Makalah Kimia Tanah

25
MAKALAH KIMIA TANAH Oleh : KHAIRA SAKIAH JUFRI 70200111036 PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014 i

description

Makalah Kimia Tanah

Transcript of Makalah Kimia Tanah

MAKALAHKIMIA TANAH

Oleh :

KHAIRA SAKIAH JUFRI70200111036

PRODI KESEHATAN LINGKUNGANJURUSAN KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATANUIN ALAUDDIN MAKASSAR2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Kimia Tanah.Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar, 15 November 2014Penyusun

DAFTAR ISI

SAMPUL .iKATA PENGANTAR.iiDAFTAR ISIiiiBAB IA. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan2BAB IIA. Pengertian Kimia Tanah..3B. Sifat-sifat Kimia Tanah4C. Baku Mutu Kimia Tanah10BAB IIIA. Kesimpulan..13B. Saran.13DAFTAR PUSTAKA..14

13

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTanah merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai proses dan faktor pembentuk yang berbeda. Karena itu tanah mempunyai karakteristik yang berbeda demikian akan memerlukan manajemen yang berbeda pula untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsi tanah tersebut. Koloid tanah yang memiliki muatan negatif besar akan dapat menyerap sejumlah besar kation. Jumlah kation yang dapat diserap koloid dalam bentuk dapat tukar pada pH tertentu disebut kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation merupakan jumlah muatan negative persatuan berat koloid yang dinetralisasi oleh kation yang mudah diganti.Kapasitas tukar kation didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh pada pH 7 yang dinyatakan dalam milligram setara per 100 gram koloid. Kapasitas tukar kation tanah tergantung pada tipe dan jumlah kandungan liat, kandungan bahan organik dan pH tanah. Kapasitas tukar kation tanah yang memiliki banyak muatan tergantung pH dapat berubah-ubah dengan perubahan pH. Keadaan tanah yang sangat masam menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk dapat tukar karena perkembangan muatan positif. Kapasitas tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation yang dapat dijerap 100 gram tanah pada pH 7. Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:1. Apakah Pengertian dari Kimia Tanah?2. Bagaimana Sifat kimia tanah?3. Baku Mutu Kimia Tanah?

C. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih lanjut tentang sifat kimia tanah, dan mengetahui sifat-sifat kimia tanah. Selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fisika dan kimia lingkungan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia TanahTanah memiliki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik dan biologi tanah dapat dilihat secara kasat mata dan diteliti dengan warna tanah, tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat dasar tanah yang memiliki derajat keasaman tanah atau pH yang berbeda-beda, pemupukan yang dilakukan oleh manusia dan kandungan organik serta mineral di dalam tanah itu sendiri. Kimia tanah adalah studi mengenai karakteristikkimiawidaritanah.Kimia tanah menyangkut komposisimineral,bahan organik, dan faktorlingkungan. Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dasar inilah kemudian dapat diteliti bagaimana memperlakukan dan pembubidayaan tanah (Anonim,2011).Definisi tanah secara mendasar dikelompokkan dalam tiga definisi, yaitu:1. Berdasarkan pandangan ahli geologiMenurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis)Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).2. Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murniMenurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi)Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu.3. Berdasarkan pandangan ilmu pertanian.Menurut Ahli Pertanian (berdasarkan pendekatan Edaphologi)Tanah didefinisikan sebagai media tempat tumbuh tanaman.Selain ketiga definisi diatas, definisi tanah yang lebih rinci diungkapkan ahli ilmu tanah sebagai berikut Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa organik maupun anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman; yang ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan.Kimia Tanah studi terutama yang terlibat reaksi dalam larutan tanah dan antarmuka cair-padat.1. Tanah-ion interaksi.Ada banyak mechnisms yang dapat mengontrol gizi konsentrasi dalam larutan tanah, sehingga gizi ketersediaan untuk tanaman.2. Pelapukan Mineral (disolusi, presipitasi).a. Bahan Organik dekomposisib. Irigasi & hujanc. Pemupukand. Adsorpsi / desorpsiB. Sifat-sifat Kimia TanahAdapun Sifat Fisik dan Kimia Tanah Regosol, Vertisol, Latosol, dan Andisol RegosolRegosol adalah tanah yang belum banyak mengalami perkembangan profilnya. Oleh karena itu tebal solum tanahnya biasanya tidak melebihi 25 cm. Mengandung bahan yang belum atau masih mengalami pelapukan. Tanah ini berwarna kelabu, coklat, atau coklat kekuningan. Tekstur tanah biasanya kasar, yaitu pasir hingga lempung berdebu, struktur remah, konsistensi tanah lepas sampai gembur dan pH 6-7. Makin tua tanah maka semakin padat konsistensinya. Umumya regosol belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi. Umumnya cukup mengandung unsure P dan K yang masih segar dan belum siapuntuk diserap tanaman, tetapi kekurangan unsure N. (Dharmawijaya, 1992).

