MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bentuk perwujudan pengakuan dan penegakkan hak asasi manusia bagi warga negaranya, pemerintah Indonesia menuangkannya ke dalam konstitusi yang tersemat di dalam UUD 1945, Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 maupun di dalam Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999. Kumpulan peraturan yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 tersebut tersusun dengan rincian perundang-undangan yang mengerucut dan spesifik sehingga diharapkan dapat memudahkan setiap pelaksanaan dan pengawasannya. Di dalamnya juga tertuang salah satu hak asasi manusia Indonesia yang berpadanan dengan tujuan bangsa ini. Hak untuk memperoleh pendidikan. Di mana pendidikan juga merupakan bagian penting dari rangkaian aktivitas mencerdaskan kehidupan bangsa. 1

Transcript of MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Page 1: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bentuk perwujudan pengakuan dan penegakkan hak asasi manusia

bagi warga negaranya, pemerintah Indonesia menuangkannya ke dalam konstitusi

yang tersemat di dalam UUD 1945, Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998

maupun di dalam Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999. Kumpulan peraturan

yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 tersebut tersusun dengan rincian

perundang-undangan yang mengerucut dan spesifik sehingga diharapkan dapat

memudahkan setiap pelaksanaan dan pengawasannya. Di dalamnya juga tertuang

salah satu hak asasi manusia Indonesia yang berpadanan dengan tujuan bangsa

ini. Hak untuk memperoleh pendidikan. Di mana pendidikan juga merupakan

bagian penting dari rangkaian aktivitas mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan dapat disefinisikan sebagai daya upaya memajukan budi

pekerti (karakter, kekuatan, batin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak-anak

selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dari definisi tersebut memberi kita

sebuah pertunjuk yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan akhir pendidikan.

Sebuah usaha tak henti untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas.

Cerdas dan berbudi pekerti luhur. Pernyataan ini juga selaras dengan pemaknaan

pendidikan menurut rumusan UU Sisdiknas tahun 2003. Pendidikan diartikan

sebagai sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

1

Page 2: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Betapa sungguh mulia dan sentralnya peran pendidikan

sebagai jembatan perwujudan Indonesia yang semakin maju dengan kualitas

sumber daya manusia yang unggul.

Tetapi jika kita mencermati setiap fenomena dan permasalahan yang

terjadi, sepertinya penegakkan salah satu hak asasi manusia Indonesia ini hanya

berjalan seadanya saja. Seakan mengesampingkan pentingnya pendidikan bagi

rakyat negeri ini, para petinggi negeri terlalu sibuk dengan permasalahan yang tak

kunjung usai. Mereka tak lagi memperhatikan proses pembentukan manusia

Pancasila yang cerdas dan bernurani. Manusia yang bukan saja berpengetahuan

tetapi juga hidup dengan akhlak mulia dan berintegritas.

Banyak cara yang telah diusulkan, namun tak banyak hal yang dilakukan.

Nihil, tanpa hasil dan tanpa tindak lanjut yang menyelesaikan masalah. Demikian

gambaran dari semua masukan yang diberikan masyarakat untuk pemerintah.

Setali tiga uang dengan dunia pendidikan. Perbaikan hanya dilakukan setelah

suatu borok diketahui khalayak ramai. Tanpa itu, jangan harap ada perubahan

signifikan ke arah yang lebih baik.

Penekanan keberhasilan hanya dari aspek kuantitatif pada pendidikan di

negeri justru telah merusak sendi-sendi kehidupan moral bangsa. Bukannya

menjunjung tinggi nilai kejujuran, tetapi justru mengesampingkan kebenaran

2

Page 3: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

bahkan memusuhinya demi asa segelintir orang yang berporos pada keinginan diri

dan kebanggan semu. Pemerintah bukannya segera bertindak dengan mengubah

cara pandang tetapi justru seakan hanya mengambil langkah diplomatis,

menyelesaikan setiap polemik dengan janji-janji yang akan menguap seiring

berjalannya waktu. Pendidikan yang mulanya sangat mulia dan luhur demi

membangun manusia Indonesia yang berpengetahuan dan berbudi pekerti luhur

telah berubah menjadi penghancur. Hal ini terjadi lantaran ketidaksanggupan

pihak penguasa mencari akar dari setiap permasalahan dan menyelesaikannya.

Dengan fakta yang terjadi di negeri ini mau tak mau menjerat setiap orang

tua murid ke dalam dilematika pendidikan yang pelik. Hal ini menyebabkan

mereka harus ikut berpusing diri memikirkan pendidikan terbaik dan berkualitas

untuk anak-anak mereka. Bukan saja membuat anak-anak mereka

berpengetahuan, tetapi juga berakhlak mulia. Sekalipun sadar masa depan anak

mereka dipertaruhkan, tetapi hanya sedikit dari para orang tua itu yang berani

menunjukkan kekritisannya akan dunia pendidikan. Entah merasa jenuh dengan

banyaknya masalah yang terjadi atau mungkin lelah berjibaku untuk sesuatu yang

berujung pada kesia-siaan. Banyak dari orang tua murid lebih memilih untuk

berdiam diri, sekalipun tidak berpasrah diri begitu saja. Dari kondisi ini

terlukiskan betapa masyarakat juga menanggung beban yang seharusnya tidak

mereka tanggung akibat permasalahan pendidikan yang makin ruwet di negeri ini.

Anehnya, pemerintah justru makin hari seakan makin lepas tangan.

3

Page 4: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Semua kondisi ini dibiarkan begitu saja sesuai dengan apa yang dirasa

nyaman oleh segelintir pihak. Walau ada hembusan perbaikan di sana-sini dari

pihak sekolah, tapi itu hanya sekedar wacana belaka. Kalaupun ada kebijakan

yang dihasilkan hanyalah sebuah tindakan pencitraan tanpa tindak lanjut yang

jelas. Betapa mengerikannya borok pendidikan di negeri ini.

Bukan saja tak memperoleh hak asasinya, manusia Indonesia pun harus

bergulat dengan kegetiran tak berujung. Menikmati pencerdasan kehidupan dari

negara tampaknya hanyalah mimpi, lebih-lebih bagi mereka yang tak mampu.

Bagaimana tidak, untuk menjadi orang berilmu di negeri ini tak cukup hanya

menyiapkan biaya pendidikan yang tinggi di sekolah formal, tetapi juga biaya

tambahan yang lain. Itupun jika memang semua biaya yang dikeluarkan

berkorelasi positif dengan bertambahnya pengetahuan dan perbaikan moral yang

dapat diaktualisasikan di kehidupan nyata.

Yang nyata di masyarakat sekarang ini justru banyak manusia yang

tampaknya berilmu tapi tak bernurani. Tak sedikit pula dari para alumni yang

justru banyak mempergunakan pengetahuan dan kepandaian yang mereka peroleh

hanya demi kepentingan sendiri. Bisa jadi kenyataan ini pula yang menyebabkan

korupsi di negeri ini makin merejalela dan tak ada habisnya.

Pencegahan seharusnya dapat dilakukan sejak awal. Kebijakan yang tidak

bertanggung jawab membuat permasalahan ini makin tak terselesaikan. Tujuan

awal nan mulia membangun manusia Indonesia yang cerdas berubah menjadi

bencana yang akhirnya menghancurkan bangsa dan negara ini. Hampir tak

4

Page 5: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

nampak upaya penyelesaian yang optimal. Pemerintah yang dipercaya masyarakat

untuk mensejahterakan mereka haruslah menjadi pihak yang mengambil peran

sentral. Kebijakan kurikulum yang berimbang antara pendidikan pengetahuan dan

penanaman moral yang baik harus diterapkan dengan maksimal di sekolah-

sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka kita sebagai warga Negara Indonesia,

baik pemerintah maupun masyarakat dituntut untuk memahami dan

mengembalikan esensi dan fungsi dari pendidikan itu sendiri sehingga tujuan

pendidikan yang kita damba-dambakan dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana esensi pendidikan ?

2. Apa tujuan pendidikan ?

3. Apa fungsi pendidikan ?

4. Bagaimana hubungan antara esensi, tujuan, dan fungsi pendidikan ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui esensi dari pendidikan.

2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan.

5

Page 6: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

3. Untuk mengetahui fungsi pendidikan

4. Untuk mengetahui hubungan atara esensi, tujuan dan fungsi dari pendidikan

D. Manfaat

1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri

dapat tercapai.

