MAKALAH KIMIA

79
MAKALAH KIMIA ORGANIK ROMBEL IV ANGGOTA KELOMPOK : 1. SUCI ROHMAWATI ( 6411413133 ) 2. RENGGANIS PRISKLATIWI ( 6411413153 ) 3. HANIATUL MAGHFIROH ( 6411413154 ) 4. MASRUROTUL KHOTIMAH ( 6411413155 ) 5. HENDRAWAN SETYA NUGRAHA ( 6411413159 ) 6. ARIESTA PURNAMASARI ( 6411413160 ) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 1

description

makalah kimia yang membahas kimia organik.

Transcript of MAKALAH KIMIA

Page 1: MAKALAH KIMIA

MAKALAH

KIMIA ORGANIK

ROMBEL IV

ANGGOTA KELOMPOK :

1. SUCI ROHMAWATI ( 6411413133 )

2. RENGGANIS PRISKLATIWI ( 6411413153 )

3. HANIATUL MAGHFIROH ( 6411413154 )

4. MASRUROTUL KHOTIMAH ( 6411413155 )

5. HENDRAWAN SETYA NUGRAHA ( 6411413159 )

6. ARIESTA PURNAMASARI ( 6411413160 )

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

1

Page 2: MAKALAH KIMIA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

DAFTAR TABEL..............................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................5

KATA PENGANTAR.......................................................................................................6

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................7

Latar Belakang...................................................................................................................7

Tujuan................................................................................................................................7

Rumusan Masalah..............................................................................................................7

Manfaat..............................................................................................................................7

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................8

Sejarah Kimia Organik......................................................................................................8

Pengertian Kimia Organik...............................................................................................12

Gugus Fungsi dalam Kimia Organik...............................................................................13

Materi Kimia Organik.....................................................................................................13

Alkana..............................................................................................................................13

Alkena..............................................................................................................................19

Alkuna.............................................................................................................................22

Alkohol............................................................................................................................23

Eter..................................................................................................................................30

Aldehida dan Keton.........................................................................................................33

2

Page 3: MAKALAH KIMIA

Asam Karboksilat............................................................................................................40

Polimer............................................................................................................................49

Contoh soal.....................................................................................................................53

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................54

Kesimpulan......................................................................................................................54

Saran................................................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................55

3

Page 4: MAKALAH KIMIA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam-macam Alkana.................................................................................17

Tabel 2.2 Perbandingan sifat fisik alkohol dan kelarutan dalam air dibandingkan

dengan senyawa lain.....................................................................................26

4

Page 5: MAKALAH KIMIA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur hidrogen pada metanol..................................................................25

Gambar 2.2 Pengunaan eter dalam bidang kesehatan sebagai obat bius........................33

Gambar 2.3 Getah karet...................................................................................................51

Gambar 2.4 Pipa yang terbuat dari plastik.......................................................................52

5

Page 6: MAKALAH KIMIA

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan

syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi

besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia

mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, dosen pengampu dan teman-teman yang

terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar.

Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”Kimia Organik” yang kami buat

berdasarkan  refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet.

Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.

Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.

Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah

ini.

Semarang , 17 September 2013

Penyusun

6

Page 7: MAKALAH KIMIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada umumnya, senyawa dalam jasad hidup terdiri dari beberapa unsur yaitu: karbon,

hidrogen,oksigen nitrogen dan disamping itu belerang dan fosfor. Kenyataan ini membawa

kita pada defenisi kimia organik, yaitu cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari senyawa

karbon. Dengan demikian dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha

untuk mengumpulkan materi-materi atau bahan yang sangat mendukung dalam penyelesaian

paper ini. Terutama tentang kimia organik dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari.

Serta kita dapat mengetahui kriteria-kriteria yang ada dalam kimia organik.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita dalam

mempelajari mata kuliah kimia, mengetahui penerapan kimia organik dan manfaat kimia

organik dalam kehidupan.

1.3 Rumusan Masalah

Materi apa saja yang terdapat dalam kimia organik?

Bagaimana penerapan kimia organik dalam kehidupan?

Apa manfaat kimia organik dalam kehidupan ?

1.4 Manfaat

Untuk menambah wawasan kita dalam mempelajari kimia

Untuk mengetahui penerapan kimia organik dalam kehidupan

Untuk mengetahui manfaat kimia organik dalam kehidupan

Mempererat keakraban dengan teman satu kelompok

Kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok

7

Page 8: MAKALAH KIMIA

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kimia 

Sejarah perkembangan kimia organik telah diawali sejak jaman dahulu dengan

perkembangan teknik peleburan logam, pencelupan tekstil, kaca, dan mentega untuk keju. Ini

awal teknik kimia dari hampir semua penemuan-empiris. Artinya, perkembangan penemuan

ilmu kimia diperoleh dari pengamatan atau bahkan dari kejadian yang tak diduga dan

kecelakaan. Pengalaman tentang penemuan diturunkan secara turun temurun ke generasi

berikutnya. Untuk contoh, karena tembaga ditemukan dalam keadaan logam bebas, tembaga

pertama kali ditempa hingga dihasilkan peralatan yang beraneka ragam. Kemudian

perkembangan berlanjut berdasar pengetahuan kemudian tembaga dileburkan, yang mungkin

salah satu logam pertama yang dipisahkan dari campuran bijih logam. Empirisme mulai

berkurang dengan filsuf Yunani yang memulai diskusi pertama yang sistematis tentang sifat

materi dan transformasi. Ada banyak filosofi dan sekolah yang tumbuh di sekitar hidup para

filsuf. Salah satu yang menjadi daya tarik khusus ahli kimia yakni dari teori atomis.

Democritus (460-370 SM) mengemukakan gagasan atom. Democritus berpikir bahwa atom

adalah partikel padat dan bahwa atom ada dalam kekosongan tapi bisa bergerak dan

berinteraksi satu sama lain, dengan demikian, membentuk alam berbagai sistem dunia.

Namun, Aristoteles dan Plato menolak filsafat atom, dan tidak sampai awal abad kesembilan

belas Dalton mengusulkan awal dari teori atom modern.

Socrates, Plato, dan Aristoteles memiliki dampak terbesar pada filsafat Yunani.

Socrates merasa bahwa mempelajari sifat manusia dan hubungannya jauh lebih penting

daripada mempelajari ilmu pengetahuan alam. Dia melakukan pengamatan yang bermanfaat

bagi perkembangan selanjutnya dari ilmu pengetahuan dengan menekankan bahwa definisi

dan klasifikasi harus jelas, bahwa argumen logis dan ilmiah, dan menjadi skeptisisme

rasional. Plato mengadopsi filosofi bahwa ada empat elemen: api, udara, air, dan bumi.

Aristoteles menambahkan ke empat elemen empat kualitas yang terkait: panas, dingin, basah,

dan kering. Dia percaya bahwa setiap elemen memiliki dua kualitas ini ditransmutasikan

menjadi unsur lain dengan mengubah kualitasnya. Untuk misalnya, bumi sudah kering dan

dingin, tapi bisa berubah menjadi api dengan mengubah kualitas untuk panas dan kering.

Teori-teori ini tetap penting selama hampir dua ribu tahun. Yang terpenting adalah karya

ilmiah yang terjadi di Alexandria. Sayangnya, sedikit dari karya itu yang myenyentuh di

bidang kimia. Saat itu di Alexandria, menjelang akhir abad pertama SM, alkimia barat mulai

8

Page 9: MAKALAH KIMIA

berkembang. Alkimia adalah campuran filsafat, agama, atau spiritual, ide, astrologi, dan

keterampilan teknis empiris.

Berdasarkan teori bahwa semua materi terdiri dari api, udara, air, dan bumi dengan

kualitas yang terkait dari panas, dingin, basah dan kering dan dengan mengubah kualitas dari

satu bentuk materi maka bisa mengubahnya ke bentuk lain, para filsuf berpikir jika mereka

adalah sistem untuk mengubah materi dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam waktu maka

mereka bisa mendapatkan logam yang sempurna. Mereka tidak hanya bekerja untuk

membentuk logam sempurna tetapi juga untuk membentuk cairan kehidupan yang akan

memberi mereka kesempurnaan rohani.

Dari Alexandria, alkimia cepat menyebar ke seluruh dunia. Untuk seribu lima ratus

tahunberikutnya, banyak praktisi yang membujuk donator kaya untuk mendukung usaha

mereka dalam penelitian dengan janji bahwa kekayaan tak terbatas hanya mengubah timah

atau besi menjadi emas atau perak. Banyak alkemis benar-benar percaya bahwa suatu tempat

di alam sana ada sebuah prosedur yang akan membentuk logam mulia dari bahan dasar.

Ketika mereka bekerja untuk menemukan prosedur, mereka belajar banyak tentang ilmu

pengetahuan, meskipun mereka bukan ilmuwan dalam arti modern.

Apa yang diberikan alkimiawan kepada ilmu adalah dasar eksperimental dari mana

muncul teori-teori kimia modern. Karena alkemis menjanjikan prestasi kimia mungkin dan

melakukan tidak mengikuti metode ilmiah modern, sejarawan sering menyebut saat ini

periode "zaman kegelapan" ilmu pengetahuan. Namun, logika mereka cukup kuat. Tujuan

mereka untuk mengubah materi dari satu bentuk ke bentuk lainnya adalah hasil dari melihat

banyak perubahan dramatis yang mereka bisa lihat di alam. Untuk Misalnya, dalam api, kayu

hanya "menghilang" meninggalkan sejumlah kecil abu. Dengan demikian, sebagai alkemia

mengamati perubahan dramatis seperti ini, mereka beralasan bahwa itu harus mudah untuk

membuat jenis lain dari perubahan-seperti mengubah timah menjadi emas. Mereka tidak

memiliki cara untuk mengetahui bahwa mengubah timah menjadi emas melibatkan jenis yang

sama sekali berbeda perubahan dibandingkan dengan menggunakan api untuk mengubah

kayu menjadi abu.

