Makalah Liberalisme Tomy

16
5/26/2018 MakalahLiberalismeTomy-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/makalah-liberalisme-tomy 1/16 1 TUGAS INDIVIDU LIBERALISME (Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah Pemikiran Politik barat ) Dosen : Bpk Ma‘mun Murad Albarbasy  Oleh: Tomy Satria Wardhana  NPM : 2011130007 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012

description

jjj

Transcript of Makalah Liberalisme Tomy

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    1/16

    1

    TUGAS INDIVIDU

    LIBERALISME

    (Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah Pemikiran Politik barat )

    Dosen : Bpk Mamun Murad Albarbasy

    Oleh:

    Tomy Satria Wardhana

    NPM : 2011130007

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    2012

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    2/16

    2

    KATA PENGANTAR

    AssalamualaikumWr.Wb

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya saya dapat

    menyelesaikan makalah dengan tema ( Liberalisme).Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah

    satu tugas mata kuliah Filsafat. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa saya mengucapkan terima

    kasih banyak kepada dosen mata kuliah Filsafat.

    Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, saya

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah .

    Demikian atas perhatianya saya ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

    Penulis

    Tomy Satria Wardhana

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    3/16

    3

    HISTORY LIBERALISME

    Liberal berasal dari kata liberty, yang berarti kebebasan. dalam arti kemerdekaan pribadi, hak untuk

    mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran

    pemikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang

    dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Istilah ini baru digunakan padaabad ke-19 dan berasal dari kaum pemberontak Spanyol yang menamakan dirinya liberalisme,

    kendatipun liberalism sebetulnya telah berkembang pada masa sebelumnya.

    Liberalisme telah dimulai sejak eraRenaissance, yang memperjuangkan kebebasan manusia dari

    dominasi gereja atau agama, politik dan ekonomi. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsep

    tentang negara yang demokratis. Dalam bidang ekonomi, liberalisme menentang campur tangan

    pemerintah yang terlalu banyak dalam usaha, sebisa mungkin peranan swasta diutamakan.

    Berdasarkan pada keyakinan bahwa semua sumber kemajuan terletak dalam perkembangan

    pribadi manusia yang bebas. Aliran ini memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kebebasan individu

    terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak. Langkah pertama perjuangannya telah dilakukan olehgerakan reformasi. Dalam abad ke-17 dan 18 timbul perlawanan terhadap absolutisme dan perjuangan

    menuju kebebasan jiwa dan bernegara. Tokoh liberalisme antara lain John

    Locke, Voltaire, Montequieu, J.J. Rousseau. Sementara itu tokoh-tokoh liberalisme dalam bidang

    ekonomi adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Robert Malthus.

    Beberapa tokoh yang bisa dianggap sebagai penganut dan yang mengembangkan paham liberalisme,

    yaitu:

    (a) John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara individu dengan

    yang hidup bebas dengan penguasa.

    (b) Montesquieu. Dalam bukunyaspirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam pemerintahan

    yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat pengawasan antar lembaga agar tidak

    terjadi penyalahgunaan wewenang.

    Pemerintahan Inggris telah menerapkan paham liberalisme, yaitu dalamMagna Chartatahun

    1215, tentang penjaminan hak individu oleh hukum. Dalam peristiwa Revolusi Prancis tahun 1789,

    berhasil menjatuhkan monarki absolut dan digantikan dengan mendirikan negara liberal berdasarkan

    Konstitusi.

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    4/16

    4

    Liberalisme memperjuangkan pelbagai kebebasan yang hendaknya dijamin dalam undang-undang

    dasar, di antaranya kebebasan agama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan

    pendapat. Kebebasan yang diperjuangkan itu hanya terjamin dalam negara hukum yang

    mengindahkan Trias Politika.

    Bentuk negara yang diidamkan adalah demokrasi parlemen dengan persamaan hak bagi seluruh rakyatdi depan hukum dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Cita-cita liberalisme telah

    mencetuskan Revolusi Industri di Inggris (1688), Revolusi Amerika (1776), dan Revolusi Prancis

    (1789).

    Liberalisme tumbuh dari korterks masyarakat Eropa pada abad pertengahan, ketika itu masyarakat

    ditandai dengan dua karakteristik berikut, Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatau

    system dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar

    berubah.

    Kaum Aristokrat saja yang diperkenankan memiliki tanah, Golongan feudal ini pula yang

    menguasai proses-proses ekonomi dan politik, Sedangkan para petani berkedudukan sebagaipenggarap tanah yang dimiliki oleh pelindungnya (bangsawan). Mereka harus membayar pajak dan

    menymbangkan pajak bagi si pelindung.Di beberapa tempat di Eropa, para petani malahan tidak

    diperkenankan pindah ke tempat yang lain yang dikehendaki tanpa persetujuan si pelindung.

    Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang pelindung.Industri dikelola dalam bentuk

    gerakan-gerakan yang mengatur secara ketat bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan

    distribusinya, Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum

    bangsawan, hak istimewa gereja, Peranan politik raja dan kamu bangsawan, dan kekuasaan gerakan-

    gerakan dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.

    Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam usaha

    besar, setelah ditemukan beberapa tekologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam

    skala besar-besaran ini, jelas dibutuhkan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang

    gerak yang leluasa,, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu

    terbentur oada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feudal. Yang

    membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kerusakan itu ialah munculnya paham

    Liberal.Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (

    rasa ingin tahu dan keinginnan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman

    itu.

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    5/16

    5

    John Lockedan Hobbes; konsepState of Natureyang berbeda (di buku ramlan subakti)

    Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan konsep

    negara alamiah" atau yang lebih dikenal dengan konsepState of Nature.Namun dalam

    perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang satu

    sama lainnya.Jika ditinjau dari awal, konsepsiState of Natureyang mereka pahami itu sesungguhnyaberbeda. Hobbes (15881679) berpandangan bahwa dalam State of Nature, individu itu pada

    dasarnya jelek (egois)sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu

    mereka membentuk suatu masyarakat barusuatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat

    perjanjian demi melindungi hak-haknya dari individu lain dimana perjanjian ini memerlukan pihak

    ketiga (penguasa). SedangkanJohn Locke(16321704) berpendapat bahwa individu padaState of

    Natureadalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir

    jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan

    oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti

    membeli kucing dalam karung. Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak

    ketiga (Negara), dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan

    Locke, Monarkhi Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama

    menyumbangkan pemikiran mereka dalamkonsepsi individualisme.Inti dari terbentuknya Negara,

    menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun baik atau

    tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke berpendapat,

    keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas

    hanya sebagai penjaga malam atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.

    http://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttp://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke
  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    6/16

    6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat memasuki enlighment ages atau abad

    pencerahan ( sekitar abad ke 16 sampai abad awal 19). Pada saat itu mulai muncul Industri dan

    perdagangan dalam skala besar yang berbasis teknologi baru. Untuk mengelola kedua hal tersebut

    munculah kebutuhan-kebutuhan baru sepert buruh yang bebas dalam jumlah banyak, ruang gerak

    yang leluasa, mobilitas yang tinggi, dan kebebasan berkreasi.

    Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan

    yang feodal , Maka golongan intelektual yang mengutamakan rasionalitas memunculkan paham

    liberal. Golongan intelektual itu merasakan keresahan ilmiah (rasa ingin tau dan keinginan untuk

    mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman itu.

    Selain hal-hal diatas. Liberalisme juga dilatarbelakangi oleh terjadinya Reformasi Gereja yang

    memuncak pada 31 Oktober 1517. Reformasi Gereja ini membawa dampak pada munculnya paham

    sekularisme yang akan berujung pada revolusi dalam segala bidang.Termasuk di dalamnya adalah

    bidang politik. Selain oleh revormasi gereja, paham liberalism juga di latarbelakangi oleh terjadinya

    revolusi industri dan Glorious Revolution di Inggris.

    Permasalahan liberalisme klasik membawa pandangan-pandangan baru kepada masyarakat itu sendiri.

    Liberalisme seolah telah member jawaban pada permasalahan yang ada pada masyarakat pada masa

    itu, yaitu dibutuhkannya pengakuan atas individu dan kebebasan bagi individu tersebut.

    Surbakti Ramlan.

    Memahami ilmu Politik.Grasindo , Jakarta 1999. Hlm 34

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    7/16

    7

    Permasalahan

    Liberalisme klasik membawa pandangan-pandangan baru kepada masyarakat tentangbagaimana melihat nilai individu

    dalam masyarakat serta nilai masyarakat itu sendiri.Liberalisme seolah telah memberi jawaban pada permasalahan yang

    ada pada masyarakat padamasa itu, yaitu dibutuhkannya pengakuan atas individu dan kebebasan bagi individu tersebut.

    Surbakti, Ramlan.

    Memahami Ilmu Politik.

    Grasindo. Jakarta. 1999. Hlm 34.

    Surbakti, Ramlan.

    Ibid.

    hlm 34.

    Glorious Revolution adalah suatu proses dimana kerajaan Inggris membagi kekuasaannyadengan

    parlemen. Parlemen berbicara tentang rakyat, dan rakyat dipahami sebagaiindividu-individu.

