Makalah Leasing
-
Upload
yoselin-lin -
Category
Documents
-
view
139 -
download
26
description
Transcript of Makalah Leasing
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
“ Sewa Guna Usaha (LEASING)”
Disusun Oleh :
Yoselin (13.2.417)
Hernando.T (12.2.033)
Leonardo (12.2.042)
Cindy Jakub (12.2.604)
Program Studi Manajemen
Fakultas Bisnis dan Akuntansi
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
2015
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak
sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan
usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita
membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, dan lembaga ini
dinamakan leasing. Dengan melakukan leasing, perusahaan dapat memperoleh barang
modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang
dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Leasing bukan merupakan fenomena baru, namun di negara-negara
berkembang, inisiatif menawarkan leasing bagi usaha kecil dan mikro masih sangat
jarang. Hal ini sangat mengejutkan mengingat leasing memiliki manfaat besar atas
kredit. Manfaat yang paling penting adalah bahwa pengusaha dapat memulai
peralatan sebelum mereka benar-benar memilikinya. Artinya, selama periode
pembayaran angsuran leasing, pengusaha telah dapat merealisasikan pendapatan
ekstra melalui penggunaan peralatan tersebut.
Manfaat lain adalah bahwa leasing tidak menetapkan (atau sangat sedikit)
persyaratan agunan. Ini adalah fitur yang akan membuka pintu bagi banyak
pengusaha sukses yang potensial untuk melihat aplikasi pinjaman mereka ditolak
hanya karena tidak memiliki agunan. Selain itu manfaat lainnya adalah risiko
pengalihan dana, risiko yang paling nyata bagi lembaga keuangan mikro dapat
dicegah dalam leasing, mengingat pendanaan yang langsung diberikan untuk
membeli peralatan tanpa pernah melalui tangan lessee. Kegiatan utama perusahaan
sewa guna usaha adalah bergerak dibidang pembiayaan untuk keperluan barang-
barang modal yang diinginkan oleh nasabah.
PERKEMBANGAN LEASING DI INDONESIA
Usaha leasing (sewa guna usaha) sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000 SM
yang dilakukan oleh orang-orang Sumeria. Dokumen-dokumen yang ditemukan dari
kebudayaan Sumeria menunjukan bahwa transaksi leasing meliputi leasing peralatan,
penggunaan tanah, dan binatang peliharaan. Dalam perkembangan berikutnya,
banyak sistem hukum mencantumkan leasing sebagai salah satu metode pembiayaan.
Perkembangan usaha di bidang industry pertanian, manufaktur, dan transportasi
membawa banyak jenis peralatan yang memungkinkan untuk dibiayai dengan cara
leasing. Kegiatan usaha leasing baru diperkenalkan pada tahun 1974 dengan surat
keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri
Perdagangan Nomor Kep.122/MK/IVi2/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974, dan Nomor
301 Kpb/II74 tertanggal 7 januari 1974 tentang perizinan usaha Leasing.
Selanjutnya, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan
No.6491/MK/IIV/5/1974 tertanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan
tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. Untuk mendukung
perkembangannya, Menteri Keuangan mengeluarkan surat keputusan Nomor
650/MK/IV/511974 tertanggal 6 Mei 1974 tentang penegasan ketentuan Pajak
Penjualan dan besarnya Bea Materai terhadap Usaha Leasing. Dengan
dikeluarkannya kebijaksanaan deregulasi 20 Desember 1988 atau disebut Pakdes 20
1998 kegiatan usaha Leasing termasuk dalam perusahaan pembiayaan.
Ketentuan minimum modal disetor untuk pendirian suatu perusahaan
pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha leasing diatur dalam Pakdes 20 tahun
1988 dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988, dimana jumlah modal disetor atau simpanan wajib dan pokok
ditetapkan sebagai berikut : (1) Perusahaan Swasta Nasional sebesar Rp 3 miliar, (2)
Perusahaan Patungan Indonesia Asing sebesar Rp 10 miliar, dan (3) Koperasi
sebesar Rp 3 miliar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha (Leasing) adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan
hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu
tertentu. Lessor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan
menyediakan berbagai macam barang modal, sedangkan lessee adalah nasabah yang
menginginkan barang modal tersebut. Jadi, Leasing adalah suatu kegiatan
pembiayaan kepada perusahaan (badan hukum) atau perorangan dalam bentuk
pembiayaan barang modal.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK 01/1991 tanggal 21
November 1991 yang memberikan definisi “Sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal, baik secara
sewa guna usaha hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lease selama jangka tertentu berdasarkan
pembayaran berkala.”
B. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kegiatan Leasing
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing
adalah sebagai berikut:
1. Lessor.
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabahnya untuk
memperoleh barang-barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai
barang modal dengan mendapatkan keuntungan.
2. Lessee.
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk
memperoleh barang modal yang diinginkan.
3. Supplier.
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai
perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat
bertindak sebagai lessor. Dalam mekanisme financial lease, suplier langsung
menyerahkan barang kepada lease tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak
yang memberikan pembiayaan.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian
antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan
apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar
sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang dileasingkan.
C. Kegiatan Leasing
Kegiatan leasing dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (Finance
Lease).
Finance Lease kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir
masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Kriteria untuk finance lease
apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna
usaha pertama kali, ditambah dengan nilai sisa barang yang dilease
harus dapat menutupi harga perolehan barang modal yang dileasekan
dan keuntungan bagi pihak lessor.
b. Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak
opsi bagi lessee.
o Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi.
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak.
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya.
d. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak, atau akan
dikenakan denda.
e. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee.
f. Full pay out.
g. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value.
h. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.
o Dalam praktiknya transaksi finance leasing dibagi ke dalam bentuk-bentuk
sebagai berikut:
a. Direct Finance Lease
Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease. Proses pembelian
yang dilakukan lessor hanyalah untuk memenuhi kebutuhan pihak lessee.
b. Sales dan Lease Back
Proses ini dilakukan dimana pihak lessee menjual barang modalnya
kepada lessor untuk dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang
tersebut.
o Dalam Finance Lease, perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa
barang bergerak ataupun benda tidak bergerak memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai
dengan jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah tersebut
merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya
perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang
dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan.
c. Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat
secara sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang
tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya pemeliharaan dan biaya
lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease ditanggung
oleh lessee.
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli
barang tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati untuk
menggembalikan pada lessor atau memperpanjang masa lesse sesuai
dengan syarat-syarat yang disetujui bersama.
2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee
(Operating Lease).
Operating Lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada
akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha. Kriteria untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang dileasekan ditambah
keuntungan bagi pihak lessor.
b. Didalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi
lessee.
o Dalam Operating Lease, perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada
pihak lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih
pendek dari pada umur ekonomis barang modal tersebut.
b. Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah
sewa secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi
jumlah keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta
bunganya.
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas
barang-barang tersebut.
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada
lessor.
e. Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing
sewaktu-waktu.
D. Jenis-Jenis Perusahaan Leasing
Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi
kedalam tiga kelompok yaitu:
1. Independent Leasing Company
Perusahaan sewa guna usaha merupakan suatu perusahaan yang berdiri
sendiri, tidak terkait dengan suatu produsen barang modal sehingga dalam
pembiayaan barang modal yang dilakukan oleh independent leasing company ini
dapat beragam ( tidak terfokus kepada satu merek barang modal, tetapi dapat terdiri
dari berbagai merek maupun jenisnya).
2. Non Independent Leasing Company
Perusahaan sewa guna usaha ini merupakan suatu perusahaan yang mempunyai
hubungan langsung dengan produsen barang modal, dimana pendirian perusahaan
sewa guna usaha untuk meningkatkan penjualan barang modal yang diproduksi oleh
produsen yang bersangkutan.
3. Captive lessor
Sering juga disebut two party lessor yang melibat dua pihak.
4. Lease broker atau packager
Berfungsi mempertemukan calon lesse dengan pihak lessor yang
membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing tetapi lease broker ini tidak
memiliki barang atau peralatan untuk menangani transaksi leasing untuk atas
namanya.
