Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

21
MAKALAH MANAJEMEN & PENGENDALIAN MUTU “KEAMANAN PANGAN” Sakit Keracunan Makanan dan Agen Yang Menjadi Penyebabnya DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 Desi Arianti, S.Si 15344110 Hepy Murdasih, S.Far 15344128 DOSEN : Dr. Mellova A., MSc., Apt.

Transcript of Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

Page 1: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

MAKALAHMANAJEMEN & PENGENDALIAN MUTU

“KEAMANAN PANGAN”Sakit Keracunan Makanan dan Agen Yang Menjadi Penyebabnya

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Desi Arianti, S.Si 15344110

Hepy Murdasih, S.Far 15344128

DOSEN : Dr. Mellova A., MSc., Apt.

PROGRAM PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL2015/2016

Page 2: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat.

Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembanganbiakan bakteri pun akan berkurang atau terhenti. Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Jenis keracunan makanan disebabkan oleh biologikal (bakteria, fungi (kulat), Virus), fisikal (benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-lain),kimia (racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan).

Tanda-tanda umum keracunan makanan diantaranya kekejangan otot, demam, sering membuang air besar, tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah atau mukus, otot-otot lemah dan badan terasa sejuk, lesu dan muntah, mules dan sakit perut, kadangkala demam dan dehidrasi, hilang selera makan. Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan pengelolaan sistem higyen yang baik, pengolahan makanan yang baik, hindari terjadi kontaminasi dari mana pun, simpan makanan dalam suhu yang tepat (< 50 0C untuk makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60 0C untuk makanan yang panas), hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang liar, hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.

Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa (Ircham Machfoed, dkk, 2012). Sedangkan menurut Menurut Taylor, Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dankematian. Dari zat–zat racun ini yang akan menyebabkan keracunan pada manusia.

Page 3: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit. Keracunan juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak normalnya mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan kematian, jika cara penanganan yang salah. Di Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari keracunan makanan, zat kimia hingga keracunan gas. Tidak jarang kasus keracunan ini berujung pada kematian. Ketidak tahuan masyarakat terhadap pertolongan pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah satu penyebab kematian tersebut.

Untuk mengatasi dan membatu korban yang keracunan kita harus mengetahui keracunan yang dialami oleh korban dan gejala-gejala yang ditunjukan oleh korban serta penanganan pertamanya. Karena keracunan dapat meimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan hingga bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang tepat dalam kasus keracunanan sangat penting untuk mencegah terjadinya korban jiwa. Pada banyak kasus yang ada akibat keracunan sebagai “first stander” dapat melakukan pertolongan pertama bagi setiap orang yang mengalami atau menjadi korban keracunan.

Pada makalah ini akan dibahas tentang apakah sakit keracunan itu, Bagaimana terjadinya penyakit keracunan makanan, apakah agen yang menjadi penyebab keracunan makanan, penulis berharap agar tingkat kesalahan dalam membuat makalah ini dapat seminimal mungkin.

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah defenisi dari keracunan makanan?2. Makanan jenis apakah yang kemungkinan besar dihinggapi oleh bakteri?3. Siapakah yang berisiko terkena keracunan makanan?4. Bagaimanakah terjadinya penyakit keracunan makanan?5. Apa sajakah gejala klinis dari keracunan makanan?6. Apakah penyebab umum keracunan makanan dan faktor risiko dan gejala klinis yang

mungkin menyertai?7. Apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan?1.3 Tujuan MakalahTujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui definisi keracunan makanan, jenis pencemaran makanan, dan

miikroorganisme penyebab keracunan makanan.2. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya kasus keracunan makanan, penyebab, tanda-tanda

dan gejala keracunan makanan.3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan dan pencegahan serta pertolongan pertama pada

keracunan makanan.

Page 4: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keracunana MakananMakanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan

manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme.

Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun akan berkurang atau terhenti.

Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, dan atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar.

Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam waktu 3 hingga 24 jam.

