruangan.

c. Basis Intervensi

Bidang Pelayanan

Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, basis intervensi

dalam bidang pelayanan ruang rawat inap Kenanga 2 adalah

ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan pasien,

Page 16: Makalah Manajemen Kenanga 2

15

keluarga pasien, dan petugas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

dasar klien. Intervensi yang akan diberkan pada permasalahan yang

berhubungan dengan ketidaktahuan berupa pendidikan kesehatan

dan penyuluhan, sedangkan basic intervensi yang akan

diperuntukan untuk ketidakmampuan adalah dengan pemberian

role model sebagi contoh untuk diterapkan pada tahapan

selanjutnya, dan untuk ketidakmauan dapat dilakukan dengan

pemberian support dan motivasi.

Bidang Pendidikan

Basis intervensi dalam bidang pendidikan keprofesian perawat

di Ruang Kenanga 2 yaitu target capaian psikomotor mahasiswa

praktikan yang dibimbing oleh CI masing-masing dalam

pelaksanaannya.

Bidang Penelitian

Basis intervensi dalam bidang penelitian di Ruang Kenanga 2

sejalan dengan basis intervensi bidang pelayanan.

3. Letak Ruang Kenanga 2

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, lokasi Ruang

Kenanga 2 yaitu di Gedung Kenanga lantai 2, berada di tepat diatas

Gedung Kenanga 1 dan bersebrangan dengan Gedung Kemuning lantai 2,

berada di bagian timur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan

beberapa sarana instalasi yang membantu pelayanan kesehatan seperti

Depo Farmasi Rawat Inap, Laboratorium, COT, dan Radiologi.

Page 17: Makalah Manajemen Kenanga 2

16

4. Kapasitas Unit Ruang

Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, Ruangan Kenanga 2

memiliki kapasitas 49 tempat tidur, yang terdiri dari:

JENIS

KAMAR

JUMLAH

KAMAR

JUMLAH

TEMPAT

TIDUR

KETERANGAN

Kelas I 7 6 X 2 = 12 Bed 1 x 1 = 1 Bed

Total: 13 Bed

Anak perempuan dan laki-laki dengan penyakit dalam non

infeksius.

Kelas II 3 3 X 4 = 12 Bed Anak perempuan dan laki-laki

dengan penyakit dalam non infeksius.

Kelas III 5 3 X 6 =18

2 X 2 = 4 Total: 22 Bed

Anak perempuan dan laki-laki

dengan penyakit dalam non infeksius.

HCU 1 1 X 2 = 2 Bed Anak perempuan dan laki-laki

dengan penyakit dalam non

infeksius.

Jumlah 16 kamar 49 Bed

5. Analisis terhadap Klien

Berikut distribusi frekuensi karakteristik pasien Ruang Kenanga 2 pada

16 April 2016:

jeniskelamin * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

jeniskelamin laki-laki 3 3 10 0 16

perempuan 2 3 10 2 17

Total 5 6 20 2 33

Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 33 pasien di Ruang Kenanga 2

pada 16 April 2016 dengan total pasien perempuan 17 orang dan total

pasien laki-laki 16 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar

HCU.

Page 18: Makalah Manajemen Kenanga 2

17

usiapasien * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

usiapasien

0-11 bulan 0 1 3 0 4

1-3 tahun 2 2 1 0 5

4-6 tahun 0 1 4 0 5

7-9 tahun 2 0 3 1 6

10-12 tahun 1 2 7 0 10

13-15 tahun 0 0 2 1 3

Total 5 6 20 2 33

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang

Kenanga 2 pada 16 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun

yaitu 10 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia

7-9 tahun terdiri dari 6 orang, pasien pada rentang usia 1-3 tahun dan 4-6

tahun terdiri dari 5 orang, pasien pada rentang usia 0-11 bulan terdiri dari 4

orang, dan pasien pada rentang usia 13-15 tahun terdiri dari 3 orang.

dxmedis * kelas Crosstabulation

kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

dxmedis

ALL 1 1 4 1 7

SLE 0 0 1 1 2

Retinoblastoma 2 1 0 0 3

Medulablastoma 1 0 0 0 1

PDA 1 0 0 0 1

Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1

Atresia Biliaris 0 1 0 0 1

CKD 0 1 0 0 1

MDS 0 1 0 0 1

NHML 0 0 2 0 2

ITP 0 0 4 0 4

Osteosarcoma 0 0 1 0 1

SNRS 0 0 2 0 2

DM Tipe I 0 0 1 0 1

Page 19: Makalah Manajemen Kenanga 2

18

AML 0 0 1 0 1

Laringomalasia 0 0 1 0 1

Post Ileustomy 0 0 1 0 1

Ensephalitis 0 0 1 0 1

Anemia Aplastik 0 0 1 0 1

Total 5 6 20 2 33

Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak muncul

di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016 yaitu ALL yang terdiri dari 7

orang dari 33 orang total pasien. Setelah ALL, terdapat diagnosa medis

ITP yang terdiri dari 4 orang pasien sebagai diagnosa medis yang juga

paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016.

dxkeperawatan * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

Dxkeperawatan

Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1

Intoleransi Aktivitas 0 0 1 1 2

Mual 2 0 1 0 3

Nyeri 2 0 1 0 3

Gangguan Thermoregulasi 1 0 0 0 1

Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2

Risiko Infeksi 0 3 4 0 7

Gangguan Keseimbangan

Cairan 0 1 2 0 3

Risiko Perdarahan 0 1 4 0 5

Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1

Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2

Gangguan Regulasi

Karbohidrat 0 0 1 0 1

Gangguan Pemenuhan

Nutrisi 0 0 1 0 1

Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1

Total 5 6 20 2 33

Page 20: Makalah Manajemen Kenanga 2

19

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan

yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016 yaitu

Resiko Infeksi yang terdiri dari 7 orang pasien dan Resiko Perdarahan

yang terdiri dari 5 orang pasien.

Berikut tabel karakteristik pasien di Ruang Kenanga 2 pada 17 April

2016:

jeniskelamin * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

Jeniskelamin laki-laki 2 3 8 0 13

perempuan 2 3 10 1 16

Total 4 6 18 1 29

Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 29 pasien di Ruang Kenanga 2

pada 17 April 2016 dengan total pasien perempuan 16 orang dan total

pasien laki-laki 13 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar

HCU.

usiapasien * kelas Crosstabulation

kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

Usiapasien

0-11 bulan 0 1 3 0 4

1-3 tahun 2 2 1 0 5

4-6 tahun 0 1 3 0 4

7-9 tahun 1 0 3 1 5

10-12 tahun 1 2 6 0 9

13-15 tahun 0 0 2 0 2

Total 4 6 18 1 29

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang

Kenanga 2 pada 17 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun

yaitu 9 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia 7-

Page 21: Makalah Manajemen Kenanga 2

20

9 tahun dan 1-3 tahun terdiri dari 5 orang, pasien pada rentang usia 4-6

tahun dan 0-11 bulan terdiri dari 4 orang, dan pasien pada rentang usia 13-

15 tahun terdiri dari 2 orang.

dxmedis * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

dxmedis

ALL 0 1 3 1 5

SLE 0 0 1 0 1

Retinoblastoma 2 1 0 0 3

Medulablastoma 1 0 0 0 1

PDA 1 0 0 0 1

Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1

Atresia Biliaris 0 1 0 0 1

CKD 0 1 0 0 1

MDS 0 1 0 0 1

NHML 0 0 2 0 2

ITP 0 0 4 0 4

Osteosarcoma 0 0 1 0 1

SNRS 0 0 2 0 2

DM Tipe I 0 0 1 0 1

Laringomalasia 0 0 1 0 1

Post Ileustomy 0 0 1 0 1

Ensephalitis 0 0 1 0 1

Anemia Aplastik 0 0 1 0 1

Total 4 6 18 1 29

Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak

muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016 yaitu ALL yang terdiri

dari 5 orang dari 33 orang total pasien. Setelah ALL, terdapat diagnosa

medis ITP yang terdiri dari 4 orang pasien sebagai diagnosa medis yang

juga paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016.

Page 22: Makalah Manajemen Kenanga 2

21

dxkeperawatan * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

dxkeperawatan

Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1

Intoleransi Aktivitas 0 0 1 0 1

Mual 1 0 0 0 1

Nyeri 2 0 1 0 3

Gangguan Thermoregulasi 1 0 0 0 1

Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2

Risiko Infeksi 0 3 4 0 7

Gangguan Keseimbangan

Cairan 0 1 2 0 3

Risiko Perdarahan 0 1 3 0 4

Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1

Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2

Gangguan Regulasi

Karbohidrat 0 0 1 0 1

Gangguan Pemenuhan

Nutrisi 0 0 1 0 1

Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1

Total 4 6 18 1 29

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan

yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016 yaitu

Resiko Infeksi yang terdiri dari 7 orang pasien dan Resiko Perdarahan

yang terdiri dari 4 orang pasien.

Berikut tabel karakteristrik pasien di Ruang Kenanga 2 pada 18 April

2016:

jeniskelamin * kelas Crosstabulation

kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

Jeniskelamin laki-laki 3 5 10 0 18

perempuan 5 5 13 1 24

Total 8 10 23 1 42

Page 23: Makalah Manajemen Kenanga 2

22

Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 42 pasien di Ruang Kenanga 2

pada 18 April 2016 dengan total pasien perempuan 24 orang dan total

pasien laki-laki 18 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar

HCU.

usiapasien * kelas Crosstabulation

kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

Usiapasien

0-11 bulan 0 2 4 0 6

1-3 tahun 5 2 2 0 9

4-6 tahun 0 2 3 0 5

7-9 tahun 1 1 4 1 7

10-12 tahun 2 3 8 0 13

13-15 tahun 0 0 2 0 2

Total 8 10 23 1 42

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang

Kenanga 2 pada 18 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun

yaitu 13 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia

1-3 tahun terdiri dari 9 orang, pasien pada rentang usia 7-9 tahun terdiri

dari 7 orang, pasien pada rentang usia 0-11 bulan terdiri dari 6 orang,

pasien pada rentang usia 4-6 tahun terdiri dari 5 orang, dan pasien pada

rentang usia 13-15 tahun terdiri dari 2 orang.

dxmedis * kelas Crosstabulation

kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

dxmedis

ALL 1 1 4 1 7

SLE 0 0 2 0 2

Retinoblastoma 4 2 1 0 7

Medulablastoma 1 0 0 0 1

PDA 1 0 0 0 1

Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1

Page 24: Makalah Manajemen Kenanga 2

23

Atresia Biliaris 0 1 0 0 1

CKD 0 1 0 0 1

MDS 0 1 0 0 1

NHML 0 1 2 0 3

ITP 0 0 4 0 4

Osteosarcoma 0 0 1 0 1

SNRS 0 0 3 0 3

DM Tipe I 0 0 1 0 1

Laringomalasia 0 0 1 0 1

Post Ileustomy 0 0 1 0 1

Ensephalitis 0 0 1 0 1

Anemia Aplastik 0 0 1 0 1

VSD 0 1 0 0 1

Limfoma Burkit 0 1 0 0 1

Bronkopneumoni 0 0 1 0 1

DHF 1 0 0 0 1

Total 8 10 23 1 42

Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak muncul

di Ruang Kenanga 2 pada 18 April 2016 yaitu ALL yang terdiri dari 7

orang dari 33 orang total pasien.

dxkeperawatan * kelas Crosstabulation

Kelas Total

Kelas I Kelas II Kelas III HCU

dxkeperawatan

Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1

Intoleransi Aktivitas 0 0 1 0 1

Mual 3 1 1 0 5

Nyeri 2 1 1 0 4

Gangguan Thermoregulasi 2 0 0 0 2

Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2

Risiko Infeksi 1 5 6 0 12

Gangguan Keseimbangan

Cairan 0 1 3 0 4

Risiko Perdarahan 0 1 3 0 4

Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1

Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2

Page 25: Makalah Manajemen Kenanga 2

24

Gangguan Regulasi

Karbohidrat 0 0 1 0 1

Gangguan Pemenuhan

Nutrisi 0 0 2 0 2

Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1

Total 8 10 23 1 42

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan

yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 18 April 2016 yaitu

Resiko Infeksi yang terdiri dari 12 orang pasien dan Mual yang terdiri dari

4 orang pasien.

