Makalah Kognitif,metakognitif

25
A. Latar Belakang Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavior, meskipun hal-hal yang bersifat behavior tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Prilaku individu bukan semata-mata respon terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapainya, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori kognitif adalah perseptual. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen- komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses Perkembangan kognitif dan metakognitif | 1

Transcript of Makalah Kognitif,metakognitif

Page 1: Makalah Kognitif,metakognitif

A. Latar Belakang

Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental,

bukan peristiwa behavior, meskipun hal-hal yang bersifat behavior tampak lebih

nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Prilaku individu bukan semata-mata

respon terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental

yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk

mencapainya, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori

kognitif adalah perseptual. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi

serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan

belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak

selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori kognitif

menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang

melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi

saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan

atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang

kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah akan kehilangan makna.

Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang

mencakup ingatan,retensi,pengolahan informasi,emosi dan aspek-aspek

kejiwaan lainnya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik,

yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan

sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.

Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi

biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-

perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat

perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 1

Page 2: Makalah Kognitif,metakognitif

kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang

berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.

Lalu bagaimana hubungan perkembangan kognitif dan metakognitif?

Perkembangan metakognitif menurut Vygotsky, kemampuan metakognitif

berada diruang lingkup mediasi. Bagi Vygots, landasan utama memahami proses-

proses sosial dan psikologi terletak pada tanda-tanda atau lambang-lambang

yang berfungsi sebagai mediator. Kemudian, Vygots membagi kemampuan

mediasi dalam dua jenis : mediasi metakognitif dan mediasi kognitif.

Flavel memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang

tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran suatu

masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,

kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan

kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Jadi sebenarnya perkembangan

metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana

kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Perkembangan ini sangat

penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam

menyeleseikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai

“Thingking about thingking”.

Pada usia sekolah dasar seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif

yang harus mereka (anak /siswa), mereka dituntut pula untuk dapat

menggunakan dan mengatur kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan

dalam situasi pembelajaran seperti dalam menyeleseikan soalpemecahan

masalah matematika, membaca buku, bermain peran dsbnya. Suherman

(2001:96) menyatakan bahwa perkembangan metakognitif dapat diupayakan

melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang

mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia

observasi. Oleh karena, sangat penting bagi guru atau pendidik (termasuk orang

tua)untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran

ataupun mengembangkan kebiasaan dirumah.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 2

Page 3: Makalah Kognitif,metakognitif

Dengan berkembangnya berbagai teori tentang perkembangan kognitif

dan metakognitif, kami ingin membahas dan menganalisa tentang

perkembangan kognitif dan metakognitif. Atas dasar itulah kami menulis

makalah ini tentang “Perkembangan Kognitif dan Metakognitif”

B. Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada makalah ini akan dibahas

segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan kognif dan

metakognitif. Permasalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain :

1. Bagaimana pentingnya perkembangan kognitif dan metakognitif ?

2. Siapakah tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan teori-teori

tentang perkembangan kognitif dan metakognitif?

3. Bagaimana aplikasi teori tentang perkembangan kognitif dan metakognitif

dalam kegiatan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk membahas mengenai

perkembangan kognitif dan metakognitif yang meliputi pentingnya

perkembangan kognitif dan metakognitif,tokoh-tokoh yang berperan penting

dalam perkembangan kognitif dan metakognitif, serta bagaimana aplikasi

perkembangan kognitif dan metakognitif pada kegiatan pembelajaran.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 3

Page 4: Makalah Kognitif,metakognitif

A. Pentingnya Perkembangan Kognitif dan Metakognitif

Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori

belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.

Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulusnyang

diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan

terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-

pengalaman sebelumnya. Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain

tampak dalam rumusan-rumusan seperti Tahap-tahap perkembangan oleh

J.Piaget. Paul Suparno menggambarkan tahap-tahap perkembangan kognitif

menurut J.Pegeat sebagai berikut :

Tabel tahap perkembangan menurut J.Peaget

TAHAP UMUR CIRI POKOK PERKEMBANGAN

SENSORIMOTOR 0-2 tahun Berdasar tindakan langkah demi langkah

PRAOPERASI 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa TandaKonsep intuitif

