Makalah Komunikasi

42
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai faktor pendukung maupun penghambat terjadinya komunikasi yang efektif, tidak lepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi itu sendiri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi dilihat dari elemen/unsur komunikasi itu sendiri, baik faktor penunjang maupun faktor penghambat yang pada akhirnya juga di sampaikan tentang solusinya secara umum dengan tetap berorientasi pada peran perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan makalah ini di batasi oleh Faktor yang Berhubungan dengan Proses Komunikasi, Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dan Hambatan Dalam Proses Komunikasi. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

Transcript of Makalah Komunikasi

Page 1: Makalah Komunikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai faktor

pendukung maupun penghambat terjadinya komunikasi yang efektif, tidak

lepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi itu sendiri.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi dilihat dari

elemen/unsur komunikasi itu sendiri, baik faktor penunjang maupun faktor

penghambat yang pada akhirnya juga di sampaikan tentang solusinya

secara umum dengan tetap berorientasi pada peran perawat dalam

melaksanakan tindakan keperawatan.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan makalah ini di batasi oleh Faktor yang

Berhubungan dengan Proses Komunikasi, Faktor yang Mempengaruhi

Komunikasi dan Hambatan Dalam Proses Komunikasi.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

Tujuan Umum : untuk memahami dan mengetahui faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi komunikasi.

Tujuan Khusus :

a. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan

b. Agar teman-teman mahasiswa mampu memahami materi

faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, dengan

baik.

Page 2: Makalah Komunikasi

2

D. Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengambil bahan dari berbagai

sumber terutama melalui internet dan membuat suatu kesimpulan berdasarkan

diskusi kelompok.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

BAB 2 : Faktor yang berhubungan dengan proses komunikasi

BAB 3 : Faktor yang mempengaruhi komunikasi

BAB 4 : Penutup

Page 3: Makalah Komunikasi

3

BAB II

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PROSES

KOMUNIKASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai factor

pendukung maupun penghambat terjadinya komunikasi yang efektif, tidak lepas

dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi itu sendiri.

1. Faktor Sumber Pesan ( Source )

Sebagai seorang perawat, sumber pesan/informasi adalah sangat penting.

Kualitas tidaknya komunikasi seseorang bisa dilihat dari sumber

informasi/pesan yang disampaikan. Beberapa factor/sumber yang

mempengaruhi proses komunikasi adalah :

a. Bahasa yang digunakan

Kebanyakan sumber-sumber informasi/pesan terutama buku karangan

orang luar negeri, serta internet yang mengakses informasi-informasi

dunia adalah berbahasa asing(Inggris). Hal ini tentunya sangat

menghambat sebagian besar masyarakat kita dalam memperoleh

sumber karena kenyataannya memang belum banyak yang memahami

bahasa asing tersebut.

b. Faktor tehnis

Faktor tehnis ini terkait dengan tehnis operasional dalam

memanfaatkan sumber informasi, misalnya internet dan “birokrasi”

dalam memperoleh informasi, misalnya kita ingin mendapatkan

informasi/pesan dari seorang pejabat.

c. Ketersediaan dan keterjangkauan sumber

Seiring dengan peningkatan sumber daya insani, kita sudah tidak susah

lagi untuk mencari orang pandai sebagai rujukan tentang masalah

tertentu, toko buku, sekolahan/kampus juga banyak berdiri di

masyarakat daerah, televise, internet juga sudah banyak tersedia.

Page 4: Makalah Komunikasi

4

Mudahnya kita memperoleh sumber informasi tersebut akan sangat

menunjang terjadinya proses komunikasi yang berkualitas dan efektif.

2. Faktor Komunikator (Comunicator )

Sebagai pelaku aktif dalam komunikasi, peran komunikator sangatlah

vital. Komunikasi dapat berjalan lancar dan efektif tidak jarang karena

factor komunikator.

a. Penampilan dan Sikap

Penampilan komunikator dalam berkomunikasi dapat meliputi

beberapa hal antara lain sikap, ekspresi verbal maupun non verbal,

busana yang dipakai dan kerapian komunikator sangat mempengaruhi

proses komunikasi yang dilaksanakan. Seorang perawat yang bersikap

sopan, santun dengan busana yang anggun dan rapi akan menunjang

kepercayaan diri dan minat komunikan dalam merespon komunikator.

Penampilan seorang komunikator adalah stimulus awal bagi

komunikan.

Beberapa sikap yang dapat menunjang keberhasilan komunikator

adalah :

Senyum

Terbuka

Rendah hati

Dapat menjadi pendengar yang baik

Tidak sombong/angkuh

Saling percaya

Cakap

b. Penguasaan Masalah

Seorang komunikator akan tegas dan mantap dalam menyampaikan

pesan bila dia menguasai apa yang akan disampaikan. Selain

meningkatkan kepercayaan diri bagi komunikator, penguasaan masalah

juga dapat menghilangkan keraguan dari komunikan karena yakin

mendapatkan pesan/informasi dengan benar.

Page 5: Makalah Komunikasi

5

c. Penguasaan Bahasa

Penguasaan bahasa akan sangat membantu komunikator dalam

memperoleh sumber yang bagus dan berkualitas. Dengan penguasaan

bahasa seorang komunikator dapat melakukan komunikasi dengan

sistematis, terarah, dan mudah dipahami oleh komunikan.

d. Kesempatan

Adanya kesempatan yang cukup dalam menyampaikan

pesan/informasi menunjang terjadinya proses komunikasi yang

lengkap. Kesempatan bagi komunikator adalah adanya waktu dan

tempat serta suasana psikologis yang memungkinkan terlaksananya

komunikasi secara dinamis.

e. Saluran

Saluran yang dimaksud adalah alat indra (penglihatan, pendengaran,

pembauan, rasa, wicara ) yang digunakan komunikator dalam

mendapatkan dan menyampaikan pesan.

