Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

23
PENDAHULUAN Latar Belakang Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. diawali oleh anak-anak pejabat, para sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke pekerjaan bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan diantara pencari kerja yang mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik, ditambah lagi dengan policy zero growth oleh pemerintah dalam kepegawaiaan. Saat ini orang tua sudah tidak berpandangan negatif lagi pada dunia bisnis. Anak-anak muda tidak lagi “malu” berdagang. Bahkan para artis banyak terjun ke dunia “bisnis” yang bergerak dalam berbagai komoditi. Berdasarkan suatu penelitian terhadap siswa kelas 3 SMU di kotamadya Bandung, ditemukan adanya pergeseran minat bisnis di kalangan remaja. Suatu hal yang menonjol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan sikap dan pandangan dari generasi muda calon intelektual bangsa kita. Demikian pula ada perubahan pandangan orang tua, yang sudah menyenangi dan mengizinkan putra-putrinya terjun ke bidang bisnis. Para remaja ini menyatakan mereka sangat menyenangi kegiatan bisnis. Mereka akan terjun ke bidang bisnis karena pekerjaan bisnis cukup menjanjikan untuk masa depan. untuk mengantisipasi pekerjaan bisnis, mereka mempersiapkan bekal, berupa sikap mental dan menguasai beberapa keterampilan yang menunjang. Banyak keterampilan yang harus dimiliki oleh remaja, seperti keterampilan mengetik manual, komputer, akuntansi, pemasaran, otomotif, elektronik, dan sebagainya. Makin banyak keterampilan yang dikuasai, makin tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha. Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan di negeri ini yang akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang harus berperan aktif untuk menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir dikalangan mahasiswa. Yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil dan menengah, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan wirausaha yang dirintis sejak dari bangku kuliah. Kemampuan wirausaha 1
  • date post

    21-Oct-2014
  • Category

    Education

  • view

    28.162
  • download

    7

description

 

Transcript of Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

Page 1: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. diawali oleh anak-anak pejabat, para sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke pekerjaan bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan diantara pencari kerja yang mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik, ditambah lagi dengan policy zero growth oleh pemerintah dalam kepegawaiaan.

Saat ini orang tua sudah tidak berpandangan negatif lagi pada dunia bisnis. Anak-anak muda tidak lagi “malu” berdagang. Bahkan para artis banyak terjun ke dunia “bisnis” yang bergerak dalam berbagai komoditi.

Berdasarkan suatu penelitian terhadap siswa kelas 3 SMU di kotamadya Bandung, ditemukan adanya pergeseran minat bisnis di kalangan remaja. Suatu hal yang menonjol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan sikap dan pandangan dari generasi muda calon intelektual bangsa kita. Demikian pula ada perubahan pandangan orang tua, yang sudah menyenangi dan mengizinkan putra-putrinya terjun ke bidang bisnis.

Para remaja ini menyatakan mereka sangat menyenangi kegiatan bisnis. Mereka akan terjun ke bidang bisnis karena pekerjaan bisnis cukup menjanjikan untuk masa depan. untuk mengantisipasi pekerjaan bisnis, mereka mempersiapkan bekal, berupa sikap mental dan menguasai beberapa keterampilan yang menunjang. Banyak keterampilan yang harus dimiliki oleh remaja, seperti keterampilan mengetik manual, komputer, akuntansi, pemasaran, otomotif, elektronik, dan sebagainya. Makin banyak keterampilan yang dikuasai, makin tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha.

Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan di negeri ini yang akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang harus berperan aktif untuk menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir dikalangan mahasiswa. Yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil dan menengah, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan wirausaha yang dirintis sejak dari bangku kuliah. Kemampuan wirausaha merupakan modal dasar bagi seseorang yang ingin bergerak di bidang usaha tertentu. Ada sebagian orang yang percaya bahwa kemampuan wirausaha adalah bakat yang dibawa sejak lahir. Pendapat ini keliru. Kemampuan wirausaha bukanlah karena faktor bakat, tetapi juga akan timbul dan terasah melalui pengalaman-pengalaman dan pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

Berkaitan dengan hal ini kami dari FEKON UNTAD Jurusan Akuntansi S1 dan juga sebagai wadah kewirausahaan mahasiswa, membuka kesempatan kepada mahasiswa dan pelajar yang ingin membangun dan mengembangkan jiwa wirausahanya untuk mendapatkan kisah dan pengalaman langsung dari orang-orang yang telah susah payah membangun usahanya dan bahkan mungkin pernah rugi hingga puluhan juta rupiah, sampai akhirnya mendapatkan kesuksesan.

