Makalah Manajemen Kenanga 2
-
Upload
widya-indah-pratiwi -
Category
Documents
-
view
115 -
download
15
description
Transcript of Makalah Manajemen Kenanga 2
LAPORAN AKHIR
MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG KENANGA 2
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
NURSALEH AWALUDIN 220112150007
DEVIA NURWENDA E. 220112150014
MAYA HERTINIGTYAS 220112150055
DEWI RATNASARI 220112150059
DESI AFRIYANTI 220112150089
FIRDHA KUSUMA P. 220112150105
WIDYA INDAH P. 220112150020
AMANDA MAHENDRA P. 220112150050
KARINA DELISTIA D. 220112150042
RISKA DARWATI T. 220112150021
RINA RINDANIA 220112150087
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Laporan Akhir Manajemen Keperawatan Ruang Kenanga 2
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Kegiatan : 16 April 2016 – 30 April 2016
Bandung, 29 April 2016
Mengetahui,
Pembimbing Akademik I
Kurniawan Yudianto, S.Kp., M.Kep.
NIP. 197508102006041002
Pembimbing Akademik II
Afif Amir Amrullah,S.Kp. M.Kes.
NIP. 197005031996031002
Pembimbing Klinik I
Enung Rina Susanti, S.Kp.
NIP. 197604062005012001
Pembimbing Klinik II
Bangun Simangunsong, S.Kep., Ners
NIP. 19570910198703002
Koordinator
Profesi Manajemen Keperawatan
Kurniawan Yudianto, S.Kp., M.Kep.
NIP. 197508102006041002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang tiada
henti kepada kami sehingga dapat melakukan praktik profesi manajemen di Ruang
Rawat Inap Anak KenangaLt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Adapun laporan ini berisi hasil kajian situasi dan perencanaan kegiatan
kelompok dalam melaksanakan profesi manajemen keperawatan di Ruang Rawat
Inap Anak Kenanga Lt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kami menyadari bahwa
dalam melaksanakan praktik profesi manajemen dan penyusunan laporan ini masih
terdapat kekurangan dan kesalahan sehingga saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan sebagai sarana perbaikan untuk praktik profesi
selanjutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tim penulis dalam pelaksanaan praktik profesi ini. Kepada dosen mata kuliah
mnajemen keperawatan, perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kenanga Lt.2 RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung, clinical instructor, dan kepala ruangan di Ruang Rawat
Inap Kenanga Lt.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan
bimbingan semoga apa yang telah diberikan menjadi pedoman bagi tim penulis dalam
pelaksanaan praktik manajamen keperawatan ini.
Harapan kami semoga kegiatan dan laporan yang kami buat ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan dan pelayanan
keperawatan yang profesional di masa yang akan datang.
Bandung, April 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I........................................................................................................................ 5
A. Latar belakang ................................................................................................ 5
B. Tujuan Praktik ................................................................................................ 7
1. Tujuan Umum ............................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 7
BAB II ...................................................................................................................... 9
A. Kajian Situasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ...................................... 9
1. Visi Rumah Sakit ........................................................................................ 9
2. Misi Rumah Sakit ........................................................................................ 9
3. Nilai-Nilai Rumah Sakit ............................................................................ 10
4. Moto Rumah Sakit .................................................................................... 10
5. Tujuan Rumah Sakit .................................................................................. 11
B. Kajian Situasi Di Ruang Kenanga 2 .............................................................. 11
1. Karakteristik Unit ...................................................................................... 11
2. Sifat Kekaryaan Ruangan .......................................................................... 12
3. Letak Ruang Kenanga 2 ............................................................................ 15
4. Kapasitas Unit Ruang ................................................................................ 16
5. Analisis terhadap Klien ............................................................................. 16
6. Manajemen Asuhan ................................................................................... 24
BAB III ................................................................................................................... 62
iv
BAB IV ................................................................................................................... 70
BAB V .................................................................................................................... 85
BAB VI ................................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 92
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen keperawatam merupakan proses kerja setiap perawat
untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan terhadap pasien di sarana
kesehatan. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan (Nursalam, 2011).
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumberdaya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).
Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan
adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan
keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan keperawatan di rumah sakit yang yang berkesinambungan dalam
memenuhi kebuthuan dasar pasien selama pasien menjalani rawat inap.
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan di tataran pelayanan di Rumah Sakit, 40%-
60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 2000).
Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan utama dari
6
berbagai bentuk pelayanan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan
keperawatan berlangsung selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi selama waktu tersebut.
Dalam memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan pelayanan
kepada pasien selama 24 jam, pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan
kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga
pelayanan rumah sakit akan meningkat juga seiring dengan peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan.Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan
yang berkualitas, pengelolaan pelayanan keperawatan haruslah mendapat
perhatian secara menyeluruh. Kualitas pelayanan keperawatan dalam
tatanan pelayanan di Rumah Sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut haruslah dapat dikelola secara efektif dan efisien.
Dalam meningkatkan pelayanan keperawatan, peran perawat sangat
dibituhkan dalam meningkatkan dan menentukan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakitdandalamrangkamencapaiInternational Patient
Safety Goals (IPSG) maka perawat dituntut harus mampu memberikan
pelayanan secara profesional dan berkualitas. Dalam memenuhi pelayanan
yang profesional diperlukan suatu pengelolaan keperawatan yang efektif
dan efisien melalui suatu proses manajerial yang dikenal sebagai
manajemen keperawatan. Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan di
ruangan merupakan aplikasi dari konsep manajemen keperawatan dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan pada berbagai area atau unit pelayanan
di Rumah Sakit khususnya di Ruangan Anak Kenanga Lt.2.
7
Praktek profesi manajemen merupakan aplikasi konsep manajemen
keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada berbagai
area/unit pelayanan di rumahsakit (klinik), dimana pada ruang anak
memiliki sifat ke khasan tersendiri yaitu family centre dan atraumatik
careyang tidak boleh dikesampingkan karena pasien merupakan anak-anak
dimana semua keputusan berada pada keluarga (orang tua) dan
memberikann asuhan dengan tidak meninggalkan trauma pada anak dengan
pendekatan sesuai tumbuh kembang anak. Proses pelaksanaan pada profesi
manajemen tim melalui pengelolaan unit pelayanan keperawatan dan
pengelolaan asuhan dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi dan
langkah-langkah manajemen guna tercapainya pelayanan keperawatan yang
bermutu.
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan praktikan
mampu melakukan dasar pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai
dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan praktikan mampu :
a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategis dan operasional unit
b. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan
keperawatan berdasarkan kajian bersama-sama penanggungjawab unit
8
c. Mendiskusikan masalah keperawatan utama di unit pelayanan
d. Memberikan solusi pada masalah yang dimunculkan di unit pelayanan
e. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi dari solusi yang diberikan
9
BAB II
HASIL KAJIAN SITUASI (16 APRIL 2016-18 APRIL 2016)
A. Kajian Situasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
1. Visi Rumah Sakit
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, visi Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah ”Menjadi rumah
sakit Indonesia kelas dunia yang unggul dalam pelayanan, pendidikan, dan
penelitian”.
2. Misi Rumah Sakit
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, misi Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Melaksanakan
pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang terintegrasi dengan
pendidikan dan penelitian”. Prima adalah bermutu tinggi dan memuaskan,
yang dijabarkan sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dasar
klien dan keluarga secara tepat, cepat, dan tanggap.
b. Mengupayakan paparan yang jelas atau informasi yang tepat
c. Setiap prosedur atau tata cara dilakukan secara tepat, konsisten, dan
konsekuensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Tersedia loket informasi RS dan kotak saran bagi penerima pelayanan
e. Penanganan proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas
yang berwenang, kompeten, mampu, terampil, dan profesional sesuai
dengan spesifikasi tugasnya
10
f. Menciptakan pola pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan sifat
dan jenis pelayanan
g. Biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan
memperhitungkan kemampuan masyarakat
h. Pemberian pelayanan dilakukan secara tertib, teratur, dan adil
i. Kebersihan dan sanitasi lingkungan, tempat, fasilitas pelayanan, harus
dijamin
3. Nilai-Nilai Rumah Sakit
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, nilai-nilai
yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
yaitu:
Profesional
Respek
Integritas
Manusiawi
Amanah
4. Moto Rumah Sakit
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki sebuah moto yaitu
“Kesehatan Anda menjadi Prioritas Kami”.
11
5. Tujuan Rumah Sakit
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, tujuan Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah:
”Menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian serta
usaha lain di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat”.
B. Kajian Situasi Di Ruang Kenanga 2
1. Karakteristik Unit
a. Visi Ruangan
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya pada BAB III
Analisa Data Kolom Data Aktual, didapatkan data bahwa Ruang
Kenanga 2 tidak memiliki visi secara khusus. Namun sampai saat ini,
Ruangan Kenanga 2 mengacu pada visi dan misi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.
b. Misi Ruangan
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, misi Ruang
Kenanga 2 yaitu:
J = Jalin Kerjasama Tim yang Solid Antar Profesi
U = Upayakan Service Excellent Dalam Setiap Pelayanan
A = Aman Pasien dan Aman Petugas Dalam Setiap Tindakan
R = Role Model yang Baik Dalam Peningkatan Ilmu Pengetahuan
A = Amanah dan Ikhlas Dalam Menjalankan Tugas
12
2. Sifat Kekaryaan Ruangan
a. Fokus Telaah
Bidang Pelayanan
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Ruang
Kenanga 2 merupakan ruang rawat inap non infeksius khusus anak-
anak (rentang usia 0-15 tahun) baik itu laki-laki maupun
perempuan yang mengidap jenis penyakit dalam, seperti gangguan
sistem pernapasan, hematologi, onkologi, kardiovaskular, dan
digestif. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas I, II,
dan III dengan jenis pembayaran Umum, JKN PBI, dan JKN Non
PBI.
Bidang Pendidikan
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan kajian situasi
(Sabtu, 16 April 2016), Ruang Kenanga 2 merupakan ruangan yang
menjadi tempat pembelajaran klinik bagi mahasiswa/mahasiswi
praktikan D III Keperawatan, Program Profesi Ners, dan Program
Spesialis Kedokteran Anak. Pada pembelajaran klinik keprofesian
perawat, Ruang Kenanga 2 memiliki perawat yang bertugas
sebagai Clinical Instructor (CI). Mahasiswa/mahasiswi praktikan D
III Keperawatan dibimbing oleh CI yang berbeda dengan CI yang
membimbing mahasiswa/mahasiswi Program Profesi Ners.
13
Bidang Penelitian
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan kajian situasi
(Sabtu, 16 April 2016), Ruang Kenanga 2 memfasilitasi
pelaksanaan penelitian yang dilakukan individu, sekelompok
individu, maupun institusi yang akan dan sedang menjalani
riset/penelitian pada berbagai unsur yang ada di ruangan.
b. Lingkup Garapan
Bidang Pelayanan
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, lingkup
garap keperawatan Ruang Kenanga 2 secara umum yaitu:
a. Pemberian asuhan untuk memenuhi rasa nyaman klien selama
dirawat.
b. Pemberian bantuan kepada klien dalam meningkatkan dan
memelihara status kesehatan, deteksi penyakit, dan pencegahan
penyakit.
c. Pemberian bantuan kepada klien untuk mencapai kemandirian
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
d. Persiapan operasi klien sesuai standar
e. Pemberian bantuan kepada klien untuk meninggal dengan
damai.
Sedangkan elemen-elemen dalam lingkup garap Ruang Kenanga 2
yaitu:
a. Pemeliharaan pola – pola normal dan fungsi - fungsi dasar
KDM.
14
b. Pengelolaan rasa tidak nyaman dan nyeri.
c. Penanganan masalah emosional yang berkaitan dengan penyakit
dan prosedur pengobatan.
d. Peningkatan pemahaman klien & keluarga tentang pemeliharaan
kesehatan.
e. Penanganan persiapan operasi
f. Memfasilitasi perawatan mandiri klien secara mandiri.
g. Membantu klien mengambil keputusan.
h. Membantu klien dan keluarga menghadapi penyakit terminal.
Bidang Pendidikan
Lingkup garapan Ruang Kenanga 2 dalam bidang pendidikan
merupakan peningkatan kemampuan baik pada segi kognitif,
afektif, maupun psikomotor dari peserta didik keprofesian perawat
berdasarkan pendampingan perawat CI dalam pembelajaran klinik
di ruangan.
