MAKALAH Keperawatan Keluarga

download MAKALAH Keperawatan Keluarga

of 22

description

MAKALAH Keperawatan Keluarga

Transcript of MAKALAH Keperawatan Keluarga

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeperawatan keluarga secara historis mempunyai hubungan dengan keperawatan komunitas, hasil inilah yang sering membingungkan, apakah itu keperawatan kesehatan masyarakat, keperawatan komunitas atau keperawatan keluarga, singkatnya keperawatan keluarga tidak bisa dipisahkan dari keperawatan komunitas beserta keperawatan gerontik.Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat. Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (1978), proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan. Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas.

Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sendiri.2. Tujuan Khusus

Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga .

b. Merumuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.

c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang membutuhkan bantuan / asuhan keperawatan.

d. Memelihara lingkungan ( fisik, psikis dan sosial ) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya ; Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kartu Sehat, dan Posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.C. Rumusan masalah Dilihat dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana melakukan asuhan keperawatan dengan kasus pada masalah keluarga untuk meningkatkan kesehatannya secara mandiri.D. Sistematika penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yangberhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga.Sistematika Penulisan digunakan untuk menyusun urutan makalah secara lebih rinci dan jelas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini, maka penulis menguraikan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Sistematika Penulisan.BAB II Tinjauan Teoritis, meliputi Konsep keluarga, Proses Keperawatan Keluarga.

BAB III Pembahasan Kasus, meliputi Scenario Kasus 1 dan Jawaban Scenario. BAB IV Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.BAB IITINJAUAN TEORIA. Konsep KeluargaMerupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.1. Pengertian Keluargaa. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : a. Unit terkecil dari masyarakatb. Terdiri atas 2 orang atau lebihc. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darahd. Hidup dalam satu rumah tanggae. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tanggaf. Berinteraksi diantara sesama anggota keluargag. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masingh. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan2. Tahap-tahap Kehidupan Keluargaa. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.3. Struktur KeluargaStruktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.4. Ciri-ciri Struktur KeluargaMenurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga.b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.5. Tipe / Bentuk Keluargaa. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anak.b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.6. Peranan KeluargaPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. 7. Fungsi KeluargaAda beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :a. Fungsi Biologis1) Untuk meneruskan keturunan2) Memelihara dan membesarkan anak3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.b. Fungsi Psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.4) Memberikan Identitas anggota keluarga.c. Fungsi Sosialisasi1) Membina sosialisasi pada anak.2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.d. Fungsi Ekonomi1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.e. Fungsi Pendidikan1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu :a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 8. Tugas-tugas KeluargaPada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanyab. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluargac. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masingd. Sosialisasi antar anggota keluargae. Pengaturan jumlah anggota keluargaf. Pemeliharaan ketertiban anggota keluargag. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luash. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya9. Peran PerawatPeran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:a. PendidikPerawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.b. KoordinatorKoordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.c. PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan langsung.d. Pengawas KesehatanPerawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.e. KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.f. KolaborasiPerawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.g. FasilitatorPeran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.h. Modifikasi LingkunganPerawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.B. Proses Keperawatan KeluargaProses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan, melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan terhadap keluarga.Tahap-tahap dalam proses keperawatan:1. PengkajianPengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Berisi :a. Data Umum1) Nama Kepala Keluarga2) Alamat dan Telpon3) Pekerjaan Kepala Keluarga4) Pendidikan Kepala Keluarga5) Komposisi Keluarga dan Status Imunisasi6) Genogram7) Tipe Keluarga8) Tipe Bangsa9) Agama10) Status Ekonomi Keluarga11) Aktifitas Rekreasi Keluargab. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi3) Riwayat keluarga inti4) Riwayat keluarga sebelumnyac. Pengkajian Lingkungan1) Karakteristik rumah2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW3) Mobilitas geografis keluarga4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat5) Sistem pendukung Keluargad. Struktur Keluarga1) Pola komunikasi keluarga2) Struktur kekuatan keluarga3) Struktur peran4) Nilai atau norma keluargae. Fungsi Keluarga1) Fungsi Afektif2) Fungsi Sosialisasi3) Fungsi Reproduksi4) Fungsi Ekonomi5) Fungsi Perawatan Kesehatana) Mengenal masalah kesehatanb) Kemampuan mengambil keputusanc) Kemampuan merawat orang sakitd) Kemampuan memelihara lingkungane) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatanf. Stress dan Koping Keluargag. Pemeriksaan Fisikh. Harapan Keluarga2. Diagnosa KeperawatanDalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatannya.3. PelaksanaanPelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.4. EvaluasiEvaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi. BAB III

PEMBAHASAN KASUSA. Skenario Kasus 1Keluarga Tn.X usia 30 tahun dan Ny. Y 26 tahun baru memiliki satu anak usia 3 tahun, Tn. X masih tinggal dengan orang tua Ny. Y dalam rumah terdiri dari Tn. X, keluarga Ny. Y beserta 2 anak lainnya. Tn. X merupakan tulang punggung keluarga tersebut. Tn. X tinggal dirumah dengan ukuran 10 X 5 m yang terdiri dari 4 ruangan, 2 ruang kamar, 1 ruang tamu, dan 1 ruang dapur. Dinding rumah menggunakan bilik dan lantai plester yang sudah retak-retak, sedangkan lantai dapur masih tanah.Tn. X bekerta sebagai buruh bangunan, sedangkan Ny. Y sebagai Ibu rumah tangga. Dengan penghasilan Rp 350.000/minggu. Sedangkan orang tua Ny. Y sudah lansia sehingga hanya tinggal dirumah saja. Ayah Ny. Y 75 tahun sering mengeluh batuk-batuk dan mengatakan bahwa hal tersebut sudah dirasakan sejak satu tahun yang lalu, sudah dilakukan pengobatan dari puskesmas namun pengobatan tidak dilanjutkan. Anak Tn. X tampak kurus, keluar cairan dari hidung. Nn. Y tidak pernah membawa anaknya ke posyandu. Anak Ny. Y sampai usia 1,5 tahun hanya diberikan ASI saja. Selepas itu makanan yang dimakan anak Ny. Y semua seperti makanan keluarga lainnya.Pertanyaan :1. Temukan kata kunci dari kasusu diatas !2. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari klasifikasi tingkat kesejahteraan keluarga !3. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari tipe keluarganya !4. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari perkembangan keluarganya !5. Identifikasi kasus diatas masalah-masalah kesehatan yang muncul dari keluarga tersebut !6. Identifikasi factor-faktor resiko yang memicu terjadinya masalah kesehatan pada keluarga tersebut !7. Uraikan pengkajian keluarga yang dapat dilakukan perawat keluarga !B. Jawaban Kasus1. Kata Kuncia. Keadaan rumah ukuran 10 x 5 m.b. Dalam rumah terdiri dari Tn. X, Keluarga Ny. Y beserta 2 anak lainnya.c. Pekerjaan sebagai buruh bangunan, penghasilan Rp 350.000/minggu.2. Tingkat kesejahteraan keluargaa. Keluarga pra sejahtera (pra KS) adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal seperti kebutuhan pangan, sspiritual, sandang, papan dan kesehatan.b. Keluarga sejahtera 1 (KS 1) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan pendidikan, KB, Interaksi dengan keluarga, Interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.\c. Keluarga sejahtera 2 (KS 2) adalah keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan sisoal psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.d. Keluarga sejahtera 3 (KS 3) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan keluarga tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratir bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.e. Keluarga sejahtera 3 + adalah keluarga yang telah dapat memeenuhi seluruh kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.3. Tipe keluargaDalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.e. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.4. Tingkat perkembangan keluargaMenurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:a. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.Tugas perkembangan:1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.2) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.3) Membina keluarga berencana.Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang direncanakan.b. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia 30 bulan.Tugas perkembangan:1) Perubahan peran menjadi orang tua.2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.c. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.Tugas perkambangan:1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.2) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus dipenuhi.4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.Masalah kesehatan:1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.2) Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.3) Persaingan antara kakak adik.4) Pengasuhan anak.d. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun samapi 13 tahun.Tugas perkembangan:1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.4) Meningkatkan komunikasi terbuka.e. Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.Tugas perkembangan:1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan otonominya.2) Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.4) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.f. Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah:Tugas perkembangan:1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.2) Mempertahankan keintiman pasangan.3) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tanggaMasalah kesehatan:1) Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.2) Transisi peran suami istri.3) Memberi perawatan.4) Kondisi kesehatan kronis5) Masalah menopause6) Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.g. Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Tugas perkembangan:1) Mempertahankan kesehatan.2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.3) Meningkatkan keakraban pasanganMasalah kesehatan:1) Promosi kesehatan.2) Masalah hubungan dengan perkawinan.3) Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.4) Masalah hubungan dengan perawatan.h. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pensiun sampai dengan dua-duanya meninggal.BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan

Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.. Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar Pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan para perawat harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan.B. Saran

1. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.2. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA__________ 2008. Asuhan Keperawatan Tuberculosis (TBC).http://www.indonesianursing.com [didownload tanggal 13 desember 2009]

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www. kautsarku.wordpres.com [didownload tanggal 13 desember 2009]

Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai. http://www.piogama.ugm.ac.id [didownload tanggal 13 desember 2009]

http://mushofatulmasdathoriya.blogsome.com/2007/06/01/konsep-keperawatan-keluarga/http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/d42b93092f433c6874269925ee6a4c0f27589e3a.pdf

22