6. Manajemen Asuhan

a. Penerimaan

Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, prosedur identifikasi

pasien baru di Ruang Kenanga 2 yaitu:

(i) Menjelaskan tujuan dan prosedur identifikasi kepada pasien

dan keluarga

(ii) Bila terdapat pasien dengan riwayat alergi dan jatuh, petugas

ruangan menyiapkan gelang tambahan

(iii) Data identifikasi gelang; no. medrek, nama lengkap, tanggal

lahir, jenis kelamin.

(iv) Periksa ulang identitas sebelum dipasangkan

(v) Pemasangan gelang dilakukan oleh perawat ruangan dengan

mencocokan data dari pasien

(vi) Informasikan pada pasien atau keluarga agar tidak melepas

gelang sebelum pasien meninggalkan ruangan atau pulang.

Page 26: Makalah Manajemen Kenanga 2

25

Berikut distribusi hasil kajian situasi penerimaan pasien baru Ruang

Kenanga 2 dari tanggal 16 April 2016 sampai 18 April 2016:

Tabel penerimaan pasien baru di ruang Kenanga 2

Frequency

Valid

16 april 2016 1

17 april 2016 1

18 april 2016 12

Total 14

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa terdapat 1 orang

pasien baru pada tanggal 16 April 2016 dan 17 April 2016 serta 12 orang

pasien baru pada tanggal 18 April 2016.

b. Pengelolaan

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Kegiatan

pengelolaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara rutin di

ruangan pada pagi hari dilakukan penggantian seprai, pemasangan

infus, memfasilitasi makan, memberikan terapi obat, dan nebulisasi.

Pada siang hari dilakukan pemberian terapi obat. Pada malam hari

memberikan terapi obat, pengambilan specimen darah.

Adapun pengelolaaan yang bersifat situasional adalah pemasangan

infus, skin test, transportasi ke ruang COT, penggantian plabot

infusan, persiapan pre dan post operasi.

Dalam pemenuhan KDM pasien, seperti personal hygiene dan

pemenuhan nutrisi, dilakukan oleh keluarga pasien secara mandiri dan

peran perawat untukmemfasilitasi dan mengingatkan keluarga untuk

melakukannya.

Page 27: Makalah Manajemen Kenanga 2

26

c. Discharge Planning

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Prosedur

discharge planning menurut SOP, setelah dokter menentukan pasien

dapat pulang dan memberitahukan kepada perawat dan tim gizi maka

perawat melakukan ceklis discharge planning diantaranya :

(i) Pemberian informasi tentang hasil pengkajian medis, diagnosa,

tatalaksana, prognosis, rencana pulang pasien

(ii) Diskusikan rencana pulang dengan penanggung jawab pasien

dirumah

(iii) Pemberitahuan tanggal rencana pulang

(iv) Tanda gejala yang perlu dilaporkan

(v) Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan sebelum

kerumah sakit

(vi) Edukasi kesehatan : pemberian edukasi sesuai diagnosa,

informasi mengenai clinical pathway, pemberian leaflet edukasi,

jenis aktifitas yang boleh dilakukan dirumah, penggunaan alat

bantu jika diperlukan serta bagaimana cara penggunaan alat

bantunya, informasi lain mengenai aktifitas, dan informasi

mengenai nutrisi (diet, batasan makanan dan pola makan).

Berikut distribusi hasil kajian situasi pelaksanaan discharge

planning pasien Ruang Kenanga 2 17 April 2016:

Prosedur Discharge Planning 1

Frequency

Valid Ya 3

Page 28: Makalah Manajemen Kenanga 2

27

B

Berdasarkan data 17 April 2016 tersebut, dapat simpulkan bahwa

perawat melakukan 6 aktivitas dicharge planning pada 3 pasien yang

akan pulang atau sudah diperboleh pulang oleh dokter.

Berikut distribusi hasil kajian situasi terhadap pasien Ruang

Kenanga 2 17 April 2016 yang telah kembali pulang:

Tabel Pasien Pulang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

17 april 2016 5 62,5 62,5 62,5

18 april 2016 3 37,5 37,5 100,0

Total 8 100,0 100,0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa terdapat 5 orang

pasien pulang pada tanggal 17 April 2016 dan 3 orang pasien pulang

pada tanggal 18 April 2016.

Prosedur Discharge Planning 2

Frequency

Valid Ya 3

Prosedur Discharge Planning 3

Frequency

Valid Ya 3

Prosedur Discharge Planning 4

Frequency

Valid Ya 3

Prosedur Discharge Planning 5

Frequency

Valid Ya 3

Prosedur Discharge Planning 6

Frequency

Valid Ya 3

Page 29: Makalah Manajemen Kenanga 2

28

d. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berikut distribusi frekuensi kelengkapan pendokumentasian oleh

perawat Ruang Kenanga 2 pada Sabtu, 16 April 2016 (week end):

Dinas * Pengkajian Crosstabulation

Count

Pengkajian Total

L TL

Dinas

Pagi 27 4 31

Sore 23 4 27

Malam 23 4 27

Total 73 12 85

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian pengkajian secara

lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 4 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian secara lengkap

sebanyak 23 buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 4

buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku status dengan

kelengkapan dokumentasi pengkajian secara lengkap sebanyak 23

buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 4 buku status.

Dinas * Analisa Data Crosstabulation

Count

Analisa Data Total

L TL

Dinas

Pagi 29 2 31

Sore 25 2 27

Malam 25 2 27

Total 79 6 85

Page 30: Makalah Manajemen Kenanga 2

29

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 2 buku status.

Dinas * Diagnosa Keperawatan Crosstabulation

Count

Diagnosa Keperawatan Total

L TL

Dinas

Pagi 29 2 31

Sore 25 2 27

Malam 25 2 27

Total 79 6 85

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan

secara lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak

lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27

buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa

keperawatan secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan

total 27 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa

Page 31: Makalah Manajemen Kenanga 2

30

keperawatan secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status.

Dinas * Rencana Intervensi Crosstabulation

Count

Rencana Intervensi Total

L TL

Dinas

Pagi 29 2 31

Sore 25 2 27

Malam 25 2 27

Total 79 6 85

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi

secara lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak

lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27

buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana

intervensi secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan

total 27 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana

intervensi secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status.

Dinas * Implementasi Crosstabulation

Count

Intervensi Total

L TL

Dinas

Pagi 30 1 31

Sore 26 1 27

Malam 26 1 27

Total 82 3 85

Page 32: Makalah Manajemen Kenanga 2

31

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara

lengkap sebanyak 30 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 1 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara

lengkap sebanyak 26 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 1 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara

lengkap sebanyak 26 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 1 buku status.

Dinas * Evaluasi Crosstabulation

Count

Evaluasi Total

L TL

Dinas

Pagi 28 3 31

Sore 16 11 27

Malam 19 8 27

Total 63 22 85

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi lengkap

sebanyak 28 buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 3

buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku status dengan

kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi secara lengkap sebanyak 16

buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 11 buku status.

Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku status dengan

kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi cara lengkap sebanyak 19

buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 8 buku status.

Page 33: Makalah Manajemen Kenanga 2

32

Berikut distribusi frekuensi kelengkapan pendokumentasian oleh

perawat Ruang Kenanga 2 pada Senin, 18 April 2016 (hari kerja):

Dinas * Pengkajian Crosstabulation

Count

Pengkajian Total

L TL

Dinas

Pagi 35 2 37

Sore 35 2 37

Malam 35 2 37

Total 105 6 111

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian pengkajian secara

lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan

secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak

lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total

37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa

keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status.

Page 34: Makalah Manajemen Kenanga 2

33

Dinas * Analisa Data Crosstabulation

Count

Analisa Data Total

L TL

Dinas

Pagi 31 6 37

Sore 31 6 37

Malam 31 6 37

Total 93 18 111

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 6 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 6 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara

lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

sebanyak 6 buku status.

Dinas * Diagnosa Keperawatan Crosstabulation

Count

Diagnosa Keperawatan Total

L TL

Dinas

Pagi 35 2 37

Sore 35 2 37

Malam 35 2 37

Total 105 6 111

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan

secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak

Page 35: Makalah Manajemen Kenanga 2

34

lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37

buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa

keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan

total 37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa

keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap sebanyak 2 buku status.

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara

lengkap sebanyak 37 buku status (keseluruhannya). Pada dinas siang,

ditemukan total 37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi

bagian rencana intervensi secara lengkap sebanyak 37 buku status

(keseluruhannya). Pada dinas malam, ditemukan total 37 buku status

dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi secara

lengkap sebanyak 37 buku status (keseluruhannya).

Dinas * Implemnetasi Crosstabulation

Count

Rencana Intervensi Total

L

Dinas

Pagi 37 37

Sore 37 37

Malam 37 37

Total 111 111

Page 36: Makalah Manajemen Kenanga 2

35

Dinas * Evaluasi Crosstabulation

Count

Evaluasi Total

L TL

Dinas

Pagi 27 10 37

Sore 27 10 37

Malam 27 10 37

Total 81 30 111

Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara

lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak lengkap

terdapat 10 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku

status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi

secara lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak

lengkap terdapat 10 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total

37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana

intervensi secara lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang

tidak lengkap terdapat 10 buku status.

4. Manajemen Unit

a. Kekuatan Kerja; Manusia

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

ketenagakerjaan dalam Ruang Kenanga 2 sebagai berikut:

Jumlah perawat 21 orang

Tingkat Pendidikan: S1 dan Ners sejumlah 2, hanya S1

sejumlah 1 orang, DIII keperawatan sejumlah 18 orang, serta

SPK 1 orang

Page 37: Makalah Manajemen Kenanga 2

36

Jumlah Tenaga Kerja Lainnya Gizi berjumlah 2 orang, Pekarya

berjumlah 3 orang, Cleaning Service berjumlah 4 orang.

Pelatihan yang pernah diikuti perawat kenanga 2: Pelatihan

mengenai beban kerja, PICC, case manager, Basic Life Support

(BLS)/Bantuan Hidup Dasar (BHD), Pencegahan Pengendalian

Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan Kesehatan Kerja

Rumah Sakit (K3RS), IPSG, Keselamatan Pasien Rumah Sakit

(KPRS), Penatalaksanaan Thalasemia, Penggunaan inkubator,

ALS (akan berlangsung). Tidak ada pelatihan atau keterampilan

khusus pada perawatan pada anak yang harus diikuti oleh

perawat ruangan.

Terdapat kekurangan tenaga perawat pelaksana sejumlah 10

orang

Lama pengalaman menjadi perawat anak ada yang lebih dari 2

tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun

<1 tahun = 5 orang

1 tahun = -

2 tahun = 3 orang

3 tahun = 1 orang

4 tahun = 2 orang

5 tahun = -

6 tahun = 3 orang

7 tahun = 2 orang

8 tahun = -

Page 38: Makalah Manajemen Kenanga 2

37

9 tahun = 3 orang

10 tahun = -

11-15 tahun = 1 orang (12 tahun)

16-20 tahun = -

21-30 tahun = 1 orang (21 tahun)

31-45 tahun = 2 orang (35 dan 42 tahun)

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, juga

didapatkan data bahwa ketenagakerjaan pada perawat diklasifikasikan

berdasarkan status PK yaitu:

PK 1 = 3 orang

PK 2 = 7 orang

PK 3 = 3 orang

PK 4 = 1 orang

PRA PK = 5 orang

Berikut penjelasan tugas dan syarat menjadi perawat berdasarkan

status PK:

TUGAS PK 1:

1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup

pasien dan peralatan.

2. Melakukan Asuhan Keperawatan dasar

3. Melakukan tindakan keperawatan:

a. Kebutuhan bernapas: menghitung RR, memberikan posisi

semifowler, posisi fowler, membuka jalan napas tanpa alat,

Page 39: Makalah Manajemen Kenanga 2

38

dengan alat Oropharingeal Airway (OPA), suction, BHD,

memberikan oksigen dengan binasal kanule dan simple mask

b. Kebutuhan makan dan minum seimbang: menghitung intake dan

output, membantu pasien makan, memberikan makan melalui

NGT, pemasangan NGT (dalam pengawasan)

c. Kebutuhan eliminasi urine: membantu pasien BAK, menghitung

urin output, perawatan kebersihan kateter, pemasangan kateter

dengan pengawasan

d. Kebutuhan eliminasifekal: membantu pasien BAB

e. Kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh

f. Kebutuhan istirahat dan tidur: menciptakan lingkungan yang

nyaman

g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal: mengukur suhu,

kompres dan tapid sponge

h. Memenuhi kebersihan tubuh dan penampilan diri: memandikan

pasien, menyisir rambut, oral hygine, gunting kuku, keramas,

perineal care

i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan cidera

j. Kebutuhan komunikasi terapeutik

k. Kebutuhan spiritual

l. Kebutuhan aktifitas

m. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Page 40: Makalah Manajemen Kenanga 2

39

n. Pemberian obat : pemberian obat oral, topikal,

supositoria,memberikan obat melalui IM,SC,IC,IV (dengan

pengawasan)

o. Mempertahankan teknik bersih dan steril

p. Perawatan luka kecil

q. Tindakan pemberian transfusi darah (dalam pengawasan)

4. Menyiapkan, memelihara, dan meyimpan peralatan dan trolley

emergency agar selalu siap di pakai

5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan

6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan

perawatan, peratura/tata tertib yang berlaku,fasilitas yang ada dan

penggunannya

7. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan

8. Mendampingi pasien untuk transportasi internal derajat 1

9. Mentaati peraturan dan kebijakan yang sudah ditetapkan rumah sakit

SYARAT PK 1

1. Tingkat pendidikan formal minimal D3 keperawatan

2. STR/SIP yang masih berlaku

3. Sertifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar

(BHD), Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS),

Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan

Pasien Rumah Sakit (KPRS)

4. Keterampilan Kerja (Kompetensi):

Page 41: Makalah Manajemen Kenanga 2

40

a. Mampu melaksanakan komunikasi interpersonal dalam

melaksanakan tindakan keperawatan

b. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan

c. Mampu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi

nasokomial

d. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan

e. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

f. Mampu melakukan evaluasi hasil implementasi asuhan

keperawatan

g. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang

nyata dan potensial terhadap klien/pasien

h. Mampu mengukur tanda-tanda vital

i. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen :

penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat, dengan alat : suction,

oropharingeal airways (OPA), binasal canul dan simple mask

j. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

meliputi : menghitung intake dan output, memberikan makanan

melalui NGT, memasang NGT dengan pengawasan

k. Mampu melakukan perawatan luka kecil

l. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute oral,

suposutoria, topikal, intracutan, intramuscular,intravena dalam

pengawasan

m. Mampu mengelola pemberiam darah dan produk darah secara

aman

Page 42: Makalah Manajemen Kenanga 2

41

n. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan

TUGAS PK 2:

1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup

pasien dan peralatan.

2. Melakukan Asuhan Keperawatan pasien sesuai dengan tahapan

perkembangan anak yang meliputi pengkajian, membuat rencana

keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, melakukan evaluasi,

dan melakukan pencatatan / dokumentasi.

3. Melakukan tindakan keperawatan:

a. Melakukan bantuan hidup dasar/ basic life support

b. Melakukan perawatan dan mempertahankan kepatenan jalan nafas :

pemasangan opharingeal airways (OPA), penghisapan lendir

melalui nasal, oral

c. Terapi oksigen : binasal canule, simple mask, no rebreathing mask,

rebreathing mask

d. Perawatan pada pasien yang terpasang WSD

e. Pemantauan dan menilai hemodinamik non invasif (tanda-tanda

vital)

f. Memberikan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan parenteral

baik secara manual maupun dengan menggunakan infusion pump

maupun feeding pump

g. Melakukan pemasangan NGT

h. Melakukan lavage/bilas lambung

Page 43: Makalah Manajemen Kenanga 2

42

i. Pemberian obat melalui oral, enteral, intramuscular, intracutan,

subkutan, parenteral secara bolus maupun kontinyu dengan

menggunakan syringe pump

j. Interpretasi EKG normal

k. Tehknik pengambilan darah vena dan asrteri (dalam pengawasan

l. Melakukan perawatan luka sedang

m. Melakukan prosedur pemberian transfusi darah

n. Melakukan prosedur transfer pasien derajat 1 dan derajat 2

o. Mempersiapkan persiapan diagnostik :persiapan USG, persiapan

CT-scan, persiapan bone marrow, lumbal pungsi, intra

tekal,echokardigrafi, kateterisasi jantung

4. Menyiapkan, memelihara, dan menyimpan peralatan dan trolley

emergency agar selalu siap pakai

5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan

6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan

perawatan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang baik

dengan pasien dan keluarga maupun dengan anggota tim kesehatan

7. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun

eksternal

8. Menaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan Rumah Sakit

9. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan tahapan perkembangan

SYARAT PK 2 :

1. Tingkat pendidikan formal minimal d3 keprawatan

2. STR/SIP yang masih berlaku

Page 44: Makalah Manajemen Kenanga 2

43

3. Serifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar

(BHD), Advance Life Support (ALS), Pencegahan Pengendalian

Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)

4. Keterampilan Kerja (Kompetensi):

a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan

c. Mampu merumuskan rencana asuhan

d. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau pemberi asuhan

pelayanan (career)

e. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi

f. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

g. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen

penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,

oropharingeal airways (OPA), binasal canul dan simple mask,

rebreathing/non rebreathing mask,

h. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit, dan

nutrisi meliputi : memasang intra vena akses, menghitung intake

dan output, memberikan makanan melalui nasogastric tube

(NGT),memasang nasogastric tube (NGT), memasang kateter

i. Mampu melakukan perawatan luka sedang

j. Mampu monitoring hemodinamik non invasive (tanda-tanda vital)

k. Mampu memberikan obat secara mandiri tepat melalui rute : oral,

suposutoria, topikal, intracutan, intra muscular, intra vena

Page 45: Makalah Manajemen Kenanga 2

44

l. Mampu mengelola pemberian darah dan produk darah secara aman

m. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah

pencapaian hasil yang diharapkan

n. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan

o. Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan

tindaksn keperawatan

p. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan keselamatan yang nyata

dan potensial terhadap pasien

q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan

r. Mampu mempersiapkan persiapan diagnostic : persiapan USG,

EKG, persiapan CT-scan, persiapan bone marrow, lumbal pungsi,

intra tekal, echokardiografi, katerisasi jantung

s. Mampu melakukan fungsi manajeman asuhan keperawatan dalam

tim

t. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran

klinik/preceptorsip

u. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien meliputi

review hasil penelitian

v. Mampu melakukan asuhan keperawatan berdasarkan tahapan

perkembangan

TUGAS PK 3:

1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup

pasien dan peralatan.

Page 46: Makalah Manajemen Kenanga 2

45

2. Melakukan Asuhan Keperawatan pasien dengan kasus kompleks

sesuai dengan tahapan perkembangan, meliputi pengkajian, membuat

rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, melakukan

evaluasi, dan melakukan pencatatan / dokumentasi.

3. Melakukan tindakan keperawatan:

a. Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut

b. Mempertahanka kepatenan jalan nafas : pemasangan Oropharingeal

airway (OPA), suction melalui nasal, oral, endotracheal tube, dan

tracheal tube

c. Terapi oksigen : memberikan oksigen dengan nasal canule, simple

mask, rebreathing mask, non rebreathing mask.

d. Pasien yang terpasang watersealdrainase (WSD)

e. Menjaga kepatenan alat-alat invasif (infus, CTT, eksternalventrikel

drainase (EVD), dll

f. Memberikan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan parenteral

baik secara manual maupun dengan infusion pump.

g. Memberikan obat melalui oral, enteral, intramuscular, intracutan,

subkutan, parenteral, secara bolus maupun kontinu dengan

menggunkaan syringe pump

h. Interpretasi EKG normal, disritmia, lethal dan penatalaksanaannya

i. Tindakan defibrilasi dan kardioversi

j. Tekhnik pengambilan sampel darah vena dan arteri dan interpretasi

hasil

k. Mempertahankan tekhnik bersih dan steril

Page 47: Makalah Manajemen Kenanga 2

46

l. Perawatan luka

m. Tindakan pemberian transfusi darah

4. menyiapkan, memelihara dan menyimpan peralatan dan trolley

emergency agar selalu siap pakai

5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan

6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan

perawatan, peraturan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan

penggunaanya

7. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan

8. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun

eksternal

9. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit

10. Melaksanakan tugas sebagai Clinical Instructur (CI)

11. Melaksanakan tugas sebagai Case Manager (CM)

SYARAT PK 3:

1. Tingkat pendidikan formal minimal D3 keperawatan

2. STR/SIP yang masih berlaku

3. Serifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar

(BHD), manajemen bangsal, Advance Life Support (ALS),

Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (KPRS), Clinical Instructur (CI), Case Manager (CM),

Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)

Page 48: Makalah Manajemen Kenanga 2

47

4. Keterampilan Kerja (kompetensi) :

a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada kasus

kompleks sesuai tahapan perkembangan pasien

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan

c. Mampu merumuskan rencana asuhan

d. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau profesional pemberi

asuhan lainnya

e. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi

f. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

g. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen

penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,

oropharingeal airways (OPA), pengisapan lendir melalui nasal,

oral, endotracheal tube (ETT), dan trachea tube (TT), nasal

canule, binasal canul dan simple mask, rebreathing/non

rebreathing mask,persiapan tindakan intubasi,perawatan pasien

terintubasi, interpretasi hasil analisa gas darah

h. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit,

dan nutrisi meliputi : memasang intra vena akses pada kasus

yang sulit, menghitung intake dan output, memberikan makanan

melalui nasogastric tube (NGT),memasang nasogastric tube

(NGT) pada kasus khusus, memasang kateter

i. Mampu melakukan perawatan luka besar

j. Mampu monitoring hemodinamik non invasive (membaca

monitor echokardigrafi/ EKG

Page 49: Makalah Manajemen Kenanga 2

48

k. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute:

melalui rute: oral, supositoria, topikal, intra cutan, intra

muscular, intra vena

l. Mampu mengelola pemberiam darah dan produk darah secara

aman

m. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah

pencapaian hasil yang diharapkan

n. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan

o. Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam

melaksanakan tindakan keperawatan

p. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang

nyata dan potensial terhadap pasien

q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan

r. Mampu mempersiapkan persiapan diagnostik: persiapan Ultra

Sono Graphy (USG), Echo Kardio Graphy (EKG), persiapan CT

Scan, Bone Marrow, Lumbal Pungsi, intra pekal, kateterisasi

jantung

s. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang

nyata dan potensial terhadap pasien

t. Mampu melakukan fungsi asuhan sebagai case manager

(pengelolaan asuhan pelayanan pasien), melaksanakan

manjemen mutu keperawatan

u. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran

klinik atau preseptorsip

Page 50: Makalah Manajemen Kenanga 2

49

v. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien

meliputi: menjadi asuhan peneliti, diseminasi hasil penelitian,

melakukan penelitian deskriptif.

TUGAS PK 4

1. Melakukan Askep pasien anak sesuai tahapan perkembangan dengan

kasus kompleks, pengkajian, membut rencana keperawatan, melakukan

tindakan keperawatan, melakukan evaluasi dan melakukan pencatatan/

dokumentasi

2. Melakukan tindakan keperawatan :

a. Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut

b. Perawatan dan mempertahankan kepatenan jasa nafas:

pemasangan OPA (Oro Pharingeal Tube), pengisapan lendir

melalui nasal, oral, ETT (Endo Tracheal Tube), dan TT

(Tracheal Tube)

c. Terapi oksigen: nasal canula, simple mask, non rebreathing

mask, reabreathing mask.

d. Perawatan pada pasien yang terpasang WSD

e. Pemantauan dan menilai hemodinamik infasive

f. Perawatan dan menjaga kepatenan alat-alat infasive

g. Pemenuhan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan

parenteral baik

Secara manual maupun dengan menggunakan infusion pump

Page 51: Makalah Manajemen Kenanga 2

50

h. Pemberian obat melalui oral, enteral, intra muscular, intracutan,

subcutan, parenteral secara bolus maupun kontinyu dengan

menggunakan syringe pump

i. Prosedur pemberian transfusi darah

j. Interpretasi elektrokardiografi (EKG) normal, disrithmia, lethal

dan penatalaksanaannya

k. Tehnik pengambilan sampel darah vena dan arteri, dan

interpretasi hasil

l. Perawatan luka kompleks

3. Memelihara dan menyimpan peralatan dan trolley emergency agar selalu

siap pakai

4. Memelihara lingkungan keperawatan untuk kelancaran pelayanan

5. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan ruangan

rawat, peraturan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan

penggunaannya

6. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan

7. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun eksternal

8. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit

SYARAT PK 4

1. Tingkat pendidikan formal minimal S1 keperawatan

2. STR/SIP yang masih berlaku

3. Sertifikat pelatihan : Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar

(BHD), manajemen bangsal, Advance Life Support (ALS),

Page 52: Makalah Manajemen Kenanga 2

51

Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (KPRS), Clinical Instructur (CI), penanganan bahan berbahaya

dan beracun (B3), Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)

4. Keterampilan Kerja (Kompetensi) :

a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada kasus

spesialistik

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan

c. Mampu merumuskan rencana asuhan

d. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi

e. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau profesional pemberi

asuhan (PPA)

f. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen

penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,

oropharingeal airways (OPA), pengisapan lendir melalui nasal,

oral, endotracheal tube (ETT), dan trachea tube (TT), nasal

canule, binasal canul dan simple mask, rebreathing/non

rebreathing mask,persiapan tindakan intubasi,perawatan pasien

terintubasi, interpretasi hasil analisa gas darah

g. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit,

dan nutrisi meliputi : memasang intra vena akses pada kasus

yang sulit, menghitung intake dan output, memberikan makanan

melalui nasogastric tube (NGT),memasang nasogastric tube

(NGT) pada kasus khusus, memasang kateter

Page 53: Makalah Manajemen Kenanga 2

52

h. Mampu melakukan perawatan luka kompleks.

i. Mampu memonitoring hemodinamik non infasive

j. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute:

oral, supositoria, topikal, intracutan, intramuscular, intravena

k. Mampu mengelola pemberian darah dan produk darah secara

aman

l. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah

pencapaian hasil yang diharapakan

m. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan

n. Mampu melakukan komunikasi intra personal dalma

melaksanakan tindakan keperawatan

o. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan keselamatan yang

nyata dan potensial terhadap pasien

p. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan

r. Mampu mempersiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik

meliputi : perekaman echo kardiografi (EKG) beserta

interpretasi hasil echo kardiografi (EKG) pada kasus disritmia,

persiapan pasien Ct-scan, ultrasonografi (USG), pengambilan

sample darah melalui vena dan arteri

s. Mampu mengidentifikasi resiko kemanan/ keselamatan yang

nyata dan potensial terhadap pasien

Page 54: Makalah Manajemen Kenanga 2

53

t. Mampu melakukan fungsi manajeman asuhan pasien dalam

unit, case manager (pengelolaan asuhan pelayanan pasien),

melaksankan manjemen mutu pelayanan keperawatan

u. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran

klinik/ preceptor shift

v. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien

meliputi : melakukan penelitian deskriptif analitik

b. Kekuatan Kerja; Non Manusia

Metode Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat

ruangan yang menjadi delegasi Kepala Ruangan dan

Wakil Kepala Ruangan pada pelaksanaan kajian situasi

(Sabtu, 16 April 2016), didapatkan data bahwa

pelaksanaan metode tim di ruangan Kenanga 2 juga

merupakan salah satu hasil kajian mahasiswa manajemen

gelombang sebelumnya dan ruangan telah mencoba

menerapkan metode tim dalam pelaksanaan asuhan kepada

pasien, namun memang bisa dibilang belum efektif karena

kualitas masing-masing SDM yang ada tidak sama

sehingga dalam menjalankan metode timnya dirasa belum

optimal.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi dari 16 April 2016

sampai 18 April 2016, tidak terlaksana tugas sesuai

pembagian peran Ketua Tim dan Anggota Tim dalam

pelaksanaan metode tim pada perawat yang melakukan

asuhan keperawatan setiap jadwal shift.

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

terdapat data kekurangan tenaga perawat 10 orang yang

menjadi faktor penghambat terlaksananya metode tim di

ruangan.

Page 55: Makalah Manajemen Kenanga 2

54

Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan data bahwa

dalam mengambil kebijakan tentang pembentukan tim,

komposisi anggota tim juga disesuaikan dengan kualitas

SDM, sehingga bisa saja jika dianggap mampu

melaksanankan tugas maka jumlah tim yang berdinas

dapat berkurang, dan begitu juga sebaikanya. Perawat

yang ditunjuk sebagai penanggung jawab shift di Kenanga

2 meruapakan perawat PK II atau PK III. Penunjukkan

penanggung jawab Shift biasanya dilakukan oleh kepala

ruangan sebagai orang yang paling mengetahui keadaan

seerta kualitas SDM di ruangan Kenanga 2. Sebagai

penanggung jawab, perawat yang diberi tugas harus

memiliki kemauan, pengetahuan, dan kemampuan untuk

menjadi pemimpin dan penyelesaian masalah. Sehingga

ketika terjadi masalah atau kejadian tertentu diharapkan

penanggung jawab shift dapat mengatasi masalah dalam

shift dengan efektif. Penugasan secara tertulis tentang

penanggung jawab shift di Kenanga 2 tidak ada. Tetapi

secara umum tugasnya adalah membagi, mengatur dan

mengawasi jalannya tugas anggota tim pada saat

menjalankan shift, sebagai perpanjangan tangan dari

kepala ruangan, sebagai orang yang bertanggung jawab

terhadap segala hal yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan, dll selama shift berjalan. Penanggung jawab

shift juga memiliki tanggung jawab untuk melaporkan

segala sesuatu yang terjadi pada saat shift kepada kepala

ruangan.

Money

(Keuangan)

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

pendanaan Ruang Kenanga 2 berasal dari pusat atau sentral

RSHS.

Material Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

didapatkan data bahwa Ruang Kenanga memiliki:

Page 56: Makalah Manajemen Kenanga 2

55

1 buah kulkas di ruang dispensi untuk menyimpan obat

pasien.

Lemari: berisi alat EKG; tabung, spuit; sarung tangan,

masker, dan cairan.

Box penyimpanan berkas: form radiologi, informed

concent, pengantar pulang, form patologi anatomi, form

edukasi, form risiko jatuh, form suhu nadi, SIA, dan SIO.

Lemari tempat penyimpanan kasa steril.

Troly emergency tempat material untuk kegawatdaruratan

Lemari tempat penyimpanan obat injeksi pasien.

4 buah wastafle (3 buah berada pada lorong, 1 buah dalam

ruang tindakan) untuk mencuci tangan dilengkapi dengan

sabun dan poster tata cara mencuci tangan dengan 6

langkah, tissue dan sabun selalu tersedia.

Sudah ada standar pemisahan sampah, terdapat sekitar 32

tempat sampah yaitu: 15 tempat sampah medis, 15 tempat

sampah non medis serta 2 safety boxuntuk pembuangan

jarum suntik maupun benda tajam lainnya, dan terdapat 2

tempat sampah sitotoksik.

Terdapat sekolah yang digunakan untuk belajar dan ruang

bermain. Sekolah ini sudah berjalan selama 3 minggu.

Ruang Kenanga sudah mempunyai Standar Operasional

Prosedur (SOP) tentang:

- Identifikasi pasien pindah

- Pedoman Identifikasi pasien baru

- Serah terima pasien

- Pengkajian ulang resiko jatuh

- Komunikasi efektif antar tenaga kesehatan

- Pelaporan salah identifikasi pasien

- Pemulangan pasien

- Penerimaan dan pengantaran transportasi pasien

Page 57: Makalah Manajemen Kenanga 2

56

kenanga

- Rencana pulang pasien

- Panduan catatan terintegrasi

- Identifikasi pasien sebelum pemberian obat

- Daftar singkatan dan symbol untuk penulisan rekam

medis

- Pedoman rekam medis berorientasi masalah SOP

- Panduan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur serta

tepat pasien-pasien yang akan menjalani operasi

- Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah

sakit

- Panduan high alertmedications

- Panduan dan sasaran keselamatan pasien

- Pedoman peningkatan mutu pelayanan

Alat Pelindung Perorangan (APP) :

- Sarung tangan

- Masker

Buku

- Laporan pasien Kenanga 2

- Laporan monitoring pasien HCU

Struktur organisasi ruangan dan tim

Poster dan Leaflet

- Poster 6 langkah langkah cuci tangan

- Poster 5 momments

- Poster alur pasien masuk

- Beberapa leaflet mengenai batuk efektif, cuci tangan,

demam, pencegahan rokok, diet/nutrisi seimbang, diet

pada pasien kanker, hak dan kewajiban pasien).