Bidang Penelitian
Lingkup garapan Ruang Kenanga 2 dalam bidang penelitian
yaitu informasi terbaru berdasarkan temuan lapangan dari kegiatan
penelitian yang dilakukan di ruangan.
c. Basis Intervensi
Bidang Pelayanan
Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, basis intervensi
dalam bidang pelayanan ruang rawat inap Kenanga 2 adalah
ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan pasien,
15
keluarga pasien, dan petugas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien. Intervensi yang akan diberkan pada permasalahan yang
berhubungan dengan ketidaktahuan berupa pendidikan kesehatan
dan penyuluhan, sedangkan basic intervensi yang akan
diperuntukan untuk ketidakmampuan adalah dengan pemberian
role model sebagi contoh untuk diterapkan pada tahapan
selanjutnya, dan untuk ketidakmauan dapat dilakukan dengan
pemberian support dan motivasi.
Bidang Pendidikan
Basis intervensi dalam bidang pendidikan keprofesian perawat
di Ruang Kenanga 2 yaitu target capaian psikomotor mahasiswa
praktikan yang dibimbing oleh CI masing-masing dalam
pelaksanaannya.
Bidang Penelitian
Basis intervensi dalam bidang penelitian di Ruang Kenanga 2
sejalan dengan basis intervensi bidang pelayanan.
3. Letak Ruang Kenanga 2
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, lokasi Ruang
Kenanga 2 yaitu di Gedung Kenanga lantai 2, berada di tepat diatas
Gedung Kenanga 1 dan bersebrangan dengan Gedung Kemuning lantai 2,
berada di bagian timur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan
beberapa sarana instalasi yang membantu pelayanan kesehatan seperti
Depo Farmasi Rawat Inap, Laboratorium, COT, dan Radiologi.
16
4. Kapasitas Unit Ruang
Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, Ruangan Kenanga 2
memiliki kapasitas 49 tempat tidur, yang terdiri dari:
JENIS
KAMAR
JUMLAH
KAMAR
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
KETERANGAN
Kelas I 7 6 X 2 = 12 Bed 1 x 1 = 1 Bed
Total: 13 Bed
Anak perempuan dan laki-laki dengan penyakit dalam non
infeksius.
Kelas II 3 3 X 4 = 12 Bed Anak perempuan dan laki-laki
dengan penyakit dalam non infeksius.
Kelas III 5 3 X 6 =18
2 X 2 = 4 Total: 22 Bed
Anak perempuan dan laki-laki
dengan penyakit dalam non infeksius.
HCU 1 1 X 2 = 2 Bed Anak perempuan dan laki-laki
dengan penyakit dalam non
infeksius.
Jumlah 16 kamar 49 Bed
5. Analisis terhadap Klien
Berikut distribusi frekuensi karakteristik pasien Ruang Kenanga 2 pada
16 April 2016:
jeniskelamin * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
jeniskelamin laki-laki 3 3 10 0 16
perempuan 2 3 10 2 17
Total 5 6 20 2 33
Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 33 pasien di Ruang Kenanga 2
pada 16 April 2016 dengan total pasien perempuan 17 orang dan total
pasien laki-laki 16 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar
HCU.
17
usiapasien * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
usiapasien
0-11 bulan 0 1 3 0 4
1-3 tahun 2 2 1 0 5
4-6 tahun 0 1 4 0 5
7-9 tahun 2 0 3 1 6
10-12 tahun 1 2 7 0 10
13-15 tahun 0 0 2 1 3
Total 5 6 20 2 33
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang
Kenanga 2 pada 16 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun
yaitu 10 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia
7-9 tahun terdiri dari 6 orang, pasien pada rentang usia 1-3 tahun dan 4-6
tahun terdiri dari 5 orang, pasien pada rentang usia 0-11 bulan terdiri dari 4
orang, dan pasien pada rentang usia 13-15 tahun terdiri dari 3 orang.
dxmedis * kelas Crosstabulation
kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
dxmedis
ALL 1 1 4 1 7
SLE 0 0 1 1 2
Retinoblastoma 2 1 0 0 3
Medulablastoma 1 0 0 0 1
PDA 1 0 0 0 1
Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1
Atresia Biliaris 0 1 0 0 1
CKD 0 1 0 0 1
MDS 0 1 0 0 1
NHML 0 0 2 0 2
ITP 0 0 4 0 4
Osteosarcoma 0 0 1 0 1
SNRS 0 0 2 0 2
DM Tipe I 0 0 1 0 1
18
AML 0 0 1 0 1
Laringomalasia 0 0 1 0 1
Post Ileustomy 0 0 1 0 1
Ensephalitis 0 0 1 0 1
Anemia Aplastik 0 0 1 0 1
Total 5 6 20 2 33
Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak muncul
di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016 yaitu ALL yang terdiri dari 7
orang dari 33 orang total pasien. Setelah ALL, terdapat diagnosa medis
ITP yang terdiri dari 4 orang pasien sebagai diagnosa medis yang juga
paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016.
dxkeperawatan * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
Dxkeperawatan
Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1
Intoleransi Aktivitas 0 0 1 1 2
Mual 2 0 1 0 3
Nyeri 2 0 1 0 3
Gangguan Thermoregulasi 1 0 0 0 1
Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2
Risiko Infeksi 0 3 4 0 7
Gangguan Keseimbangan
Cairan 0 1 2 0 3
Risiko Perdarahan 0 1 4 0 5
Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1
Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2
Gangguan Regulasi
Karbohidrat 0 0 1 0 1
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi 0 0 1 0 1
Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1
Total 5 6 20 2 33
19
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan
yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 16 April 2016 yaitu
Resiko Infeksi yang terdiri dari 7 orang pasien dan Resiko Perdarahan
yang terdiri dari 5 orang pasien.
Berikut tabel karakteristik pasien di Ruang Kenanga 2 pada 17 April
2016:
jeniskelamin * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
Jeniskelamin laki-laki 2 3 8 0 13
perempuan 2 3 10 1 16
Total 4 6 18 1 29
Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 29 pasien di Ruang Kenanga 2
pada 17 April 2016 dengan total pasien perempuan 16 orang dan total
pasien laki-laki 13 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar
HCU.
usiapasien * kelas Crosstabulation
kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
Usiapasien
0-11 bulan 0 1 3 0 4
1-3 tahun 2 2 1 0 5
4-6 tahun 0 1 3 0 4
7-9 tahun 1 0 3 1 5
10-12 tahun 1 2 6 0 9
13-15 tahun 0 0 2 0 2
Total 4 6 18 1 29
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang
Kenanga 2 pada 17 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun
yaitu 9 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia 7-
20
9 tahun dan 1-3 tahun terdiri dari 5 orang, pasien pada rentang usia 4-6
tahun dan 0-11 bulan terdiri dari 4 orang, dan pasien pada rentang usia 13-
15 tahun terdiri dari 2 orang.
dxmedis * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
dxmedis
ALL 0 1 3 1 5
SLE 0 0 1 0 1
Retinoblastoma 2 1 0 0 3
Medulablastoma 1 0 0 0 1
PDA 1 0 0 0 1
Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1
Atresia Biliaris 0 1 0 0 1
CKD 0 1 0 0 1
MDS 0 1 0 0 1
NHML 0 0 2 0 2
ITP 0 0 4 0 4
Osteosarcoma 0 0 1 0 1
SNRS 0 0 2 0 2
DM Tipe I 0 0 1 0 1
Laringomalasia 0 0 1 0 1
Post Ileustomy 0 0 1 0 1
Ensephalitis 0 0 1 0 1
Anemia Aplastik 0 0 1 0 1
Total 4 6 18 1 29
Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak
muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016 yaitu ALL yang terdiri
dari 5 orang dari 33 orang total pasien. Setelah ALL, terdapat diagnosa
medis ITP yang terdiri dari 4 orang pasien sebagai diagnosa medis yang
juga paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016.
21
dxkeperawatan * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
dxkeperawatan
Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1
Intoleransi Aktivitas 0 0 1 0 1
Mual 1 0 0 0 1
Nyeri 2 0 1 0 3
Gangguan Thermoregulasi 1 0 0 0 1
Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2
Risiko Infeksi 0 3 4 0 7
Gangguan Keseimbangan
Cairan 0 1 2 0 3
Risiko Perdarahan 0 1 3 0 4
Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1
Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2
Gangguan Regulasi
Karbohidrat 0 0 1 0 1
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi 0 0 1 0 1
Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1
Total 4 6 18 1 29
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan
yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 17 April 2016 yaitu
Resiko Infeksi yang terdiri dari 7 orang pasien dan Resiko Perdarahan
yang terdiri dari 4 orang pasien.
Berikut tabel karakteristrik pasien di Ruang Kenanga 2 pada 18 April
2016:
jeniskelamin * kelas Crosstabulation
kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
Jeniskelamin laki-laki 3 5 10 0 18
perempuan 5 5 13 1 24
Total 8 10 23 1 42
22
Berdasarkan tabel di atas, terdapat total 42 pasien di Ruang Kenanga 2
pada 18 April 2016 dengan total pasien perempuan 24 orang dan total
pasien laki-laki 18 orang yang tersebar di kamar kelas I, II, III, dan kamar
HCU.
usiapasien * kelas Crosstabulation
kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
Usiapasien
0-11 bulan 0 2 4 0 6
1-3 tahun 5 2 2 0 9
4-6 tahun 0 2 3 0 5
7-9 tahun 1 1 4 1 7
10-12 tahun 2 3 8 0 13
13-15 tahun 0 0 2 0 2
Total 8 10 23 1 42
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa pasien di Ruang
Kenanga 2 pada 18 April 2016 lebih banyak pada rentang usia 10-12 tahun
yaitu 13 dari 33 orang total pasien. Selanjutnya, pasien pada rentang usia
1-3 tahun terdiri dari 9 orang, pasien pada rentang usia 7-9 tahun terdiri
dari 7 orang, pasien pada rentang usia 0-11 bulan terdiri dari 6 orang,
pasien pada rentang usia 4-6 tahun terdiri dari 5 orang, dan pasien pada
rentang usia 13-15 tahun terdiri dari 2 orang.
dxmedis * kelas Crosstabulation
kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
dxmedis
ALL 1 1 4 1 7
SLE 0 0 2 0 2
Retinoblastoma 4 2 1 0 7
Medulablastoma 1 0 0 0 1
PDA 1 0 0 0 1
Hipoglikemi Persisten 0 1 0 0 1
23
Atresia Biliaris 0 1 0 0 1
CKD 0 1 0 0 1
MDS 0 1 0 0 1
NHML 0 1 2 0 3
ITP 0 0 4 0 4
Osteosarcoma 0 0 1 0 1
SNRS 0 0 3 0 3
DM Tipe I 0 0 1 0 1
Laringomalasia 0 0 1 0 1
Post Ileustomy 0 0 1 0 1
Ensephalitis 0 0 1 0 1
Anemia Aplastik 0 0 1 0 1
VSD 0 1 0 0 1
Limfoma Burkit 0 1 0 0 1
Bronkopneumoni 0 0 1 0 1
DHF 1 0 0 0 1
Total 8 10 23 1 42
Berdasarkan tabel di atas, diagnosa medis yang paling banyak muncul
di Ruang Kenanga 2 pada 18 April 2016 yaitu ALL yang terdiri dari 7
orang dari 33 orang total pasien.
dxkeperawatan * kelas Crosstabulation
Kelas Total
Kelas I Kelas II Kelas III HCU
dxkeperawatan
Risiko Shock Hipovolemik 0 0 0 1 1
Intoleransi Aktivitas 0 0 1 0 1
Mual 3 1 1 0 5
Nyeri 2 1 1 0 4
Gangguan Thermoregulasi 2 0 0 0 2
Risiko Kejang Berulang 0 1 1 0 2
Risiko Infeksi 1 5 6 0 12
Gangguan Keseimbangan
Cairan 0 1 3 0 4
Risiko Perdarahan 0 1 3 0 4
Gangguan Oksigenasi 0 0 1 0 1
Gangguan Perfusi Jaringan 0 0 2 0 2
24
Gangguan Regulasi
Karbohidrat 0 0 1 0 1
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi 0 0 2 0 2
Gangguan Integritas Kulit 0 0 1 0 1
Total 8 10 23 1 42
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan
yang paling banyak muncul di Ruang Kenanga 2 pada 18 April 2016 yaitu
Resiko Infeksi yang terdiri dari 12 orang pasien dan Mual yang terdiri dari
4 orang pasien.
6. Manajemen Asuhan
a. Penerimaan
Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, prosedur identifikasi
pasien baru di Ruang Kenanga 2 yaitu:
(i) Menjelaskan tujuan dan prosedur identifikasi kepada pasien
dan keluarga
(ii) Bila terdapat pasien dengan riwayat alergi dan jatuh, petugas
ruangan menyiapkan gelang tambahan
(iii) Data identifikasi gelang; no. medrek, nama lengkap, tanggal
lahir, jenis kelamin.
(iv) Periksa ulang identitas sebelum dipasangkan
(v) Pemasangan gelang dilakukan oleh perawat ruangan dengan
mencocokan data dari pasien
(vi) Informasikan pada pasien atau keluarga agar tidak melepas
gelang sebelum pasien meninggalkan ruangan atau pulang.
25
Berikut distribusi hasil kajian situasi penerimaan pasien baru Ruang
Kenanga 2 dari tanggal 16 April 2016 sampai 18 April 2016:
Tabel penerimaan pasien baru di ruang Kenanga 2
Frequency
Valid
16 april 2016 1
17 april 2016 1
18 april 2016 12
Total 14
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa terdapat 1 orang
pasien baru pada tanggal 16 April 2016 dan 17 April 2016 serta 12 orang
pasien baru pada tanggal 18 April 2016.
b. Pengelolaan
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Kegiatan
pengelolaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara rutin di
ruangan pada pagi hari dilakukan penggantian seprai, pemasangan
infus, memfasilitasi makan, memberikan terapi obat, dan nebulisasi.
Pada siang hari dilakukan pemberian terapi obat. Pada malam hari
memberikan terapi obat, pengambilan specimen darah.
Adapun pengelolaaan yang bersifat situasional adalah pemasangan
infus, skin test, transportasi ke ruang COT, penggantian plabot
infusan, persiapan pre dan post operasi.
Dalam pemenuhan KDM pasien, seperti personal hygiene dan
pemenuhan nutrisi, dilakukan oleh keluarga pasien secara mandiri dan
peran perawat untukmemfasilitasi dan mengingatkan keluarga untuk
melakukannya.
26
c. Discharge Planning
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, Prosedur
discharge planning menurut SOP, setelah dokter menentukan pasien
dapat pulang dan memberitahukan kepada perawat dan tim gizi maka
perawat melakukan ceklis discharge planning diantaranya :
(i) Pemberian informasi tentang hasil pengkajian medis, diagnosa,
tatalaksana, prognosis, rencana pulang pasien
(ii) Diskusikan rencana pulang dengan penanggung jawab pasien
dirumah
(iii) Pemberitahuan tanggal rencana pulang
(iv) Tanda gejala yang perlu dilaporkan
(v) Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan sebelum
kerumah sakit
(vi) Edukasi kesehatan : pemberian edukasi sesuai diagnosa,
informasi mengenai clinical pathway, pemberian leaflet edukasi,
jenis aktifitas yang boleh dilakukan dirumah, penggunaan alat
bantu jika diperlukan serta bagaimana cara penggunaan alat
bantunya, informasi lain mengenai aktifitas, dan informasi
mengenai nutrisi (diet, batasan makanan dan pola makan).
Berikut distribusi hasil kajian situasi pelaksanaan discharge
planning pasien Ruang Kenanga 2 17 April 2016:
Prosedur Discharge Planning 1
Frequency
Valid Ya 3
27
B
Berdasarkan data 17 April 2016 tersebut, dapat simpulkan bahwa
perawat melakukan 6 aktivitas dicharge planning pada 3 pasien yang
akan pulang atau sudah diperboleh pulang oleh dokter.
Berikut distribusi hasil kajian situasi terhadap pasien Ruang
Kenanga 2 17 April 2016 yang telah kembali pulang:
Tabel Pasien Pulang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
17 april 2016 5 62,5 62,5 62,5
18 april 2016 3 37,5 37,5 100,0
Total 8 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa terdapat 5 orang
pasien pulang pada tanggal 17 April 2016 dan 3 orang pasien pulang
pada tanggal 18 April 2016.
Prosedur Discharge Planning 2
Frequency
Valid Ya 3
Prosedur Discharge Planning 3
Frequency
Valid Ya 3
Prosedur Discharge Planning 4
Frequency
Valid Ya 3
Prosedur Discharge Planning 5
Frequency
Valid Ya 3
Prosedur Discharge Planning 6
Frequency
Valid Ya 3
28
d. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berikut distribusi frekuensi kelengkapan pendokumentasian oleh
perawat Ruang Kenanga 2 pada Sabtu, 16 April 2016 (week end):
Dinas * Pengkajian Crosstabulation
Count
Pengkajian Total
L TL
Dinas
Pagi 27 4 31
Sore 23 4 27
Malam 23 4 27
Total 73 12 85
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian pengkajian secara
lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 4 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian secara lengkap
sebanyak 23 buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 4
buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku status dengan
kelengkapan dokumentasi pengkajian secara lengkap sebanyak 23
buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 4 buku status.
Dinas * Analisa Data Crosstabulation
Count
Analisa Data Total
L TL
Dinas
Pagi 29 2 31
Sore 25 2 27
Malam 25 2 27
Total 79 6 85
29
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 2 buku status.
Dinas * Diagnosa Keperawatan Crosstabulation
Count
Diagnosa Keperawatan Total
L TL
Dinas
Pagi 29 2 31
Sore 25 2 27
Malam 25 2 27
Total 79 6 85
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan
secara lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak
lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27
buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa
keperawatan secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan
total 27 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa
30
keperawatan secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status.
Dinas * Rencana Intervensi Crosstabulation
Count
Rencana Intervensi Total
L TL
Dinas
Pagi 29 2 31
Sore 25 2 27
Malam 25 2 27
Total 79 6 85
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi
secara lengkap sebanyak 29 buku status, sedangkan yang tidak
lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27
buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana
intervensi secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan
total 27 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana
intervensi secara lengkap sebanyak 25 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status.
Dinas * Implementasi Crosstabulation
Count
Intervensi Total
L TL
Dinas
Pagi 30 1 31
Sore 26 1 27
Malam 26 1 27
Total 82 3 85
31
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara
lengkap sebanyak 30 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 1 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara
lengkap sebanyak 26 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 1 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara
lengkap sebanyak 26 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 1 buku status.
Dinas * Evaluasi Crosstabulation
Count
Evaluasi Total
L TL
Dinas
Pagi 28 3 31
Sore 16 11 27
Malam 19 8 27
Total 63 22 85
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 31 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi lengkap
sebanyak 28 buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 3
buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 27 buku status dengan
kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi secara lengkap sebanyak 16
buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 11 buku status.
Pada dinas malam, ditemukan total 27 buku status dengan
kelengkapan dokumentasi bagian evaluasi cara lengkap sebanyak 19
buku status, sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 8 buku status.
32
Berikut distribusi frekuensi kelengkapan pendokumentasian oleh
perawat Ruang Kenanga 2 pada Senin, 18 April 2016 (hari kerja):
Dinas * Pengkajian Crosstabulation
Count
Pengkajian Total
L TL
Dinas
Pagi 35 2 37
Sore 35 2 37
Malam 35 2 37
Total 105 6 111
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian pengkajian secara
lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan
secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak
lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total
37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa
keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status.
33
Dinas * Analisa Data Crosstabulation
Count
Analisa Data Total
L TL
Dinas
Pagi 31 6 37
Sore 31 6 37
Malam 31 6 37
Total 93 18 111
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 6 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 6 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian analisa data secara
lengkap sebanyak 31 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
sebanyak 6 buku status.
Dinas * Diagnosa Keperawatan Crosstabulation
Count
Diagnosa Keperawatan Total
L TL
Dinas
Pagi 35 2 37
Sore 35 2 37
Malam 35 2 37
Total 105 6 111
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa keperawatan
secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang tidak
34
lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37
buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa
keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status. Pada dinas malam, ditemukan
total 37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian diagnosa
keperawatan secara lengkap sebanyak 35 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap sebanyak 2 buku status.
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara
lengkap sebanyak 37 buku status (keseluruhannya). Pada dinas siang,
ditemukan total 37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi
bagian rencana intervensi secara lengkap sebanyak 37 buku status
(keseluruhannya). Pada dinas malam, ditemukan total 37 buku status
dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi secara
lengkap sebanyak 37 buku status (keseluruhannya).
Dinas * Implemnetasi Crosstabulation
Count
Rencana Intervensi Total
L
Dinas
Pagi 37 37
Sore 37 37
Malam 37 37
Total 111 111
35
Dinas * Evaluasi Crosstabulation
Count
Evaluasi Total
L TL
Dinas
Pagi 27 10 37
Sore 27 10 37
Malam 27 10 37
Total 81 30 111
Berdasarkan hasil kajian, pada dinas pagi ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian implementasi secara
lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak lengkap
terdapat 10 buku status. Pada dinas siang, ditemukan total 37 buku
status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana intervensi
secara lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang tidak
lengkap terdapat 10 buku status. Pada dinas malam, ditemukan total
37 buku status dengan kelengkapan dokumentasi bagian rencana
intervensi secara lengkap sebanyak 27 buku status, sedangkan yang
tidak lengkap terdapat 10 buku status.
4. Manajemen Unit
a. Kekuatan Kerja; Manusia
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
ketenagakerjaan dalam Ruang Kenanga 2 sebagai berikut:
Jumlah perawat 21 orang
Tingkat Pendidikan: S1 dan Ners sejumlah 2, hanya S1
sejumlah 1 orang, DIII keperawatan sejumlah 18 orang, serta
SPK 1 orang
36
Jumlah Tenaga Kerja Lainnya Gizi berjumlah 2 orang, Pekarya
berjumlah 3 orang, Cleaning Service berjumlah 4 orang.
Pelatihan yang pernah diikuti perawat kenanga 2: Pelatihan
mengenai beban kerja, PICC, case manager, Basic Life Support
(BLS)/Bantuan Hidup Dasar (BHD), Pencegahan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS), IPSG, Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KPRS), Penatalaksanaan Thalasemia, Penggunaan inkubator,
ALS (akan berlangsung). Tidak ada pelatihan atau keterampilan
khusus pada perawatan pada anak yang harus diikuti oleh
perawat ruangan.
Terdapat kekurangan tenaga perawat pelaksana sejumlah 10
orang
Lama pengalaman menjadi perawat anak ada yang lebih dari 2
tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun
<1 tahun = 5 orang
1 tahun = -
2 tahun = 3 orang
3 tahun = 1 orang
4 tahun = 2 orang
5 tahun = -
6 tahun = 3 orang
7 tahun = 2 orang
8 tahun = -
37
9 tahun = 3 orang
10 tahun = -
11-15 tahun = 1 orang (12 tahun)
16-20 tahun = -
21-30 tahun = 1 orang (21 tahun)
31-45 tahun = 2 orang (35 dan 42 tahun)
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya, juga
didapatkan data bahwa ketenagakerjaan pada perawat diklasifikasikan
berdasarkan status PK yaitu:
PK 1 = 3 orang
PK 2 = 7 orang
PK 3 = 3 orang
PK 4 = 1 orang
PRA PK = 5 orang
Berikut penjelasan tugas dan syarat menjadi perawat berdasarkan
status PK:
TUGAS PK 1:
1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup
pasien dan peralatan.
2. Melakukan Asuhan Keperawatan dasar
3. Melakukan tindakan keperawatan:
a. Kebutuhan bernapas: menghitung RR, memberikan posisi
semifowler, posisi fowler, membuka jalan napas tanpa alat,
38
dengan alat Oropharingeal Airway (OPA), suction, BHD,
memberikan oksigen dengan binasal kanule dan simple mask
b. Kebutuhan makan dan minum seimbang: menghitung intake dan
output, membantu pasien makan, memberikan makan melalui
NGT, pemasangan NGT (dalam pengawasan)
c. Kebutuhan eliminasi urine: membantu pasien BAK, menghitung
urin output, perawatan kebersihan kateter, pemasangan kateter
dengan pengawasan
d. Kebutuhan eliminasifekal: membantu pasien BAB
e. Kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
f. Kebutuhan istirahat dan tidur: menciptakan lingkungan yang
nyaman
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal: mengukur suhu,
kompres dan tapid sponge
h. Memenuhi kebersihan tubuh dan penampilan diri: memandikan
pasien, menyisir rambut, oral hygine, gunting kuku, keramas,
perineal care
i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan cidera
j. Kebutuhan komunikasi terapeutik
k. Kebutuhan spiritual
l. Kebutuhan aktifitas
m. Pemeriksaan tanda-tanda vital
39
n. Pemberian obat : pemberian obat oral, topikal,
supositoria,memberikan obat melalui IM,SC,IC,IV (dengan
pengawasan)
o. Mempertahankan teknik bersih dan steril
p. Perawatan luka kecil
q. Tindakan pemberian transfusi darah (dalam pengawasan)
4. Menyiapkan, memelihara, dan meyimpan peralatan dan trolley
emergency agar selalu siap di pakai
5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan
6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan
perawatan, peratura/tata tertib yang berlaku,fasilitas yang ada dan
penggunannya
7. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan
8. Mendampingi pasien untuk transportasi internal derajat 1
9. Mentaati peraturan dan kebijakan yang sudah ditetapkan rumah sakit
SYARAT PK 1
1. Tingkat pendidikan formal minimal D3 keperawatan
2. STR/SIP yang masih berlaku
3. Sertifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar
(BHD), Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS),
Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KPRS)
4. Keterampilan Kerja (Kompetensi):
40
a. Mampu melaksanakan komunikasi interpersonal dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
b. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
c. Mampu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
nasokomial
d. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan
e. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
f. Mampu melakukan evaluasi hasil implementasi asuhan
keperawatan
g. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang
nyata dan potensial terhadap klien/pasien
h. Mampu mengukur tanda-tanda vital
i. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen :
penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat, dengan alat : suction,
oropharingeal airways (OPA), binasal canul dan simple mask
j. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
meliputi : menghitung intake dan output, memberikan makanan
melalui NGT, memasang NGT dengan pengawasan
k. Mampu melakukan perawatan luka kecil
l. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute oral,
suposutoria, topikal, intracutan, intramuscular,intravena dalam
pengawasan
m. Mampu mengelola pemberiam darah dan produk darah secara
aman
41
n. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan
TUGAS PK 2:
1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup
pasien dan peralatan.
2. Melakukan Asuhan Keperawatan pasien sesuai dengan tahapan
perkembangan anak yang meliputi pengkajian, membuat rencana
keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, melakukan evaluasi,
dan melakukan pencatatan / dokumentasi.
3. Melakukan tindakan keperawatan:
a. Melakukan bantuan hidup dasar/ basic life support
b. Melakukan perawatan dan mempertahankan kepatenan jalan nafas :
pemasangan opharingeal airways (OPA), penghisapan lendir
melalui nasal, oral
c. Terapi oksigen : binasal canule, simple mask, no rebreathing mask,
rebreathing mask
d. Perawatan pada pasien yang terpasang WSD
e. Pemantauan dan menilai hemodinamik non invasif (tanda-tanda
vital)
f. Memberikan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan parenteral
baik secara manual maupun dengan menggunakan infusion pump
maupun feeding pump
g. Melakukan pemasangan NGT
h. Melakukan lavage/bilas lambung
42
i. Pemberian obat melalui oral, enteral, intramuscular, intracutan,
subkutan, parenteral secara bolus maupun kontinyu dengan
menggunakan syringe pump
j. Interpretasi EKG normal
k. Tehknik pengambilan darah vena dan asrteri (dalam pengawasan
l. Melakukan perawatan luka sedang
m. Melakukan prosedur pemberian transfusi darah
n. Melakukan prosedur transfer pasien derajat 1 dan derajat 2
o. Mempersiapkan persiapan diagnostik :persiapan USG, persiapan
CT-scan, persiapan bone marrow, lumbal pungsi, intra
tekal,echokardigrafi, kateterisasi jantung
4. Menyiapkan, memelihara, dan menyimpan peralatan dan trolley
emergency agar selalu siap pakai
5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan
6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan
perawatan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang baik
dengan pasien dan keluarga maupun dengan anggota tim kesehatan
7. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun
eksternal
8. Menaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan Rumah Sakit
9. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan tahapan perkembangan
SYARAT PK 2 :
1. Tingkat pendidikan formal minimal d3 keprawatan
2. STR/SIP yang masih berlaku
43
3. Serifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar
(BHD), Advance Life Support (ALS), Pencegahan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
4. Keterampilan Kerja (Kompetensi):
a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
c. Mampu merumuskan rencana asuhan
d. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau pemberi asuhan
pelayanan (career)
e. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi
f. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
g. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen
penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,
oropharingeal airways (OPA), binasal canul dan simple mask,
rebreathing/non rebreathing mask,
h. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit, dan
nutrisi meliputi : memasang intra vena akses, menghitung intake
dan output, memberikan makanan melalui nasogastric tube
(NGT),memasang nasogastric tube (NGT), memasang kateter
i. Mampu melakukan perawatan luka sedang
j. Mampu monitoring hemodinamik non invasive (tanda-tanda vital)
k. Mampu memberikan obat secara mandiri tepat melalui rute : oral,
suposutoria, topikal, intracutan, intra muscular, intra vena
44
l. Mampu mengelola pemberian darah dan produk darah secara aman
m. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah
pencapaian hasil yang diharapkan
n. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
o. Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan
tindaksn keperawatan
p. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan keselamatan yang nyata
dan potensial terhadap pasien
q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan
r. Mampu mempersiapkan persiapan diagnostic : persiapan USG,
EKG, persiapan CT-scan, persiapan bone marrow, lumbal pungsi,
intra tekal, echokardiografi, katerisasi jantung
s. Mampu melakukan fungsi manajeman asuhan keperawatan dalam
tim
t. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran
klinik/preceptorsip
u. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien meliputi
review hasil penelitian
v. Mampu melakukan asuhan keperawatan berdasarkan tahapan
perkembangan
TUGAS PK 3:
1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencangkup
pasien dan peralatan.
45
2. Melakukan Asuhan Keperawatan pasien dengan kasus kompleks
sesuai dengan tahapan perkembangan, meliputi pengkajian, membuat
rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, melakukan
evaluasi, dan melakukan pencatatan / dokumentasi.
3. Melakukan tindakan keperawatan:
a. Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut
b. Mempertahanka kepatenan jalan nafas : pemasangan Oropharingeal
airway (OPA), suction melalui nasal, oral, endotracheal tube, dan
tracheal tube
c. Terapi oksigen : memberikan oksigen dengan nasal canule, simple
mask, rebreathing mask, non rebreathing mask.
d. Pasien yang terpasang watersealdrainase (WSD)
e. Menjaga kepatenan alat-alat invasif (infus, CTT, eksternalventrikel
drainase (EVD), dll
f. Memberikan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan parenteral
baik secara manual maupun dengan infusion pump.
g. Memberikan obat melalui oral, enteral, intramuscular, intracutan,
subkutan, parenteral, secara bolus maupun kontinu dengan
menggunkaan syringe pump
h. Interpretasi EKG normal, disritmia, lethal dan penatalaksanaannya
i. Tindakan defibrilasi dan kardioversi
j. Tekhnik pengambilan sampel darah vena dan arteri dan interpretasi
hasil
k. Mempertahankan tekhnik bersih dan steril
46
l. Perawatan luka
m. Tindakan pemberian transfusi darah
4. menyiapkan, memelihara dan menyimpan peralatan dan trolley
emergency agar selalu siap pakai
5. Memelihara lingkungan perawatan untuk kelancaran pelayanan
6. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan
perawatan, peraturan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan
penggunaanya
7. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan
8. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun
eksternal
9. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit
10. Melaksanakan tugas sebagai Clinical Instructur (CI)
11. Melaksanakan tugas sebagai Case Manager (CM)
SYARAT PK 3:
1. Tingkat pendidikan formal minimal D3 keperawatan
2. STR/SIP yang masih berlaku
3. Serifikat : pelatihan Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar
(BHD), manajemen bangsal, Advance Life Support (ALS),
Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KPRS), Clinical Instructur (CI), Case Manager (CM),
Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)
47
4. Keterampilan Kerja (kompetensi) :
a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada kasus
kompleks sesuai tahapan perkembangan pasien
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
c. Mampu merumuskan rencana asuhan
d. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau profesional pemberi
asuhan lainnya
e. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi
f. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
g. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen
penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,
oropharingeal airways (OPA), pengisapan lendir melalui nasal,
oral, endotracheal tube (ETT), dan trachea tube (TT), nasal
canule, binasal canul dan simple mask, rebreathing/non
rebreathing mask,persiapan tindakan intubasi,perawatan pasien
terintubasi, interpretasi hasil analisa gas darah
h. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit,
dan nutrisi meliputi : memasang intra vena akses pada kasus
yang sulit, menghitung intake dan output, memberikan makanan
melalui nasogastric tube (NGT),memasang nasogastric tube
(NGT) pada kasus khusus, memasang kateter
i. Mampu melakukan perawatan luka besar
j. Mampu monitoring hemodinamik non invasive (membaca
monitor echokardigrafi/ EKG
48
k. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute:
melalui rute: oral, supositoria, topikal, intra cutan, intra
muscular, intra vena
l. Mampu mengelola pemberiam darah dan produk darah secara
aman
m. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah
pencapaian hasil yang diharapkan
n. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
o. Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
p. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang
nyata dan potensial terhadap pasien
q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan
r. Mampu mempersiapkan persiapan diagnostik: persiapan Ultra
Sono Graphy (USG), Echo Kardio Graphy (EKG), persiapan CT
Scan, Bone Marrow, Lumbal Pungsi, intra pekal, kateterisasi
jantung
s. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang
nyata dan potensial terhadap pasien
t. Mampu melakukan fungsi asuhan sebagai case manager
(pengelolaan asuhan pelayanan pasien), melaksanakan
manjemen mutu keperawatan
u. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran
klinik atau preseptorsip
49
v. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien
meliputi: menjadi asuhan peneliti, diseminasi hasil penelitian,
melakukan penelitian deskriptif.
TUGAS PK 4
1. Melakukan Askep pasien anak sesuai tahapan perkembangan dengan
kasus kompleks, pengkajian, membut rencana keperawatan, melakukan
tindakan keperawatan, melakukan evaluasi dan melakukan pencatatan/
dokumentasi
2. Melakukan tindakan keperawatan :
a. Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut
b. Perawatan dan mempertahankan kepatenan jasa nafas:
pemasangan OPA (Oro Pharingeal Tube), pengisapan lendir
melalui nasal, oral, ETT (Endo Tracheal Tube), dan TT
(Tracheal Tube)
c. Terapi oksigen: nasal canula, simple mask, non rebreathing
mask, reabreathing mask.
d. Perawatan pada pasien yang terpasang WSD
e. Pemantauan dan menilai hemodinamik infasive
f. Perawatan dan menjaga kepatenan alat-alat infasive
g. Pemenuhan cairan dan nutrisi melalui oral, enteral, dan
parenteral baik
Secara manual maupun dengan menggunakan infusion pump
50
h. Pemberian obat melalui oral, enteral, intra muscular, intracutan,
subcutan, parenteral secara bolus maupun kontinyu dengan
menggunakan syringe pump
i. Prosedur pemberian transfusi darah
j. Interpretasi elektrokardiografi (EKG) normal, disrithmia, lethal
dan penatalaksanaannya
k. Tehnik pengambilan sampel darah vena dan arteri, dan
interpretasi hasil
l. Perawatan luka kompleks
3. Memelihara dan menyimpan peralatan dan trolley emergency agar selalu
siap pakai
4. Memelihara lingkungan keperawatan untuk kelancaran pelayanan
5. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien lingkungan ruangan
rawat, peraturan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan
penggunaannya
6. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan
7. Mendampingi pasien untuk transportasi baik internal maupun eksternal
8. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit
SYARAT PK 4
1. Tingkat pendidikan formal minimal S1 keperawatan
2. STR/SIP yang masih berlaku
3. Sertifikat pelatihan : Basic Life Support (BLS)/Bantuan Hidup Dasar
(BHD), manajemen bangsal, Advance Life Support (ALS),
51
Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), Keselamatan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KPRS), Clinical Instructur (CI), penanganan bahan berbahaya
dan beracun (B3), Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)
4. Keterampilan Kerja (Kompetensi) :
a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada kasus
spesialistik
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
c. Mampu merumuskan rencana asuhan
d. Mampu mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi
e. Mampu berkolaborasi dengan pasien atau profesional pemberi
asuhan (PPA)
f. Mampu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen
penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat/dengan alat : suction,
oropharingeal airways (OPA), pengisapan lendir melalui nasal,
oral, endotracheal tube (ETT), dan trachea tube (TT), nasal
canule, binasal canul dan simple mask, rebreathing/non
rebreathing mask,persiapan tindakan intubasi,perawatan pasien
terintubasi, interpretasi hasil analisa gas darah
g. Mampu mefasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit,
dan nutrisi meliputi : memasang intra vena akses pada kasus
yang sulit, menghitung intake dan output, memberikan makanan
melalui nasogastric tube (NGT),memasang nasogastric tube
(NGT) pada kasus khusus, memasang kateter
52
h. Mampu melakukan perawatan luka kompleks.
i. Mampu memonitoring hemodinamik non infasive
j. Mampu memberikan obat secara aman dan tepat melalui rute:
oral, supositoria, topikal, intracutan, intramuscular, intravena
k. Mampu mengelola pemberian darah dan produk darah secara
aman
l. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah
pencapaian hasil yang diharapakan
m. Mampu menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
n. Mampu melakukan komunikasi intra personal dalma
melaksanakan tindakan keperawatan
o. Mampu mengidentifikasi resiko keamanan keselamatan yang
nyata dan potensial terhadap pasien
p. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
q. Mampu melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan
r. Mampu mempersiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik
meliputi : perekaman echo kardiografi (EKG) beserta
interpretasi hasil echo kardiografi (EKG) pada kasus disritmia,
persiapan pasien Ct-scan, ultrasonografi (USG), pengambilan
sample darah melalui vena dan arteri
s. Mampu mengidentifikasi resiko kemanan/ keselamatan yang
nyata dan potensial terhadap pasien
53
t. Mampu melakukan fungsi manajeman asuhan pasien dalam
unit, case manager (pengelolaan asuhan pelayanan pasien),
melaksankan manjemen mutu pelayanan keperawatan
u. Mampu melakukan fungsi edukator dalam proses pembelajaran
klinik/ preceptor shift
v. Mampu melakukan fungsi riset dalam pengelolaan pasien
meliputi : melakukan penelitian deskriptif analitik
b. Kekuatan Kerja; Non Manusia
Metode Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat
ruangan yang menjadi delegasi Kepala Ruangan dan
Wakil Kepala Ruangan pada pelaksanaan kajian situasi
(Sabtu, 16 April 2016), didapatkan data bahwa
pelaksanaan metode tim di ruangan Kenanga 2 juga
merupakan salah satu hasil kajian mahasiswa manajemen
gelombang sebelumnya dan ruangan telah mencoba
menerapkan metode tim dalam pelaksanaan asuhan kepada
pasien, namun memang bisa dibilang belum efektif karena
kualitas masing-masing SDM yang ada tidak sama
sehingga dalam menjalankan metode timnya dirasa belum
optimal.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi dari 16 April 2016
sampai 18 April 2016, tidak terlaksana tugas sesuai
pembagian peran Ketua Tim dan Anggota Tim dalam
pelaksanaan metode tim pada perawat yang melakukan
asuhan keperawatan setiap jadwal shift.
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
terdapat data kekurangan tenaga perawat 10 orang yang
menjadi faktor penghambat terlaksananya metode tim di
ruangan.
54
Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan data bahwa
dalam mengambil kebijakan tentang pembentukan tim,
komposisi anggota tim juga disesuaikan dengan kualitas
SDM, sehingga bisa saja jika dianggap mampu
melaksanankan tugas maka jumlah tim yang berdinas
dapat berkurang, dan begitu juga sebaikanya. Perawat
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab shift di Kenanga
2 meruapakan perawat PK II atau PK III. Penunjukkan
penanggung jawab Shift biasanya dilakukan oleh kepala
ruangan sebagai orang yang paling mengetahui keadaan
seerta kualitas SDM di ruangan Kenanga 2. Sebagai
penanggung jawab, perawat yang diberi tugas harus
memiliki kemauan, pengetahuan, dan kemampuan untuk
menjadi pemimpin dan penyelesaian masalah. Sehingga
ketika terjadi masalah atau kejadian tertentu diharapkan
penanggung jawab shift dapat mengatasi masalah dalam
shift dengan efektif. Penugasan secara tertulis tentang
penanggung jawab shift di Kenanga 2 tidak ada. Tetapi
secara umum tugasnya adalah membagi, mengatur dan
mengawasi jalannya tugas anggota tim pada saat
menjalankan shift, sebagai perpanjangan tangan dari
kepala ruangan, sebagai orang yang bertanggung jawab
terhadap segala hal yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan, dll selama shift berjalan. Penanggung jawab
shift juga memiliki tanggung jawab untuk melaporkan
segala sesuatu yang terjadi pada saat shift kepada kepala
ruangan.
Money
(Keuangan)
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
pendanaan Ruang Kenanga 2 berasal dari pusat atau sentral
RSHS.
Material Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
didapatkan data bahwa Ruang Kenanga memiliki:
55
1 buah kulkas di ruang dispensi untuk menyimpan obat
pasien.
Lemari: berisi alat EKG; tabung, spuit; sarung tangan,
masker, dan cairan.
Box penyimpanan berkas: form radiologi, informed
concent, pengantar pulang, form patologi anatomi, form
edukasi, form risiko jatuh, form suhu nadi, SIA, dan SIO.
Lemari tempat penyimpanan kasa steril.
Troly emergency tempat material untuk kegawatdaruratan
Lemari tempat penyimpanan obat injeksi pasien.
4 buah wastafle (3 buah berada pada lorong, 1 buah dalam
ruang tindakan) untuk mencuci tangan dilengkapi dengan
sabun dan poster tata cara mencuci tangan dengan 6
langkah, tissue dan sabun selalu tersedia.
Sudah ada standar pemisahan sampah, terdapat sekitar 32
tempat sampah yaitu: 15 tempat sampah medis, 15 tempat
sampah non medis serta 2 safety boxuntuk pembuangan
jarum suntik maupun benda tajam lainnya, dan terdapat 2
tempat sampah sitotoksik.
Terdapat sekolah yang digunakan untuk belajar dan ruang
bermain. Sekolah ini sudah berjalan selama 3 minggu.
Ruang Kenanga sudah mempunyai Standar Operasional
Prosedur (SOP) tentang:
- Identifikasi pasien pindah
- Pedoman Identifikasi pasien baru
- Serah terima pasien
- Pengkajian ulang resiko jatuh
- Komunikasi efektif antar tenaga kesehatan
- Pelaporan salah identifikasi pasien
- Pemulangan pasien
- Penerimaan dan pengantaran transportasi pasien
56
kenanga
- Rencana pulang pasien
- Panduan catatan terintegrasi
- Identifikasi pasien sebelum pemberian obat
- Daftar singkatan dan symbol untuk penulisan rekam
medis
- Pedoman rekam medis berorientasi masalah SOP
- Panduan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur serta
tepat pasien-pasien yang akan menjalani operasi
- Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit
- Panduan high alertmedications
- Panduan dan sasaran keselamatan pasien
- Pedoman peningkatan mutu pelayanan
Alat Pelindung Perorangan (APP) :
- Sarung tangan
- Masker
Buku
- Laporan pasien Kenanga 2
- Laporan monitoring pasien HCU
Struktur organisasi ruangan dan tim
Poster dan Leaflet
- Poster 6 langkah langkah cuci tangan
- Poster 5 momments
- Poster alur pasien masuk
- Beberapa leaflet mengenai batuk efektif, cuci tangan,
demam, pencegahan rokok, diet/nutrisi seimbang, diet
pada pasien kanker, hak dan kewajiban pasien).
Marketing Secara khusus, Ruang Kenanga 2tidak memiliki kewenangan
dalam mengatur marketing yang dilakukan RS. Kegiatan
marketing terpusat dilakukan oleh manajemen RS melalui
humas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
57
c. Lingkungan Kerja; Fisik
Ruang Kenanga 2 terdiri dari:
1 ruang kepala perawat,
1 ruang sekolah/bermain anak
1 pantry
1 ruang tata usaha
1 ruang ganti perawat perempuan
1 ruang ganti perawat laki-laki
1 nurse station
1 ruangan konsulen
1 ruang dispensing yang digabungkan dengan ruang
penyimpanan obat
1 spoelhoek
2 ruang tindakan
18 toilet pasien
16 kamar perawatan klien
d. Lingkungan Kerja; Non Fisik
Hubungan Perawat dengan Perawat
Komunikasi sesama perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dilakukan sesuai dengan IPSG yang ke 2, yaitu
teknik SBAR. Namun berdasarkan kajian situasi pada Sabtu, 16
April 2016 hingga Senin, 18 April 2016, pendokumentasian
58
SBAR tidak lengkap dimana terdapat cap SBAR yang hanya
terdapat tanda tangan pemberi pesan.
Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan kajian
situasi juga, pendokumentasian SBAR di Lembar Integrasi belum
dilakukan berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan dan yang
akan dilakukan sebagai perencanaan intervensi. Perencanaan
intervensi masing-masing pasien ditulis pada Buku Komunikasi.
Pelaksanaan timbang terima (operan) pada perawat Ruang
Kenanga 2 selama pelaksanaan kajian situasi (Sabtu, 16 April
2016 hingga Senin, 18 April 2016) dilakukan secara personal oleh
perawat yang selesai bertugas dengan perawat yang akan
bertugas.
Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, terdapat
Format Operan Ruang Kenanga 2 yang telah disusun, dikonsultasi
dengan Kepala Ruangan Kenanga 2, dan disimulasikan
penggunaannya kepada perawat pelaksana ruangan.
Pada pelaksanaan kajian situasi, dilakukan juga pengkajian
tentang gaya kepemimpinan Kepala Ruangan Kenanga 2 dengan
menyebarkan kuesioner yang diisi oleh 19 perawat. Hasil
pengkajian tersebut yaitu gaya kepemimpinan Kepala Ruangan
Kenanga 2 pada Orientasi Tugas dipersepsikan rendah (dengan
nilai median 24) dan pada Orientasi Karyawan dipersepsikan
tinggi (dengan nilai median 37).
59
Hubungan Perawat dengan Dokter
Komunikasi perawat dengan dokter penanggung jawab
pasien dilakukan pada saat dokter akan melakukan visite. Perawat
menjelaskan kondisi klinis pasien kepada dokter. Selain itu
interaksi antara perawat dan dokter dilakukan pada saat pelaporan
nilai kritis pasien.
Hubungan Perawat dengan Pasien dan Keluarga Pasien
Pada pelaksanaan kajian situasi Sabtu, 16 April 2016
jadwal shift malam, komunikasi perawat dengan pasien tidak
terlaksana pada kegiatan timbang operan. Komunikasi antara
perawat dengan pasien dan keluarga terjadi pada saat melakukan
asuhan keperawatan langsung (direct care).
Pelaksanaan kajian situasi juga dilakukan dengan mengkaji
tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan
dengan kuesioner “Kepuasan Pasien di Ruang Instalasi Rawat
Inap” yang diambil dari penelitian Pengembangan Sistem
Peniliaian Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi
Medan (Hayati, 2014) dengan total responden 28 orang (keluarga
pasien). Hasil kajian tersebut yaitu 90.1% termasuk dalam
kategori Puas, 5.6% termasuk dalam kategori Kurang Puas, dan
4.3% termasuk ke dalam kategori Tidak Puas.
60
Hubungan Perawat dengan Mahasiswa
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
perawat mengatakan merasa terbantu dengan adanya mahasiswa
di ruangan dan mahasiswa selalu mendapat pendampingan selama
melakukan pemberian terapi obat dan tindakan lainnya.
Berdasarkan kajian situasi Sabtu, 16 April 2016 hingga
Senin, 18 April 2016, hanya terjadi komunikasi antara perawat
dengan mahasiswa dalam kegiatan operan pada shift pagi.
Hubungan Perawat dengan Farmasi
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
komunikasi antara perawat ruangan dan farmasi jarang terjadi
karena hanya bertemu saat bagian farmasi mengambil resep ke
ruangan dan saat siang hari memberikan obat ke ruangan sehingga
komunikasi yang dilakukan tidak terlalu banyak.
Namun berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan
kajian situasi, komunikasi perawat dengan farmasi sudah terjalin
dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan Perawat dengan Gizi
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
komunikasi antara perawat dengan gizi terjadi setelah gizi
diberitahu oleh perawat atau melihat catatan untuk diet pasien,
maka pihak dari gizi akan mengkonfirmasi lagi ke pasien tersebut.
Sehingga tidak ada hambatan dari pihak gizi dengan perawat.
61
Perawat juga berkolaborasi dengan gizi terkait diet yang
didapatkan oleh pasien selama proses perawatan di rumah sakit.
Hubungan Perawat dengan Pekarya
Berdasarkan laporan kelompok gelombang sebelumnya,
perawat biasanya mencatat berapa kebutuhan kasar, kapas, plester
dan kebutuhan manajemen unit yang habis pakai lainnya untuk
ganti balutan. Setelah itu pekarya akan ke bagian CSSD untuk
menyerahkan lagi ke ruangan. Menurut perawat tidak ada
hambatan komunikasi dari perawat kepada pekarya.
62
BAB III
ANALISIS DATA
No. Aspek Aktual Ideal Problem
1 Kekuatan Kerja
Non manusia
a. Metode
Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu perawat
ruangan yang menjadi delegasi
Kepala Ruangan dan Wakil
Kepala Ruangan pada
pelaksanaan kajian situasi
(Sabtu, 16 April 2016),
didapatkan data bahwa
pelaksanaan metode tim di
ruangan Kenanga 2 juga
merupakan salah satu hasil
kajian mahasiswa manajemen
gelombang sebelumnya dan
ruangan telah menerapkan
metode tim dalam pelaksanaan
asuhan kepada pasien, namun
memang bisa dibilang belum
efektif karena kualitas masing-
masing SDM yang ada tidak
sama sehingga dalam
menjalankan metode timnya
dirasa belum optimal.
Sedangkan berdasarkan hasil
Dalam pengembangan Model Praktik
Keperawatan Profesional, aspek
ketenagaan merupakan komponen pertama
yang harus dipertimbangkan, sehingga
tujuan pelayanan dapat dicapai (Wahyuni,
2007).
Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya
fleksibel atau tidak kaku. Metode tim dapat
dilakukan pada shift pagi, sore atau malam
di unit manapun. Sejumlah tenaga dapat
terlibat dalam tim, minimal dua sampai
tiga tim. Jumlah atau besarnya tim
bergantung dari banyaknya staf. Dua orang
perawat dapat dikatakan satu tim, terutama
untuk shift sore dan malam, dimana jumlah
tenaga terbatas (Nurhidayah, 2002).
Dalam pelaksanaan metode tim terdapat
pembagian peran yang terdiri dari ketua
tim dan anggota tim.
Tugas dan tanggung jawab ketua tim:
a. Bertanggung jawab terhadap
pengelolaan asuhan keperawatan
klien sejak masuk sampai pulang.
Pengorganisasian
ketenagaan
(perawat) dalam
pelaksanaan metode
tim di Ruang
Kenanga 2 yang
belum sesuai
dengan konsep
metode tim yang
memiliki syarat dan
ketentuan sebagai
ketua dan anggota
tim setiap shift
63
No. Aspek Aktual Ideal Problem
observasi dari 16 April 2016
sampai 18 April 2016, tidak
terlaksana tugas sesuai
pembagian peran Ketua Tim dan
Anggota Tim dalam pelaksanaan
metode tim pada perawat yang
melakukan asuhan keperawatan
setiap jadwal shift.
Berdasarkan laporan kelompok
gelombang sebelumnya, terdapat
data kekurangan tenaga perawat
10 orang yang menjadi faktor
penghambat terlaksananya
metode tim di ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara
juga didapatkan data bahwa
dalam mengambil kebijakan
tentang pembentukan tim,
komposisi anggota tim juga
disesuaikan dengan kualitas
SDM, sehingga bisa saja jika
dianggap mampu
melaksanankan tugas maka
jumlah tim yang berdinas dapat
berkurang, dan begitu juga
sebaikanya. Perawat yang
ditunjuk sebagai penanggung
jawab shift di Kenanga 2
meruapakan perawat PK II atau
b. Mengorientasikan klien yang baru
dan keluarganya.
c. Mengkaji kondisi kesehatan klien
dan keluarganya
d. Membuat diagnosa keperawatan
dan rencana keperawatan
e. Mengkomunikasikan rencana
keperawatan kepada anggota tim
f. Mengarahkan dan membimbing
anggota tim dalam melakukan
tindakan keperawatan
g. Mengevaluasi tindakan dan rencana
keperawatan
h. Melaksanakan tindakan
keperawatan tertentu
i. Mengembangkan perencanaan
pulang
j. Memonitor pendokumentasian
tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim
k. Melakukan atau mengikuti
pertemuan dengan anggota tim atau
tim kesehatan lainnya untuk
membahas perkembangan kondisi
pasien.
Tugas dan tanggung jawab anggota tim:
a. Melaksanakan tindakan
keperawatan yang telah direncana
ketua tim.
64
No. Aspek Aktual Ideal Problem
PK III. Penunjukkan
penanggung jawab Shift
biasanya dilakukan oleh kepala
ruangan sebagai orang yang
paling mengetahui keadaan
seerta kualitas SDM di ruangan
Kenanga 2. Sebagai penanggung
jawab, perawat yang diberi tugas
harus memiliki kemauan,
pengetahuan, dan kemampuan
untuk menjadi pemimpin dan
penyelesaian masalah. Sehingga
ketika terjadi masalah atau
kejadian tertentu diharapkan
penanggung jawab shift dapat
mengatasi masalah dalam shift
dengan efektif. Penugasan
secara tertulis tentang
penanggung jawab shift di
Kenanga 2 tidak ada. Tetapi
secara umum tugasnya adalah
membagi, mengatur dan
mengawasi jalannya tugas
anggota tim pada saat
menjalankan shift, sebagai
perpanjangan tangan dari kepala
ruangan, sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap
segala hal yang berkaitan
b. Mendokumentasikan tindakan
keperawatan yang dilakukan.
c. Membantu ketua tim melakukan
pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan dan membuat rencana
keperawatan.
d. Membantu ketua Tim
mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan.
e. Membantu/bersama dengan ketua
tim mengorientasikan pasien baru.
f. Mengganti tugas pembantu
keperawatan bila diperlukan.
Kepala Ruangan mempunyai tanggung
jawab untuk mengorganisir tenaga
keperawatan yang ada dan kegiatan
pelayanan asuhan keperawatan yang akan
dilakukan sesuai dengan metode layanan
yang berlaku di ruangan. Kepala Ruangan
memiliki tugas mengorientasikan tenaga
yang baru tentang fungsi metode tim
keperawatan (Wahyuni, 2007).
65
No. Aspek Aktual Ideal Problem
dengan asuhan keperawatan, dll
selama shift berjalan.
Penanggung jawab shift juga
memiliki tanggung jawab untuk
melaporkan segala sesuatu yang
terjadi pada saat shift kepada
kepala ruangan.
Man Terdapat kekurangan tenaga
perawat pelaksana sejumlah 10
orang
Jumlah perawat Ruang Kenanga 2
berdasarkan status PK:
PK 1 = 3 orang
PK 2 = 7 orang
PK 3 = 3 orang
PK 4 = 1 orang
PRA PK = 11 orang
Salah satu tugas perawat berstatus
PK II yaitu melakukan asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan
tahapan perkembangan anak yang
meliputi pengkajian, membuat
rencana keperawatan, melakukan
ltindakan keperawatan, melakukan
evaluasi, dan melakukan
pencatatan/dokumentasi.
Salah satu tugas perawat berstatus
PK III yaitu melakukan asuhan
keperawatan pasien dengan kasus
66
No. Aspek Aktual Ideal Problem
kompleks sesuai dengan tahapan
perkembangan, meliputi pengkajian,
membuat rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan,
melakukan evaluasi, dan melakukan
pencatatan/dokumentasi.
2. Lingkungan kerja
a. Lingkugan
non fisik
Komunikasi sesama perawat
dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dilakukan sesuai
dengan IPSG yang ke 2, yaitu :
SBAR. Namun berdasarkan kajian
situasi pada Sabtu, 16 April 2016
hingga Senin, 18 April 2016
pendokumentasian SBAR tidak
lengkap, dimana terdapat cap SBAR
yang hanya terdapat tanda tangan
pemberi pesan.
Pelaksanaan timbang terima
(operan) pada perawat Ruang
Kenanga 2 selama pelaksanaan
kajian situasi (Sabtu, 16 April 2016
hingga Senin, 18 April 2016)
dilakukan secara personal oleh
perawat yang selesai bertugas
dengan perawat yang akan bertugas.
Berdasarkan laporan kelompok
sebelumnya, terdapat Format Operan
Ruang Kenanga 2 yang telah
disusun, dikonsultasi dengan Kepala
Dalam penerapannya, dilakukan timbang
terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
1. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift atau operan.
2. Dari nurse station perawat berdiskusi
untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif
yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
3. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya.
4. Seluruh pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien harus lengkap.
Yang perlu didokumentasikan dalam
timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
Hubungan
profesionalisme
perawat dalam
pelaksanaan teknik
timbang terima
(operan) sebagai
bagian dari metode
tim yang digunakan
di ruangan
67
No. Aspek Aktual Ideal Problem
Ruangan Kenanga 2, dan
disimulasikan penggunaannya
kepada perawat pelaksana ruangan.
Pada pelaksanaan kajian situasi
Sabtu, 16 April 2016 jadwal shift
malam, komunikasi perawat dengan
pasien tidak terlaksana pada kegiatan
timbang operan. Komunikasi antara
perawat dengan pasien dan keluarga
terjadi pada saat melakukan asuhan
keperawatan langsung (direct care).
Berdasarkan hasil observasi
selama pelaksanaan kajian situasi
juga, pendokumentasian SBAR di
Lembar Integrasi belum dilakukan
berdasarkan kegiatan yang sudah
dilakukan dan yang akan dilakukan
sebagai perencanaan intervensi.
Perencanaan intervensi masing-
masing pasien ditulis pada Buku
Komunikasi.
Berdasarkan kajian situasi Sabtu,
16 April 2016 hingga Senin, 18
April 2016, hanya terjadi
komunikasi antara perawat dengan
mahasiswa dalam kegiatan operan
pada shift pagi.
Pada pelaksanaan kajian situasi,
dilakukan juga pengkajian tentang
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang
pemberi dan penerima pesan
(Nursalam, 2002).
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat
yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor
informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara
perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu
terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang
memungkinkan adanya komunikasi dua
arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang
datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh
perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan.
68
No. Aspek Aktual Ideal Problem
gaya kepemimpinan Kepala
Ruangan Kenanga 2 dengan
menyebarkan kuesioner yang diisi
oleh 19 perawat. Hasil pengkajian
tersebut yaitu gaya kepemimpinan
Kepala Ruangan Kenanga 2 pada
Orientasi Tugas dipersepsikan
rendah (dengan nilai median 24) dan
pada Orientasi Karyawan
dipersepsikan tinggi (dengan nilai
median 37).
Merupakan aktivitas dari perawat yang
menerima operan untuk melakukan
pengecekan data informasi pada
medical record atau pada pasien
langsung.
Metode dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode
tradisional.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo
(2005) di sebutkan bahwa operan jaga
(handover) yang masih tradisional
adalah:
Dilakukan hanya di meja perawat.
Menggunakan satu arah
komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
Jika ada pengecekan ke pasien
hanya sekedar memastikan kondisi
secara umum.
Tidak ada kontribusi atau feedback
dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh
pasien terkait status kesehatannya
tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode
bedside handover
69
No. Aspek Aktual Ideal Problem
Menurut Kassean dan Jagoo (2005)
handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside
handover yaitu handover yang
dilakukan di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau
keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback.
70
BAB IV
IMPLEMENTASI
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
1. Hubungan
profesionalisme perawat dalam
pelaksanaan teknik
timbang terima
(operan) sebagai bagian dari metode
tim yang digunakan
di ruangan belum optimal
1. Menanyakan tentang
SOP Operan Ruang Kenanga 2 sebagai
acuan penyusunan
detail rangkaian alur
operan
2. Menyusun detail
rangkaian alur operan berdasarkan
ketentuan operan
yang berlaku di RSHS
Kamis, 21 April
2016
Kamis, 21 April
2016
Ruang Kenanga 2
memiliki SOP Operan
Terdapat detail
rangkaian alur operan yang akan
dikonsultasikan kepada
Pak Yudi selaku pembimbing akademik
dan Bu Enung selaku
Kepala Ruangan
Kenanga 2 dan pembimbing klinik
sebelum digunakan
pada saat pelaksanaan simulasi operan
berdasarkan ketentuan
RSHS dan sumber tambahan lain
Ruang Kenanga 2
mengacu pada ketentuan operan yang
berlaku di RSHS
Terdapat detail
rangkaian alur operan yang akan
dikunsultasikan
kepada Pak Yudi selaku pembimbing
akademik dan Bu
Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing
klinik sebelum
digunakan pada saat pelaksanaan simulasi
operan berdasarkan
ketentuan RSHS dan sumber tambahan lain
Tidak ada
Tidak ada
1. Menyusun detail
rangakain alur operan berdasarkan
ketentuan operan
yang berlaku di RSHS
2. Rangkaian alur operan
dikonsultasikan ke
Pak Yudi selaku
pembimbing akademik dan Bu
Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing
klinik
71
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
3. Menyusun cakupan
informasi dalam mekanisme simulasi
operan dalam
penyampaian
informasi kepada pasien
4. Menyusun ketentuan
pendokumentasian SOAPIER di lembar
integrasi status
pasien dan lembar evaluasi pelaksanaan
simulasi
pendokumentasian
SOAPIER dan teknik operan
Kamis, 21 April
2016
Kamis, 21 April
2016
Terdapat cakupan
informasi yang akan dikonsultasikan kepada
Pak Yudi selaku
pembimbing akademik
dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan
Kenanga 2 dan
pembimbing klinik sebelum digunakan
pada saat pelaksanaan
simulasi operan
Terdapat ketentuan
pendokumentasian SOAPIER dan lembar
evalauasi pelaksanaan
simulasi yang akan dikonsultasikan kepada
Pak Yudi selaku
pembimbing akademik
dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan
Kenanga 2 dan
pembimbing klinik sebelum digunakan
pada saat pelaksanaan
simulasi operan
Terdapat cakupan
informasi dikonsultasikan
kepada Pak Yudi
selaku pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing klinik sebelum
digunakan pada saat
pelaksanaan simulasi operan
Terdapat ketentuan
pendokumentasian SOAPIER dan lembar
evaluasi pelaksanaan
simulasi yang akan dikonsultasikan
kepada Pak Yudi
selaku pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing klinik sebelum
digunakan pada saat
pelaksanaan simulasi operan
Tidak ada
Tidak ada
3. Cakupan informasi
dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku
pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing
klinik
4. Ketentuan pendokumentasian
SOAPIER dan
lembar evaluasi yang akan digunakan pada
saat pelaksanaan
simulasi operan
dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku
pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing
klinik
72
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
5. Membuat pathway
klinis berdasarkan tahap tumbuh
kembang toddler
berkaitan dengan
asuhan keperawatan
6. Melakukan
konsultasi terkait detail rangkaian alur
operan, cakupan
informasi pada saat
operan, dan pathway klinis berdasarkan
tahap tumbuh
kembang toddler berkaitan dengan
asuhan keperawatan
kepada Pak Yudi selaku pembimbing
akademik
Kamis, 21 April
2016
Jumat, 22 April 2016
Terdapat pathway
klinis berdasarkan tahap tumbuh kembang
toddler berkaitan
dengan asuhan
keperawatan sebagai konten kegiatan operan
yang akan
dikonsultasikan kepada Pak Yudi selaku
pembimbing akademik
dan Bu Enung selaku Kepala Ruangan
Kenanga 2 dan
pembimbing klinik
Terdapat detail
rangkaian alur operan, cakupan informasi pada
saat operan, dan
pathway klinis yang
akan dikonsultasikan kepada Bu Enung
selaku Kepala Ruangan
Kenanga 2 dan pembimbing klinik
sebelum digunakan
pada saat pelaksanaan simulasi operan
berdasarkan ketentuan
Terdapat pathway
klinis berdasarkan tahap tumbuh
kembang toddler
berkaitan dengan
asuhan keperawatan sebagai konten
kegiatan operan yang
akan dikonsultasikan kepada Pak Yudi
selaku pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing
klinik
Terdapat detail
rangkaian alur operan, cakupan informasi
pada saat operan, dan
pathway klinis yang
akan dikonsultasikan kepada Bu Enung
selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing
klinik sebelum
digunakan pada saat pelaksanaan simulasi
operan berdasarkan
Tidak ada
Tidak ada
5. Pathway klinis
berdasarkan tahap tumbuh kembang
toddler berkaitan
dengan asuhan keperawatan sebagai
konten kegiatan
operan
dikonsultasikan ke Pak Yudi selaku
pembimbing
akademik dan Bu Enung selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2
dan pembimbing klinik
6. Detail rangkaian alur operan, cakupan
informasi pada saat
operan, dan pathway
klinis yang akan digunakan pada
pelaksanaan simulasi
teknik operan dikonsultasikan
kepada Bu Enung
selaku Kepala
Ruangan Kenanga 2 dan pembimbing
klinik
73
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
7. Melakukan
konsultasi terkait
rangkaian alur operan, cakupan
informasi, dan
ketentuan pendokumentasian
SOAPIER di lembar
integrasi status pasien pada saat
operan kepada Bu
Enung selaku Kepala
Ruang Kenanga 2 dan pembimbing
klinik
8. Melakukan
konsultasi terkait
pathway klinis
berdasarkan tahap tumbuh kembang
Toddler berkaitan
dengan asuhan keperawatan sebagai
konten kegiatan
operan kepada Bu Enung selaku Kepala
Ruang Kenanga 2
Sabtu, 23 April 2016
Senin, 25 April 2016
RSHS dan sumber
tambahan lain
Terdapat rangkaian alur
operan, cakupan
informasi, dan ketentuan
pendokumentasian
SOAPIER di lembar integrasi status pasien
yang dapat digunakan
pada saat pelaksanaan simulasi
pendokumentasian
SOAPIER dan teknik
operan
Terdapat pathway
klinis berdasarkan
tahap tumbuh kembang
Toddler berkaitan dengan asuhan
keperawatan sebagai
konten kegiatan operan
ketentuan RSHS dan
sumber tambahan lain
Terdapat rangkaian
alur operan, cakupan
informasi, dan ketentuan
pendokumentasian
SOAPIER di lembar integrasi status pasien
yang dapat digunakan
pada saat pelaksanaan simulasi
pendokumentasian
SOAPIER dan teknik
operan
Terdapat pathway
klinis berdasarkan
tahap tumbuh
kembang Toddler berkaitan dengan
asuhan keperawatan
sebagai konten kegiatan operan
Tidak ada
Tidak ada
7. Rangkaian alur
operan, cakupan informasi, dan
ketentuan
pendokumentasian
SOAPIER digunakan pada saat
pelaksanaan simulasi
teknik operan dan pendokumentasian
SOAPIER di lembar
integrasi status pasien
8. Pathway klinis
berdasarkan tahap
tumbuh kembang Toddler berkaitan
dengan asuhan
keperawatan dapat digunakan sebagai
konten cakupan
informasi kegiatan
operan di nurse station
74
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
dan pembimbing
klinik
9. Melakukan simulasi
kegiatan
pendokumentasian SOAPIER di lembar
intergrasi status
pasien dan teknik operan bersama
perawat Ruang
Kenanga 2 Kelas 1
Senin, 25 April 2016
s.d. Rabu, 27 April
2016
a. Terlaksana kegiatan
simulasi
pendokumentasian SOAPIER di lembar
intergrasi status
pasien bersama perawat pelaksana
Ruang Kenanga 2
Kelas 1 sesuai ketentuan:
S : Subjective
Keluhan dari pasien;
dapat sebuah pernyataan ulang
dari keluhan pasien
atau pernyataan langsung dari pasien
O : Objective
Data obyektif pasien
seperti TTV, hasil pemeriksaan fisik,
hasil pemeriksaan
diagnostik, intervensi yang telah
dilaksanakan
terhadap pasien A : Analisys
Masalah
Evaluasi hasil dan
proses simulasi
kegiatan pendokumentasian
SOAPIER di lembar
integrasi status pasien dan teknik operan
dijelaskan pada BAB
Evaluasi
Pelaksanaan
operan bed
side yang
seharusnya menggunakan
status pasien
terhambat dengan status
pasien yang
masih digunakan
oleh dokter
9. Pendokumentasian
SOAPIER di lembar integrasi dan teknik
operan bed side
dapat dilakukan oleh
seluruh perawat di Ruangan Kenanga 2
75
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
keperawatan
berdasarkan data subyektif dan
obyektif
P : Planning
Rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan analisis
masalah keperawatan yang
muncul
I : Implementation Intervensi atau
tindakan yang telah
dilakukan
E : Evaluation Evaluasi yang
berupa respon dan
keadaaan pasien setelah dilakukan
intervensi atau
tindakan
R : Recommandation Rencana tindakan
mandiri dan
kolaborasi pada pasien yang akan
dilakukan oleh
perawat pada dinas selanjutnya
b. Terlaksana simulasi
76
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
operan berdasarkan
rangkaian alur dan cakupan informasi
pada saat operan
yang telah disusun
berdasarkan rangkaian alur
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan Perawat
menyiapkan
dokumentasi keperawatan berupa
SOAPIER yang
telah dibuat di
lembar integrasi dan catatan informasi
inventaris alat
kesehatan/alat emergency.
2. Tahap pelaksanaan
antar perawat
a. Kepala ruangan atau pemimpin
operan
membuka operan
“Selamat pagi rekan-
rekan sekalian, ... (menyampaikan hal-hal
terkait pelayanan ke
77
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
pasien, dll)”
b. Serah terima pasien,
inventaris alat–
alat kesehatan,
serah terima fasilitas
ruangan dan
serah terima alat kesehatan/
alat emergency
“Baik terima kasih untuk kesempatan yang
diberikan. Adapun
laporan perawatan
pasien pada shift malam, dengan jumlah
pasien sebanyak …
(sebutkan jumlah pasien)”.
c. Mereview
ulang tentang
SOP yang berlaku di
ruangan yang
disebutkan oleh personel yang
ditunjuk oleh
kepala ruangan atau pemimpin
operan
78
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
“Sebelum membahas
pasien lebih lanjut, kita akan mereview ulang
mengenai teknik
pelaksanaan
dokumentasi keperawatan di lembar
integrasi (SOP yang
berlaku di ruangan). (tunjuk perawat lain
untuk menyebutkan
teknik pelaksanaan dokumentasi
keperawatan di lembar
integrasi). Baik saya
ulangi, teknik pendokumentasian
keperawatan di lembar
integrasi yaitu SBAR (Subjective,
Background,
Assessment,
Recomendation) dimana kita
menuliskannya dengan
cara SOAPIER (Subyektive, Obyektive,
Assessment, Planning,
Implementation, Evaluation, dan
Recomandation). Baik,
79
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
sekarang kita dapat
melanjutkan kembali pembahasan pasien”
d. Membahas
tentang
penyakit dan gangguan
tumbuh
kembang anak dengan
penyakit
tertentu “rekan-rekan sekalian,
hari ini di ruangan
Kenangan kita memiliki
...(jumlah)... pasien dengan diagnosa
....(penyakit).... saya
titipkan kepada teman-teman untuk
memperhatikan terkait
tumbuh kembang anak
dengan ...(penyakit).... tolong tanyakan
kepada orang tua
tentang kemungkinan gangguan tumbuh
kembang dan beri
penkes tentang bagaimana cara
mengatasi gangguan
80
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
tersebut sehingga kita
dapat memaksimalkan/meran
gsang tumbuh kembang
anak dengan
....(penyakit)... walaupun dengan
keterbatasan yang dia
miliki sesuai tahapan tumbuh kembangnya”
e. Melakukan
do’a bersama agar diberi
kemudahan
oleh Allah
SWT dalam memberikan
pelayanan
kepada pasien. “Sebelum kita memulai
dinas lebih baik kita
berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing. Berdoa
mulai”.
f. Pemberian reinforcement
kepada perawat
yang berdinas malam dan
persiapan
81
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
pembagian tim
dan persiapan tahapan
bersama pasien
“Terimakasih untuk
perawat shift malam atas tugasnya.
Sekarang kita akan
bersiap untuk melakukan serah
terima bersama pasien,
silahkan membagi kelompok sesuai
dengan timnya dan
selamat bertugas untuk
yang bersinas pagi”. 3. Tahap
Pelaksanaan
bersama pasien(bedside)
a. Mengucapkans
alamdan
menyapa pasien
“Assalamualaikum/sela
mat pagi adek/bapak/ibu,
bagaimana perasaanya
hari ini ? tadi malam bagaimana tidurnya ?”
b. Memberitahuk
82
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
an kepada
pasien siapa perawat yang
dapat
dihubungi/bert
anggungjawab pada pasien.