    Dengan hal ini, tentu doktrin-doktrin liberalisme dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat

    pada masa itu karena saat itu paham inilah yang dianggap paling baik untuk diterapkan

    dalammasyarakat yang mulai memahami penekanan akan penggunaan akal dan rasionalitas.

    Namunsetiap ideologi yang ada di dunia tentu tidak ada yang sempurna. Setiap ideologi

    memilikikekuatan dan kelemahan masing-masing.

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    8/16

    8

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Liberalisme klasik (pada masa awal sampai pertengahan kemunculannya) seolah

    menjadijawaban atas kebutuhan masyarakat pada saat itu melalui nilai-nilai yang terkandung

    didalamnya. Ada tiga nilai utama dalam liberalisme klasik, yaitu individualisme (yang merupakanhal

    terpenting dalam liberalisme klasik),

    natural selection

    atau seleksi alam, dan teor i negar asebagai instrumen atau alat (negara sebagai penjaga malam /

    Night State Watch

    Individualisme secara umum didefinisikan sebagai suatu gejala kultural dimana individudianggap

    sebagai unit dasar dari masyarakat, dan masyarakat tersebut akan tetapbe rl angsun gkeberadaannya apabila mereka memfasilitasi usaha pencapaian pribadi masing-masing

    individu.

    Individualisme memiliki tiga dasar historis.

    Pertama adalah konsep Yahudi yang membawapada pemahaman bahwa semua manusia

    adalah anak-anak Tuhan yang bersaudara satu samalain. Kedua adalah paham

    Kristen mengenai persamaan semua manusia yang berupa jiwa yangtidak dapat

    dikalahkan oleh kakuatan apapun di dunia. Ketiga adalah pandangan orang Stoistentang

    pe rt imbangan akal yang mengesahkan bahwa se suatu adal ah manusi a. Dari tigadasar historis ini dapat disimpulkan bahwa setiap individu punya kebebasan dan

    pe rsamaan pokok an tara sa tu dengan lai nn ya . Semangat ind ividual isme ini di jalankan

    di semua bidang, misalnyaantiotoritarian dalam politik dan laissez faire dalam ekonomi.

    Dengan kebebasan yang dimiliki,tiap ind ividu mempunyai kese mpatan yang sama

    dalam men gembangkan potensinya. Makaperkembangan masyarakat akan ditentukan oleh

    kapabilitas atau kemampuan tiap individu dalammasyarakat.

    Natural selectionatau seleksi alam berbicara tentang evolusi tidak hanya berlangsung didunia

    alamiah, tetapi terjadi juga terhadap individu-individu yang ada dalam masyarakat.

    Jikaada proses seleksi, maka akan ada kompetisi. Sengan adanya kompetisitersebut, http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism

    _1_.pdf ,diakses pada Selasa, 15 Desember 2009 pukul 09:31

    Ebenstein, William dan Edwin Fogelman.Isme-isme Dewasa Ini.Swada. Jakarta. 1963. Hlm104.

    Laissez faire

    Adalah sebuah teori atau sistem pemerintahan yang percaya bahwaintervensi pemerintah harus

    seminimal mungkin dalam bidang ekonomi. Dikutip darihttp://www.laissezfaire.com/ ,diakses pada

    Selasa, 15 Desember 2009 pukul 08:20.

    Ebenstein, William.

    http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://www.laissezfaire.com/http://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdfhttp://sitemaker.umich.edu/daphna.oyserman/files/sorensen_oyserman_2009_individualism_1_.pdf
  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    9/16

    9

    Great Political Thinkers (Third Edition).USA. 1960. Hlm 622.individu akan berusaha sekuat tenaga

    untuk dapat mempertahankan hidupnya. Untuk dapatmemenangkan kompetisi hidup ini, maka tiap

    manusia akan berusaha mengembangkan setiappotensi yang dimilikinya semaksimal mungkin. Segala

    kompetisi ini pada akhirnya akanmenghasilkan individu-individu yang terbaik dan terkuat.Teori

    negara sebagai alat memandang negara sebagai suatu mekanisme untuk digunakanbagi tujuan yang

    lebih tinggi daripada alat itu sendiri.Teori ini dilandasi oleh nilai utamaliberalisme klasik yaitu

    pentingnya individu di atas segalanya. Dalam teori ini, negara hanyamengupayakan keteraturan dalam

    masyarakat, tetapi tidak boleh ikut campur dalam prosesnetural selectionyang terjadi di dalamnya.

    Negara tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengintervensi individu selain untuk menjaga hak

    kepemilikan individu. Negara juga hanyamenjalankan fungsi administratif (birokrasi).Ketiga nilai

    utama liberalisme klasik tersebut dijalankan dengan seutuhnya dalammasyarakat. Individu merupakan

    hal yang terpenting sehingga fungsi liberalisme pada masa laluadalah untuk membatasi kekuasaan

    para raja.

