Makalah kelompok JJ Rousseau

22
MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK BARAT Jean-Jacques Rousseau: “Filsuf Swiss Pendororong Revolusi Perancis” Kelompok 8: - Louis Embun Prastika (071311233017) - Elvina Yudith (071311233054) - Bilqis Oktaviani Putri (071311233061) - Audita Chiquita Putri (071311233065) - Yunia Damayanti (071311233066) - Annisa Widyarni (071311233084) - Adriana Marzhella Rondonuwu (071311233085) - Retno Anggreini Nurvianti (071311233095) - Ni Putu Indah Maharani (071311233097) Departemen Ilmu Hubungan Internasional Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 1

Transcript of Makalah kelompok JJ Rousseau

Page 1: Makalah kelompok JJ Rousseau

MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK BARAT

Jean-Jacques Rousseau: “Filsuf Swiss Pendororong Revolusi

Perancis”

Kelompok 8:

- Louis Embun Prastika (071311233017)

- Elvina Yudith (071311233054)

- Bilqis Oktaviani Putri (071311233061)

- Audita Chiquita Putri (071311233065)

- Yunia Damayanti (071311233066)

- Annisa Widyarni (071311233084)

- Adriana Marzhella Rondonuwu (071311233085)

- Retno Anggreini Nurvianti (071311233095)

- Ni Putu Indah Maharani (071311233097)

Departemen Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Universitas Airlangga

KATA PENGANTARPemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 1

Page 2: Makalah kelompok JJ Rousseau

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami mampu menyelesaikan tugas

pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Pemikiran Politik Barat menurut tokoh

J.J. Rousseau” dalam mata ajaran kuliah Pemikiran Politik Barat ini.

Bersama dengan ini kami juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada

pihak-pihak terlibat yang telah berpartisipasi dan juga membantu kami dalam pembuatan dan

penyusunan makalah mata ajaran Pemikiran Politik Barat ini. Semoga segala hal yang telah

kami dan rekan-rekan sesama mahasiswa kami kerjakan merupakan bimbingan yang benar

dan lurus dari Allah S.W.T. dan kami harap makalah ini dapat banyak membantu di

kemudian hari.

Tugas pembuatan dan penyusunan makalah kami ini tentu saja masih jauh dari

dikatakan sempurna. Karena itu, segala kritik dan saran kami terima dengan lebar dan lapang

dada demi perbaikan dan penyempurnaan tugas pembuatan dan penyusunan makalah ini

untuk menjadi sebuah makalah yang jauh lebih baik dan juga untuk pembelajaran bagi kami

dan anda semua dalam menyelesaikan tugas-tugas makalah lain di kemudian hari. Semoga

dengan adanya pemberian tugas ini, kami dan anda semua dapat mengambil pelajaran yang

bermanfaat.

DAFTAR ISI

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 2

Surabaya, 5 September 2014

Tim Penulis

Page 3: Makalah kelompok JJ Rousseau

Cover Makalah...................................................................................................................... 01

Kata Pengantar...................................................................................................................... 02

Daftar Isi............................................................................................................................... 03

BAB I - Pendahuluan

Biografi...............................................................................................................….. 04

Latar Belakang.......................................................................................................... 06

BAB II – Ide Politik

Premis Negara........................................................................................................... 07

Teori Kontrak Sosial................................................................................................. 08

Sifat Dasar Manusia.................................................................................................. 10

Kemauan Bersama.................................................................................................... 11

Daftar Pustaka....................................................................................................................... 14

BAB I

1.1 BIOGRAFI SINGKAT

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 3

Page 4: Makalah kelompok JJ Rousseau

Jean-Jaques Rousseau merupakan seorang filsuf Janewa pada abad ke-18 yang

memiliki pengaruh kuat tidak hanya dalam filsafat tapi juga kesusastraan sampai politik.

Pengaruhnya sebagai seorang filsuf bahkan menjadi salah satu pendorong revolusi Perancis.

Mengawali kehidupan pada tahun 1712, Rousseau menuliskan biografinya sendiri yang

meliput 53 tahun kehidupannya. Confession merupakan biografi yang berisi pengakuan dosa

yang mengekspos Rousseau sebagai manusia yang tercela. (Russel, 2004)

Di lahirkan di Janewa oleh Suzanne Bernard Rousseau yang meninggal saat Rousseau

masih bayi. Isaac Rousseau merupakan seorang pengrajin arloji miskin dan orang yang

membesarkan Rousseau setelah ibunnya meningggal. Berdasarkan ketidaksukaannya

terhadap pendidikan perdagangan, Rousseau melarikan diri menuju Savoy dan meninggalkan

sekolah pada usia 12 tahun. Pendidikan Rousseau sebagai Calvinis ortodoks kemudiaan

beralih menjadi Katolik dikarenakan kesengsaraan dalam bertahan hidup. Namun pada 1754,

Rousseau kembali menjadi penganut Calvinis ortodoks saat kembali ke Janewa. (Russel,

2004)

Sebagai filsuf yang dikenal bahkan hingga jaman sekarang, Rousseau memiliki

perjalanan hidup yang panjang dan tidak begitu saja mendapatkan perhatian para

pengikutnya. Pekerjaan pertama Rousseau yang dapat dilacak adalah sebagai pesuruh seorang

wanita kaya bernama Madame de Vercelli yang meninggal tiga bulan setelah Rousseau

menjadi pesuruhnya. Setelah itu Rousseau menjalani hidup sebagai pengembara, berjalan

kaki, dan mencari nafkah semampunya. Pada kesempatan lain, Rousseau menjadi sekretaris

pada seseorang yang memperkenalkan diri sebagai kepala biara (Russel, 2004). Rousseau

bukan merupakan orang yang setia, ia beberapa kali kedapatan memiliki perselingkuhan

dengan beberapa wanita kaya berbeda. Pada tahun 1743, melalui bantuan seorang wanita

bangsawan, dia menjadi sekretaris bagi Duta Besar Perancis untuk Venisia. Madame de

Warren merupakan janda kaya yang mengakat Rousseau menjadi anak asuh nya yang

kemudian menjadi istri dari Rousseau. Menurut Fathurrahman dan Nuur (2013) Madame de

Warren merupakan salah satu yang berjasa dalam membentuk pola pikir Rousseau dengan

cara mendukung penuh pendidikan yang dijalankan Rousseau.

Sekitar pada tahun 1745 itulah Rousseau mulai berhubungan dengan Theressa

Lavasseur. Perempuan tersebut adalah seoang pelayan disebuah hotel yang ia tempati saat

menginap di Paris. Rousseau hidup bersama Theressa sampai akhir hayat dan memiliki 5

orang anak. Namun, Rousseau sebenarnya sama sekali tidak cinta dengan Theressa, dan tak

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 4

Page 5: Makalah kelompok JJ Rousseau

seorang pun yang mengetahui apa yang membuat Rousseau tertarik kepada pelayan tersebut.

Bahkan sampai akhir hayatnya, Rousseau tidak pernah mempersunting Theressa untuk

menjadi istrinya.

Fathurrahman dan Nuur (2013) dalam (Suhelmi, 2004) dalam makalah nya

menceritakan Rousseau pada saat dewasa, dimana ia terkenal sebagai pemberontak kepada

penguasa negara yang ditempatinya, ketika J.J Rousseau melarikan dirinya ke Paris, di kota

itulah Rousseau bertemu dengan filsuf-filsuf terkenal seperti Diderot, d’Alembert, dan

Voltaire yang sangat mempengaruhi pola pikir Rousseau pada saat itu.

Nama Rousseau mulai terangkat pada tahun 1750, saat ia mendapatkan hadiah melalui

kemenangannya menulis esai dalam kompetisi yang diadakan Academy Dijon. Setelah

meraih hadiah dan ketenaran mendadak berkat esai tersebut, Rousseau mulai menempuh jalan

hidup yang sesuai dengan prinsipnya. Gagasan dari esai pertamanya diuraikan lebih lanjut

dalam esai kedua Rousseau, Discourse on Inequality pada tahun 1754, sayangnya esai ini

tidak memenangkan apa-apa dan Rousseau tidak mendapatkan apa-apa. Pada tahun 1760,

Rousseau menerbitkan sebuah novel berjudul La nouvelle, Heloise. Novel karyanya yang lain

ialah Emile dan The Social Cotract yang diterbitkan pada tahun 1762. Emile, dianggap

membahayakan karir Rousseau karena berisi “The Confession of Faith of a Savoyard Vicar”

(Pengakuan Keyakinan Pendeta Savoyard) yang menjelaskan prinsip-prinsip agama alami

dalam pemahaman Rousseau, dan membuat jengkel kalangan ortodoks Katolik dan Protestan.

Di sisi yang sama, The Social Contract dianggap lebih membahayakan karena buku ini

mendukung demokrasi dan mengabaikan hak suci raja. Doktrin-doktrin yang ditulis Rousseau

dalam buku ini cenderung membenarkan negara totaliter. Emile dan The Social Contract

telah mendongkrak popularitas Rousseau, tetapi di sisi lain, ia mendapat kecaman dari

kalangan pejabat, ia diwajibkan untuk segera meninggalkan Perancis, bahkan pemerintah

Perancis telah mengeluarkan perintah untuk menangkap Rousseau karena Parlemen Perancis

mengecam karyanya. Rousseau bahkan tidak diterima di tanah kelahirannya di Jenewa.

Dewan Pemerintah Jenewa memerintahkan agar kedua buku karya Rousseau tersebut

dibakar, dan memberi instruksi bahwa Rousseau harus ditangkap jika ia datang ke Jenewa.

(Russel, 2004).

1.2 LATAR BELAKANG

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 5

Page 6: Makalah kelompok JJ Rousseau

Pola pikir Jean Jacque Rousseau dapat ditelaah melalui sejarah hidupnya, salah satu

orang yang berpengaruh tidak lain merupakan ayahnya yaitu Isaac Rousseau. Ayahnya adalah

seorang tukang jam dan guru dansa. Rousseau sangat membanggakan tanah kelahirannya

yang dapat disebut juga sebagai kota modern Romawi kuno. Perkembangan pemikiran

Rousseau dipengaruhi juga oleh sosialisasi pada masa kecil (Fathurrahman dan Nuur, 2013).

Rousseau terbiasa melatih emosi dan kepekaan perasaannya ketimbang berpikir secara

rasional, hal tersebut dipengaruhi oleh ayahnya karena gaya sosialisasi ayahnya yang

romantis dan emosional (Fathurrahman dan Nuur, 2013). Dimasa remajanya, pada usia 17

tahun, Rousseau sering membaca karya klasik ciptaan Plutarch. Fathurrahman dan Nuur

(2013) menyebutkan bahwa karya-karya Plutarch telah mempengaruhi pemikiran Rousseau,

Rousseau memimpikan hidup di negara kota Romawi yang kondisinya nyaman dan warga

negaranya mempunyai kedekatan yang akrab antar individu. Dengan demikian, Isaac

Rousseau yang merupakan ayahnya J.J Rousseau telah menjadi seseorang yang

mempengaruhi pola pikir anaknya.

Pengaruh Rousseau dinilai sangat besar dalam beberapa kalangan tertentu, sebut saja

Lord Byron, seorang puitisi asal Inggris yang mayoritas karyanya terinsipirasi dari Rousseau.

Lalu ada lagi Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf asal Jerman yang banyak

menerima pengaruh dari Rousseau. Hegel mengadopsi penggunaan istilah Rousseau yang

keliru tentang “kebebasan”, dan mendefinisikannya sebagai hak untuk mematuhi polisi atau

yang sederajat. Buku yang ditulis Rousseau, The Social Contract, dianggap menjadi kitab

suci bagi sebagian besar pemimpin Revolusi Perancis. Hal ini membuat Rousseau disebut-

sebut memiliki pengaruh besar dalam meletusnya Revolusi Perancis. (Russel, 2004)

BAB II

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 6

Page 7: Makalah kelompok JJ Rousseau

2.1 PREMIS NEGARA

Rousseau mengandaikan negara sebagai keluarga. Penguasa adalah seperti 'ayah' yang

melindungi rakyat yang diandaikan sebagai 'anak'. Menurut Grotius (Rousseau, 2007: 11),

jika seseorang dapat mengalienisasikan dirinya sendiri, mengabaikan kebebasannya, dan

menjadi seorang budak yang diperintah oleh tuannya, masyarakat seharusnya mampu

menjadi warga negara yang mematuhi pemimpinnya. Namun Rousseau sendiri menganggap

penyerahan diri warga negara pada kekuasaan negara adalah sebuah hal yang aneh. Budak

tidaklah menyerahkan dirinya, melainkan menjual dirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Di

sisi lain, raja berada 'cukup jauh' untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya secara langsung,

bahkan harta raja dapat dikatakan adalah dari rakyatnya (Rousseau, 2007: 12). Du Contract

Social atau Perjanjian Sosial merupakan jalan keluar dari pencarian manusia terhadap bentuk

asosiasi yang mempertahankan dan melindungi sarana asosiasi, sekaligus melindungi hakiki

manusia sebagai makhluk yang bebas (Rousseau, 2007: 22-23).

Kunci dari Perjanjian Sosial adalah setiap orang yang menyerahkan dirinya kepada

seluruh komunitas, bukan hanya kepada seseorang saja. Dengan demikian, sesungguhnya

mereka tidak menyerahkan diri kepada apa pun (Rousseau, 2007: 24) karena merekalah

penentu bagi diri mereka sendiri. Penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia akan

membuat komunitas berjalan dengan baik karena tidaklah mungkin komunitas tersebut

menjadi tirani. Perjanjian Sosial direalisasikan dalam suatu penyatuan. Persatuan tersebut

kemudian dinamakan 'negara' jika dalam kondisi pasif, sedangkan dalam kondisi aktif

persatuan tersebut dikenal dengan istilah 'pemerintahan'. Perbandingan kekuatan

antarpersatuan disebut dengan 'kekuasaan'. Anggota yang berada di dalamnya kemudian

disebut 'penduduk', namun dalam hubungannya dengan 'pemerintahan' anggota menjadi

'warga negara' dan dalam hubungannya dengan hukum 'negara' anggota menjadi 'masyarakat'.

2.2 TEORI KONTRAK SOSIAL

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 7

Page 8: Makalah kelompok JJ Rousseau

Kontrak sosial adalah sebuah ikatan bersama antar sesama manusia yang digunakan

untuk menyelesaikan pertikaian dan juga konflik.Rousseau berpendapat bahwa negara

merupakan bentuk nyata dari kontrak social. Di dalam karya bukunya yang berjudul “Du

Contract Social” terdapat pendahuluan dengan perkataan ataupun kutipan yang kemudian

menjadi sangat terkenal yaitu “Semua manusia dilahirkan bebas”. Kutipan ini kemudian

dianggap sebagai pendobrak yang kemudian diakui secara universal beberapa abad

kemudian. Sebagai seorang filsuf pada masa pencerahan di Eropa, Rousseau berfokus pada

dua persoalan utama mengenai persoalan individual dan persoalan negara.

Sebagai seorang filsuf, Rousseau juga dikenal sebagai salah seorang pencetus teori

perjanjian sosial ataupun teori kontrak sosial selain pencetus lainnya seperti John Locke,

Thomas Hobbes dan Montesquieu. John Locke, Thomas Hobbes dan Montesquieu dan

Rousseau adalah para pemikir pada masa pencerahan atau Renaissance di eropa yang

memiliki fokus utama mengenai persoalan individual dan juga persoalan mengenai

negara.Meskipun diantara mereka masing-masing memiliki perbedaan-perbedaan yang ada

mengenai sifat individual manusia, namun secara umum dan general, terdapat sebuah

kesamaan pendapat dan pemikiran yang dimiliki oleh mereka yaitu bahwa keadaan bernegara

adalah jauh lebih baik daripada jika individu itu hidup dalam keadaan yang tanpa negara.

Secara general dan umum teori perjanjian negara ini memiliki anggapan bahwa sebuah

negara itu dapat tercipta adalah dengan melalui persetujuan dari masyarakat mereka

mengadakan sebuah musyawarah untuk dapat membentuk negara dan juga pemerintahan

yang akan mengatur dan juga dapat menjamin kepentingan individual diri mereka sendiri,

sehingga kehidupan mereka secara individual dapat terjamin.Individu-individu di dalam

sebuah negara sepakat untuk menyerahkan sebagian dari hak-haknya untuk kepentingan

bersama melalui pemberian kekuasaan kepada pihak-pihak tertentu diantara mereka.

kekuasaan tersebut digunakan untuk mengatur, mengayomi, menjaga keamanan maupun

harta benda mereka hal inilah yang kemudian disebut sebagai kedaulatan rakyat. Pemerintah

di dalam sebuah negara dianggap sebagai sebuah institusi yang kemudaian telah disepakati

bersama diantara masyarakat dan dipilih sendiri oleh anggota masyarkat tersebut. Maka,

pemerintah dianggap memiliki tanggung jawab moral terhadap masyarakat, karena masyarkat

itu sendirilah yang telah mengankat mereka, oleh karena suara mayoritas masyarakatlah yang

menentukan keputusan di dalam sebuah negara.

Perbedaan antara perjanjian kontrak sosial dengan perjanjian-perjanjian biasa pada

umunya adalah bahwa perjanjian kontrak sosial itu setiap individu harus menanggalakan

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 8

Page 9: Makalah kelompok JJ Rousseau

kehendak sendiri, kepentingan sendiri dan hak-hak khususnya. Sedangkan dalam perjanjian

bias hak-hak perorangan justru ditetapkan, diteguhkan (Hadiwijoyo, 1980:61). Sebagai

contohnya perjanjian anatara dua belah pihak seperti perjanjian bilateral yang memasukkan

kepentingan kedua belah pihak. Sedangkan didalam kontrak sosial individu yang terlibat

perjanjian tersebut menyerahkan hak-hak mereka sepenuhnya kepada masyarakat yang

dilahirkan karena perjanjian itu. Sehingga kekuasaan dalam keputusan pembuatan kebijakan

negara dibentuk dari penguasa dan rakyat yang bersama-sama mewakili kehendak umum.

Sehingga dengan adanya kontrak sosial, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat secara

keseluruhan.Unsur positif dalam Teori Rousseau adalah antara lain digunakan sebagai

landasan demokrasi kontemporer dan menonjolkan fungsi warga negara dalam masyarakat.

Selain itu, Rousseau mengubah sistem politik yang sebelumnya penuh dengan kekerasan

menjadi musyawarah. Teori ini juga menunjukkan tanggung jawab yang dimiliki pemerintah

terhadap rakyat di negaranya. Teori Kontrak Sosialnya ini menganut aliran perjanjian

masyarakat yang sebenarnya. Karena Rousseau menghendaki bentuk negara di mana

kekuasaanya di tangan rakyat.

Namun, Rousseau memandang bahwa terdapat jalan perbaikan dalam pendidikan

natural seseorang serta dalam kehidupan bernegara. Pada dasarnya negara terbentuk karena

adanya sejumlah orang yang mau secara tanpa paksaan bergabung, terikat menjadi satu

(Delfgauuw, 1992:117). Maka dari itu tidak ada satupun manusia yang berderajat lebih tinggi

di atas manusia lainnya. Manusia dalam negara mempunyai kehidupan yang hak-haknya

tidak dapat dibatasi. Kendati telah berdaulat, kedaulatan tersebut secara penuh tetap

merupakan milik manusia dalam negara tersebut. Rousseau sesungguhnya menolak adanya

sistem perwakilan rakyat karena hal itu berarti mewakili kedaulatan menjadi milik rakyat.

Rousseau lebih setuju akan adanya sistem layaknya zamanYunani kuno yang mana semua

rakyatnya akan hadir dalam rangka rapat untuk pembuatan suatu kebijakan (Situmorang,

2004:2-4). Satu hal dalam perbaikan tersebut, menurut Rousseau terdapat yang disebut

dengan kehendak umum (volontégénérale) yang harus menjadi pegangan dalam kehidupan

bernegara.

2.3 SIFAT DASAR MANUSIA

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 9

Page 10: Makalah kelompok JJ Rousseau

Seperti yang diketahui bahwa J.J. Rousseau hidup di Perancis pada era kekuasaan

Louis XIV. Pada saat itu Rousseau hidup di alam politik monarki absolut, dibarengi dengan

adanya pemerintahan yang otoritarianisme dan kekolotan agama. Hal tersebut mempengaruhi

pemikiran politik Rousseau yang menolak keras rasionalisme karena hal tersebut dapat

menyebabkan manusia kehilangan perasaannya. Di dalam konteks La sensibilite, Rousseau

ingin mengembalikan fitrah manusia, sehingga gagasan beliau menjadi cikal bakal aliran

Romantisme di Eropa. Rousseau berpandangan bahwa manusia harus “kembali ke alam atau

retour a la nature”, menurut Rousseau manusia yang alami adalah manusia yang berada

dalam keadaan bebas sejak dilahirkan, manusia yang tidak baik dan tidak buruk, tidak

bersifat egois dan bersikap polos serta mencintai diri sendiri secara spontan. Rousseau

memiliki keyakinan bahwa sesunggguhnya manusia terlahir dengan sifat yang bersih

(Situmorang, 2004:2). Rousseau beranggapan bahwa sifat manusia yang murni itu berubah

menjadi sifat manusia yang kita ketahui pada umumnya saat ini adalah hasil dari

peradaban.Rousseau mengatakan bahwa sosial dapat menghancurkan sifat alami manusia

tersebut, karena dapat mengakibatkan ketidaksamaan dan kemerosotan egoisme. Manusia

yang telah bersentuhan dengan peradaban memiliki sifat yang menurut Rousseau jahat. Awal

peradaban menurut Rousseau adalah masa-masa ketika produksi mulai dilakukan oleh

manusia. Sejak saat itu mulai timbul pembagian hasil produksi yang tidak merata,

keserakahan, hingga timbulnya pembagian kelas atas dan bawah (Delfgauuw, 1992:117).

Rousseau memberikan penjelasan cara untuk menjadikan sifat alamiah dalam konteks

masyarakat modern. Rousseau menjelaskan bahwa anak-anak harus dibebaskan menentukan

watak dan kepribadiannya, sesuai kehendak alam. Anak-anak seharusnya tidak dididik secara

sopan santun melainkan dibiarkan berkembang sesuai dengan naluri dan insting

kemanusiaannya. Rousseau juga menjelaskan bahwa kebebasan manusia yang bersifat alami

adalah berupa hak-hak yang tidak tentu dan tidak dibatasi dalam mengambil apa yang

diminatinya, hal-hal tersebut dapat diatasi dengan perjanjian bersama. Selain perjanjian

bersama, Rosseau menekankan kepada keinginan umum (general will), menurut Rousseau

terdapat empat tahap.

2.4 KEINGINAN BERSAMA (GENERAL WILL)

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 10

Page 11: Makalah kelompok JJ Rousseau

Tahap pertama, tahap primitif yang pada saat itu manusia hidup dalam kedamaian,

harmonis, serta tidak adanya dominasi. Tahap kedua, pembentukan inti masyarakat yaitu

keluarga yang mengawali sususan masyarakat yang lebih kompleks dan mulai muncul

lembaga hak milik pribadi. Tahap ketiga, dimulai dengan penemuan metalurgi sehingga

adanya orang kaya dan orang miskin. Terakhir tahap empat adalah mulai munculnya

ketimpangan dalam kepemilikan harta bendanya sehingga munculnya kekacauan sosial.

Maka dari itu, agar tidak terjadinya kekacauan sosial atau konflik sosial, Rousseau

membentuk suatu pemerintahan yang melaksakan kewenangan berdasaran kontrak sosial dan

keinginan umum.

Rousseau dalam bukunya Du Contract Social yang menuangkan ide pemikirannya

mengenai bagaimana negar harusnya berupaya untuk tetap bebas secara ilmiah (Noer,

1997:150). Rousseau sebagai salah satu tokoh besar romantisme pada abad ke-20

menguraikan beberapa poin dalam bukunya. Salah satu yang berlandaskan pemikiran

romantisme adalah mengenai semangat untuk kembali pada alam, sshingga bersifat alamiah.

Rousseau kembali lagi melihat sebelah mata kota, yang didalamnya terdapat pertumbuhan

ekonomi dan teknologi yang seakan hanya memberi kesemuan. Yang dimana kedua hal

tersebut hanya dapat membawa dampak negative terhadapmoral dan pola pikir manusia. Di

sisi lain, Rousseau justru mendukung apa yang disebut Kota dalam masa Yunani Kuno.

Karena Rousseau melihat bahwa Kota sebagai sebuah mempengaruhi pertumbuhan manusia.

Rousseau dalam bukunya juga mengutarakan pandangannya mengenai beberapa istilah

menyangkut dengan kenegaraan. Negara diartikan sebagai kumpulan manusia yang disebut

politik dan memainkan peran pasif, sedangkan disebut rakyat berdaulat ketika

kumpulantersebut berperan aktif (Noer, 1997:154). Berlandaskan dengan prinsip bahwa

kehidupan alami sebagai proses pendahulu dari sebuah negara. Kemudian Rousseau

meletakkan kebebasan alami yang manusia miliki sebagai fondasi utama dalam pembentukan

negara. Menurutnya negara hanya bisa terbentuk jika di dalam proses pembentukannya tidak

terjadi paksaan yang dapat menciderai kebebasan alami yang dimiliki setiap indvidu. Negara

haruslah terbentuk dari kesepakatan pihak-pihak yang bersangkutan yang kemudian dapat

menghasilkan kebebasan sipil. Kebebasan sipil disini dapat diartikan sabagai bentuk dari

kebebasan yang disokong oleh kemauan bersama atau volonté génératé orang-orang di

dalamnya. Kemauan bersama adalah pemegang kedaulatan yang tidak terbatas, tidak dapat

diserahkan, dan tidak dapat pula dibagi-bagi (Noer, 1997:155).

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 11

Page 12: Makalah kelompok JJ Rousseau

Rousseau juga mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya pungutan suara.

Pungutan suara Rousseau lihat bukan dari sisi kualitas, melainkan dalam bentuk kuantitas.

Kuantitas oleh Rousseau dapat dilihat sebagai sebuah ukuran seberapa besar persetujuan

mutlak dari segenap sekutu yang ada di dalam negara. Persetujuan politik ini kemudian

Rousseau jadikan salah satu syarat dari pembentukan persekutuan berupa masyarakat poltik.

Dengan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh Rousseau tersebut, maka terdapat dilihat

bahwa ROUSSEAU meletakkan kemauan bersama sebagai pemegang kedaulatan yang tidak

terbatas, tidak dapat diserahkan dan tidak dapat pula di bagi-bagi (Noer, 1997:155).

Dalam penyelenggraan negara Rousseau tidak membenarkan dalam pembentukan dan

keberadaan persekutuan atau perkumpulan lain, seperti partai (Noer, 1997:155). Rousseau

menyadrai bahwa persekutuan selain negara tersebut akan mengintervensi pemikiran

individu, dan kemudian akan terjadi penyelewengan nantinya pada individu dalam proses

bernegara. Dampkanya loyalitas yang harusnya secara utuh diberikan kepada negara tidak

lagi ada. Rousseau melihat bahwa hubungan rakyat dengan negaranya harus haruslah

langsung, dan tidak diantarai atau diikut campuri oleh badan apapun. Demikian pula pada

badan legislatif langsung yang Rousseau tawarkan pada bentuk negara. Rousseau dengan

latar romantiknya yang notabene tidak menyetujui dengan perdagangan atau upah melihat

bhawa sistem legislatif perwakilan hanyalah sistem kompleks berkedok pemecahan masalah

bersama yang pada akhirnya adalah mengenai permasalahan upah. Dengan kata lain,

ROUSSEAU ingin menaruh kekuasaan legislatif sebagai kekuasaan yang selalu ada di tangan

rakyat, dan kekuasaan eksekutif bergantung pada kemauan bersama atau rakyat. Badan

eksekutif semata hanya pegawai dari yang berdaulat, yaitu rakyat (Noer, 1997:156).

Rousseau meyakini hanya terdapat satu kehendak umum, meskipun pada praktiknya

kebijakan yang muncul setelah didasari paham kehendak umum ini tidak dapat diterima oleh

semua orang. Kehendak umum disinyalir berakar dari kehendak mayoritas, sebagaimana

kebijakan yang diambil adalah yang mencakup kepentingan masyarakat dengan suara

terbanyak. Namun hal ini merupakan kelemahan tersendiri dalam teorinya. Memilih satu

pihak berarti mengabaikan pihak lainnya yang dalam hal ini adalah kaum minoritas. Hal ini

tentu bertentangan dengan pemikiran Rousseau sebelumnya yang beranggapan bahwa semua

suara harus didengarkan. Kemudian, Rousseau menambahkan pendapatnya bahwa kaum

minoritas sesungguhnya adalah kaum dengan pandangan menyimpang dan egois yang dalam

proses menyadarkan kaum ini adalah melalui hadirnya suatu lembaga yang dapat membina

kesadaran politik masyarakat tersebut. Demikian melalui hal ini terlihat bahwa terdapat

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 12

Page 13: Makalah kelompok JJ Rousseau

semacam kontradiksi dari pendapat Rousseau mengenai kebebasan yang dimiliki oleh rakyat

berdaulat dengan penerapan kehendak mayoritas sebagai kehendak umum (Situmorang,

2004:4).

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Delfgaauw, Benard., 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Diterjemahkan oleh Soejono

Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 13

Page 14: Makalah kelompok JJ Rousseau

Fathurrahman, Aditya dan Hafizh Nuur, 2013. Makalah Pemikiran Politik Barat (PPB) :

Pemikiran Politik Jean Jacques Rousseau Mengenai State of Nature dan Teori

Kontrak Sosial. Universitas Indonesia, Depok.

Jean-Jacques Rousseau; Themes, Arguments, and Ideas; The Necessity of Freedom. Pada

website http://www.sparknotes.com/philosophy/rousseau/themes.html. diakses pada

hari Senin tanggal 1 September 2014.

Noer, Deliar. 1997. Pemikiran Politik Negeri di Barat. Bandung: Mizan. Bab IX:149-168.

Political Philosophy of J.J. Rousseau. Pada website

http://plato.stanford.edu/entries/rousseau/. Diakses pada hari Senin tanggal 1

September 2014.

Rousseau, Jean J., 2007. Du Contract Social (Perjanjian Sosial). Jakarta: Visimedia.

Russel, Bertrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Situmorang, Tonny P. 2004. Pandangan Rousseau Tentang Negara Sebagai Kehendak

Umum. Universitas Sumatera Utara. Diakses pada hari Senin tanggal 1 September

2014.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo

Syam, Firdaus. 2007. Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya

Terhadap Dunia Ke-3. Ar-Ruzz Media.

Pemikiran Politik Barat |JEAN JACQUES ROUSSEAU 14