Makalah Keamanan Wireless

34
Keamanan Jaringan Lokal Nirkabel Wireles LAN Mohamad Ridwan

description

wireless

Transcript of Makalah Keamanan Wireless

Page 1: Makalah Keamanan Wireless

Keamanan Jaringan Lokal Nirkabel Wireles LAN

Mohamad Ridwan

Page 2: Makalah Keamanan Wireless

Pendahuluan

Teknologi jaringan nirkabel sebenarnya terbentang luas mulai dari komunikasi suara

sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan pengguna untuk membangun koneksi

nirkabel pada suatu jarak tertentu. Ini termasuk teknologi infrared, frekuensi radio dan lain

sebagainya. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk di dalamnya

adalah komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler, tablet PC dan lain sebagainya.

Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna bergerak

bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para

pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara,

kafe, kereta api dan tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna dapat terhubung ke desktop

mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA-nya.

Saat ini di kota – kota besar di Indonesia sudah banyak yang menggunakan jaringan

wireless LAN. Biasanya WLAN banyak ditemukan di Lobi – lobi hotel, Café, Restoran,

Universitas, dan lain – lain. Konfigurasi jaringan WLAN adalah terdiri dari akses point yang

dihubungkan ke pengguna melalui media udara seperti yang terlihat pada gambar 1.

Page 3: Makalah Keamanan Wireless

Apa Itu WLAN?

Wireless Local Area Network yang biasa disingkat WLAN adalah jaringan komputer yang

menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi data, Informasi (data) ditransfer dari

salah satu komputer ke komputer lain menggunakan gelombang radio. WLAN sering disebut

sebagai LAN Nirkabel atau jaringan nirkabel serta ada juga yang mengatakan wireless.

WLAN menjadi teknologi alternatif dan relatif murah untuk diimplementasikan di Indonesia,

kondisi ini terjadi karena mahalnya infrastruktur kabel telepon dan masih dikuasai oleh satu

lembaga. Teknologi WLAN yang menjadi pertimbangan adalah perangkat yang bekerja di

frekuensi 2.4GHz atau disebut sebagai pita frekuensi ISM (Industrial, Scientific and Medical).

Frekuensi ini secara internasional dibebaskan atau unregulated, terkecuali di Indonesia saat

ini sedang dibuat aturannya. Semoga saja tidak menyimpang jauh dari aturan internasionalnya

sendiri.

Dulu WLAN dianggap sebagai ”barang eksklusif” karena pada sat itu harga peralatan untuk

jaringan WLAN ini masih sangat mahal. Namun sekarang sudah mulai berubah WLAN sudah

dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hampir setiap toko komputer menyediakan peralatan

wireless dengan harga yang terjangkau. Saat ini bahkan sedah banyak ISP (Internet Service

Provider) yang menggukana jasa layanan akses internet menggunakan teknologi wireless.

Sejarah Wireless

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculanya peralatan berbasis

gelombang radio,seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, ponsel dan peralatan

radio lainya. Disamping itu adanya kebutuhan untuk menjadikannya komputer sebagai barang

yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digunakan dengan jaringan yang sudah ada. Hal ini

yang mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Tahun 1990-1991:

Page 4: Makalah Keamanan Wireless

Akhir tahun 1991 seorang benama Vic Hayes dari belanda (yang akhirnya disebut sebagai

bapak WI-FI) menemukan teknologi jaringan tanpa kabel atau yang sering disebut Wireless

atau WIFI yang kemudian pada tahun 1991 di perusahaan yang bernama NCR

Corporation/AT&T yang kemudian berubah namanya menjadi Lucent & Agere system

dikembangkan jaringan nirkabel yang diberi nama WaveLAN, kecepatan tranfer datanya

hanya 1-2 Mbps.

Tahun 1997 :

Sebuah lembaga independen bernama IEEE(Institute of Elektrical and Elektronics Engineers)

yang anggotanya terdiri dari insinyur dan perusahaan-perusahaan komputer dan jaringan

diantaranya Sisco,Microsoft,dan Apple membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang

diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi

2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Standart tersebut

dibuat untuk mendukung akses LAN tanpa kabel.Namun sayangnya, peralatan yang mengikuti

spesifikasi 802.11 kurang bisa diterima di pasar. Througput sebesar ini dianggap kurang

memadai untuk aplikasi multimedia dan aplikasi kelas berat lainnya.

Juli 1999 :

Pada bulan juli tahun 1999 IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru yang bernama

802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.

Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3

10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada

frekuensi 2,4Ghz. Namun masih ada kekurangan pada peralatan wireless yang bekerja pada

frekuensi ini yaitu kemungkinan terjadinya interferensi dengan peralatan-peralatan lain

yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi yang sama. Contohnya : cordless

phone, microwave oven

Disaat yang hampir bersamaan, IEEE kemudian membuat spesifikasi 802.11a yang

menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, mendukung kecepatan

transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Akan tetapi Gelombang radio yang

dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus penghalang seperti dinding dan

Page 5: Makalah Keamanan Wireless

lain sebagainya. Jarak jangkau gelombang radio pun relatif lebih pendek dibandingkan

802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini sudah

cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar

tersebut.

Tahun 2002 :

Tahun 2002 IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b

dan 802.11a. Spesifikasi baru ini diberi kode 802.11g, bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan

kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan

802.11b sehingga bisa saling dipertukarkan. Misalkan sebuah komputer yang menggunakan

kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b dan sebaliknya

Di bawah ini terdapat Daftar spesifikasi dari 802.11

Standar Keterangan

802.11 Standar WLAN yang pertama, dibuat pada tahun 1997, Kecepatan tranfer

data teoritis maksimal 1 s.d 2 Mbps

802.11a Dibuat tahun 1999 menggunakan frekuensi 5 GHz, dan kecepatan tranfer

data teoritisnya maksimal 54 Mbps

802.11b Dibuat tahun 1999 menggunakan frekuensi 2,4 GHz, dan kecepatan tranfer

data teoritisnya maksimal 11 Mbps

802.11c Merupakan standart yang digunakan untuk keperluan pengaturan koneksi

bridge,, sekarang 802.11c telah diubah menjadi 802.1

802.11d Dibuat tahun 2001 , digunakan untuk pengaturan untuk spectrum sinyal.

802.11e Dukungan Qos (Quality of Service) pada protocol WLAN

802.11f Dibuat tahun 2003 merup;mebngkvbnypp.nxl ,0

802.11g Dibuat tahun 2003 menggunakan frekuensi 2.4 GHz, dan kecepatan tranfer

data teoritisnya maksimal 54 Mbps

802.11h Dibuat tahun 2003 merupakan pengembangan 802.11a dengan dukungan

regulasi yang diterapkan Negara eropa dan asia pasifik

802.11i Dibuat tahun 2004 pengembangan 802.11 dengan dukungan sekurity

802.11j Dibuat tahun 2004 pengembangan sinyal 5Ghz dengan dukungan regulasi

Page 6: Makalah Keamanan Wireless

yang diterapkan oleh Negara Jepang

802.11k Masih dalam tahap pengembangan. Merupakan spesifikasi yang digunakan

untuk system manajemen WLAN

802.11l Dukungan kemampuan security pada WLAN. Spesifikasi ini akhirnya

dibatalkan oleh IEEE,

karena dapat menimbulkan kebingungan (sudah didefinisikan pada

802.110

802.11m Untuk keperluan pemeliharaan dokumentasi seluruh keluarga 802.11

802.11n Sampai saat ini masih dalam pengembangan. Ditujukan untuk WLAN

dengan kecepatan transfer data 108 Mbps.

Jenis-Jenis Wireless :

Ada beberapa Jenis yang cukup populer berkaitan dengan wireless, yaitu :

1 Wi-Fi atau WiFi

Wi-Fi atau wireless Fidelity adalah nama lain yang diberikan untuk produk-produk

yang mengikuti spesifikasi 802.11. Sebagaian besar pengguna komputer lebih

mengenal Wi-Fi card/adapter dibanding dengan 802.11 card/adapter. Wi-Fi

merupakan merek dagang dan lebih populer dibanding kata ”IEEE 802.11”. Ada juga

yang mengatakan bahwa istilah Wi-Fi hanya untuk peralatan yang mendukung

spesifikasi IEEE 802.11b. Karena didasari banyaknya produk yang dibuat mengikuti

standart 802.11b dan istilah Wi-Fi digunakan ketika 802.11b dibuat.

Wi-fi Hardware

Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa : PCI

USB PCMIA Compact Flash

Page 7: Makalah Keamanan Wireless

2 Channel

Banyaknya pita frekuensi seperti sebuah jalan, dan channel seperti jalur-jalur pemisah

pada jalan tersebut. Peralatan 802.11a bekerja pada frekuensi 5,15 -5,875 Ghz.

Sedangkan pada peralatan 802.11b dan 802.11g bekerja pada frekuensi 2,4 –

2,497Ghz. Jadi 802.11a menggunakan pita frekuensi lebih lebar dibanding 802.11b

atau 802.11g. Semakin lebar pita frekuensi , semakin banyak channel yang tersedia.

Agar dapt saling berkomunikasi setiap peralatan wireless harus menggunakan

channel yang sama. Pengguna dapat mengatur nomor channel saat intalasi driver.

3 MIMO

MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO

dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Secara teknis MIMO lebih unggul

dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Kecepatan transfer data sebesar 108

Mbps. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yang ada di

setiap sudut ruangan.

4 WEP

WEP (Wired Equivalent Privacy) merupakan salah satu feature keamanan/sekuriti

yang bersifat built in pd peralatan Wi-Fi. Keamanan merupakan masalah yang cukup

serius bagi pengguna Wi-Fi akibat gelombang radio yang dipancarkan adapter Wi-Fi

dapat diterima oleh semua peralatan Wi-Fi yang ada di sekitarnya. Maka kondisi ini

sangat rawan, karena informasi dapat ditangkap dengan mudah. Untuk itu Wi-Fi

dibuat beberapa jenis enkripsi: 40 bit,64 bit, 128 bit, dan 256 bit. Penggunaan WEP

akan menignkatkan keamanan data yang ditransfer meskipun konsekuensinya adalah

penurunan throughput data.

Page 8: Makalah Keamanan Wireless

5 SSID

SSID merupakan singkatan dari Service Set Identifier. Sebuah SSID memiliki fungsi

untuk menamai sebuah jaringan wireless yang dipancarkan dari sebuah AP. Sistem

penman ini adalah system control per tama sebuah jaringan wireless. Maksudnya,

dengan diberikannya sebuah name, make penguin yang n bergabung dalam jaringan

tersebut harus mengetahui name ini terlebih dahulu. Jika name yang dimasukkan

oleh klien penguin sama dengan name yang ada di AP make jaringan wireless

tersebut baru dapat diakses. Jika tidak, make Anda tidak akan mendapatkan apa-apa

dalam jaringan tersebut meskipun sinyalnya bisa tertangkap.

Sistem penman SSID dapat diberikan maksimal sebesar 32 karakter. Karakter-

karakter tersebut juga dibuat case sensitive sehingga SSID dapat lebih banyak

variasinya.

6 Bluetooth

Bluetooth adalah sebuah teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang

beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and

Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu

menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host

bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas.

Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama

dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) dimana

menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada bluetooth

mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer

data yang lebih rendah.

Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan

penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu

menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif

rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam

pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam

Berikut ini adalah table perkembangan teknologi Bluetooth :

Tahun Versi Keterangan

Page 9: Makalah Keamanan Wireless

Juli,

1999

1.0

dan

1.0

B

Dibutuhkan perintah manual pada Hardware Device Address

(BD-ADDR) transmisi saat proses koneksi di antara dua

device dalam satu jaringan (handshaking process).

Keamanan pengguna tidak terjamin

Penggunaan protokol tanpa nama (anonymite mode) tidak

dimungkinkan.

Oktober,

1999

1.1

dan

1.2

Digunakannya masks pada perangkat Hardware Device

Address (BD-ASSR) untuk melindungi pengguna dari identity

snooping (pengintai) maupun tracker.

Penggunaan protokol tanpa nama (anonymite mode) sudah

tersedia namun tidak diimplementasikan, sehingga konsumen

biasa tidak dapat menggunakannya.

Adaptive Frequency Hopping (AFH), dengan memperbaiki

daya tahan dari gangguan frekuensi radio yang digunakan

oleh banyak orang di dalam hopping sequence.

2.0 Diperkenalkannya Non-hopping narrowband channels. Pada

channel ini bisa digunakan untuk memperkenalkan layanan

profile bluetooth oleh berbagai device dengan volume yang

sangat tinggi dari perangkat bluetooth secara simultan.

Tidak dienkripsinya informasi yang bersifat umum secara

realtime, sehingga dasar kemacetan trafik informasi dan laju

trafik ke tujuan dapat dihindari waktu ditransmisikan oleh

perangkat dengan melewati setiap host dengan kecepatan

tinggi.

Koneksi berkecepatan tinggi.

Multiple speeds level.