Keracunan makanan terjadi ketika bakteri atau patogen jenis tertentu yang membawa penyakit mengontaminasi makanan, dapat menyebabkan penyakit keracunan makanan yang sering disebut dengan ”keracunan makanan”. Salmonella, Campylobacter, Listeria, dan Escherichia coli (E.coli) merupakanjenis bakteri yang kerap menyebabkan keracunan makanan.

Page 5: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

Sayangnya, beberapa bakteri penyebab keracunan makanan seperti Bacillus cereus menghasilkan racun yang tahan panas, sehingga bakteri ini tidak dapat dilenyapkan melalui proses pemasakan. Penyakit keracunan makanan dapat berujung serius atau bahkan fatal.

Bakteri penyebab keracunan makanan hampir selalu dapat ditemukan di tiap makanan, dan dalam kondisi yang tepat, satu bakteri dapat berkembang menjadi lebih dari 2 juta bakteri hanya dalam kurun waktu 7jam. Bakteri-bakteri tersebut berkembang biak dengan sangat cepat pada makanan yang mengandung banyak protein atau karbohidrat saat makanan berada pada suhu antara 5-60°C, yang seringkali disebutsebagai “zona bahaya makanan”. Karena itu, kebanyakan penyakit keracunan makanan dilaporkan terjadi pada waktu mengolah makanan di musim panas.

A. Jenis makanan yang kemungkinan besar dihinggapi oleh bakteri

Bakteri tumbuh subur dan berkembang biak pada beberapa jenis makanan dengan lebih mudah. Jenis makanan yang cenderung dihinggapi bakteri, antara lain: daging, unggas, produk olahan susu, telur, produk laut, nasi matang, buah potong.Jenis makanan di atas cenderung dihinggapi oleh bakteri, namun jenis makanan lain juga berpotensi terkontaminasi atau kontaminasi silang jika perlakuan terhadap makanan tersebut kurang layak, selama proses pemasakan, penyimpanan, pendistribusian, maupun proses penyajian makanan siap santap.

Biologikal - bakteria, fungi dan virus. Fizikal - benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-lain. Kimia - racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan. Beberapa jenis pencemaran makanan :

1. Keracunan makanan kaleng Saat ini, berbagai jenis bahan makanan kaleng semakin banyak kita jumpai. Baik

sayuran, daging, sarden dan sebagainya. Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat merangsang timbulnya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh di tempat tanpa udara, dan akan mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka sampai tertelan.

Gejala keracunan bakteri ini disebut botulisme.Gejala botulisme biasanya akan timbul mendadak, 16-18 jam sesudah menelan makanan yang mengandung racun tersebut. Gejala biasanya diawali dengan kelelahan dan tubuh terasa lemah. Kemudian diikuti adanya gangguan penglihatan.

Gangguan penglihatan ini bisa berupa penglihatan ganda (diplopia), penglihatan kabur, kelumpuhan otot-otot dan kelopak mata, kehilangan daya akomodasi lensa mata, dan refleks pupil mata terhadap cahaya berkurang atau hilang sama sekali. Gejala berikutnya bisa berupa kesulitan bicara, sulit menelan dan muntah yang keluar melalui hidung. Kesulitan menelan ini bisa menyebabkan makanan masuk ke dalam saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan radang paru (pneumonia). Gejala juga disertai melemahnya otot-otot tubuh, tangan dan kaki.

Page 6: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

Suhu tubuh tetap, tetapi kadang bisa meninggi. Penderita keracunan botulisme harus dirawat di rumah sakit.

Umumnya, proses penyembuhan berjalan lambat. Sisa kelemahan otot-otot mata bisa berlangsung beberapa bulan. Agar tidak keracunan makanan kaleng, kita sebagai konsumen harus teliti dalam memilih makanan kaleng. Sebaiknya pilihlah makanan yang sudah mendapat registrasi dari Departemen Kesehatan RI. Juga, masak atau panasi dahulu makanan dalam kaleng sebelum dikonsumsi. Jangan dimakan bila terdapat bahan makanan yang rusak atau membusuk.2. Tercemar zat kimia

Sayuran dan buah-buahan biasanya telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai pengawet maupun racun pembasmi hama (yang sering digunakan petani sebelum dipanen). Zat-zat kimia ini bisa berupa arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa menyebabkan keracunan. Selain itu, makanan seperti acar, jus buah, atau asinan yang disimpan di dalam tempat yang dilapisi timah (bahan pecah belah yang diglasir), cadmium, tembaga, seng atau antimon (panci yang dilapisi email) juga dapat menimbulkan keracunan dengan berbagai gejala, tergantung pada logam-logam yang meracuninya.

