Makalah Kimia Analisis Makanan i

download Makalah Kimia Analisis Makanan i

of 11

description

Makalah Kimia Analisis Makanan i

Transcript of Makalah Kimia Analisis Makanan i

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    1/11

    MAKALAH KIMIA ANALISIS MAKANAN I

    IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR FORMALIN

    Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Kimia Analisis Makanan I

    Dosen pengampu Drs. Suseno, M.Si

    DISUSUN OLEH :

    AMANDA ARUM KUSUMA ASTUTI 25121117F

    SITI ISTIQOMAH 25121121F

    D III ANALIS KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SETIA BUDI

    SURAKARTA

    2014

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    2/11

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPenggunaan bahan tambahan pangan (BTP) atau food additives sudah sangat

    meluas. Hampir semua industri pangan, baik industri besar maupun industri rumah

    tangga, dipastikan menggunakan BTP. Penggunaan BTP memang tidak dilarang

    asalkan bahan tersebut benar-benar aman bagi kesehatan manusia dan dalam dosis

    yang tepat. Pengawet merupakan salah satu jenis BTP yang paling banyak digunakan

    oleh produsen makanan.

    Penggunaan BTP dimaksudkan untuk mempertahankan kesegaran atau agar

    produk tahan lama, serta untuk memperbaiki rasa, aroma, penampilan fisik, dan

    warna. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah ma- kanan

    menjadi tengik akibat perubahan kimiawi. Namun, karena kurangnya pengetahuan

    tentang bahaya penggunaan BTP, para produsen makanan menggunakan BTP

    (pengawet) secara berlebihan.

    Formalin merupakan salah satu pengawet yang akhir

    akhir ini banyakdigunakan dalam makanan, padahal jenis pengawet tersebut sangat berbahaya bagi

    kesehatan. Formalin merupakan larutan tidak berwarna, berbau tajam, mengandung

    formaldehid sekitar 37% dalam air, biasanya ditambahkan metanol 10-15%. Formalin

    selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya pun tidak sulit sehingga

    sangat diminati sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung

    jawab.

    B. Perumusan masalah1. Pengertian Formalin2. Penggunaan Formalin3. Bahaya Formalin bagi Kesehatan4. Identifikasi dan Penetapan Kadar Formalin

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    3/11

    C. Tujuan1. Mengetahui deskripsi tentang Formalin2. Mengetahui penggunaan Formalin3. Mengetahui bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh Formalin4. Mengeahui cara identifikasi dan penetapan kadar Formalin

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    4/11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi FormalinFormalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.

    Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya

    ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai

    bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama

    lain dari formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid,

    Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform,

    Formaldehyde, dan Formalith (Astawan, 2006).

    Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena

    kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh.

    Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus NH2

    dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita,

    2006).

    Rumus Bangun Formalin adalah

    B. Penggunaan FormalinPenggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman sehingga

    digunakan sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat dan

    serangga lainnya, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan

    peledak. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin

    dan kertas, bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan produk parfum,

    bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku, pencegah korosi untuk sumur

    minyak, bahan untuk isolasi busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood),

    dalam konsentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet, pembersih

    rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampo mobil, lilin

    dan karpet (Astawan, 2006).

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    5/11

    C. Bahaya Formalin bagi KesehatanKasus pemakaian formalin pada tahu, ikan segar, ikan asin, dan produk

    makanan lainnya menunjukkan kurangnya pengetahuan produsen serta minimnya

    sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan bahaya bahan aditif. Formalin

    tidak diperkenankan ada dalam makanan maupun minuman, karena dalam jangka

    panjang dapat memicu perkembangan sel sel kanker. Formalin sangat berbahaya

    jika terhirup, tertelan atau mengenai kulit karena dapat mengakibatkan iritasi pada

    saluran pernapasan, reaksi alergi serta luka bakar (Yuliani, 2007).

    1. Bahaya Jangka Pendek (Akut)a. Bila terhirup dapat menimbulkan iritasi, kerusakan jaringan dan luka

    pada saluran pernafasan, hidung, dan tenggorokan. Tanda tanda

    lainnya adalah bersin, batuk-batuk, radang tekak, radang tenggorokan,

    sakit dada, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.

    Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

    b. Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulitmenjadi merah, mengeras, mati rasa, dan terbakar.

    c. Bila terkena mata dapat menimbulkan iritasi sehingga mata memerah,sakit, gatal gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Pada

    konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang he-

    bat sehingga lensa mata rusak.

    d. Bila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit,mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut

    yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, atau

    tidak sadar hingga koma. Selain itu juga terjadi kerusakan pada hati,

    jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat, dan ginjal

    (Yuliani, 2007).

