makalah kelompok 3

40
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan berfikir yang mendasar pada setiap manusia, menimbulkan satu klausa yang membuat manusia menjadi kompetitif dalam segala bidang aspek kehidupan antara individu satu dengan yang lain. Manusia mengenal istilah persamaan dan persaudaraan, perspektif pemikiran yang demikian menimbulkan manusia wajib memiliki kebebasan. Kebebasan dari perbudakan, kebebasan beragama, kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan mendapatkan perlakuan yang sama dalam mata hukum pemerintahan merupakan salah satu contoh kebebasan yang patut di peroleh setiap individu. Semua kebebasan diatur dalam HAM, seperti yang kita ketahui bahwa HAM merupakan hak- hak paling mendasar yang dimiliki oleh setiap manusia, sehingga manusia mampu mengetahui batasan-batasan kewajiban dan hak setiap individu. Begitu penting kedudukan HAM bagi warga bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam HAM dapat terealisasikan dengan benar khususnya dalam bidang hukum. 1

Transcript of makalah kelompok 3

Page 1: makalah kelompok 3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan berfikir yang mendasar pada

setiap manusia, menimbulkan satu klausa yang membuat manusia menjadi

kompetitif dalam segala bidang aspek kehidupan antara individu satu dengan yang

lain. Manusia mengenal istilah persamaan dan persaudaraan, perspektif pemikiran

yang demikian menimbulkan manusia wajib memiliki kebebasan. Kebebasan dari

perbudakan, kebebasan beragama, kebebasan mengeluarkan pendapat dan

kebebasan mendapatkan perlakuan yang sama dalam mata hukum pemerintahan

merupakan salah satu contoh kebebasan yang patut di peroleh setiap individu.

Semua kebebasan diatur dalam HAM, seperti yang kita ketahui bahwa HAM

merupakan hak-hak paling mendasar yang dimiliki oleh setiap manusia, sehingga

manusia mampu mengetahui batasan-batasan kewajiban dan hak setiap individu.

Begitu penting kedudukan HAM bagi warga bangsa Indonesia dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang

berisi konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam HAM dapat terealisasikan

dengan benar khususnya dalam bidang hukum.

Untuk menjaga, memelihara, dan pengaplikasian HAM dalam kehidupan

sehari-hari pada setiap individu, maka para penyelenggara negara dan seluruh

warga negara wajib memahami, meyakini dan melaksanakan kebenaran nilai-nilai

dan prinsip-prinsip HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Oleh karena itu, penulis mengangkat tema “PERSPEKTIF HAM

DITINJAU DARI SUDUT HUKUM” dengan berbagai subbab yang dapat

memberi gambaran jelas kepada kita tentang HAM.

1

Page 2: makalah kelompok 3

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis menuliskan beberapa rumusan masalah yang

nantinya akan dibahas lebih lanjut, sebagai berikut:

1.2.1 Apa itu HAM?

1.2.2 Sebutkan dan jelaskan macam-macam pelanggaran HAM?

1.2.3 Bagaimana prespektif HAM dalam segi hukum?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Dalam makalah ini penulis memaparkan tujuan dan manfaat yang dicapai

pembaca, sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep HAM

1.3.2 Mengetahui macam-macam pelanggaran HAM

1.3.3 Memaparkan prespektif HAM dalam segi hukum

2

Page 3: makalah kelompok 3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep Hak-Hak Asasi Manusia (HAM)

Pengertian HAM

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan

UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). Dan juga telah diungkapkan

Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia PBB, merumuskan pengertian

HAM dalam “human right could be generally

defines as those right which are inherent in our

nature and without which we cannot live as

human being” yang artinya HAM adalah hak-

hak yang secara secara inheren melekat dalam

diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidaka

dapat hidup sebagai manusia (Adam Kuper

dan Jesica Kuper, 2000).

Dari pengertian diatas, maka hak asasi mengandung dua makna, yaitu:

o Pertama, HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri manusia

sejak manusia dilahirkan kedunia.

o Kedua, HAM merupakan instrument untuk menjaga harkat martabat

manusia sesuai dengan kodart kemanusiaannya yang luhur.

HAM bukan hanya merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh setiap

manusia sejak lahir. Tapi, juga merupakan standar normatif bagi perlindungan

hak-hak dasar manusia dalam kehidupannya. Esensi HAM juga dapat dibaca

dalam mukadimah universal declaration of human right. pengakuan atas martabat

3

Page 4: makalah kelompok 3

yang luhur dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota

keluarga “manusia merupakan dasar kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian

dunia” .

Berikut pendapat para sarjana mengenai pengertian HAM antara lain:

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan

kodratnya (Kaelan: 2002).

Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching

Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa

menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap

manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

(Mansyur Effendi, 1994).

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan

setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia”.