OPERASI KONKREI 8-11 tahun Pakai aturan jelas/logisReversibel dan kekekalan

OPERASI FORMAL 11 tahun keatas

HipotesisAbstrakDeduktif dan induktifLogis dan Probabilitas

Perkembangan kognif yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi

intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi,

akomodasi, dan equilibration. Skemata adalah struktur kognitif berupa

ide,konsep, gagasan. Asimilasi ialah proses perubahan apa yang dipahami sesuai

dengan struktur kognitif (skemata) yang ada sekarang. Asimilasi adalah proses

pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh

individu. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi

baru. Equilibration adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 4

Page 5: Makalah Kognitif,metakognitif

keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi akan

terjadi apabila seseorang mengalami konflik kognitif atau suatu ketidak

simbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau

dialaminya. Proses ini akan mempengaruhi struktur kognitif, dimana proses

belajar akan terjadi melalui tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.

Sebagai contohnya seorang anak sudah memahami prinsip pengurangan. Ketika

mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses pengintegrasian antara

prinsip pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian

(informasi baru). Inilah yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut

diberikan soal-soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak

tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian

dalam situasi yang baru dan spesifik.

Anderson & Krathwohl (2001) merevisi taksonomi Bloom tentang aspek

kognitif menjadi dua dimensi yaitu :

1. Dimensi proses kognitif : aspek sintesis digabung dengan aspek analisis atau

evaluasi ditambahkannya aspek kreasi diatas aspek evaluasi. Indikator-

indikatornya adalah : membangun/mengkonstruksi (generating),

merencanakan (planning, menghasilkan (producing).

2. Dimensi pengetahuan. Aspek-aspek dari dimensi pengetahuan pada revisi

taksonomi Bloom meliputi :

a). Pengetahuan faktual (factual knowledge)

b). Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)

c). Pengetahuan prosedural (procedural knowledge)

d). Pengetahuan metakognitif (metaconitive knowledge)

Pengetahuan kognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tentang

tugas-tugas kognitif termasuk kontekstual dan kondisional, pengetahuan diri

(self-knowledge). Konsekuensi logis dari penilaian pengetahuan metakognisi

sebagai salah satu hasil belajar, maka metakognitif bukan lagi hanya dipandang

sebagai dampak pengiring dalam pembelajaran, melainkan dampak instruksional

(tujuan pembelajaran).

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 5

Page 6: Makalah Kognitif,metakognitif

Guru harus merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat

menumbuhkan kemampuan metakognitif siswa. Untuk keperluan itu guru harus

memahami apa itu metakognitif, komponen-komponen pembangun

metakognitif dan bagaimana mengimplementasikan metakognitif pada kegiatan

pembelajaran.

Perkembangan Metakognitif Pada anak

Menurut Desmita (2006:137), pada umumnya teori-teori tentang

kemampuan kognitif mendapat inspirasi dari penelitian J.H Plavel mengenai

pengetahuan metakognitif dan penelitian A.L. Brown mengenai metakognitif

atau pengontrolan pengaturan diri (self-regulation) selama pemecahan masalah.

Sementara Wellman dan Gelman (Desmita,2006:138) menunjukan bahwa

pemahaman anak tentang pemikiran manusia tumbuh secara ekstensif sejak

tahun-tahun pertama kehidupannya. Kemudian pada usia 3 tahun anak

menunjukan suatu pemahaman bahwa kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-

keinginan internal dari seseorang berkaitan dengan tindakan-tindakan orang

tersebut. Secara rinci Wellman menunjukan kemajuan pikiran pada anak usia 3

tahun dalam 4 tipe pemahaman yang menjadi dasar bagi pemikiran teoritis

mereka yaitu :

1. Memahami bahwa pemikiran terpisah dari objek-objek lain

2. Memahami bahwa pekiran menghasilkan keinginan dan kepercayaan

3. Memahami tentang bagaimana tipe-tipe keadaan mental yang berbeda-beda

4. Memahami bahwa pikiran digunakan untuk menggambarkan realitas

eksternal.

Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan metakognitif telah berkembang sejak

masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan

seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar

seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh

anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur

kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan dalam situasi pembelajaran.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 6

Page 7: Makalah Kognitif,metakognitif

Menurut Suherman (2001 : 96), kemampuan metakognitif tidak muncul

dengan sendirinya,tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan.

Perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak

dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan,

dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat

penting bagi guru (pendidik) termasuk orang tua untuk mengembangkan

kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran ataupun mengembangkan

kebiasaan dirumah.

