Makalah Liberalisme Tomy
-
Upload
tomy-satria-wardhana -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
description
Transcript of Makalah Liberalisme Tomy
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
1/16
1
TUGAS INDIVIDU
LIBERALISME
(Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah Pemikiran Politik barat )
Dosen : Bpk Mamun Murad Albarbasy
Oleh:
Tomy Satria Wardhana
NPM : 2011130007
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
2/16
2
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah dengan tema ( Liberalisme).Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Filsafat. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih banyak kepada dosen mata kuliah Filsafat.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah .
Demikian atas perhatianya saya ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
Penulis
Tomy Satria Wardhana
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
3/16
3
HISTORY LIBERALISME
Liberal berasal dari kata liberty, yang berarti kebebasan. dalam arti kemerdekaan pribadi, hak untuk
mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran
pemikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang
dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Istilah ini baru digunakan padaabad ke-19 dan berasal dari kaum pemberontak Spanyol yang menamakan dirinya liberalisme,
kendatipun liberalism sebetulnya telah berkembang pada masa sebelumnya.
Liberalisme telah dimulai sejak eraRenaissance, yang memperjuangkan kebebasan manusia dari
dominasi gereja atau agama, politik dan ekonomi. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsep
tentang negara yang demokratis. Dalam bidang ekonomi, liberalisme menentang campur tangan
pemerintah yang terlalu banyak dalam usaha, sebisa mungkin peranan swasta diutamakan.
Berdasarkan pada keyakinan bahwa semua sumber kemajuan terletak dalam perkembangan
pribadi manusia yang bebas. Aliran ini memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kebebasan individu
terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak. Langkah pertama perjuangannya telah dilakukan olehgerakan reformasi. Dalam abad ke-17 dan 18 timbul perlawanan terhadap absolutisme dan perjuangan
menuju kebebasan jiwa dan bernegara. Tokoh liberalisme antara lain John
Locke, Voltaire, Montequieu, J.J. Rousseau. Sementara itu tokoh-tokoh liberalisme dalam bidang
ekonomi adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Robert Malthus.
Beberapa tokoh yang bisa dianggap sebagai penganut dan yang mengembangkan paham liberalisme,
yaitu:
(a) John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara individu dengan
yang hidup bebas dengan penguasa.
(b) Montesquieu. Dalam bukunyaspirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam pemerintahan
yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat pengawasan antar lembaga agar tidak
terjadi penyalahgunaan wewenang.
Pemerintahan Inggris telah menerapkan paham liberalisme, yaitu dalamMagna Chartatahun
1215, tentang penjaminan hak individu oleh hukum. Dalam peristiwa Revolusi Prancis tahun 1789,
berhasil menjatuhkan monarki absolut dan digantikan dengan mendirikan negara liberal berdasarkan
Konstitusi.
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
4/16
4
Liberalisme memperjuangkan pelbagai kebebasan yang hendaknya dijamin dalam undang-undang
dasar, di antaranya kebebasan agama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan
pendapat. Kebebasan yang diperjuangkan itu hanya terjamin dalam negara hukum yang
mengindahkan Trias Politika.
Bentuk negara yang diidamkan adalah demokrasi parlemen dengan persamaan hak bagi seluruh rakyatdi depan hukum dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Cita-cita liberalisme telah
mencetuskan Revolusi Industri di Inggris (1688), Revolusi Amerika (1776), dan Revolusi Prancis
(1789).
Liberalisme tumbuh dari korterks masyarakat Eropa pada abad pertengahan, ketika itu masyarakat
ditandai dengan dua karakteristik berikut, Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatau
system dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar
berubah.
Kaum Aristokrat saja yang diperkenankan memiliki tanah, Golongan feudal ini pula yang
menguasai proses-proses ekonomi dan politik, Sedangkan para petani berkedudukan sebagaipenggarap tanah yang dimiliki oleh pelindungnya (bangsawan). Mereka harus membayar pajak dan
menymbangkan pajak bagi si pelindung.Di beberapa tempat di Eropa, para petani malahan tidak
diperkenankan pindah ke tempat yang lain yang dikehendaki tanpa persetujuan si pelindung.
Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang pelindung.Industri dikelola dalam bentuk
gerakan-gerakan yang mengatur secara ketat bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan
distribusinya, Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum
bangsawan, hak istimewa gereja, Peranan politik raja dan kamu bangsawan, dan kekuasaan gerakan-
gerakan dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.
Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam usaha
besar, setelah ditemukan beberapa tekologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam
skala besar-besaran ini, jelas dibutuhkan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang
gerak yang leluasa,, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu
terbentur oada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feudal. Yang
membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kerusakan itu ialah munculnya paham
Liberal.Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (
rasa ingin tahu dan keinginnan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman
itu.
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
5/16
5
John Lockedan Hobbes; konsepState of Natureyang berbeda (di buku ramlan subakti)
Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan konsep
negara alamiah" atau yang lebih dikenal dengan konsepState of Nature.Namun dalam
perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang satu
sama lainnya.Jika ditinjau dari awal, konsepsiState of Natureyang mereka pahami itu sesungguhnyaberbeda. Hobbes (15881679) berpandangan bahwa dalam State of Nature, individu itu pada
dasarnya jelek (egois)sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu
mereka membentuk suatu masyarakat barusuatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat
perjanjian demi melindungi hak-haknya dari individu lain dimana perjanjian ini memerlukan pihak
ketiga (penguasa). SedangkanJohn Locke(16321704) berpendapat bahwa individu padaState of
Natureadalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir
jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan
oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti
membeli kucing dalam karung. Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak
ketiga (Negara), dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan
Locke, Monarkhi Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama
menyumbangkan pemikiran mereka dalamkonsepsi individualisme.Inti dari terbentuknya Negara,
menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun baik atau
tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke berpendapat,
keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas
hanya sebagai penjaga malam atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
http://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke -
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
6/16
6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat memasuki enlighment ages atau abad
pencerahan ( sekitar abad ke 16 sampai abad awal 19). Pada saat itu mulai muncul Industri dan
perdagangan dalam skala besar yang berbasis teknologi baru. Untuk mengelola kedua hal tersebut
munculah kebutuhan-kebutuhan baru sepert buruh yang bebas dalam jumlah banyak, ruang gerak
yang leluasa, mobilitas yang tinggi, dan kebebasan berkreasi.
Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan
yang feodal , Maka golongan intelektual yang mengutamakan rasionalitas memunculkan paham
liberal. Golongan intelektual itu merasakan keresahan ilmiah (rasa ingin tau dan keinginan untuk
mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman itu.
Selain hal-hal diatas. Liberalisme juga dilatarbelakangi oleh terjadinya Reformasi Gereja yang
memuncak pada 31 Oktober 1517. Reformasi Gereja ini membawa dampak pada munculnya paham
sekularisme yang akan berujung pada revolusi dalam segala bidang.Termasuk di dalamnya adalah
bidang politik. Selain oleh revormasi gereja, paham liberalism juga di latarbelakangi oleh terjadinya
revolusi industri dan Glorious Revolution di Inggris.
Permasalahan liberalisme klasik membawa pandangan-pandangan baru kepada masyarakat itu sendiri.
Liberalisme seolah telah member jawaban pada permasalahan yang ada pada masyarakat pada masa
itu, yaitu dibutuhkannya pengakuan atas individu dan kebebasan bagi individu tersebut.
Surbakti Ramlan.
Memahami ilmu Politik.Grasindo , Jakarta 1999. Hlm 34
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
7/16
7
Permasalahan
Liberalisme klasik membawa pandangan-pandangan baru kepada masyarakat tentangbagaimana melihat nilai individu
dalam masyarakat serta nilai masyarakat itu sendiri.Liberalisme seolah telah memberi jawaban pada permasalahan yang
ada pada masyarakat padamasa itu, yaitu dibutuhkannya pengakuan atas individu dan kebebasan bagi individu tersebut.
Surbakti, Ramlan.
Memahami Ilmu Politik.
Grasindo. Jakarta. 1999. Hlm 34.
Surbakti, Ramlan.
Ibid.
hlm 34.
Glorious Revolution adalah suatu proses dimana kerajaan Inggris membagi kekuasaannyadengan
parlemen. Parlemen berbicara tentang rakyat, dan rakyat dipahami sebagaiindividu-individu.
Dengan hal ini, tentu doktrin-doktrin liberalisme dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat
pada masa itu karena saat itu paham inilah yang dianggap paling baik untuk diterapkan
dalammasyarakat yang mulai memahami penekanan akan penggunaan akal dan rasionalitas.
Namunsetiap ideologi yang ada di dunia tentu tidak ada yang sempurna. Setiap ideologi
memilikikekuatan dan kelemahan masing-masing.
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
8/16
8
BAB II
PEMBAHASAN
Liberalisme klasik (pada masa awal sampai pertengahan kemunculannya) seolah
menjadijawaban atas kebutuhan masyarakat pada saat itu melalui nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Ada tiga nilai utama dalam liberalisme klasik, yaitu individualisme (yang merupakanhal
terpenting dalam liberalisme klasik),
natural selection
atau seleksi alam, dan teor i negar asebagai instrumen atau alat (negara sebagai penjaga malam /
Night State Watch
Individualisme secara umum didefinisikan sebagai suatu gejala kultural dimana individudianggap
sebagai unit dasar dari masyarakat, dan masyarakat tersebut akan tetapbe rl angsun gkeberadaannya apabila mereka memfasilitasi usaha pencapaian pribadi masing-masing
individu.
Individualisme memiliki tiga dasar historis.
Pertama adalah konsep Yahudi yang membawapada pemahaman bahwa semua manusia
adalah anak-anak Tuhan yang bersaudara satu samalain. Kedua adalah paham
Kristen mengenai persamaan semua manusia yang berupa jiwa yangtidak dapat
dikalahkan oleh kakuatan apapun di dunia. Ketiga adalah pandangan orang Stoistentang
pe rt imbangan akal yang mengesahkan bahwa se suatu adal ah manusi a. Dari tigadasar historis ini dapat disimpulkan bahwa setiap individu punya kebebasan dan
pe rsamaan pokok an tara sa tu dengan lai nn ya . Semangat ind ividual isme ini di jalankan
di semua bidang, misalnyaantiotoritarian dalam politik dan laissez faire dalam ekonomi.
Dengan kebebasan yang dimiliki,tiap ind ividu mempunyai kese mpatan yang sama
dalam men gembangkan potensinya. Makaperkembangan masyarakat akan ditentukan oleh
kapabilitas atau kemampuan tiap individu dalammasyarakat.
Natural selectionatau seleksi alam berbicara tentang evolusi tidak hanya berlangsung didunia
alamiah, tetapi terjadi juga terhadap individu-individu yang ada dalam masyarakat.
Jikaada proses seleksi, maka akan ada kompetisi. Sengan adanya kompetisitersebut, http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism
_1_.pdf ,diakses pada Selasa, 15 Desember 2009 pukul 09:31
Ebenstein, William dan Edwin Fogelman.Isme-isme Dewasa Ini.Swada. Jakarta. 1963. Hlm104.
Laissez faire
Adalah sebuah teori atau sistem pemerintahan yang percaya bahwaintervensi pemerintah harus
seminimal mungkin dalam bidang ekonomi. Dikutip darihttp://www.laissezfaire.com/ ,diakses pada
Selasa, 15 Desember 2009 pukul 08:20.
Ebenstein, William.
http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdf -
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
9/16
9
Great Political Thinkers (Third Edition).USA. 1960. Hlm 622.individu akan berusaha sekuat tenaga
untuk dapat mempertahankan hidupnya. Untuk dapatmemenangkan kompetisi hidup ini, maka tiap
manusia akan berusaha mengembangkan setiappotensi yang dimilikinya semaksimal mungkin. Segala
kompetisi ini pada akhirnya akanmenghasilkan individu-individu yang terbaik dan terkuat.Teori
negara sebagai alat memandang negara sebagai suatu mekanisme untuk digunakanbagi tujuan yang
lebih tinggi daripada alat itu sendiri.Teori ini dilandasi oleh nilai utamaliberalisme klasik yaitu
pentingnya individu di atas segalanya. Dalam teori ini, negara hanyamengupayakan keteraturan dalam
masyarakat, tetapi tidak boleh ikut campur dalam prosesnetural selectionyang terjadi di dalamnya.
Negara tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengintervensi individu selain untuk menjaga hak
kepemilikan individu. Negara juga hanyamenjalankan fungsi administratif (birokrasi).Ketiga nilai
utama liberalisme klasik tersebut dijalankan dengan seutuhnya dalammasyarakat. Individu merupakan
hal yang terpenting sehingga fungsi liberalisme pada masa laluadalah untuk membatasi kekuasaan
para raja.