Bergerak ke arah kimia modern membutuhkan waktu yang lama. Fisika dan obat-

obatan telah memberikan dasar eksperimental, tetapi pertama sikap filsuf terhadap alam harus

berubah ke arah yang lebih pendekatan induktif. René Descartes menganjurkan, hanya

menerima hal-hal yang dapat buktikan. Mungkin kendala terbesar untuk kimia modern adalah

identitas kimia. Ada kebutuhan untuk menggantikan empat elemen alkemi dengan

pemahaman atom. Para ilmuwan perlu memahami bahwa identitas substansi tetap sama

9

Page 10: MAKALAH KIMIA

bahkan ketika zat yang menjadi bagian dari zat lain. Sebagai contoh, tembaga selalu tembaga

bahkan ketika dicampur dengan seng untuk membentuk perunggu, paduan tembaga. Robert

Boyle (1627-1691) tidak banyak yang harus dilakukan jauh dengan pandangan dari empat

elemen, serta memulai studi gas (atau udara). Banyak ilmuwan mempelajari gas dan mampu

mengisolasi terisolasi sejumlah senyawa gas murni, tetapi mereka semua berpikir terbatas

bahwa gas-gas ini dianggap udara sangat murni atau udara sangat tidak murni.

Antoine Lavoisier (1743-1794) akhirnya mengklasifikasikan kimia ke suatu ilmu

yang berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan modern dengan pengakuan bahwa oksigen

tidak hanya udara sangat murni, hal ini merupakan elemen-benar terpisah. Pada awal abad

kesembilan belas, seperti ilmu kimia modern mulai berkembang, ahli kimia sebagian besar

mengabaikan kimia organik, melihatnya secara baik sebagai medis atau biologis terkait

karena hampir semua senyawa organik yang dikenal berasal dari organisme hidup, baik

tanaman dan hewan. Pengecualian untuk ini adalah Lavoisier, yang sangat tertarik dalam

kimia organik dan dianggap itu sebagai bagian dari ilmu kimia. Dia melihat beberapa

senyawa organik dan menemukan bahwa semua karbon yang terkandung. Karena senyawa

organik jauh lebih kompleks dan tidak stabil daripada senyawa anorganik yang disintesis

pada saat itu, ahli kimia tidak sengaja disiapkan apapun dan, pada kenyataannya, berpikir

bahwa mereka tidak mungkin untuk mempersiapkan material organik. Mereka percaya bahwa

senyawa ini datang hanya dari organisme hidup. Artinya, pembentukan diketahui senyawa

organik, seperti urea, pati, minyak, dan gula, diperlukan beberapa "kekuatan vital" yang

dimiliki oleh organisme hidup. Dengan demikian, organik kimia menjadi studi senyawa

memiliki kekuatan vital, atau vitalisme. Beberapa kimiawan merasa bahwa, karena "kekuatan

vital," senyawa organik tidak mengikuti aturan yang sama bahwa senyawa lain lakukan.

Tidak terpengaruh oleh sikap mengenai kimia organik, Michel Chevreul memulai

untuk mempelajari komposisi lemak menggunakan proses penyabunan, atau pembuatan

sabun. Pada 1816, Chevreul memisahkan sabun menjadi beberapa senyawa organik murni

dan menemukan bahwa senyawa yang dipisahkannya sangat berbeda dari lemak yang ia

mulai dengan hal yang tidak sengaja. Untuk melakukan pekerjaannya, Chevreul pertama

membuat sabun. Dia mengulangi memproses berkali-kali membuat sabun dari beberapa

sumber lemak dan alkali. Kemudian, setelah ia terpisah dari sabun gliserin, ia memisahkan

sabun menjadi asam berbagai lemak. Dia menyebut senyawa asam lemak karena ia telah

diisolasi dari sabun, yang telah dibuat dari lemak hewan. Sebelumnya orang tidak memiliki

pemahaman bahwa reaksi kimia berlangsung selama proses pembuatan sabun. Mereka

10

Page 11: MAKALAH KIMIA

berpikir bahwa sabun hanyalah kombinasi lemak dan alkali. Sayangnya, ahli kimia lainnya

membutuhkan waktu lama untuk mengakui pentingnya kerja Chevreul itu.

Ahli kimia lain yang membawa vitalisme ke arah kemajuan adalah Friedrich Wöhler

dengan sintesis urea pada tahun 1828-saat ia berkata, "tanpa penggunaan ginjal ". Reaksi

berikut adalah sintesis urea menggunakan bahan awal amonium hidroksida cair dan sianogen.

Tujuan Wöhler bukanlah untuk mensintesis urea, ia berusaha untuk membuat cyanate

amonium (NH4OCN), yakni suatu senyawa yang ia butuhkan untuk penelitiannya. Bahkan, ia

mungkin telah menjadi frustrasi karena dia mencoba untuk membuat cyanate amonium

dengan rute yang berbeda. Dia mencoba mereaksikan perak cyanate dengan amonium

klorida, penalarannya bahwa perak klorida tidak larut dan akan mengendap dari larutan. Dia

mencoba mereaksikan cyanate dengan amonium hidroksida. Akhirnya, ia mencoba amonium

hidroksida cair dan sianogen. Tapi, setiap hasil yang menghasilkan substansi kristal putih

yang sama itu bukan yang produk diinginkan. Wöhler, namun, Wöhler membuat tanda dalam

sejarah kimia dengan memutuskan untuk mengidentifikasi zat yang tidak diketahui ini.

Setelah diidentifikasi zat tersebut adalah urea, Wöhler juga mengakui pentingnya

penemuannya. Karena itu Wöhler menulis pada tahun 1828 penelitian memberikan hasil yang

tak terduga. yang lebih penting karena memberi perubahan contoh membuat produksi zat

organik dari bahan anorganik.

Chevreul dan Wöhler telah mengubah studi organik kimia selamanya. Ahli kimia

lainnya melihat pekerjaan yang telah dilakukannya Chevreul dan Wöhler, mereka melihat

bahwa ahli kimia memang bisa mensintesis senyawa karbon tanpa organisme hidup. Mereka

kemudian mulai membuat senyawa karbon dan mempelajarinya. Segera setelah itu banyak

ahli kimia telah mencapai keberhasilan yang luar biasa dalam metode baru dari sintesis

senyawa organik. Tak pelak lagi, seseorang akan mengambil perkembangan baru dari

penelitian laboratorium kimia organik dan menemukan cara untuk memasarkannya. William

Henry Perkin adalah orang pertama yang melakukannya. Pada tahun 1856, pada usia 18

tahun, saat berlibur dari Royal College London, Perkin sedang bekerja di laboratorium

rumahnya. Sementara mencoba untuk membuat kina, pekerjaan yang tidak diselesaikan

sampai tahun 1944, ia sengaja disintesis pewarna ungu muda sekarang disebut Perkin. Tahun

berikutnya, dengan menggunakan uang yang dipinjam dari ayahnya, ia membangun sebuah

pabrik dan memasarkan baru pewarna. Dari sana, ia bekerja dengan tar batubara dan

menemukan bahwa tar batubara adalah sumber yang kaya bahan awal untuk berbagai

pewarna baru.

11

Page 12: MAKALAH KIMIA

Langkah lain dalam kemajuan kimia organik adalah pengeboran sumur minyak

pertama di Pennsylvania pada tahun 1859. Minyak dipompa dari sumur menyediakan sumber

baru, murah, dan berlimpah senyawa karbon. Saat ini industri petrokimia memasok baku

bahan untuk ribuan produk yang berbeda, termasuk berbagai keperluan dari bahan peledak

dan bahan bakar untuk farmasi dan pertanian bahan kimia.

Pada tahun 1895, Perusahaan Bayer dari Jerman mendirikan industri farmasi.

Kemudian pada 1899, perusahaan mulai memasarkan aspirin, sebagai hasil dari karya Felix

Hoffmann. Hoffmann belajar bagaimana mempersiapkan aspirin dari asam salisilat alami.

Selama ratusan tahun, orang telah mengunyah kulit pohon willow untuk meringankan rasa

sakit. Kulit pohon willow mengandung asam salisilat analgesik. Aspirin adalah asam salisilat

unggul sebagai analgesik karena menghasilkan obat yang kurang berefek samping iritasi pada

lambung dan efektif memperlakukan rasa sakit. Pada awal kimia, ahli kimia belajar banyak

tentang senyawa sederhana yang biasanya tidak ditemukan dalam sistem hidup, tetapi mereka

belajar sedikit tentang senyawa organik yang ditemukan dalam sistem kehidupan. Mereka

terlalu kompleks untuk alat analisis sederhana yang tersedia di abad kesembilan belas dan

kedua puluh awal abad. Dengan demikian, kemajuan lambat dalam memahami kimia sistem

kehidupan. Perkembangan selanjutnya dari alat analisis yang kuat membuat wawasan

molekul biologis penting menjadi banyak dan membuka daerah baru untuk penelitian ilmiah.

2.2 Pengertian Kimia Organik

Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur, sifat,

dan komposisi suatu senyawa. Kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon,

karena unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon,

hidrogen, oksigen, biasanya dengan tambahan nitrogen, belerang, dan fosfor. Salah satu

contoh senyawa organik adalah TNT (trinitrotoluena) yang digunakan sebagai bahan peledak.

TNT tersusun atas atom-atom karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Di bawah ini adalah

struktur dua dan tiga dimensi (versi balls and sticks) dari senyawa TNT. Atom hitam adalah

karbon, abu-abu adalah hidrogen, merah adalah oksigen, dan biru adalah nitrogen.

12

Page 13: MAKALAH KIMIA

Setiap makhluk hidup tersusun atas senyawa organik. Diambil istilah organik karena

dahulu kala banyak senyawa yang disintesis dari makhluk hidup, seperti selulosa, pati, lemak,

dll.

2.3 Gugus Fungsi dalam Kimia Organik

Salah satu bahasan dalam kimia organik, yang membedakan dengan kimia anorganik

adalah adanya sebuah pola yang disebut deret homolog. Setiap senyawa organik mempunyai

gugus yang spesifik dimana setiap gugus tersebut berbeda sifat dan reaktivitasnya. Inilah

yang disebut gugus fungsional. Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang

melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas pada senyawa.

Semua senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional yang sama akan

ditempatkan pada deret homolog yang sama. Berdasarkan gugus fungsi, dapat dibuat

klasifikasi senyawa organik yang memudahkan kimia organik untuk dipelajari.

2.4 Materi Kimia Organik

2.4.1 Alkana

2.4.1.1 Pengertian Alkana

Senyawa organik yang paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon

hanya terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon jenuh

atau yang disebut dengan alkana adalah hidrokarbon yang keseluruhan ikatannya

adalah ikatan tunggal. Masing-masing karbon membentuk empat ikatan dan masing-

masing hidrogen membentuk satu ikatan dengan karbon. Ikatan pada masing-masing

hidrokarbon adalah tetrahedralReaksi Terhadap Alkana

13

Page 14: MAKALAH KIMIA

Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Alkana

merupakan senyawa nonpolar dan hanya memiliki ikatan-ikatan sigma yang kuat.

Alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan halogen pada kondisi tertentu. Inilah

beberapa reaksi yang bisa dilakukan terhadap senyawa golongan alkana.

2.4.1.2 Tata Nama Alkana

Nama induk alkana diambil dari rantai terpanjang

Jika ada dua atau lebih rantai yang panjangnya sama, maka diambil yang

mempunyai cabang terbanyak.

Rantai karbon dihitung dari cabang terdekat.

Jika ada dua macam cabang yang dekatnya sama, maka dihitung dari cabang

terdekat berikutnya.

Jika ada cabang yang sama, maka ada awalan sesuai dengan jumlah cabang yang

sama, yaitu di-, tri- tetra- berturut-turut untuk dua, tiga, dan empat cabang yang

sama.

2.4.1.3 Reaksi Terhadap Alkana

Oksidasi

Alkana bila bereaksi dengan oksigen dalam jumlah yang memadai (teroksidasi

sempurna) membentuk CO2 dan H2O disertai pembebasan panas. Contoh:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2H2O + panas.

Halogenasi

Alkana bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet.

Contoh:

CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

Pada contoh reaksi di atas terjad ipenggantian satu atom H pada metana oleh

atom halogen. Reaksi ini termasuk reaksi substitusi dan karena substitusinya

halogen, maka disebut dengan halogenasi.

14

Page 15: MAKALAH KIMIA

Nitrasi

Reaksi alkana dengan HNO3 pada suhu 150-475˚ C mengakibatkan terjadinya

substitusi atom H pada alkana oleh gugus -NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi

semacam ini dinamakan reaksi nitrasi,dan secara umum dituliskan dengan

persamaan reaksi:

R-H + HO-NO2 → R-NO2 + H2O

Seperti halnya halogenasi, atom-atom H dalam alkana berbeda laju reaksinya

dalam nitrasi sehingga hasil nitrasi cenderung membentuk campuran. Contoh:

CH3CH2CH3 + HNO3 → CH3CH2CH2NO2 + CH3CH(NO2)CH3

Sulfonasi

Reaksi alkana dengan asam sulfat pekat berasap (oleum) menghasilkan asam

alkana sulfonat dan dituliskan dengan persamaan reaksi umum:

R-H + HO-SO3H → RSO3H + H2O

Dalam reaksi di atas terjadi substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO3H

dan subsritusi ini dinamakan sulfonasi.

2.4.1.4 Sifat Fisik Alkana

Alkana merupakan suatu senyawa organik. Alkana merupakan suatu

hidrokarbon yang bersifat jenuh, dikarenakan tidak mempunyai ikatan rangkap.

Alkana hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen dengan rumus empiris CnH2n+2.

Di sini akan dibahas sifat-sifat fisik dari senyawa alkana pada umumnya.

15

Page 16: MAKALAH KIMIA

2.4.1.5 Wujud Alkana

1. Semua alkana tidak berwarna dan  memiliki bau yang khas.

2. Alkana rantai pendek (C1 sampai C4) berupa gas, rantai sedang (C3 sampai C17)

berupa cairan dan jika lebih panjang berbentuk padatan.

3. Titik didih alkana meningkat seiring kenaikan berat molekul. Hal ini

dikarenakan meningkatnya gaya van der Waals sebanding dengan kenaikan

berat molekul.

4. Cabang alkana menyebabkan penurunan luas permukaan yang mengakibatkan

penurunan gaya van der Waals. Itulah sebabnya titik didih pentana > isopentana

> neopentana

5. Titik leleh alkana tidak menunjukkan keteraturan. Alkana dengan jumlah atom

karbon genap memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai

jumlah atom karbon ganjil.

6. Kecenderungan abnormal pada titik leleh mungkin karena alkana dengan atom

karbon ganjil memiliki atom karbon di sisi berlawanan. Jadi alkana dengan atom

karbon genap dapat dikemas erat dalam kisi kristal membuat gaya tarik

antarmolekul menjadi lebih besar.

2.4.1.6 Isomer Struktur Alkana

Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus

strukturnya berbeda (dalam hal terikatnya atom-atom dalam molekul) disebut

isomer-isomer struktur.

Contoh Isomer Struktur

Misalnya alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua buah isomer

struktur, yang masing-masing diberi nama butana dan 2-metilpropana (isobutana).

Butana dan 2-metilpropana adalah dua senyawa yang berbeda strukturnya dan

mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda pula.

16

Page 17: MAKALAH KIMIA

2.4.1.7 Macam-Macam Alkana

Alkana Rantai Lurus

Rumus umum alkana adalah CnH2n+2 dimana n adalah jumlah atom karbon pada

molekul alkana. Ada dua buah cara untuk menulis rumus struktur. Sebagai contoh,

butana dapat dituliskan sebagai CH3CH2CH2CH3 atau CH3(CH2)2CH3.

Tabel 2.1 Macam-macam Alkana

Jumlah

KarbonNama

Rumus

MolekulRumus Struktur

1 Metana CH4 CH4

2 Etana C2H6 CH3CH3

3 Propana C3H8 CH3CH2CH3

4 Butana C4H10 CH3CH2CH2CH3

5 Pentana C5H12 CH3CH2CH2CH2CH3

6 Heksana C6H14 CH3(CH2)4CH3

7 Heptana C7H16 CH3(CH2)5CH3

8 Oktana C8H18 CH3(CH2)6CH3

9 Nonana C9H20 CH3(CH2)7CH3

10 Dekana C10H22 CH3(CH2)8CH3

17

Page 18: MAKALAH KIMIA

Alkana Bercabang

Cabang (substituen) yang mempunyai cabang, dinomori dari karbon substituen

yang melekat pada rantai induk.

Penomoran substituen dimulai dari karbon yang melekat pada rantai induk.

Keseluruhan nama dari cabang substituen ditulis dalam kurung, dengan

didahului nomor yang mencerminkan induk yang mana karbon itu bergabung.

Substituen ditulis urut abjad. Untuk mengurutkan sesuai abjad, abaikan awalan

(di-, tri, tetra-) tetapi jangan abaikan posisi seperti iso- dan tert-

Alkana Siklis

Rantai induk ditentukan dari karbon yang membentuk cincin terbesar (misal,

sikloalkana adalah sikloheksana)

Ketika dua cincin bergabung, cincin yang lebih besar adalah yang menjadi rantai

induk, sedangkan yang kecil menjadi cabang sikloalkil.

2.4.1.8 Penggunaan Alkana

Senyawa alkana dekat dengan kehidupan manusia. Penerapan senyawa alkana

dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

Metana untuk bahan bakar roket

Butana untuk pengisi korek api

Pentana banyak digunakan untuk kebutuhan industri

Heksana dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa alam yang sifatnya non

polar

Pentana (bensin) digunakan untuk kendaraan bermotor.

Iso-oktana adalah bensin dengan kualitas tinggi (biasa disebut pertamax)

Sebagai bahan pembuatan polimer

Sebagai intermediet dalam sintesis senyawa organik

2.4.1.9 Isomer Cis-Trans

Isomer sistem cis-trans adalah cara yang paling umum digunakan untuk

menujukkan konfigurasi alkena. Cis mengandung pengertian bahwa substituen

terletak pada bidang yang sama, sedangkan trans mengandung pengertian bahwa

substituen terletak pada bidang yang berseberangan. Dengan sistem ini tidak lagi

18

Page 19: MAKALAH KIMIA

dijumpai keraguan isomer manakah yang diberi nama cis-2-butena dan manakah

trans-3-heksena.

Untuk alkena yang lebih kompleks, orientasi atom-atom pada rantai utama

menentukan apakah alkena termasuk cis atau trans. Misalnya, rumus struktur isomer

cis-3,4-dimetil-2-pentena. Pada contoh ini, atom-atom karbon rantai utama nomor 1

dan 4 terletak pada sisi yang sama terhadap ikatan rangkap, sehingga diberi nama

cis.

2.4.2 Alkena

2.4.2.1 Pengertian Alkena

Alkena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alifatik yang bersifat tidak

jenuh, tetapi cukup bersifat reaktif. Istilah yang digunakan adalah tidak jenuh, yang

menandakan bahwa alkena mengandung atom hidrogen yang kurang dari jumlah

semestinya, jika dihubungkan dengan jumlah atom karbonnya.

Gugus fungsi alkena yang utama adalah adanya ikatan rangkap dua antar

karbon (C=C). Gugus fungsi ini sangat mempengaruhi reaksi pada golongan alkena.

Secara umum, reaksi yang dapat terjadi pada alkena dapat dikategorikan menjadi

dua jenis, yaitu reaksi pada ikatan rangkap dan reaksi di luar ikatan rangkap. Reaksi

19

Page 20: MAKALAH KIMIA

alkena yang terjadi pada ikatan rangkap dinamakan reaksi adisi, sedangkan di luar

katan rangkap dinamakan reaksi substitusi.

Hidrokarbon alifatik tak jenuh dapat juga mengandung lebih dari satu ikatan

rangkap, sebagai contoh adalah senyawa alkadiena. Alkadiena adalah hidrokarbon

alifatik tak jenuh yang mengandung dua buah ikatan rangkap.

2.4.2.2 Tata Nama Alkena

Nama IUPAC Alkena

Menurut aturan IUPAC, tata nama alkena berasal dari alkana yang berakhiran -

ana menjadi alkena yang berakhiran -ena. Sebagai contoh yang sederhana, 1-pentena

mempunyai rumus CH2=CHCH2CH2CH3, sedangkan 2-pentena mempunyai rumus

struktur CH3CH=CHCH2CH3. Pemberian angka 1 dan 2 di depan nama pentena

tersebut tentu saja merujuk pada posisi ikatan rangkap dua dalam senyawa. Karbon-

karbon dalam alkena yang rumit dinamai sedemikian rupa sehingga karbon yang

berikatan rangkap dinomori dengan nomor yang paling rendah. Perhatikan senyawa

berikut ini:

Pada senyawa 3-metil-2-propil-1-pentena di atas, yang menjadi rantai utama

adalah yang mempunyai ikatan rangkap (terdiri dari 5 atom karbon). Maka senyawa

tersebut dinamai dengan 1-pentena sesuai dengan jumlah rantai induknya.

Nama Trivial Alkena

Nama trivial adaah nama umum yang diberikan kepada beberapa struktur

khusus alkena. Sebagai contoh, etena mempunyai nama trivial etilena; propena

20

Page 21: MAKALAH KIMIA

mempunyai nama trivial propilena; dan 2-metilpropena mempunyai nama trivial

isobutilena.

Ada juga nama gugus fungsi trivial alkena yang didasarkan pada kedudukan dan

jumlah rantai alkena. Sebagai contoh gugus alkenil CH2= diberi nama metilena;

gugus fungsi CH2=CH- diberi nama vinil; dan CH2=CH-CH2 diberi nama alil.

2.4.2.3 Struktur Alkena

Alkena merupakan hidrokarbon tidak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap.

Suatu alkena mengikuti rumus umum CnH2n. Sebagai contoh adalah etena yang

mempunyai rumus molekul C2H4 dan propena yang mempunyai rumus molekul

C3H6. Inilah rumus struktur etena dan propena:

Berdasarkan teori tolakan pasangan elektron valensi (Valence Shell Electron

Pair Repulsion, VSEPR), dapat diramalkan bahwa ikatan antar karbon membentuk

sudut sekitar 120º, walaupun nyatanya tidak selalu tepat demikian. Pada gambar di

atas, etena mempunyai sudut ikatan sebesar 121,7º, sedangkan sudut ikatan pada

propena adalah 124,7º. Besarnya sudut ikatan ini dipengaruhi oleh besarnya gugus

yang terikat oleh atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap. Sudut akan semakin

besar jika gugus yang diikat juga semakin besar.

2.4.2.4 Manfaat Alkena

Penggunaan alkena dalam kehidupan adalah:

21

Page 22: MAKALAH KIMIA

Bahan pembuatan etanol dan etilen glikol.

Bahan pembuatan plastik seperti polietilen

Bahan pematangan buah seperti nanas, apel, dan jeruk.

2.4.3 Alkuna

2.4.3.1 Pengertian Alkuna

Alkuna adalah suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus

fungsi berupa ikatan ganda tiga karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan

rangkap dalam alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak

jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan

rangkap. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang

dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan

golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.

2.4.3.2 Sifat Fisika dan Kimia Alkuna

Wujud Alkuna

Tiga alkuna dengan rantai anggota terpendek (etuna, propuna, dan butuna)

merupakan gas tak berwarna dan tak berbau. Adanya pengotor berupa gas fosgen

(ClCOCl), etuna (asetilena) berbau seperti bawang putih. Delapan anggota

selanjutnya berwujud cair, dan jika rantai semakin panjang maka wujud alkuna

adalah padatan pada tekanan dan temperatur standar. Semua alkuna mempunyai

massa jenis lebih kecil daripada air.

Kelarutan Alkuna

Alkuna tidak larut dalam air, namun cukup larut dalam pelarut organik seperti

benzena, eter, dan karbon tetraklorida.

Titik Leleh dan Titik Didih Alkuna

22

Page 23: MAKALAH KIMIA

Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring dengan kenaikan

massa molekul. Selain itu, titik leleh dan titik didih alkuna dipengaruhi oleh

percabangan, seperti halnya alkana dan alkena.

2.4.3.3 Penggunaan Alkuna

Manfaat alkuna dalam kehidupan adalah:

1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar

dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut

mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan

logam.

2. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga

digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan

poliakrilonitril.

3. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan

untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan

reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai

senyawa organik.

2.4.4 Alkohol

2.4.4.1 Pengertian Alkohol

Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksi (-

OH). Alkohol bisa berasal dari alkana, alkena, maupun alkuna dengan adanya

pergantian gugus alkil dengan gugus hidroksi pada atom karbon jenuh.

Rumus umum alkohol adalah R-OH, dimana R adalah gugus alkil, alkenil, atau

alkunal. Pada kasus substitusi alkena dan alkuna hanya terjadi pada karbon jenuh

(karbon yang tak memiliki ikatan rangkap). Sebagai contoh, propanol memiliki

rumus struktur CH3-CH2-CH2-OH. Sedangkan 2-propenol memiliki rumus struktur

CH2=CH-CH2-OH. Dan 2-propunol memiliki rumus struktur CH≡C-CH2-OH.

Jika gugus hidroksi digantikan oleh hidrogen pada karbon tak jenuh, alkohol

tidak akan dapat terbentuk. Sebagai gantinya, maka akan terjadi proses

23

Page 24: MAKALAH KIMIA

tautomerisasi. Sebagai contoh, penggantian gugus hidroksi pada karbon terminal

menjadi hidrogen pada 1-propena akan menghasilkan enol yang tak stabil yang

bertautomerisasi menjadi keton.

2.4.4.2 Tata Nama Alkohol

Tata Nama IUPAC Alkohol

Nama sistem IUPAC untuk senyawa alkohol disesuaikan dengan alkana

induknya. Perbedaannya, jika dalam alkana diakhiri dengan -a, maka untuk alkohol

diakhiri dengan -ol. Sebagai contoh, propana dengan akhiran -ol akan menjadi

propanol. Aturan tata nama alkohol menurut IUPAC adalah sebagai berikut:

1. Ambil rantai paling panjang yang mempunyai gugus hidroksi (-OH). Nama

induk alkohol berasal dari nama alkana pada panjang rantai yang sama dengan

menggantikan akhiran -a menjadi akhiran -ol. Perhatikan rumus struktur

propanol:

2. Urutkan rantai induk sehingga atom karbon yang mengikat gugus hidroksi

mempunyai nomor sekecil mungkin. Letakkan posisi gugus hidroksi di depan

nama induk.

Tentukan posisi dan nama gugus fungsi lain selain gugus hidroksi.

Sebagai contoh:

24

Page 25: MAKALAH KIMIA

Tata Nama Trivial Alkohol 

Nama trivial alkohol dinyatakan dengan nama gugus fungsi alkil yang mengikat

gugus hidroksi diikuti dengan kata alkohol. Dengan demikian etanol yang

mempunyai rumus struktur CH3CH2OH mempunyai nama trivial etil alkohol.

2.4.4.3 Sifat Fisika Alkohol

Alkohol mengandung gugus polar yaitu gugus hidroksi (-OH) yang bersifat

hidrofilik dan juga mengandung gugus nonpolar yaitu gugus alkil (-R) yang bersifat

lipofilik. Hasil dari susunan ini, ketika alkohol mempunyai jumlah rantai karbon

yang kecil, maka alkohol akan bersifat polar dan akhirnya dapat larut dalam air.

Semakin panjang rantai alkil, kelarutan alkohol dalam air akan semakin kecil.

Dengan gugus -OH, alkohol mampu membentuk ikatan hidrogen pada dirinya

sendiri, alkohol lain, molekul netral, maupun anion. Inilah ilustrasi ikatan hidrogen

pada metanol.

