Makalah Kelompok 11 Geografi Politik

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan. Dalam studi Hubungan Internasional, geografi politik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal. Geografi politik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geografi politik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geografi politik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal

description

indonesia , asean dan apec

Transcript of Makalah Kelompok 11 Geografi Politik

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu

sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan

demikian geografi bersangkut-paut dengan interelasi antara manusia dengan

lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan

kekuasaan atau pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geografi politik merupakan suatu

kajian yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang

atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi

dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari

nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.

Geografi politik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi,

sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geografi

politik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang

mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geografi

politik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik

dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur

kebijaksanaan. Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara

terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan (negara maritim),

dimana ± 65% terdiri atas lautan, sedang ± 35% terdiri atas daratan. Daratan

terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang

seluruhnya ± 2.028.087 km². Pulau-pulau yang besar antara lain Sumatera,

Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar 6.044 di

antaranya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah ± 5.193.250

km². Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa, dengan

ketentuan: Panjang wilayah mencakup ⅛ khatulistiwa, Jarak terjauh utara-

selatan 1.888 km. Jarak terjauh barat-timur 5.110 km.Terletak diantara 06°

08´ LU - 11° 15´ LS, dan di antara 94° 45´ - 141° 05´ Bujur Timur. Jumlah

luas keseluruhan daratan pulau-pulau yang terpenting 1.849.731 km². Luas

2

lautan ⅔ dari seluruh wilayah. Persebaran penduduk tidak merata, ada yang

padat (Jawa, Madura, dan Bali) dan ada pula yang sangat jarang (Irian

Jaya).Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat adalah

daratan lebih menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan.

Di samping itu pada umumnya wilayah Indonesia adalah subur, kecuali

Kalimantan yang sebagian subur dan sebagian kurang, sedangakan Irian Jaya

pada umumnya kurang subur, kecuali daerah dataran tinggi.

ASEAN dan APEC merupakan bentuk dari kerjasama Internasional.

ASEAN (Association of South East Asia Nations). ASEAN disebut juga

sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa

Asia Tenggara. ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. APEC

(Asia Pacific Economic Cooperation) berdiri pada bulan November 1989 di

Australia. APEC semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di

antara 12 negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,

Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yaitu penulis merumuskan

masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Apa saja komponen-komponen yang mencakup pada wilayah Indonesia?

2. Bagaimana keadaan wilayah, posisi geografi, batas, suku, bangsa, bahasa,

dan agama Indonesia?

3. Bagaimana Konsepsi Geopolitik, Unsur Dasar Geopolitik dan

Implementasi Geopolitik Indonesia?

4. Apakah yang dimaksud dengan ASEAN?

5. Bagaimana Sejarah Berdirinya ASEAN dan apa maksud serta tujuan

berdirinya ASEAN?

6. Apa saja kerjasama ASEAN?

7. Apa saja asas, program dan prinsip ASEAN?

8. Apakah yang dimaksud dengan APEC?

3

9. Bagaimana sejarah berdirinya APEC dan apa faktor-faktor berdirinya

APEC?

10. Apa tujuan kerja sama APEC?

11. Bagaimana keanggotaan, Struktur Organisasi, dan tantangan-tantangan

yang dihadapi oleh APEC saat ini?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui wilayah Indonesia

2. Untuk mengetahui keadaan wilayah, posisi geografi, batas, suku, bangsa,

bahasa, dan agama Indonesia

3. Untuk mengetahui Konsepsi Geopolitik, Unsur Dasar Geopolitik dan

Implementasi Geopolitik Indonesia

4. Untuk mengetahui tentang ASEAN

5. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya ASEAN dan maksud serta tujuan

berdirinya ASEAN

6. Untuk mengetahui kerjasama ASEAN

7. Untuk mengetahui asas, program dan prinsip ASEAN

8. Untuk mengetahui tentang APEC

9. Untuk mengetahui sejarah berdirinya APEC dan faktor-faktor berdirinya

APEC

10. Untuk mengetahui kerja sama APEC

11. Untuk mengetahui keanggotaan, Struktur Organisasi dan tantangan-

tantangan yang dihadapi oleh APEC saat ini

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan makalah ini berguna untuk lebih memahami tentang

Indonesia ASEAN dan APEC. Bagaimana keadaan wilayah, posisi geografi,

batas, suku, bangsa, bahasa, dan agama Indonesia, bagaimana Konsepsi

4

Geopolitik, Unsur Dasar Geopolitik dan Implementasi Geopolitik Indonesia,

sejarah berdirinya ASEAN dan APEC, dan lain-lain.