Ada 3 strategi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan metakognitif pada pebelajar (siswa) yaitu :

1. tahap proses sadar belajar, meliputi proses : menetapkan tujuan belajar,

mempertimbangkan sumber belajar yang akan dapat diakses, menentukan

bagaimana kinerja terbaik siswa yang akan dievaluasi, mempertimbangkan

tingkat motivasi belajar, menentukan tingkat kesulitan belajar siswa.

2. tahap merencanakan belajar, meliputi proses memperkirakan waktu yang

dibutuhkan untuk menyeleseikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar

dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar,

mengorganisasikan materi pelajaran, mengambil langkah-langkah yang sesuai

untuk belajar dengan menggunakan strategi belajar

3. tahap monitoring dan refleksi belajar, meliputi proses merefleksikan proses

belajar, memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri.

Dengan melaksanakan 3 tahap tersebut harapannya kemampuan metakognitif

siswa dapat meningkat, sehingga pada akhirnya akan terbiasa menghadapi soal-

soal atau permasalahan yang berbentuk pemecahan masalah.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 7

Page 8: Makalah Kognitif,metakognitif

B. Tokoh-tokoh yang berperan penting pada perkembangan teori

perkembangan kognitif dan metakognitif

1. Teori Perkembangan Piaget

Gambar 1. Jean Piaget (1896-1980)

Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya

terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget,

perkembangan kognitif merupaka suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang

didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin

bertambahnya umur seseorang maka makin kompleks susunan sarafnya dan

makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju

kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya, yang

akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur

kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang

dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau

kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda secara kualitatif.

Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada

umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa

yang mereka rasakan dan mereka ketahui pada satu sisi dengan apa yang mereka

lihat suatu fenomena baru sebagai pengalaman atau persoalan. Bila seseorang

dalam kondisi sekarang dapat mengatasi situasi baru, keseimbangan mereka

tidak akan terganggu, jika tidak ia harus melakukan adaptasi dengan

lingkungannya.

Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-

tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat

hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 8

Page 9: Makalah Kognitif,metakognitif

dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya. Piaget membagi

tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu ;

a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)

c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)

d. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

2. Teori belajar menurut Bruner

Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif,

khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Menurut Bruner

perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh

caranya melihat melihat lingkungan, yaitu :

1. tahap enaktif, seseorang melakukan aktifitas-aktifitas dalam upaya

memahami lingkungan, artinya dalam memahami dunia sekitar anak

menggunakan pengetahuan motoriknya

2. tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui

gambar-gambar dan visualisasi verbal

3. tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-

gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

berbahasa dan logika.

Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan

menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap

perkembangan orang tersebut.

3. Kemampuan Metakognitif ala Vygotsky

Gambar 2. Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934)

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 9

Page 10: Makalah Kognitif,metakognitif

Vygotsky menetapkan konsep perkembangan kognitif dalam tiga bentuk :

hukum genetik tentang perkembangan, zona perkembangan proksimal dan mediasi.

Kemampuan metakognitif dikupas Vygotsky berada dalam lingkup mediasi. Bagi

Vygotsky , landasan utama memahami proses-proses sosial dan psikologi terletak pada

tanda-tanda atau lambang-lambang yang berfunsi sebagai mediator. Kemudia Vygotsky

membagi kemampuan mediasi dalam dua jenis : Mediasi metakognitif dan mediasi

kognitif.

Mediasi kemampuan metakognitif

Mediasi kemampuan metakognitif adalah alat-alat semiotik yang bertujuan untuk bisa

melakukan pengaturan diri yang meliputi : perencanaan (self planning), pengamatan

(self mentoring), penilaian (self checking) dan evaluasi (self evaluation). Mediasi

metakognitif berkembang dalam komunikasi antar diri seorang anak. Selama menjalani

kegiatan bersama, oarang dewasa dan rekan sebaya yang lebih pengalaman bisa

menggunakan alat-alat sismotik tertentu untuk mengatur tingkah laku anak.

Selanjutnya si anak sendiri yang akan menggunakan alat-alat sismotik tersebut untuk

dijadikan sarana pembentukan regulasi diri.

Keuntungan Perkembangan Kemampuan metakognitif

Berdasarkan proses perkembangan kemampuan metakognitif diatas, dapat dipahami

ada beberapa keuntungan yang didapat :

Anak mendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensi melalui

belajar dan proses perkembangan potensi.