Kekuasaan para raja pada masa itu perlu untuk dibatasi dalam rangka memberikan ruang gerak yang
lebih luas bagi perkembangan individu.Kelemahan liberalisme klasik dapat dilihat dari dampak yang
ditimbulkan oleh penerapannilai-nilai utamanya dalam masyarakat. Sebenarnya liberalisme bertujuan
untuk membawakemajuan yang signifikan dalam masyarakat. Dan kemajuan ini memang nyata
terjadi, hanyasaja berlangsung dengan tidak seimbang. Ketidakseimbangan tentu akan mengarah pada
sebuahketidakadilan, dan ketidakadilan inilah yang merupakan manifestasi dari kelemahan-
kelemahanliberalisme klasik dan menjadi sumber permasalahan dalam masyarakat yang terjadi pada
masa itu.
Individualisme pada awalnya dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi setiapindividu untuk mengembangkan
potensinya semaksimal mungkin. Hal ini tentu akan membawakemajuan yang luar biasa untuk perkembangan
masyarakat apabila setiap individu memilikiKonsep ini dikenal sebagai konsep The Survival of The Fittest yangdiperkenalkan oleh Herbert Spencer.Di kut ip dari Ebenstein, Wi ll iam.I bid . Hlm 635.Ebenstein,
Wil li am dan Edwin Fogelman. I bid.Hlm 105.Herbert Spencer. Dikutip dar i Ebenstein ,
Wil li am.Ibid . Hlm 628
Tokoh-tokoh liberalisme selain Adam Smith diantaranya adalah John Locke, Montesquieu,
Thomas Jefferson, John Stuart Mill, Lord Acton, T. H. Green, John Dewey dan pemikir
kontemporernya seperti Isaiah Berlin dan John Rawls. Pandangan mereka terhadap liberalisme sering
dikmaksudkan bahwa kepercayaannya akan kebebasan individu maupun institusi adalah nilai
tertinggi dalam politiknya. Maka kemudian, terjadi pembabakan leberaliisme ke dalam dua bagian,
yaitu kebebasan individu dan kebebasan institusi serta praktik politik. Keduanya dilakukan dengan
tujuan untuk mendukung kebebasan-kebebasan individu itu sendiri. Sehingga untuk membela nilai
tersebut, harus dilakukan upaya perlindungan terhadap tiga hal yang pada saat ini lebih dikenal
dengan tiga hak dasar (kehidupan, kebebasan, dan hak milik).
Adalah Adam Smith seorang tokoh yang paling dikenal dalam liberalisme dan dijuluki bapak
ekonomi. Menurut pandangannya, individu itu harus dibebaskan dalam melakukan kegiatan
aktifitasnya, baik ekonomi maupun politik. Hal ini diperkuat dengan sebuah kata sakti yang sangat
terkenal di dalam pemikiran liberalisme, yaituLiasez-faire atau biarkan saja segala sesuatunya terjadi,
bahkan dalam hal ini, posisi negara sangat minimal (minimal state) dan harus membiarkan kebebasan
individu tersebut.
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
10/16
10
Lebih bekembang lagi, dalam kegiatan ekonomi, individu menempati posisinya yang istimewa
menurut Adam Smith. Setiap individu dianggap memilikiself interestmasing-masing. Keuntungan
pribadi tersebutyang diperoleh ketika aktifitas ekonomi dilakukan tanpa peran dominan dari
negarabisa diperoleh oleh siapa pun. Hal ini bukan berarti bahwa individu-individu yang lain (yang
berhasil dalam kegiatan ekonominya) merasa kasihan dengan individu yang lain sehingga biasa sama-
sama merasakan dan mendapatkan keuntungan. Tapi aktivitas ekonomi yang terjadi melalui
mekanisme pasar telah menciptakan sebuah keteraturan ajaib tanpa ada yang menggerakannya sama
sekali dan terjadi begitu saja. Inilah yang disebut dengan konsepinvicible hand(mekanisme dan
keteraturan pasar tersebut terjadi karena adanya permintaan dan penawaran).
Seorang sosiolog, bernama Herbert Spencer membenarkan dan mendukung pandangan Adam Smith
tentang individu dalam aktivitas ekonomi dan benegara. Dia memperkenalkan sebuah konsep yang
disebut dengan negative libertyhal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh negara terhadap individu
sebagai lawan daripositive libertyyang menganggap bahwa negara perlu berperan aktif dalam
mengatur individunya. Contoh negative libertyyang dikemukakan Spencer misalnya peraturan dalam
berlalu lintas yang mewajibkan para pengguna kendaraan bermototr roda dua untuk menggunakanhelm. Hal tersebut diberlakukan bukanlah untuk mengekang dan megatur individu, namun semata-
mata dalam rangka untuk melindungi hak hidup individu.
Kedua tokoh yang telah disebutkan diatas itulah yang kemudian dikenal teori-teorinya sebagai
liberalisme klasik yang menjadikan individu sebagai perhatian utama pembahasannya, dan
mengecilkan peran negara karena dianggap peraturan yang akan dibuatnya nantiterhadap
individuhanya akan mengakibatkan perubahan yang besar dan tidak menguntungkan lagi bagi
individu. Meskipun dalam liberalisme klasik ini individu sangat diutamakan dan menjadi pusat
kajiannya, Adam Smith dan Herbert Spencer juga membicarakan bagaimana posisi negara yang
seharusnya di dalam sistem liberalisme.
Smith mengatakan bahwa negara memiliki fungsi atau peran diantaranya adalah melindungi warga
negaranya dari intervensi atau agresi kelompok atau pun bangsa asing, dan merawat institusi publik
(bendungan, jalan, maupun jembatan). Sedangkan menurutnagtive libertynya Spencer, fungsi dan
tugas negara diantaranya tidak boleh mengurusi masalah agama, negara juga tidak boleh mengatur
mekanisme pasar, tidak boleh mendukung kolonialisasi, dan ngara tidak boleh membantu orang
miskin.
Pascaliberalisme klasik, pada tahun 1930an, terjadi peristiwa besar yang melanda sistem ideologi
liberalisme dengan kapitalisme sebagai paham yang dianut di bidang ekonomi. Di negara-negara
besar dan yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis tersebut mengalami depresi besar atau disebut
krisis Malaise. Kegiatan eonomi runtuh dan fondasi ekononomi yang berlandaskan pada kebebasan
individu yang telah dibangun sekian lama tersebut tidak mampu menanggulangi pengangguran,
kemiskinan, dan kompetisi yang lemah di dalam pasar. Di sinilah kegagalan laissez-fairedalam
memberikan keuntungan pada setiap individu, rupanya sistem yang ada tidak mampu melakukan
pembinaan pada kehancuran ekonomi masyarakat, ekonomi dalam keadaan genting, dan solusi harus
segera dicari.
Paham liberalisme ternyata bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia pada
krisis ekonomi 1930an, setidaknya meliputi liberalisme dalam ekonomi (kapitalisme) dengan
memahami proses panjang pertumbuhan, dan kritikan yang dialami oleh liberalisme sampai akhirnya
terjadi koreksi besar pascakrisis kejadian tersebut. Liberalisme telah mengabaikan peran negaranya
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
11/16
11
sendiri, pasar mengalami kebingungan pada saat pertumbuhan penduduk sulit dikendalikan dan
pengangguran menunjukantrenyang terus meningkat. Seorang pemikir yang yang juga mendukung
paham tersebtu seperti John Locke pun mengalami kontradiksi saat ia berbicara tentang tujuan
dibentuknya negara dan kenapa manusia hidup bermasyarakat untuk tunduk pada suatu peraturan
yang disepakati dan dengan rela sebelumnya menyerahkan seagaian kedaulatan yang dimiliki. Sampi
di sini Locke dibenturkan bahwa negara ternyata harus tetap punya peran dan tidak bisa lagi
menganggapnya sebagai penjaga malam.
Dari penjelasan sebelumnya dapat diasumsikan sekarang bahwa meskipun pasar sampai saat ini
merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembangunan ekonomi, namun tidak boleh
mengabaikan posisi negara. Sebab yang terjadi nanti adalah semakin banyaknya tercipta
pengangguran dan kemiskinan sebabagi akibat proses pembiaran kepada individu yang kalah dalam
bersaing dalam kerimbaan sebuah pasar. Disinilah posisi pasar yang sudah tidak rerlevan lagi sebagi
aktor tunggal kegiatan ekonomi, bahwa ternyata pada kenyataannya pasar tidak bisa sepenuhnyaself
regulated (mengatur dirinya sendiri dan mengakomodasi setiap individu, bahkan yang tidak memiliki
modal).
Akhirnya, di tengah fase kegentingan ekonomi tersebut munculah seorang yang bernama John M.
Keynes. Seorang tokoh ekonomi yang juga masih terpengaruh oleh marxisme, namun sesungguhnya
adalah pendukung tetap liberalisme itu sendiri. Dia menawarkan perlunya welfare state dalam
pengelolaan sebuah negara yang baik, yaitu negara kesejahteraan yang dapat menjamin keadilan
sosial dan peran negara lebih diatifkan lagi dalam rangka mengontrol jalannya kegiatan ekonomi yang
dapat menguntungkan individu. Dia juga menilai bahwa persoalan ekonomi yang terjadi pada saat itu
disebabkan oleh sistem pasar yang tidak mampu melakukan efisiensi, hal ini dikarenakan tidak
adanya otoritas yang mengatur jalannya pasar dan sistem ekonomi tersebut.
Menurut Keynes faktor lain ketidakefisiensian pasar adalah tidak terjadinya keadilan sosial, danterakhir disebabkan oleh keadaan bebas itu sendiri yang menghinggapi setiap individu. Maka menurut
asumsi Keynes, negara sebenarnya dibolehkan untuk melakkan ikut campur dalam rangka menunjang
kebaikan individu. Setidaknya untuk menanggulangi kerugian yang dialami oleh individu dalam
aktivitas ekonominya, negara perlu melakukan kontrol terhadap kredit dan kurs mata uang (perlu
adanya insitusi terpusat). Skala investasi juga perlu ditentukan oleh negara, dan selanjutnya, negara
perlu ikut terlibat mengotrol pertumbuhan jumlah penduduk.[3] Fase ekonomi pascamalaise tersebut
dengan tokoh terkenalnya yang bernama John M. Keynes inilah yang kemudian dikenal dengan
liberalisme baru.
Rupanya kritik terhadap liberalisme belum berhenti sampai dengan munculnya konsep negara
kesejahteraan. Marxisme yang memiliki cita-cita agar tidak terjadinya kelas sosial di dalam
masyarakat, sedikit juga dalam hal ekonomi terpengaru oleh pandangan-pandangan Smith dan David
Ricardo. Pemikirnya, Karl Marx terang-terangan menentang sistem liberalisasi. Hubungan
antar base dansuperstruktur yang sering dimaknai dengan cara produksi yang dilakukan oleh
masyarakat, terjadi pada lapisan bawah (base) akan menentukan bagian di atasnya seperti masalah
politik, budaya, dan ideologi (superstruktur). Hubungan struktural seperti inilah yang menurut karl
Marx hanya akan menciptakan terjadinya proses akumulasi modal oleh kelas-kelas berkuasa dalam
ekonomi, dan dampaknya para buruh atau kelas pekerja akan semakin teralienasi dari hasil-hasil
produksinya sendiri. Maka keadaan seperti ini pulayang terjadi di dalam masyarakatperlu
dirubah secara mendasar dan hanya melalui revolusilah perubahan tersebut dapat tercipta, guna
http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftn3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftn3 -
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
12/16
12
merubah keadaan hubungan anatarabasedansuperstrukturtersebut, yang pada akhirnya pada
akhirnya tidak ada lagi pembagaian kelas dalam masyarakat.
Individu, pasar, dan negara akan selalu bergelut sampai saat ini dan nanti. Gelombang arus
neoliberalisme yang mulai bertiup di dekade tahun 1980an yang dimotori oleh Margareth Thatcher
dan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan telah menjadi wacana yang saat ini sedang hangatberlangsung. Kekhawatiran timbul dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia, sebab salah satu
paham yang diusungnya adalah ingin mengembalikan leberalisme ekonomi seperti dahulu, yang
kalsik dan menjadikan individu sebagai fokus utamanya dengan meminimalkan peran negara
(menolak konsepwelfare state dari Keynes). Bagi negara kita yang sedang masa reformasi ini, jelas-
jelas tidak hanya mencuatkan kekhawatiran akan para kaum pemiliki modal yang kemudian sepak
terjangnya kembali lebih dominanketimbangpasa birokrat di jajaran pemerintahan (menguasai aset
negara dan sebagian besar modal ekonomi), namu juga mencederai konstitusi negara. Dalam UUD
1945 Pasal 34 Ayat 1 dikatakan jelas bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara, dan di Ayat ke-2 ditambahkan jika negara itu mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabatkemanusiaan. Dari dua pasal tersebut dengan jelas dapat dilihat bahwa seharusnya sistem ekonomi
dan pemerintahan negara adalah sitem yang dapat menjamin kesejahteraan dan keadilan
masyarakatnya, bukan membiarkan individu dan masyarakat tersebut masuk dalam hukum rimba
ekonomi yang sangat bersifat homo homini lupus.