Gambar 2.1 Struktur hidrogen pada metanol

Pembentukan ikatan ini menyebabkan titik didih abnormal jika

dibandingkan dengan molekul organik dengan jumlah rantai karbon yang

sama. Inilah perbandingan sifat fisik alkohol dan kelarutan dalam air

25

Page 26: MAKALAH KIMIA

dibandingkan dengan senyawa lain yang mempunyai jumlah rantai karbon

yang sama, seperti pada haloalkana.

Tabel 2.2 Perbandingan sifat fisik alkohol dan kelarutan dalam air

dibandingkan dengan senyawa lain.

Rumus StrukturNama

IUPAC

Nama

Umum

Titik

Leleh (ºC)

Titik

Didih (ºC)

Kelarutan dalam

H2O pada 23ºC

CH3OH MetanolMetil

alkohol-97,8 65,0 Tak terbatas

CH3Cl KlorometanaMetil

klorida-97,7 -24,2 0,74 g/100 mL

CH4 Metana -182,5 -161,7 3,5 mL (gas)/ 100 mL

CH3CH2OH EtanolEtil

alkohol-114,7 78,5 Tak terbatas

CH3CH2Cl KloroetanaEtil

klorida-136,4 12,3 0,447 g/100 mL

CH3CH3 Etana -183,3 -88,6 4,7 mL (gas)/ 100 mL

CH3CH2CH2OH 1-PropanolPropil

alkohol-126,5 97,4 Tak terbatas

CH3CH2CH3 Propana -187,7 -42,1 6,5 mL (gas)/ 100 mL

CH3CH2CH2CH2OH 1-ButanolButil

alkohol-89,5 117,3 8,0 g/100 mL

CH3(CH2)4OH 1-Pentanol Pentil -79 138 2,2 g/100 mL

2.4.4.4 Sifat Kimia Alkohol

Alkohol adalah molekul polar dengan adanya gugus -OH. Gugus fungsi -OH

dapat melepaskan proton pada larutan dan dengan demikian alkohol bersifat asam.

Pada kasus lain, gugus -OH dapat digantikan. Jadi, reaksi dalam alkohol dapat

diklasifikasikan menjadi reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan yang melibatkan

gugus hidroksi.

26

Page 27: MAKALAH KIMIA

2.4.4.5 Reaksi Terhadap Alkohol

Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus alkil dan gugus

hidroksil (-OH). Kedua gugus fungsi dalam alkohol dapat bereaksi dengan beberapa

reagen. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada alkohol adalah:

Penggantian Hidrogen dalam Gugus Hidroksi

Hidrogen dalam gugus -OH alkohol dapat digantikan oleh logam aktif, gugus

alkali, dan gugus asam.

Penggantian oleh Logam Aktif

Dengan logam Na, alkohol membentuk garam alkoksida disertai pembebasan

hidrogen. Contoh:

2 CH3OH + 2 Na → 2 CH3ONa + H2

Dalam reaksi ini, laju reaksi alkohol 1° > alkohol 2° > alkohol 3°, sedangkan

garam yang terbentuk dapat terhidrolisis dan menghasilkan alkohol kembali.

CH3ONa + H2O → CH3OH + NaOH

Penggantian oleh Gugus Alkil

Reaksi ini terjadi bila alkohol diubah terlebih dahulu menjadi garam alkoksi

dan kemudian direaksikan dengan alkil halida.

2 C2H5OH + 2 Na → C2H5ONa + H2

C2H5ONa + C2H5I → C2H5-O-C2H5 + NaI

Penggantian oleh Gugus Asam

Reaksi penggantian ini dapat berlangsung bila alkohol direaksikan dengan

asam, anhidrida asam, atau klorida asam, dan semuanya menghasilkan ester.

C2H5OH + CH3COOH → CH3COOC2H5 + H2O

Dalam reaksi tersebut, hasil samping air dibentuk oleh atom H dari alkohol

dan gugus OH dari asam. Tetapi bila digunakan alkohol tersier yang melepaskan

gugus OH adalah alkohol, sedangkan asamnya melepaskan H.

27

Page 28: MAKALAH KIMIA

Penggantian Gugus Hidroksil (OH)

Gugus -OH alkohol dapat digantikan oleh atom halogen bila alkohol

direaksikan dengan fosfor halida (PX3 atau PX5). Contoh:

3 C2H5OH + PI3 → C2H5I + H2PO3

C2H5OH + PI5 → C2H5I + HI + POI3

Reaksi penggantian serupa terjadi bila alkohol direaksikan dengan asam halida

(HX). Contoh:

C2H5OH + HBr → C2H5Br + H2O

Dalam reaksi alkohol dengan asam-asam halida, laju reaksi yang paling besar

adalah pada alkohol tersier, sedangkan pada alkohol sekunder dan alkohol primer

laju reaksinya semakin menurun. Contoh yang dapat dikemukakan untuk fakta ini

adalah reaksi t-butil alkohol dengan HCl pekat hanya memerlukan waktu beberapa

menit dengan kuantitas yang besar pula.

Reaksi Oksidasi

Reaksi oksidasi alkohol ditentukan oleh jenis alkoholnya. Pada oksidasi

alkohol primer diperoleh aldehida, alkohol sekunder menghasilkan keton, dan pada

alkohol tersier dihasilkan campuran asam karboksilat dan keton yang masing-masing

mengandung atom C lebih sedikit daripada alkohol asalnya.

2.4.4.6 Jenis-jenis Alkohol

Klasifikasi alkohol adalah sebagai berikut:

Alkohol Primer

Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang hanya mengikat satu

atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol primer. Contoh

yang paling sederhana adalah etanol. Metanol bukan alkohol primer karena atom

karbon yang mengikat gugus -OH tidak mengikat karbon lain.

28

Page 29: MAKALAH KIMIA

Alkohol Sekunder

Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang  mengikat dua atom

karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol sekunder. Contoh

alkohol sekunder adalah 2-propanol.

Alkohol Tersier

Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom

karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkoholtersier. Contoh senyawa

alkohol tersier adalah 2-metil-2-propanol.

Vinil Alkohol

Vinil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat

pada atom karbon berikatan rangkap dua. Contoh senyawa vinil alkohol adalah 2-

propenol.

Benzil Alkohol

Benzil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat

pada gugus benzil. Gugus benzil mempunyai rumus C6H5-CH2-.

Alkohol Dihidrat

Alkohol dihidrat adalah senyawa yang mengandung dua gugus hidroksi.

Contoh alkohol dihidrat adalah etilen glikol.

Alkohol Trihidrat

Alkohol triidrat adalah senyawa yang mengandung tiga gugus hidroksi.

Contoh alkohol trihidrat adalah gliserol.

29

Page 30: MAKALAH KIMIA

2.4.4.7 Manfaat Alkohol

Alkohol sangat banyak peranannya untuk kehidupan manusia. Penggunaan

alkohol antara lain:

1. Etanol digunakan sebagai bahan antiseptik, pelarut parfum, bahan bakar, dan

campuran minuman keras.

2. Campuran antara metanol dan metilen biru membentuk spiritus untuk bahan

bakar.

3. Dapat digunakan untuk pengawetan di bidang medis (selain formalin).

4. Alkohol merupakan pelarut yang sangat baik.

5. Etilen glikol bermanfaat untuk pembuatan lem serbaguna.

2.4.5 Eter

2.4.5.1 Pengertian Eter

Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur

C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan

rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.

Eter dapat digilongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter

asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter

sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran atau eter

asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang

mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar'

atau Ar-O-'R.

Di antara eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya

mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh

untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan

30

Page 31: MAKALAH KIMIA

CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan

sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.

2.4.5.2 Tata Nama Eter

Tata Nama IUPAC

Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana, dalam arti

bahwa eter dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana. Contohnya adalah

metoksimetana, metoksietana, dan 2-metoksipentana yang rumus strukturnya

berurutan adalah sebagai berikut:

Bila senyawa yang menurunkannya adalah alkena, maka nama yang  diberikan

adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang mempunyai

rumus CH3OCH=CHCH3.

Eter yang memngandung gugus aril dinamakan alkoksiarena. Sebagai contoh

adalah metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai berikut:

Tata Nama Trivial

Tata nama trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan

nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan kata

eter. Contohnya adalah CH3OCH2CH3 diberi nama etil metil eter, sedangkan

CH3CH2OCH2CH3 diberi nama dietil eter.

31

Page 32: MAKALAH KIMIA

2.4.5.3 Reaksi Terhadap Eter

Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak terlalu reaktif. Dengan kata

lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus. Reaksi terhadap eter adalah:

Reaksi Oksidasi Eter

Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan

hasil seperti pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat

dari etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan

asetaldehida.

C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO

Reaksi Eter dengan Asam

Dengan HI Dingin

Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida.

Contoh:

C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I

Dengan H2SO4 Dingin

Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter

dalam asam sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil

hidrogensulfat. Contoh:

C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4

Reaksi Hidrolisis Eter

Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4)

terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:

C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH

Reaksi Eter dengan Halogen

Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom

C alfa (atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.

32

Page 33: MAKALAH KIMIA

C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl

2.4.5.4 Manfaat Eter

Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).

Gambar 2.2 Pengunaan eter dalam bidang kesehatan sebagai obat bius.

2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau

menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga

laju mesin lebih kencang.

3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.

2.4.6 Aldehid dan Keton

2.4.6.1 Pengertian Aldehida dan Keton

Aldehida dan keton merupakan nama dua golongan senyawa organik yang

masing-masing mengandung unsur-unsur C, H, dan O. Kedua golongan senyawa ini

mempunyai gugus fungsi C=O, oleh karena itu, di antara keduanya terdapat

beberapa persamaan sifat.

Rumus umum aldehida adalah R-CHO dan untuk keton adalah R-C(=O)R'.

Dari rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan atara atom/gugus yang terikat

33

Page 34: MAKALAH KIMIA

pada gugus karbonil dalam aldehida dan keton. Perbedaan inilah yang

mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat-sifat yang identik.

2.4.6.2 Tata Nama Aldehida

Nama IUPAC Aldehida

Secara sederhana, tata nama IUPAC untuk senyawa aldehida adalah dengan

mengubah akhiran -a pada alkana dengan -al untuk aldehida dengan panjang rantai

karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam alkana ada senyawa etana, maka pada

aldehida dengan panjang rantai karbon yang sama (2 atom karbon) disebut dengan

etanal.

Dan juga aldehida yang mempunyai atom H tersubstitusi dengan atom lain.

Maka substituen tersebut dinomori sesuai urutan atom karbon yang mengikatnya.

Nama Trivial Aldehida

Nama trivial untuk golongan aldehida sangat tergantung  dari senyawa hasil

oksidasi aldehida yang bersangktan. Sebagai contoh, CH3COOH dapat diperoleh

dari oksidasi senyawa CH3CHO. Oleh karena CH3COOH disebut dengan asam

asetat, maka CH3CHO disebut dengan asetaldehida.  Dengan cara yang sama, maka

dapat diketahui bahwa asam benzoat berasak dari oksidasi benzaldehida.

Substitusi atom H juga dipertimbankan untuk nama trivial. Untuk nama trivial

aldehida, substituen dinomori dengan simbol α, β, γ dan seterusnya. Contoh:

34

Page 35: MAKALAH KIMIA

Inilah perbandingan nama IUPAC dan trivial aldehida:

2.4.6.3 Tata Nama Keton

Nama IUPAC Keton

Tata nama IUPAC pada keton hanya mengganti akhiran -a pada alkana dengan -

on untuk keton dengan jumlah rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam

alkana ada propana, maka dalam keton ada propanon, yang masing-masing

mempunyai jumlah rantai karbon yang sama, yaitu tiga. Keton merupakan salah satu

senyawa karbonil, yang artinya mempunyai gugus karbonil (C=O) pada strukturnya.

Oleh karena rumus umum keton adalah R(C=O)R', maka keton yang paling pendek

adalah propanon.

Nomor posisi gugus karbonil dalam rantai karbon ditulis di bagian depan. Jika

ada gugus fungsi lain, maka penomoran dimulai dari atom C ujung yang berdekatan

dengan gugus karbonil. Contoh:

35

Page 36: MAKALAH KIMIA

Nama Trivial Keton

Pemberian nama trivial untuk keton menggunakan cara yang sama untuk eter,

yaitu dengan cara menyebutkan gugus-gugus yang terikat pada gugus karbonil,

kemudian diikuti dengan menyebutkan kata keton.

Ada juga nama populer untuk keton. Sebagai contoh, dimetil keton sering

disebut aseton, sedangkan fenil metil keton disebut dengan asetofenon. Inilah rumus

struktur asetofenon.

Nama trivial untuk keton juga dapat menggunakan sistem α, β, γ sesuai dengan

posisi substituen yang terikat dihitung dari gugus karbonil. Contoh:

36

Page 37: MAKALAH KIMIA

2.4.6.4 Sifat Fisika dan Kimia Aldehida-Keton

Sifat Kimia Aldehida dan Keton

Secara umum, aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih tinggi

dibandingkan dengan alkena karena adanya gaya tarik menarik dipol-dipol yang

lebih kuat. Aldehida dan keton merupakan senyawa polar. Perbedaan

elektronegativitas antara atom penyusun gugus karbonil (atom C dan O) sangatlah

besar.

Aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih rendah dibandingkan

alkohol. Tidak seperti gugus hidroksi yang dimiliki oleh alkohol, gugus karbonil

tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antara satu dengan yang lainnya. Namun

demikian, aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan alkohol.

Maka dari itu, aldehida dan keton lebih larut dalam air dibandingkan alkena.

Sifat Fisika Aldehida dan Keton

Aldehida dengan rantai satu (formaldehida) berbentuk gas. Asetaldehida (rantai

dua) berwujud cairan dengan titik didih 21º C. Aldehida dan keton dengan panjang

rantai karbon 3-12 juga berbentuk cairan tak berwarna. Jika lebih panjang dari tiga

rantai, maka aldehida dan keton berbentuk padat.

2.4.6.5 Manfaat Aldehida dan Keton

Aldehida ditemukan pada tumbuhan, yakni senyawa vanilin pada tanaman

vanili, dan sinamaldehida pada kayu manis. Kebanyakan aldehida alami digunakan

sebagai pemberi aroma pada makanan. Aldehida paling sederhana (formaldehida)

digunakan untuk bahan pengawet mayat di dunia medis.

Sedangkan keton diproduksi massal untuk keperluan pelarut dalam industri,

prekursor polimer, dan farmasi. Aseton digunakan untuk pelarut getah dan resin.

Isobutil metil keton dipakai dalam bidang polimer, terutama untuk melarutkan

nitroselulosa dan getah.

37

Page 38: MAKALAH KIMIA

2.4.6.6 Reaksi Kondensasi Aldol

Kondensasi Aldol

Reaksi kondensasi aldol dapat dilangsungkan oleh senyawa aldehida yang

mempunyai hidrogen α. Reaksi kondensasi aldol terjadi pada satu jenis aldehida

dengan adanya asam atau basa encer. Senyawa hasil reaksi kondensasi aldol adalah

aldehida β-hidroksi yang sering disebut dengan senyawa aldol. Senyawa aldol

adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi aldehida dan alkohol sekaligus.

Kondensasi Aldol Ketonik

Senyawa golongan keton kurang reaktif untuk melangsungkan reaksi

kondensasi aldol dibandingkan golongan  aldehida. Namun demikian, sejumlah

sedikit produk reaksi masih dapat dihasilkan. Produk kondensasi aldol senyawa

keton akan mengalami dehidrasi secara cepat membentuk produk terstabilisasi

resonansi. Adanya dehidrasi membuat reaksi kondensasi aldol mengalami

kompleksasi.

Oksidasi Aldehida dan Keton

Reaksi oksidasi terhadap aldehida menggunakan reagen oksidator yang

bervariasi akan menghasilkan asam karboksilat. Oksidator yang paling umum

digunakan untuk aldehida adalah kalium dikromat. Aldehida juga dapat teroksidasi

menjadi asam karboksilat oleh oksigen bebas di udara.

38

Page 39: MAKALAH KIMIA

Senyawa golongan keton sukar dioksidasi menggunakan oksidator apa pun,

termasuk kalium dikromat dan oksigen molekuler. Aldehida mudah dioksidasi

sedangkan keton tidak bisa dioksidasi. Perbedaan kedua golongan senyawa ini

secara sederhana dapat diketahui melalui suatu uji.

Untuk menentukan suatu zat apakah aldehida atau keton, dapat dilakukan

langkah  pengujian dengan oksidator ringan. Jika dapat dioksidasi, maka senyawa

tersebut adalah aldehida, sedangkan jika tidak maka senyawa tersebut pasti golongan

keton. Pengujian sederhana ini dapat menggunakan pereaksi Tollens melalui reaksi

cermin perak. Reaksi cermin perak adalah sebagai berikut:

Reduksi Aldehida dan Keton

Aldehida direduksi menghasilkan alkohol primer, sedangkan keton

menghasilkan alkohol sekunder.

39

Page 40: MAKALAH KIMIA

Reduksi ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksi daripada ikatan rangkap

C=C. Dengan demikian, jika suatu senyawa mengandung gugus C=O dan C=C

dikenai reaksi reduksi, maka C=C akan tereduksi terlebih dahulu.

2.4.7 Asam Karboksilat

2.4.7.1 Pengertian

Asam Karboksilat  disebut golongan asam alkanoat. Asam karboksilat

merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karboksil – COOH. Istilah

karboksil berasal dari duagugus, yaitu gugus karbonil (-CO-) dan gugus hidroksil (-

OH). Asam karboksilat merupakan turunan dari alkana dimana sebuah atom H dari

alkana diganti gugus – COOH. Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH

atau CnH2nO2. Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung

gugus karbonil (-COOH ), misalnya : asam formiat, asam asetat, asam propionnat,

asam butirat, dan lain-lain. Asam asetat dapat dihasilkan dengan mereaksikan Na-

asetat dengan K-hidrosulfat. Suatuester karboksilat adalah suatu senyawa yang

mengandung gugus -COOR dengan R yang berupa alkil atau aril. Ester ini dapat di

bentuk dengan mereaksikan langsung suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol.

Reaksi ini di sebut reaksi esterifikasi, yang berkataliskan asam dan bersifat

reversibel.

2.4.7.2 Tata Nama Asam Karboksilat

Nama IUPAC Asam Karboksilat

Rumus umum untuk asam karboksilat alifatik adalah RCOOH dan untuk asam

karboksilat aromatik adalah ArCOOH. Nama IUPAC untuk asam karboksilat alifatik

40

Page 41: MAKALAH KIMIA

tersebut diturunkan dari nama alkana untuk rantai karbon terpanjang yang

mengandung gugus karboksil, dengan meniadakan akhiran -a pada nama alkana

tersebut dan menggantinya dengan akhiran -oat, kemudian di depan ditambahkan

kata asam. Maka dari itu, asam karboksilat sering disebut sebagai asam alkanoat.

Penomoran pada rantai terpanjang dimulai pada atom karbon gugus karboksil.

Sebagai contoh, HCOOH mempunyai nama IUPAC asam metanoat, sedangkan

CH3COOH adalah asam etanoat.

Untuk nama asam karboksilat aromatik, ArCOOH yang diturunkan dari benzena

dengan rumus struktur C6H5COOH diberi nama asam benzoat.

Dalam tata nama IUPAC asam karboksilat, gugus -COOH mempunyai

prioritas paling tinggi, sehingga dalam penomoran pada rantai atom karbonnya, atom

C pada gugus -COOH diberi nomor urut pertama.

Asam-asam dikarboksilat diberi nama dengan menambahkan dioat pada nama

alkana untuk rantai atom karbon terpanjang yang mengandung kedua gugus

karboksil. Nomor atom C gugus karboksil tidak perlu ditunjukkan apabila kedua

gugus karboksil berada pada ujung-ujung rantai atom karbonnya. Contoh:

Untuk asam dikarboksilat aromatik yang diturunkan dari benzena digunakan akhiran

dikarboksilat. Contoh:

41

Page 42: MAKALAH KIMIA

Nama Trivial Asam Karboksilat

Asam-asam karboksilat alifatik telah dikenal jauh sebelum perkembangan

teori struktur dan tata nama IUPAC. Nama trivial untuk asam-asam tersebut

berkaitan dengan nama sumbernya atau ciri-ciri khas yang dimilikinya. Dalam tabel

di bawah ini tercantum nama trivial asam karboksilat rantai lurus tak bercabang.

Dalam nama trivial, adanya gugus karbonil dalam suatu asam karboksilat

tersubsitusi ditunjukkan dengan awalan keto-. Contoh:

Asam karboksilat di atas dapat juga diberi nama asam asetoasetat, karena

dapat dianggap sebagai asam asetat yang sebuah atom H digantikan oleh gugus

CH3C=O (gugus asetil atau aseto).

Inilah tabel tata nama asam karboksilat lengkap:

Tabel 2.3 Tata nama asam karboksilat

Atom

KarbonNama Umum Nama IUPAC Rumus Kimia Ditemukan di

1 Asam format Asam metanoat HCOOH Sengatan serangga

2 Asam asetat Asam etanoat CH3COOH Cuka

42

Page 43: MAKALAH KIMIA

3Asam

propionatAsam propanoat CH3CH2COOH Pengawetan gandum

4 Asam butirat Asam butanoat CH3(CH2)2COOH Mentega tengik

5 Asam valerat Asam pentanoat CH3(CH2)3COOH Valerian

6 Asam kaproat Asam heksanoat CH3(CH2)4COOH Lemak kambing

7 Asam enantat Asam heptanoat CH3(CH2)5COOH

8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH3(CH2)6COOH Kelapa dan santan

9Asam

pelargonatAsam nonanoat CH3(CH2)7COOH Pelargonium

10 Asam kaprat Asam dekanoat CH3(CH2)8COOH

11 Asam undesilat Asam undekanoat CH3(CH2)9COOH

12 Asam laurat Asam dodekanoat CH3(CH2)10COOH Minya kelapa dan sabun

13 Asam tridesilat Asam tridekanoat CH3(CH2)11COOH

14 Asam miristatAsam

tetradekanoatCH3(CH2)12COOH Pala

15Asam

pentadekanoatCH3(CH2)13COOH

16 Asam palmitatAsam

heksadekanoatCH3(CH2)14COOH Minyak palem

17 Asam margaratAsam

heptadekanoatCH3(CH2)15COOH

18 Asam stearat Asam oktadekanoat CH3(CH2)16COOHCoklat, lilin, sabun,

minyak

43

Page 44: MAKALAH KIMIA

20 Asam arakhidat Asam ikosanoat CH3(CH2)18COOH Kacang tanah

2.4.7.3 Reaksi Dekarboksilasi

Dekarboksilasi adalah lepasnya CO2 dari gugus karboksil suatu senyawa.

Hampir semua asam karboksilat jika dipanaskan pada suhu tinggi mengalami reaksi

dekarboksilasi termal.

Pada suhu sedang, sebagian besar asam karboksilat tidak mengalami

dekarboksilasi tetapi hanya melebur atau mendidih. Yang termasuk perkecualian

adalah asam karboksilat yang mengandung gugus karbonil pada posisi β. Asam

dengan tipe ini mengalami dekarboksilasi dengan cepat pada suhu sedang.

Reaksi dekarboksilasi seperti di atas merupakan sifat unik dari asam 3-

oksokarboksilat (suatu asam β-keto) karena memang tidak dijumpai pada asam-asam

β-keto yang lain.

Keberadaan gugus karbonil yang berposisi β mempermudah dekarboksilasi,

termasuk pula pada gugus -COOH atau -COOR (ester). Sebagai contoh, asam

malonat dan asam malonat yang tersubstitusi akan mengalami dekarboksilasi bila

dipanaskan pada suhu sedikit di atas titik leburnya.

44

Page 45: MAKALAH KIMIA

2.4.7.4 Reaksi Esterifikasi

Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan

alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga

sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung

gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat

dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan

reaksi dapat balik (reversible).

Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan

sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat

hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik,

urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º >

alkohol 2º > alkohol 3º.

Contoh Reaksi Esterifikasi

Contoh reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam asetat dan etanol

membentuk etil asetat. Reaksinya adalah:

Mekanisme Reaksi Esterifikasi

Seperti banyak reaksi aldehida dan keton, esterifikasi asam karboksilat

berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil

diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif, dan eliminasi air akan

menghasilkan ester yang dimaksud. Inilah mekanisme reaksi esterifikasi:

45

Page 46: MAKALAH KIMIA

Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan

C-O asam karboksilat dan bukan -OH dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.

Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi

dari ester, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk

mencapainya adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara

berlebihan. Teknik lain yaitu membuang salah satu produk dalam campuran reaksi

(misalnya dengan destilasi air secara azeotropik).

Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan

ester akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang. Alasannya ialah karena

esterifikasi itu merupkan suatu reaksi yang bersifat dapat balik dan spesies yang

kurang terintangi (pereaksi) akan lebih disukai. Jika suatu ester yang meruah (bulky)

harus dibuat, maka lebih baik digunakan jalur sintesis lain, seperti reaksi antara

alkohol dengan suatu anhidrida asam atau klorida asam, yang lebih reaktif daripada

asam karboksilat dan dapat bereaksi secara tak dapat balik.

Ester fenil umumnya tidak dibuat dengan secara langsung dari fenol dan asam

karboksilat karena kesetimbangan cenderung bergeser ke sisi pereaksi daripada

46

Page 47: MAKALAH KIMIA

produk. Ester fenil dapat diperoleh dengan menggunakan derivat asam yang lebih

reaktif.

2.4.7.5 Reaksi Adisi

Reaksi adisi adalah reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi

sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari

salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu

molekul yang terlibat mempunyai ikatan rangkap. Contoh reaksi adisi adalah reaksi

antara etena dengan gas klorin membentuk 1,2-dikloroetana.

Reaksi adisi hanya terbatas pada molekul yang mempunyai ikatan rangkap,

seperti alkena dan alkuna. Molekul yang mempunyai ikatan rangkap karbon-hetero

seperti gugus karbonil (C=O) atau imina (C=N) dapat melangsungkan reaksi adisi

karena juga mempunyai ikatan rangkap.

Reaksi adisi merupakan kebalikan dari reaksi eliminasi. Sebagai contoh, reaksi

hidrasi alkena dan dehidrasi alkohol merupakan pasangan reaksi adisi-eliminasi.

Jenis Reaksi Adisi

Ada dua jenis reaksi adisi polar yaitu adisi nukleofolik dan adisi elektrofilik.

Dua reaksi adisi non-polar disebut dengan sikloadisi dan adisi radikal bebas. Reaksi

adisi juga dilangsungkan dalam polimerisasi, yang disebut dengan polimerisasi adisi.

2.4.7.6 Reaksi Adisi-Eliminasi

47

Page 48: MAKALAH KIMIA

Reaksi adisi-eliminasi adalah reaksi adisi yang diikuti oleh reaksi eliminasi.

Sebagian besar reaksi melibatkan adisi nukleofil terhadap senyawa karbonil yang

disebut dengan substitusi asil nukleofilik.

Reaksi adisi-eliminasi yang lain terjadi pada amina alifatik terhadap imina dan

amina aromatik terhadap basa Schiff dalam alkilamino-de-okso-bisubstitusi.

Hidrolisis nitril menjadi asam karboksilat juga membentuk reaksi adisi-eliminasi.

2.4.7.7 Reaksi Eliminasi

Reaksi eliminasi adalah suatu jenis reaksi organik dimana dua substituen

dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam satu atau dua langkah mekanisme.

Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2, sedangkan reaksi dua langkah disebut

dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa simbol angka pada huruf E (yang berarti

elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika

reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.

Pada sebagian besar reaksi eliminasi organik, minimal satu hidrogen

dilepaskan membentuk ikatan rangkap dua. Dengan kata lain akan terbentuk

molekul tak jenuh. Hal tersebut memungkinkan sebuah molekul melangsungkan

reaksi eliminasi reduktif, dimana valensi atom pada molekul menurun dua. Jenis

reaksi eliminasi yang penting melibatkan alkil halida, dengan gugus pergi (leaving

group) yang baik, bereaksi dengan basa Lewis membentuk alkena. Perhatikan

contoh reaksi eliminasi berikut ini:

Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Ketika senyawa yang

tereliminasi asimetris, maka regioselektivitas ditentukan oleh aturan Zaitsev.

2.4.7.8 Reaksi Substitusi

Reaksi substitusi adalah suatu reaksi penggantian gugus fungsional pada

senyawa kimia tertentu dengan gugus fungsional yang lain. Dalam kimia organik,

reaksi substitusi elektrofilik dan nukleofilik merupakan yang paling penting dan

banyak digunakan. Reaksi substitusi organik dikategorikan menjadi beberapa tipe

berdasarkan reagen yang berperan, apakah termasuk nukleofil atau elektrofil.

48

Page 49: MAKALAH KIMIA

Intermediet yang terlibat dalam reaksi substitusi dapat berupa karbokation,

karbanion, atau radikal bebas.

Contoh Reaksi Substitusi

Contoh yang paling sederhana untuk reaksi substitusi adalah reaksi klorinasi

metana. Produk yang dihasilkan merupakan haloalkana yaitu metil klorida.

CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

2.4.8 Polimer

2.4.8.1 Pengertian Polimer

Polimer merupakan senyawa kimia yang mempunyai massa molekul sangat

tinggi dan tersusun dari unit ulangan sederhana yang tergabung melalui proses

polimerisasi. Kata polimer berasal dari bahasa Yunani πολύς (polus yang berarti

banyak) dan μέρος (meros yang berarti bagian), yang mana menunjuk pada struktur

polimer yang tersusun atas unit ulangan.

Unit ulangan polimer adalah molekul sederhana bermassa rendah yang disebut

dengan monomer. Polimer terbuat dari ratusan hingga ribuan unit monomer, hampir

sama dengan makromolekul. Contoh makromolekul adalah karbohidrat, lipida dan

protein, sedangkan contoh polimer adalah PVC, polietena. Semua polimer

merupakan makromolekul, sedangkan tidak semua makromolekul adalah polimer.

Polimer mempunyai banyak variasi sifat, dan itulah mengapa polimer

mempunyai banyak sekali kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern,

hampir setiap bagian hidup manusia melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer

antara lain plastik, elastomer, serat, cat dan bahan pelapis. Penggunaan polimer

dalam perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat komunikasi dan alat elektronika

sangat besar cakupannya.

2.4.8.2 Penggunaan Polimer

49

Page 50: MAKALAH KIMIA

Polimer sangat besar manfaatnya dalam kehidupan manusia. Contoh kegunaan

polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Poliuretan, polimer dari etilen glikol dan etilen diisosianat digunakan untuk

industri cat dan isolator panas.

2. Polivinil klorida (PVC) digunakan untuk membuat pipa paralon, mainan,

pembungkus kabel, botol, dsb.

3. Polistirena digunakan untuk bahan televisi dan radio.

4. Poliakrilonitril digunakan untuk serat orlon dan film akrilon.

5. Kevlar digunakan untuk pembuatan baju anti peluru.

6. Polimetaakrilat (kaca akrilik) digunakan untuk bahan elektronika.

7. Lateks digunakan untuk bahan material polivinil asetat.

8. Poliester digunakan untuk membuat bahan pakaian.

2.4.8.3 Sifat Kimia Polimer

Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar

terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar rantai

menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik-menarik antara molekul biasa. Gugus

samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau ikatan

hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan berakibat pada naiknya

kuat tarik, titik leleh, dan tingkat kristalinitas.

Gaya intermolekuler pada polimer dapat dipengaruhi oleh dipol pada unit

monomer. Polimer yang mengandung gugus amida atau karbonil dapat membentuk

ikatan hidrogen antara rantai yang berdekatan. Atom hidrogen yang bermuatan

positif pada gugus N-H akan tertarik kuat pada oksigen yang bermuatan negatif pada

gugus C=O. Ikatan hidrogen yang kuat ini akan berimbas ada naiknya kuat tarik dan

titik leleh, misalnya pada polimer yang mengandung uretan atau urea. Poliester

mempunyai ikatan dipol-dipol antara atom oksigen pada C=O dengan atom hidrogen

pada gugus C-H. Ikatan dipol tidak sekuat ikatan hidrogen, jadi titik leleh poliester

lebih rendah, tetapi mempunyai fleksibilitas yang tinggi.

Etena tidak mempunyai dipol permanen. Gaya tarik antara polietilen

ditimbulkan karena gaya van der Waals yang lemah. Molekul dapat menjadi kuat

karena dikelilingi oleh awan elektron. Pada saat dua rantai polimer mendekat,

50

Page 51: MAKALAH KIMIA

elektron-elektron kedua molekul akan bertolakan satu sama lain. Akibatnya densitas

elektron akan menurun pada satu sisi rantai polimer, membuat dipol positif kecil

pada sisi tersebut. Muatan ini tidak cukup untuk untuk menarik rantai polimer lain.

Gaya van der Waals bersifat lemah, dengan demikian polietilen mempunyai titik

leleh yang rendah dibandingkan polimer lain.

2.4.8.4 Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sumber atau Asal

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

Polimer alam

Jenis polimer ini terdapat di alam, yaitu pada hewan dan tumbuhan. Sebagai

contoh adalah protein, selulosa, dan karet. Polimer alam biasanya terbentuk oleh

proses polimerisasi kondensasi.

Gambar 2.3 Getah karet

Polimer semi sintetis

Turunan polimer alam sering disebut sebagai polimer semi sintetis. Sebagai

contoh, selulosa asetat adalah turunan selulosa yang terbentuk dari asetilasi selulosa

dan digunakan untuk membuat kaca dan film.

Polimer sintesis

Polimer sintesis adalah polimer yang dibuat oleh manusia dan sering

ditemukan pada kehidupan sehari-hari, seperti serat, plastik dan karet buatan.

Polimer sintetis (buatan) biasanya terbentuk oleh proses polimerisasi adisi.

51

Page 52: MAKALAH KIMIA

Gambar 2.4 Pipa yang terbuat dari plastik.

2.4.8.5 Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui

penggabungan molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi,

dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil. Dengan kata lain, polimerisasi

kondensasi hanya dilangsungkan oleh monomer yang mempunyai gugus fungsional.

Molekul kecil yang dilepaskan biasanya adalah air. Selain itu, metanol juga sering

dihasilkan sebagai efek samping polimerisasi kondensasi.

Contoh Polimerisasi Kondensasi

Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan selulosa dari monomer

(unit ulangan) yaitu glukosa. Glukosa sebanyak n akan bergabung membentuk rantai

dan air dengan jumlah (n-1). Pada polimerisasi selulosa, dua monomer glukosa

bergabung, mengkondensasikan molekul air, kemudian melepaskan atom oksigen

yang menghubungkan dua monomer. Proses ini terus berlanjut sehingga membentuk

rantai.

Contoh lain polimer kondensasi adalah poliester, polikarbonat, poliurea, nilon,

aramid, dan poliuretan.

52

Page 53: MAKALAH KIMIA

2.4.8.6 Contoh soal

1. Etanol dan dimetil eter dapat dibedakan dengan cara?

Jawab :

1. Reaksi dengan natrium

2. Penentuan titik didih

3. Reaksi oksidasi

2. Senyawa C3H6O dapat berupa?

Jawab :

1. Propanal

2. Propanon

3. Senyawa berikut yang bersifat optis-aktif adalah

Jawab :

1. 2 - butanol

2. Asam 2 - hidroksipropanoat

3. 3 metil pentanal

4. CH3 – CH2OH → CH2 = CH2 →CH3 – CH2Cl →CH3 – CH2NH2

Jenis reaksi di atas, dari kiri ke kanan, berturut-turut

Jawab :

Eliminasi, adisi, substitusi

5. Yang bukan merupakan sifat-sifat asam amino adalah

A. Bersifat optis aktif kecuali glisin

B. Bersifat amfoter

C. Dapat membentuk ion Zwitter

D. Semuanya dapat disintesis dalam tubuh

Jawab : D

53

Page 54: MAKALAH KIMIA

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa sumber yang kami peroleh dapat disimpulkan bahwa materi kimia organik

mencakup alkana ( CnH2n+2 ), alkena ( CnH2n ), alkuna ( CnH2n-2 ), alkohol, eter, aldehida, keton,

polimer. Dari masing-masing materi tersebut mempunyai sifat fisik dan kimia serta tata nama

sendiri. Selain itu ternyata kimia organik mempunyai manfaat dan daya guna yang sangat

luas dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami harap para pembaca mampu memberikan

masukan yang nantinya bisa membangun lebih baik lagi.

54

Page 55: MAKALAH KIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Puri.2013. Contoh Kegunaan dan Manfaat Senyawa Organik di

Bidang Kesehatan, Obat-obatan, Kimia.

http://perpustakaancyber.com/2013/04/contoh-kegunaan-dan-manfaat-senyawa-

organik-di-bidang-kesehatan-obat-obatan-kimia.html

Sumbono, aung.2012.Kimia Organik 1. http://aungsumbono.blogspot.com/

Triantoro, anggit.2010. Sejarah Kimia

Organik.http://anggittriantoro.blogspot.com/

Utami, budi.2011.Contoh Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Berbagai

Bidang.www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/contoh-penggunaan-

senyawa-hidrokarbon-dalam-berbagai-bidang/

Winarto, dwi.2012. Penerapan Kimia Organik dalam Kehidupan.

www.ilmukimia.org/2012/12/penerpan-kimia-organik-dalam-kehidupan.html?m=1

(no name).kulonprogo.pun.bz/sejarah-kimia-organik.xhtml

(no name).id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organik

(no name).www.ilmukimia.org/2013/04/kimia-organik.html?m=1

(no name).www.kamuslife.com/2013//02/kimia-organik-adalah-pengertian-

kimia-organik.html?m=1

55