Pembelajaran yang harus difokuskan kepadanya perlu lebih dikaitkan dengan tingkat

perkembangan potensi dibandingkan dengan tingkat perkembangan yang lainnya.

Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan

potensi dari pada perkembangan pribadinya

Anak diberi kesempatan yang luas untuk menggabungkan pengetahuan yang telah

dipelajari dengan pengetahuan secara prosedural, yang dapat digunakan untuk

melakukan tugas dan menyeleseikan masalah yang dimilikinya.

Proses balajar dan pembelajaran tidak sekedar proses transfer, tetapi lebih

mengarah kepada proses membentuk pengetahuan secara bersama-sama dengan

semua pihak yang bergabung didalamnya.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 10

Page 11: Makalah Kognitif,metakognitif

Dengan memahami proses perkembangan kemampuan metakognitif, khususnya di

dalam belajar, menunjukan bahwa pembentukan anak untuk produktif dan kreatif harus

dilakukan sejak dini, sehingga kehidupan anak senantiasa ceria dan bahagia.

4. Teori Belajar Bermakna Ausubel

Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar

asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa.

Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang

dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang yelah dimiliki

siswa dalam bentuk stuktur kognitif.

Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan

seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah

kedalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatian pada

konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa

perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang

telah dimiliki siswa. Dan yang paling awal menggemukakan tentang konsepsi adalah

Ausubel.

Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang dikemukakan

Ausubel tersebut, dikembangkan oleh pakar teori kognitif suatu model yang lebih

eksplisit yang disebut dengan skemata. Sebagai struktur organisasional, skemata

berfungsi untuk mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau

sebagi tempat untuk mengkaitkan pengetahuan baru,atau dapat dikatakan bahwa

skemata memiliki fungsi ganda, yaitu :

1. sebagai skema yang menggambarkan atau mempresentasikan organisasi

pengetahuan. Seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat

digambar dalam skemata yang dimilikinya.

2. Sebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau mengaitkan pengetahuan

baru.

5. Metakognitif menurut Flavell

Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun

1976. Menurut Flavell sebagaimana dikutip oleh Livingston (1997), metakognisi terdiri

dari pengetahuan metakognitif dan pengalaman atau regulasi metakognitif.

Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan tentang

proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 11

Page 12: Makalah Kognitif,metakognitif

kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat

diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.

C. Aplikasi Perkembangan Kognitif Dan metakognitif Dalam kegiatan

Pembelajaran

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar

yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perseptual, dan proses

internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori-teori kognitif ini sudah banyak

digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan

tujuan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka

mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu

2. Anak usia prasekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,

terutama dengan menggunakan benda-benda konkret

3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena dengan

hanya mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomadasi pengetahuan dan

pengalaman dapat terjadi dengan baik

4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retansi belajar perlu mengkaikan

pengalaman atau informasi baru dengan restruktur kognitif yang telah dimiliki si

belajar

5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan

menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks

6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar

bermakna informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara apa yang

sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa

7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan.

Peranan metakognitif terhadap keberhasilan belajar

Metakognitif pada dasarnya adalah adalah kemampuan belajar bagaimana

seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya dipertimbangkan dan dilakukan aktivitas-

aktivitas berikut (Taccasu Project,2008)

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 12

Page 13: Makalah Kognitif,metakognitif

1. Mengembangkan suatu rencana kegiatab belajar

2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan nya berkenaan dengan kegiatan belajar

3. Menyusun suatu program belajar untuk konsep, kerampilan, dan ide-ide baru

4. Mengidentifikasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai sumber

belajar

5. Memanfaatkan tehnologi modern sebagai sumber belajar

6. Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok

7. Belajar dari dan bagaimana mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu

yang telah berhasil dalam bidang tertentu

8. Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya

Pengembangan Metakognisi Peserta Didik

Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan

tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol

proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat

diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.

Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka

upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan

metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun

fondasi untuk belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar

dan pembelajaran, mempunyai tanggungjawab dan kesempatan untuk mengembangkan

metakognisi pembelajar. Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam

mengembangkan metakognisi peserta didik melalui kegiatan belajar dan pembelajaran

adalah sebagai berikut (Taccasu Project,2008)

1. Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan :

a) Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan berpikirnya

b) Membimbing pebelajar dalam mengembangkan strategi-strategi belajar yang

efektif

c) Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan

muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca

atau pelajari

d) Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan

bertanya

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 13

Page 14: Makalah Kognitif,metakognitif

e) Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana mentransfer pengetahuan, sikap-

sikap, nilai-nilai, ketrampilan-ketrampilan dari situasi ke situasi yang lain.

2. Membimbing pebelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik yang baik

melalui :

a) Mengembangkan kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan dengan :

mengidentifikasi gaya belajar yang paling sesuai untuk diri sendiri, memonitor

dan meningkatkan kemampuan belajar, memanfaatkan lingkungan belajar

secara variatif

b) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir posisf dengan cara : meningkatkan

rasa percaya diri, mengidentifikasi tujuan belajar dan menikmati aktivitas

belajar

c) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir hirarkhis dengan cara : membuat

keputusan dan memecahkan masalah , memadukan dan menciptkan hubungan

konsep-konsep baru

d) Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya dengan cara : mengidentifikasi ide-

ide atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti yang mendukung,

membangkitkan minat dan motivasi, memusatkan perhatian dan daya ingat.

Pengembangan metakognitif pembelajar dapat pula dilakukan dengan aktivitas-aktivitas

yang sedernaha kemudian ke yang lebih rumit.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 14

Page 15: Makalah Kognitif,metakognitif

A. Kesimpulan

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil

belajarnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang

sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan

stimulusnyang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang

sudah dimiliki dan terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan

pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Tahap-tahap perkembangan oleh J.Piaget. Paul Suparno menggambarkan tahap-

tahap perkembangan kognitif menurut J.Pegeat sebagai berikut :

TAHAP UMUR CIRI POKOK PERKEMBANGAN

SENSORIMOTOR 0-2 tahun Berdasar tindakan langkah demi langkah

PRAOPERASI 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa TandaKonsep intuitif

OPERASI KONKREI 8-11 tahun Pakai aturan jelas/logisReversibel dan kekekalan

OPERASI FORMAL 11 tahun keatas

HipotesisAbstrakDeduktif dan induktifLogis dan Probabilitas

Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan metakognitif telah berkembang sejak

masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan

seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar

seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh

anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur

kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan dalam situasi pembelajaran.

Kemampuan metakognitif tidak muncul dengan sendirinya,tetapi

memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Perkembangan metakognitif

dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi

tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang

apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat penting bagi guru (pendidik)

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 15

Page 16: Makalah Kognitif,metakognitif

termasuk orang tua untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik

melalui pembelajaran ataupun mengembangkan kebiasaan dirumah.

Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan

tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol

proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat

diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif.

Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan metakognisi

mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk

belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar dan

pembelajaran, mempunyai tanggungjawab dan kesempatan untuk mengembangkan

metakognisi pembelajar.

B. Saran

Dengan makalah ini kami berharap agar kita semua dapat memahami dan

lebih mengerti tentang cara belajar dan pembelajaran yang sesuai untuk peserta

didik kita. Selain itu kita juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan

metakognitif mereka sehingga keberhasilan belajar dapat ditingkatkan atau

tercapai. Pengembangan kemampuan kognitif dan metakognitif dapat dilakukan

dengan cara melatih dan pembiasan sehari-hari, guna melatih pemecahan masalah

dan menyeleseikan masalah.

Dengan makalah ini kami berharap lebih banyak lagi penelitian-penelian

tentang perkembangan kognitif dan metakognitif.

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 16

Page 17: Makalah Kognitif,metakognitif

Anneahira. Kemampuan Metakognitif ala Vygotsky. (Online), www.anneahira.com/kemampuan metakognitif.htm. Diakses 8 September 2011

Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Baharudin, Wahyuni.N.2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.

Desmita, (2006). Psikologi Perkembangan, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Suprijono,Agus.2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Kuntjojo. 12 April 2009. Metakognisi dan Keberhasilan Belajar Peserta Didik, (Online),(ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan keberhasilan-pesert-didik),diakses 10 September 2011

Lidinillah Muiz,A.D,2009. Perkembangan Metakognitif dan Pengaruhnya Pada Kemampuan Belajar Anak (Online),(www/scrib.com/doc/55001403/Perkembangan kognitif). Diakses 9 September 2011

Perkembangan kognitif dan metakognitif | 17