MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

31
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK PAROTITIS Disusun oleh : 1. Aditya Prima Saputra (P 27220011 106) 2. Aditya Wahyu Pratama (P 27220011 107) 3. Afif Muhammad Nizar (P 27220011 108) 4. Agista Delima Permadani (P 27220011 109) 5. Aisyah Nur Azizah (P 27220011 110) 6. Alifah Farikhah (P 27220011 111) 7. Amanda Bintaratmaja (P27220011 112) 8. Ana Mustika Sholichah (P 27220011 113) 9. Astrini Rachma Putri (P 27220011 114) 10. Ayu Budiati (P 27220011 115)

Transcript of MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Page 1: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

MAKALAH KEPERAWATAN ANAKPAROTITIS

Disusun oleh :

1. Aditya Prima Saputra (P 27220011 106)

2. Aditya Wahyu Pratama (P 27220011 107)

3. Afif Muhammad Nizar (P 27220011 108)

4. Agista Delima Permadani (P 27220011 109)

5. Aisyah Nur Azizah (P 27220011 110)

6. Alifah Farikhah (P 27220011 111)

7. Amanda Bintaratmaja (P27220011 112)

8. Ana Mustika Sholichah (P 27220011 113)

9. Astrini Rachma Putri (P 27220011 114)

10. Ayu Budiati (P 27220011 115)

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN D IV KEPERAWATAN

2013

Page 2: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Parotitis merupakan penyakit infeksi pada anak-anak yang pada 30-40%

kasusnya merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh

v i r u s . I n f e k s i t e r j a d i p a d a a n a k - a n a k k u r a n g d a r i 1 5 t a h u n

s e b e l u m  penyebaran imunisasi. Penyebaran virus terjadi dengan kontak

langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit

inis e r i ng t e r j ad i pada o r ang dewasa muda s eh ingga men imbu lkan

ep idemi secara umum. Pada umumnya parotitis epidemika dianggap kurang

menular  jika dibanding dengan morbili atau varicela, karena banyak infeksi parotitis

epidemika cenderung tidak jelas secara klinis.

Dalam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan

komplikasi walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa :

Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis, ooporitis, dan

orchitis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Parotitis?

2. Apa etiologi Parotitis?

3. Bagaimana pathogenesis Parotitis?

4. Apa manifestasi klinis Parotitis?

5. Bagaimana komplikasi Parotitis?

Page 3: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Parotitis?

7. Bagaimana tatalaksana Parotitis?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi Parotitis

2. Mengetahui etiologi Parotitis

3. Mengatahui patologi Parotitis

4. Mengetahui manifestasi klinis Parotitis

5. Mengetahui komplikasi Parotitis

6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Parotitis

7. Mengetahui cara pencegahan dan penanganan Parotitis

Page 4: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Parotitis

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular

dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar

ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan

pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit gondongan

tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik, Gangguan

ini cenderung menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).

(Warta Medika, 2009)

Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah

terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar

ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa

pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Pada orang dewasa,

infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat,

payudara dan organ lainnya (Rampengan, 1993). Adapun mereka yang beresiko besar

untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau

mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan

mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh (Sumarmo, 2008)

Menurut Sumarmo (2008) penyakit gondong (mumps, parotitis) dapat ditularkan

melalui:

1. Kontak langsung

2. Percikan ludah (droplet)

3. Muntahan

Page 5: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

4. Bisa pula melalui air kencing

Tidak semua orang yang terinfeksi mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-

40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Mereka dapat

menjadi sumber penularan seperti halnya penderita parotitis yang nampak sakit. Masa

tunas (masa inkubasi) parotitis sekitar 14-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari.

B. Etiologi Parotitis

Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok

paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan

virus newcastle disease.  Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ. 

Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan

terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genus Rubulavirus

subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae. Virus mumps mempunyai 2

glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus ini juga

memiliki dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat

larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari

hemaglutinin permukaan.

Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat

bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan.  Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4

ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik. Virus

masuk dalam tubuh melalui hidung atau mulut.Virus bereplikasi pada mukosa saluran

napas atas kemudian menyebar ke kalenjar limfa local dan diikuti viremia umum

setelah 12-25 hari (masa inkubasi) yang berlangsung selama 3-5 hari. Selanjutnya

lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium, pancreas, tiroid, ginjal,

jantung atau otak. Virus masuk ke system saraf pusat melalui plexus choroideus lewat

Page 6: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

infeksi pada sel mononuclear. Masa penyebaran virus ini adalah 2-3 minggu melalui

dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Virus

dapat diisolasi dari saliva 6-7 hari sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah

munculnya pembengkakan pada kalenjar ludah. Penularan terjadi 24 jam sebelum

pembengkakan kalenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan menghilang

(Sumarmo, 2008)

Klasifikasi Parotitis

Parotitis Kambuhan

Anak-anak mudah terkena parotitis kambuhan yang timbul pada usia antara 1

bulan hingga akhir masa kanak-kanak.Kambuhan berarti sebelumnya anak telah

terinfeksi virus kemudian kambuh lagi.

Parotitis Akut

Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit yang mendadak, kemerahan dan

pembengkakan pada daerah parotis. Dapat timbul sebagai akibat pasca-bedah yang

dilakukan pada penderita terbelakang mental dan penderita usia lanjut, khususnya

apabila penggunaan anestesi umum lama dan adanya gangguan dehidrasi. 

C. Patofisiologi Parotitis

Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis

(terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:

1. Percikan ludah

2. Kontak langsung dengan penderita parotitis lain

3. Muntahan

4. Urine

Page 7: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya kelenjar

yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar

parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari

serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus di dalam

tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian

terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di

jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan

ini disebut parotitis.

Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam,

anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000).  Kemudian dalam 3 hari

terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian

bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia selama fase

akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Pada pankreas

kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

Infeksi Virus Masuk Melalui percikan Ludah Virus Jenis

Paramyxovirus Pembengkakan Kelenjar Parotis Nyeri

D. Manifestasi Klinik Parotitis

Gejala umum pada anak, biasanya masa prodormal jarang terjadi, tetapi

mungkin bersama dengan demam, nyeri otot (terutama leher), nyeri kepala dan

malaise. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 – 39,5 oC. Kemudian timbul

pembengkakan kelenjar parotis yang mula – mula unilateral tetapi dapat menjadi

bilateral. Pada awalnya hanya pembengkakan hanya terjadi pada rongga antar tepi

posterior mandibula dan mastoid, kemudian meluas dalam deretan yang melengkung

ke bawah dan ke depan, yang di batasi oleh zygoma. (Yvonne, 2000).

Page 8: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Bengkak lebih mudah diliat dengan pandangan daripada dipalpasi karena

sudah terjadi udema kulit dan jaringan lunak yang sudah meluas. Bengkak maksimal

yang terjadi hanya dalam beberapa jam, tetapi puncaknya terjadi pada 1-3 hari.

Bengkak tersebut mendorong lobus telinga ke atas dan keluar serta sudut mandibula

tidak dapat dilihat. (Yvonne, 2000).

Biasanya bengkak tersebut dapat hilang dalam 3 – 7 hari dimana daerah

pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebih

apabila penderita makan atau minum seusatu yang asam. Hal ini merupakan gejala

khas dari penyakit parotitis. (Yvonne, 2000)

E. Komplikasi Parotitis

Komplikasinya meliputi septicemia, osteomielitis mandibular, ekstensi fasial,

obstruksi jalan napas, mediastinitis, thrombosis vena jugulris interna, dan disfungsi

nervus fasialis. Gondongan telah dilaporkan menyebabkan meningoensefalitis,

pankretitis, orkitis, miokarditis, perikarditis, arthritis, dan nefritis.

Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa

penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu.

Keadaan seperti ini dapat menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang

organ selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi

setelah masa pubertas.

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan

yang kurang dini menurut Nelson (2000) :

1. Meningoensepalitis

Page 9: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian

disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia).

Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada anak-anak.

2. Ketulian

Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun insidensinya

rendah (1:15.000), parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral,

kehilangan pendengaran mungkin sementara atau permanen.

3. Orkitis

Peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang

terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen

Sehingga kemandulan dapat terjadi pada masa setelah puber dengan gejala demam

tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian bawah, gejala sistemik, dan

sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa epidedimitis.

Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil. Orkitis biasanya

menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan ini dapat berlangsung

dalam 3 – 14 hari. Testis yang terkena menjadi nyeri dan bengkak dan kulit

sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata lamanya 4 hari. Sekitar 30-40% testis

yang terkena menjadi atrofi. Gangguan fertilitas diperkirakan sekitar 13%. Tetapi

infertilitas absolut jarang terjadi.

4. Ensefalitis atau Meningitis

Peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk,

mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan

kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami

ensefalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti

ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

Page 10: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

5. Ooforitis

Timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar 7% pada penderita

wanita pasca pubertas

6. Pankreatitis

Peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita

merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang

dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total. Nyeri perut sering ringan

sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis. Biasanya gejala nyeri epigastrik

disertai dengan pusing, mual, muntah, demam tinggi, menggigil, lesu, merupakan

tanda adanya pankreatitis akibat mumps.

7. Nefritis

Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria

terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum

diketahui. Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis

ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna tanpa meninggalkan

kelainan pada ginjal.

8. Tiroiditis

Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi

pada umur sekitar 1 minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan

selanjutnya antibodi antitiroid pada penderita.

9. Miokarditis

Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan

miokardium mungkin lebih sering daripada yang diketahui. Miokarditis ringan

dapat terjadi dan muncul 5–10hari pada parotitis. Gambaran elektrokardiografi

Page 11: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

dari miokarditis seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi gelombang T.

Dapat disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan bising sistolik.

10. Artritis

Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai dengan

pembengkakan dan kemerahan sendi biasanya penyembuhannya sempurna.

Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang

sering kali berpindah-pindah. Gejala sendi mulai 1-2minggu setelah berkurangnya

parotitis. Biasanya yang terkena adalah sendi besar khususnya paha atau lutut.

Penyakit ini berakhir 1-12 minggu dan sembuh sempurna.

11. Kelainan pada mata

Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis pembengkakan yang nyeri, biasanya

bilateral dari kelenjar lakrimalis neuritis optik (papillitis) dengan gejala-gejala

bervariasi dari kehilangan penglihatan sampai kekaburan ringan dengan

penyembuhan dalam 10–20 hari uveokeratitis, biasanya unilateral dengan

fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan dalam

20 hari, skleritis, tenonitis, dengan akibat eksoftalmus, trombosis vena sentral.

F. Pemeriksaan Diagnostik Parotitis

1. Darah rutin

Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia

ringan yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya leukosit

dalam darah adalah 4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun komplikasi

sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang.

Page 12: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

2. Amilase serum

Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan

pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu.

Kadar amylase normal dalam darah adalah 0-137 U/L darah.

3. Pemeriksaan serologis

a. Hemaglutination inhibition (HI) test

Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat

dan serum yang satunya di ambil pada hari ketiga. Jika perbedaan titer

spesimen 4 kali selama infeksi akut, maka kemungkinannya parotitis.

b. Neutralization (NT) test

Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk biakan

fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi hemadsorpsi.

Pengenceran serum yang mencegah terjadinya hemadsorpsi dinyatakan oleh

titer antibodi parotitis epidemika. Uji netralisasi asam serum adalah metode

yang paling dapat dipercaya untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis

dan tidak mahal.

c. Complement – Fixation (CF) test

Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah respon

antibodi terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa infeksi parotitis

epidemika akut. Antibodi terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 1

bulan dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan kemudian menurun secara

lambat 2 tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada. Peningkatan 4

kali lipat dalam titer dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang

baru terjadi. Antibodi terhadap antigen S timbul cepat, sering mencapai

Page 13: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

maksimum dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12

minggu.

4. Pemeriksaan Virologi

Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus dilakukan dengan

biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau darah. Biakan

dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi cairan fosfat-

NaCl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun

G. Penatalaksanaan Parotitis

Parotitis merupakan penyakit yang bersifat sembuh atau hilang sendiri yang

berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi

virus Mumps oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan

suportif.

Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat, sialagog

seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna. Cairan intravena mungkin

diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. Jika respons

suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka antibiotik intravena

mungkin lebih sesuai.

Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita :

1. Penderita rawat jalan

a. Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum

cukup baik).

b. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.

c. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

d. Kompres panas dingin bergantian

Page 14: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

e. Medikamentosa

f. Analgetik-antipiretik bila perlu

metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari

parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

g. Hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko

menimbulkan Sindrom Reye yaitu sebuah penyakit langka namun mematikan.

Obat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu bebas dari aspirin.

Aspirin seringkali disebut juga sebagai salicylate atau acetylsalicylic acid.

2. Penderita rawat inap

a. Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala

hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi

b. Diet lunak, cair dan TKTP

c. Analgetik-antipiretik

d. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi

3. Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi

a. Encephalitis

Simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk

mengurangi sakit kepala.

b. Orkhitis

Istrahat yang cukup

Pemberian analgetik

Sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam, peroral, selama 2-4

hari)

c. Pankreatitis dan ooporitis

Simptomatik saja

Page 15: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Pencegahan

Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat dilakukan dengan imunisasi

pasif dan imunisasi aktif. Imunisasi pasif diberikan hiperimun globulin. Menurut

beberapa penelitian bahwa imunisasi cara ini kurang efektif.

Imunisasi aktif diberikan vaksin virus mumps yang telah dilemahkan.

Pemberian vaksin ini terbukti efektif dalam meningkatkan kadar antibodi dan

memberikan proteksi sekitar 95 %. Pemakain vaksin ini secara rutin telah dilakukan di

Amerika sejak tahun 1970, biasanya vaksin ini diberikan bersama-sama dengan

vaksin campak dan rubela (MMR). Vaksin ini memberikan respons antibodi yang

cukup baik. (Roberson, 1988)

Kontraindikasi : Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal; Individu

dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin; demam akut; selama

kehamilan; leukimia dan keganasan; limfoma; sedang diberi obat-obat imunosupresif,

alkilasi dan anti metabolit; sedang mendapat radiasi.

H. Asuhan Keperawatan

1. Keluhan Utama :

Demam, nyeri di bawah telinga, bengkak, dan sulit menelan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Apakah mengalami demam dan merasakan nyeri pada belakang telinga dan pipi

kiri. Beberapa hari kemudian timbul bengkak dan kemerahan di sekitar daerah

nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi kanan, menjadi sukar menelan dan

nafsu makan  menurun, BB menurun.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Page 16: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Apakah sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala yang sama.

Tidak punya riwayat penyakit menular, dan tidak punya riwayat alergi. Belum

pernah di imunisasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela)

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah semua anggota keluarga dahulu sudah pernah mengalami gejala yang

sama. Apakah kemungkinan tertular teman sebangku.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital : suhu, tensi, RR, nadi, kesadaran

b. B1 (breathing)     : normal

c. B2 (blood)           : kelemahan fisik dan takikardi

d. B3 (brain)            : compos mentis, mengalami kecemasan dan terus menerus

gelisah akibat manifestasi klinis dari parotitis, sakit kepala dan kaku leher.

e. B4 (bladder)        : normal

f. B5 (bowel)           : porsi makan menurun

g. B6 (bone)             : kelemahan otot, malaise

6. Pemeriksaan Penunjang

Apakah dilakukan pemeriksaan darah di dapatkan leucopenia, kadar leukosit <

4 x 109/L darah. Apakah dilakukan Pemeriksaan kadar amilase dalam serum,

terbukti kadar amilase naik >137 U/L darah.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna nutrien adekuat akibat kondisi infeksi

Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang

diharapkan

Kriteria hasil : Berat badan kembali ke rentang normal

Page 17: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

No Intervensi Rasional

1 Berikan makan lembut sedikit demi sedikit dan

makanan kecil tambahan yang tepat.

Menghindari makanan asam

Makanan yang keras tidak

mampu dikunyah oleh pasien

parotitis. Makanan asam

menmbah rasa tidak nyaman pada

pasien parotitis.

2 Berikan diet cair atau makanan selang

/hiperalimentasi bila diperlukan

Bila masukan kalori gagal untuk

memenuhi kebutuhan metabolic,

dukungan nutrisi dapat digunakan

untuk mencegah malnutrisi

3 Berikan minum yang sedikit-sedikit tetapi

sering

Membasahi selaput lendir mulut

yang kurang basah karena jarang

digunakan

2. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan manifestasi klinis akibat

parotitis dan pengaruh lingkungan

Tujuan : pasien dapat merasakan kembali rasa aman dan nyaman seiring dengan

proses penyembuhan

Kriteria Hasil : Pasien ikut serta dan bekrjasama dalam proses mengembalikan

rasa aman dan nyaman

No Intervensi Rasional

1. Istirahat selama periode demam Pada perode demam, metabolism

tubuh tinggi sehingga istirahat

dapat Mengurangi metabolism

Page 18: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

tubuh dan mempercepat

kesembuhan klien

2. Kompres dingin pada daerah bengkak Karena terjadi infeksi, suhu di

sekitar lokasi pembengkakan

mengalami peningkatan  Dengan

kompres dingin diharapkan suhu

dapat turun dan mengurangi

pembengkakan

 

3. Resiko komplikasi berhubungan dengan pembengkakan kelenjar parotis

Tujuan : menghilangkan factor resiko komplikasi

Kriteria hasil : komplikasi tidak terjadi

No Intervensi Rasional

1 Mengurangi terjadinya komplikasi dengan

pemberian obat Spt: Kortikosteroid selama 2-4

hari dan globulin

Kortikosteroid dapat menekan

pertumbuhan mikroba dan

Globulin mencegah terjadinya

orkitis

2 Pantau jantung dengan pemasangan EKG Mencegah resiko terjadi

komplikasi ke otot jantung

Evaluasi

Page 19: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Hasil yang diharapkan dalam asuhan keperawatan dengan klien anak parotitis adalah

1. Berat badan anak kembali pada ukuran normal

2. Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi

3. Nyeri pada daerah parotis yang bengkak hilang

4. Pembengkakan pada daerah parotis hilang

5. Anak kembali merasakan rasa aman dan nyaman setelah proses penyembuhan

6. Tidak ada terjadi komplikasi penyakit lain

BAB III

Page 20: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pembahasan ialah:

1. Parotitis merupakan penyakit virus akut yang menyerang kelenjar ludah, terutama

kelenjar parotis

2. Mumps dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering terjadi pada anak-anak

berusia 5-15 tahun

3. Parotitis disebabkan oleh karena adanya virus yaitu virus Paramyxovirus yang

memiliki pembungkus (enveloped)

4. Patogenesis Parotitis diawali dari virus yang bereplikasi di dalam saluran

pernafasan kemudian menyebar melalui aliran darah ke organ – organ lain

5. Gejala Parotitis : panas, sakit kepala, muntah, nyeri, demam febris. Manifestasi

klinis: kelenjar parotis terasa sakit dan membengkak, nyeri pada saat

minum/makan sesuatu yang asam, kulit tampak bewarna merah kecoklatan di

bagian parotis, bagian bawah daun telinga terangkat ke atas, tampak kemerahan

6. Komplikasi  Parotitis meliputi: Meningoensefalitis, Epididimo-Orkitis,

Oophoritis, Pankreatitis, NefritisTiroiditis.

7. Tatalaksana: Pemberian imunisasi MMR pada anak 15 bulan, istirahat yang

cukup, pemberian analgesik dan antipiretik

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: MAKALAH KEPERAWATAN ANAKparotitis

Anonim. 2013. Keperawatan Parotitis pada Anak dalam

http://keperawatankita.wordpress.com diakses tanggal 4 April 2013.

Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku

Kedokteran EGC

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2 Jilid 2. Jakarta: Media

Aesculapicus Penerbit FK UI

Rampengan&Laurents. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. EGC. Jakarta. Indonesia. 1995.

Hal.74-89

Soemarmo.2008.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2.Jakarta:Penerbit IDAI

Yvonne, M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta. Indonesia: 2000