Makalah Komunitas Case 1

download Makalah Komunitas Case 1

of 35

description

makalah komunitas agregat usia sekolah

Transcript of Makalah Komunitas Case 1

MAKALAH KOMUNITAS 3AGREGAT USIA SEKOLAH

OLEH:KELOMPOK 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014NAMA ANGGOTA KELOMPOK 14:1. DEWI PURNAMASARI(201110420311206)2. DESTA LIA SYAHELA(201110420311208)3. NURUL HASANAH(201110420311209)4. ROHMA YUNI AGUSTIN(201110420311211)

BAB IPENDAHULUANa. Penulisan KasusLIKU-LIKU SEKOLAHKUPerawat komunitas melakukan Community Assesment di sekolah menengah pertama BUnga Bangsa (SMP BB) di kawasan kota Malang dengan pendekatan community as a partner. Untuk mampu menegakkan nursing diagnosis dengan tepat, perawat melakukan pengkajian pada Core dan Sub system community. Pada early and periodic screnning didapatkan data : 12 orang siswa kelas 7 dan 8 menderita ISPA, 5 siswa dengan obesitas, lebih dari 70% siswa dengan karies gigi, 15 siswa dengan kelainan refraksi, informasi tambahan dari ibu guru BK (bimbingan konseling) di sekolah tersebut bahwa 2 tahun terakhir ini prestasi siswa cenderung menurun bahkan di beberapa kelas kasus siswa tinggal kelas dan membolos juga meningkat. Ibu guru BK juga menambahkan informasi bahwa rata-rata ijin sakit dari siswa rata-rata disebabkan karena masalah ISPA dan diare, sementara itu hasil dari kunjungan rumah petugas BK kepada salah satu siswa yang sering membolos menyatakan bahwa alasan membolos sekolah adalah karena siswa tersebut adalah korban Bullying dari kakak kelasnya. Dari pengamatan perawat, terlihat bahwa sekolah ini belum memiliki fasilitas yang memadai yang menunjang PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sebenrnya SMP Bunga BAngsa telah memiliki UKS, tetapi Trias UKS belum bisa berjalan dengan optimal, hal ini dimungkinkan karena kurang baiknya koordinasi antar pelaksana UKS dan belum adanya perawat kesehatan sekolah. Sehingga wajar jika program Health Promotion School dengan titik tekan pada upaya promotif dan preventif, serta kuratif dan rehabilitative sebagai upaya pendukungnya, belum bisa berjalan dengan optimal.

b. Daftar Kata Sulit:1. Community assessment2. Comunitity as a partner3. Health promotion school4. Early and periode screening5. Obesitas6. ISPA7. UKS8. Kelainan refraksi9. Pengkajian pada core dan sub system komuniti10. Karies gigi 11. Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitative12. Bullying13. Community nursing diagnose14. Bimbangan konseling