E. Perjanjian Leasing
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “lease agreement”,
dimana didalam perjanjian memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belh pihak,
lessor dan lessee. Isi kontrak secara umum memuat antara lain:
1. Nama dan alamat lessee
2. Jenis barang modal diinginkan
3. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan
4. Syarat-syarat pembayaran
5. Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya
6. Biaya-biaya yang dikenakan
7. Sanksi-sanksi apabila lessee ingkar janji, dll.
Jika seluruh persyaratan sudah disetujui, maka pihak lessor akan menghubungi
supplier untuk negoisasi barang dan menghubungi pihak asuransi untuk menanggung
risiko kemacetan pembayaran oleh lessee. Namun, dalam praktiknya sebelum
nasabah mengajukan permohonan ke perusahaan leasing, pihak lessee terlebih dulu
melakukan negoisasi dengan supplier, baru mencari perusahaan leasing yang akan
menjadi lessornya.
F. Biaya-Biaya yang Dikeluarkan
Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada pemohon
(lessee) akan dikenakan biaya. Biaya ini ditentukan oleh perusahaan leasing. Artinya
antara perusahaan leasing biaya yang dibebankan terhadap lessee tidak sama. Biaya-
biaya yang dibebankan kepada lessee terdiri dari:
1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung per tahun
2. Biaya materai untuk perjanjian
3. Biaya bunga terhadap barang yang dileasekan
4. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi.
Diantara, biaya-biaya diatas perolehan biaya bunga merupakan yang terbesar
sehingga keuntungan yang diperoleh pun terbesar dari bunga yang dibebankan
kepada para lessee tersebut.
G. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
Keterangan:
Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus
dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebaga berikut :
1. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
dimaksudkan.
2. Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada
lessor disertai dokumen lengkap.
3. Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan
fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse (lama kontrak
pembayaran sew lease), setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.
4. Pada yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransi untuk
peralatan yang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor,
seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan
asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak pembelian peralatan akan
ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.
5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lesse. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada
supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada supplier.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
9. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah dditentukan dalam kontrak lease.
H. Prosedur Permohonan Leasing
Prosedur permohonan fasilitas leasing oleh lessee haruslah langsung kepada lessor
secara umum sebagai berikut:
1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang
modal baik secara lisan maupun tertulis.
2. Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan lessee, lalu melakukan penelitian
tentang kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. Kelengkapan dokumen
tersebut antara lain:
a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak leasing, yang berisi
antara lain maksud dan tujuan mengajukan leasing serta cara pembayarannya.
b. Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk perusahaan atau yayasan.
c. KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perseorangan.
d. Laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) 3 tahun terakhir jika lessee
berbentuk PT.
e. Slip gaji dan bentuk penghasilan lainnya jika lessee berbentuk perseorangan.
f. N.P.W.P (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik untuk perorangan maupun
perusahaan.
3. Jika dokumen sudah lengkap, maka pihak lessor memberikan informasi tentang
persyaratan dalam perjanjian kontrak antara lessee dengan lesor, termasuk hak
dan kewajibannya masing-masing.
4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan
data yang diberikan lessee dengan cara:
a. Penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan lessee membayar
kembali.
b. Meneliti langsung ke lokasi lessee berada (on the spot).
c. Meneliti ke lokasi dimana lessee punya hubungan
5. Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan
kemauan untuk membayar dengan disertai kebenaran informasi dan data yang
ada dilapangan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a. Menolak permohonan lessee dengan alasan tertentu.
b. Masih dipertimbangkan dengan catatan ditunda atau permohonan belum
dapat diproses sampai jangka waktu tertentu dengan berbagai alasan.
c. Menerima permohonan lessee karena telah sesuai dengan keinginan lessor.
6. Jika permohonan lessee telah diterima pihak lessor, maka pihak lessor
mengadakan pertemuan dengan pihak lesse, tentang persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain penandatanganan surat perjanjian serta biaya-biaya yang
harus dibayar oleh lessee.
7. Pihak Lessee membayar sejumlah kewajibannya dan menandatangani surat
perjanjian antara lessee dan lessor.
8. Pihak Lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barang yang
diinginkan lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak supplier.
9. Pihak lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang sudah
disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor.
10. Pihak supplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti
pembayaran yang telah dilakukan oleh lessor.
11. Pihak lessor juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah diterbitkan oleh
pihak lessor atas nama lessee.
I. Keuntungan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana
dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan
sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber
pembiayaan modal bagi perusahaan – perusahaan, maka leasing didukung oleh
keuntungan – keuntungan sebagai berikut :
1. Penghematan Modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar,
maksimum hanya untuk “down payment” yang jumlahnya biasanya tidak
besar. Hal ini merupakan penghematan modal bagi lessee, sehingga
lesseee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lainnya,
karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang
dibutuhkan.
2. Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama
bagi kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibelitas
meliputi struktur kontaknya, besarnya pembayaran rental, jangka waktu
pembayaran serta nilai sisanya.
3. Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi
perusahan-perusahaan industri maupun perusahaan komersil lainnya.
Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu dengan melalui sales dan
leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit
line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak
terganggu dan siap digunakan setiap saat.
4. On atau Off Balance Sheet, Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa
dibukukan dengan menggunakan on atau off balance sheet. Di Indonesia,
untuk keperluan perhitungan pajak digunakan off balance sheet.
5. Menguntungkan Arus Kas, Keluwesan pengaturan pembayaran sewa
sangatlah penting dalam perencanaan arus dana karena pengaturan ini
akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee. Di samping
itu, persyaratan pembayaran di muka yang relatif lebih kecil akan sangat
berpengaruh pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan
menghasilkan laba dalam investasi.
6. Menciptakan Keuntungkan dari Pengaruh Inflasi, Pembayaran sewa
bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang. Oleh karena itu,
nilai riil sewa akan turun jika terjadi inflasi dalam perekonomian.
7. Kemudahan Penyusunan Anggaran, Adanya pembayaran sewa secara
berkala yang jumlahnya relatif tetap akan memudahkan dalam penyusunan
anggaran tahunan, lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara
bulanan atau kesepakatan lainnya disamping adanya kebebasan dalam
penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang.
J. Kelemahan Leasing
1. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiban lease
telah diselesaikan dan hak opsi digunakan.
2. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
3. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan
jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu
sendiri. Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan
jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain.
5. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang disewa
guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan tidak sesuai.
K. Sanksi-Sanksi
Dalam perusahaan leasing jelas tidak semua barang modal yang dibiayai akan
terlunasi sesuai rencana. Oleh karena itu, perlu ada tindakan lebih lanjut bagi lessee
yang lalai berupa sangsi-sangsi yang telah disepakati. Sangsi-sangsi yang diberikan
pihak lessor kepada pihak lessee apabila lessee ingkar janji atau tidak memenuhi
kewajibannya kepada pihak lessor sesuai perjanjian yang telah disepakati adalah
sebagai berikut:
1. Berupa teguran lisan supaya segera melunasi
2. Jika teguran lisan tidak digubris, maka akan diberikan teguran tertulis
3. Dikenakan denda sesuai perjanjian
4. Penyitaan barang yang dipegang oleh lessee.
L. Contoh Perusahaan Leasing
Perusahaan leasing yang berdiri sendiri atau independent dari supplier/
produsen. Perusahaan dapat memperoleh barang dari berbagai supplier/produsen.
Contoh : Adira Finance, SOF (Summit Oto Finance), FIF (Federal International
Finance-Honda). Captive Lessor, Perusahaan leasing yang didirikan sendiri oleh
produsen untuk membiayai penjualan produk-produknya.
Perusahaan leasing yang mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor
yang membutuhkan barang dengan cara leasing. Perusahaan ini juga dapat
memberikan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam leasing seperti pendanaan dan barang,
tetap dalam fungsinya sebagai penghubung, seperti : Era, Mentari, Ray White,
Columbia, Columbus. Contoh perusahaan yang akan kami jelaskan adalah :
“PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk”.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance didirikan pada tahun
1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Semenjak itu Adira Finance terus
berkembang hingga mencapai posisi saat ini sebagai perusahaan finance terbesar di
Indonesia, yang membidik segmen perusahaan dan retail sebagai target usaha. Adira
Finance yang merupakan bagian dari Group Danamon yang produk utamanya adalah
pembiayaan untuk motor dan mobil, baik baru maupun bekas dari berbagai merek,
pinjaman dana tunai dan durable goods. Sejak awal, Adira Finance berkomitmen
untuk menjadi perusahaan pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia. Melihat
adanya potensi ini, Adira Finance mulai melakukan penawaran umum melalui
sahamnya pada tahun 2004 dan Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas
sebesar 75%. Tahun 2009, Bank Danamon kembali mengakuisisi 20% saham Adira
Finance sehingga total saham yang dimiliki menjadi 95%.