1

Page 2: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Identifikasi Masalah:

1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan “KEWIRAUSAHAAN” itu setelah meneliti usaha ini?

2. Apakah dengan meneliti usaha ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha di diri kita sendiri pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya?

3. Bagaimana jenis profil usaha yang diterapkan oleh WASERDA “KPN PELOPOR” setelah meneliti usaha ini?

Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang “KEWIRAUSAHAAN”, menumbuhkan minat berwirausaha di diri kita sendiri pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya setelah meneliti usaha ini dan mengetahui jenis profil usaha bagaimana yang diterapkan oleh WASERDA “KPN PELOPOR”.

Kegunaan Penelitian:

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi pembaca maupun masyarakat tentang “KEWIRAUSAHAAN”, minat berwirausaha di diri kita sendiri pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya setelah meneliti usaha ini dan jenis profil usaha bagaimana yang diterapkan oleh WASERDA “KPN PELOPOR” dan sebagai bahan acuan untuk penelitian labih lanjut.

Kerangka Pemikiran:

Untuk membangkitkan jiwa wirausaha mahasiswa adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang kewirausahaan. Dorongan yang diupayakan untuk membangun jiwa mahasiswa untuk berwirausaha dari pemerintah dan perkampusan dan berbagai pihak salah satunya peran corporate social responsibility (CSR) dengan CSR yang kini sudah mulai masuk kampus yang menumbuhkan sikap wirausaha di kalangan mahasiswa. Supaya mahasiswa siap untuk mengembangkan berwirausaha.

Purdi E. Chandra mengatakan bahwa “kita perlu adanya upaya menciptakan pengusaha baru”, sebab menjadi pengusaha itu bukan diajarkan tetapi dididik dalam pengertian non formal. Sehingga, perlu ada solusi, yaitu bagaimana kita membuat pendidikan untuk menciptakan orang jadi pengusaha. Hal itu biasa diberikan lewat model pendidikan, yang bukan saja mengandalkan pada pengetahuan, tetapi juga emosional. Termasuk bagaimana mencerdaskan emosi kita. Sementara universitas yang ada, hanya menciptakan calon pencari kerja, bukan pencipta kerja. Padahal, semestinya di negara kita membutuhkan banyak pengusaha. Karena nantinya, mereka akan menciptakan lapangan kerja baru. Kalau kemudian negara kita lebih banyak pengusahanya daripada pekerjaannya, maka kita bias mengimpor tenaga kerja dari luar negeri. Bukan sebaliknya, kita harus mengekspor tenaga kerja ke luar negeri seperti sekarang ini.

Hipotesis:

1. Setelah meneliti usaha ini di ketahui bahwa “KEWIRAUSAHAAN” merupakan orang-orang yang mempunyai kemampuan memulai usaha baru, memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menanggung segala risiko, dan mendapatkan keuntungan dalam rangka memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

2

Page 3: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

2. Ya, dengan meneliti usaha ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha di diri kita sendiri pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya.

3. Setelah meneliti usaha ini diketahui bahwa jenis profil usaha yang diterapkan oleh WASERDA “KPN PELOPOR” adalah Kewirausahaan Koperasi (Perdagangan Eceran)

3

Page 4: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di WASERDA “KPN PELOPOR” jalan Pramuka, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Selatan, Kotamadya Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Penelitian ini berlangsung selama 1 minggu, terhitung sejak persiapan dan penyusunan mulai dari tanggal 4 Oktober sampai dengan 11 Oktober 2010.

Materi Penelitian:

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku acuan mengenai “KEWIRAUSAHAAN”, sejumlah artikel mengenai “KEWIRAUSAHAAN” lewat situs internet serta profil usaha dan laporan keuangan WASERDA “KPN PELOPOR” tahun buku 2008.

Metode Penelitian:

Untuk penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian langsung di WASERDA “KPN PELOPOR” diikuti dengan pencarian non-media mengenai profil usaha dan laporan keuangan WASERDA “KPN PELOPOR” tahun buku 2008.