Kritik terhadap Liberalisme
Kita dapat mengambil pelajaran dari perjalanan liberalisme itu sendiri pada saat menemui ajalnya di
pertengahan tahun 1930an sebelum diselamatkan kembali oleh sistem ekonomi welfare statedari
Keynes. Keterjamiann individu tetap jadi yang diperioritaskan, namun paradigmanya saat ini harus
berubah, bahwa mereka (individu) bukanlah sosok yang resisten terhadap perubahan, dan pasarsebagai arena yang katanya dapat dikontrol oleh tangan yang tidak terlihat, rupanya tidak benar-benar
dapat mengatur dirinya sendiri. Dari sini dapat disimpulkan bahwa liberalisme dan kapitaslisme
walaupun sebagai pemenang dalam pertarungan ideologi saat ini seperti yang dikatakn oleh Francis
Fukyama, tetaplah memiliki kelemahan dan kekurangan. Ada sisi-sisi yang ternayata perlu
mendapatkan perhatian dari negara dan tidak bisa dilakukan oleh pikah swasta dan individu (pasar).
Maka jawaban terhadap hak-hak individu yang selama ini terabaikan di dalam sistem liberalisme
adalah tetap pula menjadikan negara bagian dari kegiatan dan kehidupan ekonomi. Negara tidak lagi
diposisikan bernegasi dengan pasar, negara juga arus ada di pasar dan mengontrol jalannya aktifitas
transaksi, meski individulah yang menjalankannya. Dengan regulasi dan proteksi yan dlakukan maka
akan jelas kenapa manusia berhimpun bersama memberikan kedaulatannya kepada sebagian orangguna diatur dan dapat hidup secara teratur.
Demokrasi yang mengagungkan liberalisasi politik yang dihembuskan oleh negara-negara maju ke
berbagai belahan dunia, terutama ke negara-negara berkembang atau non demokrasi, bermimpi akan
melahirkan kesejahteraan bersama (collective wellfare), melahirkan tatanan politik yang demokratis
bagi kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju.
Namun kenyataanya yang terjadi jusru pemeliharaan kemiskinan, pengangguran, kerusakan
lingkungan, konflik-perpecahan, sosial-politik, dan bahkan melahirkan semangat dan kesadaran
politik separatisme di berbagai negara (misalnya; Indonesia). Selain itu Sosialisme memandang
bahwa kompetisi bebas seperti yang dibayangkan oleh kaum liberal memang tidak terjadi, hal ini
disebabkan karena ketidak adilan basis material dan struktur, yang akhirnya pasti menghasilkan yang
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
13/16
13
kalah dan yang menang, bahkan sebelum berkompetisi yang menang sudah bisa ditebak karena
mereka yang memegang kekuasaan.
Jadi menurut saya ciri-ciri ideologi liberal ialah sebagai berikut :
Pertama,demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik dalam.
Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara,
kebebasan beragama, dan kebebasan pers.
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.Keputusan yang dibuat
hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat bisa belajar membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu,
pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah.pendek
kata kekuasaan dicurigai sebagai cenderung disalahgunakan, dan oleh karena itu sejauh mungkin
dibatasi.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia. Kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar
individu belum tentu maksimal.
Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari beberapa tinggi indiviu
berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Paham ini dianut Inggris dan
koloni-koloninya, termasuk Amerika serikat.
Dapat disimpulkan dari pandangan itu bahwa locke membenarkan tirani mayoritas walaupun
tindakan mayoritas mungkin saja melanggar hak-hak individu kalangan minoritas.
pada dasarnya manusia adalah makluk yang bebas tidak mau diikat, adapun pilihan untuk
mengikatkan diri karena dorongan nilai dan kebutuhan untuk dipenuhi, pilihan tersebut didasari oleh
pilihan yang rasional atas dasar pertimbangan yang matang/sudah difikirkan sebelumnya bukan atas
paksaan. Sehingga manuisa memiliki kebebasan untuk memilih apa yang terbaik untuknya agar
mencapai kebahagiaan yang optimal.