Konsep HAM secara humanistik diartikan sebagai berikut:

“Human rights could generally be defined as those rights which are inherent in

our nature and without which we cannot live as human beings”.

Dengan pemahaman seperti itu, konsep hak asasi manusia disifatkan

sebagai suatu common standard of achivement for all people and all nations, yaitu

sebagai tolok ukur bersama tentang prestasi kemanusiaan yang perlu dicapai oleh

seluruh masyarakat dan negara di dunia (Saafroedin Bahar, 2007).

4

Page 5: makalah kelompok 3

Sejarah Perkembangan HAM di Dunia dan di Indonesia

Setelah dunia mengalami dua perang yang melibatkan hampir seluruh

kawasan dunia, dimana ketika itu hak-hak asasi manusia ditindas, timbul suatu

keinginan untuk merumuskan hak asasi manusia dalam naskah internasional.

Usaha ini dikenal universal declaration of human right oleh persyarikatan bangsa-

bangsa. Deklarasi ini lahir merupakan reaksi atas kejahatan keji oleh kauman

sosialis di jerman pada 1933-1945.

Terwujudnya universal declaration of human right yang dinyatakan pada

10 desember 1948 harus melewati proses panjang. Dalam mukadimah Deklarasi

Universal Hak-hak Manusia (Universal Declaration of Human Rights) dijelaskan

mengenai hak asasi manusia sebagai berikut:

“Pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan hak-hak yang

sama tidak dapat dipindahkan kepada

orang lain dari semua anggota keluarga

kemanusiaan adalah dasar kemerdekan

dan keadilan dunia” (Dalizar Putra,

1995). Sebelum ada deklarasi itu,telah

lahir beberapa naskah tentang HAM.

Diantaranya:

1. Magna carta ( piagam agung ), dokumen yang mencatat hak-hak yang

diberikan raja inggris kepada negara bawahannya dan sekaligus membatasi

raja John di inggris.

2. Bill of right (undang-undang hak 1689), undang-undang yang diterima

parlemen inggris yang merupakan perlawananterhadap raja James II yang

dikenal dengan istilah ” the glorius revolution of 1968 ”

3. Declration des droits de I’homme etdu citoyen ( pernyataan hak-hak

manusia warga negara 1789), naskah yang mencetuskan permulaan revolusi

perancis sebagai perlawanan terhadap rezim lama,

4. Bill of right (undang-undang hak), naskah yang disusun rakyat amerika

pada tahun 1769 dan kemudian menjadi undang-undang dasar pada 1891.

5

Page 6: makalah kelompok 3

Jika dilihat dari perspektifnya, sejarah perkembangan hak asasi manusia

dikategorikan menjadi empat generasi sebagai berikut:

1. Generasi pertama, pada generasi ini bahwa subtansi HAM berpusat pada

aspek hukum dan politik. Ini disebabkan oleh dampak perang dunia ke dua.

Dimana negara baru ingin membuat tertib hukum baru.

2. Generasi kedua, setelah perang dunia ke dua. Negara baru tidak hanya

menuntut hak-hak yuridis.melainkan hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan

budaya. Pada genrasi ini lahir dua perjanjian yang terkenal yaitu, covenant on

economic, social ,and cultural right dan international covenant on civil and

political right. Keduanya telah disepakati dalam sidang umum PBB pada

1966.

3. Generasi ketiga, pada kondisi sebelumnya mentitik beratkan pada aspek

politik, ekonomi, sosial, budaya. Ini menyebabkan ketidakseimbangan pada

kehidupan bermasyarakat. Karena ketidakseimbangan tersebut melahirkan

gernerasi ketiga yang menyatukan antara politik,ekonomi, sosial, budaya, dan

hukum dalam satu wadah. Istilah pembangunan (the right of development).

4. Generasi keempat, dipelopori oleh negara dikawasan asia pada tahun1983yg

melahirkan deklarasi hak asasi manusia. Yang disebut declaration of the basic

duties of Asian people and government. Deklarasi keempat ini mengukuhkan

keharusan imperatif dari negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.

Oleh karena itu, muncullah ide untuk menegakkan HAM, dengan konsep

bahwa semua manusia itu sama, semuanya merdeka dan bersaudara, tidak ada

yang berkedudukan lebih tinggi atau lebih rendah, dengan demikian tidak ada lagi

perbudakan (Abdul Aziz Dahlan, 1996).