2. Bagi penulis, sebagai bahan latihan untuk menulis dan menyusun makalah

selanjutnya

6

Page 7: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Esensi Pendidikan

Esensi pendidikan adalah membangun manusia dengan tingkat

keterpelajaran tertentu atau berpendidikan.

Manusia yang berpendidikan adalah mereka yang mampu memahami

fennomena secara akurat, berpikir jernih dan bertindak secara efektif sesuai

dengan tujuan dan aspirasi yang ditetapkan oleh dirinya. Orang yang

berpendidikan juga menghargai orang lain terlepas dari kekuasaan dan statusnya,

bertanggung jawab atas hasil atau dampak tindakan, dan menggunakan akal sehat

untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan, baik pribadi, keluarga, organisasi

maupun masyarakat pada umumnya. Orang yang berpendidikan membutuhkan

informasi, namun ia tidak tergantung semata pada informasi yang telah disimpan

dikepalanya. Mereka memiliki kemampuan mencari informasi, menciptakan

pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan bila diperlukan.

Upaya manusia atau anak didik untuk mencapai status terdidik tidak selalu

memerlukan guru. Mereka yang terdidik menjadi pembelajar yang khas, dapat

tumbuh dan berkembang dengan kemampuan sendiri. Mereka pun memiliki

kemampuan menyerap informasi dari pihak ketiga misalnya guru. Di lembaga

pendidikan formal, memang terjadi pengiriman pesan secara kontinyu, khususnya

selama proses interaksi pembelajaran antara guru dan siswa. Model pengiriman

7

Page 8: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

inheren mendifinisikan pendidikan sebagai interaksi antara guru dan siswa,

karena sifatnya membutuhkan kehadiran keduabelah pihak. Model pengiriman itu

memang tidak selalu membuat referensi yang berarti bagi perbaikan kualitas

orang-orang berpendidikan, meski system pendidikan yang dihasilkan sesuai

dengan definisi pendidikan telah terbukti menjadi produsen yang sangat bisa

diandalkan orang berpendidikan itu.

B. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau pandangan

hidup manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Membicarakan

tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu

konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideologi,

dan sebagainya.

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah mencerdaskan potensi-potensi

spiritual, intelektual, dan emosional setiap individu yang pada gilirannya

berpengaruh terhadap masyarakat luas. Tujuan pendidikan itu bersifat dinamis,

yaitu setiap zaman tujuannya bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan pada zaman

tersebut. Selain itu tujuan pendidikan juga dipengaruhi oleh kebudayaan, sehingga

tujuan pendidikan akan berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan daerah setempat.

Tujuan pendidikan dapat dirumuskan bahwa mengajarkan siswa

bagaimana bisa berpikir, meningkatkan kualitas pikiran, dan memungkinkan dia

berpikir bagi dirinya sendiri, bukan hanya sekedar menambah beban memori otak.

8

Page 9: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Perumusan tujuan pendidikan lebih bersifat imajiner ketimbang nyata. Pendidikan

yang dilaksanakan tanpa tujuan akan berakhir dengan kegagalan. Secara normatif

tujuan pendidikan di Indonesia diamantkan dalam Undang – undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Di dalam UU ini disebutkan bahwa pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warna negara yang demokratis

secara bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan menurut para ahli filsafat yaitu:

1) Plato, mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran

terhadap self knowing dan self realization kemudian inquiry dan reasoning

and logic. Jadi disini tujuan pendidikan adalah memberikan penyadaran

terhadap apa yang diketahuinya, kemudian pengetahuan tersebut harus

direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan penelitian serta

mengetahui kausal, yaitu alasan dan alur pikirannya.

2) Aristoteles, mengatakan tujuan pendidikan adalah penyadaran terhadap self

realization yaitu kekuatan efektif (virtue) kekuatan untuk menghasilkan

(efficacy) dan potensi untuk mencapai kebahagiaan hidup melalui kebiasaan

dan kemampuan berfikir rasional.

3) Menurut John Dewey, tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh

potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat berfungsi secara

individual dan berfungsi sebagai anggota masyarakat melalui

9

Page 10: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bersifat aktif, ilmiah, dan

masyarakat serta berdasarkan kehidupan nyata yang dapat mengembangkan

jiwa, pengetahuan, rasa tanggung jawab, keterampilan, kemauan, dan

kehalusan budi pekerti.

Secara akademik pendidikan memiliki beberapa tujuan yaitu:

1) Mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh

siswa.

2) Mewariskan nilai – nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari

sebisa mungkin anak- anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan

berbangsa dan bernegara.

3) Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa

depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang

diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa

kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah,

dengan spirit atau keyakinan untu memilih dan menegakkannya.

5) Mendorong dan membawa siswa mengembangkan sikap bertanggung jwab

terhadap kehidupan pribadi dan sosialnya, serta memberikan kontribusi pada

aneka bentuk secara seluasnya kepada masyarakat.

6) Mendorong dan membantu siswa memahami hubungan yang seimbang antara

hukum dan kebebasan pribadi dan sosial

10

Page 11: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

7) Mendorong dan mengembangan rasa harga diri , kemandirian hidup, kejujuran

dalam bekerja, dan integritas.

8) Mendoorng dan mengembangkan kemampuan siswa untuk melanjutkan studi

termasuk merancang minat gemar belajar demi pengembangan pribadi.

9) Mendorong dan mengembangkan dimensi fisik , mental, dan disiplin bagi

siswa untuk menghadapi dinamikakerja yang serta menuntut persyaratan fisik

dan ketepatan waktu.

10) Mengembangkan proses berpikir secara teratur pada diri siswa

11) Mengembangkan kapasitas diri sebagai makhluk tuhan yang akan menjadi

pengemban amanah di muka bumi ini.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan berbagai

jenis pelayanan pendidikan yang meliputi :

a.  Pendidikan moral spiritual agar manusia memiliki akhlak yang tinggi

sehingga dapat mengasihi Pencipta dan sesama manusia serta memiliki rohani

yang sehat.

b.  Pendidikan sosial dan patriotisme agar manusia mampu mengemban tanggung

jawab dalam  kehidupan bersama dan dalam  kehidupan bernegara.

c.   Pendidikan intelektual agar manusia memiliki kecerdasan yang menjadi bekal

untuk mengatasi berbagai permasalahan kehidupan pribadi dan bangsanya.

d.   Pendidikan ketrampilan agar manusia memiliki jasmani yang sehat sehingga

dapat belajar dan bekerja secara efektif.

11

Page 12: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Tujuan pendidikan umumnya bersifat universal, baik tujuan pendidikan

umum maupun tujuan pendidikan kejuruan. Biasanya mengikuti alur tujuan

pendidikan pada umumnya hanya titik tekannya berbeda.

C. Fungsi Pendidikan

Pendidikan membawa misi mulia sebagai proses kemanusiaan dan

pemanusiaan baik alami maupun buatan. Di Indonesia, pendidikan nasional

dikonsepsikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Hal ini tertuang nyata dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

dan produk hukum lainnya.

Fungsi pendidikan sesungguhnya adalah membangun manusia yang

beriman, cerdas, kompetitif, dan bermartabat. Beriman, mengandung makna

bahwa manusia mengakui adanya eksistensi Tuhan dan mengikuti ajaran dan

menjauhi larangannya. Kecerdasan spiritual yang dimiliki siswa tercermin dari

keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur, altruis (semangat

membantu orang lain secara cuma-cuma), motivasi tinggi, optimis, dan

kepribadian unggul. Kecerdasan emosional dan spiritual tercermin dari

sensitivitas dan apresiasi akan kehalusan dan keindahan seni budaya;

keaktualisasi diri melalui interaksi sosial yang membina dan memupuk hubungan

timbal balik, demokratis, empatik, simpatik, menjunjung tinggi HAM, ceria dan

percaya diri, menghargaai kebhinekaan, berwawasan kebangsaan, serta kesadaran

12

Page 13: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

akan hak dan kewajiban. Kecerdasan intelektual tercermin dari kompetensi dan

kemandirian dalam bidang IPTEKS, serta insan intelektual yang kritis, keratif dan

imajinatif. Cerdas secara kinestetik berkaitan dengan sosok pribadi sebagai insan

yang sehat, bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan trengginas atau cekatan,

serta insan adiraga.

Merujuk pada uraian diatas, untuk mencapai tujuan dan fungsi pendidikan

nasional kita, harus dilaksanakan dengan prinsip – prinsip tertentu, yaitu:

(1) demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia , nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan

bangsa; (2) sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan

multimakna; (3) sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik yang berlangsung secara hayat; (4) memberi keteladanan, membangun

kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran; (5) mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung

bagi segenap warga masyarakat, dan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan. Hal ini penting untuk mewujudkan kinerja pendidikan yang

sesungguhnya yaitu mengoptimalkan peserta didik agar tumbuh dan berkembang

menjadi manusia seutuhnya.

13

Page 14: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

a. Fungsi Pendidikan dalam Keluarga

Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang

masih memiliki hubungan darah.1 Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri

dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,

kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :

1) Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan

anak.

2) Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan

anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3) Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4) Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga

saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan

dalam keluarga.

5) Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga

14

Page 15: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan

lain setelah dunia.

6) Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari

penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

7) Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,

bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.

8) Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan

sebagai generasi selanjutnya.

9) Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,

serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam seorang

individu meraih cita-citanya. Karena keluarga memberikan motivasi agar

seorang individu berpikir dan mempertimbangkan apa yang akan ia capai di

masa depan. Kemudian seorang individu t¬ersebut memikirkan bagaimana

cara agar mencapai cita-citanya. Maka keluarga akan menyalurkan keinginan

tersebut dengan cara menyekolahkannya, karena pada dasarnya pendidikan

adalah salah satu sarana untuk mencapai cita-cita sebagai sarana formal.

Lepas dari pendidikan formal, keluarga memiliki peran dalam

pendidikan nonformal. Keluarga turut mengambil peran besar dalam mendidik

anak agar dapat berkembang dalam segi mental. Misalnya, dari segi

15

Page 16: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

kedewasaan. Kedewasaan seorang individu tidaklah secara murni dari

individu itu sendiri, melainkan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Salah

satunya adalah keluarga. Dewasa adalah sebuah proses yang akan terus

dialami seseorang hingga ia mengalami kematian. Dewasa berarti juga

bertanggung jawab terhadap kewajiban.

b. Fungsi Pendidikan Dalam Masyarakat

Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga

pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah

bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan

sceara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk

mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang

harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin

kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku,

jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk

rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan

dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek

kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak

terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan

secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu

masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

16

Page 17: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat

ada bermacam-macam pendapat, di bawah ini disajikan tiga pendapat tentang

fungsi pendidikan dalam masyarakat.

1) Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga

konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi

sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya

Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5)

Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial,

(7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi

peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial.

2) Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam

masyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi,

latihan dan alokasi, (3) fungsi inovasi dan perubahan sosial, (4) fungsi

pengembangan pribadi dan sosial

3) Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi

pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan nilai-

nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial,

(4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan dan

memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat

kebangsaan, (8) pengasuh bayi.

Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling

melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.

17

Page 18: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

1) Fungsi Sosialisasi.

 Lembaga-lembaga pemerintahan mengajarkan bagaimana anak

kelak apabila telah menjadi warga negara penuh, memenuhi kewajiban-

kewajiban negara, memiliki jiwa patriotik dan memiliki kesadaran

berwarga negara. Semua ajaran dan pembiasaan tersebut pada

permulaannya berlangsung melalui proses emosional, bukan proses

kognitif.

 Dalam proses belajar untuk mengikuti pola acuan bagi tatanan

masyarakat yang telah mapan dan melembaga, anak-anak belajar untuk

menyesuaikan dengan nilai-nilai tradisional di mana institusi tradisional

tersebut dibangun. Keseluruhan proses di mana anak-anak belajar

mengikuti pola-pola dan nilai-nilai budaya yang berlaku tersebut

dinamakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut harus beijalan

dengan wajar dan mulus oleh karena kita semua mengetahui betapa

pentingnya masa-masa permulaan proses sosialisasi. Orang tua dan

keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut

dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang

sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua

(keluarga dan masyarakat) agar anak-anak- memahami dan kemudian

mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya. Willard Waller dalam

hubungan ini menganggap sekolah, terutama di daerah-daerah pedesaan

sebagai museum yang menyimpan tentang nilai-nilai kebajikan (mnuseum

18

Page 19: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

of virture). Dengan anggapan tersebut, masyarakat menginginkan sekolah

beserta staf pengajarnya harus mampu mengajarkan nilai-nilai kebajikan

dari masyarakatnya (the old viture), atau keseluruhan nilai-nilai yang

diyakini dan menjadi anutan dan pandangan masyarakatnya. Untuk

memberikan pendidikan mengenai kedisiplinan, rasa hormat dan patuh

kepada pemimpin, kemauan kerja keras, kehidupan bernegara dan

kehidupan demokrasi, menghormati, nilai-nilai perjuangan bangsa, rasa

keadilan dan persamaan, aturan-aturan hukum dan perundang-undangan

dan sebagainya, kiranya lembaga utama yang paling berkompeten adalah

lembaga pendidikan.

  Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya

mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai

yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi

fungsi dan tugasnya tersebut sekolah menetapkan program dan kurikulum

pendidikan, beserta metode dan tekniknya secara paedagogis, agar proses

transmisi nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.

2) Fungsi kontrol sosial

 Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap

tatanan tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga

pelayanan sekolah untuk melakukan mekanisme kontrol sosial. Durheim

menjelaskan bahwa petididikan moral dapat dipergunakan untuk menahan

atau mengurangi sifat-sifat egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang

19

Page 20: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

merupakan bagian masyarakat yang integral di mana anak harus memiliki

kesadaran dan tanggung jawab sosial. Melalui pendidikan semacam ini

individu mengadopsi nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi nilai-niiai

tersebut dalam kehidupannya sehari-hari Selanjutnya sebagai individu

sebagai anggota masyarakat ia juga dituntut untuk memberi dukungan dan

berusaha untuk mempertahankan tatanan sosial yang berlaku.

Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan

dan mengembangkan tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial

mempergunakan program-program asimilasi dan nilai-nilai subgrup

beraneka ragam, ke dalam nilai-nilai yang dominan yang memiliki dan

menjadi pola anutan bagi sebagiai masyarakat.

Sekolah berfungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan pandangan

hidup etnik yang beraneka ragam menjadi satu pandangan yang dapat

diterima seluruh etnik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sekolah

berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup

yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah

harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan

negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah.

3) Fungsi pelestarian budaya masyarakat.

Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-

budaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai

budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah,

20

Page 21: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber

daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.

Fungsi sekolah berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya

daerah ini ada dua fungsi sekolah yaitu pertama sekolah digunakan

sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai

tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu daerah tertentu

umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk mempertahankan nilai-

nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk mempertahankan

nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk

mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan

kedua sekolah mempunyai tugas untuk mempertahankan nilai-nilai budaya

bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai yang ada yang beragam demi

kepentingan nasional.

Untuk memenuhi dua tuntutan itu maka perlu disusun kurikulum

yang baku yang berlaku untuk semua daerah dan kurikulum yang

disesuaikan dengan kondisi dan nilai-nilai daerah tertentu.

Oleh karena itu sekolah harus menanamkan nilai-nilai yang dapat

menjadikan anak itu menjadi yang mencintai daerahnya dan mencintai

bangsa dan tanah airnya.

4) Fungsi seleksi, latihan dan pengembangan tenaga kerja.

 Sekolah mempunyai fungsi pengajaran, latihan dan pendidikan.

Fungsi pengajaran untuk menyiapkan tenaga yang cakap dalam bidang

21

Page 22: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

keahlian yang ditekuninya. Fungsi latihan untuk mendapatkan tenaga yang

terampil sesuai dengan bidangnya, sedang fungsi pendidikan untuk

menyiapkan seorang pribadi yang baik untuk menjadi seorang pekerja

sesuai dengan bidangnya. Jadi fungsi pendidikan ini merupakan

pengembangan pribadi sosial.

5) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.

Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial

mempunyai fungsi (1) melakukan reproduksi budaya, (2) difusi budaya,

(3) mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan

tradisional, (4) melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat

ekonomi sosial tradisional, dan (5) melakukan perubahan-perubahan yang

lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah

ketinggalan.

Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka

meningkatkan kemampuan analisis kritis berperan untuk menanamkan

keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia.

Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan generasi

baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak

mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang

tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut

akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada

orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan ini terutama

22

Page 23: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

diarahkan untuk mempenoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi,

seperti yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama

negara-negara yang sudah maju, pendidikan orang dewasa telah

dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah kemampuan kritis ini

telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu telah

berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam

penerapan teknologi maju dan penyebaran penemuan baru lainnya.

  D. Hubungan Esensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan

Tujuan dan fungsi pendidikan seseringnya sulit dibedakan, bahkan

dikacaukan. Kata tujuan merujuk pada hasil, sedangkan fungsi merujuk pada

proses pendidikan itu. Fungsi merujuk pada hasil lain yang mungkin terjadi

sebagai sampingan atau konsekuensi dari proses pendidikan itu. Fungsi pun bisa

bermakna efek samping yang muncul dari sebuah proses pendidikan. Kata tujuan

bermakna penyengajaan, sementara fungsi lebih bermakna efek alami yang

ditimbulkan dari sebuah proses untuk mencapai tujuan itu. Dengan tercapainya

tujuan dan berfungsinya pendidikan, maka esensi dari pendidikan tersebut secara

otomatis dapat terwujud.

Esensi dari pendidikan merupakan usaha untuk memajukan dan

mengembangkan kecerdasan, kepribadian, dan fisik peserta didik. Dengan

demikian keberhasilan suatu proses pendidikan sangat tergantung pada sejauh

mana berkembangnya kecerdasan, kepribadian dan fisik tersebut dapat dicapai

23

Page 24: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

bersama-sama. Tinggi dan rendahnya perkembangan dan pertumbuhan

kecerdasan, kepribadian dan fisik tersebut sangatlah menentukan tingkat

keberhasilan proses pendidikan bagi peserta didik, di sisi lainnya kebersamaan

berkembang dan bertumbuhnya ketiga faktor tersebut juga menjadi faktor

penentu.

24

Page 25: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB III

P E N U T U P

A. Simpulan

1. Esensi pendidikan adalah membangun manusia dengan tingkat keterpelajaran

tertentu atau berpendidikan.

2. Tujuan pendidikan dapat dirumuskan bahwa mengajarkan siswa bagaimana

bisa berpikir, meningkatkan kualitas pikiran, dan memungkinkan dia berpikir

bagi dirinya sendiri, bukan hanya sekedar menambah beban memori otak

3. Fungsi pendidikan sesungguhnya adalah membangun manusi yang beriman,

cerdas, kompetitif, dan bermartabat. Beriman, mengandung makna bahwa

manusia mengakui adanya eksistensi Tuhan dan mengikuti ajaran dan

menjauhi larangannya.

4. Antara esensi, tujuan dan fungsi pendidikan memiliki hubungan yang sangat

erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Esensi dari kata tujuan yaitu

berkaitan dengan akhir sebuah proses atau capaian yang diperoleh dari proses

pendidikan itu atau bermakna penyengajaan sedangkan kata fungsi merujuk

pada hasil lain yang mungkin terjadi sebagai sampingan atau konsekuensi dari

proses pendidikan itu. Fungsi pun bisa bermakna efek samping yang muncul

dari sebuah proses pendidikan atau lebih bermakna efek alami yang

ditimbulkan dari sebuah proses untuk mencapai tujuan itu. Dengan

25

Page 26: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

tercapainya tujuan dan berfungsinya pendidikan yang sesuai harapan, maka

esensi dari pendidikan tersebut secara otomatis dapat terwujud.

B. Saran

Hendaknya esensi, tujuan dan fungsi pendidikan perlu kita pahami

maknanya dan diaplikasikan sehingga cita-cita untuk membangun manusia

Indonesia yang berkualitas, cerdas dan berbudi pekerti luhur dan terciptanya

masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud.

26

Page 27: MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar, 1994.  Spektrum Problematika Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana,.

Mudyoharjo, Redjo, 2001.  Pengantar Pendidikan ; Sebuah Study Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia.  Jakarta: Radja Grafindo Persada,

Danim, S, 2011. Pengantar Kependidikan (Landasan, Teori dan 234 Metafora Pendidikan). Afabeta. Bandung.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/12/fungsi-pendidikan-dalam-keluarga-masyarakat/

http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19890.html.

27