Page 10: Makalah Keamanan Wireless

Gambar . Blok fungsional sistem bluetooth

7 IrDA

IrDA merupakan singkatan dari Infrared Data Association. IrDA berbeda dengan

bluetooth dan Wi-Fi, peralatan IrDA menggunakan cahaya Inframerah sebagai media

transmisi data. Jadi komunikasi anatarperalatan dilakukan menggunakan cahaya

inframerah.

Pada umumnya peralatan IrDA beroprasi pada frekuensi 900 Mhz, dan kecepatan

transfer data 9,6 Kbps, 115Kbps, sampai 4 Mbps.Munculnya teknologi Bluetooth dan

Wi-Fi menyebabkan harga peralatan IrDA semakin terjangkau.

IrDA cukup populer bagi pemakai laptop, PDA , dan ponsel. Sayangnya berbagai

keterbatasan teknis yang sulit diatasi telah menyebabkan IrDA kurang cocok

digunakan untuk WLAN. Kelemahan IrDA adalah :

Kecepatan tranfer data relatif kecil

Komunikasi point-to poitn (satu ke satu), tidak bisa satu ke banyak peralatan

(point-to-multipoint)

Posisi pengiriman dan penerima harus saling berhadapan, dan pada satu

garis lurus (line-of-sight)

Jangkauan pendek sekitar 1-2 meter

Tidak boleh ada penghalang/rintangan di antara pengiriman dan penerima.

Page 11: Makalah Keamanan Wireless

Konsep Dasar WLAN

Topologi WLAN

Terlepas dari tipe PHY (lapisan fisik) yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung tiga (3) topologi

dasar untuk WLAN , yaitu :

1 Independent Basic Service Set (IBSS),

2 Basic Service Set (BSS),

3 Extended Service Set (ESS).

1. Independent Basic Service Set (IBSS)

konfigurasi IBSS juga dikenal sebagai konfigurasi independent atau jaringan ad-hoc.

Secara logika, konfigurasi IBSS mirip jaringan office peer-to-peer dimana tidak ada

satu node yang berfungsi sebagai server. Dalam WLAN IBSS sejumlah node wireless

akan berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya secara ad-hoc, peer-to-

peer.

2. Basic Service Set (BBS)

Pada topologi BSS, stasiun yang berada dalam satu area dapat berkomunikasi satu

sama lain yang memiliki paling sedikit dua stasiun dalam satu BSS. Stasiun yang tidak

termasuk dalam area tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan stasiun yang berada

dalam BSS.

Page 12: Makalah Keamanan Wireless

3. Extended Service Set (ESS).

Pada topologi yang terakhir yaitu ESS, terdiri dari satu set atau lebih BSS topologi

dimana membentuk satu subnetwork. ESS topologi ini dapat dihubungkan dengan

menggunakan kabel atau nirkabel sebagai penyangganya (backbone).

Keamanan Pada Wireless LAN

Penggunaan Wireless LAN mempunyai faktor keunggulan yaitu selalu menyediakan sambungan jaringan tanpa harus memakai kabel. 50 % dari 1000 perusahaan di Amerika menggunakan teknologi ini yang didasari oleh perkembangan teknologi dari standard 802.11x.

Akan tetapi system jaringan ini hampir kurang memadai dan kurang perhatian terhadap keamanan informasi. Keamanan dari system jaringan ini sangat menentukan suksesnya suatu kinerja bisnis dan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Peralatan dari standard 802.11b mempunyai biaya yang rendah hal ini membuat teknologi tersebut begitu atraktive dan membuat para penyerang (attacker) mudah untuk melakukan serangan. Tetapi dengan manajemen yang baik dan setting yang bagus serta didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang mendukung yang dimiliki hal tersebut dapat diatasi.

Page 13: Makalah Keamanan Wireless

Jenis-Jenis Ancaman pada WLAN:

Resiko serangan yang mungkin akan terjadi pada jaringan WLAN dapat dikatagorikan sebagai berikut:

1. “Insertion Attack”

Insertion Attack didasari oleh adanya device-device yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur baku (unauthorized devices) atau menciptakan jaringan wireless baru tanpa melalui proses pengamanan. Pada jenis serangan ini, seorang penyerang mencoba melakukan koneksi kedalam jaringan wireless seorang klien menggunakan laptop atau PDA, dan melakukan akses point tanpa authorisasi sebelumnya kemudian akses point dapat dirubah untuk meminta sebuah password untuk seorang klien yang mengakses, jika tidak terdapat password, orang tersebut (penyerang) berusaha masuk dan dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internal dengan mudah.

Meskipun beberapa akses point menggunakan password yang sama untuk semua akses klien, sebaiknya semua pengguna memakai password baru setiap kali melakukan akses point.

Suatu perusahaan mungkin tidak selalu berhati-hati bahwa ada saja pegawai internal yang ada di dalam perusahaan secara tidak sadar telah menyebarkan kapabilitas dari wireless ke dalam jaringan, dalam hal ini perusahaan memerlukan suatu kebijaksanaan untuk memastikan konfigurasi pengamanan akses point.

2. Interception dan Monitoring Traffic Wireless

Sebagai jaringan tanpa kabel, ada kemungkinan terjadi pemotongan jalur wireless, penyerang harus berada dalam suatu jangkauan jarak akses sekitar 300 kaki untuk type 802.11. Supaya serangan bisa berjalan, penyerang bisa berada dimana saja, dimana terdapat kemungkinan koneksi jaringan bisa masuk. Keuntungan pemotongan jalur wireless ini adalah serangan tersebut hanya memerlukan penempatan dari suatu agen yang berfungsi memantau system yang mencurigakan. Semua itu memerlukan akses ke dalam aliran data di dalam jaringan.

Ada dua pertimbangan penting untuk tetap bekerja pada radius atau jarak pada type 802.11.

Pertama, posisi antena didesign secara langsung, yang dapat meneruskan signal transmisi atau jarak penangkapan signal dari divice 802.11. Oleh karena itu jangkauan maksimum 300 kaki adalah suatu design instalasi normal untuk type ini.

Kedua, design pola lingkaran, pada pola ini signal dari 802.11 hampir selalu meneruskan signal di belakang batas area hal ini dimaksudkan untu meng-cover signal tersebut.

Wireless packet analysis, seorang penyerang melakukan capture terhadap jalur wireless menggunakan teknik yang sama dengan seorang user yang tidak diundang atau pekerja yang ceroboh di dalam jaringan kabel. Banyak cara untuk melakukan capture, bagian pertama, dimana data yang secara typical akan menyertakan user name dan password seorang yang memaksa masuk dan melakukan penyamaran sebagai seorang user legal, dengan menggunakan informasi dari hasil capture ini

Page 14: Makalah Keamanan Wireless

digunakan untuk melakukan pembajakan user session command yang tidak sesuai dengan prosedure resmi yang ada.

3. Jamming

“Denial of Service Attack/ DOS Attack” mudah untuk diterapkan ke dalam jaringan wireless. Dimana Jalur tidak dapat menjangkau klien atau akses point sebab jalur yang tidak resmi “membanjiri” frekuensi akses tersebut. Seorang penyerang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai dapat dengan mudah “membanjiri” dengan frekuensi 2.4 Ghz, membuat signal menjadi rusak sampai jaringan wireless berhenti berfungsi. Dalam hal lain kawat telepon, monitor mini dan device lain yang beroperasi dengan frekuensi 2.4 Ghz dapat merusak jaringan wireless tersebut dengan menggunakan frekuensi ini. DOS attack ini dapat berasal dari luar area kerja wireless

4. Client-to-Client Attack

Dua klien wireless dapat saling berkomunikasi satu sama lain dengan melakukan akses point terlebih dahulu. Oleh karena itu user perlu untuk melakukan perlindungan terhadap klien tidak hanya sekedar melawan suatu ancaman eksternal tetapi juga melawan satu sama lain.

5. File Sharing dan Serangan melalui layanan TCP/IP

Layanan wireless klien yang berjalan menggunakan pelayanan yang diberikan oleh TCP/IP seperti web server , atau file sharing terbuka untuk pemakaian yang sama dari kesalahan konfigurasi setiap user di dalam suatu jaringan yang menggunakan kabel.

6. DOS (Denial of Service)

Suatu device wireless yang “membanjiri” klien wireless lain dengan menggunakan paket palsu, menciptakan suatu DOS attack, IP atau MAC palsu, secara sengaja atau tidak dapat menyebabkan kerusakan kepada jaringan.

7. Serangan “Brute Force Attack” terhadap Password seorang user

Sebagian besar akses point menggunakan suatu kunci tunggal atau password yang dimiliki oleh klien pada jaringan wireless. Serangan Brute Force ini mencoba melakukan uji coba terhadap kunci akses tersebut dengan memasukan beberapa kemungkinan.

8. Serangan terhadap Enkripsi

Standard 802.11 menggunakan sebuah system enkripsi yaitu WEP (Wireless Equivalent Privacy). Tidak banyak peralatan siap tersedia untuk mangangkat masalah ini, tetapi perlu diingat bahwa para penyerang selalu dapat merancang

Desain Keamanan Pada Jaringan WLAN

Page 15: Makalah Keamanan Wireless

Berdasarkan desain keamanan jaringan di atas, kita dapat membagi teknologi network security tersebut menjadi empat (4) bagian besar, yaitu:

Penetration testing Certificate Authority / PKI Vulnerability Testing Managed Security Services

Teknik Keamanan Pada Wireless LAN

Salah satu kendala/keraguan dari pengguna Wireless Local Area Network (WLAN) yang paling utama adalah masalah security. Dengan pemanfaatan teknologi wireless maka data-data yang dikirim mau tidak mau akan melewati ”udara bebas”. Dengan kondisi tersebut ancaman terhadap isi datanya cukup besar. Beberapa ancaman terhadap sistem WLAN adalah adanya kerawanan terhadap bahaya penyusupan. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena asal penyusup mempunyai WLAN card maka berarti dia sudah memiliki kesempatan untuk masuk ke jaringan. Dengan adanya kondisi di atas, maka diperlukan adanya keamanan jaringan WLAN secara berlapis-lapis.

SSID (Service Set Identifier)

SSID adalah suatu identifikasi terhadap konfigurasi yang memungkinkan klien berkomunikasi dengan akses point yang tepat dan benar menggunakan konfigurasi tertentu. Hanya klien yang menggunakan SSID yang benar dapat melakukan komunikasi. SSID bekerja sebagai suatu “single shared password” antara akses point dengan klien. Akses point berjalan dengan default SSID jika tidak dirubah, unit ini sangat mudah untuk diterapkan, berikut ini 3 default password umum SSID

SSID dapat diset sesuai dengan keinginan administrator. SSID dikenal juga dengan istilah ESSID. Fungsi SSID dikaitkan dengan keamanan WLAN adalah merupakan garda terdepan terhadap sistem keamanan WLAN. Setiap client yang akan masuk jaringan WLAN atau terhubung ke AP maka harus mengetahui SSID dari AP tersebut (lihat gambar 1. Contoh SSID jaringan WLAN di RisTI).

Page 16: Makalah Keamanan Wireless

Gambar Setting SSID pada AP

Gambar Tampilan jaringan wireless dari sisi user

Gambar Seting SSID

MAC Filtering

Sistem pengamanan yang ke-dua adalah dengan memanfaatkan filtering MAC (Medium Access Control) address. Biasangan seting di sisi AP terdapat pilihan mengenai daftar MAC address yang akan kita inputkan, apakah untuk kategorri allow/disallow atau forward all/block all (Gambar Contoh seting MAC filtering).Sistem security menggunakan MAC Filter yang mem-filter akses berdasarkan alamat MAC dari user.

Page 17: Makalah Keamanan Wireless

Untuk meng-edit atau melihat daftar MAC, klik “Edit MAC Filter List”, dan muncul window seperti di atas

WEP (Wired Equivalent Privacy)

Wired Equivalent Privacy adalah algoritma enkripsi (shared key authentication process) untuk autentikasi user dan enkripsi data payload yang dilewatkan lewat jaringan wireless. Dengan demikian seperti namanya, maka sistem WLAN dirancang agar sama amannya dengan jaringan wired LAN. WEP menggunakan algoritma Pseudo Random Number Generator (PRNG) dan RC4 stream chiper. Standar IEEE 802.11 juga menspesifikasikan penggunaan WEP.

Dengan menggunakan teknik WEP ini, paket data yang akan dikirim dienkripsi terlebih dahulu. Kemudian paket data tersebut dikirim ke user yang terotorisasi . Sampai ke user penerima

Page 18: Makalah Keamanan Wireless

paket akan didekripsi menjadi data yang sebenarnya sehingga dapat untuk dibaca kembali. Untuk saat ini teknologi yang mensupport enkripsi dimulai dari 40 bit sampai 256 bit.

Seting bit atau karakter WEP dilakukan di sisi AP maupun di sisi client. Gambar 4 memperlihatkan seting WEP di AP. Jumlah karakter (secret key WEP) tergantung dari jumlah bit yang digunakan dan tipe karakternya apakah ASCII atau Hexadesimal. Sebagai contoh bila menerapkan WEP key dalam format ASCII, maka 5 karakter untuk 64 bit WEP dan 13 karakter untuk 128 bit WEP. Tetapi bila WEP key dalam format HEX, maka 10 karakter digunakan untuk 64 bit WEP dan 26 karakter untuk 128 bit WEP.

Gambar 4. Seting WEP di AP

Setting Keamanan Pada Tingkat Lanjut

Setting keamanan di atas diterapkan pada layer rendah, yang merupakan tingkatdasar sehingga secara umum ada pada hampir semua jenis AP. Selanjutnya kita akanmempelajari setting keamanan pada layer yang lebih tinggi.

Page 19: Makalah Keamanan Wireless

FirewallPada setting ini, terdapat 4 pilihan :a. Block Anonymous Internet Requests

Bila diaktifkan, kita dapat melindungi jaringan kita dari deteksi, yang biasanya menggunakan “ping”. Fitur ini juga menyembunyikan port-port jaringan kita, sehingga mempersulit user dari luar jaringan untuk mengakses jaringan lokal kita.

b. Filter MulticastAktifkan fitur ini jika kita tidak ingin menerima trafik multicast yang terkadang dikirim oleh jaringan lain.

c. Filter Internet NAT RedirectionFitur ini menggunakan Port Forwarding untuk mencegah akses menuju server lokal dari komputer-komputer lokal lainnya.

d. Filter IDENT (port 113)Mencegah serangan dari luar melalui internet port 113. Namun beberapa aplikasi membutuhkan port ini.

2. VPN (Virtual Private Network)

Page 20: Makalah Keamanan Wireless

Setting VPN memungkinkan lewatnya trafik VPN melalui router AP kita.Pada setting ini terdapat 3 pilihan :a. IPSec Passthrough – Memperbolehkan trafik IPSecb. PPTP Passthrough – Memperbolehkan trafik PPTP (ini yang digunakan

oleh Windows VPN)c. L2TP Passthrough – Memperbolehkan trafik L2TP

Setting Pembatasan Akses

Page 21: Makalah Keamanan Wireless

Setting ini bekerja pada untuk membatasi akses internet berdasarkan beberapa parameter:1. Daftar PC (User)2. Hari3. Waktu/Jam4. Service5. Blokir Website (berdasar alamat URL atau berdasar kata kunci)Pada “Internet Access Policy” kita dapat membuat maksimum 10 kebijakan, dan kitadapat melihat “Summary” atau ringkasan dari kebijakan yang bersangkutan.

Langkah-langkah mengatasi threat Pada Jaringan Wireless

1. Ganti Password Administrator default (bila perlu ganti pula usernamenya) Jantung

dari jaringan Wi-Fi di rumah Anda adalah access point atau router. Untuk melakukan set up

dari peralatan access point ini, maka vendor dari access point device akan memberikan suatu

interface yang berbasis web, dimana untuk masuk ke dalam interface ini maka Anda harus

mengisikan username dan password. Sementara itu, pada beberapa kasus, peralatan access

point tersebut di set oleh vendor dengan suatu username dan password tertentu yang mudah

ditebak oleh pengguna. Untuk itu Anda harus mengganti password default dari access point

Anda. Bahkan bila perlu Anda juga ubah username yang ada.

2. Aktifkan enkripsi Semua peralatan Wi-Fi pasti mendukung beberapa bentuk dari

keamanan data. Intinya enkripsi akan mengacak data yang dikirim pada jaringan nirkabel

Page 22: Makalah Keamanan Wireless

sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak lain. Peralatan Wi-Fi saat ini sudah menyediakan

pilihan teknologi security yang bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan. Pastikan semua

peralatan dalam jaringan nirkabel Anda juga menggunakan setting security yang sama seperti

yang digunakan pada access point.

3. Ganti SSID default Access point atau router menggunakan suatu nama jaringan yang

disebut dengan SSID. Vendor biasanya memberi nama produk access point mereka dengan

suatu default SSID. Sebagai contoh, SSID yang dirilis oleh Linksys biasanya adalah

“linksys”. Kenyataannya memang apabila seseorang mengetahui sebuah SSID

maka ia belum tentu bisa membobol jaringan tersebut, tetapi paling tidak ini adalah suatu awal

baginya. Di mata seorang hacker, apabila melihat suatu SSID yang masih default, maka itu

indikasi bahwa access point tersebut tidak dikonfigurasi dengan baik dan ada kemungkinan

untuk dibobol. Ganti SSID default Anda segera setelah Anda menset-up access point.

4. Aktifkan MAC Address filtering Setiap peralatan Wi-Fi pastilah memiliki suatu

identifikasi yang unik yang dinamakan “physical address” atau MAC address.

Access point atau router akan mencatat setiap MAC address dari peranti yang terhubung

kepadanya. Anda bisa set bahwa hanya peranti dengan MAC address tertentu saja yang boleh

mengakses ke dalam jaringan nirkabel Anda. Misalnya PDA Anda memiliki MAC address

tertentu, kemudian Anda masukkan MAC address PDA Anda ke dalam filter MAC address

pada access point Anda. Jadi yang bias terhubung ke jaringan sementara ini hanyalah dari

PDA Anda. Tapi Anda juga tetap hati-hati, karena hacker bisa saja membuat MAC address

tipuan untuk mengakali filtering ini.

5. Matikan broadcast dari SSID Dalam jaringan Wi-Fi, maka access point atau router

biasanya akan membroadcast SSID secara reguler. Fitur ini memang sengaja didesain bagi

hotspot area yang mana klien Wi-Fi pada area tersebut bisa saja datang dan pergi dengan

cepat. Dalam kondisi di rumah Anda yang mana SSID nya pasti sudah Anda ketahui sendiri,

maka fitur ini tidak perlu diaktifkan karena bisa mengundang tetangga sebelah untuk

mengetahui SSID Anda atau juga mencegah orang lain. menumpang jaringan internet Anda

dengan gratis. Anda bias nonaktifkan fasilitas broadcast SSID ini demi keamanan jaringan

Anda.

6. Berikan alamat IP statis kepada peranti Wi-Fi Saat ini cenderung orang

memanfaatkan DHCP untuk memberikan alamat IP secara otomatis kepada klien yang ingin

terhubung ke jaringan nirkabel. Ini memang cara yang cepat dan mudah bagi jaringan Anda,

tetapi ingat bahwa ini juga cara mudah bagi hacker untuk mendapatkan alamat IP yang valid

Page 23: Makalah Keamanan Wireless

pada jaringan nirkabel Anda. Anda bisa mematikan fitur DHCP pada acces point dan set suatu

rentang alamat IP yang sudah fix dan set pula peranti Wi-Fi Anda yang ingin terkoneksi ke

access point dengan rentang alamat- alamat IP yang fix tadi.

7. Pikirkan lokasi access point atau router yang aman Sinyal Wi-Fi secara normal bisa

menjangkau sampai keluar rumah Anda. Sinyal yang bocor sampai keluar rumah sangat

berisiko tinggi untuk timbulnya eksplotasi terhadap jaringan nirkabel Anda. Anda harus

meletakkan peralatan access point Anda pada daerah sekitar ruang tengah dari rumah Anda.

Jangan sekali-kali meletakkan access point atau router di dekat jendela, karena akan semakin

meningkatkan jangkauan sinyal Wi-Fi Anda ke luar rumah. Matikan saja jaringan nirkabel jika

sedang tidak digunakan Aturan keamanan yang paling ampuh adalah dengan mematikan

peralatan jaringan atau access point ketika sedang tidak digunakan. Misalnya saja, jangan

sekali-kali meninggalkan rumah dengan Wi-Fi yang menyala, walaupun itu untuk keperluan

download data. Access point yang menyala tanpa ada yang memantau sangat berisiko tinggi

terhadap eksploitasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] DC GREEN. 2002. Komunikasi Data. Yogyakarta. ANDI Yogyakarta.[2] Andrew S. Tanenbaum. 1996. Jaringan Komputer (Edisi Bahasa Indonesia). Jilid 1. Jakarta. PT Prenhallindo.[3] Yahya A.B ST. 1998. Local Area Network (LAN) Tanpa Kabel. Elektro Indonesia Edisi ke 13. Diambil dari situs: http://www.elektroindonesia.com/elektro/komp13. html

[4] Patil, Basavaraj.,Yousuf Saifullah, Stefano faccin, Srinavas Sreemanthula, Lachu Aravamundhan, Sarvesh Sharma,Risto Mononen., IP in Wireless Networks, Prentice Hall, Pearson Education, Inc., USA, 2003.[5] Joseph Migga Rizza University of Tennessee-ChattanoogaChattanooga, TN, U. S.A,Computer Network Security , Springer Science+Business Media, Inc. 2005