Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

15
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif. Selain itu, karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit 1

Transcript of Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

Page 1: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Masyarakat

Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan

preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak

positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,

sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis

yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh karenanya

perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat

dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah

rumah sakit.

Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat racun,

infeksius dan juga radioaktif. Selain itu, karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan,

maka rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat

pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh

orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit.

Pada tahun 1999, WHO melaporkan di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja kesehatan

terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah medis. Hal ini

menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis

tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan. Namun, berdasarkan hasil Rapid

Assessment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan

Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak

648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit yang ada, yang memiliki insinerator baru 49% dan yang

memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas

limbah cair yang telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52% .

1

Page 2: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

Hasil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan pengelolaan

limbah cairnya. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung

hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah

dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar.

I.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui upaya pengelolaan limbah

cair di Rumah Sakit.

2

Page 3: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

BAB II

PEMBAHASAN

Limbah cair adalah cairan yang dianggap tidak lagi bermanfaat bagi pengguna dan

dibuang kembali ke lingkungan air. Secara umum ada kegiatan yang menjadi sumber limbah cair

yaitu antara lain kegiatan penduduk di perkotaan/pedesaan (domestik), industri, pertanian, dan

pertambangan. Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan

pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat-tempat umum, lalulintas, dll.

Limbah RS mengandung bermacam-macam mikroorganisme bergantung pada jenis RS dan

tingkat pengolahannya sebelum dibuang.

Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak mengandung

bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan

masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Dari sekian banyak sumber limbah di rumah sakit,

limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam

proses uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan aerasi atau activated sludge. Bahan-bahan

itu mengandung logam berat dan inveksikus, sehingga harus disterilisasi atau dinormalkan

sebelum ”dilempar” menjadi limbah tak berbahaya. Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan

tertentu yang mengandung radioaktif yang cukup berbahaya. Setelah bahan ini digunakan.

limbahnya dibuang.

Banyak pihak yang menyadari tentang bahaya ini. Namun, lemahnya peraturan

pemerintah tentang pengelolaan limbah rumah sakit mengakibatkan hingga saat ini hanya sedikit

rumah sakit yang memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) khusus pengolahan limbah

cairnya.

Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat

menimbulkan berbagai masalah seperti :

- Gangguan kenyamanan dan estetika

Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari

bahan kimia organik.

- Kerusakan harta benda

3

Page 4: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur

dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.

- Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang

Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien

tertentu dan fosfor.

- Gangguan terhadap kesehatan manusia

Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,

pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.

- Gangguan genetik dan reproduksi

Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun

beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi

manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

Upaya pengelolaan limbah Rumah Sakit

Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi

atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau

hayati. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume

bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada

sumbernya, serta upaya pemanfaatan limbah. Program minimisasi limbah di Indonesia baru

mulai digalakkan, bagi RS masih merupakan hal baru, yang tujuannya untuk mengurangi jumlah

limbah dan pengolahan limbah yang masih mempunyai nilai ekonomis.

Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang

terbaik untuk pengolahan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi limbah (waste

reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan limbah (waste abatement),

pencegahan pencemaran (waste prevention) dan reduksi pada sumbemya (source reduction)

(Hananto, 1999).

Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama kali

karena upaya ini bersifat preventif yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang

keluar dan proses produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume,

konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara

preventif langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak memberikan keuntungan yakni

4

Page 5: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya

relatif murah (Hananto, 1999). Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada

sumbernya adalah (Arthono, 2000) :

1. House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga

kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran

bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.

2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis

komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi

volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.

3. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau bagian

alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.

4. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan bahan selalu

cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak

menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan

terkontrol.

5. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk

pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.

6. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang

potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya

dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian unitnya.

Teknologi pengolahan limbah

Teknologi pengolahan limbah medis yang sekarang jamak dioperasikan hanya berkisar

antara masalah tangki septik dan insinerator. Keduanya sekarang terbukti memiliki nilai negatif

besar. Tangki septik banyak dipersoalkan lantaran rembesan air dari tangki yang dikhawatirkan

dapat mencemari tanah. Terkadang ada beberapa rumah sakit yang membuang hasil akhir dari

tangki septik tersebut langsung ke sungai-sungai, sehingga dapat dipastikan sungai tersebut

mulai mengandung zat medis.

Sedangkan insinerator, yang menerapkan teknik pembakaran pada sampah medis, juga

bukan berarti tanpa cacat. Badan Perlindungan Lingkungan AS menemukan teknik insenerasi

5

Page 6: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

merupakan sumber utama zat dioksin yang sangat beracun. Penelitian terakhir menunjukkan zat

dioksin inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya kanker pada tubuh.

Yang sangat menarik dari permasalahan ini adalah ditemukaannya teknologi pengolahan

limbah dengan metode ozonisasi. Salah satu metode sterilisasi limbah cair rumah sakit yang

direkomendasikan United States Environmental Protection Agency (U.S.EPA) tahun 1999.

Teknologi ini sebenarnya dapat juga diterapkan untuk mengelola limbah pabrik tekstil, cat, kulit,

dan lain-lain.

OZONISASI

Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi atau

proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan Nies dari Prancis sebagai metode

sterilisasi pada air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang

sangat pesat. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi

pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.

Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan

makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja di

perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki

sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential

2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti

corona discharge.

Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam

mikroorganisma seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, Hepatitis A Virus serta

berbagai mikroorganisma patogen lainnya (Crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon

akan merusak dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga

melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2) dan hydroxyl radical

(OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring dengan perkembangan teknologi,

dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.

OZONISASI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT

Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan

lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki reaktor

6

Page 7: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi

mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair.

Limbah cair yang sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk

dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini,

polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki reaktor dapat

diendapkan.

Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi

proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses

koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan

karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan

berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang

dengan cara dicuci. Air yang keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang

dengan aman ke sungai.

Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal

bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V)

dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi

berbagai senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai contoh,

fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikal akan berubah menjadi hydroquinone, resorcinol,

cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi asam oxalic dan asam formic, senyawa

organik asam yang lebih kecil yang mudah teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di

sekitarnya. Sebagai hasil akhir dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan

air.

Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat

dipergunakan dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, dan

menghilangkan warna pada limbah cair. Dengan demikian akan dapat mengoksidasi senyawa

organik serta membunuh bakteri patogen, yang banyak terkandung dalam limbah cair rumah

sakit.

Pada saringan karbon aktif akan terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat

yang akan diserap oleh permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini

sudah jenuh, proses penyerapan akan berhenti. Maka, karbon aktif harus diganti baru atau didaur

ulang dengan cara dicuci.

7

Page 8: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

Dalam aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu ultraviolet atau

hidrogen peroksida. Dengan melakukan kombinasi ini akan didapatkan dengan mudah hidroksil

radikal dalam air yang sangat dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa organik. Teknologi

oksidasi ini tidak hanya dapat menguraikan senyawa kimia beracun yang berada dalam air, tapi

juga sekaligus menghilangkannya sehingga limbah padat (sludge) dapat diminimalisasi hingga

mendekati 100%. Dengan pemanfaatan sistem ozonisasi ini dapat pihak rumah sakit tidak hanya

dapat mengolah limbahnya tapi juga akan dapat menggunakan kembali air limbah yang telah

terproses (daur ulang). Teknologi ini, selain efisiensi waktu juga cukup ekonomis, karena tidak

memerlukan tempat instalasi yang luas.

8

Page 9: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Limbah cair adalah cairan yang dianggap tidak lagi bermanfaat bagi pengguna dan

dibuang kembali ke lingkungan air.

Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak mengandung

bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan

masyarakat sekitar rumah sakit tersebut.

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat

menimbulkan berbagai masalah seperti :

- Gangguan kenyamanan dan estetika

- Kerusakan harta benda

- Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang

- Gangguan terhadap kesehatan manusia

- Gangguan genetik dan reproduksi

Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi

atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia

atau hayati. Salah satunya adalah proses Reduksi Limbah.

Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi,

toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara preventif

langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak memberikan keuntungan yakni

meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan

pelaksanaannya relatif murah.

Berikutnya, setelah tindakan preventif diatas, maka dilanjutkan dengan tahap pengolahan

limbah cair Rumah Sakit dengan menggunakan teknik ozonisasi. Salah satu metode

sterilisasi limbah cair rumah sakit yang direkomendasikan United States Environmental

Protection Agency (U.S.EPA) tahun 1999.

Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan

lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki

reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor

bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah

cair.

9

Page 10: Makalah Limbah Cair Rumah Sakit

III.2 Saran

1. Sebaiknya rumah sakit mengelola limbahnya terutama limbah cair dengan benar.

Karena pengelolaan yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai macam kerugian.

2. Rumah sakit sebaiknya memiliki tempat pembuangan sendiri. Sehingga tidak dibuang

di sembarangan tempat yang dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan

sekitar masyarakat.

3. Rumah sakit hendaknya memilih sistem pengelolaan limbah cair yang baik dan sesuai

dengan lingkungan agar tercipta keseimbangan antara host, agent, dan lingkungan

sekitar rumah sakit.

10