Dengan demikian, Adira Finance menjadi bagian Temasek Holdings yang
merupakan perusahaan investasi plat merah asal Singapura. Adira Finance senantiasa
untuk terus memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara Indonesia. Dalam
upaya memperluas usahanya, Adira Finance berupaya menjaga komitmen jangka
panjang perusahaan untuk tetap memelihara lingkungan, menjaga hubungan baik
dengan masyarakat, konsumen, rekan usaha, pemegang saham, pemerintah
Indonesia, dan kelangsungan aktivitas usaha Adira Finance.
Ruang Lingkup Pembiayaan
Pada saat ini, ruang lingkup perusahaan dalam pembiayaan meliputi:
a. Pembiayaan Konsumen
Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
b. Sewa Guna Usaha
Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna
Usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran.
c. Pembiayaan Konsumen berdasarkan Prinsip Syariah
Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip
Syariah.
Objek pembiayaan dari Adira Finance adalah Sepeda Motor dan Mobil untuk
kategori mobil penumpang dan komersial, baik unit baru maupun bekas.
1. Sepeda Motor
Indonesia merupakan pasar sepeda motor terbesar di asia tenggara dan
ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Dari segi cara pembelian,
sekitar 75% dari pembelian sepeda motor di Indonesia dilakukan secara
kredit, sehingga Adira Finance hendak ikut berpartisipasi dalam pemberian
kredit terhadap pembelian sepeda motor dimana sepeda motor merupakan
pilihan favorit masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Adira Finance memberikan fasilitas pemberian kredit kepada individu,
kelompok nasabah atau perusahaan yang ingin membeli kendaraan baru atau
bekas secara kredit dari berbagai merk. Secara konsisten, Adira Finance
selalu berusaha memberikan pelayanan maksimal untuk memenuhi
kebutuhan akan sepeda motor baru maupun bekas kepada masyarakat
Indonesia.
2. Mobil
Ditengah kondisi perekonomian dunia yang belum stabil disertai dengan
pemberlakuan berbagai peraturan baru di dalam negeri, namun penjualan
mobil tetap menunjukkan peningkatan yang tinggi. Kondisi ini menempatkan
Indonesia sebagai Negara produsen dan pasar terbesar kedua di Asia
Tenggara saat ini. Didukung dengan kondisi pasar mobil di Indonesia yang
cenderung stabil dan seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri
mobil dan semakin banyaknya alternatif pilihan jenis mobil yang bisa
dimiliki untuk mendukung berbagai jenis aktivitas mulai dari transportasi,
usaha, dan keluarga. Adira Finance hendak ikut berpartisipasi dalam
pemberian kredit terhadap pembelian mobil untuk mewujudkan kebutuhan
masyarakat Indonesia. Adira Finance memberikan fasilitas pemberian kredit
kepada perorangan maupun perusahaan yang berkeinginan membeli mobil
baru atau bekas untuk keperluan pribadi, operasional maupun usaha.
Didukung pengalaman di bidang pembiayaan konsumen selama lebih dari 20
tahun, Adira Finance menawarkan fasilitas pembiayaan mobil idaman baik
mobil baru maupun mobil bekas dari berbagai macam merk.
Deskripsi produk yang ditawarkan Adira Finance adalah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sewa guna usaha (Leasing) adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang
dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk
jangka waktu tertentu.
2. Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak dibidang
pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh
nasabah. Pembiayaan disini maksudnya jika seorang nasabah membutuhkan
barang-barang modal seperti peralatan kantor, atau mobil dengan cara disewa
atau dibeli secara kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing.
3. Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang
dilakukan bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Grafindo, 2013.
https://rivaldiligia.wordpress.com/2012/03/30/pengertian-leasing/
http://achmadzaidun.blogspot.co.id/2013/11/makalah-manajemen-sewa-guna-
usaha.html
http://yenni-effendi.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sewa-guna-usaha-leasing-
bank_40.html
http://rahmatsuharjana.blogspot.co.id/2013/05/makalah-sewa-guna-usaha.html
http://eunikemaria.blogspot.co.id/2011/05/perkembangan-leasing-di-indonesia.html
http://adira.co.id/