3. Faktor Pesan (massage)

a) Tehnik penyampaian pesan yang digunakan

Tehnik penyampaian pesan yang digunakan ini sering terganggu

karena factor bahasa (language factor) dan factor tehnis (noice factor)

selama pesan disampaikan

Faktor bahasa

Penggunaan bahasa yang kurang tepat selama komunikasi dapat

menimbulkan persepsi yang berbeda, sehingga pesan yang

dimaksud komunikator tidak dapat tersampaikan dengan tepat

kepada komunikan.

Faktor tehnis

Hambatan yang terjadi karena factor tehnis ini biasanya terjadi bila

komunikasi tersebut menggunakan media, misalnya : pengeras

suaranya rusak sehingga tidak dapat terdengar dengan baik oleh

Page 6: Makalah Komunikasi

6

komunikan, suara gaduh disekeliling komunikator/komunikan,

adanya halilintar dan sebagainya.

b) Bentuk pesan

Bentuk pesan yang disampaikan dapat bersifat informatif, persuasif,

dan koersif.

Informatif

Adalah bentuk pesan yang memberikan keterangan (fakta-fakta)

atau pengetahuan bagi komunikan kemudian komunikan

mengambil kesimpulan sendiri. Bentuk pesan ini lebih berhasil bila

dilakukan kepada komunikan yang mempunyai rasa ingin tahunya

tinggi

Persuasif

Bentuk penyampaian pesan dengan maksud mempengaruhi

audien/komunikan untuk menerima atau menggunakan maksud

pesan yang disampaikan oleh komuniikator.Tujuan dari

penyampaian bentuk pesan persuasive adalah perubahan kesadaran

atas kesadaran sendiri (bukan paksaan).

Koersif

Bentuk pesan koersif ini bersifat memaksa dengan menggunakan

sanksi-sanksi apabila komunikan tidak mengikuti makna pesan

yang disampaikan oleh komunikator. Bentuk pesan koersif dapat

berupa perintah, instruksi dan sebagainya.

c) Pesan sesuai kebutuhan

Informasi atau pesan akan diminati atau bahkan “dikejar” apabila

pesan tersebut sesuai dengan kebutuhan atau yang diinginkan

komunikan. Bila pesan yang disampaikan dirasa tidak perlu dan tidak

bermanfaat bagi komunikan, maka proses komunikasi yang

berlangsung akan cenderung pasif dan tidak berkembang

d) Jelas

Pesan yang disampaikan denga jelas dan mudah diterima oleh

komunikan akan lebih nampak hasilnya dan efektifnya proses

Page 7: Makalah Komunikasi

7

komunikasi. Faktor jelas disini dapat berupa jelas bahasa yang

digunakan, jelas maksud yang diharapkan dan jelas bentuk pesannya.

Kejelasan disini juga dimaksudkan agar pesan yang disampaikan

dengan kejujuran dan keterbukaan, tidak ada maksud yang

tersembunyi dari tujuan awal.

e) Simple ( isi pesan tidak terlalu banyak )

Komunikan akan merasa kelelahan dan bosan terhadap pesan yang

disampaikan terlalu banyak. Disamping itu, bila pesan disampaikan

secara melebar akan jauh dari tujuan pesan semula sehingga

komunikasi yang dilakukan tidak efektif.

4. Faktor Media/Saluran (channel)

Media atau saluran yang langsung terlibat dalam proses komunikasi disini

sebagaimana yang disampaikan oleh Kariyoso (1994) adalah alat/sarana

yang dilalui oleh suara, antara lain :

a. Mata (penglihatan)

b. hidung (penciuman)

c. Otak

d. tangan

e. telinga

Kerusakan yang terjadi pada salah satu indra tersebut diatas akan

berpengaruh pada jalannya komunikasi. Pengaruh tersebut dapat berupa

persepsi yang salah, yang dapat diakibatkan karena informasi/pesan tidak

dapat dilihat, didengar, dirasakan dan ditafsirkan denga jelas karena

adanya gangguan alat indra tersebut.

5. Faktor Umpan Balik (Feedback)

Terjadinya umpan balik dalam proses komunikasi menandakan

komunikasi berjalan aktif. Faktor umpan balik yang dapat mempengaruhi

berlangsungnya komunikasi adalah :

Page 8: Makalah Komunikasi

8

a. Relevansi dan pentingnya umpan balik (Feedback)

Umpan balik yang dilaksanakan tidak sesuai dengan topic pesan yang

disampaikan, akan menimbulkan kebiasaan atau kekacauan dalam

mencapai tujuan komunikasi yang dilakukan. Feedback hendaknya

dilakukan sesuai dengan arah dan tujuan komunikasi (relevan) yang

diinginkan serta dipandang perlu dilakukan umpan balik.

b. Sifat umpan balik (Feedback)

Umpan balik hendaknya tidak bersifat penilaian (judgement), namun

lebih bersifat evaluatif. Umpan balik yang bersifat penilaian

(judgement) biasanya akan berdampak kurang baik dalam proses

komunikasi.

c. Waktu (timing)

Pelaksanaan umpan balik (Feedbacck) yang dilakukan tidak pada

waktu dan tempat yang tepat juga akan mempengaruhi komunikasi

yang dilangsungkan.

6. Faktor Komunikan (Comunican)

Keberhasilan komunikasi tidak bisa lepas dari peran dan pengaruh

komunikan. Dalam konteks komunikan (penerima pesan), komunikasi

akan dapat berjalan lancar dan efektif dipengaruhi oleh :

a. Penampilan dan Sikap

Penampilan dan sikap komunikan dalam menerima pesan dapat

meliputi beberapa hal antara lain sikap, ekspresi verbal dan nonverbal,

busana yang dipakai dan kerapian komunikan. Penampilan dan sikap

tersebut menunjukkan kesiapan komunikan dalam menerima pesan

dari komunikator.

b. Pengetahuan

Seseorang yang mempunyai pengetahuan terbatas, kurang informasi

akan sulit menerima atau mengikuti pembicaraan orang lain. Selain itu,

dampak dari pengetahuan yang kurang ini juga akan mempengaruhi

Page 9: Makalah Komunikasi

9

komunikan dalam mempersepsikan informasi yang diterima secara

benar.

c. Sistem Sosial

Pola, nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat perlu

dipahami oleh seseorang dalam berkomunikasi.

d. Saluran

Saluran yang dimaksud adalah alat indra (penglihatan, pendengaran,

pembauan, rasa, wicara) yang dimiliki komunikan dalam menerima

dan mempersepsikan pesan.

7. Faktor Efek (Effect)

Hasil atau efek dari komunikasi ini juga mempengaruhi terjadinya

komunikasi. Komunikasi dengan tujuan tertentu yang sudah lama dan

sering dilakukan namun bila tidak membawa dampak atau efek yang nyata

dari hasil komunikasi tersebut, maka orang atau komunikator cenderung

jemu atau bosan untuk menyampaikan pesan berikutnya, karena merasa

tidak ada gunanya dilakukannya komunikasi kepada orang tersebut.

Page 10: Makalah Komunikasi

10

BAB III

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Persepsi, nilai, latar belakang budaya, oengetahuan, peran dan lokasi

interaksi mempengaruhi isi pesan dan cara bagaimana pesan itu disampaikan.

Komunikasi interpersonal dibuat dengan lebih kompleks karena setiap orang

dipengaruhi secara berbeda oleh variable interpersonal. Variable interpersonal

membuat setiap komunikasi interpersonal menjadi unik. Setiap orang membuat

asosiasi berbeda dan menginterpretasikan pesan secara berbeda. Pemahaman

faktor ini membantu seorang perawat untuk mengetahui alasan klien memiliki

kesulitan berkomunikasi dan strategi yang dibutuhkan untuk membantu.

I. FAKTOR INTERNAL

PERKEMBANGAN

Sebagian besar anak-anak lahir dengan mekanisme fisik dan kapasitas untuk

mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa. Anak dengan kegagalan

perkembangan seperti paralysis cerebral, autisme dan sindrom sown akan

memiliki tingkat kapasitas yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan

bicara dan bahasa. Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara

langsung berhubungan dengan perkembangan neurology dan intelektual (Whaley

dan Wong, 1995). Lingkungan seorang anak harus juga menawarkan stimulasi

untuk perkembangan normal. Lingkungan yang disediakan oleh orang tua

memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk berkomunikasi. Perawat

menggunakan tehnik khusus untuk berkomunikasi dengan anak-anak dari

berbagai tingkat perkembangan yang berbeda.

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak, perawat harus

memahami pengaruh perkembangan bahasa dan proses berpikir. Keduanya akan

mempengaruhi cara anak berkomunikasi dan cara bagaimana perawat dapat

berinteraksi secara sukses dengan mereka.

Page 11: Makalah Komunikasi

11

PERSEPSI

Setiap orang merasakan, menginterpretasikan dan memehami kejadian secara

berbeda. Persepsi adalah pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Seorang

perawat mungkin berkata :”Saya perhatikan anda menjadi diam sejak keluarga

anda pergi. Apakah anda mau membicarakannya?” Persepsi klien terhadap

maksud perawat akan mempengaruhi keinginannya untuk berbicara. Persepsi

terbentuk oleh apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan dalam persepsi

antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam komunikasi.

NILAI

Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa

yang dianggap penting dalam hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi

pemikiran dan ide.

Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. Karena nilai adalah panduan umum

tingkah laku, sangat penting bagi seorang perawat untuk mengembangkan

kepekaan dalam nilai tersebut. Beberapa nilai mungkin diketahui dengan mudah

dan tanpa konflik (misalnya kerahasiaan atau perawatan kulit bagi pasien yang

tidak dapat melakukan mobilisasi) sedangkan yang lainnya mungkin mengarah

pada konflik tingkat tinggi dan menjadi sulit untuk diartikulasikan (misalnya nilai

tentang kematian dan hak untuk mati). Memahami dan menjelaskan nilai penting

dalam membuat keputusan klinis interaksi. Perawat sebaiknya tidak membiarkan

nilai pribadi mempengaruhi hubungan professional. Gerakan tubuh yang

memnghakimi akan menghancurkan kepercayaan dan mengganggu komunikasi

efektif.

EMOSI

Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Cara

seseorang bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh

emosi. Klien yang marah mungkin melakukan reaksi yang berbeda atas perintah

perawat dibandingkan mereka yang ketakutan. Emosi mempengaruhi kemampuan

untuk menerima pesan dengan sukses. Emosi juga dapat menyebabkan seseorang

Page 12: Makalah Komunikasi

12

salah menginterpretasikan sesuatu atau tidak mendengar pesan. Jika klien

melontarkan rasa marahnya, seorang perawat tidak boleh menganggapnya serius.

Perawat dapat mengkaji emosi klien dengan mengamati interaksi mereka dengan

keluarga, dokter atau perawat lainnya.

Ketika seorang perwat mengasuh klien, mereka harus mewaspadai emosi mereka

sendiri. Sangat sulit untuk menghindari emosi. Klien sangat peka dan dapat

merasakan rasa marah, frustasi atau sedih. Umumnya tidak tepat untuk

mendiskusikan emosi pribadi dengan klien. Sistem pendukung sosial dari sejawat

akan membantu perawat mengekspresikan emosinya. Pemamfaatan program

asisten karyawan, pertemuan dengan teman sebaya dan penggunaan tim

interdisiplin seperti pekerja sosial dan perawatan pastoral membuat perawat dapat

mengekspresikan perasaan dan emosinya pada tempat dan waktu yang tepat. Hasil

dari intervensi ini harus difokuskan untuk mendapatkan solusi untuk mencapai

atau mengidentifikasi masalah dan apa yang menjadi perhatian perawat.

