makalah kelompok jadi

31
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sumber Belajar Yang dibimbing Oleh Drs. Amat Nyoto, M.Pd Disusun Oleh : KELOMPOK MENTARI Muhammad Husin (209511419952) M Farid Riza (209511419944) Eka Susanto (209511419948) Makhruz Ali (209511419953) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

description

makalah

Transcript of makalah kelompok jadi

Page 1: makalah kelompok jadi

MAKALAH

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR

Untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Sumber Belajar

Yang dibimbing Oleh Drs. Amat Nyoto, M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK MENTARI

Muhammad Husin (209511419952)

M Farid Riza (209511419944)

Eka Susanto (209511419948)

Makhruz Ali (209511419953)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

S1 Pendidikan Teknik Mesin

November 2011

Page 2: makalah kelompok jadi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia ditandai dalam tiga tahap mulai dari era

pertanian, ke era industri, sampai ke era informasi. Masing-masing era memiliki ciri-ciri

dalam sistem kemasyarakatan termasuk dalam keluarga, ekonomi atau perdagangan dan

pendidikan(reigeluth, 1994:4). Dalam era pertanian sistem pendidikan diarahkan pada

pemberian keterampilan agar peserta didik dapat hidup dengan mengolah dan

memanfaatkan sumber-sumber alam agar dapat bertahan hidup. Pada era evolusi industri

peserta didik dipersiapkan menyediakan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan

industri. Dengan demikian, sistem persekolahan diarahkan untuk menghasilkan tenaga

kerja sebagai buruh pabrik. Sekolah mengajar peserta didik menghafal dan bukan

membelajarkan mereka memecahkan masalah secara kreatif. Peserta didik dipersiapkan

menghadapi dan melayani mesin serta bekerja secara mekanis.

Akan tetapi sekarang ini revolusi industri sudah berlalu dan kebutuhan telah

berubah. Dewasa ini peserta didik perlu mempelajari kemampuan dan keterampilan yang

dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja dan masyarakat. Mereka perlu belajar bagaimana cara

untuk mengambil keputusan sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dan bagaimana

memilah serta memilih informasi yang tersedia begitu banyak untuk keperluan

meningkatkan kemampuan mereka. Dalam keadaan yang demikian lembaga-lembaga

pendidikan diharapkan muncul dan melaksanakan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan

ini.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang dapat di ambil dari permasalahan di atas yaitu :

1. Pergeseran Paradigma

2. Perubahan Proses Pembelajaran

3. Tantangan Dalam Penyelenggaraan pendidikan

4. Peranan Sumber Belajar

5. Belajar Berbasis Aneka Sumber

6. Pusat Sumber Belajar

1

Page 3: makalah kelompok jadi

2

7. Mengembangkan PSB

C. Tujuan

Tujuan Pengembangan Sumber Belajar adalah untuk menggunakan berbagai

sumber untuk belajar dan menelaah peranan aneka sumber belajar yang perlu dikelola

secara terpadu dan terintegrasi di lembaga-lembaga pendidikan sehingga proses

pembelajaran benar-benar membuat peserta didik sebagai subjek dan selalu

menyenangkan kegiatan belajar.

Page 4: makalah kelompok jadi

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pergeseran Paradigma

Perubahan masyarakat akibat perkembangan peradabanya juga ikut mengubah

paradigma masyarakat terhadap pendidikan. (Reigeluth 1994: 8) misalnya berpendapat

bahwa perubahan itu terutama diakibatkan oleh tuntutan lapangan kerja. Pada era industri

penyelenggaraan pendidikan didasarkan antara lain pada tingkat kelas, penguasaan

materi, tes berdasarkan norma dan penilaian non-autentik, penyajian berdasarkan

pengelompokan bahan ajar, berpusat pada guru, menghafal fakta-fakta yang tidak

bermakna, kemampuan membaca dan menulis yang terpisah, dan buku merupakan proses

untuk maju secara berkesinambungan, belajar berdasarkan hasil, tes secara individu

dengan penilaian berbasis kemampuan, perencanaan belajar yang profesional, belajar

koperatif, belajar beranekaragam sumber, guru berfungsi sebagai pemandu atau

fasilitator, pembelajaran yang bermakna berdasarkan penalaran dan pemecahan masalah,

diarahkan pada kemampuan berkomunikasi, dan menggunakan teknologi maju sebagai

sarana utama dalam belajar dan membelajarkan.

Lebih rinci dari apa yang dikemukakan Reigeluth, sebagai akibat kemajuan

teknologi dan perubahan di tempat bekerja, Belt (1997) mengenali perbedaan visi

pendidikan dalam era industri dan era informasi dari aspek peserta didik, sarana dan

prasarana belajar, proses belajar dan membelajarkan, serta pola pembelajaran. Berkaitan

dengan sarana dan prasarana, dalam era industri buku merupakan satusatunya alat utama,

dan ruang kelas merupakan dunia belajar dan membelajarkan. Sedangkan berkaitan

dengan proses, belajar dan membelajarkan diselenggarakan berdasarkan tingkat kelas dan

usia tertentu serta selesai dalam batas waktu tertentu dengan tujuan untuk

mewujudkan manusia yang berpendidikan (educated person). Bahan ajar ditentukan dan

dikembangkan oleh guru sebagai pembicara utama di kelas dan pembelajaran diarahkan

pada penguasaan isi bahan ajar yang diuji dengan menggunakan tes berdasarkan norma

yang ditetapkan oleh kelas atau sekolah. Proses belajar mengutamakan hafalan dan fakta-

fakta disajikan secara terpisah, kemampuan membaca yang terpisah, persaingan antar

3

Page 5: makalah kelompok jadi

4

peserta didik. Sementara itu guru berfungsi sebagai penyalur pengetahuan (dispenser of

knowledge), membelajarkan sesuai kasus dan sistem membelajarkan yang tertutup. Visi

pendidikan di era informasi, menurut Belt, mengalami perubahan yang sangat

berarti. Dari aspek sarana dan prasarana pendidikan, buku bukan lagi sumber belajar dan

membelajarkan yang utama dan satu-satunya tetapi teknologi dan perpustakaan

elektronik. Belajar dan membelajarkan tidak hanya dibatasi dalam ruang kelas yang

tertutup oleh dinding, lantai dan langit-langit, tetapi dunia yang terbuka luas menjadi

ruang kelas. Bahan ajar tidak lagi dibatasi pada rancangan yang dibuat guru

tetapi mengacu pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik. Hasil belajar

diuji bukan lagi semata-mata berdasarkan penguasaan menghafal tetapi mengacu pada

kemampuan (outcomes-based) yang ditunjukkan peserta didik dan diukur menggunakan

tes berbasis kemampuan (performance based assessment) dengan tujuan membentuk

peserta didik menjadi pemelajar mandiri (self directed learner). Oleh karena itu, belajar

dan membelajarkan tidak lagi dibatasi dengan tingkat kelas dan umur tertentu, tetapi

merupakan kemajuan yang berkesinambungan dengan prinsip belajar sepanjang

hayat dan terbuka.

Suasana belajar tidak lagi menunjukkan persaingan antar peserta didik tetapi

lebih bernuansa kerja sama dan kolaborasi dalam kelompok belajar. Guru tidak

lagi berfungsi sebagai penyalur pengetahuan tetapi lebih berperan sebagai pemandu,

mentor, atau fasilitator yang memberikan pendampingan belajar. Perubahan paradigma

tentang pendidikan seperti yang dikemukakan baik oleh Reigeluth maupun Belt seperti

yang diuraikan itu menuntut perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

dalam proses belajar dan membelajarkan. Dalam membangun pendidikan menghadapi era

informasi, Warren (2002), Sekretaris Dewan Pendidikan Negara Bagian Michigan serta

Ketua Kelompok Kerja Dewan untuk Menyongsong Era Informasi, berpendapat bahwa

perlu diperhatikan perubahan-perubahan yang telah, sedang dan akan terjadi. Tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam era informasi ini perubahan yang sangat berarti dan

drastis dalam bidang budaya, ekonomi, politik, organisasi, dan teknologi di seluruh

dunia, memunculkan tuntutan dan harapan baru terhadap pendidikan. Sungguhpun

terdapat kemajuan, perubahan dalam pendidikan dianggap lamban menanggapi tuntutan

Page 6: makalah kelompok jadi

5

zaman. Standar pendidikan dan cara-cara bersekolah (schooling) tradisional yang masih

berlaku dewasa ini dianggap sudah usang dan ketinggalan. Lingkungan belajar dan

membel-ajarkan yang lebih berbasis papan tulis dan kapur serta berpusat pada pembelajar

perlu segera diubah menjadi berbasis teknologi dan berpusat pada pemelajar.

Dalam era informasi yang sudah mulai menggejala dalam dekade terakhir

abad ke 20 serta meledak dalam abad ke 21 ini, reformasi di bidang pendidikan perlu

dilakukan terutama dalam memahami dan melaksanakan proses belajar dan

membelajarkan. Pendapat bahwa pendidikan adalah bersekolah dan bukan belajar perlu

segera ditinggalkan. Bersekolah mengarahkan pikiran pada bangunan, pendidik

yang mengajar dengan menggunakan buku, serta papan tulis dan kapur di hadapan

deretan peserta didik yang duduk rapi. Bersekolah dalam keadaan yang demikian adalah

berfokus pada pendidik dan sistem. Sedangkan belajar adalah berpusat pada peserta

didik, proses, dan hasil belajar. Era informasi menawarkan kebebasan kepada peserta

didik untuk belajar dan kepada pendidik untuk membelajarkan tanpa batasan waktu,

tempat, ras, suku, agama, golongan, gender, keadaan sosial dan ekonomi, maupu  asal

usul. Pendidikan yang berorientasi pada era informasi memungkinkan pendidik

melakukan program belajar individual kepada masingmasing peserta didik serta

menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

B. Perubahan Proses Pembelajaran

C. Tantangan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan nasional sesuai dengan amanat Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional “ harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk

menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

global.”

Dinyatakan pada pasal 36 ayat 3 bahwa kurikulum disusun sesuai dengan

jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

Page 7: makalah kelompok jadi

6

memperhatikan (1) tuntutan dunia kerja; (2)  perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni; ( 3) dinamika perkembangan global;

Pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan   melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan  kemasyarakatan, dunia usaha dan  dunia

kerja.  (Panduan Penyusunan KTSP BSNP).

Prinsip-prinsip dasar penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

dasarnya merupakan bagian dari sistem pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang

memenuhi standar sebagaimana yang ditetapkan dalam Pemendiknas Nomor 23 tahun 26

tentang SKL (48).

D. Peranan Sumber Belajar

Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang

dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.

Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan

sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran

individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang

atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola komunikasi dalam

pembelajaran individual adalah sebagai berikut:

Page 8: makalah kelompok jadi

7

Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

(1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan

sumber belajar yang perlu dipelajari.

(2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of

instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang

didesain khusus untuk belajar individual.

(3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik,

sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan

melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan prinsip: (a) Dialog, drama,

diskusi yang disajikan menarik melalui permainan, kombinasi warna dan suara. (b)

Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte. (c) Pemilihan sumber belajar yang tepat.

(d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan menyeluruh. Dalam pembelajaran

individual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik lebih banyak sebagai

konsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar

peserta didik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran

individual 10 % dari total waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang

sekali.

b. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi

langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas

Page 9: makalah kelompok jadi

8

guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada

peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.

Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di

bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan

sumber belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal

ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara

keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan

penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah

metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh

dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun

drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya

berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-

5 menit.

Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa

75 % pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 %

indera sentuhan dan rabaan dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam

Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan

adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi

kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan

yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya

20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan

Page 10: makalah kelompok jadi

9

sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan

mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus

pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

c. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam

bukunya Educational Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua

pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:

a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk

didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang

digunakan sebelumnya.

b. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain

adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek

laboratorium

c. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah

yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan

tujuan instruksional tertentu.

d. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok

dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.

Page 11: makalah kelompok jadi

10

e. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).

f. Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).

g. Self helf group (kelompok swamandiri).

E. Belajar Berbasis Aneka Sumber

1. Strategi Belajar

o Weinstein & Major mendefinisikan strategi belajar sebagai tingkah laku

dan pemikiran yang dilakukan oleh siswa yang bertujuan untuk

mempengaruhi hasil dari sebuah proses .

o Chamot mendefinisikan strategi belajar sebagai pikiran dan tindakan sadar

yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Sumber Belajar

o AECT , Sumber Belajar meliputi semua sumber yang dapat digunakan

oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,

biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar.

Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat

3. Jenis-jenis Sumber Belajar

o Sumber Belajar yang sengaja direncanakan ( by design)

o Sumber Belajar karena dimanfaatkan/Sumber Belajar yang tidak

direncanakan.

o Pesan yaitu informasi yang harus diteruskan oleh komponen lain. Contoh:

ide, fakta, ajaran, nilai data, dan lain-lain.

4. Penggolongan Sumber Belajar

o Orang yaitu orang yang bertindak sebagai penyimpan dan penyalur

informasi. Contoh: guru, pustakawan, tenaga ahli, petugas

o laborat, dosen, widyaiswara, instruktur pelatihan, dan lain- lain.

o Bahan yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan (penyajian dengan

perangkat keras). Contoh: buku teks, modul, transparansi, program video,

Page 12: makalah kelompok jadi

11

o program multimedia pembelajaran, film, kaset, dan lain- lain.

5. Alat / Media Belajar

o Alat yaitu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan

o Contoh: kaset recorder, VCD player, OHP, TV, kamera, komputer, dan

lain-lain.

o Lingkungan yaitu situasi/suasana sekitar dimana pesan disampaikan

(lingkungan sosial, alam, budaya). Contoh: gedung sekolah, pasar, kebun,

bengkel, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain.

6. Rahap-Tahap Media Sumber Belajar

o Sumber belajar pra-guru.

o Lahirnya guru sebagai sumber belajar utama.

o Sumber belajar bentuk cetak.

o Sumber belajar produk teknologi komunikasi.

7. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Sumber Belajar

o Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).

o Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.

o Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus

pelaksanaannya.

o Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.

o Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa.

o Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.

8. Manfaat

o Selama pengumpulan informasi, terjadi kegiatan berpikir yang kemudian

akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar

(McFarlane, 1992)

o Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga

membuat peserta didik menggali lebih banyak informasi dan

menghasilkan hasil belajar yang lebih bermutu (Kulthan, 1993)

Page 13: makalah kelompok jadi

12

o Meningkatkan ketrampilan berpikir seperti ketrampilan memecahkan

persoalan.

9. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

o Media yang tidak diproyeksikan (buku teks, modul, dan lain-lain)

o Media yang diproyeksikan (transparansi, slide, TV, dan lain-lain)

o Media audio (radio, kaset recorder, dan lain-lain)

o Media visual (foto, grafis, bagan, dan lain-lain)

o Media berbasis komputer (multimedia pembelajaran interaktif)

o Multi media kit

10. Prinsip Dasar Pemilihan Media

o Setiap media memiliki lebihan dan kelemahan

o Pilihlah media yang memang sangat diperlukan

o Penggunaan media harus dapat mempelakukan siswa secara aktif

o Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam

penyusunan rencana pelajaran

o Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau

sekedar pengisi waktu kosong

o Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan

media

11. Nilai-Nilai Praktis Media

o Membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit

12. Dalam Pembelajaran

o Dapat melampaui batas indra, ruang dan waktu

o Dapat diamati secara seragam atau bersama

o Memberi kesempatan pengguna untuk mengontrol dirinya kecepatan atau

kelambatan dalam belajarnya

o Membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar

Page 14: makalah kelompok jadi

o Dapat memberikan pengalaman belajar dari yang abstrak hingga yang

konkrit

13

o Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

13. Manfaat Media Pembelajaran

o Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

o Pembelajaran lebih interaktif dan lebih hidup

o Efisien waktu dan tenaga dalam pembelajaran

o Dapat meningkatkan hasil belajar

o Pembelajaran berbantuan media siswa dapat belajar secara luas

o Media dapat menumbuhkan sikap terhadap materi yang dipelajari

o Mengurangi kesibukan guru sehingga lebih produktif

14. Kriteria Pemilihan

o Tujuan Pembelajaran

o Sasaran pengguna (kawasan kognitif, afektif, psikomotor)

(karakteristiknya, jumlah pengguna, latar belakangnya si pengguna)

o Biaya (terlalu mahal atau terlalu murah untuk disesuaikan dengan tujuan

yang diharapkan)

o Ketersediaan (sudah tersedia atau belum, buat sendiri atau harus beli)

o Kemampuan media (untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok

besar atau massa)

o Sederhana Kompleks

15. Prinsip Pembelajaran

o Konkrit Abstrak

o Pengulangan

o Respon yang menyenangkan

o Individualisasi

o Informasikan kemajuan

o Langkah kecil untuk tujuan besar

Page 15: makalah kelompok jadi

16. Pertimbangan Dalam Materi Pembelajaran

o Pilih jenis materi yang diperlukan: (apakah video, animasi, teks, dan lain-

lain)

14

o Keterkaitan isi materi dengan tujuan & aktivitas pembelajaran

o Materi tidak ketinggalan jaman

o Materi cukup lengkap, jelas & mudah dipahami oleh siswa

o Hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta

17. Pembuatan Media Akan Lebih Menarik Apabila :

o Visible (mudah dilihat)

o Interesting (menarik)

o Simple (sederhana)

o Useful (bermanfaat)

o Accurate (benar)

o Legitimate (sah, masuk akal)

o Structure (terstruktur)

18. Gaya Belajar

o Auditorial: Kalau belum mendengar kata-kata, belum dapat memahami

pesan dengan baik

o Visual: Kalau belum melihat belum dapat memahami pesan dengan baik

o Kinestetik: Kalau belum melakukan belum mengerti dengan baik (Jeannett

Vos, 2001)

F. Pusat Sumber Belajar

Ada beberapa macam pusat sumber belajar yaitu :

1. Sumber Belajar Praguru

Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam

lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada

Page 16: makalah kelompok jadi

atau masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai

sumber belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit

binatang dan kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal

dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan

15

peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka,

sedangkan pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh

dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih sederhana dan berada

di bawah kontrol keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan

tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan

isi pembelajaran.

2. Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama

Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan

itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar

komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara

pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan,

namun demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang

merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi

sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani secara khusus tentang

pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang yang berbentuk masih

sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab itu kelancaran Proses Instruksional

dan Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.

3. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak

Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi

peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka

lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada

sebelumnya. Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya

Page 17: makalah kelompok jadi

perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan sumber

belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak

maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik,

majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran

16

dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah,

sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat itu.

4. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi

Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software)

pada abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan.

Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia kedua

mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi

instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual,

yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya dalam

sistem pendidikan.

Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam

bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu teori

komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1977). Karena pengaruh-pengaruh ilmu sosial

seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara mendesain sumber

belajar lebih terarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional. Misalnya:

program televisi pendidikan, program radio pendidikan, film pendidikan, slide

pendidikan, komputer pendidikan dan lain-lain. Keempat perkembangan sejarah sumber

belajar ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman (1989), disebut sebagai empat perkembangan

keajaiban yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi

pendidikan.

5. Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.

Page 18: makalah kelompok jadi

Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal

orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan.

AECT dalam Miarso (1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang

ada dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk

17

pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan kurikulum.

Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar manusia,

membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.

Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan

sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan

fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar.

Inilah yang disebut bahan atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari

kenyataan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan,

diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut sebagai:

Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi sumber belajar karena

didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.

G. Mengembangkan PSB

Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar

menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-

kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana

pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat

membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan,

bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak

berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas

kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas

yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi

sumber belajar yang sangat berharga.

Page 19: makalah kelompok jadi

Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak

perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan

sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai

bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki

halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali

18

ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil

akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Faktor utama pendukung keberhasilan pengelolaan PSB adalah sumber belajar

yang memadai dan anggaran dana yang tercukupi serta kualitas kinerja SDM yang cukup

baik. Namun kebanyakan faktor penghambat dalam pengembangan PSB adalah

kurangnya jumlah SDM untuk mengelolah arsip atau dokumen PSB, sehingga terjadi

koleksi tercetak yang tidak dikembalikanya pada tempatnya, pengambilan koleksi tanpa

izin, kualitas media pembelajaran yang seharusnya dapat lebih baik. Pengembangan

sumber belajar itu dapat dimulai dari yang sederhana atau apa yang ada, namun

pemanfaatanya diintegrasikan ke dalam proses belajar-membelajarkan. Secara bertahap

sekolah dapat membentuk unit sumber belajar yang di dalamnya terdapat perpustakaan,

media audio-visual, alat-alat peraga/praktek, dan komputer. USB lebih sederhana

daripada PSB dilihat dari organisasi, koleksi, dan pengelolaanya. Pengembangan USB ini

diikuti dengan pengayaan koleksinya yang tidak hanya produk yang dibeli tetapi juga

termasuk karya peserta didik dan guru.

Page 20: makalah kelompok jadi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pergeseran paradigma atas pendidikan dan tuntutan akan perubahan proses

pembelajaran, sebagai akibat dari kemajuan berpikir dan kebutuhan masyarakat,

membuat penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan pengelolaan pembelajaran

pada khususnya perlu melakukan inovasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan ialah

mendayagunakan aneka sumber belajar dan peserta didik diberi kemampuan bagaimana

cara belajar sehingga mereka dapat belajar secara mandiri dan sepanjang hayat.

Dalam mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar secara

optimal, keberadaan USB/PSB sangat diperlukan untuk membantu pendidik dan peserta

didik meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran tidak hanya selama tetapi juga

diluar jam belajar. USB/PSB dapat mengatasi berbagai kesulitan pendidik dan peserta

didik apabila direncanakan dengan baik serta dikelolah secara profesional. USB/PSB

pada hakikatnya dapat dikembangkan tidak hanya pada satuan pendidikan dasar dan

menengah atau perguruan tinggi, tetapi juga sangat bermanfaat di pusat-pusat pendidikan

dan pelatihan (pusdiklat).

B. Saran

USB/PSB di indonesia masih belum berkembang. Perlu adanya perhatian dari

pimpinan-pimpinan lembaga pendidikan untuk memfungsikan dan mengembangkan

USB/PSB di tempatnya masing-masing. Payung kebijakan berupa peraturan Mentri

Pendidikan Nasional akan dapat memotivasi pertumbuhan, perkembangan, dan

pemanfaatan USB/PSB secara nasional.

Page 21: makalah kelompok jadi

19

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Universitas

Terbuka). Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.

http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan

Pembelajaran Siswa. Diterbitkan April 15, 2008 .

http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm. Manajemen Belajar

(MSB). 26 Oktober 2008 .

Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh Yusufhadi

Miarso, dkk. Universitas Negeri Jakarta.