Makalah korosi

32
MAKALAH KOROSI Disusun oleh : Hari Hidayat (14508134022) Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Transcript of Makalah korosi

Page 1: Makalah korosi

MAKALAH

KOROSI

Disusun oleh :

Hari Hidayat (14508134022)

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

2015

Page 2: Makalah korosi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya

penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Korosi ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan didalamnya. Dan juga penyusun berterima kasih kepada Bapak Tiwan, M.T.

selaku dosen mata kuliah bahan teknik yang telah memberikan tugas ini.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan tentang korosi. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya

kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penyusun buat di masa yang

akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Yogyakarta, 8 Juni 2015

Hari Hidayat

Page 3: Makalah korosi

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................

C. Tujuan ....................................................................... .............

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Pengertian Korosi ....................................................................

B. Faktor-faktor Yang Mempengarungi Korosi .........................

C. Bentuk-Bentuk Korosi ............................................................

D. Dampak Korosi ........................................................................

E. Cara Mencegah Korosi ............................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

Page 4: Makalah korosi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam terjadi secara

perlahan tetapi pasti, korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan

umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama

ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi

adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang

menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang

mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu

berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia

dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi

karat.

Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah

keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di

antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena

korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu,

sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan korosi?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya korosi?

c. Apa saja bentuk-bentuk korosi?

d. Apa dampak dari terjadinya korosi?

e. Bagaimana mencegah terjadinya korosi?

Page 5: Makalah korosi

C. Tujuan

a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang korosi

b. Mahasiswa dapat menganalisi faktor-faktor penyebab terjadinya korosi

c. Mahasiswa bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari cara pencegahan korosi.

Page 6: Makalah korosi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korosi

Kerusakan merupakan proses redoks pada permukaan logam dan lingkungannya.

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang

menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi ini, yaitu reaksi kimia antara

logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang ada di

dalam matrik logam itu sendiri.. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami

reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat.

Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . XH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami

oksidasi.

Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku sebagai

katode, dimana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V

atau

O2(g) + HH+(aq) + 4e → 2H2O(l) E0 = + 1,23 V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III)

yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . XH2¬O, yaitu karat besi.

Maka reaksi yang terjadi :

Anode : 2Fe(s) → 2Fe2+(aq) + 4e E0 = + 0,44 V

Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V

Reaksi Sel : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH-(aq) E0reaksi = 0,84 V

Page 7: Makalah korosi

Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :

4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq)

Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan dan bagian mana yang

bertindak sebagai katode bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau

perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi memerlukan oksigen dan air.

B. Proses Terjadinya Korosi

Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka pengendalian

korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami

bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong proses elektrokimia, seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses korosi pada besi

Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga akibat

perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah tertentu lebih

tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan

air) terjadi pelarutan atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang

larut dalam air.

Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e–

Page 8: Makalah korosi

Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir melalui

rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi reduksi gas oksigen dari

udara:

O2(g) + 2H2O(g) + 2e– → 4OH–(aq)

Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik, sebagaimana ion-ion

melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi dengan ion-

ion OH– membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk

karat.

Fe2+(aq) + 4OH–(aq) → Fe(OH)2(s)

2Fe(OH)2(s) + O2(g) → Fe2O3.nH2O(s)

Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada Gambar 2)

:

4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)

Karat

Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang agak jauh

dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat beragam mulai dari warna

kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna hitam. Warna ini bergantung pada

jumlah molekul H2O yang terikat pada karat.

Page 9: Makalah korosi

Gambar 2. Mekanisme korosi pada besi

Emas dengan potensial reduksi standar 1,5 V lebih besar dibandingkan potensial reduksi

standar gas O2 (1,23 V) sehingga emas tidak terkorosi di udara terbuka. Di alam emas

terdapat sebagai logam murni.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Korosi

Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2

Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.

Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi

apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan

mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam

tersebut. Hal tersebut menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam

dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C

sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air

sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa

korosi. Jika jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam

semakin banyak, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam

tersebut.

b. Keberadaan Zat Pengotor

Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi

tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya

tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu

mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan

proses korosi semakin cepat pula.

