Makalah komputer pemerintahan

21

Click here to load reader

description

makalah komputer masyarakat

Transcript of Makalah komputer pemerintahan

Page 1: Makalah komputer pemerintahan

Makalah Komputer Masyarakat

Tentang pembahasan “Komputer Dalam Pemerintahan”

Disusun Oleh :

Fikri Alfiyanto Putra

41813120153

Dosen :

Ibu Ratna Mutu Manikam, S.Kom , MT

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2014

Page 2: Makalah komputer pemerintahan

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang sangat

pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada

pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-

government. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlomba-lomba membuat aplikasi e-

government. Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup besar

sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan dan

kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada kecenderungan

aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan secara online, karena mereka lebih

menyukaimetoda pelayanan tradisional yang berupa tatap langsung, surat-menyurat atau

telepon. Kita harus belajar dari penyebab-penyebab kegagalan e-government di sejumlah

negara yangdisebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidaksiapan sumber daya manusia,

sarana dan prasarana teknologi informasi, serta kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang

terlibat langsung.

E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk

administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang

transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan

terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-government dapatlah digolongkan

dalam empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi

melalui website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan

melaui e-mail. Tingkat ketigaadalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan

kantor pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor

pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor

pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama

Di tahun 2000-an berbagai usaha mulai dilakukan untuk menginternetkan pemerintah

baik di sisi proyek, maupun karena desakan masalah transparansi pada masyarakat. E-

Government merupakan urat nadi pemerintahan. Meskipun masih relatif muda, namun tidak

sedikit uang rakyat digunakan bagi pengembangan teknologi informasi bagi operasionalisasi

pemerintahan dan pelayanan umum. Namun demikian, E-Government belum menunjukkan

Page 3: Makalah komputer pemerintahan

manfaat yang signifikan bagi efektifitas dan efisiensi jalannya pemerintahan dan pelayanan

umum yang terbaik. Pulau-pulau E-Government terbentuk dalam NKRI dan memperlebar

jurang integrasi database nasional.

Otonomi daerah melahirkan persepsi & komitment yang sangat bervariasi dalam

pengembangan E-Government daerah dan nasional. Kondisi ini menciptakan kesadaran

bahwa dalam pengembangan e-government, panji2 otonomi tetap harus berjalan pada koridor

nasional.

Page 4: Makalah komputer pemerintahan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi e-government

• Bank Dunia (World Bank),

“E-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such

as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to

transform relations with citizens, businesses, and other arms of government.”

• UNDP (United Nation Development Programme),

“E-government is the application of Information and Communicat-ion Technology (ICT) by

government agencies.”

2.2. Fenomena

E-Government merupakan salah satu sektor pengembangan ICT yang berjalan lambat

tidak signifikan dgn besarnya biaya yg sudah dikeluarkan negara

Faktor politis dan moril menyumbang cukup besar thd tidak signifikannya dana yg

sudah dikeluarkan dgn hasil yg diharapkan

Otonomi daerah & lemahnya kebijakan nasional di bidang e-gov menyebabkan

kesenjangan perkembangan egov antar daerah

erbedaan kemampuan SDM, finansial, komitment pimpinan, ketentuan hukum daerah,

pengaruh rekanan, moril dan politik menyebabkan makin lama kesenjangan antar daerah

makin lebar

Ego sektoral menyebabkan terjadinya duplikasi database, sehingga data produk

pemerintah cenderung kurang dipercaya.

Kebijakan mengambang Pemerintah Pusat mengakibatkan Pembangunan &

pengembangan database nasional makin sulit diwujudkan

Page 5: Makalah komputer pemerintahan

2.3. Manfaat e-government

• Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,

kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai

bidang kehidupan bernegara;

• Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);

• Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang

dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

• Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan

baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;

• Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat

menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global

dan trend yang ada; dan

• Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam

proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

2.4. Prinsip dasar

Dalam pemanfaatannya untuk pembangunan, diperlukan pemahaman bahwa e-gov :

(1) hanyalah alat;

(2) mempunyai resiko terhadap integrasi datayang sudah ada;

(3) bukanlah pengganti managemen publik dan kontrol internal pemerintahan;

(4) masihdiperdebatkan peranannya dalam hal mengurangi praktek KKN;

(5) masihdiperdebatkan peranannya dalam hal mengurangi praktek KKN

(6) memerlukan kerjasama antar ICT profesional dan pemerintah.Sebagai salah satu aplikasi

telematika yang termasuk baru di bidang kepemerintahan, maka diperlukan waktu dan proses

sosialisasi yang memadai agar para pelaku birokrasi dan masyarakat mampu memahami e-

gov untuk kemudian mendayagunakan potensinya dan tidak terjebak kepada paradgima lama,

project oriented activities

Page 6: Makalah komputer pemerintahan

2.5. Pentahapan

Beberapa negara maju maupun yang sedang berkembang melaksanakan pengembangan e-gov

sesuai dengan karakteristik negara masing-masing.Jarang ditemukan negara-negara tersebut

melaksanakan tahapan yang sama. Penelitian Parayno(1999) di Philipina dan Kang (2000)

menunjukkan bahwa ada negara yang mendahulukan perdagangan(custom) dan e-

procurement, ada negara yang memprioritaskan pelayanan pendidikan, ada yang

mendahulukan sektor kesehatan, dan ada pula yang mengutamakan kerjasama

regional.Menurut Wescott (2001), dari berbagai langkah danstrategi yang dilaksanakan oleh

negara-negaratersebut, secara umum tahapan pelaksanaan e-govyang biasanya dipilih adalah :

(1) Membangun sistem e-mail dan jaringan;

(2) Meningkatkan kemampuan organisasi dan publik dalam mengakses informasi;

(3) Menciptakan komunikasi dua arah antar pemerintah dan masyarakat;

(4) Memulai pertukaran value antar pemerintah dan masyarakat; dan

(5) Menyiapkan portal yang informatif.Membangun sistem e-mail dan jaringan biasanya

dapat dimulai dengan menginstalasi suatu aplikasi untuk mendukung fungsi administrasi

dasar seperti sistem penggajian dan data kepegawaian.

Meningkatkan kemampuan organisasi dan publik dalam mengakses informasi bisa

dimulai dengan pengaturan work flow yang meliputi file, image,dokumen dan lain-lain dari

satu works station keworkstation lainnya dengan menggunakan managemen bisnis untuk

melaksanakan proses pengkajian, otorisasi data entry, data editing, dan mekanisme

pendelegasian dan pelaksanaan tugas.

Sementara itu menciptakan komunikasi dua arah bisa dilaksanakan dengan

menginformasikan satu atau lebih email address, nomor telepon dan facsimile pada website

untuk meningkatkan minat dan kesempatan masyarakat dalam menggunakan pelayanan dan

memberikan umpan balik. Pertukaran value antar pemerintah dan masyarakat memangharus

dimulai secepatnya karena telematika sangat mendukung pelaksanaan pembangunan dan

prosesinteraksi bisnis secara lebih flexible dan nyaman dimana dimungkinkan terjadinya

proses pertukaran value atau tata nilai dan informasi dengan pihak pemerintah. Pertukaran

value yang dimaksud bukan hanya tata nilai dan budaya, tapi juga secara nyata memulai

Page 7: Makalah komputer pemerintahan

terjadinya transaksi elektronis, seperti transfer dana antar rekening bank melalui ATM dan

Internet sebagai bagian proses pelayanan publik.

Menyiapkan sebuah portal sebagai ujung tombak pelaksanaan e-gov diperlukan untuk

mengintegrasikan informasi dan jenis pelayanan dari berbagai organisasi pemerintah

sehingga dapat membantu masyarakat dan stake holder lainnya dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari. Portal ini sebisa mungkin haruslah dapat membimbing segenap lapisan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menjelajah dunia informasi baik

ditingkat Pusat, Provinsi ataupun Kabupaten / Kota.Portal yang baik biasanya menambahkan

link kepada website lainnya dalam menyempurnakan pelayanan kepada masyarakat,

menyediakan box untuk keluhan dan umpan balik, dan tentu saja juga di update secara

berkala.Beberapa konsep e-gov di berbagai negara telah memasukkan tahapan demokrasi

digital yang memungkinkan partisipasi masyarakat serta sistem penghitungan suara

dilaksanakan melalui perangkat telematika seperti pemilihan wakil rakyat, pemilihan

gubernur dan presiden. Pemanfaatan e-gov untuk demokrasi membutuhkan waktu dan proses

sosialisasi yang cukup lama untuk meyakinkan penduduk memberikan suaranya melalui

sebuah mesin. Pelaksanaannya di beberapa negara maju sekalipun termasuk di Amerika

Serikat sendiri,banyak mengalami hambatan dan kegagalan. Majalah Time Annual (2001)

mempelesetkan semboyan negara bagian Florida setelah ricuhnya proses penghitungan

komputer hasil pemilihan suara untuk menentukan presiden Amerika Serikat tahun 2000

yang lalu dengan, “Welcome to Flori-duh, land of changing chads, butterfly ballots and

undervotes!”. Meski demokrasi digital belum terlalu mendesak untuk dilaksanakan, langkah-

langkah persiapan sudah selayaknya pula di ambil dengan mempertimbangkan tingkat

pemanfaatan telematika yang sudah cukup tinggi pada proses proses PEMILU dan pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 dan 2005 lalu.

Page 8: Makalah komputer pemerintahan

BAB III

KONDISI EKSISTING

3.1. Implementasi e-government

(1). Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh masyarakat.

Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat kantor pemerintahan, dari kios info (info

kiosk), ataupun dari Internet

(2). Penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di kantor

pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan akses ini dilakukan untuk

menjamin kesetaraan kesempatan untuk mendapatkan informasi.

(3). E-procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender secara on-line dan transparan.

3.2. Aplikasi egov dan Infrastruktur

Di lihat dari pelaksanaan aplikasi egov, data dari Depkominfo (2005) menunjukkan

bahwa hingga akhir tahun 2005 lalu Indonesia baru memiliki:

(a) 564 domain go.id;

(b) 295 website pemerintah pusatdan pemda;

(c) 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website;

(d) 198 website pemda masih dikelola secara aktif.

Beberapa pemerintah daerah(pemda) memperlihatkan kemajuan cukup berarti.

Bahkan Pemkot Surabaya sudah mulai memanfaatkan egov untuk proses pengadaan barang

dan jasa (e-procurement). Beberapa pemda lain juga berprestasi baik dalam pelaksanaan egov

seperti: Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DI Yogyakarta, Pemprov Jawa Timur, Pemprov

Sulawesi Utara, Pemkot Yogyakarta,Pemkot Bogor, Pemkot Tarakan, Pemkab Kebumen,

Pemkab. Kutai Timur, Pemkab. Kutai Kartanegara, Pemkab Bantul, Pemkab Malang.

Sementara itu dari sisi infrastruktur, layanan telepon tetap masih di bawah 8 juta

satuan sambungan dan jumlah warung telekomunikasi (Wartel) dan warung Internet (Warnet)

yang terus menurun karena tidak sehatnya persaingan bisnis. Telepon seluler menurut data

Page 9: Makalah komputer pemerintahan

Depkominfo tersebut telah mencapai 24 juta ss(diperkirakan posisi kwartal pertama 2006

telah mencapai kurang lebih 30 juta ss).Meski kepadatan telepon tetap di beberapa kota besar

bisa mencapai 11% - 25%, kepadatan telepon dibeberapa wilayah yang relatif tertinggal baru

mencapai 0,2%. Jangkauan pelayanan telekomunikasi dalam bentuk akses telepon baru

mencapai 65% desa dari total sekitar 67.800 desa yang ada di seluruh tanah air. Jumlah

telepon umum yang tersedia hingga saat ini masih jauh dari target 3% dari total. sambungan

seperti ditargetkan dalam penyusunan Program Pembangunan Jangka Panjang II dahulu.

Sementara itu jumlah pelanggan dan pengguna Internet masih tergolong rendah jika

dibandingkan dengan total penduduk Indonesia. Hingga akhir 2004 berbagai data yang

dikompilasi Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan jumlah pelanggan

Internet masih pada kisaran 1,5 juta, sementara pengguna baru berjumlah 9 juta

orang.Rendahnya penetrasi Internet ini jelas bukan suatu kondisi yang baik untuk mengurangi

lebarnya kesenjangan digital (digital divide) yang telah disepakati pemerintah Indonesia

dalam berbagai pertemuan Internasional untuk dikurangi.

3.3. Kelembagaan, Regulasi, dan Kebijakan

Perkembangan dan pembangunan telematika memasuki babak baru pada awal tahun

2005 dengan digabungkannya Ditjen Postel yang dahulu berada dibawah Departemen

Perhubungan kedalam Depkominfo. Satriya (2005) melihat penggabungan tersebut

seyogyanya bisa mempercepat gerak pelaksanaan aplikasi egov di seluruh tanah air dan dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penyediaan infrastruktur telematika yang sekaligus

disinkronkan dengan berbagai aplikasi prioritas.

Begitu pula dari sisi regulasi, sudah ada Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2003

tentang Strategi Pengembangan Egov yang juga sudah dilengkapi dengan berbagai Panduan

tentang egov seperti:

(1). Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah;

(2). Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah;

(3). Pedoman tentang Penyelenggaraan Situs Web Pemda; dan lain-lain.

Demikian pula berbagai panduan telah dihasilkan oleh Depkominfo pada tahun 2004 yang

pada dasarnya telah menjadi acuan bagi penyelenggaraan egov di pusat dan daerah.

Page 10: Makalah komputer pemerintahan

Sayangnya beberapa peraturan payung yang diharapkan bisa segera selesai masih

belum terwujud, seperti RUU tentang Informasi, dan Transaksi Elektronik yang masih belum

dibahas di DPR.

Dalam bidang kebijakan, kelihatannya pemerintah belum berhasil menyusun suatu

langkah konkrit yang dapat menggerakkan berbagai komponen pemerintah(lintas sektor)

untuk saling bekerja sama membangun dan menjalankan aplikasi yang memang harus

disinergikan.Hingga sekarang pemanfaatan telematika untuk Kartu Tanda Penduduk,

Perpajakan, Imigrasi, dan Kepegawaian yang sangat dibutuhkan dalam reformasi

pemerintahan masih belum terlaksana. Masih mahalnya tarif Internet, termasuk Broadband,

rupanya telah mulai menarik perhatian Menteri Kominfo seperti diungkapkan beberapa waktu

lalu dalam ajang Indo Wireless 2006 (Detik,14/3/06). Kombinasi pemanfaatan kapasitas

telepon tetap eksisting dan berbagai teknologi nirkabel lainnya sudah seharusnya bisa

didukung oleh sistemtarif yang sudah memanfaatkan kompetisi dalam sektor telematika ini.

Begitu pula alternatif penyediaan infrastruktur telematika di daerah terpencil, perbatasan, dan

tertinggal masih belum bisa memaksimalkan pemanfaatan dana Universal Service Obligation

(USO) yang telah dikutip dari operator.

3.4. Inisiatif E-Government di Indonesia

Sebetulnya inisiatif E-Government di Indonesia sudah dimulai sejak beberapa waktu yang

lalu. Dalam inisiatif Nusantara 21, Telematika, dan saat ini Telematika versi dua (Tim

Koordinasi Telematika Indonesia) topik E-Government sudah muncul. Inisiatif implementasi

E-Government di Indonesia antara lain:

Penayangan hasil pemilu 1999 secara on-line dan real time.

RI-Net. Sistem ini menyediakan email dan akses Internet kepada para pejabat. Informasi

lengkap dapat diperoleh di http://www.ri.go.id

Info RI. Penyedia informasi dari BIKN.

Penggunaan berbagai media komunikasi elektronik (Internet) di beberapa pemerintah daerah

tempat.

3.5. Strategi Pengembangan e-Government

Page 11: Makalah komputer pemerintahan

Pengembangan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau masyarakat

luas

Penataan sistem manajemen dan proses kerja pemerintah Pusat dan Daerah secara holistik

Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal

Peningkatan peran serta dunia usaha dan pengembangan industri telekomunikasi dan

teknologi informasi

Pengembangan SDM di pemerintahan dan peningkatan e-literacy masyarakat

Pelaksanaan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur

3.6. Hambatan dalam Mengimplementasikan E-Government

Jika dilihat dari keteranan di atas, tentunya sangat diinginkan adanya E-Government di

Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan atau tantangan dalam

mengimplementasikan E-Government di Indonesia.

Kultur berbagi belum ada.

Kultur berbagi (sharring) informasi dan mempermudah urusan belum merasuk di Indonesia.

Bahkan ada pameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapa dipermudah?”.

Banyak oknum yang menggunakan kesempatan dengan mepersulit mendapatkan informasi

ini.

Kultur mendokumentasi belum lazim.

Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalah kurangnya kebiasaan mendokumentasikan

(apa saja). Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari ISO 9000 dan juga

menjadi bagian dari standar software engineering.

Langkanya SDM yang handal.

Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah umumnya jarang yang

memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini biasanya

ada di lingkungan bisnis / industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat

implementasi dari e-government. Sayang sekali kekurangan kemampuan pemerintah ini

sering dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal.

Page 12: Makalah komputer pemerintahan

Infrastruktur yang belum memadai dan mahal.

Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belum tersebar secara merata. Di

berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran telepon, atau bahkan aliran listrik.

Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal. Pemerintah juga belum

menyiapkan pendanaan (budget) untuk keperluan ini.

Tempat akses yang terbatas.

Sejalan dengan poin di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih terbatas. Di

beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong royong untuk

menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library).

Di Indonesia hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan, dan tempat-tempat

umum lainnya.

Page 13: Makalah komputer pemerintahan

BAB IV

REVITALISASI EGOV

Memperhatikan berbagai kondisi pelaksanaan program egov seperti dibahas dalam di

atas, maka langkah untuk merevitalisasi egov Indonesia sudah tidak bisa ditunda lagi.

Banyaknya dana yang sudah dihabiskan tidak sebanding dengan hasil yang di peroleh.

Namun pelaksanaan proses revitalisasi juga tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa dan

tanpa konsep yang jelas.

Revitalisasi yang dimaksudkan adalah serangkaian tindakan perencanaan dan

penataan ulang program egov yang disesuaikan kembali dengan target pembangunan nasional

dan sektor telematika dengan mengindahkan prinsip-prinsip dasar serta proses pentahapan

egov tanpa menyia-nyiakan kondisi eksisting yang sudah dicapai.

Beberapa langkah yang bisa diambil dalam waktu dekat adalah sebagai berikut :

(1). mensikronkan target-target pembangunan nasional dalam sektor telematika dengan

beberapa program egov yang akan dilaksanakan di seluruh lembaga dan departemen.

Langkah ini sekaligussebagai proses evaluasi program egov yang pernahdijalankan di semua

tingkatan.

(2). meningkatkan pemahaman masyarakat,pelaku ekonomi swasta,termasuk pejabat

pemerintahan atas potensi yang dapat disumbangkan program egov dalam mencapai target

pembangunan nasional dan sektor telematika.

(3). menyelesaikan berbagai program utama egov yang belum berhasil dilaksanakan, dan

menyusun prioritas program egov yang dapat menciptakan lapangan kerja serta membantu

penegakan praktek good governance dalam berbagai pelayanan publik.

(4). Menambah akses dan jangkauan infrastruktur telematika bagi semua kalangan untuk

mengutamakan pemanfaatan egov dalam segala aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

Termasuk dalam hal ini adalah menetapkan struktur tarif yang transparan dan terjangkau buat

semua kalangan. Jika perlu dapat saja diberlakukan diferensiasi tarif untuk semua aplikasi

egov.

Page 14: Makalah komputer pemerintahan

(5). alokasi dana egov perlu ditingkatkan yang disesuaikan dengan tahapan yang telah

dicapai. Dana bisa berasal dari, RAPBN, kerjasama internasional atau juga dari swasta

nasional.

(6). menetapkan hanya beberapa aplikasi egov pilihan –sebagai contoh sukses- yang menjadi

prioritas pembangunan dan pengembangan sehingga terjadi efisiensi dalam pemberian

pelayanan publik.

Evaluasi dan revitalisasi egov juga sangat diperlukan mengingat seperti diingatkan

Kabani (2006) bahwa adalah suatu keharusan untuk melakukan proses perencanaan secara

hati-hati dan untuk melakukan streamlining berbagai proses off-line sebelum melanjutkannya

menjadi proses on-line. Sebagai tambahan, juga sangat penting diperhatikan agarinstansi

pemerintah untuk tidak melakukan proses otomatisasi berbagai inefisiensi.

Revitalisasi egov ini semakin dirasakan perlu ketika kita harus juga mempersiapkan

diri menyambut berbagai perkembangan baru dalam globalisasi industri dan perdagangan

dunia.Berbagai perkembangan teknologi telematika yang semakin konvergen juga membuat

pemerintah harus terus menyiapkan berbagai regulasi dan kebijakan antisipatif dalam

penyelenggaraan egov di berbagai sektor.

Page 15: Makalah komputer pemerintahan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Memperhatikan perkembangan pelaksanaan egov di Indonesia serta hasil-hasil yang

telah dicapai hingga saat ini, maka mau tidak mau konsep dan strategi pelaksanaan egov

membutuhkan penyempurnaan diberbagai sisi.Penundaan pelaksanaan revitalisasi egov hanya

akan menjauhkan negeri ini dari cita-cita reformasi yang sebenar-benarnya, yaitu

memperbaiki mutu pelayanan publik kepada seluruh masyarakat serta pada gilirannya dapat

meningkatkan kesejahteraan mereka melalui peningkatan efisiensi birokrasi.

Pelaksanaan revitalisasi egov harus memperhatikan kesiapan pemerintah dan

masyarakat, sesuai prinsip-prinsip dasar serta bertahap