Manusia bebas memilih alternatif yang menurutnya baik bagi dirinya sehingga manusia ketika
telah menentukan pilihannya maka setiap pilihan itu menuntut adanya sebuah identitas bersama dan
akhirnya membentuk komunitas, setiap pilihan tersebut pasti ada dampak positif dan negatifnya pada
kelompok masyarakat lain selama dampak negatif tersebut tidak mengganggu kepentingan
umum/kelompok masyarakat yang lain tidak jadi maslah; yang dibutuhkan adalah sebuah kesadaran
toleransi antar kelompok/komunitas satu dengan yang lain sebab aktifitas setiap komunitas pasti ada
dampak positif dan negatifnya. Contoh: menjadi pelacur di doli adalah sebuah pilihan yang terbaik
sehingga dampak negatif dari komunitas doli harus ditoleransi oleh kelompok masyarakat diluarnya
selama aktifitas tersebut tidak mengganggu kepentingan umum begitu juga sebaliknya kelompok yang
ada tidak mengganggu komunitas yang ada di doli.
Kesimpulannya, bahwa setiap manusia bebas memilih hal yang terbaik didalam hidupnya
terlepas pilihan itu menurut masyarakat baik atau tidak yang terpenting pilihan tersebut atas dasar
pertimbangan yang rasional sebab tanpa pertimbangan yang rasional maka pilihan tersebut tidak
berdasarkan kesadaran tetapi paksaan sehingga pilihan tersebut tidak akan membawa kebahagiaan
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
14/16
14
yang optimal menurut individu tersebut. Selama pilihan tersebut tidak mengganggu kepentingan
umum kelompok lain didalam masyarakat dan saling menghargai antar kelompok dimasyarakat hal
tersebut tidak menjadi masalah.
-
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
15/16
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi
empirisme yang menolak pendapat kaumrasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia
yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai proses
manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan bagaimana proses manusia
mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman
manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaumrasionalis yang mengatakan
sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia
itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih
(tabula rasa)yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu.
Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi
pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman
Pemikiran Locke tentang pengetahuan memiliki pengaruh besar terhadap para filsuf setelahnya,
khususnyaDavid Hume di Inggris danKant diJerman.Pandangan Locke tentang proses manusia
mendapat pengetahuan memiliki dua implikasi penting. Pertama, munculnya anggapan bahwa seluruh
pengetahuan manusia berasal dari pengalaman, dan tiadanya pengetahuan secara apriori (sebelum
pengalaman) sebagaimana yang dikatakan Descartes. Kedua, semua hal yang manusia ketahui melalui
pengalaman, bukanlah obyek atau benda pada dirinya sendiri, melainkan hanya kesan-kesan indrawidari hal itu yang diterima oleh panca indra manusia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/David_Humehttp://id.wikipedia.org/wiki/Imanuel_Kanthttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imanuel_Kanthttp://id.wikipedia.org/wiki/David_Humehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalis -
5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy
16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
-MEMAHAMI ILMU POLITIK, RAMLAN SUBAKTI
Cummins, Robert dan David Owen (eds.), 1999, Central Readings in the Historyof Modern
Philosophy: Descartes to Kant, Wadsworth Publishing Company, Canada
Honer, Stanley M. dan Thomas C. Hunt, 2003,Metode dalam Mencari Pengetahuan: Rasionalisme,
Empirisme dan Metode Keilmuan, dalamJujun S. Suriasumantri (penyunting),Ilmu dalam Perspektif:
SebuahKumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu, Yayasan obor Indonesia,Jakarta
Lavine. T.Z , 1984, David Hume,Risalah filsafat empirisme, Penerbit Jendela Yogyakarta
Mudhofir, Ali, , 2001,Kamus Filsafat Barat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Suriasumantri, Jujun S., 1988,Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan
Jakarta
Thoyibi M , 1994,Filsafat Ilmu dan Pengembangannya, Penerbit Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta 65 : 70Verhaak [2004]
[1] Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man,The Free Press. 1992.
[2] Alan Ryan, Liberalism (chapter 14), bahan bacaan dan critical reviewpada kuliah PemikiranPolitik Kontemporer, 14 Februari 2011
[3]Daniel Hutagalung dalam kuliah Pemikiran Politik Kontemporer dengan tema:Konservatisme,
Liiberalisme, dan marxismepada tanggal 14 Februari 2011, Kampus UI Depok, Fisip H.101
[4] UUD 45 dan Amandemennya, Pasal 34 Ayat 1 dan 2, Jakarta: Fokusmedia, 2004, hal. 24
http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref1http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref2http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref4http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref4http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref2http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref1