MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

21
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hukum-hukum dasar kimia. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hukum dasar kimia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Jakarta, September 2013 Penulis 1

description

makalah kimia dasar hukum - hukum dasar kimia kelompok 5 fmipa unj

Transcript of MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Page 1: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas hukum-hukum dasar kimia.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai hukum dasar kimia. Kami juga menyadari sepenuhnya

bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada

sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jakarta, September 2013

Penulis

1

Page 2: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi yang

meliputi susunan, sifat, dan parubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi.

Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukum

dasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau yang disebut stoikiometri.

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan metrainyang

berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut

hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum kimia dasar tersebut

adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, , hukum perbandingan

berganda, hukum perbandingan volume hukum kesamaan gas, hukum boyle dan hukum

gas ideal. Hukum-hukum dasar kimia itu merupakan pijakan kita dalam mempelajari dan

mengembangkan ilmu kimia selanjutnya.

2

Page 3: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

ISI

a. Hukum Kekekalan Massa (Lavoiser)

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier

adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup

Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum

digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk

tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu

sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.

Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antonie Lavoisier pada tahun 1789.

Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail

Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam

eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan

atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci

penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa

senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif

transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi

kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.

Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia,

teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan

massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem

ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan

bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda

berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi

berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah

yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh

peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena

massa yang berubah sangatlah sedikit.

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”

Contoh:

39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl.

Berapakah zat hasil reaksi? Bila Ar K = 39; Ar Cl = 35,5; Ar H = 1

3

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”

Page 4: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Jawab: 2 K + 2 HCl 2 KCl + H2

mol Kalium = 39 / 39

= 1 mol

b. Hukum Perbandingan tetap (Proust)

Salah satu sifat sifat yang membedakan senyawa dengan campuran yaitu senyawa

memiliki susunan yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis Proust seorang ahli

kimia Perancis yang kini dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau Hukum Proust,

berbunyi

Misalnya besi (Fe) direaksikan dengan belerang (S) membentuk besi(III) sulfida dan

massa reaktan, produk dan sisa reaktan seperti yang tertera pada tabel berikut.

Fe (g) S (g) Fe2S3 (g) Sisa (g)

7

8

14

22

4

4

9

14

11

21

22

33

-

S = 1

S = 1

S = 2, Fe = 1

Dari data-data di atas dapat diketahui setiap 7 g besi bereaksi dengan 4 g belerang. Hal

ini menunjukan massa besi dan belerang yang ada dalam Fe2S3 selalu tetap yaitu 7 : 4.

Perbandingan massa unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah

atom dengan atom relatif masing-masing unsur. Misalnya H2O perbandingan massa hidrogen

dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

Massa atom H : massa atom O = (2 x Ar.H) : (1 x Ar.O)

= (2 x 1) : (1 x 16)

= 2 : 16

= 1 : 8

Contoh: Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang

terbentuk?

4

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap walaupun

berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang berbeda”.

Page 5: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Penyelesaian

Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa hidrogen dengan

oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4

gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram. Untuk kasus ini oksigen yang

dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram.

Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32

gram oksigen? Tentu saja 36 gram.

Oksigen bersisa = 8 gram.

c. Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)

Dalton mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat

melakukan penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom yang sangat kecil dan

tidak dapat dibagi lagi. Tetapi, serangkaian penyelidikan yang dimulai pada tahun 1850-an

dan dilanjutkan pada abad IXX (kesembilan belas) secara jelas menunjukkan bahwa atom

sesungguhnya memiliki struktur internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih

kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada penemuan tiga

partikel subatom-elektron, proton, dan neutron.

“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan

massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang

tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”

Contoh: MnO : Mn2O7 (Mr Mn = 55, O = 16)

Berat O = 8 gram

Mn = 55

55+16× 8=6,19 gram (dalam MnO)

5

“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan

massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang

tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”

Ditulis Sebagai H2 + O2 ==> H2O

Perbandingan massa 1 gram 8 gram 9 gram

Jika awal bereaksi 4 gram 40 gram ….. gram?

Yang Bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram

Page 6: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Mn = 2 ×55

16 ×7+2 ×55=3,96 gram (dalam Mn2O7)

d. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)

Sebelumnya telah banyak yang melakukan percobaan mengenai hukum perbandingan

volume yaitu diantanranya Henry Cavendish, William Nicholson, dan Antonie Carlise yang

menemukan perbandingan volume hidrogen dan oksigen tetapi belum dapat menemukan

perbandingan hasil reaksi antara gas hidrogen dan oksigen.

Di awali oleh percobaan Joseph Priestley pada tahun 1781 yang menemukan gas

hidrogen dan gas oksigen yang dapat membentuk uap air, kemudian Henry Cavendish

menemukan volume gas hidrogen dan gas oksigen yang bereaksi membentuk uap air memiliki

perbandingan 2 : 1. Tenyata William Nicholson dan Anthony Carlise berhasil menguraikan

uap air menjadi gas hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis.

Joseph Louis Gay Lussac yang merupakan ahli kimia Prancis pada tahun 1808

melakukan eksperimen dan mengamati volume gas-gas terlibat dalam suatu reaksi.

Pengamatan ini dilakukan terhadap temperatur dan tekanan yang tetap atau sama sehingga

menghasilkan:

a. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klorin

menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida:

H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)

b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas oksigen

menghasilkan dua bagian volume air:

2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)

Sehingga dari data tersebut terdapat bunyi hukum perbandingan volume:

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi

dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”

Dapat juga dikatan:

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama

dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”

6

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi

dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama

dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”

Page 7: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Data Percobaan Gay Lussac

PercobaanVolume Gas Oksigen yang

Direaksikan (L)

Volume Gas

Hidrogen yang

Direaksikan (L)

Volume Uap Air

yang Dihasilkan (L)

1 1 2 2

2 2 4 4

3 3 6 6

Sehingga dapat diperoleh rumus perbandingan volume:

V1/N1 = V2/N2 dimana P dan T tetap

Keterangan : P = tekanan gas (atm)

T= suhu (K)

V= volume gas (L)

n= banyaknya gas (mol)

“Sehingga perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = perbandingan volume

pada keadaan suhu dan tekanan yang tetap.”

Contoh Soal

1. C3H8 + O2 CO2 + H2O

Pada suhu dan tekanan tertentu, perbandingan volume CO2 dan H2O adalah

C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O

Perbandingan volume CO2:H2O adalah 3:4

2. Jika 6 liter hidrogen bereaksi dengan nitrogen membentuk amonia, hitunglah volume

nitrogen dan volume amonia dalam keadaan suhu dan tekanan yang tetap

3H2 + N2 2NH3

e. Hukum Kesamaan Gas (Avogrado)

7

Page 8: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan

sederhana?   Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hukum

perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton karena ia

menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik). Pada tahun 1811,

Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur

tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih

(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.

Gay Lussac:

2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air

Avogadro:

2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen -> 2 molekul uap air

Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:

Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul

yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas-gas yang bereaksi

sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg, 2000). Mari kita lihat bagaimana

hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volume dan sekaligus dapat

menentukan rumus molekul berbagai unsur dan senyawa.

Contoh : Berapakah volume gas 29 gram C4H10 pada temperatur dan

tekanan tetap, di mana 35 liter oksigen beratnya 40 gram

(Mr C4 H10 = 58; Ar O = 16)

Jawab : Mol C4H10 = 29 / 54 = 0,5 mol

Mol O2 = 40 / 32 = 1,25 mol

12

mol C4H10 = 0,5 / 1,25 x 35 = 14 liter

f. Hukum Boyle.

8

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan

mengandung jumlah molekul yang sama pula.”

Page 9: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila

dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle

yang berbunyi :

Dalam sejarah ilmu kimia terdapat beberapa tahap, antara lain tahap alkemi, tahap

ilmu kimia. dan tahap ilmu kimia modern Boyle adalah bapak ilmu kimia, sedangkan

Lavoisier adalah bapak ilmu kimia modern. Mengapa Boyle disebut bapak ilmu kimia?

Karena ia mengadakan eksperimen secara ilmiah. Karena ia menemukan konsep atom. Karena

ia dapat membedakan unsur senyawa dan campuran. Ia dapat membedakan asam, basa dan

alkali. Para ahli sebelumnya tidak dapat. Misalnya Aristoteles, ahli filsafat Yunani yang

terbesar, mengira air, tanah, api, dan udara, adalah unsur.

Demokritos, ahli filsafat Yunani, mengutarakan bahwa semua benda terdiri dari atom.

Tapi selama hampir 2000 tahun pendapat itu dilupakan orang, karena para ahli lebih suka

mengikuti ajaran Aristoteles yang teryata keliru Menurut Aristoteles semua benda terdiri dari

air, tanah, udara, dan api. Paracelcus, ahli fisika Swiss berpendapat bahwa semua benda

terdiri dari merkuri, belerang dan garam. Van Helmont, ahli kimia Belgia mengira bahwa

semua benda terdiri dari udara dan air.

Pada tahun 1661 Boyle menghidupkan kembali ajaran Demokritos. Ia mengungkapkan

dalam bukunya yang berjudul The Sceptical Chymist (Ahli Kimia Yang Sangsi). Dalam

bukunya itu Boyle menyerang ajaran Aristoteles dan Paracelsus. Ia mencela Aristoteles yang

memandang benda dari segi forma dan kualitas. Boyle menyatakan bahwa semua benda

terdiri dari atom, Adanya zat yang beraneka ragam disebabkan karena jumlah atom,

kedudukan atom, gerak atom, dan susunan atom. Karena jasa Boyle, ilmu fisika dan kimia

diluruskan ke jalur yang benar.

P1.V1 = P2.V2

Contoh : 1 mol gas CO2 dengan volume 10 liter dan tekanan 1,5 atm 1 mol gas H2 dengan

volume 30 liter. Pada temperatur yang sama dengan gas CO2, berapa tekanannya?

Jawab : Diketahui : P1 = 1,5 atm

V1 = 10 liter

9

bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya

Page 10: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

V2= 30 liter

Ditanya : P2?

Jawab : P1.V1 = P2.V2

1,5 x 10 = P2 x 30

P2 = 0,5 atm

g. Hukum Gas Ideal (1834)

Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian

tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahas hubungan antara

volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata, dan teori

kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya terutama tentang

perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didiskusikan. Namun, sifat fisik gas bergantung

pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku

gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat

makroskopik pada struktur mikroskopik.

Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.

1. Gas bersifat transparan.

2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.

3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.

4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,

volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak

hingga kecilnya.

5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.

6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.

7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan

mengembang.

8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.

Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu

cairan memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak

10

Page 11: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduliberapapun

suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer, sedangkan alat

pengukur tekanan atmosfer adalah barometer yang diciptakan oleh Torricelli. Tekanan

didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas. Dalam SI, satuan gaya adalah

Newton (N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama

dengan tekanan 1013 hPa.

1 atm = 1,01325 x 105Pa = 1013,25 hPa

Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan

untuk mengukur perubahan tekanan dalam reaksi kimia. Fakta bahwa volume gas berubah

bila tekanannya berubah telah diamati sejak abad XVII oleh Torricelli dan filsuf/saintis

Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamatibahwa dengan mengenakan tekanan

dengan sejumlah volume tertentu merkuri, volume gas, yang terjebak dalam tabung gelas

yang tertutup di salah satu ujungnya, akan berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas

diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm.

Boyle membuat pompa vakum menggunakan teknik tercangih yang ada waktu itu, dan

ia mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah 1 atm akan mengembang. Setelah ia

melakukan banyak percobaan, Boyle mengusulkan persamaan untuk menggambarkan

hubungan antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut dengan hukum Boyle.

PV = k (suatu tetapan)

Tiga hukum Gas

Hukum Boyle : V = a/P (pada T, n tetap)

Hukum Charles : V = b.T (pada P, n tetap)

Hukum Avogadro : V = c.n (pada T, P tetap)

Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini

dapat digabungkan menjadi satu persamaan:

V = RTn/P

11

Page 12: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

atau

PV = nRT

R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas

ideal atau lebih sederhana persamaan gas ideal. Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta

gas, yang merupakan satu dari konstanta fundamental fisika. Nilai R beragam bergantung

pada satuan yang digunakan. Dalam sistem metrik, R = 8,2056 x10-2dm3atm mol -1K-1 Kini,

nilai R = 8,3145 J mol-1 K-1 lebih sering digunakan.

PV = n.R.T

Keterangan: V = Volume

P = Tekanan

n = mol

R = Konstanta (0,082)

T = Temperatur

Contoh:

Hitung volume 1 mol gas pada keadaan standar

(0oC pada tekanan 1 atm = 273K).

Jawab : PV = n. RT

1 x V = 1 x 0,082 x 273

V = 22,4

Kesimpulan

12

Page 13: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Hukum- hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan yang

penting dalam ilmu kimia yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala penghitungan rumus

kimia yang kita gunakan sehari-hari. Hukum – Hukum tersebut antara lain; Hukum kekekalan

massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan

volume, hukum kesamaan gas, hukum boyle dan hukum gas ideal

Hukum kekalan massa dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789

menyatakan bahwa Massa sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Dengan kata lain, hukum

ini  menyatakan bahwa dalam reaksi kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupun

dimusnahkan.

Hukum perbandingan tetap dikemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, (Joseph

Louis Proust, 1754-1826) menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur – unsur dalam

senyawa adalah selalu tetap walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan

cara yang berbeda. Dengan kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-

unsur yang tetap.

Hukum perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton (1766 – 1844)

menyatakan bahwa “Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka

perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang

tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”

Hukum Perbandingan Volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac menyatakan

bahwa “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas

pereaksi dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Dengan kata

lain “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama

dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”

Hukum kesamaan gas yang dikemukakan oleh Amedeo Avogrado menyatakan bahwa

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung

jumlah molekul yang sama pula”. Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan P1V1=P2V2

Hukum Boyle adalah hukum gas yang dikemukakan oleh Boyle menyatakan bahwa bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya.

Pernyataan diatas dapat dirumuskan dengan P = 1V

sedangkan V = 1P

13

Page 14: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Hukum gas ideal (1834) merupakan penggabungan antara hukum boyle dan hukum

Gay Lussac. Sehingga kedua hukum tersebut dapat dirumuskan V = RTn

P atau PV = nRT

dengan keterangan V menyatakan Volume, P menyatakan Tekanan, n menyatakan mol, R

menyatakan Konstanta (0,082),dan T menyatakan Temperatur.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: MAKALAH KIMDAS KELOMPOK 5 hukum dasar kimia

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan : Penerbit dan percetakan Universitas Sumatra Utara

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar dan Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :

Erlanga

Prasetiawan, Widi . 2009. Hukum Kekekalan Massa. Jakarta : Cerdas Pustaka

Urip, Kalteng.2012.”Ringkasan Hukum – Hukum Dasar dalam Kimia” diunduh 20 September

2013, dari  http://urip.wordpress.com/2012/10/22/ringkasan-hukum-hukum-dasar-dalam-

kimia/

Utami, Budi. 2011. “Hukum-hukum Dasar Kimia (Hipotesis Avogadro) dan Konsep Mol”.

diunduh 23 September 2013, dari

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/hukum-hukum-dasar-kimia-

hipotesis-avogadro-dan-konsep-mol/.

15