    Kekuasaan para raja pada masa itu perlu untuk dibatasi dalam rangka memberikan ruang gerak yang

    lebih luas bagi perkembangan individu.Kelemahan liberalisme klasik dapat dilihat dari dampak yang

    ditimbulkan oleh penerapannilai-nilai utamanya dalam masyarakat. Sebenarnya liberalisme bertujuan

    untuk membawakemajuan yang signifikan dalam masyarakat. Dan kemajuan ini memang nyata

    terjadi, hanyasaja berlangsung dengan tidak seimbang. Ketidakseimbangan tentu akan mengarah pada

    sebuahketidakadilan, dan ketidakadilan inilah yang merupakan manifestasi dari kelemahan-

    kelemahanliberalisme klasik dan menjadi sumber permasalahan dalam masyarakat yang terjadi pada

    masa itu.

    Individualisme pada awalnya dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi setiapindividu untuk mengembangkan

    potensinya semaksimal mungkin. Hal ini tentu akan membawakemajuan yang luar biasa untuk perkembangan

    masyarakat apabila setiap individu memilikiKonsep ini dikenal sebagai konsep The Survival of The Fittest yangdiperkenalkan oleh Herbert Spencer.Di kut ip dari Ebenstein, Wi ll iam.I bid . Hlm 635.Ebenstein,

    Wil li am dan Edwin Fogelman. I bid.Hlm 105.Herbert Spencer. Dikutip dar i Ebenstein ,

    Wil li am.Ibid . Hlm 628

    Tokoh-tokoh liberalisme selain Adam Smith diantaranya adalah John Locke, Montesquieu,

    Thomas Jefferson, John Stuart Mill, Lord Acton, T. H. Green, John Dewey dan pemikir

    kontemporernya seperti Isaiah Berlin dan John Rawls. Pandangan mereka terhadap liberalisme sering

    dikmaksudkan bahwa kepercayaannya akan kebebasan individu maupun institusi adalah nilai

    tertinggi dalam politiknya. Maka kemudian, terjadi pembabakan leberaliisme ke dalam dua bagian,

    yaitu kebebasan individu dan kebebasan institusi serta praktik politik. Keduanya dilakukan dengan

    tujuan untuk mendukung kebebasan-kebebasan individu itu sendiri. Sehingga untuk membela nilai

    tersebut, harus dilakukan upaya perlindungan terhadap tiga hal yang pada saat ini lebih dikenal

    dengan tiga hak dasar (kehidupan, kebebasan, dan hak milik).

    Adalah Adam Smith seorang tokoh yang paling dikenal dalam liberalisme dan dijuluki bapak

    ekonomi. Menurut pandangannya, individu itu harus dibebaskan dalam melakukan kegiatan

    aktifitasnya, baik ekonomi maupun politik. Hal ini diperkuat dengan sebuah kata sakti yang sangat

    terkenal di dalam pemikiran liberalisme, yaituLiasez-faire atau biarkan saja segala sesuatunya terjadi,

    bahkan dalam hal ini, posisi negara sangat minimal (minimal state) dan harus membiarkan kebebasan

    individu tersebut.

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    10/16

    10

    Lebih bekembang lagi, dalam kegiatan ekonomi, individu menempati posisinya yang istimewa

    menurut Adam Smith. Setiap individu dianggap memilikiself interestmasing-masing. Keuntungan

    pribadi tersebutyang diperoleh ketika aktifitas ekonomi dilakukan tanpa peran dominan dari

    negarabisa diperoleh oleh siapa pun. Hal ini bukan berarti bahwa individu-individu yang lain (yang

    berhasil dalam kegiatan ekonominya) merasa kasihan dengan individu yang lain sehingga biasa sama-

    sama merasakan dan mendapatkan keuntungan. Tapi aktivitas ekonomi yang terjadi melalui

    mekanisme pasar telah menciptakan sebuah keteraturan ajaib tanpa ada yang menggerakannya sama

    sekali dan terjadi begitu saja. Inilah yang disebut dengan konsepinvicible hand(mekanisme dan

    keteraturan pasar tersebut terjadi karena adanya permintaan dan penawaran).