Keracunan akibat kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi, misalnya sodium nitrit. Cadmium yang digunakan untuk melapisi barang-barang dari logam dapat larut dalam makanan yang bersifat asam, sehingga jika ikut termakan dalam jumlah banyak makanan tersebut bisa menimbulkan keracunan. Gejalanya antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala, otot-otot nyeri, ludah berlebihan, nyeri perut, bahkan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.Nitrit sering digunakan sebagai bahan pengawet untuk menjaga atau mempertahankan warna daging.

Jika dikonsumsi berlebihan, makanan yang mengandung zat kimia ini mengakibatkan keracunan dengan gejala pusing, sakit kepala, kulit memerah, muntah, pingsan, tekanan darah menurun dengan hebat, kejang, koma dan sulit bernapas. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak teracuni zat kimia, yaitu dengan mancuci bersih buah-buahan, sayuran dan daging sebelum diolah. Selain itu, jangan manyimpan bahan makanan yang bersifat asam (sari buah, acar, asinan) di dalam panci yang terbuat dari logam.

3. Racun alam pun bisa bahaya

Ada beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah mengandung zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang sering menyebabkan keracunan.

a. Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang bisa menyebabkan kematian.

Page 7: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

b. Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan hati.

Dari jenis hewan, beberapa ikan laut juga dapat menyebabkan keracunan. Beberapa jenis ikan laut di daerah tropis akan beracun pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Sedangkan jenis lainnya akan beracun sepanjang tahun.

Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Gejala keracunan ikan dapat dirasakan setengah sampai empat jam sesudah dimakan, yaitu gatal di sekitar mulut, kesemutan pada kaki dan lengan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri persendian, demam, menggigil, sakit pada saat kencing, dan otot tubuh terasa lemah. Untuk mencegah keracunan ikan, sebaiknya jangan mengkonsumsi jenis ikan yang beracun. Selain itu, bekukanlah ikan laut (simpan dalam lemari pendingin) segera setelah ditangkap.

Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas. Gejala keracunan timbul lima sampai 30 menit setelah makanan tertelan, berupa rasa kebal di sekitar mulut, mual, muntah, kejang perut yang diikuti kelemahan otot dan kelumpuhan saraf tepi. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi hingga berujung pada kematian. Agar tidak keracunan kerang, tahanlah untuk memakannya pada musim panas.

B. Yang berisiko terkena keracunan makanan

Beberapa orang yang berisiko tinggi terkena penyakit keracunan makanan, diantaranya ialah ibu hamil, anak-anak, lanjut usia, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

C. Terjadinya penyakit keracunan makanan

Penyakit keracunan makanan terjadi dalam kurun waktu 1-3 hari sesudah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Hal ini seringkali terjadi di acara publik dimana orang-orang makan dari hidangan prasmanan dengan mengambil makanan mereka sendiri, bukan dilayani oleh satu pelayan saja.

Kondisi berikut ini juga dapat memicu terjadinya keracunan makanan:

Tidak memasak makanan hingga matang (khususnya daging dan olahan daging lainnya). Tidak menyimpan bahan pangan yang perlu disimpan pada suhu di bawah 5 °C dengan benar. Membiarkan makanan matang pada suhu ruang selama lebih dari 1 jam. Mengkonsumsi makanan yang telah disentuh oleh seseorang yang sedang mengalami diare

dan muntah-munta.

Page 8: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

Kontaminasi silang, seperti meletakkan makanan matang di wadah yang sama dengan daging mentah.

Diare seringkali dikaitkan dengan kematian sejumlah 2 juta orang tiap tahunnya, kebanyakan anak-anak dan kebanyakan penyakit ini, temasuk penyakit karena keracunan makanan, disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi. Sebaliknya, mencuci tangan dengan efektif dapat mengurangi separuh penderita penyakit tersebut.

D. Gejala klinis dari keracunan makanan

Keracunan makanan dapat menyebabkan kombinasi beberapa gejala seperti mual, muntah, dan diare berdarah atau tidak, terkadang disertai oleh gejala lainnya. Sesudah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, nyeri perut, diare, dan muntah dapat berlangsung selama satu 1 atau 3 hari tergantungpada jenis patogen penyebab keracunan makanan, jenis racun, maupun tingkat kontaminasi yang terjadi.

E. Penyebab umum keracunan makanan dan faktor risiko dan gejala klinis yang mungkin menyertai

Salmonella merupakan penyebab keracunan makanan yang paling umum, sedangkan daging, telur, danikan-ikanan merupakan bahan pangan yang seringkali terkontaminasi. Penyebab keracunan makanan lainnya dapat dibaca lengkap di Tabel 1

Tabel 1: Beberapa jenis pathogen penyebab keracunan makanan

Penyakit keracunan makanan

Bakteri penyebab Sumber terjadinyakontaminasi

Masainkubasi

Gejala klinis Tindakan pencegahan

Salmonellosis (nontyphoidal)

Spesies Salmonella(lebihdari 2.500jenis)

Telur mentah atausetengah matang,daging dan unggassetengah matang,buah dan sayuranmentah yangterkontaminasi(seperti kecambahdan melon),susu yang tidakdipasteurisasi sertaproduk olahansusu lainnya sepertimentega dan keju

6 – 72 jam(biasanya12–36 jam)

Diare(seringkalidisertai darah),kram, nyeriperut, sertademam yangmuncul 2 – 5hari setelahmengkonsumsimakanan yangterkontaminasi

Masak hingga matangmakanan seperti telur,unggas, dan dagingcincang; cucilah buahdan sayuran mentahsebelum dikupas,dipotong, atau dimakanlangsung; hindarimengkonsumsi produkolahan susu yangbelum dipasteurisasiserta makanan mentah;bersihkan

Page 9: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

permukaandapur dan hindariterjadinya kontaminasisilang dengan tidakmenggunakan wadahyang sama untukmenyimpan makananmentah dan matang.

Sindrom Haemolyticuraemic

E. coli O157:H7;EnterohaemorrhagicE. coli (EHEC

Mengkonsumsidaging cincangmentah atausetengah matangatau minum minumanatau produk susulainnya yang tidakdipasteurisasi

3 hingga 8hari, namunbiasanya 3–4hari

Diare akut(seringkalidisertai darah),kram perut,dan muntah;biasanya jarangdisertai demam

EHEC sensitif terhadappanas, jadi masaklahdaging sampai matang;hindari produk susuyang tidak dipasteurisasi,jus; jaga kebersihantempat memasak danmencegah kontaminasisilang

Shigellosis Shigella dysenteriae Kebanyakan kejadianluar biasa akibat darimakanan khususnyasalad, makananyang disiapkandan dimasak olehpemasak dengantingkat kebersihanperorangan rendah

1–2 hari Diare (enceratau disertaidarah), demam,kram perut

Cucilah tangandengan air hangatdan sabun sebelummemasak dan sesudahdari kamar mandi,mengganti popok, atauberhubungan denganorang yang terinfeksi

Campylobacteriosis

Cjejuni ampylobacter

Unggas atau daginglainnya yang mentahdan setengahmatang, produksusu yang belumdipasteurisasi, airyang tidak sehatatau bahan yangterkontaminasi

2–5 hari Diare (seringkalidisertai darah),nyeri perut,demam, sakitkepala, mual,dan/ataumuntah

Masaklah makanansampai matang karenaspesies Campylobacterdapat dibunuhmelalui panas; hindarikontaminasi silang

Page 10: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

dengan menggunakantalenan berbeda untukmemotong makananmentah dan matang;jangan minum susumentah; dan seringmencuci tangan

Staphylococcal foodpoisoning

Staphylococcusaureus

Salad daging ham,ikan tuna, telur,ayam, kentang, danmakaroni; roti lapis;susu atau keju yangterkontaminasi;olahan roti seperti paikrim

2–8 jam Mual, muntah,kram perut, dandiare; terkadangdisertai sakitkepala dandemam

Cucilah tangan denganair dan sabun; janganmenyiapkan ataumenyajikan makananjika ada luka atau infeksikulit pada tangan ataupergelangan; pastikanmakanan berada di luarzona bahaya denganmendinginkan sesegeramungkin.

eracunanmakanan clostridial,sindrom pigbel

Clostridiumperfringens

Daging, olahandaging serta sausyang terbuat darikaldu (gravy)seringkali disebutbakteri dapur karenabanyak kejadianluar biasa terjadikarena sisa makanantertinggal lama padatempat pengolahatau suhu ruang

6–24 jam Mual, kramperut yangintens, dandiare; demamdan muntahjuga merupakangejala yangtidak umumpada keracunanmakanan olehClostridiumperfringenstoxins

Pastikan makananpanas tetap panasdan makanan dingintetap dingin. Ketikamakanan telah dimasak,pastikan agar tetappanas, dengan suhuinternal pada 60° Catau lebih; panaskankembali makanan yangtelah dimasak hinggamencapai suhu 74° C;

Page 11: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

buang semua makananyang mudah busuk,yang telah lebih dari 2jam

Listeriosis Listeriamonocytogenous

Makanan siap santapyang didinginkanseperti sosis,susu yang belumdipasteurisasi, sertaproduk susu lainnyaseperti susu dankeju, daging mentahatau yang dimasaksetengah matang,unggas, dan ikanikanan

3-21 hari(bahkanhingga 70hari, padakasus tertentuyang jarangterjadi)

Demam,nyeri otot,terkadang gejalagastrointestinalseperti mualatau diare;gejala sepertisakit kepala,leher kaku,linglung, hilangkeseimbangan,hingga gemetar

Masaklah semua bahanpangan hingga matang,panaskan makanan yangtelah dimasak pada suhu74° celsius, pisahkandaging mentah darimakanan yang telahdimasak atau makanansiap santap, jagalahkebersihan kulkas danarea dapur

Botulism Clostridiumbotulinum (jenis A,B, E, dankemungkinan kecil F)

Makanan kalengproduk rumah tanggadengan kandunganasam yang rendah,makanan kalengkomersiil yangdikemas dengankurang layak, ikanyang dikemaskalengan atau yangdi-fermentasikan.

12–36 jam Lelah, lesu,dan vertigo,biasanyadiikuti denganpandangankabur, mulutkering, matasayu, hinggakesulitanmenelan danberbicara (tidakada demamataupun hilangkesadaran)

Jangan mengkonsumsimakanan kaleng yangterlihat rusak atauberbau tidak sedap,bocor, berlubang,berkarat, atau penyok.

F. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk Penanganan dan pencegahan terjadinya keracunan makanan

Beberapa hal sederhana dapat dilakukan untuk meminimalkan potensi terjadinya keracunan makanan.Ikutilah petunjuk WHO mengenai 5 langkah menuju keamanan pangan dengan seksama, seperti berikut ini :

1. Jagalah kebersihan2. Pisahkan bahan pangan mentah dan matang

Page 12: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

3. Masaklah hingga matang4. Simpanlah makanan pada suhu yang aman5. Gunakan air bersih dan bahan pangan yang masih segar1. Penanganan Keracunana Makanan

Penanganan utama untuk kejadian keracunan makanan adalah dengan cara mengganti cairan tubuh yang keluar (karena muntah atau diare) baik dengan minuman ataupun cairan infus. Bila perlu, penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung dari beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi & kemampuan untuk meminum cairan tanpa muntah.

Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menangani kasus keracunan makanan:

Pemberian obat anti muntah & diare. Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas. Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan. Karena pada beberapa kasus,

pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Hanya pada kasus tertentu yang spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek waktu penyembuhan.

Bila mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan kimia tertentu (pestisida). Penanganan yang lebih cepat harus segera diberikan, termasuk diantaranya pemberian cairan infus, tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa ataupun pemberian penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif. Karena kasus keracunan tersebut sangat serius, sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

2. Pencegahan Keracunan Makanan

Ada enam langkah mencegah keracunan makanan diantaranya yaitu:

a. Pemilihan bahan makananb. Penyimpanan makanan mentahc. Pengolahan bahan makanand. Pengolahan bahan makanane. Pengangkutanf. Penyajian makanan kaya serat, terlalu banyak gula, pedas, minuman kafein dan soda.

Pengangkutan

3. Selain itu cara-cara menghindari dan mencegah keracunan dari beberapa bahan makanana sebagai berikut :

- Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya. Dengan memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan bahwa bakteri yang mungkin terdapat pada bahan masakan tersebut telah mati seluruhnya.

- pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah dengan yang sudah matang. Hindari kemungkinan kontaminasi bakteri dari bahan mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau & peralatan yang sebelumnya digunakan untuk memproses daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang sudah matang.

Page 13: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

- Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari es segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan, jadi sebaiknya simpan makanan yang tersisa bila tidak dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan.

- Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin ada. Sebaiknya buang lapisan terluar dari kol atau sawi putih. Karena bakteri dapat tumbuh padapermukaan tempat memotong makanan, sebaiknya hindari meninggalkan sayur &buah pada suhu ruangan dalam waktu yang lama. Selain itu, jangan menjadi sumber dari penyakit juga, selalu cucilah tangan dengan sabun & air sebelum menyiapkan makanan. Hindari menyiapkan makanan ketika sedang mengalami diare.

Page 14: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kasus keracunan yang terjadi pada umumnya bersumber dari usaha jasa boga dan makanan jajanan anak sekolah, dan kelompok yang menjadi sasaran adalah pada karyawan perusahaan, masyarakat yang meghadiri pesta , dan anak- anak sekolah, dan sumber penyebabnya adalah adanya pihak produsen yang bekerja sama pihak perusahaa atau sekolah, dari uraian- uraian tersebut diatas maka penulis dapat simpulkan:

1. Keracunan makanan dapat terjadi disebabkan karena kebersihan dan proses pengolahan makanan oleh penjamah makanan yang tidak memperhatikan prinsip- prinsip hyigene dan sanitasi makanan.

2. Terdapatnya bahan- bahan pencemar dalam makanan baik yang bersifat bakteriologis, chemis, dan fisik dan akan memberikan citra negatif bagi pengelola jasa makanan seperti jasa boga, dan tempat pengolahan lainnya.

3. Beberapa hal sederhana dapat dilakukan untuk meminimalkan potensi terjadinya keracunan makanan. Ikutilah petunjuk WHO mengenai 5 langkah menuju keamanan pangan dengan seksama, seperti berikut ini :

Jagalah kebersihan Pisahkan bahan pangan mentah dan matang Masaklah hingga matang Simpanlah makanan pada suhu yang aman Gunakan air bersih dan bahan pangan yang masih segar

3.2 Saran

1. Diharapkan kepada pihak produsen untuk tetap memperhatikan prinsip-prinsip Hygine Sanitasi Makanan.

2. Diperlukan suatu kerjasama antara pihak produsen dengan instansi terkait, dengan melaksanakan pelatihan dan ketrampilan terhadap pengelola makanan.

Page 15: Makalah Keamanan Pangan Baru Bu Melova

DAFTAR PUSTAKA

Intisari, Enam lngkah mencegah keracunan makanan, http://www.intisari.com,diakses 28-3-2016

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/06/20/keracunan-makanan,diakses 28-3-2016

Departemen Kesehatan RI, 2001, Kumpulan Modul Kursus Penyehatan Makanan Bagi Pengusaha Makanan da Minuman, Yayasan Pesan, Jakarta.

HAKLI, 2001, Kumpulan Makalah Seminar dan Simposium Nasional Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta.

Imam Supardi, Prof, Dr,dr,Sp.Mk, 2002, Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, yayasan Adikarya IKAPI, Bandung.

Leni Herleani Afrianti, 2004, Penyebab Makanan Beracun, F MIPA, ITB. Waspada online,2005, Bantuan Kadaluarsa Dimusnahkan,

http://www.waspada.co.id/berita/aceh/artikel.php diakses 28-3-2016

.