Makalah Kelapa Sawit

28
PENGARUH PERBEDAAN SUATU VARIETAS DAN PENAMBAHAN PUPUK K DAN ADANYA INTERAKSI VARIETAS DENGAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L. ) LAPORAN UMUM NICKY NUARY HARAHAP NIM : 0709008342 NPM : 7107070043 PROGRAM STUDI : AGOEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

Makalah ini berupa makalah tambahan untuk kelapa sawit dan dapat dijadikan bahan tambahan

Transcript of Makalah Kelapa Sawit

PENGARUH PERBEDAAN SUATU VARIETAS DAN PENAMBAHAN PUPUK K DAN ADANYA INTERAKSI VARIETAS DENGAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENGARUH PERBEDAAN SUATU VARIETAS DAN PENAMBAHAN PUPUK K DAN ADANYA INTERAKSI VARIETAS DENGAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L. )

LAPORAN UMUM

NICKY NUARY HARAHAP

NIM : 0709008342

NPM : 7107070043

PROGRAM STUDI : AGOEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 10

KATA PENGANTARDengan rahmat Allah SWT akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Makalah ini berjudul Pengaruh Perbedaan Suatu Varietas Dan Penambahan Pupuk K dan Adanya Interaksi Varietas Dengan Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Jagung ( Zea Mays L. ) Pembuatan laporan ini karena merupakan salah satu syarat untuk mengikuti respon dan Practical Test Perancang Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan.

Memanfaatkan kesempatan yang diberikan, izinka saya untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Basyarudin, MS sebagai Dosen Pembimbing Praktikum serta Asisten Laboratorium Perancang Percobaan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah ini.Mencapai kesempurnaan hal yang mustahil, tetapi mencoba untuk lebih baik sangat baik untuk dilakukan. . Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran sangat diharapkan demi pembuatan makalah yang lebih baik lagi.Medan, 10 Desember 2009

Penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guieensis Jacq) adalah suatu jenis palma yang sangat dikenal sebagai tanaman penghasil minyak nabati tertinggi per satuan luas (per hektar). Ada dua macam minyak yang dihasilkan, yaitu minyak sawit dan minyak inti.

Kegunaan dari minyak-minyak yang diperoleh dari buah kelapa sawit adalah untuk minyak goring, margarine, sabun glycerine, industri logam, industri tekstil, detergen, dan sebagainya. Selain minyak ada beberapa hasil sampingan lain seperti bungkil inti sawit (palm kernel chips), pellet amplas inti sawit (palm kermerl pellets), arang tempurung (charcoal) dan pupuk abu (ash) (BPPM, 1998).

Dewasa ini bannyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengembangkan arealnya di tanah gambut. Sifat-sifat tanah gambut yang spesifik menyebabkan usaha perkebunan kelapa sawit di tanah gambut memerlukan pengelolaan tanah dan tanaman yang agak berlainan dibandingkan di tanah mineral.

Hutan rawa gambut yang luas berkisar antara 16-17 juta hektar tersebar luas di berbagai pulau, terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya (Rudjai, 1998). Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda pula, sehingga sampai seberapa jauh interaksi antara genetik dengan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketuhui dalam program pemuliaan tanaman ataupun dlam rangka pengembangannya. Interaksi G x E banyak dikaitkan dengan kemampuan adaptasi yang dimiliki suatu individu atau populasi tanaman pada lingkungan tertentu (Mangoendijojo, 2000).

Jika perbedaan antara dua individu yang mempunyai dua faktor lingkungan yang sama diukur, maka perbedaan ini berdasarkan variasi genotip kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama para pemulia tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat menghasilkan varietas baru yang lebih baik (Welsh, 1991).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui performansi (keragaan) beberapa varietas tanaman kelapa sawit pada media tanam tanah gambut di pre-nursery dengan komponen analisis meliputi nilai heratabilitas, variabilitas genetik serta analisis korelasi.

Tujuan

Untuk melihat pengaruh perbedaan suatu varietas dan penambahan pupuk K dan adanya interaksi varietas dengan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung ( Zea mays L )Hipotesis

Adanya indikasi pengaruh penambahan pupuk K dan adanya interaksi varietas dengan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.

Kegunaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Practical Test

2. Sebagai pembelajaran awal untuk menyusun skripsi dengan menggunakan metode penelitian rancangan percobaan3. Untuk melihat respon pertumbuhan tanaman dengan menggunakan pupuk KCl dari masing masing perlakuan TINJAUAN PUSTAKA

Sistimatika tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Liliopsida Ordo : ArecalesFamilia : ArecaceaeGenus Elaeis Jacq.Species : Elaeis guineensis, Elaeis oleiferaKelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.

Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari

Dura,

Pisifera, dan

Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.Morfologi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq. )

Akar

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.Batang

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Batang kelapa sawit terbentuk dari susuna pelepah-pelepah yang mengeliling. Batang sawit memiliki struktur yang hampir sama dengan kelapa biasa yang menjulang keatas dengan diameter yang hampit sama besar diri pangkal hingga ujung batang serta batangnya tidak bercabang.Daun

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung intiBiji Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Iklim

Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.Media Tanam

Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan dengan ketinggian 25 m di atas permukaan laut.

Bahan dan Alat

Bahan :

Benih Jagung varietas Vanessa

Benih Jagung varietas Sweet Boy

Pupuk ZA

SP 36

KCl

Fungisida Dithane M 45

Alat :

Cangkul

Parang

Patok

Benang Nilon

Meteran

Kalkulator

Papan Ulangan, Papan Perlakuan dan Papan Percobaan

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) Faktorial dengan 2 perlakuan1. Faktor Varietas Tanaman Jagung terdiri dari 3 taraf :

V1= Vanessa

V2= Sweet Boy

2. Faktor Pemberian Pupuk KCl dengan 5 taraf yaitu

K0= 0 gram / tanaman

K1= 2,5 gram / tanaman

K2= 5 gram / tanaman

K3= 7,5 gram / tanaman

K4 = 10 gram / tanaman

Jumlah kombinasi perlakuan adalah 2 x 5 = 10 perlakuan yaitu :V1K0

V2K0V1K1

V2K1V1K2

V2K2V1K3

V2K3V1K4

V2K4Jumlah Ulangan

= 3 Ulangan

Jumlah Plot Percobaan Seluruhnya

= 30 Plot

Jumlah Tanaman Sampel / Plot

= 5 Tanaman

Jarak Tanam

= 75 cm x 50 cm

Ukuran Plot

= 2 cm x 2,25 cm

Jarak antar Plot

= 50 cm

Jarak antar Ulangan

= 100 cm

Dengan model rancangan :

Yijk=

Dimana :

i = ulangan

j = taraf pupuk makro cair

k= taraf pupuk mikro cair

= nilai rata-rata umum

i = pengaruh blok ke-i

Mj= pengaruh pemberian pupuk makro cair

Nk= pengaruh pemberian pupuk makro cair

(MN)jk= pengaruh interaksi pembberian pupuk makro yang ke-j dan perlakuan pupuk

makro dan taraf ke-j dari pupuk mikro cair dan ulangan ke-k.

ijk = pengaruh galat pada satuan percobaan taraf ke-I dari perlakuan pupuk

makro dan taraf ke-j dari pupuk mikro cair dan ulangan ke-k.

Perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peubah yang diamati dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Cromez and Gomez, 1995).

Pelaksanaan Penelitian

Pembibitan

PenyemaianKecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.

Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.

Pemeliharaan Pembibitan

Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :

Pupuk Makro

> 15-15-6-4Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)

> 12-12-17-2Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).

> 12-12-17-2Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)

> POC NASAMulai minggu ke 1 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Teknik PenanamanPenentuan Pola Tanaman

Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

Cara Penanaman

Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. Pemeliharaan TanamanPenyulaman dan Penjarangan

Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.

PenyianganTanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

PemupukanAnjuran pemupukan sebagai berikut :Pupuk Makro

Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 225 kg/ha1000 kg/ha

TSP1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 48 & 60 115 kg/ha750 kg/ha

MOP/KCl1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst200 kg/ha1200 kg/ha

Kieserite1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst75 kg/ha600 kg/ha

Borax1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst20 kg/ha40 kg/ha

POC NASAa. Dosis POC NASA mulai awal tanam :0-36 bln2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali

>36 bln3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 4 bulan sekali

b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASATahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohonTahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohonCatatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat

Pemangkasan DaunTerdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:a. Pemangkasan pasirMembuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.b. Pemangkasan produksiMemotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.c. Pemangkasan pemeliharaanMembuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

Kastrasi Bunga

Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

Penyerbukan Buatan

Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.a. Penyerbukan oleh manusia

Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.Cara penyerbukan:

1. Bak seludang bunga.

2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit

Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti)

meningkat sampai 30%.

Hama dan PenyakitHamaa. Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Ulat Setora

Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

Penyakita. Root Blast

Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan

pengunaan Natural GLIO.

b. Garis Kuning

Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.

c. Dry Basal Rot

Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.

Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .Lampiran 1

Bagan Perlakuan

I

II

III

a

bc

d

U

S

Keterangan :

a = Panjang Plot ( 200 cm )b = Lebar Plot ( 225 cm )

c = Jarak antar ulangan

d. = Jarak antar baris

e. = Tinggi bedengan ( 5 cm )V = Varietas

V1 = Jagung Manis Vanessa

V2 = Jagung Manis Sweet Boy

K = Perlakuan Pupuk K

K0 = Kontrol

K1 = Dosis 2,5 gram / tanaman

K2 = Dosis 5,0 gram / tanaman

K3 = Dosis 7,5 gram / tanaman

K4 = Dosis 10 gram / tanamanLampiran 1

Bagan Plot

V1K0

U

S

Keterangan :

= Tanaman Jagung ( Zea mays L. )

= Tanaman Sampel DAFTAR PUSTAKAAAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung.

Palangkaraya. Departemen Pertanian.

Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran Jagung &

Kedelai di Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

V1K1

V1K2

V1KO

V1K2

V1K1

V1K3

V1KO

V2KO

V2KO

V1K4

V2K2

V1K4

V1K3

V2K3

V2K2

V2K4

V2K4

V2K4

V2K2

V1K1

V2K1

V2KO

V2K1

e

V2K1

V2K3

V1K0

V1K2

V1K4

V1K3

V2K3

5

4

3

1

2

_1316097078.unknown

_1316097115.unknown

_1316097263.unknown

_1314645278.unknown