Page 10: Makalah korosi

Pengotor yang Mempercepat Korosi pada Permukaan Logam

c. Kontak dengan Elektrolit

Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi

dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Konsentrasi elektrolit yang besar dapat

meningkatkan laju aliran elektron sehingga laju korosi meningkat.

Bangkai Kapal di Dasar Laut yang Telah Terkorosi oleh Kandungan Garam yang Tinggi

d. Temperatur

Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,

semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan

dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga

kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju

korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh

temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam

pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai

panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).

Knalpot Kendaraan Bermotor yang Mudah Terkorosi Akibat Temperatur Tinggi

Page 11: Makalah korosi

e. pH

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena

adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:

2H+(aq) + 2e– → H2

Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam

yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.

Korosi Pada Kondisi Asam Lebih Cepat Terjadi (atas). Logam Besi yang Belum Terkorosi

Pada Kondisi Netral (bawah)

f. Metalurgi

Permukaan logam

Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki

kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.

Page 12: Makalah korosi

Permukaan Logam yang Kasar Cenderung Mengalami Korosi

Efek Galvanic Coupling

Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain

yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic

Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat

perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada

permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada

permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.

g. Mikroba

Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi

pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam

melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.

Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan

oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus

thiooxidans Thiobacillus ferroxidans.

Korosi Pada Permukaan Logam yang Disebabkan oleh Mikroba

Page 13: Makalah korosi

Koloni Bakteri Thiobacillus ferrooxidans Pada Permukaan Logam Besi yang Terkorosi

Koloni Bakteri Thiobacillus thiooxidans yang Dapat Menyebabkan Korosi Pada Logam

D. Bentuk-Bentuk Korosi

Bentuk-bentuk korosi yang umum ditemukan pada korosi logam di lingkungan laut, yaitu;

a. Korosi merata (uniform attack)

Yaitu korosi yang terjadi pada pada permukaan logam yang berbentuk

pengikisan permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logam berkurang sebagai

akibat permukaan terkonvensi oleh produk karat yang biasanya terjadi pada peralatan-

peralatan terbuka, misalnya permukaan luar pipa.

Bentuk korosi ini adalah sangat umum dan dicirikan oleh baja yang berkarat

dilingkungan udara. Disebut merata karena semua permukaan metal terexpose diserang

dengan laju yang kurang lebih sama, tetapi metal yang hilang jarang sekali betul-betul

merata. Menurut teori electrochemical mixed potential, proses anodic dan katodik

terdistribusi merata pada seluruh permukaan metal. Dengan demikian agar bentuk korosi

ini terjadi, diperlukan sistem korosi yang menunjukkan keseragaman (homogenitas) baik

pada metal, media (perbedaan konsentrasi) dan faktor-faktor korosi lainnya.

Pada korosi tipe ini, laju korosi dapat dinyatakan dalam bentuk kehilangan ke tebalan

metal menurut waktu misalnya mm/tahun atau mikrometer/tahun. Biasanya laju korosi

hanya dinyatakan pada satu muka saja, dan bila kedua metal terserang korosi, total

kehilangan ketebalan metal menjadi dua kali.

Page 14: Makalah korosi

b. Korosi setempat (local corrosion)

Dalam beberapa hal perbedaan antara korosi merata dan korosi setempat tidak begitu

tajam, sungguhpun demikian adalah mungkin untuk memberikan beberapa bentuk

korosi, mulai dari korosi merata sampai korosi yang menghasilkan sumuran dalam,

korosi setempat sulit diduga.

c. Korosi galvanik (galvanik corrosion)

Bentuk korosi ini terjadi bila dua (atau lebih) logam yang berbeda secara listrik

berhubungan satu sama lainnya berada dalam lingkungan korosif yang sama. Dalam

kasus demikian, logam yang berpotensial paling negatif (dalam keadaan tidak

berhubungan) atau terkorosi, sebaliknya logam lain (logam mulia dengan potensial

korosi tinggi akan kurang terkorosi). Korosi galvanik cenderung terlokalisir, kearah

pembentukan sumuran, dan dalam sistem pipaakan terjadi kebocoran-kebocoran. Dia

merupakan masalah perencanaan karena dalam pabrik, sistem pipa dan rangka banyak

melibatkan pemakaian lebih dari satu macam metal. Bila berbagai macam paduan

digunakan dalam perencanaan dapat diharapkan akan terjadi masalah-masalah dan

masalah tersebut lebih kritis pada lingkungan laut. Oleh karena ituharus diusahakan

pemakaian paduan logam yang berbeda-beda, haruslah jangan sampai menimbulkan

masalah korosi.

d. Korosi sumuran (pitting)

Korosi sumuran termasuk korosi setempat dimana daerah kecil dari permukaan

metal, terkorosi membentuk sumuran. Biasanya kedalaman sumur lebih besar dari

diameternya. Mekanisme terbentuknya korosi sumuran, sangat kompleks dan sulit

diduga, sungguhpun demikian ada situasi tertentu dimana korosi sumuran dapat

diantisipasi:

a. Pada baja karbon yang dilapisi oleh mill scale di bawah kondisi tercelup, terutama

air laut, akan terbentuk beda potensial antara mill scale dan baja hingga pecahnya

mill scale mengarah pada situasi anode kecil / katoda besar.

b. Pada paduan yang mengandalkan pada lapis pasif untuk sifat tahan korosinya seperti

stainless steel, setiap rusaknya (pecah) lapis pasif, cenderung pembetukan korosi

sumuran.

c. Dari segi praktis korosi sumuran terbentuk di dalam air mengandung chloride, oleh

karena itu sering terjadi pada kodisi di lingkungan laut.

 

Page 15: Makalah korosi

e. Korosi erosi

Gerakan air laut, seperti juga fluida lainnya dapat menimbulkan aksi mekanis

misalnya erosi (pengikisan), dengan korosi yang di timbulkannya tetap elektrokimia

sifatnya. Immpingement attack dan cavitation adalah bentuk extrem dari tipe korosi ini.

Korosi erosi cenderung mengarah pada penghilangan lapis protektif dari permukaan

metal oleh aksi partikel abrasive yang ada di dalam air. Umumnya laju serangan korosi

membesar dengan membesarnya kecepatan. Ada lagi bentuk erosi atau mekanisme lain,

misalnya korosi lembaran baja yang terpancang di pantai, dipengaruhi oleh aksi abrasive

dari pasir, dibantu oleh aksi pasang/surut atau angin. Pada kasus ini lapis protektif di

hilangkan.

f. Impingement attack

Seperti namanya bentuk serangan terjadi ketika larutan menimpa dengan kecepatan

cukup besar pada permukaan metal. Hal ini dapat terjadi pada sistem pipa dimana

perubahan arah tiba-tiba dari aliran pada lengkungan dapat mengakibatkan kerusakan

setempat, bagian lain dari pipa tidak terpengaruh. Bentuk korosi ini akan terjadi pada

setiap situasi dimana ada impingement (timpa bentur, tekan) air yang biasanya

mengandung gelembung udara pada kecepatan serendah 1 m/s.

g. Perusakan cavitasi

Bentuk perusakan korosi ini disebabkan oleh terbentuk dan pecahnya gelembung di

dalam air laut, pada permukaan metal. Kondisi pada kecepatan tinggi dan perubahan

tekanan cenderung menimbulkan korosi cavitasi. Serangan biasanya terlokalisir dan

terjadi di daerah tekanan rendah, air bergejolak (boil) dan terbentuk dari partial vacumm.

Bila air kembali ke tekanan normal, cavity pecah, dengan membebaskan energi. Hal ini

mengarah pada perusakan permukaan paduan logam.

h. Korosi celah (crevice corrosion)

Korosi ini terbentuk apabila terbentuk celah antara dua permukaan dengan bagian

dalam celah lebih anodic dari permukaan luar. Pada dasarnya korosi celah timbul dari

formasi differensial aeration cell, dimana metal yang terexpose di luar crivice lebih

katodic terhadap metal di dalam celah. Arus katodic yang besar bekerja pada daerah

anodic yang kecil menghasilkan serangan korosi lokal yang intensif 

E. Dampak Korosi

Page 16: Makalah korosi

Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan

berlangsung spontan, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali.

Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses

kerusakannya. Korosi pada logam menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Hasil riset yang

berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan kerugian akibat korosi yang

menyerag permesinan industri, infrastruktur, samapai perangkat transportasi di negara

adidaya tersebut mencapai 276 miliar dollar AS. Jembatan yang runtuh akibat korosi yang

terjadi pada tiang penahannya.

Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak

langsung. Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau

struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktivitas produksi,

karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak akibat korosi, bahkan kerugian tidak

langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, seperti

kejadian runtuhnya jembatan akibat korosi, terjadinya kebakaran akibat kebocoran pipa gas

karena korosi, dan meledaknya pembangkit tenaga nuklir akibat terjadinya korosi pada pipa

uapnya. korosi yang menyebabkan kebocoran pada pipa yang terbuat dari logam.

F. Cara Mencegah Korosi

1. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi

tidak dapat terjadi.  Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam

lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom).  Penggunaan logam

lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar

kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.

2. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)

Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk

sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda.  Di sini, besi berfungsi hanya sebagai

tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami

reaksi oksidasi.  Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai

anoda, dikorbankan).  Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada

/ belum habis.  Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim

digunakan logam magnesium, Mg.  Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

Page 17: Makalah korosi

3. Membuat alloy atau  paduan logam yang bersifat tahan karat

 Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe,

19%Cr, 9%Ni).

4. Pengecatan

Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara

dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya

melindungi besi terhadap korosi.

5. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak

dengan air.

6. Pembalutan dengan Plastik

Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan

plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.

7. Tin Plating (pelapisan dengan timah)

Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan

dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan

karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa

cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru

mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih

negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan

membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah

mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-

kaleng bekas cepat hancur.

8. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)

Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan

timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini

terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial

Page 18: Makalah korosi

reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan

membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi

terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada

umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.

9. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)

Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung

yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan

elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan

kromium itu ada yang rusak.

10. Metode Pelapisan (Coating)

Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu

lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan

logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam

ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi

terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida

logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih

lanjut.

Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak

membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi

besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial

setengah reaksi oksidasinya:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Eo = –0,44 VFe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V

Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng

habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng).

Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel

terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam

tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai

sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.

11. Proteksi Katodik

Page 19: Makalah korosi

Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi

yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan

BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena

logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih

dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi. Proteksi

katodik ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses katodik dengan menggunakan logam Mg

Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.

Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e–

Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq)Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s)

Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu

diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.

12. Penambahan Inhibitor

Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan

kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat

dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik,

inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.

a. Inhibitor anodik

Page 20: Makalah korosi

Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara

menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang

banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.

b. Inhibitor katodik

Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara

menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas

oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor

katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.

c. Inhibitor campuran

Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di

katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi

ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah

senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

d. Inhibitor teradsorpsi

Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan

logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi

pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan

1,3,5,7–tetraaza–adamantane.

Page 21: Makalah korosi

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Korosi adalah suatu gejala kimia yang menyerang logam dan mengakibatkan kerusakan pada

logam tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi, yaitu :

1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2

2. Keberadaan Zat Pengotor

3. Kontak dengan Elektrolit

4. Temperatur

5. pH

6. Metalurgi

7. Mikroba

Korosi dapat dicegah dengan cara :

1. Melapis permukaan logam dengan cat.

2. Melapis permukaan logam dengan melumuri dengan oli atau minyak

3. Dibalut dengan plastik

4. Tin plating (pelapisan dengan timah)

5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)

6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium)

7. Proteksi katodik

B. Saran

Page 22: Makalah korosi

Agar logam tidak berkarat, sebaiknya dicegah dengan cara yang telah dijelaskan pada

pembahasan diatas dan hindari dari kontak langsung udara dan air.

DAFTAR PUSTAKA

Mansano. 2010. Korosi dan Cara Pencegahannya. Diakses di

http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/. Akses pada

tanggal 3 Mei 2011 11:04 pm.

Yuniaza. 2010. Pengertian Korosi. Di akses di

http://yuniazza.wordpress.com/2010/10/27/pengertian-korosi/. Akses pada tanggal 3 Mei

2011 11:30 pm.

Harmawan. 2009. Pengertian Korosi. Di akses di

http://teknikkimia2001.blogspot.com/2009/02/pengertian-korosi_20.html. Akses pada tanggal

3 Mei 2011 12:30 pm.

Page 23: Makalah korosi