Berbeda dengan di Inggris dan Perancis yang mengawali sejarah

perkembangan dan perjuangan hak asasi manusianya dengan menampilkan sosok

pertentangan kepentingan antara kaum bangsawan dan rajanya yang lebih banyak

mewakili kepentingan lapisan atas atau golongan tertentu saja. Perjuangan hak-

hak asasi manusia Indonesia mencerminkan bentuk pertentangan kepentingan

yang lebih besar, dapat dikatakan terjadi sejak masuk dan bercokolnya bangsa

6

Page 7: makalah kelompok 3

asing di Indonesia dalam jangka waktu yang lama. Sehingga timbul berbagai

perlawanan dari rakyat untuk mengusir penjajah.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, tanggal 18 Agustus 1945, Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang untuk

mengesahkan UUD 1945 sebagai UUD negara Republik Indonesia. Dengan

demikian terwujudlah perangkat hukum yang di dalamnya memuat hak-hak

dasar/asasi manusia Indonesia serta kewajiban-kewajiban yang bersifat dasar/asasi

pula. Seperti yang tertuang dalam Pembukaan, pernyataan mengenai hak-hak asasi

manusia tidak mendahulukan hak-hak asasi individu, melainkan pengakuan atas

hak yang bersifat umum, yaitu hak bangsa.

Berikut dipaparkan sejarah perkembangan HAM di Indonesia dalam tiga

masa periode, yaitu:

1. Masa Orde Lama

Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia pernah mengalami perubahan

konstitusi dari UUD 1945 menjadi konstitusi RIS (1949), yang di dalamnya

memuat ketentuan hak-hak asasi manusia yang tercantum dalam Pasal 7

sampai dengan 33. Sedangkan setelah konstitusi RIS berubah menjadi UUDS

(1950), ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia dimuat dalam Pasal 7

sampai dengan 34. Kedua konstitusi yang disebut terakhir dirancang oleh

Soepomo yang muatan hak asasinya banyak mencontoh Piagam Hak Asasi

yang dihasilkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu The Universal

Declaration of human Rights tahun 1948 yang berisikan 30 Pasal.

Dengan Dekrit Presiden RI tanggal 5 juli 1959, maka UUD 1945

dinyatakan berlaku lagi dan UUDS 1950 dinyatakan tidak berlaku. Hal ini

berarti ketentuan-ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia Indonesia

yang berlaku adalah sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945.

Pemahaman atas hak-hak asasi manusia antara tahun 1959 hingga tahun 1965

menjadi amat terbatas karena pelaksanaan UUD 1945 dikaitkan dengan paham

NASAKOM yang membuang paham yang berbau Barat. Dalam masa Orde

Lama ini banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila dan

UUD 1945 yang suasananya diliputi penuh pertentangan antara golongan

7

Page 8: makalah kelompok 3

politik dan puncaknya terjadi pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965. Hal ini

mendorong lahirnya Orde Baru tahun 1966 sebagai koreksi terhadap Orde

Lama.

2. Masa Orde Baru

Dalam awal masa Orde baru pernah diusahakan untuk menelaah kembali

masalah HAM, yang melahirkan sebuah rancangan Ketetapan MPRS, yaitu

berupa rancangan Pimpinan MPRS RI No. A3/I/Ad Hoc B/MPRS/1966, yang

terdiri dari Mukadimah dan 31 Pasal tentang HAM. Namun rancangan ini

tidak berhasil disepakati menjadi suatu ketetapan.

3. Masa Reformasi

Akhirnya ketetapan MPR RI yang diharapkan memuat secara adanya

HAM itu dapat diwujudkan dalam masa Orde Reformasi, yaitu selama Sidang

Istimewa MPR yangberlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 13 November

1988. Dalam rapat paripurna ke-4 tanggal 13 November 1988, telah

diputuskan lahirnya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1988 tentang Hak

Asasi Manusia. Kemudian Ketetapan MPR tersebut menjadi salah satu acuan

dasar bagi lahirnya UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang

disahkan pada tanggal 23 september 1999. Undang-Undang ini kemudian

diikuti  lahirnya Perpu No. 1 Tahun 1999 yang kemudian  disempurnakan dan

ditetapkan menjadi UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

Manusia.

Macam-macam HAM

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia:

1. Hak asasi pribadi / personal Right

- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat

- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat

- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan

- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan

kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right

8

Page 9: makalah kelompok 3

- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik

lainnya

- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right

- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan

- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns

- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths

- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll

- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu

- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak asasi Peradilan / Procedural Rights

- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan

- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan

dan penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right

- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan

- Hak mendapatkan pengajaran

- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

(Husny Arifuddin, 2012).

2.2 Pelanggaran HAM

9

Page 10: makalah kelompok 3

Pelanggaran HAM yaitu perbuatan orang atau sekelompok orang termasuk

aparat negara baik sengaja atau tidak atau kelalaian secara melawan hukum

mengurangi / menghalangi / membatasi / mencabut HAM orang / kelompok

orang yang dijamin oleh UU dan tidak mendapat / dikhawatirkan tidak

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar (Raden Subekti, 1994).

Contoh kasus pelanggaran HAM

Masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat

sangat dibatasi. Begitu juga kejahatan terhadap kemanusiaan dalam berbagai

bentuknya sering terjadi, seperti penangkapan, penyiksaan dan  pembunuhan atas

orang-orang yang dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi

kekuasaannya. Rezim Orde Baru yang represif dan otoriter sudah terlalu banyak

melakukan pelanggaran pelanggaran HAM, sehingga menimbulkan gejolak

gejolak sosial dan politik yang pada akhirnya mengakibatkan kejatuhannya pada

bulan Mei 1998 lalu.

Kasus – kasus pelanggaran HAM pada periode 1998 – 2011, diantaranya :

a. Kasus Semanggi I dan II, Trisakti ( Tahun 1998 ).

Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes

masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang

mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal

dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998, masa

pemerintah transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga

sipil. Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada

24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa

dan sebelas orang lainnya di seluruh jakarta serta menyebabkan 217

korban luka - luka.

b. Kasus Poso ( Tahun 1998 ).

Masalah utama yang menyebabkan terjadinya konflik Poso, karena

masalah sosial dan kultural, termasuk kurang tegasnya polisi dalam

menegakkan hukum. Komnas HAM telah menerima beberapa

10

Page 11: makalah kelompok 3

pengaduan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian. Kasus Poso

yang berlangsung hampir dua tahun sejak Desember 1998 dan terbagi

atas tiga fase, masing-masing kerusuhan jilid I (25 – 29 Desember

1998) jilid II ( 17-21 April 2000) dan jilid III (16 Mei – 15 Juni 2000)

serta telah menelan korban tewas hampir 300 jiwa, ratusan orang tak

diketahui nasibnya, dan hampir 70.000 jiwa mengungsi.

c. Kasus Ahmadiyah ( Tahun 2007 – 2008 ).

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai

insiden penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Pandeglang,

Banten, adalah pelanggaran HAM serius. Terbunuhnya tiga jemaah

Ahmadiyah dalam insiden penyerangan yang terjadi di Desa

Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Hak-

hak jemaah Ahmadiyah telah dirampas, baik terlanggarnya hak atas

hidup, hak untuk bebas dari penyiksaan, bebas dari rasa takut, dan

mendapat rasa aman berdiam di satu daerah.

d. Kasus Prita Mulyasari ( Tahun 2010 – 2011 ) (Darah Apsari Nastiti,

2012).

Putusan Mahkamah Agung pada 30 Juni 2011 yang menghukum

Prita Mulyasari dalam kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit

Omni Internasional hanya karena yang bersangkutan mengeluhkan

pelayanan rumah sakit tersebut, dikhawatirkan akan mengganggu

reputasi Indonesia dalam bidang penegakan Hak Asasi Manusia.

Contoh-Contoh Pelanggaran HAM

Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih

pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu

mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada

setiap mahasiswa.

11

Page 12: makalah kelompok 3

Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM

terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan

di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan

pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna

jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.

Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu

jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap

anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan

minat dan bakatnya.

2.3 Prespektif HAM dalam Sudut Pandang Hukum

Dalam segi hukum perlindungan HAM mengalami kemajuan dimulai dari

pembukaan UUD 1945 alinea I yang menyebutkan “Bahwa sesunggyhnya

Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka, penjajahan di

atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan”, alinea I ini berkenaan dengan martabat manusia dan keadilan yang

harus ditegakkan. Kemudian di dalam batang tubuh UUD telah ada pasal 28 yang

menyatakan bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-

undang”. Kemudian Kepres No. 50 tahun 1993 tentang KOMNAS, UU No. 39

tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM.

Agar HAM dapat ditegakan dalam berbagai kehidupan harus ada

instrumen yang mengaturnya. Instrumen tersebut berisi aturan-aturan bagaimana

HAM itu ditegakkan dan mengikat seluruh warga negara. Sebagai negara yang

menjunjung tinggi HAM Indonesia telah memiliki setidak-tidaknya empat

instrumen HAM, yakni:

a. UUD 1945

b. Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998

12

Page 13: makalah kelompok 3

c. Piagam HAM Indonesia Tahun 1998

d. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Penegakan HAM dengan Hukum di Indonesia

Negara RI adalah negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM

diatur pelaksanaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai

berikut:

a. UUD 1945

UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara

memiliki hak mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah

membangun gedung-gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea

siswa pada anak berprestasi tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-

lain.

b. Ketetapan MPR

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk

membentuk lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan,

penelitian, dan mediasi tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM

melalu Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993.

c. Undang-Undang

UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup.

Maka manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah

menggelar peradilan HAM.

Hak asasi yang hendak dijamin oleh KUHAP adalah terutama hak atas

kebebasan atau kemerdekaan, hak atas kehormatan dan nama baik serta hak

atas rahasia pribadi

13

Page 14: makalah kelompok 3

Jenis-Jenis HAM yang dilindungi Perundang-Undangan

Di dalam perundang-undangan negara Indonesia semua jenis hak-hak asasi

yang harus dilindungi termuat dalam berbagai dokumen dan dokumen tersebut

hanya dibedakan oleh jenis perundang-undangannya. Ketentuan tentang

perlindungan hak-hak asasi termuat dalam Pembukaan UUD 1945, Ketetapan

MPR, Undang-Undang No.39 tahun l999 tentang HAM dan peraturan perundang-

undangan lainnya. Hak-hak sipil dan politik itu jelas termuat dalam peraturan

perundang-undangan negara RI seperti:

1. Pembukaan UUD 1945 pada semua alineanya mengandung jaminan hak asasi

manusia seperti alinea pertama berkenaan dengan martabat manusia dan

keadilan; alinea kedua hak asasi bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya;

alinea ketiga hak asasi bidang sosial budaya dan politik; dan alinea ke empat

hak asasi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam (H.A.W.

Widjaja, 2000).

2. Batang tubuh atau isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen)

mengatur hak asasi manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29,

30, 31, 33 dan 34. Namun setelah UUD 1945 dilakukan perubahan

(amandemen) maka ada bagian khusus tentang hak asasi manusia yaitu pada

BAB XA dengan rincian sebagai berikut:

Pasal 27

1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya.

2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan.

3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara.

14

Page 15: makalah kelompok 3

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik secara

lisan maupun tulisan dan sebagainya diatur dalam undang-undang.

Pasal 28 A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

Pasal 28 B

1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.

2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C

1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya,

berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan

haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan

negaranya.

Pasal 28 D

1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan.

4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

15

Page 16: makalah kelompok 3

Pasal 28 E

1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.

2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya

3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.

Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28 G

1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,

serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan

untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang

merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka

politik dari negara lain.

Pasal 28 H

1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggl,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan

2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai

persamaan dan keadilan

16

Page 17: makalah kelompok 3

3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat

4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik

tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh

siapapun.

Pasal 28 I

1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran

dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk

diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut

atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang

tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun

2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif

atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap

perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras

dengan perkembangan zaman dan peradaban

4) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi

manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah

5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan

prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi

manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-

undangan.

Pasal 28 J

1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam

tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan

maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan

atas hak dan kebebasan orang lain untuk memenuhi tuntutan yang adil

sesuai dengan pertimbangan umum dalam suatu masyrakat demokratis.

17

Page 18: makalah kelompok 3

Pasal 29

1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadah dan kepercayaannya

itu.

Pasal 30 ayat 1

1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 31 ayat 1

1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan(Apollo, 2004).

Dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban

yang harus dilaksanakan. Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap

HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban asasi manusia dan

tanggung jawab asasi manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

bernegara.

a. Ketetapan MPR No. XVII\MPR\1998 tentang Hak Asasi Manusia.

Ketetapan MPR tersebut terdiri dari 10 bab dan meliputi 44 pasal.

b. Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang

merupakan tindak lanjut dari Tap. MPR No XVII/MPR/1998

c. Peraturan perundang-undangan lainnya yang melindungi Hak Asasi

Manusia. Misalnya KUHP, KUHAP dan sebagainya.

Mempertahankan Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip HAM dalam Menegakkan

Hukum di Indonesia

Berdasarkan pemahaman tentang akar HAM, dalam sejarah perjuangan

bangsa itu, persoalan penegakan HAM haruslah dilihat dari cita-cita bangsa untuk

mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa

penyalahgunaan Kekuasaan Negara (abuse of power) merupakan ancaman paling

efektif terhadap hak-hak asasi yang merendahkan martabat manusia sebagaimana

dibuktikan selama 40 tahun terakhir. Terutama kecenderungan penguasa untuk

membangun kekuasaan yang absolute. Cita-cita bangsa untuk mengangkat harkat

18

Page 19: makalah kelompok 3

dan martabat manusia Indonesia tersebut dapat bahkan harus dijadikan alat ukur

untuk menakar rejim-rejim yang pernah berkuasa setelah Indonesia merdeka.

Adanya perlakuan sewenang-wenang terhadap hak asasi manusia oleh penguasa

dalam empat puluh tahun terakhir, baik dalam masa Orde Lama maupun Orde

Baru, sudah menyimpang dari cita-cita bangsa untuk mengangkat martabat

manusia Indonesia.

Secara sosial, HAM dikualifikasikan sebagai paham individualistik yang

bertentangan dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang kolektivistik.

Secara politik HAM distigmatisasi sebagai paham liberalistik yang bertentangan

dengan Pancasila dan secara budaya diajukan argument partikularistik bahwa

bangsa Indonesia memiliki hak-hak asasi sendiri yang didasarkan pada budaya

bangsa. Pemikiran partikularistik tersebut dipakai untuk menolak watak universal

dari HAM yang secara efektif memungkinkan dilahirkannya kebijakan politik,

termasuk di bidang hukum, yang mengabaikan hak-hak asasi manusia.

Kecenderungan semacam itu mewarnai zaman Orde Lama memungkinkan terjadi

filosofi kenegaraan, staatssidee integralistik dari Soepomo, yang menjiwai UUD

1945 waktu itu, yang pada dasarnya menolak hak-hak asasi manusia, kendati di

dalamnya ada beberapa pasal mengenai hak-hak warganegara. Seperti kita

ketahui, hasil dari kecenderungan itu adalah absolutisme kekuasaan negara yang

dipegang kepala negara (presiden).

Dalam segi hukum, sepuluh tahun terakhir ini ada sejumlah kemajuan

penting mengenai upaya bangsa ini untuk melindungi HAM. Seperti diketahui,

ada sejumlah produk politik yang penting tentang HAM. Tercatat mulai

dikeluarkannya TAP MPR No. XVII/1998, kemudian amandemen UUD 1945

yang secara eksplisit sudah memasukkan pasal-pasal cukup mendasar mengenai

hak-hak asasi manusia, UU No, 39/1999 tentang Hak-Hak Asasi Manusia, dan

UU No.26/2000 tentang Pengadilan HAM. Setelah dilakukannya amandemen

dengan sendirinya UUD 1945 sebenarnya sudah dapat dijadikan dasar

konstitusional untuk memperkokoh upaya peningkatan perlindungan HAM.

Adanya undang-undang tentang HAM dan peradilan HAM, merupakan perangkat

19

Page 20: makalah kelompok 3

organik untuk menegakkan hukum dalam kerangka perlindungan HAM atau

sebaliknya penegakan supremasi hukum dalam rangka perlindungan HAM.

Adanya Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) dan peradilan HAM patut

dicatat sebagai perangkat kelembagaan dasar peningkatan upaya penghormatan

dan perlindungan HAM dengan peningkatan kelembagaan yang dapat dikaitkan

langsung dengan upaya penegakan hukum. Upaya peningkatan penghormatan dan

perlindungan HAM ini memiliki dua pijakan penting, yaitu pijakan normatif

berupa konstitusi dengan UU organiknya serta Komnas HAM dan peradilan HAM

yang memungkinkan berbagai pelanggaran HAM dapat diproses sampai di

pengadilan. Dengan demikian, maka perlindungan HAM dapat diletakkan dalam

kerangka supremasi hukum dengan cara:

1. Menyempurnakan Produk-produk hukum, perundang-undangan tentang

HAM. Produk hukum tersebut perlu disesuaikan dengan semangat konstitusi

yang secara eksplisit sudah memberi dasar bagi perlindunan dan jaminan atau

HAM. Termasuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam konvensi

internasional tentang HAM, baik dari segi materi tentang HAM-nya itu

sendiri maupun tentang kelembagaan Komnas HAM dan peradilan HAM.

2. Melakukan inventarisasi, mengevaluasi dan mengkaji seluruh produk hukum,

KUHP dan KUHAP, yang berlaku yang tidak sesuai dengan HAM. Banyak

sekali pasal-pasal dalam berbagai UU yang tidak sesuai, bahkan bertentangan

dengan HAM. Termasuk UU yang dihasilkan dalam lima tahun terakhir ini.

Hal ini sebagai konsekuensi dari watak rejim sebelumnya yang memang anti-

HAM, sehingga dengan sendirinya produk UU-nya pun sama sekali tidak

mempertimbangan masalah HAM. Dalam konteks ini, maka agenda ini

sejalan dan dapat disatukan dengan agenda reformasi hukum nasional dan

ratifikasi konvensi/kovenan, internasional tentang HAM yang paling

mendasar seperti kovenan sipil-politik dan kovenan hak ekonomi, sosial dan

budaya berikut protokol operasionalnya. Dari segi ukuran maupun substansi

serta permasalahannya hal ini merupakan agenda raksasa. Untuk itu

20

Page 21: makalah kelompok 3

pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan masyarakat

yang memiliki perhatian yang sama seperti kalangan LSM bidang hukum.

Dan untuk itu pula perlu dibuat skala prioritas supaya perencanaannya

realistis dan pelaksanaannya dilakukan bertahap.

3. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pada instansi-instansi peradilan dan

instansi lainnya yang terkait dengan penegakan supremasi hukum dan

perlindungan HAM. Dalam kesempatan ini, saya tidak ingin ikut

membicarakan persoalan memburuknya kondisi system peradilan kita, akan

tetapi yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan kelembagaan ini adalah

meningkatkan kapasitas hakim, jaksa, polisi, panitera dan unsur-unsur

pendukungnya dalam memahami dan menangani perkara-perkara hukum

yang berkaitan dengan HAM. Termasuk di dalamnya mengenai administrasi

dan pelaksanaan penanganan perkara-perkara hukum mengenai pelanggaran

HAM. Ini harus disadari betul mengingat masalah HAM baru masuk secara

resmi dalam beberapa tahun terakhir ini saja dalam sistem peradilan kita.

Bahkan, perlu diakui secara jujur masih banyak, kalau tidak mau dikatakan

pada umumnya, aparat penegak hukum kita yang tidak memahami persoalan

HAM. Lebih-lebih untuk menangani perkara hukum di peradilan yang

pembuktiannya amat pelik dan harus memenuhi standar Komisi HAM PBB.

Oleh sebab itu institutional capacity building di instansi-instansi Negara yang

terkait dengan masalah HAM ini menjadi amat penting dan mendesak.

4. Sosialisasi dan pemahaman tentang HAM itu sendiri, khususnya di kalangan

pemerintahan, utamanya di kalangan instansi yang secara langsung maupun

tidak langsung berkaitan dengan masalah HAM. Sosialisasi pemahaman

HAM ini, lagi-lagi merupakan pekejaan raksasa, dan sangat terkait dengan

penegakan profesionalisme aparat di dalam melaksanakan bidang kerjanya.

Gamangnya aparat pemerintah dalam mengurusi dan ber-urusan dengan

masyarakat yang partisipasi politik dan daya kritisnya makin meningkat ini

disebabkan, antara lain bukan semata-mata karena kurang memahami

masalah HAM, akan tetapi juga karena mereka umumnya kurang dapat

21

Page 22: makalah kelompok 3

melaksanakan rambu-rambu profesionalismenya. Ini berlaku bagi aparat sipil

maupun aparat keamanan.

5. Kerjasama dengan kalangan di luar pemerintahan, terutama kalangan

Ornop/LSM, akademisi/perguruan tinggi dan kalangan masyarakat lainnya

yang memiliki kepedulian terhadap penegakan hukum dan HAM seharusnya

menjadi agenda yang terprogram dengan baik. Bukan saatnya bagi instansi

pemerintah tertutup dengan kalangan masyarakat sebagaimana terjadi di masa

lalu. Dalam kerangka mengembangkan iklim yang lebih demokratis, kini

saatnya kalangan pemerintah, bersikap lebih terbuka kepada masyarakat,

lebih-lebih untuk keinginan bersama memajukan HAM dalam konteks

penegakan hukum. Perlu disadari bahwa kalangan di luar pemerintah, seperti

lembaga LBH /YLBHI, sudah lama berkecimpung di bidang penegakan

HAM, sejak ketika HAM masih dipandang sebagai masalah sensitif atau

bahkan subversif secara politik. Pengalaman panjang mereka dapat

dimanfaatkan untuk penyempurnaan kebijakan pemerintah dalam penegakan

HAM.

6. Lebih merealisasikan pancasila dalam HAM

Menurut Drs. CST. Kansil SH, jika kita meninjau kembali isi masing-

masing sila dari pancasila itu, maka akan nampaklah bahwa masing-masing

silanya mengandung dan memuat hak-hak asasi manusia sebagai berikut:

1. Hak-hak asasi manusia menurut sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa telah

mengandung pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia, sebagaimana

dinyatakan Prof. Oemar Senoardji SH. (dalam Simposium kebangkitan

Semangt ’66 Menjelajah Tracee Baru) bahwa: Ketuhanan Yang Maha

Esa adalah “causa prima” atau sebab yang utama dan pertama, sebagai

asal dari sebagai kehidupan yang menajarkan persamaan, keadilan, kasih

sayang dan kehidupan yang tentram. Dan ini semua sama dengan

pengakuan terhadap hak asasi manusia.

22

Page 23: makalah kelompok 3

Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dilaksanakan

manakala penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat

pengakuan berupa jaminan terhadap kemerdekaan beragama sebagai

salah satu hak asasi yang penting.

2. Hak asasi manusia menurut sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kemanusian yang adil dan beradab adalah sikap menghendaki

terlaksananya human values dalam arti pengakuan dignity of human.

Kemanusia berarti pengakuan manusia sebagai individu dan sebagai

makhluk social, sebagai individu mempunyai hak-hak asasi dinikmati

dan dipertahankan terhadap gangguan yang datang baik dari pihak

penguasa maupu dari individu lainnya. Sebagai makhluk sosial,

penggunaan hak-hak asasi itu tidak boleh melanggar hak-hak asasi orang

lain.

Hak-hak asasi yang telah mendapat pengakuan seperti: hak untuk

tidak diperbudak, hak untuk tidak dianiya, pengakuan sebagi manusia

pribadi, hak untuk tidak ditangkap, ditahan,dibuang secara sewenang-

wenang, dan untuk mendapat peradilan yang bebas, hak dianggap tidak

bersalah sampai sampai dibuktikn kesalahannya menurut undang-undang

dan sebagainya, semua ini adalah perwujudan dari sila kemanusian

tersebut.

3. Hak asasi manusia menurut sila Persastuan Indonesia

Persatuan Indonesia atau Kebangsaan ialah sikap yang

mengutamakan kepentingan Bangsa di atas kepentingan suku, golongan

partai dan lain-lain.

Kesadaran Kebangsaan Indonesia itu lahir dari keinginan untuk

bersatu dari satu bangsa, agar setiap orang Indonesia dapat bebas

menikmati hak-hak asasinya tanpa perbatasan dan belenggu dari

manapun datangnya. Kesadaran Kebangsaan adalah titik tolak dalam

perjuangan memertahankanhak asasi manusia, sebab tanpa adanya

kesadaran kebangsaan ini tidak ada suatu jaminan bahwa asasi itu

mendapat perlindungan.

23

Page 24: makalah kelompok 3

4. Hak asasi manusia menurut sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Kedaulatan rakkyat berarti kekuasaan negara berada di tangan

rakyat. Negara dibentuk rakyat dari rakyat dan untuk rakyat. Kedaulatan

rakyat itu disalurkan secara demokrasi melalui perwakilan, yang bagi

bangsa Indonesia melalui Majlis Permusyawaratan Rakyat. Rakyatlah

melalui MPR yang menetapkan Undang-Undang Dasar Negara, memilih

dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dan menetpkan Garis-

garis Besar Haluan Negara.

Kedaulatan rakyat dalam bentuk hak asasi manusia, seperti hak

mengeluarkan pendapat, hak berkumpul dan berpendapat, hak ikut serta

dalam pemerintahan dan jabatan-jabatan negara, kemerdekaan pres dan

lain-lain. Sudah tentu dengan jiwa Pancasila itu sendiri kedaulatan rakyat

itu bersifat musyawaran dan mufakat serta tenggang rasa

berdaarkankerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Hak asasi manusia menuurut sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

Keadialan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan bagi

selurh anggota masyarakat. Dengan ini dimaksudkan danya kedilan bagi

sesama anggota masyarakat (sosial).

Ini berarti tiap-tiap orang dapat menikmati kehidupan yang layak

sebagai manusia yang terhormat, dalam arti tidak ada kepincangan di

mana ada segolongan yang hidup mewah sedang golongan lain sangat

melarat, atau dengan kata lain tiap orang harus mendapat kesempatan

yang sama untuk mendapat nafkah dan jaminan hidup yang layak dalam

lapangan okonomi dan sosial dengan tidak saling merugikan atau

menindas, melainkan saling harga-menghargai dan bantu-membantu

untuk kepenungan masyarakat dan Negara (Ramdlon Naning, 1983).

24

Page 25: makalah kelompok 3

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Ada empat kategori generasi sejarah perkembangan hak asasi manusia di

dunia menurut perspektifnya.

3. Hak Asasi Manusia tidak mendahulukan hak-hak asasi individu,

melainkan pengakuan atas hak yang bersifat umum, yaitu hak bangsa.

4. Tiga masa periode dalam sejarah perkembangan HAM di Indonesia ,

yaitu : Masa Orde Lama , Masa Orde Baru dan Masa Reformasi.

5. Bahwa Indonesia telah mengakui hak-hak asasi manusia jauh sebelum

dideklarasikan HAM secara Universal pada tahu 1948, hal ini dapat

dibuktikan pada alenia pertama Pembukaan UUD 1945.

6. Perincian Hak-Hak Asasi Manusia terdapat pada Amandemen Batang

Tubuh UUD 1945, yakni pada pasal 28 A-J.

25

Page 26: makalah kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

Adam Kuper dan Jesica Kuper. 2000. Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Rajawali press.

Arifuddin. Husny. 2012. Pengertian dan Definisi Hak Asasi Manusia (HAM).

http://husnyarifuddin .blogspot.com /2012/04/penertian-dan-definisi-hak-

asasi.html (diakses pada tanggal 7 November 2012).

Apollo. 2004. Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Surabaya: Penerbit

Apollo.

Bahar, Saafroedin. 1997. Hak Asasi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve.

Levin, leah. 1987. Hak-Hak Asasi Manusia : Tanya-Jawab. Jakarta. PT Pradnya

paramita.

Naning, ramdlon. 1983. Cita dan Citra Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Jakarta: Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia.

Nastiti, Darah Aspsari. 2012. Pelaksanaan Penegakan HAM di Indonesia dalam

Perspektif Hukum Pidana. http://darahapsarinastiti.blogspot.pelaksa-

naan-penegakan-ham-di-indonesia.html (diakses 7 November 2012).

Putra, Dalizar. 1995. Hak Asasi Manusia Menuru Al-Quran. Jakarta: PT. Al-

Husna Zikra.

Subekti, Raden. 1994. Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam KUHAP. Jakarta:

PT. Pradnya Paramita.

Sutiyono, Bambang. 2012. Perkembangan HAM di Indonesia

http://abangyos.wordpress.com/perkembangan-ham-indonesia/ (diakses

pada tangggal 20 November 2012).

26