makalah kognitif pembentukan konsep, penalaran dan pengambilan keputusan.docx
Makalah Kognitif,metakognitif
-
Upload
winda-aptika-sari -
Category
Documents
-
view
1.182 -
download
18
Transcript of Makalah Kognitif,metakognitif
A. Latar Belakang
Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental,
bukan peristiwa behavior, meskipun hal-hal yang bersifat behavior tampak lebih
nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Prilaku individu bukan semata-mata
respon terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental
yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk
mencapainya, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori
kognitif adalah perseptual. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori kognitif
menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi
saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan
atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang
kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah akan kehilangan makna.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan,retensi,pengolahan informasi,emosi dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik,
yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan
sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin
komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi
biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-
perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat
perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 1
kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang
berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Lalu bagaimana hubungan perkembangan kognitif dan metakognitif?
Perkembangan metakognitif menurut Vygotsky, kemampuan metakognitif
berada diruang lingkup mediasi. Bagi Vygots, landasan utama memahami proses-
proses sosial dan psikologi terletak pada tanda-tanda atau lambang-lambang
yang berfungsi sebagai mediator. Kemudian, Vygots membagi kemampuan
mediasi dalam dua jenis : mediasi metakognitif dan mediasi kognitif.
Flavel memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang
tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran suatu
masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,
kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan
kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Jadi sebenarnya perkembangan
metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana
kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Perkembangan ini sangat
penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam
menyeleseikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai
“Thingking about thingking”.
Pada usia sekolah dasar seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif
yang harus mereka (anak /siswa), mereka dituntut pula untuk dapat
menggunakan dan mengatur kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan
dalam situasi pembelajaran seperti dalam menyeleseikan soalpemecahan
masalah matematika, membaca buku, bermain peran dsbnya. Suherman
(2001:96) menyatakan bahwa perkembangan metakognitif dapat diupayakan
melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang
mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia
observasi. Oleh karena, sangat penting bagi guru atau pendidik (termasuk orang
tua)untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran
ataupun mengembangkan kebiasaan dirumah.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 2
Dengan berkembangnya berbagai teori tentang perkembangan kognitif
dan metakognitif, kami ingin membahas dan menganalisa tentang
perkembangan kognitif dan metakognitif. Atas dasar itulah kami menulis
makalah ini tentang “Perkembangan Kognitif dan Metakognitif”
B. Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada makalah ini akan dibahas
segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan kognif dan
metakognitif. Permasalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain :
1. Bagaimana pentingnya perkembangan kognitif dan metakognitif ?
2. Siapakah tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan teori-teori
tentang perkembangan kognitif dan metakognitif?
3. Bagaimana aplikasi teori tentang perkembangan kognitif dan metakognitif
dalam kegiatan pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk membahas mengenai
perkembangan kognitif dan metakognitif yang meliputi pentingnya
perkembangan kognitif dan metakognitif,tokoh-tokoh yang berperan penting
dalam perkembangan kognitif dan metakognitif, serta bagaimana aplikasi
perkembangan kognitif dan metakognitif pada kegiatan pembelajaran.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 3
A. Pentingnya Perkembangan Kognitif dan Metakognitif
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori
belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulusnyang
diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan
terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain
tampak dalam rumusan-rumusan seperti Tahap-tahap perkembangan oleh
J.Piaget. Paul Suparno menggambarkan tahap-tahap perkembangan kognitif
menurut J.Pegeat sebagai berikut :
Tabel tahap perkembangan menurut J.Peaget
TAHAP UMUR CIRI POKOK PERKEMBANGAN
SENSORIMOTOR 0-2 tahun Berdasar tindakan langkah demi langkah
PRAOPERASI 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa TandaKonsep intuitif
OPERASI KONKREI 8-11 tahun Pakai aturan jelas/logisReversibel dan kekekalan
OPERASI FORMAL 11 tahun keatas
HipotesisAbstrakDeduktif dan induktifLogis dan Probabilitas
Perkembangan kognif yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi
intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi,
akomodasi, dan equilibration. Skemata adalah struktur kognitif berupa
ide,konsep, gagasan. Asimilasi ialah proses perubahan apa yang dipahami sesuai
dengan struktur kognitif (skemata) yang ada sekarang. Asimilasi adalah proses
pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh
individu. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi
baru. Equilibration adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 4
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi akan
terjadi apabila seseorang mengalami konflik kognitif atau suatu ketidak
simbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau
dialaminya. Proses ini akan mempengaruhi struktur kognitif, dimana proses
belajar akan terjadi melalui tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
Sebagai contohnya seorang anak sudah memahami prinsip pengurangan. Ketika
mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses pengintegrasian antara
prinsip pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian
(informasi baru). Inilah yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut
diberikan soal-soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak
tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian
dalam situasi yang baru dan spesifik.
