makalah kasus guru honorer

38
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN TENTANG ANALISIS GURU THL SDN SOCAH DIMASSA Dosen Pembimbing Dra. Hj. DIAH PUJI NALIBRATA, M.Si Oleh : LUNGIT WAWASTIONO ( 087169 ) 2008 / E

description

kasus guru yang masih banyak terjadi di negara kita, bagaimana perkembangan pendidikan di negara kita ke depan, perlu peningkatan mutu pendidik yang sangat mendasar.

Transcript of makalah kasus guru honorer

Page 1: makalah kasus guru honorer

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

TENTANG

ANALISIS GURU THL SDN SOCAH DIMASSA

Dosen Pembimbing

Dra. Hj. DIAH PUJI NALIBRATA, M.Si

Oleh :

LUNGIT WAWASTIONO ( 087169 )

2008 / E

ENGLISH DEPARTMENT

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

2010

Page 2: makalah kasus guru honorer

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20.

tahun 2003, pasal 39 ayat 1 disebutkan tentang tugas-tugas tenaga

kependidikan yaitu "tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan

teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan"

sedangkan pada ayat 2 menyatakan " pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi ". dari isi pasal 39 dengan 2 ayat diatas terlihat bahwa tugas

seorang guru bukan merupakan tugas yang ringan akan tetapi tugas yang memerlukan

pengorbanan baik tenaga, maupun waktunya.

Tantangan seorang guru dimasa depan adalah tantangan

menghadapi perkembangan masa depan yang selalu berubah (M.

Nurdin. 2005), ia harus menjadi seorang pendidik sekaligus penolong bagi

anak didiknya terhadap dampak-dampak globalisasi yang sampai sekarang

menunjukan dampak yang kurang baik bagi perkembangan generasi bangsa

terutama pada perkembangan moral anak bangsa.

Guru yang kata masyarakat adalah sosok yang digugu dan ditiru

sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara, " Tut wuri Handayani, ing

ngarso sung tulodo, ing madya mengun karso ", (Tidak cukup dengan menguasai

materi pelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi contoh atau

teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk lebih baik dan maju)

pada hakikatnya tidak hanya mengajarkan materi yang menjadi tanggung

jawabnya ketika anak didik berada di sekolah namun dibalik tugas guru

Page 3: makalah kasus guru honorer

terdapat tanggung jawab yang sangat besar terhadap anak didiknya yaitu

membentuk pribadi anak didik agar mempunyai akhlaq yang baik, tugas itu

tidak akan dapat dilaksanakan jika pada diri guru itu sendiri mempunyai

pandangan bahwa tugasnya adalah hanya menyampaikan materi pelajaran saja.

Padahal bangsa kita saat ini membutuhkan generasi-generasi

yang mempunyai kecerdasan, kecakapan serta akhlaq yang baik bukan generasi-

generasi yang pandai menyanyi, pandai melawak atau pandai berakting

seperti yang sering ditampilkan oleh media elektornik kita yang berlomba-

lomba mengadakan audisi menjadi penyanyi atau audisi- audisi yang lain.

(Syaiful bahri. 2000:36) mengatakan guru yang merupakan elemen

terpenting dalam proses pembelajaran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional haruslah mempunyai tekad yang memang benar-benar

muncul dari dalam hatinya untuk menjadikan anak-anak bangsa menjadi

pemuda-pemuda yang berkualitas baik akhlaq, kecakapan, maupun

ketrampilan.

Peranan diatas akan dapat dijalankan dengan baik manakala

seorang guru tidak hanya menganggap bahwa menjadi guru hanyalah suatu

pekerjaan layaknya pekerjaan-pekerjaan yang ada disekitarnya, akan tetapi ia

merupakan pekerjaan yang didasari atas penggilan hati nurani yang

didalamnya dituntut suatu pengabdian kepada anak didik (Syaiful Bahri.

2000:2).

Profesi guru adalah merupakan profesi yang sangat mulia dan

orang yang mengambil profesi ini adalah termasuk orang yang

beruntung karena mereka melepaskan belenggu kebodohan,

mencerdaskan manusia, menciptakan manusia berakhlaq, berbudi,

beriman, bertaqwa, menggunakan fikiran, perasaan, dan melatihkan

keterampilan manusia. (Martinis Yamin. 2006). Allah swt juga

berfirman dalam surat (Ali Imran : 104) " Dan hendaklah ada diantara kamu

segolongan umat yang menyeru kepada kebaijkan, menyuruh kepada

yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang

Page 4: makalah kasus guru honorer

yang beruntung (The Tso Chuan, abad ke 5 SM) menyampaikan bahwa "

orang mulia adalah orang yang memelopori suatu gerakan moral yang berguna

bagi generasinya dan juga generasi selanjutnya, memberikan jasa besar bagi

masyarakat pada umumnya ,kata-katanya memberikan pencerahan dan

inspirasi bagi orang lain.

Ini adalah tiga pencapaian yang tak akan mati dalam kehidupan". (Syaiful

Bahri 2000 : 35) mengatakan jika profesi sebagai guru diambil karena panggilan

hati nurani, maka ketika guru melihat anak didiknya senang berkelahi,

meminum-minuman keras, menghisap ganja, datang kerumah bordil, dan

sebagainya, guru merasa sakit hati. Siang atau malam selalu memikirkan

bagaimana caranya agar anak didiknya itu dapat dicegah dari perbuatan yang

kurang baik, asusila, dan amoral.

Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga

pendidikan bukan guru yang menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak

anak didik saja sementara jiwa dan wataknya tidak dibina. Pada penelitian ini peneliti

ingin menyampaikan sebuah peristiwa yang menggambarkan kinerja guru

yang dimiliki oleh bangsa kita, sebuah kasus yang dimuat dalam Jawa Pos

Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa, karena

mencuri seekor burung di perumahan Pondok Halim II, untungnya nyawa Ismail

masih tertolong, Ismail diancam pasal 363 KUHP dengan hukuman penjara 5 tahun.

Informasi tentang banyaknya pengangkatan guru memicu

banyaknya orang mengejar profesi sebagai guru, muncul kekhawatiran dari peniliti

terkait dengan motivasi yang di bawa oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah

di keguruan, apakah ketika mereka memutuskan untuk menggeluti profesi sebagai

guru atas dasar panggilan hati nurani atau hanya sebagai batu loncatan karena tidak

ada pekerjaan yang bisa ia dapatkan, jika memang benar hanya sebagai batu

loncatan maka akan terciptalah guru yang mempunyai mental seperti

kasus yang telah disampaikan oleh peneliti di atas.

Page 5: makalah kasus guru honorer

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penilaian orang lain terhadap guru?

2. Bagaimana kode etik, tugas, tanggung jawab dan peran

seorang guru ?

3. Bagaimana hasil analisis kasus guru yang di muat di harian jawa pos

edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah

Dimassa?

III. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mahasiswa dapat memahami penilaian orang lain terhadap

guru

2. Mahasiswa dapat memahami kode etik, tugas, tanggung jawab dan

peran seorang guru

3. Mahasiswa dapat memahami hasil analisis kasus guru yang di muat di

harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL

SDN Socah Dimassa.

Page 6: makalah kasus guru honorer

BAB II

PEMBAHASAN

1. Penilaian Terhadap Guru

Pekerjaan yang geluti guru merupakan pekerjaan yang mulia, mereka

melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia be-

rakhlak, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan perasaan, fikiran, dan melatih ke-

trampilan manusia.

Guru dikenal sebagai agen perubahan, agen sosial, agen budaya, agen nilai,

agen agama, dan masih banyak lagi pangkat yang disandang oleh guru.

Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131) mengakui nilai

seorang guru dengan kata –kata sebagai berikut “Berdiri dan hornatilah guru dan beri-

lah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul”.

Sekarang pengakuan terhadap seorang guru hanya tinggal sebatas kenangan,

bahwa beliau adalah guruku, ustazku, kepedulian terhadap jasa yang diberi oleh guru

telah terlindas oleh kesibukan material, dan kadang-kadang guru diukur dengan mate-

rial, sebagian orang tua menitip uang kepada anaknya untuk diberikan kepada gu-

runya, agar guru itu memberi perhatian kepada anak-anak mereka, hal ini yang

merusak lembaga pendidikan kita saat ini, sehingga guru cenderung materialistis.

2. Mengetahui Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan Peran Seorang

Guru

a. Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian

terhadap tuhan yang maha esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada

umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang

dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi

Page 7: makalah kasus guru honorer

Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia

terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sbagai

berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama

terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang

pendidikan.

Dari sembilan kode etik tersebut diatas, makalah ini hanya membahas lima

kode etik saja. Berikut secara rinci akan diuraikan satu-persatu.

b. Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

(1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud

pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi

nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai

pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan

Page 8: makalah kasus guru honorer

masyarakat.

(2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi

profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.

(3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh

penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 4

(1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

(2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara

perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.

c. Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila

(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional.

(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi

perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan

spiritual,

Pasal 6

(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi

proses dan hasil pembelajaran.

Page 9: makalah kasus guru honorer

b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,

dan anggota masyarakat

c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara

individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya

untuk kepentingan proses kependidikan.

e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus

berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah

yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien

bagi peserta didik.

f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih

sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar

batas kaidah pendidikan.

g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang

dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk

membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan

kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali

merendahkan martabat peserta didiknya.

j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara

adil.

k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh

perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

Page 10: makalah kasus guru honorer

m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta

didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,

menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan-

alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum,

kesehatan, dan kemanusiaan.

o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya

kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,

kebudayaan, moral, dan agama.

p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional

dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan

pribadi.

(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien

dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.

2. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan

objektif mengenai perkembangan peserta didik.

3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang

bukan orangtua/walinya.

4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi

dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai

kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada

umumnya.

6. Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin

dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak

atau anak-anak akan pendidikan.

7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan

Page 11: makalah kasus guru honorer

orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.

(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat :

1. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan

efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan

pendidikan.

2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat

4. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan

prestise dan martabat profesinya.

5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya

6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai

agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan

masyarakat.

7. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya

kepada masyarakat.

8. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam

masyarakat.

(4) Hubungan Guru dengan sekolah

1. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi

sekolah.

2. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam

melaksanakan proses pendidikan.

3. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

4. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

5. Guru menghormati rekan sejawat.

6. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat

Page 12: makalah kasus guru honorer

7. Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan

kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

8. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya

untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan

dengan tuntutan profesionalitasnya.

9. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan

pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan

dan pembelajaran

10. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan

dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.

11. Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat

meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-

tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

12. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari

kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.

13. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan

dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.

14. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya

15. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya

atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarnya.

16. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk

pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

17. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung

atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

(5) Hubungan Guru dengan Profesi :

1. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan

Page 13: makalah kasus guru honorer

dan bidang studi yang diajarkan

3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya

4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas

konsekuensiinya.

5. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif

individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.

6. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

akan merendahkan martabat profesionalnya.

7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat

mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari

tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di

bidang pendidikan dan pembelajaran.

(6) Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

a. Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara

aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan

kependidikan.

b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang

memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan

c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat

informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan

masyarakat.

d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas

konsekuensinya.

e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk

tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-

Page 14: makalah kasus guru honorer

tindakan profesional lainnya.

f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.

g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk

memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi

profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(7) Hubungan Guru dengan Pemerintah :

a) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program

pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD

1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang

Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya.

b) Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan

berbudaya.

c) Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa persatuan

dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan

pancasila dan UUD1945.

d) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh

pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan

pembelajaran.

e) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang

berakibat pada kerugian negara.

d. Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

Pasal 7

(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan

Page 15: makalah kasus guru honorer

Kude Etik Guru Indonesia.

(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru

Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat

dan pemerintah.

Pasal 8

(1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan

Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang

berkaitan dengan protes guru.

(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

(1) Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan

pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang

Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus objektif

(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.

(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan

kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan

martabat profesi guru.

(5) Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru

Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia,

organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

(6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa

Page 16: makalah kasus guru honorer

bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai dengan

jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru

Indonesia.

3. Hasil Analisis Kasus “ANALISIS GURU THL SDN SOCAH DIMASSA”

Koran Jawa Pos Jum’at 19 Februari 2010.

A. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Profesionalitas Guru

1. Deskripsi Guru Profesional

Profesional dilihat dari kriteria yang dikemukakan para ahli mempermudah

kita memahami dan mengetahui kaidah-kaidah profesi, secara konsep profesional

memiliki aturan-aturan dan teori, teori untuk dilaksanakan dalam praktik dan unjuk

kerja, teori dan praktik merupakan perpaduan yang tidak dapat

dipisahkan.keterampilan dalam pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori yang

telah dipelajarinya. Jadi seorang profesional dituntut banyak belajar, membaca dan

mendalami teori tentang profesi yang digelutinya.

Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Depdikbud dan johnson (1980)

(dalam sanusi, 1991:36) mencakup tiga aspek, yaitu:

(a) Kemampuan profesional, mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus dia-

jarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan ke-

guruan.

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

(b) Kemampuan sosial, mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan

kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru.

(c) Kemampuan personal, mencakup:

1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan

terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

Page 17: makalah kasus guru honorer

2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut

oleh seseorang guru.

3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi

para siswanya.

2. Syarat-syarat Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangka sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikategorikakn sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru

profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,

mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya sebagaimana

filosofi Ki Hajar Dewantara: “utwuri handayani, ing garso sung tulodo, ing madyo

mangun karso”. Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi

mengayomi murud, menjadi contoh bagi murid serta selalu mendorong murid untuk

lebih maju dan lebih baik.guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap

pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca

literatur- literatur. Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001;

118), guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi:

1. Memiliki bakat sebagai guru.

2. Memiliki keahlian sebagai guru.

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

4. Memiliki mental yang sehat.

5. Berbadan sehat.

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

Page 18: makalah kasus guru honorer

B. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan

Peran Seorang Guru

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan pada

umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut

bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik

Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil untuk

menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia

pembangunan yang ber-Pancasila.

a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-

masing

b. Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan

rohaniyah) bagi anak didiknya

c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila

d. Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila

bagi anak didiknya

e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya krasai

anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun

f. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan

keterampilan kepada anak didik.

2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai

dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak

didiknya masing-masing

b. Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan

klebutuhan anak didik masing-masing

c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum

tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang

Page 19: makalah kasus guru honorer

anak didik,. Tetapi menghindarkan diri dari segtsala bentuk penyalah gunaan

a. Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan

pada rasa kasih sayang

b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian anak

dan latar belakangt keluarganya masing-masing.

c. Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan

pendidikan anak didik

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan

orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik

a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekol;ah sehingga anak didik betah

berada dan belajar di sekolah

b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat

terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik

c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang

disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.

d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya

maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan

a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan

b. Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan

kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi

sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan

ditempat itu

c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai

unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.

d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas

e. Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara sekolah,

orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas

dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab nersama antara

pemerintah, orang t5ua murid dan masyarakat.

Page 20: makalah kasus guru honorer

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu profesinya.

a. Guru melanjutkan setudinya dengan :

· Membaca buku-buku

· Mengikuti loka karya, seminar, gterakan koperasi, dan pertemuan-pertemuan

pendidikan dan keilmuan lainnya

· Mengikuti penataran

· Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian

b. Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya,

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik

berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

a. Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri dan

Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan

pribadi maupun dalam menuaikan tugas profgesinya

b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-

rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan

maupun secara pribadi

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi

guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud

membina profesi dan pendidikan pada umumnya

b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame

pengabdi pendidikan

c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap ucapan,

dan tindakan yag merugikan organisasi

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang pendidikan

a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan

pemerintah dalam bidang pendidikan

b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian

Page 21: makalah kasus guru honorer

c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program

pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya

d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan

dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya.

Menurut uraian diatas mengenai Kode Etik Guru, kita perlu melihat pula:

Kualitas guru-guru di Indonesia- khususnya yang berstatus PNS dan guru sekolah

swasta yang “hidup segan mati takmau”, juga saat ini berada dalam titik “rendah”.

Para guru juga tidak hanya gagap dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, mereka juga terjebak dalam

kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Prakarsa inisiatif para guru untuk

belajar mengalimetode, bahan ajar dan pola relasi belajar-mengajar yang baru sangat

minimalis. Tidak mengherankan ketika Depdiknas merekonsepsikan dan

mengimplementasikan kerangka kurikulum pembaruan, KBK (kurikulum berbasis

kopetensi), banyak guru yang sangat sulit memahami. Banyak yang menggerutu dan

beranggapan KBK hanya sebagai wujud kurikulum yang “ngayawara” (tidak

realistik).

Rendahnya mutu atau kapabilitas guru di Indonesia, selama ini disebabkan

oleh beberapa factor. factor structural: para guru selama tiga dekada Orde Baru

dijadikan “bemper” politik bagi kekuatan partai Golkar. Guru dijadikan agen politik

pembagunanisme dan juga agen pemenangan program partai golkar. Melelui

organisasi Korpri dan PGRI, mereka dijadikan proyek korporatisme Negara. kuatnya

politik pendidikan, yang mengontrol arah dan system pendidikan selama tiga decade

membuat para guru seperti “robot” ang dipenjara melelui tuggas-tugas kedinasan

yang stagnan. rendahnya tingkat kesejahteraan guru Indonesia membuat mereka tidak

bisa optimal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar

karena selalu mengurusi persoalan ekonomi keluarga. kuatnya kultur feodalistik

dalam dunia pendidikan, sehingga tidak terjadi proses “social clustering” dan

regenerasi ekskusif

komunitas guru muda.

Page 22: makalah kasus guru honorer

Tabel Pengamatan kasu Guru THL SDN Socah Dimassa

No. KasusNilai

moral

Profesional-

itas1. Guru THL SDN Socah Dimassa

Bangkalan-Nasib sial dialami Ismail, S.Pd, guru THL (Tenaga Harian Lepas) di SDN Parseh 3, Socah. Tenaga pendidik yang masih berusia 26 tahun ini babak belur dihajar massa saat ketahuan mencuri burung di perumahan Pondok Halim II, Jl. Halim Perdana Kusuma. Kini dia mendekam di penjara dan hanya bisa menyesali perbuatan-nya.

Perbuatan tak terpuji “Umar Bakri” ini terjadi rabu(17/2) dini hari. Saat tengah malam, Ismail masuk kompleks Perumahan Pondok Halim II di Desa/Kec. Burneh. Dia mengambil burung pren-jak milik Bayu Sugiono, 28 yang berada di Blok D Nomor 7. namun sial, setelah berhasil mengambil burung incarannya, dia ketahuan sang pemilik yang langsung berteriak maling. Sontak warga berhamburan dan menghajarnya.

“Siang harinya dia memang sudah datang ke rumah saya dan berpura-pura menawar burung sekaligus mencari sangkar,” ujar Bayu yang me-mang dikenal sebagai pedagang burung berkicau.

Untungnya nyawa Ismail masih tertolong. Petugas Polres Bangkalan langsung datang ke TKP mengamankan tersangka. Kini guru di SDN Parseh 3 tersebut terus diselidiki untuk megejar para pelaku lainnya. “Ismail diancam hukuman penjara 5 tahun,” ujar Iptu Sumono KBO Reskrim Polres Bangkalan mewakili Kaplres Bangkalan AKBP Agus Salim.

Dari aspek moral ka-sus ini memiliki nilai negatif bagi guru

Dari segi pro-fesional-itas juga memi-liki nilai negatif

Page 23: makalah kasus guru honorer

BAB II

PENUTUP

1. Kesimpulan

Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional

jika telah menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan.

Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut

sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang

diharapkan oleh kelompoknya.

Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:

1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.

2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode

moral sebagai kode prilaku.

3). Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri

2. Saran

Semoga dengan analisis kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua

dan semoga profesionalitas guru di Indonesai semakin baik.

Page 24: makalah kasus guru honorer

DAFTAR PUSTAKA

- Depdikbud dan johnson (1980) (dalam sanusi, 1991:36)

- Djamarah, syaiful bahri. 2000. guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.

Bandung : Rineka cipta

- M. Nurdin. 2005

- Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118)

- Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131)

- Soecipto dan kosasih, raflis. 2004. profesi keguruan. Bandung : Rineka cipta

dan pusat perbukuan depdiknas

- Undang-Undang Dasar 1945

- UU sisdiknas no. 20 tahun 2003

- Yamin, Martinis.2006. sertifikasi profesi keguruan di Indonesia.bandung:

Gaung persada

- Yusuf, samsu

Page 25: makalah kasus guru honorer

Lampiran