c. Pertanyaan:1. Bagaimanakah peran perawat kesehatan di sekolah?2. Apa saja tanggungjawab perawat kesehatan !3. Apa saja fungsi perawat sekolah !4. Apakah ada pendekatan selain communitas as a partner?5. Apa saja program selain health promotion school?6. Apakah masalah utama pada kasus?7. Bagaimana cara suatu lembaga dapat melakukan PHBS dengan baik?8. Bagaimana menentukan diagnose prioritas dalam keperawatan komunitas?9. Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam mengembangkan PHBS di sekolah?10. Apa saja UUD kesehatan tentang UKS?11. Apa saja trias UKS !12. Bagaimana pengembangan UKS serta peran fungsi UKS?13. Siapa saja sasaran UKS?14. Bagaimana struktur UKS?15. Apa saja persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS?16. Apakah yang dimaksud dengan PHBS dan apa saja yang termasuk dalam Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah? 17. Bagaimana cara konseling yang tepat pada anak usia sekolah?BAB IIPEMBAHASANa. Jawaban Kata Sulit1. Community assessment Menurut Departemen Kesehatan R. I, Community Assassment suatu upaya pengkajian keperawatan yang merupakan bagian integral dari pengkajian kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh kesehatan yang lebih tinggi (Efendy, 1998). Adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk mengenal masyarakat dengan mengidentifikasi berbagai faktor baik positif maupun negatif yang ada di masyarakat tersebut yang berpengaruh terhadap status kesehatanya, dalam rangka mengembangkan srategi promosi kesehatan (Elizabeth T.A. &J. Mc Farlane, 2011).2. Comunitity as a partner Kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya (Efendy, 1998)3. Health promotion school adalah Sekolah harus menjadi tempat yang dapat mempromosikan peningkatan kesehatan warga sekolah dan warga masyarakat (Efendy, 1998) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.4. Early and periode screening adalah5. Obesitas Penimbunan lemak secara berlebih diseluruh tubuh khususnya di jaringan subkutan. Obesitas dapat diukur lewat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan serta mengukur indeks massa tubuh serta pengukuran ketebalan lipatan kulit (Hinchliff, Suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat. Menurut Suitor dan Hunter, yang dimaksud dengan kelebihan berat badan adalah kelebihan berat badan diatas 20% dari berat normal. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebanyak antara 10-20% dari berat normal. Jadi, secara definitif pengertian obesitas dengan kelebihan berat badan memiliki perbadaan yang cukup mendasar (Sarafino, 1994). Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Dorland, 1998). Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Seseorang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka (Myers, 2004).6. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut , penyakit infeksi saluran nafas yang di tandai batuk,pilek yang datangnya tiba-tiba (maryunani, 2010). ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut. Dalam bahasa inggris, ISPA yaitu Acute Respiratory Infection (ARI). Pengertian ISPA dapat dijabarkan sebagai berikut: Infeksi: masuknya kuman kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan: saluran yang dilalui udara yang dihirup dan dikeluarkan lagi mulai dari hidung sampai paru-paru, lalu keluar melalu hidung. Infeksi akut: infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, untuk penyakit yang tergolong ISPA, infeksi akut dapat terjadi lebih dari 14 hari. (effendi, 2009)7. UKS menurut Departemen Kesehatan R. I, Usaha Kesehatan Sekolah suatu usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan disekolah sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama (Efendy, 1998) Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan Antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat di jadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P.Ananto, 2006) Unit kesehatan sekolah juga memiliki definsi yaitu upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Nasrul,1998). Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah (Depkes, 2001). Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah (Sumijatun, 2006). Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD-SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan dasar dari sekolah-sekolah lanjutan (Endang, 1993).8. Kelainan refraksi Penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata dalam keadaan rileks tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak.Macam-macam kelainan refraksi : Mata Myopia : Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung. Mata Hipermetrop : Penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah buram dalam melihat benda jauh maupun dekat, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini banyak timbul pada anak-anak, terutama anak yang lahir prematur, dengan bertambahnya usia maka terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran koreksi lensanya menurun. Mata Asigmatisme : Sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris (Efendy, 2009)9. Pengkajian pada core dan sub system komuniti Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:a. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi pendudukb. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakatc. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamind. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatane. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang terjadif. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadig. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakith. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknyai. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat

10. Karies gigi Kerusakan tulang akibat inflamasi yang biasanya disertai dengan pembentukan pus. Terjadinya caries dapat disebabkan oleh makanan manis (Hinchliff, Pembusukan pada tulang atau gigi. Proses perusakan yang menyebabkan dekalsifikasi enamel gigi dan berlanjut menjadi kerusakan enamel serta dentin, dan pembentukan lubang pada gigi (Dorland, 1998). Adalah penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan (Maryunani, 2010). Proses Terjadinya Karies GigiKaries gigi adalah penyakit multifaktor yang merupakan hasil kombinasi dari 4 faktor utama yaitu inang dan gigi, mikroorganisme di dalam plak, substrat danwaktu (Pine, 1997).Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Schuurs, 1993).Biasanya karies terlihat berwarna cokelat kehitaman atau noda-noda putih yang bila diraba dengan sonde, email belum tersangkut.Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi akan timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Lama-kelamaan bagian karies ini akan terasa kasar serta diikuti dengan tertahannya sonde. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat. Karies yang berwarna cokelat kehitaman lebih lama menimbulkan lubang pada gigi sedangkan noda yang berwarna putih lebih cepat menimbulkan lubang (Tarigan, 1995). Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi1) Mikroorganisme Peran bakteri dalam menyebabkan terjadinya karies sangatlah besar.Bakteriyang sangat dominan dalam karies gigi adalah Streptococcus mutans.Bakteri inisangat kariogen karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta salingmelekat satu sama lain.Streptococcus mutans berperan dalam proses awal karies yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya Lactobacillus acidophilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih merusakkan gigi. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel (30 %). Plak akan tumbuh bila ada karbihidrat, sedang karies akan terjadi bila ada plak dan karbohidrat (Suwelo, 1992).2) SubstratSubstrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari yang menempel pada gigi. Seringnya mengkonsumsi gula akan menambah pertumbuhan plak dan menambah jumlah Streptococcus mutans didalamnya.Sukrosa merupakan gula yang kariogen, walaupun gula lainnya tetap berbahaya. Sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama (Kidd & Bechal,1991).3) Inang atau GigiFaktor- faktor dari gigi yang berpengaruh terhadap peningkatan karies, yaitu :a) BentukVariasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Gigi dengan fissure (lekukan) yang dalam lebih mudah terserang karies. Hal demikian memudahkan masuknya makanan di daerah itu yang sulit dibersihkan.b) PosisiGigi yang berjejal dan susunannya tidak teratur lebih sukar dibersihkan. Hal ini cenderung meningkatkan penyakit periodontal dan karies. Gigi geligi berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan mendukung terjadinya karies, karena daerah tersebut sulit dibersihkan. Gigi yang mempunyai permukaan dan bentuk yang tidak teratur dapat mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip dan bertahan sehingga produksi asam oleh bakteri berlangsung cepat dan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi yang memicu timbulnya gigi berlubang.c) StrukturKomposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan-bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies (Suwelo, 1992).Keberadaan flour dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan lingkungannya merangsang efek anti karies (Kidd & Bechal, 1991).d) WaktuWaktu menjadi salah satu faktor penting, karena meskipun ada ketiga faktor sebelumnya proses pembentukan karies gigi relatif lambat dan secara klinis terlihat kehancuran dari email lebih dari empat tahun (Pine, 1997).Saliva berperan dalam menjaga kelestarian gigi. Banyak ahli menyatakan, bahwa saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita Xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Suwelo, 1992).Sekresi kelenjar anak-anak masih bersifat belum konstan, karena kelenjarnya masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Saliva berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga, pembersih, pelarut dan anti bakteri. Sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki persentase karies yang tinggi (Suwelo, 1992). Jenis Karies Gigi Berdasarkan Tempat Terjadinya1. Karies InsipiensKaries Insipiens merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkeras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email.2. Karies SuperfisialisKaries Superfisialis merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang terasa sakit.3. Karies MediaKaries Media merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.4. Karies ProfundaKaries Profunda merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa.Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya (Schuurs, 1993).11. Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative adalah Upaya promotif : dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya preventif : ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya Kuratif : ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga dan kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Upaya rehabilitative : upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah atau kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, missal obesitas, ISPA, kelainan refraksi, caries gigi (Efendy,2009)12. Bullying adalah Suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan dan/atau kekuasaan. Perilaku ini dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik atau pemaksaan, dan dapat diarahkan berulangkali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan (Efendy, 1998)13. Community nursing diagnose Pernyataan dari populasi mengenai kondisi, trend, masalah-masalah potensial, kekuatan dan situasi laten (Watson, 1984 dalam Ervin, 2002) Suatu kesimpulan tentang masalah kesehatan masyarakat yang ditegakkan dengan cara memeriksa data statistik populasi dan situasi sosial disamping pengetahuan tentang situasi lokal dalam rangka untuk menentukan kebutuhan kesehatan masyarakat ( Elizabeth T.A. &J. Mc Farlane, 2011). Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005). Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.14. Bimbangan konseling Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya (Efendy, 1998). Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Menurut PP No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, ayat (2) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) di atas oleh menteri.

b. Jawaban Pertanyaan:1. Bagaimanakah peran perawat kesehatan di sekolah? Peran perawat kesehatan sekolaha. Sebagai pelaksana1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa data, dan perumusan masalah dan prioritas masalah.2) Menyusun rencana kegiatan UKS bersama Pembina UKS di sekolah.3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai perencanaan4) Penilaian dan pemantauan kegiatan UKS.5) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.b. Sebagai pengelolaPerawat yang ditunjuk oleh pihak puskesmas, bertanggung jawab sebagai koordinator dalam mengelola kegiatan UKS.c. Sebagai penyuluhPerawat bertugas memberikan penyuluhan kepada peserta didik yang bersifat umum dan klasikal, atau secara tidak langsung pada saat melaksanakan pemeriksaan fisik peserta didik secara perorangan. Peran perawat kesehatan di sekolah :a) Pendidik ( educator ), perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.b) Advokat, perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.c) Manajemen kasus, perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.d) Kolaborator, perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.e) Panutan ( role model ), perawat kesehatan seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.f) Pembaharuan ( change Agent ), perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Peran perawat kesehatan: Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan dan prioritas masalah Menyusun perencanaan kegitana UKS bersama tim Pembina usaha kesehatan di sekolah(TPUKS) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang di susun Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.2. Apa saja tanggungjawab perawat kesehatan ! Tanggung jawab perawat kesehatan adalah :a. Menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau cacatb. Mempertahankan lingkungan sehat c. Mengajarkan upaya-upaya peningkatan kesehatand. Pencegahan penyakit dan injurie. Identifikasi standart kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam penyakit/injuri serta melakukan rujukanf. Mecegah dan melaporkan adanya kelainan atau penyalahgunaan (neglect dan abuse)g. Memberikan pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standarth. Kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterimai. Menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan riset keperawatan.( R. Fallen dan R.budi Dwi K, 2011 ) 3. Apa saja fungsi perawat sekolah ! FUNGSI PERAWAT SEKOLAH Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan program kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif. Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya. Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system kesehatan masyarakat. Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.4. Apakah ada pendekatan selain communitas as a partner?Salah satu pendekatannya yaitu dengan cara Pendekatan Pemecahan Masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar. Dimana arti dari Pendekatan Pemecahan Masalah : setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok atau masyarakat akan dapat diatasi perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya (Efendy,1998)5. Apa saja program selain health promotion school?Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:a. Proses kelompok (group process)Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan (Elisabeth, 2007).b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.c. Kerjasama (Partnership)Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007). Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah Penggalakan cuci tangan dengan sabun Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat Program pemberantasan kecacingan Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL Pelatihan guru dan murid tentang PHAST Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup: Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya Jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam program helath promotion school : Penyuluhan kelompok di kelas Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education) Pemutaran film/video Penyuluhan dengan media panggung boneka Penyuluhan dengan metode demonstrasi Pemasangan poster, Pembagian leaflet Kunjungan/wisata pendidikan Kunjungan rumah Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat Lomba cepat tepat Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air Pelatihan guru UKS Pelatihan siswa/kader UKS6. Apakah masalah utama pada kasus?7. Bagaimana cara suatu lembaga dapat melakukan PHBS denagan baik? Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana perawat diberbagai tingkat pelayanan melalui pendidikan dan pelayanan. Meningkatkan kemampuan managemen pengelola dan pelaksana sehingga dapt mencapai hasil optimal. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral diantara instansi terkait. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok puskesmas dalam memberikan pelayanan yang comprehensive baik di dalam atau diluar gedung sesuai dengan fungsi puskesmas. (Efendy, 1998).Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.1) Pemda Bupati/walikota Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah. Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah. DPRD Memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di sekolah Memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah2) Lintas Sektor Dinas Kesehatan Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler. Dinas Pendidikan Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikuler Kantor Depag Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program UKS pada perguruan agama3) Tim Pembina UKS Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKS Mengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKS Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring dan evaluasi.4) Tim Pelaksana UKS Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dalam rangka peningkatan PHBS di sekolah. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, instansi lain yang terkait dan masyarakat lingkungan sekolah untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di sekolah. Mengadakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.5) Komite sekolah Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolah Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.6) Komite sekolah Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang pembinaan PHBS di sekolah. Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya7) Guru-guru Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya. Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah8) Orang tua murid Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah Memberikan dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah baik insidentil dan bulanan.8. Bagaimana menentukan diagnose prioritas?Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas ditetapkan prioritas masalah kesehatan komunitas yang perlu ditetapkan bersama masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa (MMD) atau lokakarya mini masyarakat.Prioritas masalah dibuat berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan, dan kekhususan, mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pemilihan masalah ini sangat penting dilakukan, agar implementasi yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990 dalam Helvie, 1998). Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode berikut1) Paper and Pencil Tool(Ervin, 2002)

MasalahPentingnya masalah untuk dipecahkan :1 Rendah2 Sedang3 TinggiKemungkinan perubahan positif jika diatasi :0 Tidak ada1 Rendah2 Sedang3 TinggiPeningkatan terhadap kualitas hidup bila diatasi :0 tidak ada1 Rendah2 Sedang

Total

Resiko meningkatnya kejadian infertilitas pada agregat remaja3339

Kurangnya kebiasaan hygiene personal3227

2) Scoring diagnosis keperawatan komunitas (DepKes, 2003)

Masalah keperawatanABCDEFGHTotal

Resiko meningkatnya kejadian infertilitas pada agregat remaja.2325232221

Kurangnya kebiasaan hygiene personal3433333325

Keterangan :Pembobotan :A.Risiko keparahan1. Sangat rendahB.Minat masyarakat2. RendahC.Kemungkinan diatasi3. CukupD.Waktu 4. TinggiE.Dana5. Sangat tinggiF.FasilitasG.Sumber dayaH.Tempat

9. Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam mengembangkan PHBS di sekolah? Promotif: dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi,penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi dan berat badan serta memerikasa ketajaman penglihatan Preventif: dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Misalnya imunisasi yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang penyakit, pengobatan sederhanaoleh dokter kecil, kegiatan penjaringan(skrining) kesehatan bagi siswa SD kelas dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh siswa. Kuratif dan rehabilitative dilakukan melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi. (effendi, 2009).10. Apa saja UUD kesehatan tentang UKS? UUD yang mengatur : UUD no 4 th 1979 tentang pembinaan anak sekolah. Penetapan surat keputusan bersama antara MENDIKBUD, MENKES, MENDAGRI, MENAG tanggal 3 november 1980 tentang pokok kebijaksanaan dan pengembangan UKS no 408 a/U/1984. Sedangkan tentang tim pembinaan UKS no 408 b. Dasar kebijakkan pelaksanaan sekolah adalah UU nomor 4 tahun 1997 tentang pembinaan anak sekolah UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No. 1/U/SKB/2003, No. 1067/Menkes/SKB/VII2003, MA/230 A/2003, dan No. 26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 30 Agustus 2001 No. 188/179/KPTS/013/2004 tentang Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah11. Apa saja trias UKS? Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat, baik fisik, social mental maupun linkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang diperlukan bagi perannya saat ini maupun dimasa yang mendatang.Macam- macam kegiatan pendidikan kesehatan pada trias UKS:1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan5. Pengadaan alat peraga6. Pelaksanaan dokter kecil7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan8. Pengadaan alat peraga UKS9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas Pelayanan kesehatanPenekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah kordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Tujuan pelayanan kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat sekolah secara optimal.1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)2. Pelaksanaan imunisasi3. Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan6. Pengadaan rujukan ke puskesmas Pembinaan lingkungan sekolah sehatProgram pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsure-unsur penunjang.Macam- macam kegiatan dalam pembinaan lingkungan sekolah sehat:1. Pengadaan ruang/sudut UKS2. Pembinaan kantin sekolah3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa12. Bagaimana pengembangan UKS serta peran fungsi UKS? Pendidikan kesehatan di sekolah, dapat berupa kegiatan ; hygiene personal seperti (pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga dll), lomba poster sehat, perlombaan kebersihan kelas. Pemeliharaan kesehatan disekolah, dapat berupa kegiatan : pemeriksaan perkembangan kecerdasan, penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama, pemeliharaan kesehatan guru.

Fungsi UKS : menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpadanan berbagai kegiatan pokok untuk mengatasi masalah kesehatan di sekolah. malaksanakan pembinaan baik pembinaan teknis medis, alih kelola teknologi, peran serta masyarakat sekolah. melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan di sekolah (Efendy, 1998)

13. Siapa saja sasaran UKS ! Sasaran UKS Peserta didik: dari berbagai tingkat pendidikan sekolah : Taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidkan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III, VI karena: Kelas I, fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasa orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Disamping itu, pada saat ini adalah waktu yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan, dan dikelas 1 inilah dilakukan penjaringan untuk mendeteksi adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan ke jenjang berikutnya. Kelas III, dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas 1 dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup. Masyarakat Sekolah (Guru, staf sekolah dan pengelola pendidikan lainnya Orang tua murid, Komite sekolah dan Masyarakat14. Struktur UKS ! Susunan tim pelaksana UKS :Pembina : LurahKetua : Kepala SekolahSekretaris I : Guru Pembina UKSSekretaris II : Ketua Komite SekolahAnggota : 1. Unsur Komite Sekolah2. Petugas Puskesmas3. Unsur Guru4. Unsur Siswa15. Apa saja persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS ! Persyaratan Sekolah sebagai Pelaksana UKS : Mempunyai SK tim pelaksana UKS dari kepala sekolah Mempunyai guru yang telah dibina materi UKS Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya Mempunyai KKR/Triwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal 10% dari seluruh siswa Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari16. Apa yang dimaksud dengan PHBS dan apa saja Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah? PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.Indicator PHBS: Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Olahraga yang teratur dan terukur Memberantas jentik nyamuk Tidak merokok di sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan Membuang sampah pada tempatnya (Efendy, 1998)17. Bagaimana cara konseling yang tepat pada anak usia sekolah Tahap-tahap dalam layanan konseling untuk anak usia sekolahProses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).1) Tahap AwalTahap ini terjadi dimulai sejak konseli menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan konseli menemukan masalah konseli. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.2) Inti (Tahap Kerja)Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam. mPenjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.3) Akhir (Tahap Tindakan)Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Cara konseling melihat dari sifat konseling:1. Menangani si anak pengatur (Dominance) Beri tantangan untuk menyelesaikan suatu tugas ; Jangan pernah menyebutkan dia tidak mampu melakukan pekerjaan atau tugas yang dia kerjakan, ingatlah bahwa ia tidak ingin terlihat lemah. Ajar mereka menghargai orang lain ; Karena keinginan yang besar untuk mendominasi, mereka sering kali ingin terlihat lebih bagus atau lebih pintar dari orang lain. Beri kebebasan untuk mengatur cara kerjanya sendiri ; mengatur adalah ciri anak dominance, sehingga biarkanlah ia mengatur cara belajar seperti apa yang mereka inginkan. Menanamkan nilai positif dalam cara pencapaian hasil ; Bagi mereka yang terpenting adalah result, kurang peduli bagaimana cara mendapatkanya, karena itu menanamkan value (nilai) yang positif dalam cara pencapaian juga di perlukan. Hargai Inisiatifnya2. Menagani si anak Gaul (Influence) puji dia saat di berani tampil ; Hal ini dapat menumbuhkan rasa percdaya diri, namun tetap perlu di ingatkan pujian yang berlebihan dapat menjadi "bumerang". Buatlah suasana informal ; Berbicara dan interaksi adalah hal yang menyenangkan buat mereka, karena itu jika anda mengharapkan mereka untuk belajar, undanglah teman-temannya untuk belajar bersama di rumah anda. Buatlah Target ; Karena terlalu senang bermain dan berbicara, time management bisa menjadi masalah bagi mereka, saat mereka belajar bersama dan sudah tercipta suasana yang informal maka anda harus membuat target untuk mereka, misalnya jam sekian harus sudah selesai semua. Kenali teman anak ; sebagai orang tua kita harus sanantiasa mengenali teman atau dengan siapa mereka berinteraksi. Ajak dalam pembicaraan ; Jika memungkinkan libatkan anak dalam pembicaraan, inggatlah bahwa kebutuhanya adalah berdialog. 3. Menangani si anak tenang (Steadiness) Jika akan melakukan perubahan, maka informasikan perubahan ini jauh-jauh hari. Ingatlah dia menyukai stbilitas sehingga sulit menerima perubahan. Beri dia reassurance dengan memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaanya Bantu dia beradaptasi dengan denagn memberikan cara-caranya. Ingatlah bahwa anda memerlukan waktu dan proses agar ia mau berubah. Tanamkan bahwa setiap masalah harus di selesaikan, bukan untuk di hindari. Sebagai anak yang cinta damai, ia sering "dikerjai" teman sekolahnya dan ia menerimanya dengan pasrah. Ajak anak bicara dari hati ke hati, apa yang sebernanya sedang terjadi dan bantu dia untuk menyelesaiakn masalahnya. Tingkatkan fighting spirit ; Anak steadiness umunya kurang terdorong untuk mencapai suatu prestasi, danmenunjukan prilaku yang santai. Saat mereka memiliki tugas, ajaklah mereka untuk melakukan tugas tersebut, dan di beri pengertian bahwa untuk mendapat sesuatu kita harus berusaha dan "berkorban".4. Menangani si anak teliti (Conscientiousness) Tekankan bahwa kesempurnaan hanya milik tuhan. ajak anak besosialisasi pada bidang yang ia sukai atau kesukaanya. Mengajak untuk bersosialisasi bukanlah hal yang mudah, mulailah dari hal yang menjadi minatnya. Tanamkan bahwa kerjasama adalah hal yang penting dalam kehidupan. Kepada anak Conscientiousness, bukti adalah hal yang penting, karena itu beri mereka bukti dengan pengalaman mereka sendiri. Bantu mereka melakaukan persiapan. Ingatlah bahwa mereka anak yang membutuhkan waktu untuk mewujudkan hasil mereka. Beri Alternatif ; Perilaku anak Conscientious yang well planned, seringkali membuat mereka kaku atau sulit berubah dari rencana. Ada baiknya orang tua membuka wawasan mereka, bahwa ada cara lain yang bisa mereka tempuh (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990).

DAFTAR PUSTAKADariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.Dorland, W.A. Newman. 1998. Dorlands Pocket medical Dictionary, 25/e. Kumala, Poppy. Jakarta: EGC.Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC.Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : salemba Medika.Depkes RI. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta.