Makalah keperawatan transkultural.pdf

23
 Tugas kelompok Dosen pembimbing: A. Budiyanto Adi Putra, S.Kep., Ns. KEPERAWATAN TRANSKULTURAL Faktor Sosial dan Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya” Oleh: KELOMPOK II A. Arnida Fitriani 023 Akifa Syahrir Haryana Hasban Aldy Renaldi Husnul Khatimah Asnirawati Istianah Nur Qur’ani Darmariyani Megawati Dinianti Muh. Aswar Anas Etty Iswahyuni PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of Makalah keperawatan transkultural.pdf

  • Tugas kelompok

    Dosen pembimbing: A. Budiyanto Adi Putra, S.Kep., Ns.

    KEPERAWATAN TRANSKULTURAL Faktor Sosial dan Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya

    Oleh:

    KELOMPOK II

    A. Arnida Fitriani 023

    Akifa Syahrir Haryana Hasban

    Aldy Renaldi Husnul Khatimah

    Asnirawati Istianah Nur Qurani

    Darmariyani Megawati

    Dinianti Muh. Aswar Anas

    Etty Iswahyuni

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UIN ALAUDDIN MAKASSAR

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan

    kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,

    kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.

    Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima

    kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala

    pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu

    mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,

    serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

    Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang Faktor Sosial dan

    Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya yang bertujuan sebagai bahan

    bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam makalah ini,

    penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu,

    mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembimbing dan

    pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.

    Makassar, Oktober 2014

    Penulis,

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang 1

    B. Rumusan Masalah 2

    C. Tujuan Penulisan 2

    BAB II PEMBAHASAN 1

    A. Faktor Sosial dan Kekerabatan 1

    B. Gaya Hidup dan Nilai Budaya 4

    C. Analisis Penerapan Teori dan Implikasinya Pada Dunia Perawatan 15

    BAB III PENUTUP 18

    A. Kesimpulan 18

    B. Saran 19

    DAFTAR PUSTAKA

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang

    memiliki latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk

    menghadapi situasi ini penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien

    memiliki pendangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang

    berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-budaya klien.

    Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan budaya dan tradisi

    kesehatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar

    belakang kebudayaan yang berbeda. Perawat harus mengkaji dan mendengarkan

    dengan cermat tentang konsistensi warisan budaya klien. Pengakajian tentang

    budaya klien merupakan pengkajian yang sisrematik dan komprehensif dari nilai-

    nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual, keluarga, komunitas.

    Tujuan pengkajian budaya adalah untuk mendapatkan informasi yang signifikan

    dari klien sehingga perawat dapat menerapkan kesamaan budaya. Perawat dalam

    melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien dimulai dari menentukan

    warisan kultural budaya klien, latar belakang organisasi sosial, dan keterampilan

    bahasa serta menayakan penyebab penyakit atau masalah untuk mengetahui klien

    mendapatkan pengobatan rakyat secara tradisional baik secara ilmiah maupun

    mesogisoreligus atau kata ramah, suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit.

    Hal ini dilakukan untuk pemenuhan kompoen pengakajian budaya untuk

  • menyediakan informasi yang berguna dalam mengumpulkan data kebudayaan

    klien.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai

    berikut:

    1. Bagaimana faktor sosial dan kekerabatan dalam keperawatan transkultural

    ?

    2. Bagaimana gaya hidup dan nilai budaya dalam keperawatan transkultural

    ?

    3. Bagaimana analisis penerapan teori keperawatan transkultural dan

    implikasinya pada dunia perawatan ?

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui faktor sosial dan kekerabatan dalam keperawatan

    transkultural .

    2. Untuk mengetahui gaya hidup dan nilai budaya dalam keperawatan

    transkultural.

    3. Untuk mengetahui analisis penerapan teori keperawatan transkultural dan

    implikasinya dalam dunia perawatan.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Faktor Sosial dan Kekerabatan (Kinship and Social Factors)

    Sosial adalah cara bagaimana individu saling berhubungan dengan

    orang-orang di sekelilingnya. Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh

    orang-orang disekitar kita.

    Hubungan kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara

    tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan

    biologis, sosial, maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk

    keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan

    dan perkawinan. Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum

    disebut sebagai "hubungan dekat" daripada "keturunan" (juga disebut

    "konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di

    antara orang-orang yang satu moyang.

    Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk

    mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan

    silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek)

    atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat

    memiliki syarat relatif (mis., ayah adalah seseorang yang memiliki anak), atau

    mewakili secara absolut (mis, perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita

    tanpa anak). Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun

    suksesi legal.

  • Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah

    nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal

    lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota

    keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin

    oleh keluarga.

    B. Gaya Hidup dan Nilai Budaya (cultural value and life ways)

    1. Pengertian Gaya Hidup dan Nilai Budaya

    a. Pengertian Gaya Hidup

    Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

    diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

    menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan

    lingkungannya. Gaya hidup diartikan dalam WHO 1998 yaitu lifestyle is a

    way of living based on identifiable patterns of behaviour which are

    determined by the interplaybetween an individuals personal

    characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental

    living condition. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang

    mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang

    tersebut dalam masyarakat di sekitarnya.

    b. Pengertian Nilai Budaya

    Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia

    mengenai apa yang dianggap baik dan buruk.

    Kebudayaan berasal dari bahasa Latin colere yang berarti

    mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari konsep

    ini berkembanglah pengertian kebudayaan yaitu segala daya dan aktivitas

  • manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa

    Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu

    bentuk jamak dari buddhi , yang berarti budi atau akal. Dengan demikian

    kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan

    adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu

    pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan

    kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat.

    Menurut Koentjaningrat, kebudayaan adalah seluruh system gagasan

    tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat

    yang didapat dengan belajar dan dijadikan milik manusia sendiri.

    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

    bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

    generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem

    agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan

    karya seni. Bahasa, sebagai mana juga budaya, merupakan bagian tak

    terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

    menganggapnya diwarisskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha

    berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan

    menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budayaa itu

    dipelajari. Budaya adalah suau pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat

    kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan

    perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi

    banyak kegiatan sosial manusia. (Koentjaraningrat, 2002).

  • Budaya (Kultur) adalah norma atau aturan tindakan dari anggota

    kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam

    berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Jenis budaya terdiri atas dua

    yaitu pertama, etno-caring yaitu budaya yang dipelajari dari orangtuanya.

    Kedua, professional caring yaitu budaya yang dipelajari dari pendidikan

    formal.

    Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

    oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

    budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada

    penganut budaya terkait. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan

    nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang

    digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang

    berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan

    persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

    2. Karakteristik Budaya

    Dincker menyimpulkan pendapat Boyle dan Andrews yang

    menggambarkan empat ciri essensial budaya yaitu : pertama, budaya dipelajari

    dan dipindahkan, orang mempelajari budaya mereka sendiri sejak lahir. Kedua,

    budaya berbagai bersama, anggota-anggota kelompok yang sama membagi

    budaya baik secara sadar maupun tidak sadar, perilaku dalam kelompok

    merupakan bagian dari identitas budayanya. Ketiga, budaya adalah adaptasi

    pada lingkungan yang mencerminkan kondisi khusus pada sekelompok manusia

    seperti bentuk rumah, alat-alat dan sebagainya, adaptasi budaya pada negara

    maju diadopsi sesuai dengan teknologi yang tinggi. Keempat, budaya adalah

  • proses yang selalu berubah dan dinamis, berubah seiring kondisi kebutuhan

    kelompoknya, misalnya tentang partisipasi wanita dan sebagainya. Penelitian

    Brunner yang ditulis Koetjanddiningrat, pada suku Bataak Toba di Indonesia

    yang beradaptasi dengan suku Sunda dengan merubah adat ketatnya karena

    menyesuaikan diri dengan budaya setempat.

    Menurut Samovar dan Porter, ada 6 karakteristik budaya :

    1) Budaya itu bukan keturunan tapi di pelajari, jika seorang anak lahir di

    Amerika dan hidup di Amerika dari orang tua yang berkebangsaan Indonesia

    maka tidaklah secara otomatis anak itu bisa berbicara dengan bahasa

    Indonesia tanpa ada proses pembelajaran oleh orang tuanya.

    2) Budaya itu di transfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita

    mengetahui banyak haltentang kehidupan yang berhubungan dengan budaya

    karena generasi sebelum kita mengajarkan kita banyak hal tersebut. Suatu

    contoh upacara penguburan plasenta pada masyarakat Jawa, masyarakat

    tersebut tidak belajar secara formal tetapi mengikuti perilaku nenek

    moyangnya.

    3) Budaya itu berdasarkan symbol, untuk bisa mempelajari budaya orang

    memerlukan symbol. Dengan symbol inilah nantinya kita dapat saling

    bertukar pikiran dan komunikasi sehingga memungkinkan terjadinya proses

    transfer budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh beberapa

    symbol yang mengkarakteristikan buadaya adalah kalung pada suku Dayak,

    manik2 gelang dan semua itu menandakan symbol pada budaya tertentu.

    4) Budaya itu hal yang bisa berubah, karena budaya merupakan system yang

    dinamis dan adaptif maka budaya rentan terhadap adanya perubahan.

  • Misalnya pada sekelompok msyarakat merayakan hari kelahiran dengan

    tumpeng atau nasi kuning, pada zaman modern tradisi tersebut berubah

    menjadi kue ulang tahun.

    5) Budaya itu bersifat menyeluruh, satu elemen budaya dapat mempengaruhi

    elemen-elemen budaya yang lain. Misalnya lingkungan sosial akan

    mempengaruhi perilaku seseorang yang tinggal di lingkungan tersebut, dan

    6) Budaya itu Etnosentris, adanya anggapan bahwa budaya kita lah yang paling

    baik di antara budaya-budaya yang lain. Suku Badui akan merasa budaya

    Badui yang benar, apabila melihat perilaku budaya dari suku lain dianggap

    aneh, hal ini terjadi pada kelompok suku yang lainnya juga.

    Meskipun tiap kelompok memiliki pola yang dapat dilihat yang

    membantu membedakannya dengan kelompok lain, sebagian besar individu

    juga mengungkapkan keyakinan atau sifat yang tidak sesuai dengan norma

    kelompok. Seseorang bisa sangat tradisional dalam satu aspek dan sangat

    modern dalam aspek lain. Ketika orang sakit, mereka kadang menjadi lebih

    tradisional dalam harapan mereka dan pemikiran mereka. Juga ada fariasi

    signifikan dan antara kelompok. Pengetahuan tentang kelompok juga bernilai

    ketika memberikan sekumpulan harapan realistik. Tetapi, hanya dengan belajar

    tentang individiu atau keluarga yang di hadapi sehingga tenaga medis dapat

    memahami dalam hal apa pola kelompok bermakna.

    3. Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan

    Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayan antara

    lain sebagai berikut :

    1) Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

  • Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai,

    serta memelihara segala perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara

    manusia mengorganisasikan masyarakat mengekspresikan rasa keindahan,

    atau memproduksi hasil-hasil kesenian.

    Masyrakat kecil yang hidup berpindah-pindah (no maden) atau

    masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal 8

    macam teknologi traditional yang disebut juga dengan sistem peralatan dan

    unsur kebudayaan fisik, yaitu alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat

    menyalakan api, makanan, pakaian,temmpat berlindung dan perumahan, dan

    alat-alat transportasi.

    2) Sistem mata pencaharian hidup

    Perhatian para ilmuan pada sistem mata pencaharian ini hanya

    berfokus pada masalah-masalah mata pencahariantradisional, diantaranya :

    a) Berburu dan meramu

    b) Beternak

    c) Bercocok tanam diladang

    d) Menangkap ikan

    3) Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

    Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam

    struktur sosial. Kim uichol mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu

    masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan sruktur

    sosialdarimasayarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit

    sosial yang terdiri atas beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah

  • atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,

    menantu, cuc, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek,dan seterusnya.

    Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok

    kekerabatan dari yang jumlahnya relatiif kecil hingga besar seperti keluarga

    ambilineal, plan, fatri, dan separuh masyarakat. Dimasyarakat umum, juga

    dikennal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,

    keluuarga bilatteral, dan keluarga unilateral.

    Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan keluargayang

    dibentuk oleh masyarak, baik yang berbadan hukum maupun yangg tidak

    berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam

    pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup

    bersam-sama manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-

    tujan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

    4) Bahasa

    Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

    untuk saling berkomunikasi atau berhubungan baik lewat tulisan, lisan,

    ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati

    atau kemauan kepada lawan bicara (orang lain). Melalui bahasa, manusia

    dapat menyuusuaikan diri dengan tingkah laku, adat istiadat, tatakrama

    masyarakat, dan sekaligus mudah memebaurkan dirinya kedalam segala

    bentukmasyarakat.

    Bahasa memiliki bebrappa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi

    umum dan fingsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat

    berekspresi, berkomunikasi, serta alat untuk mengadakan intergarsi dan

  • adptasi sosial. sedangkan, fungsi bahasa secara khusus adalah

    untukmengadakan hubunga dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkaan seni

    (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, serta mengeksploitasi ilmu

    pengetahuan dan teknologi.

    5) Kesenian

    Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasaldari

    ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata

    ataupun telinga sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa ti ggi,

    manusiamenghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana

    hingga perwujudan yang kompleks.

    6) Sistem kepercayaan

    Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia

    dalam menguasai rahsia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan,

    muncul keyakinan akan adanya penguasa tertingggi dari sistem jagat raya ini

    yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian dari jagat raya.

    Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup

    bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem

    kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

    Agama daan sistem kepercayaan lainnya sering kali terintegrasi

    dengan kebudayaan. Agama (religion) berasal dari bahas latin religare yang

    berarti menambatkan adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam

    sejarah umat manusia. Agam biasanya memiliki satu prisip, seperti 10

    firman dalam agama kristem atau 5 rukun islam dalam agama islam.

  • Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan seperti dalam

    sistem birokrasi diwilayah Nangroe Aceh Darussalam (Effendi & Makhfudli,

    2013).

    4. Wujud Kebudayaan

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,

    yaitu pertama, gagasan wujud ideal yaitu berbentuk kumpulan ide, nilai,

    norma dan peraturan aktivitas, dan artefak. Kedua, aktivitas atau disebut juga

    dengan sistem sosial yaitu terdiri dari aktivitas, interaksi, yang mempunyai

    pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Ketiga, artefak (karya)

    yaitu wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan

    karya manusia dalam masyarakat (Syafrudin, 2009).

    Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan

    yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

    Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua

    komponen utama yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non material.

    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata

    dan konkrit. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan

    yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi yaitu mangkuk tanah liat,

    perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup

    barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,

    gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan non material adalah

    ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya

    berupa dongeng, cerita rakyat, lagu dan tarian tradisional (Syafrudin. 2009).

    5. Ciri-Ciri Kebudayaan

  • Ciri-ciri khas kebudayaan yaitu pertama, bersifat historis yaitu

    manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang

    diwariskan secara turun-temurun (Syafrudin, 2009). Kedua, bersifat geografis

    yaitu kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam, ada yang

    berkembang pesat dan ada yang lamban, serta ada pula yang mandeg (stagnan)

    yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan lingkungan,

    kebudayaan tersebut berkembang pada komunitas tertentu lalu meluas dalam

    kesukuan dan kebangsaan/ras, selanjutnya kebudayaan itu meluas dan

    mencakup wilayah/regional, serta makin meluas ke seluruh penjuru belahan

    bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi) dalam era informasi di

    mana terjadi saling melebur dan berinteraksinya kebudayaan-kebudayaan.

    Ketiga, bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu yaitu dalam perjalanan

    kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya.

    Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih

    diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu

    tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.

    6. Aspek Budaya dalam Keperawatan

    Leininger mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai

    cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya

    asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap

    empat konsep sentral keperawatan yaitu :

    1. Manusia

    Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki

    nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan

  • pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger, manusia memiliki

    kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat

    dimanapun dia berada.

    2. Sehat

    Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam

    mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan

    merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya

    yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat

    yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat

    mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat

    dalam rentang sehat-sakit yang adaptif.

    3. Lingkungan

    Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang

    mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.

    Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien

    dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan

    yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam

    atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan,

    pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir

    tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.

    Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan

    dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat

  • yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti

    struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

    Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang

    menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,

    riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

    4. Keperawatan

    Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

    pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar

    belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan

    individu sesuai dengan budaya klien.

    Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah

    sebagai berikut:

    a. Cara I : Mempertahankan budaya

    Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak

    bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi

    keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah

    dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan

    status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

    b. Cara II : Negosiasi budaya

    Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan

    untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih

    menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih

    dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan

    kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan

  • yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein

    hewani lain.

    c. Cara III : Restrukturisasi budaya

    Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki

    merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya

    hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola

    rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan

    sesuai dengan keyakinan yang dianut.

    C. Analisis Penerapan Teori Keperawatan Transkultural dan Implikasinya

    Dalam Dunia Perawatan

    Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat

    dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas

    dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian besar dari kegiatan manusia dilakukan

    secara kelompok. Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia itu senang

    bergaul dan berinteraksi dengan manusia lain di dalam kehidupan

    bermasyarakatnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Hidup di

    masyarakat merupakan manifestasi bakat sosial individu, namun apabila tidak

    dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, maka individu yang sesungguhnya berbakat

    hidup sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya akan mengalami kesulitan

    apabila suatu kelak akan berada di tengah-tengah kehidupan sosialnya.

    Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar masayarakat, dan

    individu dengan masayarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara

    alami, artinya telah ada sejak manusia dilahirkan ke dunia ini. Karena itu aspek

    sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam hidup agar agar

  • menjadi matang. Disamping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek

    itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan

    dirinya.

    Salah satu dari sekian banyak landasan yang dipakai dalam pendidikan

    adalah bagaimana lingkungan sosial pendidikan mempersiapkan individu untuk

    kelak dapat hidup secara serasi dan berkesinambungan dengan masyarakat sosial

    dimana nanti individu itu berada. Jadi yang paling penting di sini adalah

    membekali kemampuan individu agar kelak dapat dengan mudah menyesuaikan

    dirinya dengan masyarakat tempat di mana individu tersebut hidup.

    Aplikasi teori keperawatan transkultural dalam keperawatan diharapkan

    adanya kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat

    yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur

    secara konsep petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan

    keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon

    keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang

    spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan

    norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah

    nilai-nilai dan norma norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur

    seperti budaya minum the dapat membuat tubuh sehat.

  • BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar

    kita. Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk

    mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan

    silsilah.

    Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah

    nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal

    lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota

    keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin

    oleh keluarga.

    Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh

    penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah

    suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya

    terkait. Jenis budaya terdiri atas dua yaitu pertama, etno-caring yaitu budaya yang

    dipelajari dari orangtuanya. Kedua, professional caring yaitu budaya yang

    dipelajari dari pendidikan formal.

    Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya

    hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan

    diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana

    hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-

    hari.

  • B. Saran

    Sebagai calon perawat hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-teori

    Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan, tanpa membeda-bedakan

    pasien, baik itu dari segi agama, budaya, dan sebagainya sehingga pelayanan

    kesehatan dapat dilakukan secara optimal. Selain itu, dengan adanya makalah ini,

    para mahasiswa keperawatan dapat mengetahui konsep keperawatan transkultural

    sehingga mulai sekarang mempersiapkan diri menghadapi beragam perbedaan

    dengan pasien yang nantinya akan didapatkan di pelayanan kesehatan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Carol Taylor, Carol Lillis. 1997. Fundamentals of Nursing : the art and science of

    nursing care. Vol I 3ed . Philadelphia: Lippincott.

    Kozier, Barbara et al. 2000. Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice

    in Canada. 1st Canadian Ed. Toronto: Prentice Hall Health.