Marketing Secara khusus, Ruang Kenanga 2tidak memiliki kewenangan

dalam mengatur marketing yang dilakukan RS. Kegiatan

marketing terpusat dilakukan oleh manajemen RS melalui

humas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Page 58: Makalah Manajemen Kenanga 2

57

c. Lingkungan Kerja; Fisik

Ruang Kenanga 2 terdiri dari:

1 ruang kepala perawat,

1 ruang sekolah/bermain anak

1 pantry

1 ruang tata usaha

1 ruang ganti perawat perempuan

1 ruang ganti perawat laki-laki

1 nurse station

1 ruangan konsulen

1 ruang dispensing yang digabungkan dengan ruang

penyimpanan obat

1 spoelhoek

2 ruang tindakan

18 toilet pasien

16 kamar perawatan klien

d. Lingkungan Kerja; Non Fisik

Hubungan Perawat dengan Perawat

Komunikasi sesama perawat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan dilakukan sesuai dengan IPSG yang ke 2, yaitu

teknik SBAR. Namun berdasarkan kajian situasi pada Sabtu, 16

April 2016 hingga Senin, 18 April 2016, pendokumentasian

Page 59: Makalah Manajemen Kenanga 2

58

SBAR tidak lengkap dimana terdapat cap SBAR yang hanya

terdapat tanda tangan pemberi pesan.

Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan kajian

situasi juga, pendokumentasian SBAR di Lembar Integrasi belum

dilakukan berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan dan yang

akan dilakukan sebagai perencanaan intervensi. Perencanaan

intervensi masing-masing pasien ditulis pada Buku Komunikasi.

Pelaksanaan timbang terima (operan) pada perawat Ruang

Kenanga 2 selama pelaksanaan kajian situasi (Sabtu, 16 April

2016 hingga Senin, 18 April 2016) dilakukan secara personal oleh

perawat yang selesai bertugas dengan perawat yang akan

bertugas.

Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, terdapat

Format Operan Ruang Kenanga 2 yang telah disusun, dikonsultasi

dengan Kepala Ruangan Kenanga 2, dan disimulasikan

penggunaannya kepada perawat pelaksana ruangan.

Pada pelaksanaan kajian situasi, dilakukan juga pengkajian

tentang gaya kepemimpinan Kepala Ruangan Kenanga 2 dengan

menyebarkan kuesioner yang diisi oleh 19 perawat. Hasil

pengkajian tersebut yaitu gaya kepemimpinan Kepala Ruangan

Kenanga 2 pada Orientasi Tugas dipersepsikan rendah (dengan

nilai median 24) dan pada Orientasi Karyawan dipersepsikan

tinggi (dengan nilai median 37).

Page 60: Makalah Manajemen Kenanga 2

59

Hubungan Perawat dengan Dokter

Komunikasi perawat dengan dokter penanggung jawab

pasien dilakukan pada saat dokter akan melakukan visite. Perawat

menjelaskan kondisi klinis pasien kepada dokter. Selain itu

interaksi antara perawat dan dokter dilakukan pada saat pelaporan

nilai kritis pasien.

Hubungan Perawat dengan Pasien dan Keluarga Pasien

Pada pelaksanaan kajian situasi Sabtu, 16 April 2016

jadwal shift malam, komunikasi perawat dengan pasien tidak

terlaksana pada kegiatan timbang operan. Komunikasi antara

perawat dengan pasien dan keluarga terjadi pada saat melakukan

asuhan keperawatan langsung (direct care).

Pelaksanaan kajian situasi juga dilakukan dengan mengkaji

tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan

dengan kuesioner “Kepuasan Pasien di Ruang Instalasi Rawat

Inap” yang diambil dari penelitian Pengembangan Sistem

Peniliaian Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi

Medan (Hayati, 2014) dengan total responden 28 orang (keluarga

pasien). Hasil kajian tersebut yaitu 90.1% termasuk dalam

kategori Puas, 5.6% termasuk dalam kategori Kurang Puas, dan

4.3% termasuk ke dalam kategori Tidak Puas.

Page 61: Makalah Manajemen Kenanga 2

60

Hubungan Perawat dengan Mahasiswa

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

perawat mengatakan merasa terbantu dengan adanya mahasiswa

di ruangan dan mahasiswa selalu mendapat pendampingan selama

melakukan pemberian terapi obat dan tindakan lainnya.

Berdasarkan kajian situasi Sabtu, 16 April 2016 hingga

Senin, 18 April 2016, hanya terjadi komunikasi antara perawat

dengan mahasiswa dalam kegiatan operan pada shift pagi.

Hubungan Perawat dengan Farmasi

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

komunikasi antara perawat ruangan dan farmasi jarang terjadi

karena hanya bertemu saat bagian farmasi mengambil resep ke

ruangan dan saat siang hari memberikan obat ke ruangan sehingga

komunikasi yang dilakukan tidak terlalu banyak.

Namun berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan

kajian situasi, komunikasi perawat dengan farmasi sudah terjalin

dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hubungan Perawat dengan Gizi

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

komunikasi antara perawat dengan gizi terjadi setelah gizi

diberitahu oleh perawat atau melihat catatan untuk diet pasien,

maka pihak dari gizi akan mengkonfirmasi lagi ke pasien tersebut.

Sehingga tidak ada hambatan dari pihak gizi dengan perawat.

Page 62: Makalah Manajemen Kenanga 2

61

Perawat juga berkolaborasi dengan gizi terkait diet yang

didapatkan oleh pasien selama proses perawatan di rumah sakit.

Hubungan Perawat dengan Pekarya

Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,

perawat biasanya mencatat berapa kebutuhan kasar, kapas, plester

dan kebutuhan manajemen unit yang habis pakai lainnya untuk

ganti balutan. Setelah itu pekarya akan ke bagian CSSD untuk

menyerahkan lagi ke ruangan. Menurut perawat tidak ada

hambatan komunikasi dari perawat kepada pekarya.

Page 63: Makalah Manajemen Kenanga 2

62

BAB III

ANALISIS DATA

No. Aspek Aktual Ideal Problem

1 Kekuatan Kerja

Non manusia

a. Metode

Berdasarkan hasil wawancara

dengan salah satu perawat

ruangan yang menjadi delegasi

Kepala Ruangan dan Wakil

Kepala Ruangan pada

pelaksanaan kajian situasi

(Sabtu, 16 April 2016),

didapatkan data bahwa

pelaksanaan metode tim di

ruangan Kenanga 2 juga

merupakan salah satu hasil

kajian mahasiswa manajemen

gelombang sebelumnya dan

ruangan telah menerapkan

metode tim dalam pelaksanaan

asuhan kepada pasien, namun

memang bisa dibilang belum

efektif karena kualitas masing-

masing SDM yang ada tidak

sama sehingga dalam

menjalankan metode timnya

dirasa belum optimal.

Sedangkan berdasarkan hasil

Dalam pengembangan Model Praktik

Keperawatan Profesional, aspek

ketenagaan merupakan komponen pertama

yang harus dipertimbangkan, sehingga

tujuan pelayanan dapat dicapai (Wahyuni,

2007).

Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya

fleksibel atau tidak kaku. Metode tim dapat

dilakukan pada shift pagi, sore atau malam

di unit manapun. Sejumlah tenaga dapat

terlibat dalam tim, minimal dua sampai

tiga tim. Jumlah atau besarnya tim

bergantung dari banyaknya staf. Dua orang

perawat dapat dikatakan satu tim, terutama

untuk shift sore dan malam, dimana jumlah

tenaga terbatas (Nurhidayah, 2002).

Dalam pelaksanaan metode tim terdapat

pembagian peran yang terdiri dari ketua

tim dan anggota tim.

Tugas dan tanggung jawab ketua tim:

a. Bertanggung jawab terhadap

pengelolaan asuhan keperawatan

klien sejak masuk sampai pulang.

Pengorganisasian

ketenagaan

(perawat) dalam

pelaksanaan metode

tim di Ruang

Kenanga 2 yang

belum sesuai

dengan konsep

metode tim yang

memiliki syarat dan

ketentuan sebagai

ketua dan anggota

tim setiap shift

Page 64: Makalah Manajemen Kenanga 2

63

No. Aspek Aktual Ideal Problem

observasi dari 16 April 2016

sampai 18 April 2016, tidak

terlaksana tugas sesuai

pembagian peran Ketua Tim dan

Anggota Tim dalam pelaksanaan

metode tim pada perawat yang

melakukan asuhan keperawatan

setiap jadwal shift.

Berdasarkan laporan kelompok

gelombang sebelumnya, terdapat

data kekurangan tenaga perawat

10 orang yang menjadi faktor

penghambat terlaksananya

metode tim di ruangan.

Berdasarkan hasil wawancara

juga didapatkan data bahwa

dalam mengambil kebijakan

tentang pembentukan tim,

komposisi anggota tim juga

disesuaikan dengan kualitas

SDM, sehingga bisa saja jika

dianggap mampu

melaksanankan tugas maka

jumlah tim yang berdinas dapat

berkurang, dan begitu juga

sebaikanya. Perawat yang

ditunjuk sebagai penanggung

jawab shift di Kenanga 2

meruapakan perawat PK II atau

b. Mengorientasikan klien yang baru

dan keluarganya.

c. Mengkaji kondisi kesehatan klien

dan keluarganya

d. Membuat diagnosa keperawatan

dan rencana keperawatan

e. Mengkomunikasikan rencana

keperawatan kepada anggota tim

f. Mengarahkan dan membimbing

anggota tim dalam melakukan

tindakan keperawatan

g. Mengevaluasi tindakan dan rencana

keperawatan

h. Melaksanakan tindakan

keperawatan tertentu

i. Mengembangkan perencanaan

pulang

j. Memonitor pendokumentasian

tindakan keperawatan yang

dilakukan oleh anggota tim

k. Melakukan atau mengikuti

pertemuan dengan anggota tim atau

tim kesehatan lainnya untuk

membahas perkembangan kondisi

pasien.

Tugas dan tanggung jawab anggota tim:

a. Melaksanakan tindakan

keperawatan yang telah direncana

ketua tim.

Page 65: Makalah Manajemen Kenanga 2

64

No. Aspek Aktual Ideal Problem

PK III. Penunjukkan

penanggung jawab Shift

biasanya dilakukan oleh kepala

ruangan sebagai orang yang

paling mengetahui keadaan

seerta kualitas SDM di ruangan

Kenanga 2. Sebagai penanggung

jawab, perawat yang diberi tugas

harus memiliki kemauan,

pengetahuan, dan kemampuan

untuk menjadi pemimpin dan

penyelesaian masalah. Sehingga

ketika terjadi masalah atau

kejadian tertentu diharapkan

penanggung jawab shift dapat

mengatasi masalah dalam shift

dengan efektif. Penugasan

secara tertulis tentang

penanggung jawab shift di

Kenanga 2 tidak ada. Tetapi

secara umum tugasnya adalah

membagi, mengatur dan

mengawasi jalannya tugas

anggota tim pada saat

menjalankan shift, sebagai

perpanjangan tangan dari kepala

ruangan, sebagai orang yang

bertanggung jawab terhadap

segala hal yang berkaitan

b. Mendokumentasikan tindakan

keperawatan yang dilakukan.

c. Membantu ketua tim melakukan

pengkajian, menentukan diagnosa

keperawatan dan membuat rencana

keperawatan.

d. Membantu ketua Tim

mengevaluasi hasil tindakan

keperawatan.

e. Membantu/bersama dengan ketua

tim mengorientasikan pasien baru.

f. Mengganti tugas pembantu

keperawatan bila diperlukan.

Kepala Ruangan mempunyai tanggung

jawab untuk mengorganisir tenaga

keperawatan yang ada dan kegiatan

pelayanan asuhan keperawatan yang akan

dilakukan sesuai dengan metode layanan

yang berlaku di ruangan. Kepala Ruangan

memiliki tugas mengorientasikan tenaga

yang baru tentang fungsi metode tim

keperawatan (Wahyuni, 2007).

Page 66: Makalah Manajemen Kenanga 2

65

No. Aspek Aktual Ideal Problem

dengan asuhan keperawatan, dll

selama shift berjalan.

Penanggung jawab shift juga

memiliki tanggung jawab untuk

melaporkan segala sesuatu yang

terjadi pada saat shift kepada

kepala ruangan.

Man Terdapat kekurangan tenaga

perawat pelaksana sejumlah 10

orang

Jumlah perawat Ruang Kenanga 2

berdasarkan status PK:

PK 1 = 3 orang

PK 2 = 7 orang

PK 3 = 3 orang

PK 4 = 1 orang

PRA PK = 11 orang

Salah satu tugas perawat berstatus

PK II yaitu melakukan asuhan

keperawatan pasien sesuai dengan

tahapan perkembangan anak yang

meliputi pengkajian, membuat

rencana keperawatan, melakukan

ltindakan keperawatan, melakukan

evaluasi, dan melakukan

pencatatan/dokumentasi.

Salah satu tugas perawat berstatus

PK III yaitu melakukan asuhan

keperawatan pasien dengan kasus

Page 67: Makalah Manajemen Kenanga 2

66

No. Aspek Aktual Ideal Problem

kompleks sesuai dengan tahapan

perkembangan, meliputi pengkajian,

membuat rencana keperawatan,

melakukan tindakan keperawatan,

melakukan evaluasi, dan melakukan

pencatatan/dokumentasi.

2. Lingkungan kerja

a. Lingkugan

non fisik

Komunikasi sesama perawat

dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan dilakukan sesuai

dengan IPSG yang ke 2, yaitu :

SBAR. Namun berdasarkan kajian

situasi pada Sabtu, 16 April 2016

hingga Senin, 18 April 2016

pendokumentasian SBAR tidak

lengkap, dimana terdapat cap SBAR

yang hanya terdapat tanda tangan

pemberi pesan.

Pelaksanaan timbang terima

(operan) pada perawat Ruang

Kenanga 2 selama pelaksanaan

kajian situasi (Sabtu, 16 April 2016

hingga Senin, 18 April 2016)

dilakukan secara personal oleh

perawat yang selesai bertugas

dengan perawat yang akan bertugas.

Berdasarkan laporan kelompok

sebelumnya, terdapat Format Operan

Ruang Kenanga 2 yang telah

disusun, dikonsultasi dengan Kepala

Dalam penerapannya, dilakukan timbang

terima kepada masing-masing penanggung

jawab:

1. Timbang terima dilaksanakan setiap

pergantian shift atau operan.

2. Dari nurse station perawat berdiskusi

untuk melaksanakan timbang terima

dengan mengkaji secara komprehensif

yang berkaitan tentang masalah

keperawatan klien, rencana tindakan

yang sudah dan belum dilaksanakan

serta hal-hal penting lainnya yang perlu

dilimpahkan.

3. Hal-hal yang sifatnya khusus dan

memerlukan perincian yang lengkap

sebaiknya dicatat secara khusus untuk

kemudian diserahterimakan kepada

perawat yang berikutnya.

4. Seluruh pendokumentasian asuhan

keperawatan pasien harus lengkap.

Yang perlu didokumentasikan dalam

timbang terima antara lain:

a. Identitas pasien.

Hubungan

profesionalisme

perawat dalam

pelaksanaan teknik

timbang terima

(operan) sebagai

bagian dari metode

tim yang digunakan

di ruangan

Page 68: Makalah Manajemen Kenanga 2

67

No. Aspek Aktual Ideal Problem

Ruangan Kenanga 2, dan

disimulasikan penggunaannya

kepada perawat pelaksana ruangan.

Pada pelaksanaan kajian situasi

Sabtu, 16 April 2016 jadwal shift

malam, komunikasi perawat dengan

pasien tidak terlaksana pada kegiatan

timbang operan. Komunikasi antara

perawat dengan pasien dan keluarga

terjadi pada saat melakukan asuhan

keperawatan langsung (direct care).

Berdasarkan hasil observasi

selama pelaksanaan kajian situasi

juga, pendokumentasian SBAR di

Lembar Integrasi belum dilakukan

berdasarkan kegiatan yang sudah

dilakukan dan yang akan dilakukan

sebagai perencanaan intervensi.

Perencanaan intervensi masing-

masing pasien ditulis pada Buku

Komunikasi.

Berdasarkan kajian situasi Sabtu,

16 April 2016 hingga Senin, 18

April 2016, hanya terjadi

komunikasi antara perawat dengan

mahasiswa dalam kegiatan operan

pada shift pagi.

Pada pelaksanaan kajian situasi,

dilakukan juga pengkajian tentang

b. Diagnosa medis pesien.

c. Dokter yang menangani.

d. Kondisi umum pasien saat ini.

e. Masalah keperawatan.

f. Intervensi yang sudah dilakukan.

g. Intervensi yang belum dilakukan.

h. Tindakan kolaborasi.

i. Rencana umum dan persiapan lain.

j. Tanda tangan dan nama terang

pemberi dan penerima pesan

(Nursalam, 2002).

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat

yang akan melimpahkan

tanggungjawab. Meliputi faktor

informasi yang akan disampaikan oleh

perawat jaga sebelumnya.

b. Pertukaran shift jaga, dimana antara

perawat yang akan pulang dan datang

melakukan pertukaran informasi. Waktu

terjadinya operan itu sendiri yang

berupa pertukaran informasi yang

memungkinkan adanya komunikasi dua

arah antara perawat yang shift

sebelumnya kepada perawat shift yang

datang.

c. Pengecekan ulang informasi oleh

perawat yang datang tentang tanggung

jawab dan tugas yang dilimpahkan.

Page 69: Makalah Manajemen Kenanga 2

68

No. Aspek Aktual Ideal Problem

gaya kepemimpinan Kepala

Ruangan Kenanga 2 dengan

menyebarkan kuesioner yang diisi

oleh 19 perawat. Hasil pengkajian

tersebut yaitu gaya kepemimpinan

Kepala Ruangan Kenanga 2 pada

Orientasi Tugas dipersepsikan

rendah (dengan nilai median 24) dan

pada Orientasi Karyawan

dipersepsikan tinggi (dengan nilai

median 37).

Merupakan aktivitas dari perawat yang

menerima operan untuk melakukan

pengecekan data informasi pada

medical record atau pada pasien

langsung.

Metode dalam Timbang Terima

1. Timbang terima dengan metode

tradisional.

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo

(2005) di sebutkan bahwa operan jaga

(handover) yang masih tradisional

adalah:

Dilakukan hanya di meja perawat.

Menggunakan satu arah

komunikasi sehingga tidak

memungkinkan munculnya

pertanyaan atau diskusi.

Jika ada pengecekan ke pasien

hanya sekedar memastikan kondisi

secara umum.

Tidak ada kontribusi atau feedback

dari pasien dan keluarga, sehingga

proses informasi dibutuhkan oleh

pasien terkait status kesehatannya

tidak up to date.

2. Timbang terima dengan metode

bedside handover

Page 70: Makalah Manajemen Kenanga 2

69

No. Aspek Aktual Ideal Problem

Menurut Kassean dan Jagoo (2005)

handover yang dilakukan sekarang

sudah menggunakan model bedside

handover yaitu handover yang

dilakukan di samping tempat tidur

pasien dengan melibatkan pasien atau

keluarga pasien secara langsung untuk

mendapatkan feedback.