VertisolTanah ini bertekstur liat yang berwarna kelam yang bersifat fisik berat. Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara 100-200 cm, berwarna kelabu sampai hitam, sedangkan tekstur lempung bersifat liat. Struktur tanah keras, dilapisan atas sering berbentuk seperti bunga kubis, dan lapisan bawah gumpal dengan konsistensi teguh atau keras jika kering. Tidak terdapat horizon illuvial ataupun elluvial. Tanah ini kaya akan kapur dan pH tanahnya agak alkalis. Sifat tanah vertisol yang dijadikan tanah pertanian adalah tanah dengan kadar asam fosfat rendah, vertisol muda berbahan napal sehingga kaya akan fosfat. LatosolTanah ini memiliki lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 30 cm sampai 5 meter bahkan lebih. Memiliki batas horizon yang tidak jelas. Latosol meliputi tanah yang melakukan pelapukan yang intensif dan perkembangan tanah yang lebih lanjut. Keadaan ini meyebabkan pelindian unsure basa, bahan organic, dan silica dengan meninggalkan sesquoksida sebagai sisa berwarna merah. Umumnya kandungan unsure hara dari rendah sampai sedang.Tekstur tanah liat, struktur remah dan konsisitensi gembur. Daya menahan air cukup baik sehingga tidak rentan terhadap erosi. Reaksi pH berkisar antara 4,5-6,5. Kapasitas pertukaran katiion rendah. Secara umum, tanah ini memiliki sifat fisik yang baik, namun sifat kimia agak buruk. AndisolTanah andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, kelabu sampai coklat tua. Memiliki ketebalan solum yaitu 100-225 cm. Tekstur tanah ini adalah debu, lempung berdebu sampai lempung. Sedangkan struktur rema, konsisitensi gembur. Mengandung bahan organic yang tinggi. Terdapat alofan yang menyebabkan KPK dalam tanh tinggi. Reaksi tanah cukup baik, berkisar dari pH 5-7, asam sampai netral. Meskipun demikian, tanah ini rentan terhadap erosi.

1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (Anonim 1991).2. C-Organik Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991).Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim 1991).3. N-TotalNitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005).Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan Organik Tanah yang terdiri dari Bahan organik halus dan bahan organik kasara. Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udarab. Pupukc. Air HujanSumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 4000 kg/ha pada lapisan 0 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut (Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007).Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.4. P-BrayUnsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003).Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian (Hanafiah 2005).Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 0,5 %. Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005). Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.5. Kalium (K)Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri.Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit Kalium.6. Natrium (Na)Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75% yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh 15% Na, yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang ada. Pada tanah-tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah alkalin ini disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim kering dan berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah, 2005).7. Kalsium (Ca)Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium dan Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM 2007).8. Magnesium (Mg)Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).9. Kapasitas Tukar Kation (KTK)Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :a. Reaksi tanahb. Tekstur atau jumlah liatc. Jenis mineral liatd. Bahan organik dan,e. Pengapuran serta pemupukan.Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.

10. Kejenuhan Basa (KB)Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa

C. Baku Mutu TanahParameter tanah yang ditetapkan sebagai baku mutu tanah sangat terkait dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan, oleh karena itu penentuan parameter baku mutu tanah secara umum sulit ditentukan, walaupun rancangan baku mutu tanah telah diatur dalam rancangan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 1994. Rancangan Kepmen ini menyebutkan bahwa baku mutu tanah ditetapkan oleh masing-masing Gubernur dengan berpedoman pada Baku Mutu Nasional. Penentuan baku mutu dilakukan berdasarkan penelitian dan tetap menampung aspirasi dari masyarakat, pengusaha dan pihak yang berkepentingan.Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian, 1983 telah mengajukan kriteria penilaian sifat kimia tanah berdasarkan sifat umum tanah yang didapat secara empiris. Sedangkan kriteria umum untuk kandungan logam berat yang terdapat di dalam tanah telah diteliti oleh Ferguson (1990) mengemukakan batas beberapa kandungan logam berat yang tidak tercemar di dalam tanah, yaitu :1. Cadmium (Cd), nilai rerata pada tanah yang tidak terkontaminasi adalah 0,62 g/g. Batas minimum : 0,1 g/g dan batas maksimumnya : 1,0 g/g.2. Mercury (Hg), nilai rerata pada tanah yang tidak terkontaminasi adalah 0,098 g/g. Batas minimum : 0,01 g/g dan batas maksimumnya : 0,06 g/g.3. Arsenic (As), nilai rerata pada tanah yang tidak terkontaminasi adalah 6,03 g/g. Batas minimum : 5 g/g dan batas maksimumnya : 10 g/g.4. Lead (Pb), nilai rerata adalah 29,2 g/g, tetapi kandungan pada tanah yang tidakterkontaminasi adalah 10 20 g/g, bila kandungan lebih dari 100 g/g, maka sudah terkontaminasi. Karena itu batas maksimum Pb adalah 20 g/g atau 50 g/g.5. Selenium (Se) mempunyai nilai rerata 0,4 g/g. Angka ini akan meningkat pada daerah asam dan semi asam, karena itu angka ini sebaiknya dipakai sebagai baku mutu tanah.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pemabahasan sebelumnya, maka kesimpulan dalam makalah ini adalah :1. Kimia tanahadalah studi mengenai karakteristikkimiawidaritanah. Kimia tanah menyangkut komposisimineral,bahan organik, dan faktorlingkungan.2. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Regosol, Vertisol, Latosol, dan Andisol. Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dasar inilah kemudian dapat diteliti bagaimana memperlakukan dan pembubidayaan tanah.3. Parameter tanah yang ditetapkan sebagai baku mutu tanah sangat terkait dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan, oleh karena itu penentuan parameter baku mutu tanah secara umum sulit ditentukan, walaupun rancangan baku mutu tanah telah diatur dalam rancangan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 1994. Rancangan Kepmen ini menyebutkan bahwa baku mutu tanah ditetapkan oleh masing-masing Gubernur dengan berpedoman pada Baku Mutu Nasional. B. SaranAdapun saran dalam makalah ini yaitu sebaiknya lebih memperbanyak referensi terkait penyusunan makalah kimia tanah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Baku Mutu Pencemaran Tanah pada halaman http://pengen-tau.weebly.com/baku-mutu-pencemaran-tanah.html diakses pada tanggal 16 November 2014Anonim. 2012. Kimia Tanah pada halaman http://youngyongs.blogspot.com/2012/12/kimia-tanah.html diakses pada tanggal 16 November 2014Angga. 2010. Pengantar Ilmu Tanah pada halaman http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/7-pengantar-ilmu-tanahpdf diakses pada tanggal 16 November 2014Derajat, Agus. 2010. Pedoman Parameter Tanah pada halaman http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-paramater-tanah1.pdf diakses pada tanggal 16 November 2014USU. 2013. Kimia Tanah pada halaman http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39025/3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 16 November 2014Wizadz. 2008. Sifat Fisik Kimia Tanah pada halaman http://wizadzzz.blogspot.com/2008/10/sifat-fisik-kimia-tanah_22.html diakses pada tanggal 16 November 2014