Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pula pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena ksemampuan pemerintah sangat terbatas. Wirausaha itu sendiri adalah proses menciptakan suatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan atau imbalan moneter dan kepuasan pribadi. Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama islam lupa, tidak banyak mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, Pekerjaan apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih (HR.Al-Bazzar). Jual beli yang bersih berarti sebagian dari kegiatan profesi bisnis. Selain

description

Makalah ini ditujukan kepada masyarakat luas agar tidak memandang sebelah mata terhadap seorang wirausahawan.

Transcript of Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Page 1: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula

orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pula pentingnya dunia

wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan

yang dapat membuka lapangan kerja karena ksemampuan pemerintah sangat

terbatas.

Wirausaha itu sendiri adalah proses menciptakan suatu nilai yang berbeda dengan

mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial,

psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan atau imbalan

moneter dan kepuasan pribadi.

Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama islam lupa, tidak banyak

mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah

Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, Pekerjaan apakah yang paling baik ya

Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya

sendiri dan setiap jual beli yang bersih (HR.Al-Bazzar). Jual beli yang bersih

berarti sebagian dari kegiatan profesi bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat

mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah

dipraktikkan sejak zaman nabi hingga masa kini. Dalam hadist lain Rasulullah

SAW bersabda, Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para

Nabi, orang shadiqin, dan para syuhada.(HR. Tirmidzi dan Hakim).

Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan baik dalam jumlah

maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Page 2: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Di dalam mata kuliah perkuliahan ini kami penulis akan meneliti suatu usaha

yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu bimbingan belajar. Menurut L D

Crow dan A Crow, Bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat

diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya

tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.

1.2. Tujuan Diadakan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menjadi wirausaha sebagai alternatif bisnis di masa yang akan datang.

2. Dapat mengetahui seluk-beluk berwirausaha di dalam bidang pendidikan.

3. Dapat menumbuhkan jiwa pebisnis bagi penulis dan pembaca.

4. Dapat mengetahui skill-skill apa saja yang diperlukan dalam berwirausaha

di bidang pendidikan.

Page 3: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kewirausahaan

2.1.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,

pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan

berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat

sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat

sesuatu,mengorganisir,mengelola dan berani menanggung resiko untuk

menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Orang yang melakukan

kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

Namun, pengertian kewirausahaan menurut para ahli adalah sbagai

berikut.

Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil risiko

yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima

keuntungan financial ataupun non uang. Kathleen mengemukakan bahwa

wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan menanggung

risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.

Acmad Sanusi, 1994

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,

dan hasil bisnis.

Page 4: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Soeharto Prawiro, 1997

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu

usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

Kewirausahaan menurut Saidi dan Hartati (2008), Kewirusahaan

merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan

waktu dan upaya penelitian, menanggung resiko keuangan, fisik, serta

resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang

dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Raymond, (1995)

Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu

mewujudkannya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan

lingkungan.

Dijabarkan juga oleh Suryana (2008) bahwa Kewirausahaan adalah suatu

disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku

seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang

dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan

perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:

(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

(2) memperkenalkan metoda produksi baru,

(3) membuka pasar yang baru (new market),

(4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,

atau

(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter

mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan

dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi

sumber daya.

Page 5: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan

sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke

dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara

yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Peter F. Drucker (1994) mengatakan bahwa konsep kewirausahaan

sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk

menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha diikuti

penggunaan uang, fisik, resiko dan kemudian menghasilkan jasa berupa

uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) mengemukakan bahwa

wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani

menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.

Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,

pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap

tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi

kepada pelanggan.

Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-

peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein

(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum

terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan

sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan

membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa

Page 6: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih

menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau

ketidakpastian.

2.1.2. Tipe Wirausaha

Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe

wirausaha, yaitu:

- Wirausaha yang memiliki inisiatif

- Wirausaha yang mengorganisir mekanis social dan ekonomi untuk

menghasilkan sesuatu

- Yang menerima resiko atau kegagalan

Selanjutnya diungkapkan pula tiga tipe utama dari wirausaha yaitu :

Wirausaha Ahli (Craftman)

Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin

mengembangkan proses produksi, sistem produksi, dan sebagainya. Dia

cenderung bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan

laboratorium dan sebagainya.

The promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar

belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian

mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang sudah ia miliki

biasanya merupakan factor pendorong untuk mengembangkan perusahaan

yang baru ia rintis.

General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses

bekerja sukses pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian

bidang produksi, pemasaran, permodalan, dan pengawasan

Page 7: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

2.1.3 Tujuan Berwirausaha

Tujuan dari suatu kewirausahaan yaitu :

- agar masyarakat lebih mengenal juga dunia berwirausaha dan

bagaimana cara ber wirausaha yang benar

- memilih juga wirausaha yang berkualitas

- menjadikan atau mampu juga untuk mendidik setiap masyarakat agar

lebih disiplin , berani mengambil resiko dan tentunya pasti agar

mereka bisa lebih bertanggung jawab.

2.1.4. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha

Keuntungan menjadi wirausaha adalah :

a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.

b. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta

potensi seseorang secara penuh.

c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan

secara maksimal.

d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha

konkret.

e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Kelemahan dalam berwirausaha :

a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai

resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti

wirausaha telah menggeser resiko tersebut.

b. Bekerja keras dan waktu atau jam kerjanya panjang.

c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,

sebab dia harus berhemat.

d. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus

dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang

dihadapinya.

Page 8: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

2.2. Bimbingan Belajar

2.2.1. Pengertian Bimbingan Belajar

Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance”, yang berarti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun

membantu. Kata bimbingan pertama kali dikemukakan dalam Year’s Book

of Education pada tahun 1955, dengan penjelasan sebagai berikut:

Bimbingan adalah suatu proses yang membantu individu melalui usahanya

sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar

dapat memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Sedangkan menurut Stoops dan Walquist, bimbingan belajar adalah

proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu

untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan

manfaat yang sebesar-besarnya baik pada dirinya maupun orang lain.

Menurut A. J. Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses

pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan

dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai

pengertian bimbingan sebagai berikut :

1. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu

yang membutuhkannya, pembimbing hanya bertugas untuk

mendampingi individu serta memberikan saran dan jalan alternatif

sedangkan keputusan berada diserahkan kepada individu tersebut.

2. Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar dapat

memahami dirinya dan membantu memecahkan masalah sehingga

dapat memaksimalkan kemampuannya untuk memperoleh

kebahagiaan dan bermanfaat bagi lingkungannya.

Page 9: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

2.2.2. Tujuan Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam

membantu mengembangkan potensinya, oleh karena itu peserta didik

diharapkan untuk memahami dirinya sendiri, harapan dan cita-citanya ke

depan. Jadi sebenarnya bimbingan belajar tidak hanya dikhususkan bagi

peserta didik yang bermasalah.

Pada dasarnya bimbingan belajar memiliki 2 tujuan yaitu umum dan

khusus. Adapun tujuan umum meliputi:

1. Peserta didik mampu memahami dan menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan, ke arah perkembangan yang lebih baik.

2. Peserta didik memiliki kemampuan dalam memilih dan menentukan

arah perkembangan dirinya, mengambil keputusan yang tepat bagi

dirinya dan bagi lingkungannya.

3. Memiliki produktivitas dan kesejahteraan hidup.

Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan belajar meliputi :

1. Perkembangan aspek pribadi-sosial, yang akan membantu siswa agar

memiliki kesadaran diri, mengembangkan sikap positif, membuat

pilihan secara sehat, mampu menghargai orang lain, memiliki rasa

tanggung jawab, mengembangkan keterampilan hubungan antar

pribadi dan dapat menyelesaikan konflik.

2. Perkembangan belajar, yang akan membantu siswa, agar dapat

melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, dapat

menetapkan tujuan dan perencanaan dalam pendidikan, mampu

belajar secara efektif, memiliki keterampilan dan kemampuan dalam

menghadapi evaluasi.

Page 10: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

2.2.3. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi bimbingan belajar adalah sebagai berikut:

1. Fungsi pemahaman, membantu peserta didik agar memiliki

pemahaman sesuai potensi dirinya dan lingkungannya.

2. Fungsi preventif, berkaitan dengan upaya untuk senantiasa

mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

untuk mencegahnya.

3. Fungsi penyembuhan, memberikan bantuan kepada peserta didik

yang telah mengalami masalah baik menyangkut aspek pribadi,

sosial, maupun belajar.

4. Fungsi pengembangan, untuk menciptakan ruang belajar yang

kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik.

5. Fungsi penyesuaian, membantu peserta didik menyesuaikan diri

dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara

kontekstual, dinamis, dan konstruktif.

6. Fungsi penyaluran, membantu peserta didik memilih kegiatan

ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan

penguasaan sesuai dengan bakat dan keahlian.

7. Fungsi perbaikan, membantu peserta didik sehingga dapat

memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak

(berkehendak).

8. Fungsi pemeliharaan, membantu peserta didik supaya dapat menjaga

diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam

dirinya.

2.2.3. Teknik Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bevariasi karena

perbedaan individual siswa. Perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang

dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat, maka

dalam memberikan bimbingan belajar pembimbing hendaknya

Page 11: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

menggunakan teknik yang berbeda-beda. Teknik dari bimbingan belajar

dibedakan menjadi bimbingan kelompok dan bimbingan individu.

Layanan bimbingan kelompok, diselenggarakan bila :

1. Terdapat sejumlah individu yang mempunyai permasalahan yang sama.

2. Terdapat masalah yang dialami oleh individu, namun perlu adanya

hubungan dengan orang lain.

Layanan bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara:(1) Formal, seperti :

diskusi, ceramah, remedial teaching, sosiodrama, dan sebagainya.

(2)Informal, seperti: rekreasi, karyawisata, student self government, pesta

olah raga, pentas seni, dan sebagainya.

Sedangkan layanan bimbingan individual digunakan jika permasalahan

yang dihadapi individu itu lebih bersifat pribadi dan memerlukan beberapa

proses yang mana dapat dilakukan oleh guru atau ahli psikolog. Mungkin

juga orangtua yang bersangkutan yang akan melakukannya.

Page 12: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Berdirinya Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP)

Sejarah berdirinya Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP) dimulai

dari aktivitas pendiri yang ketika itu masih menjadi mahasiswa di FMIPA

Universitas Lampung. Ketika itu untuk membiayai kuliah, pendiri bekerja

sebagai tentor (tenaga pengajar) pada sebuah lembaga bimbingan belajar

dan privat. Selain itu untuk menambah penghasilan, pendiri juga

memenuhi permintaan mengajar privat dari beberapa tetangga di

lingkungan tempat tinggal di kelurahan Pecoh Raya (saat ini bernama

Bumi Raya) Bandarlampung.

Berawal dari situ kemudian muncul ide dan dorongan dari beberapa orang

tua murid agar pendiri mendirikan usaha bimbingan belajar sendiri di

rumah. Awalnya pendiri sempat sedikit ragu dengan ide itu, mengingat

kondisi masyarakat di wilayah sekitar tempat tinggal (kelurahan Pecoh

Raya dan sekitarnya) umumnya terdiri dari golongan ekonomi

menengah ke bawah. Pendiri berpikir lingkungan dengan kondisi seperti

ini akan sulit mendukung berkembangnya suatu usaha bimbel.

Namun beberapa lama kemudian ketika pendiri sudah berkeluarga, pendiri

merasakan aktivitas mengajar privat di luar sangat menguras waktu dan

tenaga, sehingga kemudian pendiri teringat kembali akan ide membuka

usaha bimbel sendiri di rumah. Akhirnya setelah menimbang-nimbang dan

berdiskusi dengan suami, pendiri membulatkan hati untuk mencoba

membuka usaha bimbingan belajar ini.

Bimbingan belajar yang pendiri dirikan dengan dukungan penuh dari

suami ini kami beri nama Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP),

dan resmi berdiri pada tanggal 5 Januari 2009. Pada saat pertama berdiri

Page 13: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

jumlah tenaga pengajar di Bimbel BP hanya 1 orang, yaitu pendiri sendiri.

Saat ini jumlah tenaga pengajar ada 7 orang. Jumlah murid saat pertama

kali dibuka yaitu sebanyak 7 orang. Jumlah murid saat ini sekitar 100

orang.

3.2 Faktor Pendorong Berwirausaha

Faktor-faktor yang mendorong untuk berwirausaha dengan memilih usaha

bimbel:

a. Minat, dimana usaha bimbingan belajar sangat sesuai dengan minat

pendiri pada bidang pendidikan.

b. Pengalaman, dimana pendiri merasa sudah memiliki cukup pengalaman

dalam aktivitas mengajar yang dapat menjadi modal dasar dalam

menjalankan usaha bimbel.

c. Faktor modal, dimana untuk memulai usaha bimbel yang berskala kecil

(rumahan) tidak memerlukan modal awal yang terlalu besar.

Page 14: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

3.3. Data Keuangan

Modal yang dikeluarkan saat pertama membuka usaha bimbel sekitar

Rp 5.000.000,- .

Biaya belajar di Bimbel Bintang Plus ini terdiri dari uang pendaftaran

sebesar Rp 25.000,00 dan biaya per semester untuk SD sebesar Rp

375.000, 00 dan SMP sebesar Rp 400. 000, 00.

3.4. Fasilitas Bimbingan Belajar

Fasilitas yang ada di bimbel BP antara lain: ruang belajar, kantor, kursi,

papan tulis, dan sarana penunjang lainnya..

3.5. Waktu Belajar di Bimbingan Belajar Bintang Plus

Jumlah ruang kelas di Bimbel BP yaitu sebanyak 3 ruang kelas. Dalam

satu hari setiap ruang kelas digunakan untuk 2 shift rombongan belajar

(rombel), yaitu shift siang (jam 14.00) dan shift sore (jam 16.00).

Sehingga dengan 3 ruang kelas yang tersedia, setiap hari bisa diadakan

kegiatan tatap muka untuk maksimal 6 rombel. Jumlah tatap muka setiap

rombel di Bimbel BP adalah 3x per minggu, dengan pengaturan hari tatap

muka Senin-Rabu-Jum’at dan Selasa-Kamis-Sabtu.

Pada masa kegiatan bimbingan TA 2012-2013 semester 2 ini jumlah

rombel di Bimbel BP sebanyak 9 rombel, terdiri dari 6 rombel tingkat SD

dan 3 rombel tingkat SMP.

3.6. Metode mengajar

Metode pengajaran di Bimbel BP sama seperti metode pengajaran di

bimbel lain pada umumnya. Setiap tatap muka pada bagian pertama diisi

Page 15: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

pemaparan materi oleh tentor, dan bagian kedua yaitu berlatih

mengerjakan soal yang disertai pembahasan.

3.7. Kendala Berwirausaha

Kendala-kendala dalam usaha Bimbel BP:

1. Masalah disiplin guru.

Hampir semua tentor di Bimbel BP masih berstatus mahasiswa,

sehingga kadang terjadi jadwal mengajar tentor berbenturan dengan

kegiatan di kampus.

Bagi tentor yang bertanggung jawab ia akan mengkomunikasikan hal

ini sebelumnya, sehingga jadwal tatap mukanya bisa diganti oleh tentor

lain.

Namun bagi tentor yang kurang memiliki rasa tanggung jawab ia

kadang menganggap sepele hal seperti ini, memberi informasi secara

mendadak, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mencari tentor

pengganti.

Bagi tentor yang kurang bertanggung jawab seperti ini akan diberikan

teguran, dan jika hal itu masih diulangi maka dalam evaluasi di setiap

akhir semester konduitenya dianggap negatif.

2. Masalah disiplin pembayaran peserta.

Di antara peserta bimbingan ada sebagian yang tidak disiplin dalam

menunaikan kewajiban pembayaran. Bagi peserta yang demikian akan

diberi surat pemberitahuan yang ditujukan kepada orang tua peserta,

yang berfungsi untuk mengingatkan kewajibannya. Dalam masalah ini

Bimbel BP memberi toleransi dengan mempertimbangkan latar

belakang pekerjaan orang tua peserta.

Namun sikap tegas juga diperlukan demi menjaga kewibawaan lembaga

dan untuk mempertahankan usaha dalam jangka panjang.

Page 16: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

3.8. Keuntungan Mendirikan Bimbel

Keuntungan yang di rasakan dewasa ini adalah kesadaran para orang tua

untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan putra-putrinya sudah

semakin baik. Karena itu usaha bimbel yang bersifat memberikan layanan

pendampingan belajar untuk para siswa yang sedang menempuh

pendidikan di sekolah memiliki prospek yang cukup baik untuk terus

berkembang dan dijadikan sebagai sandaran hidup.

3.9. Cara mempromosikan Bimbel Bintang Plus

Bimbel BP dipromosikan dengan cara membagi brosur di sekolah-sekolah

yang menjadi target pada setiap akhir semester, yaitu pada saat pembagian

rapor. Namun promosi ini lebih bersifat kepada pengenalan nama dan

eksistensi Bimbel BP diantara bimbel-bimbel lainnya.

Berdasarkan pengalaman, promosi yang paling efektif untuk mendapatkan

murid adalah promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan sendiri oleh

murid atau orang tua murid. Promosi ini akan berjalan sangat baik jika

orang tua murid menilai bimbel yang diikuti putra/putrinya memiliki

kualitas yang baik, yang ditunjukkan oleh peningkatan prestasi akademik

murid di sekolah.

3.10. Pencapaian Prestasi yang telah diraih oleh Bimbel Bintang Plus

Prestasi murid peserta Bimbel BP alhamdulillah cukup baik. Rata-rata

nilai murid di sekolah mengalami peningkatan, dan ada sebagian yang

mendapat ranking di sekolahnya. Namun ada juga murid yang karena satu

dan lain hal dapat disebut gagal karena tidak mendapatkan kemajuan

setelah mengikuti bimbel.

Sementara untuk lulusan setiap tahun rata-rata 70% murid kelas 6 Bimbel

BP berhasil diterima di berbagai SMP negeri.

Page 17: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

3.11. Cara Menjaga Kualitas Bimbel Bintang Plus

Kualitas bimbel diukur berdasarkan pencapaian prestasi akademik murid

di sekolah. Untuk dapat meraih prestasi itu ada beberapa faktor yang

menentukan, yaitu:

1. Kurikulum.

Kurikulum atau materi ajar sebisa mungkin disesuaikan dengan materi

ajar yang diterima murid-murid di sekolah masing-masing.

2. Tenaga pengajar.

Tenaga pengajar atau tentor diusahakan dicari yang baik. Setiap waktu

kinerja tentor selalu dipantau. Jika ada hal yang dianggap kurang maka

tentor yang bersangkutan akan diberi teguran sekaligus motivasi untuk

memperbaiki kinerjanya. Pada setiap akhir semester dilakukan evaluasi

atas kinerja setiap guru. Bagi tentor yang dinilai kinerjanya tidak bisa

diperbaiki maka kerja sama dengan yang bersangkutan tidak dilanjutkan

dan akan dicari tentor pengganti yang lebih baik.

3. Pembatasan jumlah murid per kelas.

Bimbel BP membatasi jumlah murid per kelas (rombel), yaitu maksimal

15 murid. Pembatasan jumlah murid ini dimaksudkan agar proses

belajar mengajar di kelas dapat berjalan lebih kondusif dan tentor dapat

lebih maksimal dalam memberi perhatian kepada setiap muridnya.

Page 18: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Djumhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Banding

: CV. Ilmu Bandung

Prof. Dr. Prayetno, M.sc. Ed, dkk. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

_____________1997

Hidayat, Otong, dkk. 2013. Kewirausahaan. Bandar Lampung.

www.google.com : Pengertian dan tujuan Bimbingan Belajar.

Kewirausahaan.

Page 19: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Page 20: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Profil Bimbingan Belajar Bintang Plus

Bimbingan Belajar Bintang Plus adalah perusahaan rumahan atau home industri

yang menawarkan dan memberikan jasa di bidang pendidikan, untuk membantu

para siswa yang ingin unggul dan berprestasi dalam belajar, khususnya pada mata

pelajaran matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, IPA, IPS, dan Pkn.

Profil perusahaan rumahan (home industri) sebagai berikut:

Pemilik Usaha : Ahmad Riyadi dan Hamatun, S.Si

Alama Usaha : Jl. Gatot Subroto Gg. Serasan 2A B.Lampung

Telp : (0721-3536603)

Jenis Usaha : Bimbingan Belajar

Biaya Bimbingan belajar :Untuk semua jenjang pendidikan biaya

pendaftaran sebesar Rp. 25.000,00.

Sedangkan untuk biaya persemester SD

sebesar Rp. 375.000,00 dan SM sebesar Rp.

400.000,00.

Page 21: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Foto-foto yang diambil saat mengunjungi Bimbel Bintang Plus

Foto 1. Kami dan pendiri Bimbel BP

Foto 2. Kami, pendiri dan beberapa siswa Bimbel BP

Page 22: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Foto 3. Kantor tampak depan Foto 4. Kantor tampak dalam

Foto 5. Kelas pertama Foto 6. Kelas kedua

(tengah)

Foto 7 dan 8. Kelas ketiga

Page 23: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Page 24: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan

Foto 9. Suasana Belajar di Bimbel BP

Foto 10. Interaksi belajar antara guru dan siswa

Page 25: Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan