MAKALAH KANKER TIROID

29
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak,  biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.  Nodul tiroid sangat sering ditemukan, dengan incidence rate setiap tahunnya berkisar antara 4-8%. Menurut data WHO 2004, karsinoma tiroid  jarang terjadi dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh. Karsinoma tiroid biasanya merupakan keganasan sistem endokrin. Dijumpai secara primer pada usia dewasa muda dan pertengahan, dengan sekitar 122.000 kasus baru per tahun di seluruh dunia (WHO,2004). Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun. Peran perawat terhadap kangker tiroid ini sangat penting, yaitu untuk memberikan informasi sebelum jalannya oprasi dan memberikan perawatan setelah dilaksanakan oprasi demi mempercepat penyembuhan pasien. Setalah melihat tentang keganasan dan patofisiologi dari kanker tiroid maka kelompok kami tertarik untuk membahas mengenai kangker tiroid tersebut. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Tujuan umum

description

Asuhan keperawatan kanker tiroid

Transcript of MAKALAH KANKER TIROID

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKanker Tiroidadalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.Nodul tiroid sangat sering ditemukan, dengan incidence rate setiap tahunnya berkisar antara 4-8%. Menurut data WHO 2004, karsinoma tiroid jarang terjadi dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh. Karsinoma tiroid biasanya merupakan keganasan sistem endokrin. Dijumpai secara primer pada usia dewasa muda dan pertengahan, dengan sekitar 122.000 kasus baru per tahun di seluruh dunia (WHO,2004).Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.Peran perawat terhadap kangker tiroid ini sangat penting, yaitu untuk memberikan informasi sebelum jalannya oprasi dan memberikan perawatan setelah dilaksanakan oprasi demi mempercepat penyembuhan pasien.Setalah melihat tentang keganasan dan patofisiologi dari kanker tiroid maka kelompok kami tertarik untuk membahas mengenai kangker tiroid tersebut.

B. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Tujuan umumMeningkatkan pemahaman dan pengetahuan asuhan keperawatan carsinoma tiroid.2. Tujuan khususa. Mahasiswa/i mampu mengetahui konsep Anatomi Fisiologi.b. Mahasisa/i mampu memahami konsep dasar carsinoma Thyroidc. Mahasiswa/i mampu menerapkan asuhan keperawatan dalam setiap tindakan keperawatan.

C. Ruang Lingkup PenulisanDalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan secara umum asuhan keperawatan pada klien dengan karsinoma tyroid yang telah disesuaikan dengan literatur yang ada diperpustakaan STIKES YARSI Pontianak.

D. Metode PenulisanDalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan masalah tentang tentang asuhan keperwatan pada klien dengan karinoma tyroid.

E. Sistematika PenulisanAdapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari empat bab, yaitu: Bab 1 : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisanBab 2 : landasan teoritis yang terdiri dari anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, jenis dan klasifikasi, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medisBab 3 : Asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan dan rencana keperawatanBab 4 : penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran Daftar Pustaka

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin1. Konsep dasar kelenjar endokrinKelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar lain (Sayfuddin,2006).Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan poliferasi ke arah pengikat sel epitel yang telah berpoliferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya disebut hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang berada dibawah pengaruhnya, mekanisme pengaturan ini disebut dengan sistem umpanbalik negatif . misalnya , hipofise terhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior menghasilkan gonadotropin yang merangsang kelenjar gonad menghasilkan hormon seks .hormon yang dihasilakan kelenjar endokrin beberapa macam. Zat yang secara fungsional dapat dilakukan sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon organik (Sayfuddin,2006). 2. Fungsi kelenjar endokrin Menurut Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi kelenjar endokrin yaitu :a. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu b. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh c. Meransang pertumbuhan jaringan d. Mengatur metabolisme, oksidasi meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus e. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin, mineral dan air.Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak dapat menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang bermolekul kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap spektrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan resptor protein.3. Kelenjar tiroid Terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan melintasi trakea disebelah depan.kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat didalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkaNn oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi kelenjar tirosin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani (Sayfuddin,2006).4. Fungsi kelenjar tiroidDalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi kelenjar tiroid yaitu :a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasib) Mengatur penggunaan oksidasic) Membantu pengeluaran karbon dioksidad) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringane) Pada anak mempengruhi perkembangan fisik dan mental

5. Fisiologi kelenjar tiroidKelenjar ini menghasilkan hormon tirosin yang memegang peranan penting dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan metabolisme secara keseluruhan.hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 (triodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4 (Sayfuddin,2006).

6. Kelainan tiroidDalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa kelainan pada kelenjar tyroid yaitu :a) Hipertrofi atau hiperplasia1) Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.2) Struma difosa nontoksika) Ipe endemik: kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung yodium disebut gondok edemikb) Tipe sporadik : pembesaran difusi dan strauma didaerah endemis, penyebabnya suatu stimulus yang tidak diketahui

b) Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi insufiensi atau berkurang, bila permanen dan komplek disebut atiroidisme.1) Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tampaktebal, mata besar, mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi seperti orang bodoh.2) Mikesedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol, pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang.3) Mikedema dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan, konstipasi, tidak tahan dingin dan otot tengang.c) Neoplasma (tumor jinak) adenoma tiroid bekerja sama secara atonom dan tidak dipengaruhi oleh TSH.d) Tumos ganas (maligna), dimulai dari foliker tiroid dengan karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil karsinoma metastase.7. Fungsi hormon tiroidDalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi hormon tiroid yaitu :a) Mempengaruhi pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energib) Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolikc) Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA) , metabolisme meningkatd) Keseimbangan nitrogen negatif dan sistesis protein menurune) Menambah produksi panas dan menyimpan energif) Absorpsi intestinal terhadap glukosa, toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme.

B. Konsep Dasar Karsinoma Tiroid1. PengertianKarsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid (Cozzier,1996).Kankertiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduller. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.Kanker tiroidsering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

2. Klasifikasi karsinoma tiroid.Menurut Barbara (1996) dijelaskan bahwa klasifikasi karsinom thyroid yaitu :a. Karsinoma papiler,karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan merupakan jenis paling umum dari karsinoma tiroid. Lebih sering terdapat pada anak dan dewasa muda dan lebih banyak pada wanita. Terkena radiasi semasa kanak ikut menjadi sebab keganasan ini. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid atau sebagai pembesaran kelenjar limfe didaerah leher. Metastasis dapat terjadi melalui limfe ke daerah lain pada tiroid atau, pada beberapa kasus, ke paru.b. Karsinoma folikuler, karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 20-25 % dari karsinoma tiroid.Karsinoma folikulerterutama menyerangpadausia di atas 40 tahun.Karsinoma folikulerjuga menyerangwanita 2sampai 3 kali lebih sering daripada pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak meningkatkan resiko jenis keganasan ini.Jenis ini lebih infasif daripada jenis papiler.c. Karsinoma anaplastik,karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kanker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria. Metastasis terjadisecaracepat, mula-muladisekitarnya dan kemudian keseluruh bagian tubuh. Pada mulanya orang yang hanya mengeluh tentang adanya tumor didaerah tiroid. Dengan menyusupnya kanker inidisekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan hidup setelah ditegakkan diagnosis, biasanya hanya beberapa bulan.d. Karsinoma parafolikular, karsinoma parafolikular atau meduller adalah unik diantara kanker tiroid. Karsinoma ini umumnya lebih banyak pada wanita daripada pria dan paling sering di atas 50 tahun. Karsinoma ini dengan cepat bermetastasis, sering ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati. Ciri khasnya adalah kemampuannya mensekresi kalsitonin karena asalnya. Karsinoma ini sering dikatakan herediter.

3. EtiologiEtiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar (Sudoyo.dkk,2009).Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resikolainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun (Barbara,1996).Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu triyodotironin T3, tiroksin T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler (Sudoyo.dkk,2009).

Kebersihan jalan nafas b.d denganobstruksi trachea akibat desakan massa tumorPre oprasiAnsietas b.d faktor kurng pengetahun mengenai proses oprasiPerubahan proses keluarga b.d ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yg baru saja diterimaPost OprasiKebersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi akibat adanya edema pada tempat pembedahanNyeri b.d tiroidektomiResiko tinggi terhadap komplikasi b.d tiroidektomiGangguan nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan Kesulitan menelanKesulitan bernafas, berbicara dll.hemtogenParu2, tulang, otak , hatiPertumbuhan cepatbenjolanPenyusutan ke jaringan sekitarRadiasi, genetik & TSHKarsinoma / adeno karsinomabermetstasePathway

Limfe leher

4. PatofisiologiAdenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita dengan ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang jarang ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama di paru, tulang, otak dan hati (Barbara,1996).5. Tanda dan GejalaDalam buku Barbara (1996) dijelaskan tanda dan gejala carsinom thyroid ialah :a. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.b. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.c. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.d. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik.e. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.f. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.

6. Pemeriksaanpenunjanga. Pemeriksaan Laboratorium.Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.b. Radiologis1) Foto X-RayPemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai kalsifikasi stipled, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus2) UltrasoundUltrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah3) Computerized TomografiCT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.4) ScintisgrafiDengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.c. Biopsi AspirasiPada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma medule.7. Penatalaksanaan medisa. Therapi RadiasiPada adenokarsinoma papiler tanpa penyebaran ke kelenjar leher sebaiknya dilakukan istmolobektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar limf leher, kemungkinan besar telah terjadi penyebaran melalui saluran limf di dalam kelenjar sehingga perlu dilakukan tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.b. TiroidectomiTiroidektomi adalah prosedur pembedahan di mana semua atau sebagian dari kelenjar tiroid akan dihapus. Kelenjar tiroid terletak di anterior bagian dari leher tepat di bawah kulit dan di depan jakun. Tiroid adalah salah satu kelenjar endokrin tubuh, yang berarti bahwa mengeluarkan produk-produknya di dalam tubuh, ke dalam darah atau getah bening. tiroid menghasilkan beberapahormon yang memiliki dua fungsi utama: mereka meningkatkan sintesis protein di sebagian besar jaringan tubuh, dan mereka meningkatkan tingkat konsumsioksigen tubuh.

8. Peran perawatPeran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi:a. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:1) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita2) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovasculer3) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada4) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan5) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan6) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.b. Penatalaksanaan Intra OperasiPeran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.c. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)1) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil2) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi3) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan4) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita5) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi medik, ata biografi ruangan dan diagnosa medis.2. Riwayat kesehatan yang lalu berupa penyakit dahulu yang berhubungan dengan keluhan sekarang.3. Riwayat keluhan sekarang meliputi kapan keluhan itu timbul, apakah sudah berobat dan keluhan apa yang dirasakan.4. Aktivitas / Istirahata. Gejala: Kelelahan, kelemahan, atau malaise umum. Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan. Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak.b. Tanda: Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan kelelahan5. Sirkulasia. Gejala: Palpitasi, angina / nyeri dada.b. Tanda : Takikardia, distrimia dan terdengar bunyi bruid6. Integritas Egoa. Gejala: Faktor stress, takut / ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut mati.b. Tanda: Berbagi prilaku, missal marah, menarik diri , pasif.7. Eliminasia. Gejala: Tidak ada Perubahan karakteristik urin dan peces. b. Tanda: -

8. Makanan / Cairana. Gejala: Anorexia / kehilangan nafsu makan, disfagia ( tekanan pada esophagus ). Adanya penurunan berat badan sampai dengan 10 % atau lebih selam 6 bulam.b. Tanda: Pembengkakan pada leher, rahang atau tangan kanan. 9. Neurosensoria. Gejala: Nyeri saraf ( Neoralgia ) menunjukan kompresi saraf oleh pembesaran kelenjar tiroid b. Tanda: Status mental : letargi, menarik diri, paraplegia ( kompresi batang spinal, dari tubuh vertebra, keterlibatan diskus pada kompresi / regenerasi atau kompresi suplai darah terhadap batang spinal ).10. Nyeri Kenyamanana. Gejala: Nyeri tekan / nyeri pada kelenjar limfe yang terkena, misalnya nyeri dada, nyeri punggung, nyeri tulang umum, nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol.b. Tanda: Fokus pada diri sendiri ; prilaku berhati-hati.11. Pernapasana. Gejala: Dipsnea pada kerja atau istirahat ; nyeri dada.b. Tanda: Dispnea : takikardia, batuk kering non produktif, tanda distress pernapasan, contoh peningkatan prekwensi pernapasan dan kedalaman, penggunaan otot Bantu, stridor sianosis, parau / paralysis laryngeal. ( tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laryngeal ).12. Keamanana. Gejala: Riwayat adanya infeksi, riwayat mononukleus, riwayat ulkus / perforasi pendarahan gaster, periode demam : keringat malam tanpa menggigil.b. Tanda: Demam menetap dengan suhu 38 C tanpa gejala infeksi, nodus limfe simetris, membengkak atau membesar, nodus dapat terasa keras dan kenyal, pruritas umum.13. Seksualitasa. Gejala: Masalah tentang fertilitas / kehamilan ( sementara penyakit tidak mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi ) dan penurunan libido.b. Penyuluhan / pembelajaranc. Gejala: Faktor resiko keluarga, pekerjaan terpajang pada herbisida ( pekerjaan kayu / kimia ).B. Diagnosa1. Diagnosa Pre Oprasi a. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.Tujuan & Kriteria Hasil : 1) Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang 2) Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup 3) mengungkapkan pe-mahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi postur tubuh riileks. Intervensi 1) Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi, termasuk test laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan status puasa, obat-obatan pre op, aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan program pasca operasi. Informasikan klien bahwa obatnya tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri, anjurkan untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri sebelum nyerinya bertambah hebat.2) Informasikan klien bahwa ada suara serak & ketidaknyamanan menelan dapat dialami setelah pembedahan, tetapi akan hilang secara bertahap 3-5 hari.dengan berkurangnya bengkak 3) Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan bagaimana menyokong leher untuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur atau batuk.4) Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan perasaan tentang pengalaman pembedahan, perbaiki jika ada kekeliruan konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang pembedahan kepada ahli bedah.5) Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre op, beritahu dokter jika ada kelainan dari test Lab. pre op.6) Pengetahuan tentang apa yang diperlukan membantu mengurangi ansie-tas & meningkatkan kerjasama klien selama pemulihan, mempertahankan kadar analgesik darah konstan, memberikan kontrol nyeri terbaik.7) Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi an-sietas.8) Praktek aktifitas-aktifitas pasca ope-rasi membantu menjamin penurunan program pasca operasi terkomplikasi.9) Dengan mengungkapkan perasaan membantu pemecahan masalah dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang dapat menjadi sumber kekuatan. Keluarga adalah sistem pendukung bagi klien. Agar efektif, sistem pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.10) Daftar cek memastikan semua aktifitas yang diperlukan telah lengkap. Aktifitas ini dirancang untuk memastikan klien telah siap secara fisiologis untuk operasi dan mengurangi resiko lamanya penyembuhan.

c. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yang baru saja diterima, masalah potensial ketidak pastian masa depan.Tujuan Dan Kriteria Hasil :1) Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara konstruktif terhadap krisis.2) Klien dan keluarga mampu mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga.3) Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter.4) Berpartisipasi dalam perawatan anggota keluarga yang sakit.5) Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar tiap anggota keluarga.Intervensi :1) Bantu klien & keluarga dalam menghadapi ke-khawatiran terhadap situasi: resikonya, pilihan yang ada serta bantuan yang didapat.2) Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat pribadi & mendukung untuk klien & keluarga.3) Libatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit bila memungkinkan.4) Bantu anggota keluarga untuk mengubah harapan-harapan klien yang sakit dalam suatu sikap yang realistis.5) Buatlah daftar bantuan profesional lain bila masalah-masalah meluas diluar batas-batas ke-perawatan. Klien & keluarga mengetahui segala sesuatu yang mungkin dapat menyebabkan kekha-watiran serta dapat mengatasi nya.Klien merasa terlindungi rasa amannya.6) Klien mendapat perhatian & kasih sayang dari keluarga-nya & keluarga dapat berpe-ran lebih aktif dalam merawat klien.Harapan yang tidak realistis membuat kelurga berpikir ti-dak objektif.7) Dengan mengetahui bantuan profesional diharapkan klien & keluarga dapat mencari al-ternatif & usaha lain dalam mengobati & merawat klien.

2. Diagnosa Post Oprasi a. Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya perdarahan atau edem pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.Tujuan Dan Kriteria Hasil : 1) Paru-paru klien bersih.2) Pola nafas klien berada dalam batas normal.3) Klien dapat berbicara dengan suara biasa Intervensi:1) Monitor tanda-tanda respiratori distres, sianosis, takipnea & nafas yang berbunyi.2) Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal post op, kemudian tiap 4 jam.3) Monitor frekuensi & jumlah drainase serta kekuatan balutan.4) Periksa sensasi klien karena keketatan disekeliling tempat insisi.5) Pertahankan klien dalam posisi semi fowler dengan diberi kantung es (ice bag) untuk mengurangi bengkak.6) Anjurkan klien untuk berbicara setiap 2 jam tanpa merubah nada atau keparauan suara.7) Kaji adanya tanda Chvostek & Trousseau.8) Identifikasi adanya mati rasa.9) Monitor tingkat serum kalsium.10) astikan pemberian perawatan yang cepat & tepat.11) Siapkan peralatan emergency untuk trache-ostomy, suction, oksigen, perlengkapan benang jahit bedah dan kalsium IV, dalam keadaan siap pakai. Memonitor & mengkaji terus-mene-rus dapat membantu untuk mende-teksi & mencegah masalah pernafas-an.12) Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas karena adanya edem post op.13) Dengan mempertahankan posisi & pemberian es dapat mengurangi pembengkakan.14) Kerusakan pada saraf laringeal sela-ma pembedahan tiroid dapat menye-babkan penutupan glottis.15) Hipokalsemia, akibat dari kerusakan atau pemotongan kelenjar paratiroid dapat menyebabkan tetani & laringo-spasm.16) Persiapan untuk gawat darurat memastikan pemberian perawatan yang cepat & tepat.b. Nyeri berhubungan dengan tiroidektomi.Tujuan dan kriteria hasil : 1) Nyeri berkurang/hilang 2) Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks

Intervensi 1) Berikan analgesik narkotik yang diresepkan & evaluasi keefektifannya.2) Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan-tindakan untuk mencegah peregangan pada insisi seperti:- menyokong leher bila bergerak di tempat tidur & bila turun dari tempat tidur.- menghindari hiper ekstensi & fleksi akut leher. Analgesik narkotik perlu pada nye-ri hebat untuk memblok rasa nyeri.3) Peregangan pada garis jahitan adalah sumber ketidak nyamananc. Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan dengan tiroidektomi, edema pada dan sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.Tujuan dan kriteria hasil : a) Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah (hari ke-7 10 post op). b) Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat, hiperkalemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi jalan nafas, ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi. Intervensi Terjadi Perdarahan:a. Pantau:- TD, nadi, RR setiap 2x24 jam. Bila stabil setiap 4 jam.- Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher setiap 2x 24 jam, kemudian setiap 8 jam setelahnya.b.Beritahu dokter bila drainase merah terang pada balutan/penurunan TD disertai pe-ningkatan frekuensi nadi & nafas.c. Tempatkan bel pada sisi tempat tidur & ins-truksikan klien untuk memberi tanda bila tersedak atau sensasi tekanan pada daerah insisi terasa. Bila gejala itu terjadi, kendur-kan balutan, cek TTV, inspeksi insisi, perta-hankan klien pada posisi semi fowler, beri-tahu dokter.Terjadi Obstruksi jalan nafas:a. Pantau pernafasan setiap 2x24 jam.b.Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-sulitan pernafasan, pernafasan tidak tera-tur atau tersedak.c. Pertahankan posisi semi fowler dengan bantal dibelakang kepala untuk sokongand. Anjurkan penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam untuk merangsang pernafas-an dalam.e. Jamin bahwa O2 & suction siap tersedia di tempat.Terjadi Infeksi luka:a. Ganti balutan sesuai program dengan menggunakan teknik steril.b.Beritahu dokter bila ada tanda-tanda in-feksi.Terjadi Kerusakan saraf laringeal:a. Instruksikan klien untuk tidak banyak bi-cara.b.Laporkan peningkatan suara serak & kelemahan suara.

Hipokalsemia:a. Pantau laporan-laporan kalsium serum.b. Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kebal, kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam otot atau kadar kalsium di bawah rentang normal.Ketidakseimbangan hormon tiroid:a. Pantau kadar T3 & T4 serum.b.Berikan penggantian hormon tiroid sesu-ai pesanan. Untuk mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan.d. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.Tujuan dan kriteria hasil : 1) Klien mampu memenuhi rencana pemeliharaan dirumah.Klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan latihan dengan benar, mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan dirumah Intervensi:1) Berikan instruksi untuk latihan leher fleksi, ekstensi & latihan rotasi setelah jahitan di angkat hari ke-7.2) Hubungi dokter bila ada tanda-tanda infeksi3) Bila tiroidektomi total dilakukan, berikan informasi tentang obat pengganti & harus digunakan untuk sepanjang hidup.4) Berikan instrumen tertulis untuk aktifitas perawatan diri, perjanjian, evaluasi & obat-obatan, klien kemudian evaluasi pemaham-an instruksi.5) Latihan-latihan ini untuk memban-tu mencegah kontraktur otot leher.6) Terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi. 7) Pemahaman hubungan antara kon-disi & terapi membantu mengem-bangkan kepatuhan klien.8) Instruksi verbal mungkin mudah dilupakan.

BAB IVPENUTUP

A. SimpulanKanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar antara 5,4 30 %.Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik.Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta tepat.CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.

B. SaranMakalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit carsinoma tyroid ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa menghindari obat-obatan dan etiologi lainnya yang bisa menyebabkan alergi dan timbulnya penyakit ini.Selama kelompok menyelesaikan makalah ini kelompok merasa kesulitan karena kurangnya literature dari perpustakaan. Kelompok mengharapkan peran dari kampus untuk memperbanyak buku-buku , terutama pada penyakit carsinoma tyroid ini. Sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan semaksimal mungkin.

Daftar Pustaka

Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999,"Pedoman Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Long Barbara C, 1996,"Medical Bedah 2"Yayasan IAPK, Pajajaran, BandungPrice Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995"Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Sudoyo Aru.W.dkk, 2009. Ilmu Penyakit Dalam.Edisi ke.5. Interna Publising, JakartaWHO (2004)

10