    Seorang sosiolog, bernama Herbert Spencer membenarkan dan mendukung pandangan Adam Smith

    tentang individu dalam aktivitas ekonomi dan benegara. Dia memperkenalkan sebuah konsep yang

    disebut dengan negative libertyhal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh negara terhadap individu

    sebagai lawan daripositive libertyyang menganggap bahwa negara perlu berperan aktif dalam

    mengatur individunya. Contoh negative libertyyang dikemukakan Spencer misalnya peraturan dalam

    berlalu lintas yang mewajibkan para pengguna kendaraan bermototr roda dua untuk menggunakanhelm. Hal tersebut diberlakukan bukanlah untuk mengekang dan megatur individu, namun semata-

    mata dalam rangka untuk melindungi hak hidup individu.

    Kedua tokoh yang telah disebutkan diatas itulah yang kemudian dikenal teori-teorinya sebagai

    liberalisme klasik yang menjadikan individu sebagai perhatian utama pembahasannya, dan

    mengecilkan peran negara karena dianggap peraturan yang akan dibuatnya nantiterhadap

    individuhanya akan mengakibatkan perubahan yang besar dan tidak menguntungkan lagi bagi

    individu. Meskipun dalam liberalisme klasik ini individu sangat diutamakan dan menjadi pusat

    kajiannya, Adam Smith dan Herbert Spencer juga membicarakan bagaimana posisi negara yang

    seharusnya di dalam sistem liberalisme.

    Smith mengatakan bahwa negara memiliki fungsi atau peran diantaranya adalah melindungi warga

    negaranya dari intervensi atau agresi kelompok atau pun bangsa asing, dan merawat institusi publik

    (bendungan, jalan, maupun jembatan). Sedangkan menurutnagtive libertynya Spencer, fungsi dan

    tugas negara diantaranya tidak boleh mengurusi masalah agama, negara juga tidak boleh mengatur

    mekanisme pasar, tidak boleh mendukung kolonialisasi, dan ngara tidak boleh membantu orang

    miskin.

    Pascaliberalisme klasik, pada tahun 1930an, terjadi peristiwa besar yang melanda sistem ideologi

    liberalisme dengan kapitalisme sebagai paham yang dianut di bidang ekonomi. Di negara-negara

    besar dan yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis tersebut mengalami depresi besar atau disebut

    krisis Malaise. Kegiatan eonomi runtuh dan fondasi ekononomi yang berlandaskan pada kebebasan

    individu yang telah dibangun sekian lama tersebut tidak mampu menanggulangi pengangguran,

    kemiskinan, dan kompetisi yang lemah di dalam pasar. Di sinilah kegagalan laissez-fairedalam

    memberikan keuntungan pada setiap individu, rupanya sistem yang ada tidak mampu melakukan

    pembinaan pada kehancuran ekonomi masyarakat, ekonomi dalam keadaan genting, dan solusi harus

    segera dicari.

    Paham liberalisme ternyata bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia pada

    krisis ekonomi 1930an, setidaknya meliputi liberalisme dalam ekonomi (kapitalisme) dengan

    memahami proses panjang pertumbuhan, dan kritikan yang dialami oleh liberalisme sampai akhirnya

    terjadi koreksi besar pascakrisis kejadian tersebut. Liberalisme telah mengabaikan peran negaranya

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    11/16

    11

    sendiri, pasar mengalami kebingungan pada saat pertumbuhan penduduk sulit dikendalikan dan

    pengangguran menunjukantrenyang terus meningkat. Seorang pemikir yang yang juga mendukung

    paham tersebtu seperti John Locke pun mengalami kontradiksi saat ia berbicara tentang tujuan

    dibentuknya negara dan kenapa manusia hidup bermasyarakat untuk tunduk pada suatu peraturan

    yang disepakati dan dengan rela sebelumnya menyerahkan seagaian kedaulatan yang dimiliki. Sampi

    di sini Locke dibenturkan bahwa negara ternyata harus tetap punya peran dan tidak bisa lagi

    menganggapnya sebagai penjaga malam.

    Dari penjelasan sebelumnya dapat diasumsikan sekarang bahwa meskipun pasar sampai saat ini

    merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembangunan ekonomi, namun tidak boleh

    mengabaikan posisi negara. Sebab yang terjadi nanti adalah semakin banyaknya tercipta

    pengangguran dan kemiskinan sebabagi akibat proses pembiaran kepada individu yang kalah dalam

    bersaing dalam kerimbaan sebuah pasar. Disinilah posisi pasar yang sudah tidak rerlevan lagi sebagi

    aktor tunggal kegiatan ekonomi, bahwa ternyata pada kenyataannya pasar tidak bisa sepenuhnyaself

    regulated (mengatur dirinya sendiri dan mengakomodasi setiap individu, bahkan yang tidak memiliki

    modal).

    Akhirnya, di tengah fase kegentingan ekonomi tersebut munculah seorang yang bernama John M.