Page 71: Makalah Manajemen Kenanga 2

70

BAB IV

IMPLEMENTASI

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

1. Hubungan

profesionalisme perawat dalam

pelaksanaan teknik

timbang terima

(operan) sebagai bagian dari metode

tim yang digunakan

di ruangan belum optimal

1. Menanyakan tentang

SOP Operan Ruang Kenanga 2 sebagai

acuan penyusunan

detail rangkaian alur

operan

2. Menyusun detail

rangkaian alur operan berdasarkan

ketentuan operan

yang berlaku di RSHS

Kamis, 21 April

2016

Kamis, 21 April

2016

Ruang Kenanga 2

memiliki SOP Operan

Terdapat detail

rangkaian alur operan yang akan

dikonsultasikan kepada

Pak Yudi selaku pembimbing akademik

dan Bu Enung selaku

Kepala Ruangan

Kenanga 2 dan pembimbing klinik

sebelum digunakan

pada saat pelaksanaan simulasi operan

berdasarkan ketentuan

RSHS dan sumber tambahan lain

Ruang Kenanga 2

mengacu pada ketentuan operan yang

berlaku di RSHS

Terdapat detail

rangkaian alur operan yang akan

dikunsultasikan

kepada Pak Yudi selaku pembimbing

akademik dan Bu

Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing

klinik sebelum

digunakan pada saat pelaksanaan simulasi

operan berdasarkan

ketentuan RSHS dan sumber tambahan lain

Tidak ada

Tidak ada

1. Menyusun detail

rangakain alur operan berdasarkan

ketentuan operan

yang berlaku di RSHS

2. Rangkaian alur operan

dikonsultasikan ke

Pak Yudi selaku

pembimbing akademik dan Bu

Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing

klinik

Page 72: Makalah Manajemen Kenanga 2

71

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

3. Menyusun cakupan

informasi dalam mekanisme simulasi

operan dalam

penyampaian

informasi kepada pasien

4. Menyusun ketentuan

pendokumentasian SOAPIER di lembar

integrasi status

pasien dan lembar evaluasi pelaksanaan

simulasi

pendokumentasian

SOAPIER dan teknik operan

Kamis, 21 April

2016

Kamis, 21 April

2016

Terdapat cakupan

informasi yang akan dikonsultasikan kepada

Pak Yudi selaku

pembimbing akademik

dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan

Kenanga 2 dan

pembimbing klinik sebelum digunakan

pada saat pelaksanaan

simulasi operan

Terdapat ketentuan

pendokumentasian SOAPIER dan lembar

evalauasi pelaksanaan

simulasi yang akan dikonsultasikan kepada

Pak Yudi selaku

pembimbing akademik

dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan

Kenanga 2 dan

pembimbing klinik sebelum digunakan

pada saat pelaksanaan

simulasi operan

Terdapat cakupan

informasi dikonsultasikan

kepada Pak Yudi

selaku pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing klinik sebelum

digunakan pada saat

pelaksanaan simulasi operan

Terdapat ketentuan

pendokumentasian SOAPIER dan lembar

evaluasi pelaksanaan

simulasi yang akan dikonsultasikan

kepada Pak Yudi

selaku pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing klinik sebelum

digunakan pada saat

pelaksanaan simulasi operan

Tidak ada

Tidak ada

3. Cakupan informasi

dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku

pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing

klinik

4. Ketentuan pendokumentasian

SOAPIER dan

lembar evaluasi yang akan digunakan pada

saat pelaksanaan

simulasi operan

dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku

pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing

klinik

Page 73: Makalah Manajemen Kenanga 2

72

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

5. Membuat pathway

klinis berdasarkan tahap tumbuh

kembang toddler

berkaitan dengan

asuhan keperawatan

6. Melakukan

konsultasi terkait detail rangkaian alur

operan, cakupan

informasi pada saat

operan, dan pathway klinis berdasarkan

tahap tumbuh

kembang toddler berkaitan dengan

asuhan keperawatan

kepada Pak Yudi selaku pembimbing

akademik

Kamis, 21 April

2016

Jumat, 22 April 2016

Terdapat pathway

klinis berdasarkan tahap tumbuh kembang

toddler berkaitan

dengan asuhan

keperawatan sebagai konten kegiatan operan

yang akan

dikonsultasikan kepada Pak Yudi selaku

pembimbing akademik

dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan

Kenanga 2 dan

pembimbing klinik

Terdapat detail

rangkaian alur operan, cakupan informasi pada

saat operan, dan

pathway klinis yang

akan dikonsultasikan kepada Bu Enung

selaku Kepala Ruangan

Kenanga 2 dan pembimbing klinik

sebelum digunakan

pada saat pelaksanaan simulasi operan

berdasarkan ketentuan

Terdapat pathway

klinis berdasarkan tahap tumbuh

kembang toddler

berkaitan dengan

asuhan keperawatan sebagai konten

kegiatan operan yang

akan dikonsultasikan kepada Pak Yudi

selaku pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing

klinik

Terdapat detail

rangkaian alur operan, cakupan informasi

pada saat operan, dan

pathway klinis yang

akan dikonsultasikan kepada Bu Enung

selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing

klinik sebelum

digunakan pada saat pelaksanaan simulasi

operan berdasarkan

Tidak ada

Tidak ada

5. Pathway klinis

berdasarkan tahap tumbuh kembang

toddler berkaitan

dengan asuhan keperawatan sebagai

konten kegiatan

operan

dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku

pembimbing

akademik dan Bu Enung selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2

dan pembimbing klinik

6. Detail rangkaian alur operan, cakupan

informasi pada saat

operan, dan pathway

klinis yang akan digunakan pada

pelaksanaan simulasi

teknik operan dikonsultasikan

kepada Bu Enung

selaku Kepala

Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing

klinik

Page 74: Makalah Manajemen Kenanga 2

73

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

7. Melakukan

konsultasi terkait

rangkaian alur operan, cakupan

informasi, dan

ketentuan pendokumentasian

SOAPIER di lembar

integrasi status pasien pada saat

operan kepada Bu

Enung selaku Kepala

Ruang Kenanga 2 dan pembimbing

klinik

8. Melakukan

konsultasi terkait

pathway klinis

berdasarkan tahap tumbuh kembang

Toddler berkaitan

dengan asuhan keperawatan sebagai

konten kegiatan

operan kepada Bu Enung selaku Kepala

Ruang Kenanga 2

Sabtu, 23 April 2016

Senin, 25 April 2016

RSHS dan sumber

tambahan lain

Terdapat rangkaian alur

operan, cakupan

informasi, dan ketentuan

pendokumentasian

SOAPIER di lembar integrasi status pasien

yang dapat digunakan

pada saat pelaksanaan simulasi

pendokumentasian

SOAPIER dan teknik

operan

Terdapat pathway

klinis berdasarkan

tahap tumbuh kembang

Toddler berkaitan dengan asuhan

keperawatan sebagai

konten kegiatan operan

ketentuan RSHS dan

sumber tambahan lain

Terdapat rangkaian

alur operan, cakupan

informasi, dan ketentuan

pendokumentasian

SOAPIER di lembar integrasi status pasien

yang dapat digunakan

pada saat pelaksanaan simulasi

pendokumentasian

SOAPIER dan teknik

operan

Terdapat pathway

klinis berdasarkan

tahap tumbuh

kembang Toddler berkaitan dengan

asuhan keperawatan

sebagai konten kegiatan operan

Tidak ada

Tidak ada

7. Rangkaian alur

operan, cakupan informasi, dan

ketentuan

pendokumentasian

SOAPIER digunakan pada saat

pelaksanaan simulasi

teknik operan dan pendokumentasian

SOAPIER di lembar

integrasi status pasien

8. Pathway klinis

berdasarkan tahap

tumbuh kembang Toddler berkaitan

dengan asuhan

keperawatan dapat digunakan sebagai

konten cakupan

informasi kegiatan

operan di nurse station

Page 75: Makalah Manajemen Kenanga 2

74

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

dan pembimbing

klinik

9. Melakukan simulasi

kegiatan

pendokumentasian SOAPIER di lembar

intergrasi status

pasien dan teknik operan bersama

perawat Ruang

Kenanga 2 Kelas 1

Senin, 25 April 2016

s.d. Rabu, 27 April

2016

a. Terlaksana kegiatan

simulasi

pendokumentasian SOAPIER di lembar

intergrasi status

pasien bersama perawat pelaksana

Ruang Kenanga 2

Kelas 1 sesuai ketentuan:

S : Subjective

Keluhan dari pasien;

dapat sebuah pernyataan ulang

dari keluhan pasien

atau pernyataan langsung dari pasien

O : Objective

Data obyektif pasien

seperti TTV, hasil pemeriksaan fisik,

hasil pemeriksaan

diagnostik, intervensi yang telah

dilaksanakan

terhadap pasien A : Analisys

Masalah

Evaluasi hasil dan

proses simulasi

kegiatan pendokumentasian

SOAPIER di lembar

integrasi status pasien dan teknik operan

dijelaskan pada BAB

Evaluasi

Pelaksanaan

operan bed

side yang

seharusnya menggunakan

status pasien

terhambat dengan status

pasien yang

masih digunakan

oleh dokter

9. Pendokumentasian

SOAPIER di lembar integrasi dan teknik

operan bed side

dapat dilakukan oleh

seluruh perawat di Ruangan Kenanga 2

Page 76: Makalah Manajemen Kenanga 2

75

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

keperawatan

berdasarkan data subyektif dan

obyektif

P : Planning

Rencana tindakan yang akan dilakukan

berdasarkan analisis

masalah keperawatan yang

muncul

I : Implementation Intervensi atau

tindakan yang telah

dilakukan

E : Evaluation Evaluasi yang

berupa respon dan

keadaaan pasien setelah dilakukan

intervensi atau

tindakan

R : Recommandation Rencana tindakan

mandiri dan

kolaborasi pada pasien yang akan

dilakukan oleh

perawat pada dinas selanjutnya

b. Terlaksana simulasi

Page 77: Makalah Manajemen Kenanga 2

76

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

operan berdasarkan

rangkaian alur dan cakupan informasi

pada saat operan

yang telah disusun

berdasarkan rangkaian alur

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan Perawat

menyiapkan

dokumentasi keperawatan berupa

SOAPIER yang

telah dibuat di

lembar integrasi dan catatan informasi

inventaris alat

kesehatan/alat emergency.

2. Tahap pelaksanaan

antar perawat

a. Kepala ruangan atau pemimpin

operan

membuka operan

“Selamat pagi rekan-

rekan sekalian, ... (menyampaikan hal-hal

terkait pelayanan ke

Page 78: Makalah Manajemen Kenanga 2

77

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

pasien, dll)”

b. Serah terima pasien,

inventaris alat–

alat kesehatan,

serah terima fasilitas

ruangan dan

serah terima alat kesehatan/

alat emergency

“Baik terima kasih untuk kesempatan yang

diberikan. Adapun

laporan perawatan

pasien pada shift malam, dengan jumlah

pasien sebanyak …

(sebutkan jumlah pasien)”.

c. Mereview

ulang tentang

SOP yang berlaku di

ruangan yang

disebutkan oleh personel yang

ditunjuk oleh

kepala ruangan atau pemimpin

operan

Page 79: Makalah Manajemen Kenanga 2

78

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

“Sebelum membahas

pasien lebih lanjut, kita akan mereview ulang

mengenai teknik

pelaksanaan

dokumentasi keperawatan di lembar

integrasi (SOP yang

berlaku di ruangan). (tunjuk perawat lain

untuk menyebutkan

teknik pelaksanaan dokumentasi

keperawatan di lembar

integrasi). Baik saya

ulangi, teknik pendokumentasian

keperawatan di lembar

integrasi yaitu SBAR (Subjective,

Background,

Assessment,

Recomendation) dimana kita

menuliskannya dengan

cara SOAPIER (Subyektive, Obyektive,

Assessment, Planning,

Implementation, Evaluation, dan

Recomandation). Baik,

Page 80: Makalah Manajemen Kenanga 2

79

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

sekarang kita dapat

melanjutkan kembali pembahasan pasien”

d. Membahas

tentang

penyakit dan gangguan

tumbuh

kembang anak dengan

penyakit

tertentu “rekan-rekan sekalian,

hari ini di ruangan

Kenangan kita memiliki

...(jumlah)... pasien dengan diagnosa

....(penyakit).... saya

titipkan kepada teman-teman untuk

memperhatikan terkait

tumbuh kembang anak

dengan ...(penyakit).... tolong tanyakan

kepada orang tua

tentang kemungkinan gangguan tumbuh

kembang dan beri

penkes tentang bagaimana cara

mengatasi gangguan

Page 81: Makalah Manajemen Kenanga 2

80

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

tersebut sehingga kita

dapat memaksimalkan/meran

gsang tumbuh kembang

anak dengan

....(penyakit)... walaupun dengan

keterbatasan yang dia

miliki sesuai tahapan tumbuh kembangnya”

e. Melakukan

do’a bersama agar diberi

kemudahan

oleh Allah

SWT dalam memberikan

pelayanan

kepada pasien. “Sebelum kita memulai

dinas lebih baik kita

berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing. Berdoa

mulai”.

f. Pemberian reinforcement

kepada perawat

yang berdinas malam dan

persiapan

Page 82: Makalah Manajemen Kenanga 2

81

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

pembagian tim

dan persiapan tahapan

bersama pasien

“Terimakasih untuk

perawat shift malam atas tugasnya.

Sekarang kita akan

bersiap untuk melakukan serah

terima bersama pasien,

silahkan membagi kelompok sesuai

dengan timnya dan

selamat bertugas untuk

yang bersinas pagi”. 3. Tahap

Pelaksanaan

bersama pasien(bedside)

a. Mengucapkans

alamdan

menyapa pasien

“Assalamualaikum/sela

mat pagi adek/bapak/ibu,

bagaimana perasaanya

hari ini ? tadi malam bagaimana tidurnya ?”

b. Memberitahuk

Page 83: Makalah Manajemen Kenanga 2

82

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

an kepada

pasien siapa perawat yang

dapat

dihubungi/bert

anggungjawab pada pasien.

“Pak/Bu, tugas saya

sebagai perawat shift malam sudah

selesai.Untuk pagi ini,

perawat (...nama perawat.....) shift pagi

yang akan merawat

Bapak/Ibu. Jika nanti

ibu/bapak membutuhkan sesuatu

terkait anak ibu/bapak

bisa menghubungi perawat ...(nama)... ”.

c. Menjelaskan

secara jelas

hasil pendokumentas

ian berupa

SOAPIER dengan metode

SBAR yang

telah dituliskan di lembar

integrasi

Page 84: Makalah Manajemen Kenanga 2

83

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

“Laporan perawatan

pasien pertama. An. S (5 tahun) dengan Efusi

Pleura,

penanggungjawab dr.

N :Keadaan umum baik, kesadaran

komposmentis, TD, N,

RR, T (sebutkan hasil pengukuran). Keluhan

yang dirasakan pasien

adalah … (sebutkan keluhan yang

dialami).Rencana yang

sudah dilakukan

adalah … (sebutkan implementasi) sedang

kanrencana yang

belum dilakukan adalah … (sebutkan

intervensi).Terapi yang

diinstruksikan adalah

… (sebutkan nama terapi). Persiapan lain

… (sebutkan jenis

persiapan).” 4. Tahap Terminasi

a. Mengucapkan

salam di akhir pertemuan

dengan pasien

Page 85: Makalah Manajemen Kenanga 2

84

NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK

LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN

10. Melakukan evaluasi

terhadap

pelaksanaan simulasi operan dan

pendokumentasian

SOAPIER di lembar integrasi status

pasien

Kamis, 28 April

2016

“Baiklah,

silahkan Bapak/Ibu

dapat

beristirahat

kembali”. b. Menandatanga

ni form SBAR

pada lembar intergrasi

“seperti itu keadaan

dan rencana selanjutnya untuk

pasien An. S, karena

saya sudah

menyampaikan operan ini, silahkan tanda

tangan di form SBAR

ini”

Terdapat evaluasi hasil

dan proses

pendokumentasian SOAPIER dan teknik

operan

Tidak ada

Page 86: Makalah Manajemen Kenanga 2

85

BAB V

EVALUASI TEKNIK OPERAN DAN PENDOKUMENTASIAN SOAPIER

DI RUANGAN KENANGA 2 KELAS 1

Evaluasi Struktur

Mayoritas perawat yang mengikuti operan membawa buku status dan melakukan

pembagian tim per shiftnya, serta para perawat sudah mempersiapkan diri untuk

melakukan operan dan ada yang memimpin keberlangsungan kegiatan operan tersebut.

Evaluasi Proses (Nurse Station)

Selama berlangsungnya kegiatan operan ada beberapa komponen yang tidak dilakukan

diantaranya serah terima fasilitas ruangan dan alat kesehatan, memberikan

reinforcement kepada shift yang telah berdinas, mereview ulang SOP yang berlaku di

ruangan yang disebutkan oleh personel yang telah ditunjuk kepala ruangan atau

pemimpin operan dan belum membahas tentang penyakit dan gangguan tumbuh

kembang anak pada penyakit tertentu. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan operan di ruang nurse station yaitu selama 6 menit 33 detik yang di

kumulatifkan selama 4 hari dimulai tanggal 25 April sampai 28 April 2016.

Evaluasi Proses (Di Bed Pasien)

KAMAR SENIN SELASA RABU KAMIS

2 2 2 1 1

3 1 2 2 2

4 2 2 2 2

5 1 1 1 1

6 1 1 2 2

Page 87: Makalah Manajemen Kenanga 2

86

KAMAR SENIN SELASA RABU KAMIS

7 1 1 1 1

TOTAL 8 9 9 9

TANGGAL DURASI OPERAN

Pagi Siang

25 April 2016 3 menit 56 detik 10 menit 41 detik

26 April 2016 6 menit 15 detik 8 menit 02 detik

27 April 2016 3 menit 36 detik 4 menit 22 detik

28 April 2016 7 menit 11 deti 6 menit 15 detik

Total

Durasi operan

50 menit 03 detik

Total waktu operan

Total Pasien

= 50 menit 03detik

9

= 5 menit 55 detik

Pada saat melakukan operan di bed pasien, perawat menyampaikan sapa dan salam

namun tidak menyampaikan hasil SOAP yang tercantum secara rinci di buku status.

Perawat hanya menyampaikan salah satu dari beberapa intervensi yang ada pada lembar

integrasi. Dari total kamar pasien di ruang kenanga kelas I yaitu 7 kamar, perawat

menandatangani form SBAR di lembar integrasi pada hari kamis hanya kamar 4,5, dan

6 saja, sedangkan pada kamar yang lain tidak ditandatangani form SBAR di lembar

integrasi. 1 dari 2 perawat tidak menjelaskan secara jelas hasil pendokumentasian

SOAPIER dengan metode SBAR yang telah tersedia di lembar integrasi kepada perawat

yang akan bertugas. Rata –rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan operan di bed

pasien adalah 5 menit 55 detik untuk 9 pasien selama 4 hari dari tanggal 25 April

hingga 28 April 2016 di kamar 2,3,4,5,6, 7 dengan total pasien sebanyak 9 pasien.

Page 88: Makalah Manajemen Kenanga 2

87

Evaluasi Pemdokumentasin (SOAPIER)

Hasil pendokumentasian SOAPIER yang dilakukan oleh 2 perawat yang bertugas di

ruangan kenanga kelas I masih belum lengkap karena ada beberapa komponen yang

tidak ditulis secara lengkap dan mencakup keseluruhan komponen yang telah

ditetapkan. Dari 9 dokumentasi keseluruhan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

membuat SOAPIER secara lengkap yaitu kurang lebih 10 menit per pasien . Dalam

penulisan dokumentasi yang dilakukan, ditemukan bahwa komponen S (subyektif) dan

O (obyektif) ditulis menjadi satu kesatuan sedangkan pada cara penulisan yang benar

seharusnya dipisah. Selain itu, ditemukan 8 dari 9 dokumen yang penulisannya masih

belum lengkap dalam komponen R (recommendation) yang seharusnya dituliskan

secara jelas mengenai rencana intervensi atau terapi terhadap pasien.

Evaluasi Hasil

a. Evaluasi Pelaksana (Perawat)

Berdasarkan hasil wawancara kepada 4 perawat yang bertugas yaitu 2

perawat dari dinas pagi dan 2 perawat dari dinas siang, mengatakan merasa

terbantu dengan adanya simulasi operan. Selain itu teknik operan dengan format

SBAR ini memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan catatan perkembangan pasien.

b. Evaluasi yang merasakan dampak (Pasien /Keluarga Pasien)

Berdasarkan hasil wawancara pada 9 keluarga pasien, 3 dari 9 keluarga

pasien mengatakan terdapat perbedaan kegiatan operan yang dilakukan oleh

perawat. 3 dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai mengatakan bahwa

Page 89: Makalah Manajemen Kenanga 2

88

terdapat perbedaan yaitu dengan adanya system operan perawat membawa status

pasien dan menyebutkan nama perawat yang akan dinas pada shift yang

berikutnya sehingga keluarga pasien dapat mengetahui nama perawat yang

berdinas pada saat itu. Dan dapat mempermudah dalam meminta bantuan

keperawatan. Keluarga juga dapat mengetahui rencana tindakan yang akan

dilakukan oleh perawat yang dinas pada shift berikutnya.

Dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai, seluruh keluarga pasien

mengatakan bahwa perawat memberikan informasi terkait penyakit pasien,

pergantian shift dinas, jadwal obat dan rencana intervensi yang akan dilakukan.

1 dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai mengatakan bahwa informasi yang

diberikan perawat tidak dimengerti karena menggunakan bahasa medis,

sedangkan 8 keluarga pasien mengatakan bahwa informasi yang diberikan

perawat bisa di mengerti karena sudah lama di rawat di ruang kenanga.

Page 90: Makalah Manajemen Kenanga 2

89

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasilpraktik manajemen keperawatan di Ruang Anak/ Kenanga

2 RSUP Dr. Hasan Sadikin selama 13 hari yang dimulai dari tanggal 16April

sampai 28 April 2016, dapat disimpulkan bahwa masalah yang alami di ruangan

adalah terkait proses operan.

Hubungan profesionalisme perawat dalam pelaksanaan teknik timbang

terima (operan) sebagai bagian dari metode tim yang digunakan di ruangan menjadi

fokus masalah yang dikelola oleh kelompok. Masalah operan yang masih belum

optimal tersebut dikaitkan dengan pemenuhan IPSG ke 2 terkait dengan SBAR

yang masih perlu dimaksimalkan oleh ruangan. Setelah dilakukan implementasi

dari tanggal 25-28 April 2016, didapatkan hasil bahwa secara umum perawat yang

berada tim 1 yang menjadi fokus intervensi merasa terbantu mengerti dengan

simulai teknik operan yang sudah dilakukan.Begitu pula dengan pengisian

SOAPIER di lembar integrasi, sudah terdapat perbaikan penulisan SOAPIER dari

sebelum dilakukan simulasi mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan yang

baik dan benar. Setelah dilakukan evaluasi secara keseluruhan, terdapat beberapa

faktor yang memengaruhi pelaksanaan operan dan juga pengisian dokumentasi

keperawatan di lembar intergrasi, diantaranya adalah kerbatasan waktu/tingginya

mobilisasi perawat di Ruang Anak/ Kenanga, kurang tersedianya SDM sehingga

perawat mengelola pasien terlalu banyak, serta belum terbiasanya perawat dengan

Page 91: Makalah Manajemen Kenanga 2

90

alur komunikasi yang barun untuk menulis dokumentasi pasien secara rinci hanya

pada lembar integrasi pada status pasien saja sehingga tidak perlu lagi

menggunakan buku komunikasi.

B. Saran

1. Kepala ruangan dan perawat diharapkan dapat saling mengingatkan terkait

dengan konten operan yang penting untuk di sampaikan.

2. Kepala ruangan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada perawat untuk

melakukan overan sesuai dengan SOP yang sudah disepakati agar hubungan

profesionalisme antar perawat dapat terjalin dengan baik.

3. Kepala ruangan diharapkan dapat mencoba untuk memberlakukan sistem

reward kepada perawat yang memberikan asuhan secara maksimal dan

menerapkan metode overan dan pendokumentasian yang baru.

4. Sebagai ruangan anak, kepala ruangan dan perawat diharapkan juga mampu

untuk melakukan pengkajian serta memberikan asuhan terkait dengan tumbuh

kembang anak karena selama ini asuhan yang diberikan sebagian besar

ditujukan kepada kesembuhan penyakit saja. Hal ini juga dapat menjadi salah

satu ciri khas bagi ruangan rawat Kenanga 2 jika dikembangkan lebih lanjut.

5. Perawat diharapkan dapat memaksimalkan penulisan dokumentasi pasien

dengan format SOAPIER yang baik dan benar hanya pada lembar catatan

integrasi status pasien saja sehingga tidak menambah pekerjaan dan dapat

mengurangi beban kerja untuk pencatatan dokumen oleh perawat.

Page 92: Makalah Manajemen Kenanga 2

91

6. Perlu adanya sosialisasi terhadap petugas kesehatan lainnya terkhusus Dokter

bahwa perawat pelaksana di Ruang Kenanga 2 membutuhkan buku status

pasien dalam melaksanakan operan secara langsung ke tiap-tiap kamar pasien.

Page 93: Makalah Manajemen Kenanga 2

92

DAFTAR PUSTAKA

Awikunprasert, C.dkk. 2013. Effect of Environment on Sleep Efficiency in Thai

Children.Asian Journal of science research 6 (4) ISSN 1992-1454.

Febriana,D., dan Aries W. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi terhadap Pemenuhan Pola

Tidur Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Jurnal Stikes RS

Baptis Kediri Vol 4,No.2.

Gillies, D. 2000. Manajemen Keperawatan. Alih bahasa: NengHati. Bandung: Sawiji

IAPKP.

Hayati, K. 2014. Pengembangan Sistem Penilaian Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD

Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara .

Kadir, W. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan

Tidur pada Anak yang di rawat di RSUD Prof.DR.H.Aloei Saboe kota

Gorontalo. Jurnal fakultas Ilmu kesehatan dan keolahragaan: Universitas Negeri

Gorontalo

Linder, L., dan Becky. 2013.Nighttime Sleep Disruptions, the Hospital Care

Environment, and Symptoms in Elementary School.-Age Children With Cancer.

Collage of Nursing at The University of Utah.

Nurhidayah, R. E. 2002. Pengorganisasian dalam Keperawatan. Medan: USU Digital

Library.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan

Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Sari, Mila Triana. 2009. Hubungan Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSD

Raden Mattaher Jambi. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia.

Swaburg, R. C. 2000. Kepemimpinandan Keperawatan untuk Perawat Klinik. Alih

Bahasa: Suharyati s. Jakarta: EGC.

Page 94: Makalah Manajemen Kenanga 2

93

Wahyuni, S. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Standar

Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perawat

dalam Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional di

Instalasi Rawat Inap B RSUD Banjarnegara. Universitas Diponegoro .