Anderson & Krathwohl (2001) merevisi taksonomi Bloom tentang aspek
kognitif menjadi dua dimensi yaitu :
1. Dimensi proses kognitif : aspek sintesis digabung dengan aspek analisis atau
evaluasi ditambahkannya aspek kreasi diatas aspek evaluasi. Indikator-
indikatornya adalah : membangun/mengkonstruksi (generating),
merencanakan (planning, menghasilkan (producing).
2. Dimensi pengetahuan. Aspek-aspek dari dimensi pengetahuan pada revisi
taksonomi Bloom meliputi :
a). Pengetahuan faktual (factual knowledge)
b). Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)
c). Pengetahuan prosedural (procedural knowledge)
d). Pengetahuan metakognitif (metaconitive knowledge)
Pengetahuan kognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tentang
tugas-tugas kognitif termasuk kontekstual dan kondisional, pengetahuan diri
(self-knowledge). Konsekuensi logis dari penilaian pengetahuan metakognisi
sebagai salah satu hasil belajar, maka metakognitif bukan lagi hanya dipandang
sebagai dampak pengiring dalam pembelajaran, melainkan dampak instruksional
(tujuan pembelajaran).
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 5
Guru harus merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat
menumbuhkan kemampuan metakognitif siswa. Untuk keperluan itu guru harus
memahami apa itu metakognitif, komponen-komponen pembangun
metakognitif dan bagaimana mengimplementasikan metakognitif pada kegiatan
pembelajaran.
Perkembangan Metakognitif Pada anak
Menurut Desmita (2006:137), pada umumnya teori-teori tentang
kemampuan kognitif mendapat inspirasi dari penelitian J.H Plavel mengenai
pengetahuan metakognitif dan penelitian A.L. Brown mengenai metakognitif
atau pengontrolan pengaturan diri (self-regulation) selama pemecahan masalah.
Sementara Wellman dan Gelman (Desmita,2006:138) menunjukan bahwa
pemahaman anak tentang pemikiran manusia tumbuh secara ekstensif sejak
tahun-tahun pertama kehidupannya. Kemudian pada usia 3 tahun anak
menunjukan suatu pemahaman bahwa kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-
keinginan internal dari seseorang berkaitan dengan tindakan-tindakan orang
tersebut. Secara rinci Wellman menunjukan kemajuan pikiran pada anak usia 3
tahun dalam 4 tipe pemahaman yang menjadi dasar bagi pemikiran teoritis
mereka yaitu :
1. Memahami bahwa pemikiran terpisah dari objek-objek lain
2. Memahami bahwa pekiran menghasilkan keinginan dan kepercayaan
3. Memahami tentang bagaimana tipe-tipe keadaan mental yang berbeda-beda
4. Memahami bahwa pikiran digunakan untuk menggambarkan realitas
eksternal.
Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan metakognitif telah berkembang sejak
masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan
seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar
seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh
anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur
kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan dalam situasi pembelajaran.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 6
Menurut Suherman (2001 : 96), kemampuan metakognitif tidak muncul
dengan sendirinya,tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan.
Perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak
dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan,
dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat
penting bagi guru (pendidik) termasuk orang tua untuk mengembangkan
kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran ataupun mengembangkan
kebiasaan dirumah.
Ada 3 strategi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan metakognitif pada pebelajar (siswa) yaitu :
1. tahap proses sadar belajar, meliputi proses : menetapkan tujuan belajar,
mempertimbangkan sumber belajar yang akan dapat diakses, menentukan
bagaimana kinerja terbaik siswa yang akan dievaluasi, mempertimbangkan
tingkat motivasi belajar, menentukan tingkat kesulitan belajar siswa.
2. tahap merencanakan belajar, meliputi proses memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyeleseikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar
dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar,
mengorganisasikan materi pelajaran, mengambil langkah-langkah yang sesuai
untuk belajar dengan menggunakan strategi belajar
3. tahap monitoring dan refleksi belajar, meliputi proses merefleksikan proses
belajar, memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri.
Dengan melaksanakan 3 tahap tersebut harapannya kemampuan metakognitif
siswa dapat meningkat, sehingga pada akhirnya akan terbiasa menghadapi soal-
soal atau permasalahan yang berbentuk pemecahan masalah.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 7
B. Tokoh-tokoh yang berperan penting pada perkembangan teori
perkembangan kognitif dan metakognitif
1. Teori Perkembangan Piaget
Gambar 1. Jean Piaget (1896-1980)
Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif merupaka suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin
bertambahnya umur seseorang maka makin kompleks susunan sarafnya dan
makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju
kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya, yang
akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur
kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang
dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau
kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda secara kualitatif.
Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada
umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa
yang mereka rasakan dan mereka ketahui pada satu sisi dengan apa yang mereka
lihat suatu fenomena baru sebagai pengalaman atau persoalan. Bila seseorang
dalam kondisi sekarang dapat mengatasi situasi baru, keseimbangan mereka
tidak akan terganggu, jika tidak ia harus melakukan adaptasi dengan
lingkungannya.
Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-
tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat
hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 8
dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya. Piaget membagi
tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu ;
a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
d. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
2. Teori belajar menurut Bruner
Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif,
khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Menurut Bruner
perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
caranya melihat melihat lingkungan, yaitu :
1. tahap enaktif, seseorang melakukan aktifitas-aktifitas dalam upaya
memahami lingkungan, artinya dalam memahami dunia sekitar anak
menggunakan pengetahuan motoriknya
2. tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal
3. tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan
menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap
perkembangan orang tersebut.
3. Kemampuan Metakognitif ala Vygotsky
Gambar 2. Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934)
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 9
Vygotsky menetapkan konsep perkembangan kognitif dalam tiga bentuk :
hukum genetik tentang perkembangan, zona perkembangan proksimal dan mediasi.
Kemampuan metakognitif dikupas Vygotsky berada dalam lingkup mediasi. Bagi
Vygotsky , landasan utama memahami proses-proses sosial dan psikologi terletak pada
tanda-tanda atau lambang-lambang yang berfunsi sebagai mediator. Kemudia Vygotsky
membagi kemampuan mediasi dalam dua jenis : Mediasi metakognitif dan mediasi
kognitif.
Mediasi kemampuan metakognitif
Mediasi kemampuan metakognitif adalah alat-alat semiotik yang bertujuan untuk bisa
melakukan pengaturan diri yang meliputi : perencanaan (self planning), pengamatan
(self mentoring), penilaian (self checking) dan evaluasi (self evaluation). Mediasi
metakognitif berkembang dalam komunikasi antar diri seorang anak. Selama menjalani
kegiatan bersama, oarang dewasa dan rekan sebaya yang lebih pengalaman bisa
menggunakan alat-alat sismotik tertentu untuk mengatur tingkah laku anak.
Selanjutnya si anak sendiri yang akan menggunakan alat-alat sismotik tersebut untuk
dijadikan sarana pembentukan regulasi diri.
Keuntungan Perkembangan Kemampuan metakognitif
Berdasarkan proses perkembangan kemampuan metakognitif diatas, dapat dipahami
ada beberapa keuntungan yang didapat :
Anak mendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensi melalui
belajar dan proses perkembangan potensi.
Pembelajaran yang harus difokuskan kepadanya perlu lebih dikaitkan dengan tingkat
perkembangan potensi dibandingkan dengan tingkat perkembangan yang lainnya.
Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan
potensi dari pada perkembangan pribadinya
Anak diberi kesempatan yang luas untuk menggabungkan pengetahuan yang telah
dipelajari dengan pengetahuan secara prosedural, yang dapat digunakan untuk
melakukan tugas dan menyeleseikan masalah yang dimilikinya.
Proses balajar dan pembelajaran tidak sekedar proses transfer, tetapi lebih
mengarah kepada proses membentuk pengetahuan secara bersama-sama dengan
semua pihak yang bergabung didalamnya.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 10
Dengan memahami proses perkembangan kemampuan metakognitif, khususnya di
dalam belajar, menunjukan bahwa pembentukan anak untuk produktif dan kreatif harus
dilakukan sejak dini, sehingga kehidupan anak senantiasa ceria dan bahagia.
4. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar
asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa.
Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang yelah dimiliki
siswa dalam bentuk stuktur kognitif.
Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan
seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah
kedalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatian pada
konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa
perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang
telah dimiliki siswa. Dan yang paling awal menggemukakan tentang konsepsi adalah
Ausubel.
Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang dikemukakan
Ausubel tersebut, dikembangkan oleh pakar teori kognitif suatu model yang lebih
eksplisit yang disebut dengan skemata. Sebagai struktur organisasional, skemata
berfungsi untuk mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau
sebagi tempat untuk mengkaitkan pengetahuan baru,atau dapat dikatakan bahwa
skemata memiliki fungsi ganda, yaitu :
1. sebagai skema yang menggambarkan atau mempresentasikan organisasi
pengetahuan. Seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat
digambar dalam skemata yang dimilikinya.
2. Sebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau mengaitkan pengetahuan
baru.
5. Metakognitif menurut Flavell
Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun
1976. Menurut Flavell sebagaimana dikutip oleh Livingston (1997), metakognisi terdiri
dari pengetahuan metakognitif dan pengalaman atau regulasi metakognitif.
Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan tentang
proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 11
kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat
diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.
C. Aplikasi Perkembangan Kognitif Dan metakognitif Dalam kegiatan
Pembelajaran
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar
yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perseptual, dan proses
internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori-teori kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu
2. Anak usia prasekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama dengan menggunakan benda-benda konkret
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena dengan
hanya mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomadasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retansi belajar perlu mengkaikan
pengalaman atau informasi baru dengan restruktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara apa yang
sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan.
Peranan metakognitif terhadap keberhasilan belajar
Metakognitif pada dasarnya adalah adalah kemampuan belajar bagaimana
seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya dipertimbangkan dan dilakukan aktivitas-
aktivitas berikut (Taccasu Project,2008)
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 12
1. Mengembangkan suatu rencana kegiatab belajar
2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan nya berkenaan dengan kegiatan belajar
3. Menyusun suatu program belajar untuk konsep, kerampilan, dan ide-ide baru
4. Mengidentifikasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai sumber
belajar
5. Memanfaatkan tehnologi modern sebagai sumber belajar
6. Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok
7. Belajar dari dan bagaimana mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu
yang telah berhasil dalam bidang tertentu
8. Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya
Pengembangan Metakognisi Peserta Didik
Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan
tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol
proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat
diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.
Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka
upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun
fondasi untuk belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar
dan pembelajaran, mempunyai tanggungjawab dan kesempatan untuk mengembangkan
metakognisi pembelajar. Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam
mengembangkan metakognisi peserta didik melalui kegiatan belajar dan pembelajaran
adalah sebagai berikut (Taccasu Project,2008)
1. Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan :
a) Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan berpikirnya
b) Membimbing pebelajar dalam mengembangkan strategi-strategi belajar yang
efektif
c) Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan
muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca
atau pelajari
d) Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan
bertanya
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 13
e) Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana mentransfer pengetahuan, sikap-
sikap, nilai-nilai, ketrampilan-ketrampilan dari situasi ke situasi yang lain.
2. Membimbing pebelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik yang baik
melalui :
a) Mengembangkan kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan dengan :
mengidentifikasi gaya belajar yang paling sesuai untuk diri sendiri, memonitor
dan meningkatkan kemampuan belajar, memanfaatkan lingkungan belajar
secara variatif
b) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir posisf dengan cara : meningkatkan
rasa percaya diri, mengidentifikasi tujuan belajar dan menikmati aktivitas
belajar
c) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir hirarkhis dengan cara : membuat
keputusan dan memecahkan masalah , memadukan dan menciptkan hubungan
konsep-konsep baru
d) Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya dengan cara : mengidentifikasi ide-
ide atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti yang mendukung,
membangkitkan minat dan motivasi, memusatkan perhatian dan daya ingat.
Pengembangan metakognitif pembelajar dapat pula dilakukan dengan aktivitas-aktivitas
yang sedernaha kemudian ke yang lebih rumit.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 14
A. Kesimpulan
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajarnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulusnyang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang
sudah dimiliki dan terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan
pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Tahap-tahap perkembangan oleh J.Piaget. Paul Suparno menggambarkan tahap-
tahap perkembangan kognitif menurut J.Pegeat sebagai berikut :
TAHAP UMUR CIRI POKOK PERKEMBANGAN
SENSORIMOTOR 0-2 tahun Berdasar tindakan langkah demi langkah
PRAOPERASI 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa TandaKonsep intuitif
OPERASI KONKREI 8-11 tahun Pakai aturan jelas/logisReversibel dan kekekalan
OPERASI FORMAL 11 tahun keatas
HipotesisAbstrakDeduktif dan induktifLogis dan Probabilitas
Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan metakognitif telah berkembang sejak
masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan
seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar
seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh
anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur
kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan dalam situasi pembelajaran.
Kemampuan metakognitif tidak muncul dengan sendirinya,tetapi
memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Perkembangan metakognitif
dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi
tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang
apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat penting bagi guru (pendidik)
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 15
termasuk orang tua untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik
melalui pembelajaran ataupun mengembangkan kebiasaan dirumah.
Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan
tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol
proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat
diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.
Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan metakognisi
mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk
belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar dan
pembelajaran, mempunyai tanggungjawab dan kesempatan untuk mengembangkan
metakognisi pembelajar.
B. Saran
Dengan makalah ini kami berharap agar kita semua dapat memahami dan
lebih mengerti tentang cara belajar dan pembelajaran yang sesuai untuk peserta
didik kita. Selain itu kita juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan
metakognitif mereka sehingga keberhasilan belajar dapat ditingkatkan atau
tercapai. Pengembangan kemampuan kognitif dan metakognitif dapat dilakukan
dengan cara melatih dan pembiasan sehari-hari, guna melatih pemecahan masalah
dan menyeleseikan masalah.
Dengan makalah ini kami berharap lebih banyak lagi penelitian-penelian
tentang perkembangan kognitif dan metakognitif.
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 16
Anneahira. Kemampuan Metakognitif ala Vygotsky. (Online), www.anneahira.com/kemampuan metakognitif.htm. Diakses 8 September 2011
Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Baharudin, Wahyuni.N.2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Desmita, (2006). Psikologi Perkembangan, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Suprijono,Agus.2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kuntjojo. 12 April 2009. Metakognisi dan Keberhasilan Belajar Peserta Didik, (Online),(ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan keberhasilan-pesert-didik),diakses 10 September 2011
Lidinillah Muiz,A.D,2009. Perkembangan Metakognitif dan Pengaruhnya Pada Kemampuan Belajar Anak (Online),(www/scrib.com/doc/55001403/Perkembangan kognitif). Diakses 9 September 2011
Perkembangan kognitif dan metakognitif | 17