BAB IIPEMBAHASAN

A. INDONESIA

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis

khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan

terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, Nama alternatif yang biasa

dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada

tahun 2013, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia

dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sekitar 230 juta

meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia

adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah

dan Presiden yang dipilih langsung.

Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan

Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan

dengan Timor Leste di Pulau Timor (mantan bagian provinsi dari indonesia).

Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah

persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India. Sejarah Indonesia banyak

dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah

perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan

Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan

Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada

awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta

berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli

perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra.

Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama

Hindia-Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.

Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan

5

dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode

perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku

bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri

atas bangsa asli pribumi yakni Melayu dan Papua di mana bangsa Melayu yang

terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat.

Berdasarkan bangsa yang lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa

yang termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Deutero dan terbesar dengan

populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan

nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"),

berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat

dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung

tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki

13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni,

yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi

Indonesia terletak pada koordinat 6°LU-11°08'LS dan dari 95°'BT-141°45'BT

serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua

Australia/Oseania.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra

Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan

luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau

Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5

pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas

473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas

189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia

diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta

zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut. Sumber daya alam Indonesia berupa

minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara,

emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar

10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah

6

berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas

45.970 km.

Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah

keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali

pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai

anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia

pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan

anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari

OECD. Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara

Eropa dan juga Asia, itu disebabkan Indonesia sejak zaman dahulu merupakan

negara yang kaya akan hasil alamnya yang melimpah, hingga membuat negara-

negara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya

alamnya untuk pemasukan bagi negaranya. Indonesia menjalankan

pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga

di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan

pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Posisi geografi Indonesia yang strategis dan kaya akan sumber daya alam

(SDA) ternyata mampu menarik pihak-pihak tertentu untuk mengambil

manfaat dari Indonesia. Alam rangka usaha menarik manfaat tersebut, muncul

dalam berbagai bentuk dalam berbagai bentuk upaya kegiatan atau rekayasa

kerjasama dan ancaman yang sangat lembut sampai kasar. Ancaman tersebut

dipercepat efektifitasnya, karena dari dalam tubuh negara Indonesia sendiri

memang sudah mengandung bibit-bibit penyakit yang cukup potensial. Situasi

dan kondisi yang dialami Indonesia akhir-akhir ini bukan terjadi tanpa sebab,

akan tetapi terutama dipengaruhi oleh faktor luar/eksternal yang sengaja

mengkondisikan Indonesia sedemikian rupa, sehingga tersudut dan tidak dapat

berkutik, sehingga dapat dengan mudah didikte. Untuk dapat memahami

permasalahan yang ada di Indonesia, perlu untuk dipahami secara geografi

politik dan geopolitik serta pengertian lain yang berkenaan dengan tujuan,

7

ruang lingkup, dan pendekatan-pendekatan lain yang berkaitan. Lingkup

wilayah dan kepentingan dari negara-negara yang terlibat dalam masalah di

Indonesia sangat luas, pembahasan tentang sikap dan kepentingan berbagai

negara, serta kebijakan luar negeri mereka.

1. Konsepsi Geopolitik Indonesia 

Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan

kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam

ketatanegaraan berdasarkan tiga hal, yaitu bagaimana menyatukan bangsa

dan nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan bangsa yang

majemuk, dan bagaimana menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal

ini atas dasar tiga hal pokok pikiran dalam Pembukan UUD 1945, sebagai

fundamen politik negara.

Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi

maka yang penting adalah manusia yang hidup di atas bumi itulah

berperan sebagai penentu terhadap bumi tempatnya berada, sehingga

geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh faktor-faktor geografis terhadap

ketatanegaraan. Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara

terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan (negara maritim),

dimana ± 65% terdiri atas lautan, sedang ± 35% terdiri atas daratan.

Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau besar dan

kecil yang seluruhnya ± 2.028.087 km². Pulau-pulau yang besar antara lain

Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar

6.044 di antaranya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah ±

5.193.250 km². Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat

adalah daratan lebih menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang

lebih dominan. Di samping itu pada umumnya wilayah Indonesia adalah

subur, kecuali Kalimantan yang sebagian subur dan sebagian kurang,

sedangakan Irian Jaya pada umumnya kurang subur, kecuali daerah

dataran tinggi.

8

2. Unsur Dasar Geopolitik Indonesia

Geopolitik Indonesia sebagai fenomena atau gejala sosial harus

dilihat sebagai gejala dinamis, yang selalu mengusahakan persatuan dan

kesatuan. Persatuan merupakan suatu proses, yaitu usaha ke arah bersatu

untuk menjadikan keseluruhan kearah satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, atau dengan istilah lain sifat-sifat dan keadaan yang sesuai

dengan hakikat satu, yaitu mutlak tidak dapat terbagi dan terpisahkan dari

yang lain. Dan sebagai gejala sosial yang dinamis, geopolitik harus selalu

berkembang terus yang konsisten dan relevan, dengan berlandaskan

konsepsi dasar dan konsepsi pelaksana geopolitik Indonesia.

3. Implementasi Geopolitik Indonesia

Pengaruh letak bumi pada posisi silang terhadap ketatanegaraan bagi

bangsa Indonesia mula pertama terasa penting dan mendesak dengan

menyatukan nusa dan bangsanya dalam rangka usaha mengembangkan

konsepsi ketahanan nasional atau geostrategic Indonesia, mengingat

bangsa Indonesia yang terdiri atas beberapa suku bangsa dan beraneka

budaya serta bermacam-macam agama, maka konsep geopolitik di

Indonesia perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bangsa dan negara.

Konsep geopolitik Indonesia mengingat uraian mengenai perkembangan

wilayah Indonesia dan unsur dasar geopolitik Indonesia, dapat diberi

batasan yang sedikit berbeda dengan semula, namun intinya sama, sebagai

berikut :

Pengetahuan tentang segala sesuatu dengan memanfaatkan letak

geografis negara kepulauan untuk kepentingan-kepentingan

penyelenggaraan pemerintahan nasional yang mengutamakan persatuan

dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang menghormati ke-

bhinekaan kehidupan nasional untuk mencapai tujuan negara.

Batasan tersebut merupakan suatu ajaran tentang geopolitik Indonesia,

9

maka perlu pelaksanaan dan penerapannya. Adapun pelaksanaan

geopolitik Indonesia sejak wawasan nusantara diresmikan oleh MPR

dengan TAP MPR nomor IV tahun 1973, yaitu meliputi empat aspek,

perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi,

perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,

perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan

keamanan. Di samping bangsa Indonesia melaksanakan empat aspek juga

menerapkan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan

militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode

untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam

Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena

tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama

Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan

tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan

masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi

amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel,

Kjellen dan sebagainya.

Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi

terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis

Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap

pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap

Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa

negara melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur

Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, se

Indonesia 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia. Karenanya

sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur

pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka,

Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-

lain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan

latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut

10

sebagai "life line," yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau

perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia,

India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur

vital tersebut oleh negara-negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia.)

Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang

selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti

dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara

memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di

Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia

mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat

memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan

nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai

perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh

Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia

Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia,

maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk

kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan

internasional.

B. ASEAN (Association of South East Asia Nations)

1. Pengertian ASEAN

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia

Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan

dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan

tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thail ASEAN diprakarsai oleh 5

menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia,

Thailand, Filipina dan Singapura. Gedung sekretarian ASEAN berada di

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia.

2. Negara-negara Anggota ASEAN

11

ASEAN didirikan oleh beberapa negara dengan mengirim

perwakilan-perwakilan antara lain:

a) Indonesia, oleh Adam Malik

b) Malaysia, oleh Tun Abdul Razak

c) Thailand, oleh Thanat Koman

d) Filipina, oleh Narsisco Ramos

e) Singapura, oleh R. Rajaratman

Sedangkan terdapat negara-negara lain yang bergabung kemudian ke

dalam ASEAN sehingga total menjadi 11 negara, yaitu :

a) Brunai Darussalam, pada 7 Januari 1984

b) Vietnam, pada 28 Juli 1995

c) Myanmar, pada 23 Juli 1997

d) Laos, pada 23 Juli 1997

e) Kamboja, pada 16 Desember 1998

f) Timor Leste

12

Profil Negara-Negara Anggota ASEAN

Berikut ini adalah Profil singkat Negara-negara yang bergabung dalam ASEAN :

1. INDONESIA

Ibukota                                : Jakarta

Luas Wilayah                      : 1,904,569 km2

Jumlah Penduduk             : 251,160,124 jiwa (estimasi July 2013)

Bahasa                                 : Indonesia

Mata Uang                          : Rupiah (IDR)

Hari Kemerdekaan           : 17 Agustus 1945

Lagu Nasional                    : Indonesia Raya

 

2. Malaysia

Ibukota                                : Kuala Lumpur

Luas Wilayah                      : 329,847 km2

13

Thailand

Ibukota                                : Bangkok

Luas Wilayah                      : 513.120 km2

Jumlah Penduduk              : 67.448.120 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa                                 : Thai

Mata Uang                          : Baht (THB)

Hari Kemerdekaan           : – (tidak pernah dijajah oleh Negara lain)

Lagu Nasional                    : Phleng Chat Thai (National Anthem of Thailand)

 

Filipina

Ibukota                                : Manila

Luas Wilayah                      : 300.000 km2

Jumlah Penduduk             : 105.720.644 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa                                 : Filipino (Tagalog) dan Inggris

Mata Uang                          : Peso (PHP)

Hari Kemerdekaan          : 12 Juni 1898 (dari Spanyol)

Lagu Nasional                    : Lupang Hinirang (Chosen Land)

 

14

Singapura

Ibukota                                : Singapura

Luas Wilayah                      : 697 km2

Jumlah Penduduk              : 5.460.302 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa                                 : Inggris, Melayu, Mandarin dan Tamil

Mata Uang                          : Dolar Singapura (SGD)

Hari Kemerdekaan           : 9 Agustus 1965 (dari Federasi Malaysia)

Lagu Nasional                    : Majulah Singapura

 

Brunei Darussalam

Ibukota                                : Bandar Seri Begawan

Luas Wilayah                      : 5.765 km2

Jumlah Penduduk              : 415.717 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa  Resmi                    : Melayu

Mata Uang                          : Dolar Brunei (BND)

Hari Kemerdekaan            : 1 Januari 1984 (dari Inggris)

Lagu Nasional                     : Allah Peliharakan Sultan

 

15

Vietnam

Ibukota                                : Hanoi

Luas Wilayah                      : 331,210 km2

Jumlah Penduduk             : 92,477,857 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa  Resmi                    : Vietnam

Mata Uang                          : Dong (VND)

Hari Kemerdekaan          : 2 September 1945 (dari Prancis)

Lagu Nasional                    : Tien quan ca (The Song of the Marching Troops)

Laos

Ibukota                                : Vientiane

Luas Wilayah                      : 236,800 km2

Jumlah Penduduk              : 6.695.166 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa  Resmi                   : Lao

Mata Uang                          : Kip Laos (LAK)

Hari Kemerdekaan          : 19 Juli 1949 (dari Prancis)

Lagu Nasional                     : Pheng Xat Lao (Hymn of the Lao People)

16

Myanmar (Burma)

Ibukota                                : Rangoon (Yangon)

Luas Wilayah                      : 676,578 km2

Jumlah Penduduk             : 55.167.330 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa  Resmi                    : Myanmar

Mata Uang                          : Kyat Myanmar (MMK)

Hari Kemerdekaan           : 4 Januari 1948 (dari Inggris)

Lagu Nasional                    : Kaba Ma Kyei (Till the End of the World, Myanmar)

 

Kamboja

Ibukota                                : Phnom Penh

Luas Wilayah                      : 181.035 km2

Jumlah Penduduk              : 15.205.539 jiwa (estimasi Juli  2013)

Bahasa  Resmi                    : Khmer

Mata Uang                          : Riel Kamboja (KHR)

Hari Kemerdekaan          : 9 Nopember 1953 (dari Prancis)

Lagu Nasional                    : Nokoreach (Royal Kingdom)

17

3. Maksud dan Tujuan Berdirinya ASEAN

ASEAN dibentuk untuk mempererat hubungan negara-negara di asia

Tenggara. Selain itu, ada beberapa maksud dan tujuan didirikannya

ASEAN. Berikut adalah maksud dan tujuan ASEAN.

a) Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan

pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara. Hal ini

dilakukan melalui usaha bersama dengan semangat persamaan serta

persekutuan untuk meperkukuh dasar suatu masyarakat bangsa-

bangsa Asia Tenggara yang makmur, aman dan damai.

b) Memperkukuh perdamaian dan stabilitas regional yang menjunjung

tinggi rasa keadilan dan norma hukum dalam hubungan anatara

negara di wilayah Asia Tenggara dan berpegang pada asas Piagam

PBB.

c) Meningkatakan kerja sama aktif dan saling membantu dalam hal

yang menyangkut kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial,

kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.

d) Saling memberi bantuan dalam bentuk latihan dan fasilitas penelitian

dalam bidang pendidikan, keterampilan, teknik dan administrasi.

e) Bekerja sama lebih efektif untuk meningkatkan pemanfaatan usaha

pertanian dan industri, perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas

pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup rakyat.

f) Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.

g) Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisai

regional dan internasional yang ada, yang mempunyai maksud serta

tujuan yang sama, serta bekerja secara erat dan mantap.

18

Dari maksud dan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa ASEAN

didirikan untuk meningkatkan kerja sama antara negara-negara Asia

Tenggara di tiga bidang pokok, yaitu ekonomi, sosial dan budaya.

4. Sejarah Berdirinya ASEAN

Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan

suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas

negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera,

saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020.

ASEAN didirikan berdasarkan deklarasi Bangkok, yang isinya adalah

sebagai berikut:

a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan

perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

b) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

c) Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan

bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik,

d) Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi

regional dan internasional yang ada

e) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan

penelitian di kawasan Asia Tenggara

5. Kerjasama-kerjasama ASEAN

a) Kerjasama Politik Keamanan

Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan,

stabilitas dan perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di

dunia.  Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan

menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan

Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN), Traktat

Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation

/TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di

19

Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia  Nuclear Weapon-Free

Zone/SEANWFZ).

Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum

kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN

Regional Forum (ARF).  Beberapa kerjasama politik dan keamanan:

1) Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana

(Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal

Matters/MLAT);

2) Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN

Convention on Counter Terrorism/ACCT);

3) Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers

Meeting/ADMM) yang  bertujuan untuk mempromosikan 

perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta

kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan;

4) Penyelesaian sengketa Laut China Selatan;

5) Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang

mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat

terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan

senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan

kejahatan ekonomi internasional;

6) Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan

kekonsuleran; serta kelembagaan antar parlemen.

b) Kerjasama Ekonomi

Kerjasama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan

hambatan-hambatan ekonomi dengan cara saling membuka

perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integrasi

ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi mencakup kerjasama-

kerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan

Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA). Beberapa

kerjasama ekonomi adalah:

20

1) Kerjasama di sektor industri yang dilakukan melalui

Kerjasama Industri ASEAN (ASEAN Industrial

Cooperation/AICO);

2) Kerjasama di sektor perdagangan dilakukan dengan

pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA)

melalui pemberlakuan Tarif Efektif Bersama (Common

Effective Preferential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar

produk per produk, baik produk ekspor maupun impor guna

menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara

ASEAN;

3) Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade

Agreement/FTA);

4) Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor

transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan;

5) Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam;

6) Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan;

7) Kerjasama di sektor energi dan mineral;

8) Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan

9) Kerjasama dalam bidang pembangunan.

c) Kerjasama Fungsional

Kerjasama fungsional dalam ASEAN mencakup bidang-

bidang kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu

pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan,

ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan,

pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba,

peningkatan administrasi dan kepegawaian publik. Beberapa

kerjasama fungsional adalah:

1) Kerjasama kebudayaan, penerangan, dan pendidikan, yang

kegiatan-kegiatannya berbentuk workshop dan simposium di

bidang seni dan budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN

21

Youth Camp, ASEAN Quiz, pertukaran kunjungan antar

seniman ASEAN, pertukaran berita  melalui tv, penyiaran

berita dan informasi mengenai ASEAN melalui radio-radio

nasional, Student Exchange Programme ASEAN, dan

pembentukan ASEAN University Network (AUN).

2) Kerjasama pembangunan pedesaan dan pengentasan

kemiskinan.

3) Kerjasama kesehatan, ketenagakerjaan, serta kerjasama

pembangunan dan kesejahteraan sosial.

4) Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup

dan bencana alam.

5) Kerjasama sumber daya manusia yang mencakup bidang

pemajuan wanita, pemuda, penanggulangan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

dan obat-obat terlarang (P4GN), pengelolaan Yayasan

ASEAN, serta bidang kepegawaian dan administrasi.

6. Asas ASEAN

Asas dari (pembentukan) ASEAN meliputi 6 hal, yakni:

a) Saling menghormati kedaulatan kemerdekaan, persamaan derajat dan

identitas nasional semua bangsa;

b) Hak hidup bebas setiap negara, bangsa, tidak ada campur tangan

pihak luar, subversi atau paksaan;

c) Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain;

d) Penyelesaian sengketa dengan cara damai;

e) Tidak melakukan ancaman atau kekerasan terhadap negara anggota

lain;

f) Mengadakan kerja sama yang efektif di antara negara anggota.

22

7. Program ASEAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan ASEAN, maka dilaksanakan

beberapa program. Program-program tersebut antara lain terdiri atas:

a) KTT (Konferensi Tingkat Tinggi), yakni pertemuan para kepala

pemerintahan negara-negara anggota ASEAN.

b) Sidang Tahunan para menteri luar negeri negara-negara anggota

ASEAN.

c) Sidang Tahunan para menteri ekonomi dan non ekonomi negara-

negara anggota ASEAN.

8. Prinsip Utama ASEAN

Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:

a) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas

wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara.

b) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas

daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar.

1) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara

anggota

2) Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai

3) Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan

4) Kerjasama efektif antara anggota

C. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

1. Sejarah Singkat APEC

APEC berdiri pada bulan November 1989 di Australia. APEC

semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di antara 12

negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,

Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Gagasan

pembentukan APEC diusulkan oleh Perdana Menteri Australia saat itu,

yaitu Bob Hawke yang dilatarbelakangi oleh kondisi ketidakpastian

23

perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Oleh sebab itu, perlu

adanya forum nonformal untuk membicarakan liberalisasi perdagangan

dan investasi.

2. Faktor-faktor Terbentuknya APEC

Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya APEC adalah sebagai

berikut.

a) Bayangan akan gagalnya putaran Uruguay yang dikhawatirkan akan

meningkatkan proteksionisme.

b) Munculnya kelompok-kelompok perdagangan, seperti NAFTA

(Amerika) dan AFTA (ASEAN).

c) Perubahan politik dan ekonomi di Rusia dan Eropa Timur.

d) Adanya pemikiran bahwa kemajuan perekonomian suatu negara

dapat tercapai bila didorong oleh pasar ke arah integrasi ekonomi

baik regional maupun internasional.

Empat tahun sesudah APEC berdiri presiden Clinton mengambil

inisiatif untuk mengadakan pertemuan para pemimpin negara APEC di

Blake Island, dekat Seattle (Amerika Serikat) pada tahun 1993. Pertemuan

ini kemudian diikuti dengan pertemuan APEC di Bogor dan Jakarta

(Indonesia) pada tahun 1994 yang melahirkan deklarasi "Kerangka Kerja

Pembangunan Sumber Daya Manusia", pernyataan bersama tingkat

menteri, deklarasi tekad bersama para pemimpin ekonomi APEC tentang

liberalisasi perdagangan bebas di kawasan Asia pasifik sampai tahun 2020.

Pada tahun 1995, pertemuan APEC diadakan di Osaka, Jepang. Pertemuan

ini menghimbau para anggota untuk membuat rencana konkrit

pengurangan hambatan dan pembatasan di bidang perdagangan dan

ekonomi. Akhirnya, rencana konkrit negara anggota ditagih pada

pertemuan APEC di Pilipina pada tahun 1996.

24

3. Tujuan Kerjasama APEC

Adapun tujuan kerjasama APEC sebagai berikut.

a) Menjalin kerja sama ekonomi antarbangsa di Asia Pasifik yang

semakin erat atas dasar saling menguntungkan.

b) Meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama.

c) Memperkuat kemampuan masing-masing dan kemampuan

anggotanya untuk memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk

dalam forum multilateral yang lebih luas.

4. Keanggotaan APEC

Pada mulanya APEC memiliki 12 negara anggota, yakni Indonesia,

Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunai Darusalam, Amerika

Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan. Baru kemudian saat konferensi

tingkat menteri di Soul pada tahun 1991, negara RRC, Taiwan, dan

Hongkong menjadi anggota APEC. Pada saat pertemuan Seatle (Amerika

Serikat) anggota APEC bertambah menjadi delapan belas anggota dengan

masuknya negara Meksiko, Papua Nugini, Chili. Anggota-anggota APEC

menjalin kerja sama melalui dialog-dialog yang dilakukan melaui

pertemuan-pertemuan rutin. Ada dua jenis pertemuan dialog di dalam

APEC, yaitu AELM dan KTM. AELM kepanjangan dari APEC Leaders

Meeting adalah forum pertemuan para pemimpin ekonomi APEC yang

juga merupakan Pertemuan Tahunan Kepala Negara APEC. AELM I

diselenggarakan di Seatle, Amerika Serikat Tahun 1993. AELM II di

Bogor, Indonesia 15 November 1994, AELM III di Osaka, Jepang tahun

1995.  Selain melalui pertemuan tingkat kepala negara, masing-masing

pihak di dalam APEC juga mengadakan pertemuan lewat delegasi menteri-

menteri. Sejak terbentuknya APEC pada bulan November 1989, APEC

setidaknya telah mengadakan enam kali KTM.

25

Pertemuan-pertemuan ini dijadikan wadah bagi anggota-anggota

APEC untuk memperkuat level kerja sama di antara mereka, yang terdiri

dari tiga level kerja sama yaitu:

a) Kerja sama untuk menciptakan perdagangan bebas dan arus investasi

yang lebih lancar di kawasan Asia Pasifik

b) Program kerja penunjang perdagangan

c) Kerja sama etnik/budaya

5. Struktur Organisasi APEC

Struktur APEC terdiri dari KTM, SOM, Komite Perdagangan dan

Investasi (CTI), Komite Anggaran dan Administrasi (BAC) dan Kelompok

Ad-hoc mengenai ETI.

Secara khusus mengenai CTI, Komite Perdagangan dan Investasi ini

mempunyai 10 program kerja yaitu:

a) Dialog kebijaksanaan perdagangan

b) Kepabeanan

c) Tarif

d) Investasi

e) Segi administrasi dari akses pasar

f) Standar dan konfirmasi

g) Pengusaha kecil dan menengah

h) Isu tambahan lainnya, seperti isu terorisme

6. Tantangan-tantangan yang dihadapi Oleh APEC Saat Ini  

Sejak berdirinya APEC, badan kerjasama ekonomi ini telah

menghadapi berbagai macam tantangan. Di antara tantangan-tantangan

tersebut adalah masalah dominasi AS dalam APEC, pergeseran misi APEC

dan perpecahan dalam APEC. Dalam penjelasan berikut ini, penulis akan

menguraikan setiap tantangan tersebut secara rinci. 

26

a) Dominasi AS di Dalam APEC

AS dengan kebijakan politik luar negerinya yang

mengedepankan power selalu berusaha menjadi controller dalam

berbagai forum kerjasama internasional, termasuk dalam APEC.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2003 di Bangkok,

Thailand, pada tanggal 20 Oktober, 2003, isu nuklir Korea Utara,

terorisme, dan kegagalan pembahasan sistem perdagangan dunia

mendominasi hari pertama. Fakta ini membuktikan dominasi

Amerika Serikat atas penyusunan topik yang dibahas di APEC.

Bahkan sebelum pelaksanaan KTT tersebut, AS sudah mengambil

langkah-langkah awal untuk memantapkan dominasinya di APEC.

Dalam tur Asia sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) George

Walker Bush telah mencanangkan penekanan isu terorisme di forum

Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).

Sebelum tiba di Bangkok, Bush mendarat di Tokyo, kemudian

di Filipina, dengan tujuan menggalang dukungan Asia untuk

membasmi terorisme. Misi Bush yang lain adalah meraih dukungan

soal rekonstruksi di Irak. Bush juga sudah menekankan bahwa dalam

pertemuan puncak APEC dia akan menekankan "dunia ini masih

berbahaya”. Dominasi AS juga nampak sekali dalam usulan mereka

untuk membahas masalah nilai tukar Yuan (mata uang Cina). Dalam

pertemuan bilateral selama masa KTT APEC 2003, Bush dan

Presiden Cina Hu Jintao setuju untuk menunjuk para ahli

membentuk panel. Tujuannya, menjajaki tentang bagaimana Beijing

bisa membuat nilai yuan dapat mendekati nilai pasar.

b) Pergeseran Misi APEC

Dalam KTT-KTT APEC akhir-akhir ini, pembahasan APEC

tidak lagi terfokus pada masalah-masalah ekonomi, akan tetapi justru

berkisar pada isu-isu non-ekonomi. Ini merupakan bukti nyata bahwa

karena dominasi AS di APEC maka misi APEC telah mengalami

27

pergeseran. Anggota-anggota APEC sendiri banyak yang telah

menyadari pergeseran misi APEC tersebut di atas. Menanggapi

pergeseran misi ini, sejumlah anggota forum APEC merasa

keberatan karena persoalan keamanan telah mengurangi penekanan

APEC terhadap perekonomian dan isu perdagangan. Topik non-

ekonomi juga mengurangi fokus pembahasan pada penghidupan

kembali sistem perdagangan multilateral yang gagal pada pertemuan

di Cancun, Meksiko, awal September 2003.

Mahathir Mohamad, yang pada tahun 2003 masih menjabat

sebagai Perdana Menteri Malaysia mengatakan, bahwa APEC

dibentuk sebagai satu kelompok kerja sama ekonomi. Itulah

sebabnya Malaysia dan beberapa anggota APEC tidak setuju

pengabaian isu ekonomi dengan mengutamakan isu keamanan,

militer, atau politik yang bukan merupakan misi APEC. Untuk

menjaga supaya APEC kembali pada misi awalnya, beberapa

pemimpin negara anggota APEC mencoba mendesakkan

pembahasan isu ekonomi dalam pertemuan-pertemuan APEC.

Mereka menekankan pentingnya menciptakan peraturan global

perdagangan untuk menghasilkan pertumbuhan yang berimbang.

Mereka meminta agar agenda pembahasan perdagangan didorong,

termasuk oleh APEC.

c) Perpecahan Dalam APEC

Perpecahan dalam tubuh APEC semakin kelihatan nyata. Pada

KTT APEC 2003 saja terdapat dua hal penting yang

mengindikasikan adanya perseteruan dan perpecahan dalam tubuh

APEC. Seperti biasanya, di sela pertemuan APEC 2003, Amerika

Serikat mengeluarkan pernyataan-pernyataan diplomatic yang dapat

membahayakan kesatuan anggota-anggota APEC. Dalam KTT

APEC 2003, lewat Condoleezza Rice, yang waktu itu menjabat

sebagai Penasihat Keamanan Nasional Bush, AS mengecam PM

28

Malaysia. Kecaman ini dilontarkan AS sehubungan dengan

pernyataan Mahathir pada KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI)

bahwa Yahudi mengatur dunia secara tidak langsung. AS

mengatakan, pernyataan Mahathir seperti itu bukan hanya terjadi

sekali, tetapi sudah beberapa kali dan AS tidak dapat mentolerir

pernyataan racist semacam itu. Tentu saja pernyataan AS ini

menciptakan suatu perseteruan diplomatic antara AS dan Malaysia.

Bila hal ini dibiarkan saja, besar kemungkinan bahwa keharmonisan

antar anggota APEC dapat terganggu. Bukan hanya menyerang

Malaysia, AS juga menyerang junta militer di Myanmar dalam KTT

APEC 2003. AS mengecam keras penahanan pejuang demokrasi

Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan kegagalan Myanmar

memperkenalkan demokrasi. Kecaman ini sudah pasti membuat

pihak Myanmar berang dan makin menjaga jarak dengan AS.

Ketika pertemuan para pemimpin APEC berlangsung di

Santiago, para pebisnis dan ekonom di Asia Pasifik mengkritik

APEC sebagai suatu forum kerjasama yang tidak mengalami

kemajuan yang berarti terutama dalam enam tahun terakhir. Bahkan

dalam usianya yang sudah 19 tahun, APEC dinilai terancam pecah.

Niat APEC untuk mengurangi hambatan pada aliran perdagangan

dan investasi tidak memperlihatkan gerakan. Menurut ekonom

terpandang AS, APEC sedang berubah ke sistem perdagangan global

yang terbagi tiga (tripolar global trading system). Hal itu menjadi

ancaman bagi kesatuan APEC dan bertentangan dengan semangat

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Potensi keterpecahan APEC itu diutarakan ekonom AS, Dr

Fred C Bergsten. Pada awal 1990-an, Bergsten merupakan bagian

kelompok terkemuka (eminent persons group/EPG), yang

membidani perkembangan APEC. Dia mengatakan, APEC kini

tampaknya lebih tumpul. Liberalisasi Sukarela Sektoral Secara Dini

(The Early Voluntary Sectoral Liberalization)-diprakarsai oleh AS

29

untuk membuat APEC segera mengurangi hambatan perdagangan

dan investasi di sektor tertentu-gagal terrealisasi karena penolakan

Jepang.

30

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Indonesia

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis

khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan

terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Indonesia adalah negara

kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil,

sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar

khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada

koordinat 6°LU-11°08'LS dan dari 95°'BT-141°45'BT serta terletak di

antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Wilayah

Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan

Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas

perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau

Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri

dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan

luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan

luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah

Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12

mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut.

2. ASEAN (Association of South East Asia Nations)

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia

Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan

dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan

tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri

luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia,

31

Thailand, Filipina dan Singapura. Gedung sekretarian ASEAN berada di

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia.

3. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

APEC berdiri pada bulan November 1989 di Australia. APEC

semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di antara 12

negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,

Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Gagasan

pembentukan APEC diusulkan oleh Perdana Menteri Australia saat itu,

yaitu Bob Hawke yang dilatarbelakangi oleh kondisi ketidakpastian

perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Oleh sebab itu, perlu

adanya forum nonformal untuk membicarakan liberalisasi perdagangan

dan investasi.

B. SARAN

1. Sebagai warga Indonesia kita harus selalu menjaga keharmonisan dengan

negara-negara lain misalnya yaitu mengadakan hubungan-hubungan

kerjasama dengan negara lain.

2. Bangsa Indonesia seharusnya terus menambah hubungan internasionalnya

dengan negara lain agar negara kita mendapatkan dukungan baik moril

maupun materiil dalam membangun negara ini.

3. Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu

kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu

sendiri. Karena bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari

bangsa kita sendiri. Selain itu, sebagai Negara anggota ASEAN yang

terbesar, kita harus lebih menunjukkan partisipatif kita dalam mewujudkan

tujuan tersebut.

32

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buzan, Barry. 1998. Dalam Asia-Pacific In The New Worl Order. Hal. 68.

London: Routledge.

Djamin, Safril. 1993. Mengenal Lebih Jauh ASEAN dan anggota-anggotanya.

Klaten: Intan Perwira.

Hurrel, Andrew. 1995. “Regionalism In Theoretical Perspective” in the book of

Regionalism In World Politics. Hal. 56. New York: Oxford University

Press, Inc.

Kartodidjo, Sartono. 1988. Ringkasan Geografi. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Key Indicators Database and Bilateral Linkages Database November 2011. Stats

APEC 2011.

Kompas, 17 November, 2004: “Ekonom Memperingatkan APEC Yang Kian

Terancam Perpecahan”.