“Pak/Bu, tugas saya
sebagai perawat shift malam sudah
selesai.Untuk pagi ini,
perawat (...nama perawat.....) shift pagi
yang akan merawat
Bapak/Ibu. Jika nanti
ibu/bapak membutuhkan sesuatu
terkait anak ibu/bapak
bisa menghubungi perawat ...(nama)... ”.
c. Menjelaskan
secara jelas
hasil pendokumentas
ian berupa
SOAPIER dengan metode
SBAR yang
telah dituliskan di lembar
integrasi
83
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
“Laporan perawatan
pasien pertama. An. S (5 tahun) dengan Efusi
Pleura,
penanggungjawab dr.
N :Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD, N,
RR, T (sebutkan hasil pengukuran). Keluhan
yang dirasakan pasien
adalah … (sebutkan keluhan yang
dialami).Rencana yang
sudah dilakukan
adalah … (sebutkan implementasi) sedang
kanrencana yang
belum dilakukan adalah … (sebutkan
intervensi).Terapi yang
diinstruksikan adalah
… (sebutkan nama terapi). Persiapan lain
… (sebutkan jenis
persiapan).” 4. Tahap Terminasi
a. Mengucapkan
salam di akhir pertemuan
dengan pasien
84
NO. MASALAH KEGIATAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA TINDAK
LANJUT KRITERIA HASIL HAMBATAN
10. Melakukan evaluasi
terhadap
pelaksanaan simulasi operan dan
pendokumentasian
SOAPIER di lembar integrasi status
pasien
Kamis, 28 April
2016
“Baiklah,
silahkan Bapak/Ibu
dapat
beristirahat
kembali”. b. Menandatanga
ni form SBAR
pada lembar intergrasi
“seperti itu keadaan
dan rencana selanjutnya untuk
pasien An. S, karena
saya sudah
menyampaikan operan ini, silahkan tanda
tangan di form SBAR
ini”
Terdapat evaluasi hasil
dan proses
pendokumentasian SOAPIER dan teknik
operan
Tidak ada
85
BAB V
EVALUASI TEKNIK OPERAN DAN PENDOKUMENTASIAN SOAPIER
DI RUANGAN KENANGA 2 KELAS 1
Evaluasi Struktur
Mayoritas perawat yang mengikuti operan membawa buku status dan melakukan
pembagian tim per shiftnya, serta para perawat sudah mempersiapkan diri untuk
melakukan operan dan ada yang memimpin keberlangsungan kegiatan operan tersebut.
Evaluasi Proses (Nurse Station)
Selama berlangsungnya kegiatan operan ada beberapa komponen yang tidak dilakukan
diantaranya serah terima fasilitas ruangan dan alat kesehatan, memberikan
reinforcement kepada shift yang telah berdinas, mereview ulang SOP yang berlaku di
ruangan yang disebutkan oleh personel yang telah ditunjuk kepala ruangan atau
pemimpin operan dan belum membahas tentang penyakit dan gangguan tumbuh
kembang anak pada penyakit tertentu. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan operan di ruang nurse station yaitu selama 6 menit 33 detik yang di
kumulatifkan selama 4 hari dimulai tanggal 25 April sampai 28 April 2016.
Evaluasi Proses (Di Bed Pasien)
KAMAR SENIN SELASA RABU KAMIS
2 2 2 1 1
3 1 2 2 2
4 2 2 2 2
5 1 1 1 1
6 1 1 2 2
86
KAMAR SENIN SELASA RABU KAMIS
7 1 1 1 1
TOTAL 8 9 9 9
TANGGAL DURASI OPERAN
Pagi Siang
25 April 2016 3 menit 56 detik 10 menit 41 detik
26 April 2016 6 menit 15 detik 8 menit 02 detik
27 April 2016 3 menit 36 detik 4 menit 22 detik
28 April 2016 7 menit 11 deti 6 menit 15 detik
Total
Durasi operan
50 menit 03 detik
Total waktu operan
Total Pasien
= 50 menit 03detik
9
= 5 menit 55 detik
Pada saat melakukan operan di bed pasien, perawat menyampaikan sapa dan salam
namun tidak menyampaikan hasil SOAP yang tercantum secara rinci di buku status.
Perawat hanya menyampaikan salah satu dari beberapa intervensi yang ada pada lembar
integrasi. Dari total kamar pasien di ruang kenanga kelas I yaitu 7 kamar, perawat
menandatangani form SBAR di lembar integrasi pada hari kamis hanya kamar 4,5, dan
6 saja, sedangkan pada kamar yang lain tidak ditandatangani form SBAR di lembar
integrasi. 1 dari 2 perawat tidak menjelaskan secara jelas hasil pendokumentasian
SOAPIER dengan metode SBAR yang telah tersedia di lembar integrasi kepada perawat
yang akan bertugas. Rata –rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan operan di bed
pasien adalah 5 menit 55 detik untuk 9 pasien selama 4 hari dari tanggal 25 April
hingga 28 April 2016 di kamar 2,3,4,5,6, 7 dengan total pasien sebanyak 9 pasien.
87
Evaluasi Pemdokumentasin (SOAPIER)
Hasil pendokumentasian SOAPIER yang dilakukan oleh 2 perawat yang bertugas di
ruangan kenanga kelas I masih belum lengkap karena ada beberapa komponen yang
tidak ditulis secara lengkap dan mencakup keseluruhan komponen yang telah
ditetapkan. Dari 9 dokumentasi keseluruhan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
membuat SOAPIER secara lengkap yaitu kurang lebih 10 menit per pasien . Dalam
penulisan dokumentasi yang dilakukan, ditemukan bahwa komponen S (subyektif) dan
O (obyektif) ditulis menjadi satu kesatuan sedangkan pada cara penulisan yang benar
seharusnya dipisah. Selain itu, ditemukan 8 dari 9 dokumen yang penulisannya masih
belum lengkap dalam komponen R (recommendation) yang seharusnya dituliskan
secara jelas mengenai rencana intervensi atau terapi terhadap pasien.
Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Pelaksana (Perawat)
Berdasarkan hasil wawancara kepada 4 perawat yang bertugas yaitu 2
perawat dari dinas pagi dan 2 perawat dari dinas siang, mengatakan merasa
terbantu dengan adanya simulasi operan. Selain itu teknik operan dengan format
SBAR ini memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan catatan perkembangan pasien.
b. Evaluasi yang merasakan dampak (Pasien /Keluarga Pasien)
Berdasarkan hasil wawancara pada 9 keluarga pasien, 3 dari 9 keluarga
pasien mengatakan terdapat perbedaan kegiatan operan yang dilakukan oleh
perawat. 3 dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai mengatakan bahwa
88
terdapat perbedaan yaitu dengan adanya system operan perawat membawa status
pasien dan menyebutkan nama perawat yang akan dinas pada shift yang
berikutnya sehingga keluarga pasien dapat mengetahui nama perawat yang
berdinas pada saat itu. Dan dapat mempermudah dalam meminta bantuan
keperawatan. Keluarga juga dapat mengetahui rencana tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat yang dinas pada shift berikutnya.
Dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai, seluruh keluarga pasien
mengatakan bahwa perawat memberikan informasi terkait penyakit pasien,
pergantian shift dinas, jadwal obat dan rencana intervensi yang akan dilakukan.
1 dari 9 keluarga pasien yang diwawancarai mengatakan bahwa informasi yang
diberikan perawat tidak dimengerti karena menggunakan bahasa medis,
sedangkan 8 keluarga pasien mengatakan bahwa informasi yang diberikan
perawat bisa di mengerti karena sudah lama di rawat di ruang kenanga.
89
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasilpraktik manajemen keperawatan di Ruang Anak/ Kenanga
2 RSUP Dr. Hasan Sadikin selama 13 hari yang dimulai dari tanggal 16April
sampai 28 April 2016, dapat disimpulkan bahwa masalah yang alami di ruangan
adalah terkait proses operan.
Hubungan profesionalisme perawat dalam pelaksanaan teknik timbang
terima (operan) sebagai bagian dari metode tim yang digunakan di ruangan menjadi
fokus masalah yang dikelola oleh kelompok. Masalah operan yang masih belum
optimal tersebut dikaitkan dengan pemenuhan IPSG ke 2 terkait dengan SBAR
yang masih perlu dimaksimalkan oleh ruangan. Setelah dilakukan implementasi
dari tanggal 25-28 April 2016, didapatkan hasil bahwa secara umum perawat yang
berada tim 1 yang menjadi fokus intervensi merasa terbantu mengerti dengan
simulai teknik operan yang sudah dilakukan.Begitu pula dengan pengisian
SOAPIER di lembar integrasi, sudah terdapat perbaikan penulisan SOAPIER dari
sebelum dilakukan simulasi mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan yang
baik dan benar. Setelah dilakukan evaluasi secara keseluruhan, terdapat beberapa
faktor yang memengaruhi pelaksanaan operan dan juga pengisian dokumentasi
keperawatan di lembar intergrasi, diantaranya adalah kerbatasan waktu/tingginya
mobilisasi perawat di Ruang Anak/ Kenanga, kurang tersedianya SDM sehingga
perawat mengelola pasien terlalu banyak, serta belum terbiasanya perawat dengan
90
alur komunikasi yang barun untuk menulis dokumentasi pasien secara rinci hanya
pada lembar integrasi pada status pasien saja sehingga tidak perlu lagi
menggunakan buku komunikasi.
B. Saran
1. Kepala ruangan dan perawat diharapkan dapat saling mengingatkan terkait
dengan konten operan yang penting untuk di sampaikan.
2. Kepala ruangan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada perawat untuk
melakukan overan sesuai dengan SOP yang sudah disepakati agar hubungan
profesionalisme antar perawat dapat terjalin dengan baik.
3. Kepala ruangan diharapkan dapat mencoba untuk memberlakukan sistem
reward kepada perawat yang memberikan asuhan secara maksimal dan
menerapkan metode overan dan pendokumentasian yang baru.
4. Sebagai ruangan anak, kepala ruangan dan perawat diharapkan juga mampu
untuk melakukan pengkajian serta memberikan asuhan terkait dengan tumbuh
kembang anak karena selama ini asuhan yang diberikan sebagian besar
ditujukan kepada kesembuhan penyakit saja. Hal ini juga dapat menjadi salah
satu ciri khas bagi ruangan rawat Kenanga 2 jika dikembangkan lebih lanjut.
5. Perawat diharapkan dapat memaksimalkan penulisan dokumentasi pasien
dengan format SOAPIER yang baik dan benar hanya pada lembar catatan
integrasi status pasien saja sehingga tidak menambah pekerjaan dan dapat
mengurangi beban kerja untuk pencatatan dokumen oleh perawat.
91
6. Perlu adanya sosialisasi terhadap petugas kesehatan lainnya terkhusus Dokter
bahwa perawat pelaksana di Ruang Kenanga 2 membutuhkan buku status
pasien dalam melaksanakan operan secara langsung ke tiap-tiap kamar pasien.
92
DAFTAR PUSTAKA
Awikunprasert, C.dkk. 2013. Effect of Environment on Sleep Efficiency in Thai
Children.Asian Journal of science research 6 (4) ISSN 1992-1454.
Febriana,D., dan Aries W. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi terhadap Pemenuhan Pola
Tidur Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Jurnal Stikes RS
Baptis Kediri Vol 4,No.2.
Gillies, D. 2000. Manajemen Keperawatan. Alih bahasa: NengHati. Bandung: Sawiji
IAPKP.
Hayati, K. 2014. Pengembangan Sistem Penilaian Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD
Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara .
Kadir, W. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan
Tidur pada Anak yang di rawat di RSUD Prof.DR.H.Aloei Saboe kota
Gorontalo. Jurnal fakultas Ilmu kesehatan dan keolahragaan: Universitas Negeri
Gorontalo
Linder, L., dan Becky. 2013.Nighttime Sleep Disruptions, the Hospital Care
Environment, and Symptoms in Elementary School.-Age Children With Cancer.
Collage of Nursing at The University of Utah.
Nurhidayah, R. E. 2002. Pengorganisasian dalam Keperawatan. Medan: USU Digital
Library.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, Mila Triana. 2009. Hubungan Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSD
Raden Mattaher Jambi. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Swaburg, R. C. 2000. Kepemimpinandan Keperawatan untuk Perawat Klinik. Alih
Bahasa: Suharyati s. Jakarta: EGC.
93
Wahyuni, S. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Standar
Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perawat
dalam Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional di
Instalasi Rawat Inap B RSUD Banjarnegara. Universitas Diponegoro .