Cara Kerja:

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penelitian langsung di WASERDA “KPN PELOPOR” diikuti dengan pencarian non-media mengenai profil usaha dan laporan keuangan WASERDA “KPN PELOPOR” tahun buku 2008, setelah itu hasil data yang diperoleh tersebut disusun secara kolektif dan efisien.

4

Page 5: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

HASIL PENELITIAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Kenyataan menunjukkan, bahwa lautan kehidupan diwarnai oleh inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman kesadaran ini menuntut penyajian kuliah Kewirausahaan dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan tinggi, selain semakin memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat enterpreneurship mahasiswa.

Program Pengembangan Kewirausahaan dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan pada para mahasiswa dan juga staf pengajar sertadiharapkan menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum mempunyai nilai tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa. Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya.

Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananya menjadi seorang wirausahawan muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya adalah bagaimana pihak perguruan tinggi dapat mencetak wirausahawan muda. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku kewirausahaan sasaran didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Selain itu pula, secara historis masyarakat kita memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa pekerja (terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan ouput pendidikan. Berbeda dengan di negara maju, misalkan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat bahwa sejak 1983 telah merasakan pentingnya pendidikan kejuruan. Dimana Pendidikan kejuruan yang dikembangkan diarahkan pada usaha memperbaiki posisi Amerika dalam persaingan ekonomi dan militer. Pendidikan kejuruan khususnya yang berkenaan dengan pendidikan bisnis, dikatakan bahwa dapat dilakukan pada setiap level pendidikan, baik pada level Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun di perguruan tinggi. Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi. Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi? Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi masyarakat. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan. Wirausahawan adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis yang berhadapan dengan resiko dan ketidakpastian bertujuan memperoleh profit dan mengalami pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan. Dewasa ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli melihat peluang bisnis tersebut. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat serta memberikan banyak pilihan barang dan jasa bagi konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting

5

Page 6: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

perannya bagi kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu pemerintah mengharapkan para sarjana yang baru lulus mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis baru meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil, tetapi membuka kesempatan pekerjaan bagi banyak orang. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta memberikan motivasi untuk mempunyai keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut Thomas Zimmerer dalam bukunya, ada 8 faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain sebagai berikut :

1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan.Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausaha dianggap sebagai pahlawan serta sebagai model untuk diikuti. Sehingga status inilah yang mendorong seseorang memulai usaha sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan.Pendidikan kewirausahaan sangat populer di banyak akademi dan universitas di Amerika. Banyak mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sehingga mendorong untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan setelah selesai kuliah dapat membuka usaha sendiri.

3. Faktor ekonomi dan Kependudukan.Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk di suatu negara, sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi atau apapun juga dalam mencapai sukses dengan memiliki bisnis sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi JasaDi Amerika pada tahun 2000 sektor jasa menghasilkan 92% pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga untuk menjadi populer di kalangan para wirausaha dan mendorong wirausaha untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa.

5. Kemajuan Teknologi.Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin fax, printer laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja dirumah seperti layaknya bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat-alat tersebut. Sekarang komputer dan alat komunikasi tersebut harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil.

6. Gaya Hidup Bebas.Kewirausahaan sesuai dengan keinginan gaya hidup orang Amerika yang menyukai kebebasan dan kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka tinggal dan jam kerja yang mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap merupakan sasaran penting bagi hampir semua wirausahawan, tetapi banyak prioritas lain seperti lebih banyak waktu untuk

6

Page 7: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih besar kemampuan mengendalikan stress hubungan dengan kerja. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa 77% orang dewasa yang diteliti, menetapkan penggunaan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman sebagai prioritas pertama. Menghasilkan uang berada pada urutan kelima dan membelanjakan uang untuk membeli barang berada pada urutan terakhir.

7. E-Commerce dan The World-Wide-WebPerdagangan on-line tumbuh cepat sekali, sehingga menciptakan perdagangan banyak kesempatan bagi wirausahawan berbasis internet atau website. Data menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor ini juga mendorong pertumbuhan wirausahawan di beberapa negara.

8. Peluang Internasional.Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu ke peluang bisnis yang luar biasa bagi para wirausahawan yang bersedia menggapai seluruh dunia. Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok Berlin, revolusi di negara-negara baltik UniSoviet dan hilangnya hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa, telah membuka sebagian besar pasar dunia bagi para wirausahawan. Peluang Internasional akan terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad ke 21.

Faktor yang mendukung pembahasan ini adalah faktor Pendidikan Kewirausahaan. Di luar negeri banyak universitas mempunyai suatu program khusus dalam mempelajari bidang kewirausahaan, sehingga ada suatu embrio young entrepreneur. Peranan perguruan tinggi hanya sekedar menjadi fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan serta karakter pendukung dalam mendirikan bisnis baru.

Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi sarjananya menjadi wirausahawan muda sangatlah penting. Hal ini dilihat dari beberapa pembahasan bidang kewirausahaan yang telah dikemukakan diatas. Masalahnya adalah bagaimana pihak perguruan tinggi mampu melakukan peranannya dengan benar dan mampu menghasilkan sarjana yang siap berwirausaha. Peranan pihak perguruan tinggi dalam menyediakan suatu wadah yang memberikan kesempatan memulai usaha sejak masa kuliah sangatlah penting, sesuai dengan pendapat Thomas Zimmerer bahwa memulai bisnis, bisa pada saat masa kuliah berjalan, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana peranan perguruang tinggi dalam hal memotivasi mahasiswanya untuk tergabung dalam wadah tersebut. Karena tanpa memberikan gambaran secara jelas apa saja manfaat berwirausaha, maka besar kemungkinan para mahasiswa tidak ada yang termotivasi untuk memperdalam keterampilan berbisnisnya.

Oleh karena itu, pihak perguruan tinggi juga perlu mengetahui faktor yang paling dominan memotivasi mahasiswa dalam berwirausaha. Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor paling dominan dalam memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, faktor kepuasan hidup. Ketiga faktor itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup. Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini.

Motivasi yang semakin besar, ada pada mahasiswa menyebabkan wadah yang disiapkan oleh pihak perguruan tinggi tidak sia-sia, melainkan akan melahirkan wirausahawan muda yang handal. Dengan semakin banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah,

7

Page 8: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

maka besar kemungkinan setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga semakin berkurangnya jumlah pengangguran di negara kita, akan tetapi sebaliknya semakin bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan yang dibuka.

Membangun Jiwa Wirausaha Pada Mahasiswa

Jiwa wirausaha dan pantang menyerah, memang tidak dimiliki oleh semua orang. Ada orang-orang yang sejak kecil memiliki jiwa yang kuat dan pantang menyerah menghadapi permasalahan yang dihadapinya, tetapi ada pula orang-orang yang jika tidak disuruh atau ditunjukkan secara jelas, tidak bisa berbuat apa-apa alias pasif dalam menghadapi kehidupan. Namun bukan berarti jiwa itu tidak bisadibangkitkan. Menurut teori yang sekarang dianut oleh banyak pengembang bahwa jiwa kewirausahaan itu bisa dibangkitkan melalui pembelajaran dan pelatihan. Orang-orang yang tadinya tidak memiliki jiwa wirausaha, setelah melalui pendidikan dan pelatihan bisa menjadi orang-orang yang hebat dan tangguh. Karena itu, jika para mahasiswa, setelah keluar dari perguruan tinggi tidak memiliki jiwa wirausaha itu, mungkin karena pendidikan yang dikembangkan perguruan tinggi, tidak mengajarkan bagaimana cara membangkitkan jiwa wirausaha dalam diri mereka, sehingga mereka pasif dalam menghadapi masa depan mereka. Salah satu alternatif untuk membangkitkan jiwa wirausaha mahasiswaadalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang kewirausahaan. Mungkin setiap mahasiswa yang akan lulus dari perguruan tinggi, perlu dikasih wawasan dan bekal tentang kewirausahaan. Pembekalan secara teoritis tentang kewirausahaan bisa dilakukan secara bersama-sama dalam satu gedung pertemuan selama beberapa hari, lalu dilanjutkan dengan survey ke beberapa perusahaan atau tempat usaha yang mungkin bisa diaplikasikan oleh para mahasiswa.

Ada satu pengalaman menarik di Gontor Ponorogo, yaitu kegiatan raihlah iqtishadiyah. Setelah para santri menyelesaikan studinya dan sambil menunggu kelulusan, mereka dibekali dengan teori-teori tentang kewirausahaan. Setelah itu, mereka diajak keliling Indonesia, ada di antara mereka yang dikirim ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan bahkan Jawa Barat, untuk melakukan studi ke beberapa tempat usaha yang berkembang, mulai dari perusahaan kecil, menengah hingga besar. Dari studi tour itu, mereka disuruh untuk membuat laporan tentang studi toour tersebut, lalu disuruh untuk membuat rencana kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh mereka setelah kembali ke rumah masing-masing. Dari situ ternyata berdampak sangat luar biasa dalam membangun jiwa wirausaha para lulusan gontor. Banyak di antara mereka yang setelah pulang dari pondok, langsung merintis usaha sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Paling tidak 2% dari mereka, berhasil menjadi wirausahawan yang sukses di masyarakat.

Adapun dorongan yang diupayakan untuk membangun jiwa mahasiswa untuk berwirausaha dari pemerintah dan perkampusan yaitu peran corporate social responsibility(CSR) kian nyata.Tak hanya menjaga citra perusahaan, CSR kini sudah mulai masuk kampus untuk menumbuhkan sikap wirausaha di kalangan mahasiswa. Kewajiban pelayanan sosial berbagai korporasi masih terlalu jamak disinonimkan sebagai kewajiban moral bagi lingkungan sosial secara ala kadarnya.Tak heran bila terkadang CSR masih belum dilihat sebagai satu hal penting dalam memberikan manfaat lebih besar CSR sebetulnya memiliki kekuatan dahsyat daripada sekadar yang kita bayangkan selama ini. Lebih dari itu, CSR bisa menjadi sarana sangat efektif dalam membangun jiwa wirausaha para mahasiswa Executive Director CSR dari CSR Indonesia, koperasi di dalam negeri bisa melakukan berbagai langkah dalam mengarahkan program CSR sebagai instrumen pendorong lahirnya sikap wirausaha mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Di antaranya menjadikan perguruan tinggi sebagai mitra perusahaan dengan cara membuka dirinya dalam kegiatan penelitian dan pemagangan yang dilakukan perguruan tinggi. “Bisa juga (perusahaan) menyediakan dukungan finansial dan sumber daya lain untuk mempromosikan CSR dan menyediakan berbagai jenis dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan businessman up. terutama yang berkaitan dengan bisnis inti perusahaan dengan melibatkan perguruan tinggi, koperasi sebaiknya mengubah paradigma bahwa program CSR semata-mata bertujuan memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Lebih dari itu, dia menilai,

8

Page 9: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

CSR bisa membangun komunitas (community development) wirausaha. CSR juga bisa digunakan sebagai investasi komunitas (community investment) tersebut. “Seperti program pengenalan kewirausahaan dilingkungan  kampus semacam ini, perusahaan dapat membantu meningkatkan pemahaman dosen dan mahasiswa, sekaligus memotivasi mereka menjadi para pelaku usaha pada masa depan,” katanya. perusahaan selama ini menempatkan CSR sebagai bagian dari strategi “mematuhi” dan “melampaui” atas berbagai tantangan sosial di lingkungan sekitarnya. Dengan bersikap mematuhi, perusahaan tersebut berbuat untuk berbagai perubahan signifikan dalam kinerja sosial dan lingkungan. “Sedangkan dengan sikap melampaui, perusahaan akan melakukan perubahan kinerja sebelum mendapat tekanan dari masyarakat,” mahasiswa sekarang sudah harus menanamkan diri kemandirian berupa jiwa wirausaha. Dengan begitu, diharapkan mahasiswa siap hidup mandiri selepas meninggalkan bangku kuliah. “Ubah paradigma dari sekarang dari job seeker menjadi job creator. Bentuk karakter yang produktif, jangan konsumtif. Bersiap menghadapi berbagai kendala yang dapat menghambat kemajuan usaha kita,” bekal pertama yang harus dimiliki mahasiswa dalam membentuk jiwa wirausahanya adalah memiliki keyakinan kuat dalam menggapai cita-citanva melalui aktivitas kewirausahaan. para mahasiswa untuk mengembangkan minat berwirausaha ini sejak di bangku kuliah “Unpad telah menjaring berbagai proposal kewirausahaan dari mahasiswa untuk ditindaklanjuti menjadi sebuah usaha bisnis baru yang dijalankan mahasiswa dengan bantuan pembiayaan dari berbagai pihak, seperti pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas dan pihak perbankan.” Kendati begitu, para dosen juga berperan penting dalam mendorong jiwa wirausaha mahasiswa para dosen bisa menyisipkan dan menggiatkan materi kewirausahaan ini kepada para mahasiswa melalui materi perkuliahan Pemerintah berharap, jumlah wirausaha dalam negeri bisa naik menjadi2%-3% dari saat ini O,18% melalui pendidikan kewirausahaan di berbagai lembaga pendidikan dalam negeri. Tahun 2010 misalnya, ditargetkan 10.000 mahasiswa siap menjadi wirausaha muda yang mandiri. Depdiknas melalui Ditjen Dikti memiliki banyak skema dalam mendorong wirausaha mahasiswa. Skema pertama adalah pemberian dana bantuan kepada perguruan-perguruan tinggi sebagai bentuk bantuan permodalan bagi mahasiswa dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMWi Dikti). Skema ini diterapkan melalui perguruan tinggi negeri badan hukum milik negara 1 BUMN sebesar Rp2 miliar, Rp l miliar untuk universitas, institut dan sekolah tinggi negeri non BUMN, Rp500 juta untuk politeknik negeri, dan Rp l miliar untuk setiap Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. Skema kedua adalah pendampingan mahasiswa yang menerima bantuan permodalan. Melalui skema ini telah melatih 1000 dosen dari 300an perguruan tinggi dalam Training Trainer Dosen Kewirausahaan yang bekerja sama dengan Universitas Ciputra Enter-preneurship Center (UCECI.) Skema ketiga merealisasikan program Cooperative Academic Education (COOP Program). Melalui program ini diikuti memberikan pengajaran wirausaha bagi mahasiswa S-l yang telah mencapai semester enam dan diberikan kesempatan bekerja di industri, perusahaan, dan usaha kecil dan menengah (UKM selama 3-6 bulan). Skema keempat, membangun jaringan sinergi business intellectual government (BIG) antara Depdiknas dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). zaenal muttaqin)

Dengan demikian mahasiswa setelah menjadi sarjana dengan gelar S1 dapat membuat lapangan kerja sendiri yaitu dengan berwirausaha yang membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan (penganguran).

Cara Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

Kalau dulu bekerja pada orang lain dianggap sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan uang, tetapi sekarang berwirausaha menjadi trend masa depan, karena dianggap lebih prospektif untuk meraih kebebasan waktu dan keuangan. Namun berwirausaha juga memerlukan pengetahuan, kecakapan, serta pengalaman, sehingga harus dipupuk sejak dini. Beberapa hal berikut ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan dan lakukan berkenaan dengan upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan tersebut.

Menumbuhkan jiwa wirausaha terkait erat dengan usaha memperbaiki kualitas diri sendiri dan kehidupan rohani, agar kita mampu menjadi personifikasi yang dapat dipercaya dan dihormati karena memiliki standar moral tinggi. Keunikan atau kualitas produk atau jasa maupun

9

Page 10: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

kecanggihan pola pemasaran bukan faktor utama produk atau jasa yang kita tawarkan diterima dengan baik. Sebab sukses dalam berwirausaha erat kaitannya dengan kemampuan meraih kepercayaan banyak orang, yang membuat konsumen tidak pernah ragu untuk membeli produk atau memakai jasa yang kita tawarkan.

Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan, kita juga harus membiasakan diri menciptakan impian, memiliki keyakinan luar biasa, serta ketekunan berusaha. Sebab seorang pewirausaha haruslah berjiwa pionir sejati. Artinya, syarat untuk menjadi pewirausaha yang berhasil itu harus mampu membuat perencanaan yang baik, cepat dan efisien, berani menanggung resiko dengan melakukan investasi materi, waktu, usaha, serta ekstra kesabaran memelihara dan menjaga usahanya dengan baik sebelum melihatnya tumbuh sukses. Memupuk kebiasaan berpikir positif merupakan hal penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha.

Sebagaimana diketahui bahwa tak seorangpun pebisnis sukses di dunia ini yang tidak pernah gagal. Di samping profesional, memiliki etos kerja dan dedikasi yang tinggi, mereka juga selalu mampu bangkit ketika mengalami kegagalan. Bila kita selalu dapat berpikir positif, tentu saja kita juga mampu menjadikan setiap kegagalan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju.

Memupuk kemampuan mencetak laba adalah bagian dari upaya-upaya menumbuhkan jiwa wirausaha. Untuk itu kita harus belajar tentang bagaimana melakukan pemasaran yang baik dan juga meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan manajemen keuangan. Sebab dalam dunia usaha, keuntungan sekecil apapun sangat penting untuk memperkuat stabilitas sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan berarti juga harus meningkatkan kemampuan mengorganisasi, yaitu menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula. Mulailah dengan membuat jadwal yang teratur dan disiplin menjalankan jadwal tersebut dan berteman dengan orang-orang yang memberi inspirasi dan teladan mulia. Latihan semacam itu potensial menjadikan kita mampu mengorganisasi usaha dan memastikan usaha terus berekspansi.

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi menjadi bagian penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebab kemampuan berkomunikasi ini sangat penting untuk menggali informasi dari target pasar tentang produk atau jasa yang sangat diinginkan sekaligus untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan. Bila kita sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen, lalu menjalin komunikasi dengan baik, menghargai, dan bersikap sopan terhadap mereka, maka dengan sendirinya para pelanggan akan selalu setia menggunakan produk atau jasa kita bahkan ikut mempopulerkan bisnis kita.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan juga harus meningkatkan daya kreatifitas, yaitu mengubah sesuatu yang biasa menjadi komoditas yang bernilai tinggi dan mengguncang pasar. Mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan dari buku atau sumber informasi lainnya dan aktif memodifikasi bagian-bagian yang diperlukan sangat penting untuk menciptakan terobosan baru untuk produk, iklan, maupun mencari pelanggan. Kreatifitas menjadikan usaha Kita tidak pernah mengenal krisis.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan akan membantu kita menguasai seluruh kemampuan berwirausaha, mulai dari pola pikir, kemampuan, karakter, serta pengetahuan wirausaha itu sendiri. Oleh sebab itu, tumbuhkan terus jiwa kewirausahaan Kita, dengan terus mengembangkan hal-hal yang telah diuraikan di atas. Pastikan di masa akan datang Kita menjadi orang yang lebih baik, sukses dalam berwirausaha, hidup lebih kaya dan bahagia, dan sekaligus berempati tinggi.

10

Page 11: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

Profil Usaha dan Laporan Keuangan WASERDA “KPN PELOPOR” Tahun Buku 2008

1) Nama Perusahaan : WASERDA “KPN PELOPOR”2) Bidang Usaha : Kewirausahaan Koperasi (Perdagangan Eceran)

3) Jenis Produk/Jasa : Penjualan Barang (Kebutuhan RT sehari-hari)/Simpan Pinjam

4) Alamat Perusahaan : Jln. Pramuka No. 21 Palu 94111 Sulawesi Tengah

5) Nomor Telepon : (0451) 451593-21430

6) Bank Perusahaan : BDN-BBD

7) Mulai Berdiri : 22 Oktober 1987

8) Modal Sendiri : Rp. 57.818.477,60,- (SP,SW,CK,CMK,SHU yg blm dibgi&2008)

9) Pendapatan/Tahun : Rp. 29.420.905,00,- (Rp. 2.451.742,08,-/Bulan)

10)Laba/Tahun : Rp. 2.843.814,00,- (Rp. 236.984.50,-/Bulan)

A. Bidang Organisasi dan Manajemen

Keanggotaan

Jumlah anggota WASERDA “KPN PELOPOR” sampai dengan tahun 2008 sebanyak 39 orang terdiri dari:

Anggota Penuh : 36 orang Calon Anggota : 3 orang

Dilayani : 48 orang

Anggota WASERDA “KPN PELOPOR” sampai dengan tahun 2008 yang masuk sebanyak 5 orang yang keluar dari keanggotaan karena meninggal dunia dan purna bhakti (pensiun) sebanyak 12 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Masuk Keluar

2005 3 orang 2 orang

2006 1 orang 4 orang

2007 1 orang

2008 1 orang 5 orang

Jumlah 5 orang 12 orang

Pengurus, Badan Pengawas dan Karyawan

Sesuai keputusan rapat anggota tahunan (RAT) tahun buku 2003 tanggal 14 Februari 2004 melalui pemilihan langsung, maka komposisi pengurus dan badan pengawas masa bakti 2004-2008 adalah sebagai berikut:

11

Page 12: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

I. Pengurus : Ketua : Moh Nasir Dg. Malimpo, S. sos

Sekretaris : Mustamin, BSc

Bendahara : Yunias Tawawo

II. Badan Pengawas : Ketua : Drs. Arifin Baharuddin

Anggota : Drs. Kaharuddin BM. Radjak

Anggota : Drs. Kisman

Buku-Buku Organisasi/Administrasi

Untuk menunjang kegiatan-kegiatan organisasi, usaha dan keuangan WASERDA “KPN PELOPOR”, pengurus sudah berusaha membenahi administrasi pembukuan keuangan berdasarkan bukti-bukti kas keluar (KK) dan kas masuk (KM) dan dilengkapi buku-buku organisasi yang terdiri dari 9 (Sembilan) buah buku pokok dan 7 (tujuh) buah buku penunjang yang semuanya lengkap dan dikerjakan dengan baik.

B. Bidang Usaha

Kegiatan unit usaha yang dikelola oleh pengurus WASERDA “KPN PELOPOR” tahun buku 2008 adalah dua unit usaha yaitu unit usaha simpan pinjam dan unit usaha waserda, dan untuk mengetahui kegiatan masing-masing unit adalah sebagai berikut:

1) Unit Usaha Simpan Pinjam

Tahun 2008

-Volume pemberian pinjaman (48 orang) Rp. 75.144.435,26,-

-Angsuran pinjaman (24 orang) Rp. 20.545.835,00,-

-Sisa pinjaman (44 orang) Rp. 54.598.600,26,-

-Pendapatan jasa/bunga yang masih harus diterima

pada (27 orang) anggota Rp. 50.372.963,00,-

-Pendapatan jasa/bunga yang sudah diterima

dari (20 orang) anggota Rp. 6.794.532,00,-

-Beban usaha dan administrasi unit simpan pinjam Rp. 4.696.207,00,-

-SHU bersih unit simpan pinjam Rp. 2.098.325,00,-

2) Unit Waserda

Tahun 2008

-Volume penjualan barang Rp. 22.626.373,00,-

12

Page 13: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

-Persediaan awal per 31-12-2007 Rp. 2.584.969,00,-

-Pembelian barang Rp. 22.167.150,00,- +

Rp. 24.752.119,00,-

-Persediaan akhir per 31-12-2008 Rp. 3.497.360,00,- _

-Harga pokok penjualan barang Rp. 21.254.759,00,- _

-SHU kotor unit waserda Rp. 1.371.614,00,-

-Beban usaha dan administrasi unit waserda Rp. 626.125,00,- _

-SHU bersih unit waserda Rp. 745.489,00,-

C. Bidang Keuangan/Permodalan

Keadaan keuangan/permodalan WASERDA “KPN PELOPOR” sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada laporan keuangan, untuk lebih jelasnya kami sajikan laporan keuangan ini sebagai berikut:

Penjelasan pos-pos neraca per 31 Desember 2008 Perhitungan sisa hasil uasaha (SHU) WASERDA “KPN PELOPOR” per

31 Desember 2008

13

Page 14: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Februari 2008, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,43 juta orang (8,46%) per Agustus 2008 berjumlah 9,39 juta orang ( 8,39 %) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) besar 17,26 %, Sekolah menengah Atas (SMA) sebesar 14,31 %, Perguruan Tinggi (PT) 12,59%, Diploma 11,21 %, lulusan SMP, 9,39 % dan lulusan Sekolah Dasar (SD) 4,57 %, dari jumlah penganggur.

Jumlah penganggur tersebut diperkirakan akan bertambah dengan adanya krisis keuangan global sebesar 20 juta orang sehingga dari jumlah penganguran di tahun sebelumnya sebesar 190 juta orang, akan bertambah menjadi 210 juta orang di tahun 2009.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, antara lain: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour), Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran tersebut di atas maka perlu dikembangkan program-program kewirausahaan pemuda dalam rangka mempercepat penurunan angka pengangguran.

Mengingat data pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

Saran:

Semoga semua pengertian-pengertian yang ada dalam makalah ini mengenai ”KEWIRAUSAHAAN” anda pahami benar-benar.

14

Page 15: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

Pelajarilah sekali lagi guna pendalaman pemahaman anda.

Usahakan seluruh kosentrasi anda tercurah dalam proses pembelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, H. DR. PROF, KEWIRAUSAHAAN; Edisi Revisi; Penerbit ALFABETA; Bandung, 2006

Profil Usaha dan Laporan Keuangan WASERBA ”KPN PELOPOR” Tahun Buku 2008

Pencarian Web lewat Situs Internet mengenai ”KEWIRAUSAHAAN”

Sumber Artikel:

www.google.com

15

Page 16: Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 09 013

16