JENIS KELAMIN

Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita

memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain saling mempengaruhi

proses komunikasi secara unik. Tannen (1990) mendiskusikan gaya komunikasi

yang berbeda bagi pria dan wanita. Sejak berusia 3 tahun, anak perempuan

bermain dengan teman baiknya atau kelompok kecil dan menggunakan bahasa

untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan menetapkan atau

menguatkan keintiman. Sebaliknya anak laki-laki, menggunakan bahasa

untuk menetapkan kebebasan dan menegosiasikan aktivitas status dalam

kelompok yang besar, meskipun ketika mereka ingin berteman, mereka umumnya

melakukannya dengan adu otot. Ketika dewasa, pria dan wanita memiliki kesan

yang sama sekali berbeda mengenai perbincangan yang sama.

PENGETAHUAN

Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi memiliki

tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata-kata

Page 13: Makalah Komunikasi

13

dan ungkapan yang digunakan tidak dikenal oleh pendengar. “insisi hampir

sembuh tanpa ada cairan abnormal” sama artinya dengan “insisi bersih dan akan

segera sembuh”. Dalam hal ini perkataan yang kedua akan lebih mudah dipahami

oleh pasien.

Perawat berkomunikasi dengan klien dan professional yang memiliki tingkat

pengetahuan yang berbeda. Bahasa yang umum digunakan adalah essensial ketika

berkomunikasi dengan tingkat pengetahuan yang berbeda.

II. FAKTOR EKSTERNAL

BUDAYA

Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat, berpikir dan

merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui

tingkah laku. Bahasa, pembawaaan, nilai dan gerakan tubuh merefleksikan asal

budaya. Budaya mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan hubungan satu

sama lain dalam berbagai situasi. Perawat belajar untuk mengetahui makna

budaya dalam proses komunikasi. Pengaruh kebudayaan menetapkan batas

bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi.

Budaya juga mempengaruhi metode komunikasi tentang gejala atau perasaan

menderita pada orang lain. Perbedaan muncul dalam penyingkapan diri atau

ketika keinginan untuk menunjukkan emosi dan informasi psikologis pada orang

lain. Misalnya orang Amerika dan eropa lebih terbuka dan ingin mendiskusikan

masalah keluarga yang pribadi sedangkan orang Amerika Latin, Afrika dan Asia

enggan untuk mengemukakan informasi pribadi atau keluarga pada orang asing

seperti perawat atau dokter.

PERAN DAN HUBUNGAN

Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran

mereka. Pelajar menggunakan cara bicara yang berbeda ketika mereka bicara

dengan teman atau

Page 14: Makalah Komunikasi

14

dengan instruktur, dokter atau rohaniawan. Kata-kata, ekspresi wajah, nada suara

dan gerakan tubuh bergantung pada bagaimana orang tersebut menerima

komunikasi.

Perawat mungkin merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan rekan sejawat,

bercanda mengenai kejadian sehari-hari dan berbagi cerita yang menyenangkan.

Namun komunikasi dengan klien yang memasuki klinik untuk pertama kalinya

membutuhkan peran yang berbeda. Dengan mengantisipasi keprihatinan, perawat

menunjukkan rasa hormat dengan menggunakan nama kelurga klien dan

menghindari humor sampai mereka dapat menentukan reaksi pasien terhadapnya.

Klien mungkin lebih mencari dukungan daripada cerita lucu.

LINGKUNGAN

Orang cenderung dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang

nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan gangguan adalah yang

terbaik. Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat mengakibatkan

kebingungan, ketegangan atau ketidaknyamanan. Misalnya , klien yang takut pada

siagnosa kanker akan keberatan untuk mendiskusikan penyakitnya dalam ruangan

tunggu yang sibuk dan penuh sesak. Gangguan lingkungan mengganggu pesan

dikirimkan antara dua orang.

Perawat memiliki semacam kontral ketika memilih lingkungan untuk melakukan

komunikasi dengan klien. Kantor atau ruang duduk yang tenang sangat ideal.

Ketika klien dikunjungi di rumah, kamar tidur atau ruang baca mungkin yang

terbaik.

RUANG DAN TERITORIAL

Territorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya.

Territorial sangat penting karena membuat orang merasa memiliki identitas,

keamanan dan kontrol. Dengan kata lain, seseorang merasa terancam ketika orang

lain memasuki teritorialnya karena hal tersebut mengganggu homeostasis

psikologis, menimbulkan kecemasan dan menyebabkan munculnya perasaan

kehilangan kontrol.

Page 15: Makalah Komunikasi

15

Dalam interaksi sosial orang secara sadar mempertahankan jarak antar-mereka

sendiri. Perawat seringkali bekerja dengan klien dalam situasi dimana ruang dan

teritorialnya sangat penting. Dengan sentuhan, jarak yang memisahkan perawat

dengan klien harus dibatasi oleh situasi dan budaya. Pengikatan pasien secara fisik

sangat berbahaya dan melukai diri, resusitasi dari mulut ke mulut, menggendong

bayi yang sedang menangis dan memperbaiki fungsi ekskresi pada pasien

inkontinensia membutuhkan tindakan invasif yang membutuhkan ruangan yang

intim.

MEDIA

Media pengiriman pesan dapat berupa :

1. Komunikasi verbal/oral yang terdiri dari komunikasi tatap muka, melalui

telepon, rapat/pertemuan dan presentasi.

2. Komunikasi tertulis, dapat berupa surat, pengiriman email, SMS, leaflet,

brosur dan lain sebagainya

3. Komunikasi non verbal, yang berupa ekspresi wajah, gerakan dan posisi

tubuh, cara berbicara, penampilan.

Media yang digunakan juga mempengaruhi dalam proses komunikasi. Seperti

penggunaan bahasa atau symbol, ekspresi wajah yang tidak tepat akan

menimbulkan persepsi yang berbeda juga bagi komunikan.

BAHASA

Penggunaan bahasa perlu mempertimbangkan pendidikan klien, tingkat

pengalaman dan kemahiran dalam berbahasa (Misalnya bahasa Inggris, bahasa

Indonesia, dan lainnya) (Ellis dan Nowlis, 1994).

Dalam penggunaan bahasa juga memerlukan :

Kejelasan , yaitu memilih kata yang jelas dan tidak mempunyai arti yang

salah.

Keringkasan, menunjukkan pesan anda singkat dan tanpa penyimpangan

untuk menghindari kebingungan tentang apa yang penting dan apa yang

kurang penting.

Page 16: Makalah Komunikasi

16

Sederhana , memilih bahasa yang sederhana dan biasa digunakan.

Sebuah bahasa yang telah berkembang adalah keberhasilan besar dari tubuh

dan pikiran manusia dan merupakan perkembangan dari saluran-saluran

komunikasi yang lebih primitif. Bahasa diperlukan untuk mengungkapkan

ide-ide yang kompleks dan abstraks yang ada di dalam kebudayaan dan

organisasi sosial. Isi leksikal dari sebuah pesan yaitu kata-kata itu sendiri,

hanya dapat menyampaikan arti jika penerima mengerti kata-kata itu. Hal ini

sering diabaikan oleh pengirim pesan. Setelah kunjungan dokter, kadang-

kadang perawat diminta untuk menjelaskan kepada pasien apa yang dikatakan

dokter, misalnya menerjemahkan bahasa teknis ke bahasa yang bisa

dimengerti oleh mereka. Sebagian dari pendidikan perawat adalah mengenal

ide-ide dan konsep pengetahuan kedokteran serta mampu menggunakan

bahasa tersebut untuk berkomunikasi secara efektif dengan para professional

lain. Tetapi yang juga penting adalah kemampuan untuk menyampaikannya

dalam bahasa yang umum.

Beberapa orang secara sadar (dan tidak sadar) menggunakan bahasa untuk

membingungkan, menciptakan kesan, mendominasi, merendahkan dan

memberi nilai pada kedudukan sosial mereka. Penggunaan bahasa seperti ini

adalah sebuah contoh dari pengiriman pesan majemuk di mana arti yang ada

dipermukaan tidak terlalu penting (Sekunder) dibandingkan arti yang

terselubung. Seringkali kita mengalami berada di tengah orang-orang yang

menggunakan bahasa teknis untuk merumuskan batasan kelompok dan

mengucilkan orang lain. Pada pertemuan sosial profesi sering kita melihat

adanya dorongan untuk menyatukan kelompok-kelompok yang menggunakan

bahasa yang sama dan mengucilkan orang lain. Kelompok remaja sering

menggunakan bahasa khusus untuk kelompoknya.

Karena pendengaran adalah indera yang menerima isi leksikal dalam

percakapan, maka tuli merupakan kerusakan berat dalam komunikasi tatap

muka. Bahasa isyarat tuna runggu mengganti saluran pendengaran dengan

saluran penglihatan, tetapi bahasa ini tidak dapat terlalu kaya akan symbol.

Konselor para tunarunggu melaporkan betapa sulitnya terlibat nuansa dan

Page 17: Makalah Komunikasi

17

kesamaran perasaan klien mereka dibandingkan dengan mereka yang bisa

mendengar. Selain itu, suara juga mempunyai ruang tiga dimensi, kita dapat

mendengar pesan-pesan dari segala arah, sementara mata hanya menerima

pesan dari arah depan. Tetapi isi leksikal hanya merupakan sebagian dari

pesan yang dikirim dan kemudian diterima oleh pendengaran, selain itu juga

terdapat komunikasi non verbal.

BENTUK-BENTUK PARA LINGUISTIK

Ini adalah bentuk pesan lisan yang tidak terkandung di dalam kata-kata saja,

misalnya irama, kecepatan, penekanan, intonasi, tinggi dan nada suara.

Sebuah pesan seperti “Sayaa akan menemui anda jam 8” bisa merupakan

sebuah pernyataan sederhana atau sebuah pertanyaan, tergantung pada

intonasinya. Penekanan, kecepatan dan nada suara juga dapat membuat pesan

ini sebagai bentakan otoriter atau undangan yang merayu.

Bentuk-bentuk ini membantu dalam interpretasi pesan karena dengan

memberikan petunjuk tentang keadaan pikiran pengirim kepada penerima

pesan. Apakah ia sedang marah, curiga , sinis, serius atau melucu? Kekerasan,

tekanan dan kualitas suara juga ikut membentuk sandi beberapa aspek

komunikasi ini. Kalimat “Ia sungguh-sungguh peduli” dapat mempunyai arti

yang sangar berbeda tergantung dari kata mana yang mendapat tekanan, dan

tanda-tanda kontekstual juga akan menekankan arti yang dimaksudkan. Aksen

dan dialek dapat memperlihatkan kelas sosial dan asal tempat serta perbedaan-

perbedaan lainnya. Sangatlah menarik untuk melihat betapa banyak informasi

yang disampaikan di antara dua orang melalui bentuk-bentuk para linguistic

ini dari sebuah ucapan tunggal yang singkat. Bentuk-bentuk ini terutama

sangat penting dalam percakapan telepon karena dalam percakapan ini tidak

ada tanda-tanda visual.

Paralanguistik menunjukkan pada bahasa itu sendiri. Vocal dapat

membedakan emosi yang dirasakan satu orang dengan yang lain. Beberapa

komponen para language antara lain :

Page 18: Makalah Komunikasi

18

a. KUALITAS SUARA

Kualitas suara mentukan keefektifan komunikasi (Hunsaker dan

Alessandra cit Leddy, 1998). Adapun kualitas suara tersebut terdiri dari :

Resonansi : intensitas dengan dimana suara mengisi lingkungan / ruang.

Irama : aliran, kecepatan dan gerakan suara.

Pitch : meninggi atau merendahnya suara dihubungkan dengan pengetatan

dari pita suara.

Kecepatan : berapa cepat suara digunakan

Volume : kekerasan suara

Inflection : perubahan dalam tinggi atau rendahnya atau volume dari

suara.

Kejernihan : artikulasi dan pengucapan kapasitas dari suara.

Seseorang yang suaranya meningkat dalam hal kekerasannya, warna nada dan

kecepatan bicaranya sering di anggap orang lain sebagai orang yang aktif dan

dinamis. Orang dengan intonasi dan volume suara yang besar dan lancar

dianggap meyakinkan.

Tanda dari bicara didasarkan pada kombinasi dari beberapa hal yaitu : pilihan

kata, lafal, struktur gramatikal, bicara lancar dan artikulasi.

b. VOKAL TANPA BAHASA (NON LANGUAGE VOCALIZATIONS)

Adalah suara tanpa adanya struktur linguistic. Misalnya sedu sedan,

tertawa, mendengkur, mengerang, merintih, hembusan napas

(Menunjukkan takut, nyeri atau kaget), napas panjang/keluh kesah

(Menunjukkan keengganan untuk melakukan sesuatu).

BAHASA TUBUH

Dua kata ini mengatakan bahwa ada saluran lain untuk mengirim arti dan

berkomunikasi yang sama sekali tidak menggunakan kata-kata. Bahasa tubuh

telah menjadi topik yang popular baik dalam percakapan sehari-hari maupun

dalam penelitian ilmiah yang serius tentang interaksi hewan dan manusia.

Page 19: Makalah Komunikasi

19

Dimbley dan Burton (1992) mengatakan bahwa bahasa tubuh mempunyai

beberapa unsur:

GERAK TUBUH

Ketika berbicara, orang membuat gerakan dengan tangan mereka.

Beberapa orang lebih banyak membuat gerakan tangan ini dibandingkan

beberapa orang lainnya. Mereka menyediakan informasi yang berguna

seperti ditunjukkan oleh percobaan-percobaan dimana orang mencoba

menggambarkan bentuk atau gerakan dengan dan tanpa diikuti gerakan

tangan (Argyle, 1992). Gerak tubuh yang lebih samara antara lain

meluruskan jari-jari untuk mengungkapkan kepercayaan diri, dan para

pendengar sering menggunakan anggukan kepala dengan cara yang

berbeda, anggukan kecil untuk menunjukkan perhatian, anggukan yang

lebih besar dan diulang-ulang untuk menunjukkan persetujuan. Menarik

bahwa gerak tubuh dan bicara diatur oleh suatu area otak yang sama dan

berkembang pada saat yang sama di masa kanak-kanak.

EKSPRESI WAJAH : POSISI MULUT, ALIS, MATA, SENYUM DAN

LAINNYA.

Mungkin karena sangat bernilai dalam daya tahan hidup di masa bayi,

variasi yang samar dari senyuman atau pandangan sudah kita kenali,

terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut. Apakah seorang pendengar

merasa senang, bingung dan terganggu akan dapat dikenali dengan

mengamati mata dan mulutnya.

Perawat sangat perlu melakukan validasi persepsi dari ekspresi muka yang

ada pada klien sehingga perawat tidak salah mempersepsikan apa yang

diobservasi dari klien. Misalnya perawat melihat seorang klien yang

merengutkan mulutnya, perawat bisa mengklarifikasi dengan menanyakan

apakah klien marah. Perawat juga memperhatikan ekspresi verbalnya

sendiri sehingga tidak terjadi hal di mana perawat menyapa dengan suara

yang ramah dan lembut tetapi mukanya tampak sinis/merengut.

Page 20: Makalah Komunikasi

20

PANDANGAN / KONTAK MATA

Pandangan adalah hal yang penting dalam menilai tanda-tanda non verbal.

Pandangan terkoordinasi sangat erat dengan bicara : pembicara biasanya

memandang pendengar sebelum ia memutus tata bahasa dan terutama

sebelum berakhirnya perkataan. Pembicara seringkali melihat ke kejauhan

ketika mereka mulai bicara atau sedang berpikir tentang apa yang mereka

katakan.

Kontak mata diartikan sebagai melihat langsung ke mata orang lain.

(Rosdah, 1999).

Empat fungsi dari tatapan adalah : (Kendon cit Rungapadiachy, 1999)

Mengatur aliran komunikasi

Memonitor umpan balik

Mengekspresikan emosi

Hubungan komunikasi yang alami.

Beberapa situasi yang menyebabkan lebih banyak tatapan mata

(Rungapadiachy, 1999) :

Pada saat seseorang secara fisik jauh dari orang lain.

Pada saat topik mudah dan tidak pribadi

Pada saat tidak ada lagi yang di lihat.

Pada saat individu tertarik lagi dengan orang lain.

Pada saat seseorang mempunyai status lebih rendah daripada orang

lain.

Pada saat seseorang mencoba untuk mendominasi atau mempengaruhi

orang lain.

Jika hal ini merupakan salah satu bagian dari budaya seseorang yang

terbuka.

Pada saat seseorang ingin terlibat dalam diskusi

Pada seorang perempuan.

Page 21: Makalah Komunikasi

21

POSTUR

Cara tubuh ditopang memberi petunjuk umum tentang kepercayaan diri,

perhatian, kebosanan, konfrontasi dan reaksi-reaksi spesifik lainnya.

Dalam budaya barat , normalnya orang berdiri dengan tubuh sedikit

menjauh dari satu sama lain ketika mereka berbincang-bincang untuk

menunjukkan keramahan yang dopan atau keadaan netral. Budaya lain

mempunyai kode perilaku yang berbeda dan ini kadang-kadang dapat

menimbulkan ketidaksesuaian, yang menjurus ke salah pengertian dan

bahkan pelanggaran.

Kaki yang kejang dan meloncat menunjukkan seseorang yang tidak

sabar, bosan dan tegang.

Penampilan membungkuk menunjukkan depresi.

Meremas tangan menunjukkan takut, nyeri atau khawatir.

Penampilan kaku juga menunjukkan nyeri atau tegang.

Tidur dengan posisi janin menunjukkan keinginan untuk tidak

diganggu atau untuk mencari perhatian orang lain.

Mengacungkan jempol menunjukkan kemenangan.

Menurunkan jempol menunjukkan konotasi negatif.

JARAK TUBUH DAN KEDEKATAN (PROXIEMICS)

Proxiemics adalah ilmu yang mempelajari tentang jarak hubungan dalam

interaksi sosial. Proxiemics meliputi 2 dimensi (Wilson dan Kneisi,

1983) :

- TERRITORIALITY

Adalah asumsi dari kesopanan tingkah laku terhadap sebuah area

geografi oleh seseorang atau grup.

- JARAK PRIBADI

Adalah daerah tidak tampak dari territoriality. Tidak boleh

seseorang memaksa masuk ke dalam area tersebut. Pemaksaan masuk ke

Page 22: Makalah Komunikasi

22

area pribadi yang tidak diharapkan dari seseorang akan menimbulkan rasa

tidak nyaman, gelisah dan perasaan negatif lainnya. Pengaturan meja atau

kursi juga akan menurunkan atau meningkatkan jarak interpersonal.

Empat jarak interaksi (Hall cit Lindberg, 1998) :

Jarak intim (Sampai dengan 18 inch)

Jarak personal (18 inch sampai dengan 4 kaki ) untuk interaksi

dengan seseorang yang dikenal.

Jarak sosial ( 4 kaki sampai 12 kaki) untuk interaksi mengenai

suatu urusan tetapi bukan orang khusus/tertentu.

Jarak public (lebih dari 12 kaki) untuk pembicaraan formal.

Orang membutuhkan ruang tertentu di sekeliling mereka agar mereka

merasa nyaman dan kebutuhan ini berbeda-beda tergantung pada usia,

jenis kelamin dan budaya. Terhimpit dengan orang-orang lain di sebuah

ruangan yang kecil di lift atau bis yang penuh sesak pada umumnya

menimbulkan perasaan kaku dan tidak nyaman, dan akan reda jika ruang

pribadi telah di dapatkan kembali. Orang dewasa menjaga jarak sejauh

satu lengan dari orang lain, kecuali jika mereka telah saling mengenal

dengan cukup baik. Begitu pula bisa diduga adanya ketegangan pada

kedua belah pihak ketika seorang perawat secara fisik menangani dan

merawat seorang pasien dan hal ini perlu dikenali.

SENTUHAN

Sentuhan penting dilakukan pada situasi emosional. Sentuhan dapat

menunjukkan arti “Saya peduli”. Meskipun begitu, sangat perlu bagi

perawat untuk memahami siapa, kapan dan mengapa sentuhan dilakukan

diakrenakan komunikasi non verbal ini mempunyai efek yang berlainan

pada setiap individu.

Sentuhan dapat diasosiasikan sebagai sifat keibuan, nyaman atau perhatian

(Ellis, 1994).

Sentuhan dapat dikategorikan menurut pesan yang dikomunikasikan

(Knap cit Towsend, 1993) :

Page 23: Makalah Komunikasi

23

a. FUNGSIONAL – PROFESIONAL. Tipe dari sentuhan ini adalah

tidak khusus dan untuk suatu urusan tertentu. Digunakan untuk

menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya seorang penjahit mengukur

ukuran baju orang yang ingin menjahitkan baju.

b. SOSIAL – SOPAN. Tipe sentuhan ini lebih daripada sentuhan yang

bukan ditujukan untuk orang tertentu tapi masih menunjukkan

penegasan atau penerimaan terhadap orang lain tersebut. Misalnya

berjabat tangan.

c. SAHABAT – HANGAT. Tipe sentuhan ini berada pada tingkat yang

menandakan rasa suka yang kuat pada orang lain, sebuah perasaan

bahwa dia adalah teman/sahabat. Misalnya meletakkan satu tangan

pada bahu orang lain.

d. CINTA – KEINTIMAN. Tipe sentuhan ini menunjukkan kasih sayang

yang kuat atau daya tarik untuk orang lain. Misalnya terlibat dalam

saling memeluk yang sangat kuat.

e. SEXUAL AROUSAL. Tipe sentuhan ini berada pada tingkat ekspresi

dari daya tarik fisik saja. Misalnya menyentuh daerah kemaluan orang

lain.

Sentuhan menunjukkan banyak hal tentang sifat hubungan dan derajat

persahabatan di antara dua orang. Ia juga dapat digunakan sebagai tanda

kedudukan seseorang , orang yang kedudukannya lebih tinggi bermaksud

mengatakan “Saya dapat menyentuh kamu tetapi kamu tidak boleh

menyentuh saya”. Sentuhan adalah sebuah pembawa pesan yang ampuh,

seperti yang diketahui oleh para kekasih, teman, saudara dan korban

pelecehan atau kekerasan seksual. Tentu ada berbagai peraturan berlaku di

dalam dunia kedokteran yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari.

Mungkin tanpa disadari, pandangan tradisional telah megindahkan

kekuatan ini dengan mendesak dalam mempertahankan jarak emosional

antara pemberi perawatan dan pasien. Selama proses pemeriksaan

ginekologi jarang ada kontak mata antara dokter dengan pasien, seolah

mengaatakan bahwa kontak mata bersamaan dengan kontak tubuh akan

Page 24: Makalah Komunikasi

24

menjadi terlalu emosional. Sebaliknya, terapi-terapi menganjurkan adanya

ikatan emosional yang kuat antara pemberi perawatan dan pasien,

misalnya psikoterapi, adalah terapi dimana kontak fisik pada umumnya

dianggap sebagai tidak etis.

PAKAIAN

Cara dan jenis pakaian, rambut, perhiasan dan rias wajah berbicara banyak

tentang kepribadian,peran, pekerjaan, status dan suasana hati seseorang.

Penggunaan ragam itu sendiri sudah merupakan pernyataan yang kuat

bahwa peran lebih penting daripada perorangan. Di beberapa tempat kerja,

para perawat memutuskan untuk menolak menggunakan seragam setelah

mereka mengikuti diskusi tentang sifat hubungan antara perawat dan

pasien. Orang-orang yang menduduki hierarki rumah sakit sering

menandai posisi mereka dengan jenis pakaian yang berbeda.

Argyle menemukan bahwa ketika seorang asing berprilaku dengan gaya

non verbal yang ramah, maka ia menciptakan kesan yang lebih bersahabat

daripada penggunaan kata-kata yang ramah.

Page 25: Makalah Komunikasi

25

HAMBATAN DALAM PROSES KOMUNIKASI

Secara umum hambatan yang terjadi selama komunikasi adalah sebagai

berikut :

a. Kurangnya penggunaan sumber komunikasi yang tepat

b. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi

c. Penampilan, sikap dan kecakapan yang kurang tepat selama

berkomunikasi

d. Kurangnya pengetahuan

e. Perbedaan persepsi

Paling tidak ada 2 hal yang harus diketahui oleh seorang perawat agar

terhindar dari hambatan – hambatan komunikasi. Pertama adalah

pengetahuan perawat tentang topik atau materi yang dikomunikasikan.

Pengetahuan ini sangat membantu kelancaran perawat dalam

melaksanakan komunikasi. Kedua pengetahuan tentang strategi yang

tepat dalam berkomunikasi. Strategi komunikasi sangat bergantung

pada tujuan tindakan atau intervensi yang akan dilakukan. Heron

(1990) mengkatagorikan enam intervensi yang melibatkan

keterampilan dan strategi khusus dalam berkomunikasi antara lain :

1. Intervensi preskriptif, yaitu intervensi komunikasi yang

bertujuan untuk mengarahkan perilaku orang lain. Misalnya

perawat menganjurkan pasien untuk minum obat atau makan

secara teratur.

2. Intervensi informatif, contoh dari intervensi komunikasi ini

adalah perawat menjelaskan tentang prosedur tindakan

keperawatan yang di lakukan.

3. Informasi konfrontatif, bertujuan menantang sudut pandang,

sikap atau prilaku klien, misalnya perawat melarang klien yang

akan turun dari tempat tidur meskipun klien mengaku mampu

dan tidak akan terjadi apa – apa bila beraktifitas.

Page 26: Makalah Komunikasi

26

4. Intervensi katartik komunikasi yang bertujuan untuk memberi

ruang atau kesempatan, bahkan kalau diperlukan mengajak

klien mengungkapkan apa yang di dirasakan. Misalnya:

“ silahkan ibu mengungkapkan semua perasaan ibu kalau

memang itu yang terbaik “.

5. Intervensi katalitik, intervensi ini bertujuan untuk membantu

klien mengeluarka informasi dan pemahaman diri klien,

misalnya “Bisa ibu jelaskan, apa yang saya sampaikan tadi, apa

resikonya bila makan tidak teratur ?

6. Intervensi suportif, yaitu intervensi untuk menguatkan arti diri

atau kondisi yang di alami oleh klien. Intervensi ini biasanya

digunakan pada saat konseling.

Page 27: Makalah Komunikasi

27

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Semua tugas keperawatan berkisar pada kebutuhan bagi perawat untuk

menjadi komunikator yang efektif, apakah dalam berhubungan dengan

rekan kerja atau dengan pengguna pelayanan.

2. Perawat harus peka terhadap bagaimana komunikasi mereka dipengaruhi

dan diselewengkan/disalahgunakan oleh faktor-faktor sebelum komunikasi

yang akurat atau apa yang digambarkan sebagai “kompetensi komunikatif”

dapat dicapai.

3. Komunikasi adalah soal menyadari bahwa pesan dapat dipengaruhi oleh

semua factor yang telah dibahas. Sebuah cara untuk memeriksa persepsi

kita sendir adalah dengan menggunakan metakomunikasi dan umpan

balik. Dengan melakukan hal Ini, orang lain didalam interaksi akan

melihat bahwa mereka berhubungan dengan seseorang.

B. SARAN

Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kami menyarankan kepada pembaca sekalian untuk lebih

banyak lagi membaca referensi-referensi lain yang berhubungan dengan Faktor

yang Mempengaruhi Komunikasi. Selain itu bisa menerapkan ilmu yang telah

didapatkan selama berada di lapangan nantinya.

Page 28: Makalah Komunikasi

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Potter Perry, 1997, Fundamentals Of Nursing : Concepts, Process and

Practice, Fourth Edition, Mosby Year Book.

2. Ellis & Gates, 2000, Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan,

Teori dan Praktik, EGC, Jakarta.

3. Nurjanah Intansari,S.Kp, 2001, Komunikasi Keperawatan : Dasar-Dasar

Komuikasi Bagi Perawat, Mocomedia, Yogyakarta.

4. Mundakir, 2006, Komunikasi Keperawatan : Aplikasi dalam Pelayanan,

Graha Ilmu, Yogyakarta.