    Keynes. Seorang tokoh ekonomi yang juga masih terpengaruh oleh marxisme, namun sesungguhnya

    adalah pendukung tetap liberalisme itu sendiri. Dia menawarkan perlunya welfare state dalam

    pengelolaan sebuah negara yang baik, yaitu negara kesejahteraan yang dapat menjamin keadilan

    sosial dan peran negara lebih diatifkan lagi dalam rangka mengontrol jalannya kegiatan ekonomi yang

    dapat menguntungkan individu. Dia juga menilai bahwa persoalan ekonomi yang terjadi pada saat itu

    disebabkan oleh sistem pasar yang tidak mampu melakukan efisiensi, hal ini dikarenakan tidak

    adanya otoritas yang mengatur jalannya pasar dan sistem ekonomi tersebut.

    Menurut Keynes faktor lain ketidakefisiensian pasar adalah tidak terjadinya keadilan sosial, danterakhir disebabkan oleh keadaan bebas itu sendiri yang menghinggapi setiap individu. Maka menurut

    asumsi Keynes, negara sebenarnya dibolehkan untuk melakkan ikut campur dalam rangka menunjang

    kebaikan individu. Setidaknya untuk menanggulangi kerugian yang dialami oleh individu dalam

    aktivitas ekonominya, negara perlu melakukan kontrol terhadap kredit dan kurs mata uang (perlu

    adanya insitusi terpusat). Skala investasi juga perlu ditentukan oleh negara, dan selanjutnya, negara

    perlu ikut terlibat mengotrol pertumbuhan jumlah penduduk.[3] Fase ekonomi pascamalaise tersebut

    dengan tokoh terkenalnya yang bernama John M. Keynes inilah yang kemudian dikenal dengan

    liberalisme baru.

    Rupanya kritik terhadap liberalisme belum berhenti sampai dengan munculnya konsep negara

    kesejahteraan. Marxisme yang memiliki cita-cita agar tidak terjadinya kelas sosial di dalam

    masyarakat, sedikit juga dalam hal ekonomi terpengaru oleh pandangan-pandangan Smith dan David

    Ricardo. Pemikirnya, Karl Marx terang-terangan menentang sistem liberalisasi. Hubungan

    antar base dansuperstruktur yang sering dimaknai dengan cara produksi yang dilakukan oleh

    masyarakat, terjadi pada lapisan bawah (base) akan menentukan bagian di atasnya seperti masalah

    politik, budaya, dan ideologi (superstruktur). Hubungan struktural seperti inilah yang menurut karl

    Marx hanya akan menciptakan terjadinya proses akumulasi modal oleh kelas-kelas berkuasa dalam

    ekonomi, dan dampaknya para buruh atau kelas pekerja akan semakin teralienasi dari hasil-hasil

    produksinya sendiri. Maka keadaan seperti ini pulayang terjadi di dalam masyarakatperlu

    dirubah secara mendasar dan hanya melalui revolusilah perubahan tersebut dapat tercipta, guna

    http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftn3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftn3
  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    12/16

    12

    merubah keadaan hubungan anatarabasedansuperstrukturtersebut, yang pada akhirnya pada

    akhirnya tidak ada lagi pembagaian kelas dalam masyarakat.

    Individu, pasar, dan negara akan selalu bergelut sampai saat ini dan nanti. Gelombang arus

    neoliberalisme yang mulai bertiup di dekade tahun 1980an yang dimotori oleh Margareth Thatcher

    dan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan telah menjadi wacana yang saat ini sedang hangatberlangsung. Kekhawatiran timbul dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia, sebab salah satu

    paham yang diusungnya adalah ingin mengembalikan leberalisme ekonomi seperti dahulu, yang

    kalsik dan menjadikan individu sebagai fokus utamanya dengan meminimalkan peran negara

    (menolak konsepwelfare state dari Keynes). Bagi negara kita yang sedang masa reformasi ini, jelas-

    jelas tidak hanya mencuatkan kekhawatiran akan para kaum pemiliki modal yang kemudian sepak

    terjangnya kembali lebih dominanketimbangpasa birokrat di jajaran pemerintahan (menguasai aset

    negara dan sebagian besar modal ekonomi), namu juga mencederai konstitusi negara. Dalam UUD

    1945 Pasal 34 Ayat 1 dikatakan jelas bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

    negara, dan di Ayat ke-2 ditambahkan jika negara itu mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

    seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabatkemanusiaan. Dari dua pasal tersebut dengan jelas dapat dilihat bahwa seharusnya sistem ekonomi

    dan pemerintahan negara adalah sitem yang dapat menjamin kesejahteraan dan keadilan

    masyarakatnya, bukan membiarkan individu dan masyarakat tersebut masuk dalam hukum rimba

    ekonomi yang sangat bersifat homo homini lupus.

    Kritik terhadap Liberalisme

    Kita dapat mengambil pelajaran dari perjalanan liberalisme itu sendiri pada saat menemui ajalnya di

    pertengahan tahun 1930an sebelum diselamatkan kembali oleh sistem ekonomi welfare statedari

    Keynes. Keterjamiann individu tetap jadi yang diperioritaskan, namun paradigmanya saat ini harus

    berubah, bahwa mereka (individu) bukanlah sosok yang resisten terhadap perubahan, dan pasarsebagai arena yang katanya dapat dikontrol oleh tangan yang tidak terlihat, rupanya tidak benar-benar

    dapat mengatur dirinya sendiri. Dari sini dapat disimpulkan bahwa liberalisme dan kapitaslisme

    walaupun sebagai pemenang dalam pertarungan ideologi saat ini seperti yang dikatakn oleh Francis

    Fukyama, tetaplah memiliki kelemahan dan kekurangan. Ada sisi-sisi yang ternayata perlu

    mendapatkan perhatian dari negara dan tidak bisa dilakukan oleh pikah swasta dan individu (pasar).

    Maka jawaban terhadap hak-hak individu yang selama ini terabaikan di dalam sistem liberalisme

    adalah tetap pula menjadikan negara bagian dari kegiatan dan kehidupan ekonomi. Negara tidak lagi

    diposisikan bernegasi dengan pasar, negara juga arus ada di pasar dan mengontrol jalannya aktifitas

    transaksi, meski individulah yang menjalankannya. Dengan regulasi dan proteksi yan dlakukan maka

    akan jelas kenapa manusia berhimpun bersama memberikan kedaulatannya kepada sebagian orangguna diatur dan dapat hidup secara teratur.

    Demokrasi yang mengagungkan liberalisasi politik yang dihembuskan oleh negara-negara maju ke

    berbagai belahan dunia, terutama ke negara-negara berkembang atau non demokrasi, bermimpi akan

    melahirkan kesejahteraan bersama (collective wellfare), melahirkan tatanan politik yang demokratis

    bagi kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju.

    Namun kenyataanya yang terjadi jusru pemeliharaan kemiskinan, pengangguran, kerusakan

    lingkungan, konflik-perpecahan, sosial-politik, dan bahkan melahirkan semangat dan kesadaran

    politik separatisme di berbagai negara (misalnya; Indonesia). Selain itu Sosialisme memandang

    bahwa kompetisi bebas seperti yang dibayangkan oleh kaum liberal memang tidak terjadi, hal ini

    disebabkan karena ketidak adilan basis material dan struktur, yang akhirnya pasti menghasilkan yang

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    13/16

    13

    kalah dan yang menang, bahkan sebelum berkompetisi yang menang sudah bisa ditebak karena

    mereka yang memegang kekuasaan.

    Jadi menurut saya ciri-ciri ideologi liberal ialah sebagai berikut :

    Pertama,demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik dalam.

    Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara,

    kebebasan beragama, dan kebebasan pers.

    Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.Keputusan yang dibuat

    hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat bisa belajar membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

    Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu,

    pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah.pendek

    kata kekuasaan dicurigai sebagai cenderung disalahgunakan, dan oleh karena itu sejauh mungkin

    dibatasi.

    Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar

    individu berbahagia. Kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar

    individu belum tentu maksimal.

    Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari beberapa tinggi indiviu

    berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Paham ini dianut Inggris dan

    koloni-koloninya, termasuk Amerika serikat.

    Dapat disimpulkan dari pandangan itu bahwa locke membenarkan tirani mayoritas walaupun

    tindakan mayoritas mungkin saja melanggar hak-hak individu kalangan minoritas.

    pada dasarnya manusia adalah makluk yang bebas tidak mau diikat, adapun pilihan untuk

    mengikatkan diri karena dorongan nilai dan kebutuhan untuk dipenuhi, pilihan tersebut didasari oleh

    pilihan yang rasional atas dasar pertimbangan yang matang/sudah difikirkan sebelumnya bukan atas

    paksaan. Sehingga manuisa memiliki kebebasan untuk memilih apa yang terbaik untuknya agar

    mencapai kebahagiaan yang optimal.

    Manusia bebas memilih alternatif yang menurutnya baik bagi dirinya sehingga manusia ketika

    telah menentukan pilihannya maka setiap pilihan itu menuntut adanya sebuah identitas bersama dan

    akhirnya membentuk komunitas, setiap pilihan tersebut pasti ada dampak positif dan negatifnya pada

    kelompok masyarakat lain selama dampak negatif tersebut tidak mengganggu kepentingan

    umum/kelompok masyarakat yang lain tidak jadi maslah; yang dibutuhkan adalah sebuah kesadaran

    toleransi antar kelompok/komunitas satu dengan yang lain sebab aktifitas setiap komunitas pasti ada

    dampak positif dan negatifnya. Contoh: menjadi pelacur di doli adalah sebuah pilihan yang terbaik

    sehingga dampak negatif dari komunitas doli harus ditoleransi oleh kelompok masyarakat diluarnya

    selama aktifitas tersebut tidak mengganggu kepentingan umum begitu juga sebaliknya kelompok yang

    ada tidak mengganggu komunitas yang ada di doli.

    Kesimpulannya, bahwa setiap manusia bebas memilih hal yang terbaik didalam hidupnya

    terlepas pilihan itu menurut masyarakat baik atau tidak yang terpenting pilihan tersebut atas dasar

    pertimbangan yang rasional sebab tanpa pertimbangan yang rasional maka pilihan tersebut tidak

    berdasarkan kesadaran tetapi paksaan sehingga pilihan tersebut tidak akan membawa kebahagiaan

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    14/16

    14

    yang optimal menurut individu tersebut. Selama pilihan tersebut tidak mengganggu kepentingan

    umum kelompok lain didalam masyarakat dan saling menghargai antar kelompok dimasyarakat hal

    tersebut tidak menjadi masalah.

  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    15/16

    15

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi

    empirisme yang menolak pendapat kaumrasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia

    yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.

    Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai proses

    manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan bagaimana proses manusia

    mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman

    manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaumrasionalis yang mengatakan

    sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.

    Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia

    itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih

    (tabula rasa)yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu.

    Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi

    pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman

    Pemikiran Locke tentang pengetahuan memiliki pengaruh besar terhadap para filsuf setelahnya,

    khususnyaDavid Hume di Inggris danKant diJerman.Pandangan Locke tentang proses manusia

    mendapat pengetahuan memiliki dua implikasi penting. Pertama, munculnya anggapan bahwa seluruh

    pengetahuan manusia berasal dari pengalaman, dan tiadanya pengetahuan secara apriori (sebelum

    pengalaman) sebagaimana yang dikatakan Descartes. Kedua, semua hal yang manusia ketahui melalui

    pengalaman, bukanlah obyek atau benda pada dirinya sendiri, melainkan hanya kesan-kesan indrawidari hal itu yang diterima oleh panca indra manusia.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/David_Humehttp://id.wikipedia.org/wiki/Imanuel_Kanthttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imanuel_Kanthttp://id.wikipedia.org/wiki/David_Humehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabula_rasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalis
  • 5/26/2018 Makalah Liberalisme Tomy

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    -MEMAHAMI ILMU POLITIK, RAMLAN SUBAKTI

    Cummins, Robert dan David Owen (eds.), 1999, Central Readings in the Historyof Modern

    Philosophy: Descartes to Kant, Wadsworth Publishing Company, Canada

    Honer, Stanley M. dan Thomas C. Hunt, 2003,Metode dalam Mencari Pengetahuan: Rasionalisme,

    Empirisme dan Metode Keilmuan, dalamJujun S. Suriasumantri (penyunting),Ilmu dalam Perspektif:

    SebuahKumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu, Yayasan obor Indonesia,Jakarta

    Lavine. T.Z , 1984, David Hume,Risalah filsafat empirisme, Penerbit Jendela Yogyakarta

    Mudhofir, Ali, , 2001,Kamus Filsafat Barat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

    Suriasumantri, Jujun S., 1988,Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan

    Jakarta

    Thoyibi M , 1994,Filsafat Ilmu dan Pengembangannya, Penerbit Universitas Muhammadiyah

    Surakarta, Surakarta 65 : 70Verhaak [2004]

    [1] Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man,The Free Press. 1992.

    [2] Alan Ryan, Liberalism (chapter 14), bahan bacaan dan critical reviewpada kuliah PemikiranPolitik Kontemporer, 14 Februari 2011

    [3]Daniel Hutagalung dalam kuliah Pemikiran Politik Kontemporer dengan tema:Konservatisme,

    Liiberalisme, dan marxismepada tanggal 14 Februari 2011, Kampus UI Depok, Fisip H.101

    [4] UUD 45 dan Amandemennya, Pasal 34 Ayat 1 dan 2, Jakarta: Fokusmedia, 2004, hal. 24

    http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref1http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref2http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref4http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref4http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref3http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref2http://d/Serba+Serbi/Masih%20Mentah/Fd/Blog/Ini/UTS%20PPK2.doc%23_ftnref1