    2. Bahaya Jangka Panjang (Kronis)a. Bila terhirup dalam jangka lama akan menimbulkan sakit kepala,

    gangguan pernafasan, batuk- batuk, radang selaput lendir hi- dung,

    mual, mengantuk, luka pada ginjal, dan sensitasi pada paru. Efek

    neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan

    terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang, gangguan

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    6/11

    haid dan kemandulan pada perempuan, serta kanker pada hi- dung,

    rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.

    b. Bila terkena kulit akan terasa panas, mati rasa, gatal gatal sertamemerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan

    pada kulit, dan radang kulit yang menimbulkan gelem- bung.

    c. Bila terkena mata dapat menyebabkan radang selaput mata.d. Bila tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan,

    muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan,

    penurunan suhu badan, dan rasa gatal di dada (Yuliani, 2007).

    D. Metodemetode Analisis Formalin1. Uji Kualitatif

    a. Dengan Fenilhidrazina1) Sampel ditimbang seksama kemudian dipotong kecil-kecil, dan

    dimasukkan ke dalam labu destilat,

    2) Tambahkan aquadest 100 ml ke dalam labu destilat,3) Sampel didestilasi dan ditampung filtratnya.4) Ambil 2-3 tetes hasil destilat sampel, Tambahkan 2 tetes

    Fenilhidrazina hidroklorida, 1 tetes kalium heksasianoferat

    (III), dan 5 tetes HCl.

    5) Jika terjadi perubahan warna merah terang berarti sampelpositif mengandung formalin (Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, 1979)

    b. Dengan Asam Kromatofat1) Campur sampel yang telah ditimbang dengan 50 ml air dengan

    cara menggerusnya dalam lumpang.

    2) Campuran dipindahkan ke dalam labu destilat dan diasamkandengan larutan H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan

    pendingin dan didestilasi. Hasil destilasi ditampung.

    3) Larutan pereaksi Asam kromatofat 0,5% dalam H2SO4 60%sebanyak 5 ml dimasukkan dlam tabung reaksi, ditambahkan 1

    ml larutan hasil destilasi sambil diaduk.

    4) Tabung reaksi dimasukkan dalam penangas air yang mendidihselama 15 menit dan amati perubahan warna yang terjadi.

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    7/11

    5) Adanya formalin ditunjukkan dengan adanya warna unguterang sampai ungu tua (Cahyadi, 2008).

    c. Dengan Larutan Schiff1) Sampel ditimbang dan dipotong potong2) Dimasukkan kedalam labu destilat, ditambahkan 50 ml air,

    kemudian diasamkan dengan 1 ml larutan H3PO4. Labu destilat

    dihubungkan dengan pendingin dan didestilasi. Hasil destilasi

    ditampung.

    3) Diambil 1 ml hasil destilat dalam tabung reaksi, ditambahkan 1ml H2SO4 1:1 lewat dinding, kemudian ditambahkan 1 ml

    larutan schiff, jika terbentuk warna ungu maka positif formalin

    (Keush, 2003).

    d. Uji Hehner -Fulton.1) Ke dalam 6 rnl H2SO4dingin (yang telah dicampur dengan air

    brom jenuh) tambahkan 5 ml larutan hasil sulingan sampel

    yang mengandung formalin sambil didinginkan.

    2) Masukkan 5 ml campuran tersebut ke dalam tabung reaksi.3) Tambahkan I ml susu yang bebas aldehida secara perlahan-

    lahan dan sarnbil cliciinginkan, lalu tambahkan 0,5 ml larutan

    pengoksidasi dan aduk.

    4) Adanya HCHO ditunjukkan dengan adanya warna merah mudaungu (SNI 01 2894 1992).

    e. Uji dengan FeCl3(untuk contoh susu dan olahannya)1) Timbang lebih kurang 5 g cuplikan, tambahkan 50 ml air suling

    dan masukkan ke dalam corong pemisah.

    2) Tambahkan 1 2 ml asam asetat 4 N lalu kocok dengan 20 mleter sebanyak 2 kali.

    3) Pisahkan dan uapkan eter dalam cawan penguap hingga kering.4) Tambahkan 10 20 ml air suling ke dalam residu, aduk.5) Tuangkan larutan tersebut ke dalam 3 ml asam sulfat yang

    ditetesi dengan 2 tetes FeCl310% secara perlahan-lahan.

    6) Terbentuknya warna merah lembayung menunjukkan adanyaformaldehide (SNI 01

    2894

    1992).

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    8/11

    2. Uji Kuantitatifa. Dengan Metode AsidiAlkalimetri

    1) Dipipet 10,0 ml hasil destilat dipindahkan ke erlenmeyer,kemudian ditambah dengan campuran 25 ml hidrogen

    peroksida encer P dan 50 ml Natrium hidroksida 0,1 N.

    2) Kemudian dipanaskan di atas penangas air hingga pembuihanberhenti, dan dititrasi dengan Asam klorida 0,1 N

    menggunakan indikator larutan Fenolftalein P.

    3) Dilakukan penetapan blanko, dipipet 50,0 ml NaOH 0,1 N,ditambah 2-3 tetes indikator Fenolftalein, dititrasi dengan HCl

    0,1 N. Dimana 1 ml Natrium hidroksida 0,1 N ~ 3,003 mg

    HCHO (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979)

    b. Dengan Metode Spektrofotometri1) Pembuatan larutan standar :

    a) Formalin 37% diambil sebanyak 0,027 ml,b) Tambahkan aquades sebanyak 500 ml atau 20 ppm,

    buat konsentrasi yang berbeda yaitu 0; 0,05; 0,1; 0,5;

    0,75; 1,0; 1,5; dan 2,

    c) Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yangsudah diberi label (8 tabung reaksi),

    d) Tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiapkonsentrasi yang berbeda, panaskan tabung reaksi

    selama 30 menit dengan kompor pada suhu 100C,

    e) Terbentuklah larutan standar.2) Pembuatan Larutan Uji :

    a) Homogenkan sampel sebanyak 20 ml dengan aquades,panaskan sampel yang telah diuji dengan kompor

    sampai mendidih, disaring lalu didinginkan.

    b) Ambil filtrat sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksidengan 3 kali ulangan.

    c) Tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml padamasing- masing tabung reaksi.

    d) Panaskan selama 20 menit lalu dinginkan.

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    9/11

    e) Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer denganpanjang gelombang 520 nm.

    3) Perhitungan :a) Nilai absorbansi dari uji menggunakan spektrofotometer

    akan dibandingkan dengan larutan standar pada tiap

    konsentrasi yang berbeda pada masing-masing tabung

    reaksi dengan metode regresi linear (Hastuti, 2010).

    E. Pembahasan Metode Identifikasi1. Uji Kualitatif

    a. Dengan Fenilhidrazinab. Dengan Asam Kromatofatc. Dengan Larutan Schiffd. Dengan Uji Hehner Fultone. Dengan FeCl3

    2. Uji Kuantitatifa. Metode AsidiAlkalimetri

    b. Metode Spektrofotometri

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    10/11

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan1. Formalin merupakan senyawa aldehid dengan rumus kimia CHOH, berbentuk

    gas atau larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Dikenal

    sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam

    industri. Formalin dilarang penggunaannya sebagai bahan pengawet pada

    makanan karena berbahaya untuk kesehatan.

    2. Identifikasi kualitatif formalin dilakukan dengan menggunakan PereaksiFenilhidrazina, Asam Kromatofat, dan dengan Larutan Schiff.

    3. Identifikasi kuantitatif formalin dilakukan dengan menggunakan metodeSpektrofotometri.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. SNI 01 - 2894 - 1992. Cara uii bahan pengawet makanan dan bahan tambahanyang dilarang untuk makanan. 25 - 28.

    Astawan, M. (2006).Membuat Mie dan Bihun.Jakarta: Penebar Swadaya.

    Cahyadi, W. (2008).Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.Jakarta: Bumi

    Aksara.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979).Farmakope Indonesia(Ketiga ed.).

    Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

    Harmita. (2006).Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi.Jakarta: DepartemenFarmasi FMIPA Universitas Indonesia.

    Hastuti, S. (2010, Agustus). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin

    di Madura.AGROINTEK, 4(2), 132 - 137.

    Keush, P. (2003). Test for AldehydeSchiffs Reagent.Dipetik April 22, 2010, dari

    http://www.chemie.uni_regensburg.de/organische_chemie/didaletik/keush/p3_ald_ad

    d_e.htm

    Yuliani, S. (2007). Formalin dan Masalahnya. Warta Penelitian dan Pengembangan

    Pertanian Indonesia, 29(5), 7 - 9.

  • 5/27/2018 Makalah Kimia Analisis Makanan i

    11/11