Makalah Kalibrasi II

download Makalah Kalibrasi II

of 81

description

Makalah Praktikum Kalibrasi

Transcript of Makalah Kalibrasi II

MAKALAH KALIBRASIKALIBRASI ALAT UKUR

KONSENTRASITEKNOLOGI GAS

Oleh:Nama: Madina AnnanisaNo. Mahasiswa: 14133006Program Studi: Teknik Mesin KilangKonsentrasi: Teknologi Gas Diploma: I (Satu)

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL AKAMIGASSTEM AKAMIGASCepu, 2014BAB 1Kalibrasi Alat Ukur Suhu

A. RTDResistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam kisaran suhunya. Semakin panas benda tersebut, semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu juga sebaliknya. PT100 merupakan tipe RTD yang paling populer yang digunakan di industri.Resistance Temperature Detector merupakan sensor pasif, karena sensor ini membutuhkan energi dari luar. Elemen yang umum digunakan pada tahanan resistansi adalah kawat nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah tabung guna untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis. Resistance Temperature Detector (PT100) digunakan pada kisaran suhu -200 0C sampai dengan 650 0C.Prinsip kerja elemen resistansi didasarkan pada perubahan hambatan sebuah konduktor ketika terjadi perubahan temperatur. Utamanya RTD digunakan untuk aplikasi yang memerlukan akurasi yang tinggi, range temperature yang sempit dan respon yang linier.

Ada 2 tipe konstruksi elemen RTD :a. Wire WoundWire wound RTD terdiri dari sebuah lilitan coil yang dikelilingi oleh isolasi listrik (biasanya kaca atau keramik) dan diproteks diproteksi oleh perisai stainless steel. Penggunaannya terbatas untuk temperatur yang tidak terlalu tinggi karena akan terjadi regangan (strain) yang berbeda antara coil dan isolasi pada temperatur tinggi.

b. Thin Film

Thin Film RTD memiliki ukuran yang sangat kecil dan dibuat dengan teknik yang sama seperti pembuatan komponen elektronik di IC (Integrated Circuit) menggunakan teknik lapisan tipis (thin layer). Lapisan tipis dari sensor yang merupakan konduktor (umumnya digunakan platinum) diletakkan pada sebuah substrat keramik kemudian direkatkan untuk membentuk jalur hambatan. Lapisan tipis ini kemudian disegel dengan menggunakan lapisan material kaca. RTD tipe ini murah, ukuran yang kecil, dan memiliki respon yang cepat, namun kurang stabil.

Material SensorMaterial yang digunakan sebagai sensor pada umumnya adalah Platinum yang di disain memiliki hambatan 100 ohm pada 0oC, dikenal dengan nama , Pt-100. Material sensor lainnya seperti tembaga (Cu) dan Nikel (Ni) yang memiliki hambatan 10, 40, 100, dan 120 ohm juga digunakan pada aplikasi khusus tertentu.RTD Tembaga memiliki akurasi yang lebih rendah pada nilai hambatan rendah dibandingkan dengan RTD Platinum. Ketika RTD tembaga digunakan, kebutuhan akan akurasi harus dipertimbangkan. Kurva karakteristik masing-masing material menggambarkan hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan hambatan pada material RTD tersebut.Kinerja elemen hambatan didasarkan pada prinsip bahwa hambatan listrik sebuah konduktor berubah ketika terjadi perubahan temperature dan besarnya perubahan ini per 1 Temperatur. Koefisien temperature yang paling umum adalah 0.00385 //oC, sesuai dengan IEC 60751.Koefisien ini harus dipilih dan dicocokkan dengan instrument temperatur yang dihubungkan ke RTD untuk menghindari ketidakakuratan pengukuran temperatur. Grafik di bawah menggambarkan kurva karakteristik masing-masing tipe RTD. Range, hambatan, kelebihan, serta kekurangan masing-masing tipe RTD dijabarkan pada tabel di bawah.

Konstruksi RTDKonstruksi umum RTD terdiri dari elemen RTD yang diletakkan pada bagian ujung, dikelilingi material mineral insulated dan dilindungi oleh perisai logam (metallic sheath).

Koneksi KabelElemen RTD umumnya diletakkan di suatu rangkaian jembatan Wheatstone sehingga perubahan hambatan elemen RTD dapat dideteksi oleh rangkaian elektronik dengan terjadinya perubahan tegangan pada output rangkaian jembatan wheatstone tersebut. Berdasarkan jumlah koneksi kabel yang digunakan untuk menghubungkan elemen RTD dengan rangkaian jembatan wheatstone ini, koneksi kabel RTD dibagi menjadi 3 tipe :a. 2-WireRTD tipe 2-Wire merupakan koneksi yang paling sederhana, hanya terdiri dari 2 kabel, namun hanya dapat digunakan jika total hambatan kabel rendah dibandingkan perubahan hambatan dari RTD. RTD tipe ini rentan terhadap kesalahan akibat efek temperature lingkungan yang dihasilkan oleh kabel ekstensi.RTD tipe ini memiliki akurasi yang buruk dan harus diinstal dalam jarak yang sangat dekat (< 100 m) dengan transmitter untuk meminimalisir kesalahan akibat hambatan kabel ekstensi.

b. 3-WireTipe ini merupakan tipe yang paling sering digunakan, praktis, dan cukup akurat untuk aplikasi industri. Pada RTD 3-wire ini terdapat kompensasi perubahan hambatan kabel ekstensi karena perubahan temperatur lingkungan dan panjang kabel.Akurasi RTD tipe ini lebih baik dibandingkan RTD tipe 2-Wire karena ada tambahan 1 kabel yang berfungsi sebagai hambatan kompensasi untuk mengurangi kesalahan pengukuran akibat kabel ekstensi. RTD tipe ini dapat diinstal pada jarak yang lebih jauh (< 600 m) dengan transmitter Dari pada RTD 2-wire.

c. 4-Wire4-Wire merupakan RTD yang paling mahal, namun memiliki akurasi yang paling baik diantara RTD lainnya. Kabel keempat berfungsi menambah kompensasi kabel ekstensi sehingga anghasilkan akurasi yang lebih tinggi.

Toleransi KalibrasiToleransi kalibrasi RTD adalah penyimpangan maksimum yang diperbolehkan dari standard kurva karakteristik RTD. Data toleransi ini disediakan oleh vendor / manufacturer. Toleransi kalibrasi ini akan berubah ketika RTD digunakan dan perubahannya tergantung pada temperatur, waktu penggunaan, dan kondisi lingkungan. Perubahan ini tidak dapat diprediksi dengan akurat. Ada 2 kelas toleransi untuk RTD, yakni kelas A (special), dan kelas B (standard). Range toleransi yang didefinisikan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Penggunaan dan Prinsip Kerja RTD (PT100) pada Crystalizer Tank

Pada proses pengkristalan/ pendinginan minyak, RTD (PT100) digunakan untuk mengukur dan mengatur penurunan suhu dari minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil). Suhu minyak RBDPO yang masuk (setelah melalui proses pemanasan pada unit Heat Exchanger) ke dalam tangki Crystalizer adalah 70 0C. Sedangkan suhu yang ingin dicapai agar minyak dapat menjadi butir-butiran kristal stearin adalah 13 0C, untuk produk minyak goreng Avena. Pada gambar 2.1 dibawah, dapat dilihat hasil akhir dari minyak RBDPO yang sudah menjadi butiran-butiran kristal stearin.

Dalam proses penurunan suhu minyak ini digunakan air sebagai pendingin. Air pendingin ini berasal dari cooling tower (dengan suhu 28-30 0C) dan dari mesin water chiller (dengan suhu 7-10 0C). RTD (PT100) dipasang pada tangki crystalizer (untuk mengawasi penurunan suhu dari minyak) dan dipasang pada saluran pipa masukan air pendingin ke dalam tangki crystalizer (untuk mengatur debit air dan perubahan penggu naan air cooling menjadi air chilling).Prinsip kerja dari RTD (PT100) yang digunakan untuk pengukuran minyak ini adalah, ketika RTD pada tangki crystalizer menerima panas dari minyak, maka panas tersebut akan dikonversikan oleh RTD ke dalam bentuk besaran listrik yaitu tahanan. Panas yang dihasilkan berbanding lurus dengan tahanan dari jenis elemen logam platina yang ada pada sensor RTD, kemudian bentuk tahanan tersebut diterima oleh Tranduser kemudian tranduser merubahnya menjadi sinyal fisi dan mengirimnya ke TRC.Setelah temperatur diset pada temperatur yang diinginkan maka TRC (Temperature Recorder Control) memberi perintah kepada control valve. Control valve berfungsi untuk mengendalikan nilai input temperatur agar sesuai dengan set poin, yaitu dengan cara menutup atau membuka katup secara otomatis sehingga aliran minyak di tangki crystallizer dapat di control, RTD (PT100) akan mengukur temperatur tersebut dan mengirimkannya ke tranduser, untuk mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatic lalu di kirimkan besaran sinyal tersebut ke input TRC untuk di bandingkan dengan set point.Pada tipe RTD (PT100) ini, jika suhu yang dibaca adalah 0C berarti tahanan yang dihasilkan oleh RTD dan diterima oleh Tranduser adalah 100, begitu juga jika suhu 100C berarti tahanan yang dihasilkan oleh RTD dan diterima TRC adalah 138,5 .Perbandingan antara suhu dengan tahanan yang dibaca, dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan, yaitu :Rt = R0 ( 1 + At + Bt2 )

Rt=

R0=

A=

B=

T=

Tahanan listrik pada temperatur t 0C (Ohm)

Tahanan listrik pada temperatur 0 0C (Ohm) = 100 (PT100) 3.9083 x 10 -3-5.775 x 10 -7

Suhu

Contoh :

1. t = 0 Rt = ?Rt = 100 [ 1 + (3,9083 x 10-3 x 0) + (-5,775 x 10-7 x 02) ]

Rt = 100 [ 1 + 0 + 0 ] Rt = 100 2. t = 13,5 Rt = ?Rt = 100 [ 1 + (3,9083 x 10-3 x 13,5) + (-5,775 x 10-7 x 13,52) ]

Rt = 100 [ 1 + 0,0527 0,000105 ] Rt = 105,25 3. t = 100

Rt = ?Rt = 100 [ 1 + (3,9083 x 10-3 x 100) + (-5,775 x 10-7 x 1002) ]

Rt = 100 + 39,083 0,5775 Rt = 138,50 Sedangkan RTD yang berada pada pipa saluran masukan air pendingin ke tangki crystallizer, terinterkoneksi dengan Control Valve, yang akan mengatur debit/ jumlah dari aliran air pendingin. RTD untuk air pendingin ini juga berfungsi untuk menentukan pergantian dari air pendinginan yang menggunakan air dari Cooling Tower, menjadi air pendingin dari Water Chiller.Pada proses pengkristalan ini digunakan juga agitator yang berfungsi untuk mengaduk isi dari crystalizer tank agar suhu minyak menjadi homogen. Kecepatan putar dari motor pada agitator ini juga diatur dengan menggunakan inverter (mengatur kecepatan putaran dengan merubah frekuensi dari motor).

Konstruksi dan Pemasangan RTD (PT100)Pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 dapat dilihat bentuk fisik dan konstruksi dari Resistance Temperature Detector (PT100). Dari konstruksi RTD tersebut dapat dilihat pada bagian perasa/sensor yang berbahan platina terhubung oleh penghubung kabel utama, yang diisolasi oleh fiber glass atau bahan keramik.RTD (PT100) yang digunakan pada tangki Crystalizer ada 2 jenis, dengan panjang yang berbeda. Salah satu diantaranya di pasang pada tangki dan yang lainnya dipasang pada saluran air pendingin.Berikut ini adalah spesifikasi dari RTD (PT100) yang digunakan :RTD PT100BRAND : YOKOGAWA INDUSTRIES MODEL : TR10-AAA3CDSJCB000L : 400mm. 2 X PT100/A/3 (RTD OIL)L : 120mm. 2 X PT100/A/3 (RTD WATER) RANGE : -200 +650 0C

Pemasangan RTD (PT100) untuk pengukuran suhu minyak dan pengukuran suhu air pada tangki crystalizer. Pemasangan dari RTD untuk pengukuran suhu minyak sebaiknya ditempatkan pada bagian bawah pada tangki crystalizer, karena minyak yang berada di dalam tangki bersuhu homogen/sama.Apabila diletakkan pada bagian samping dari tangki, dikhawatirkan untuk pengukuran suhu minyak akan terganggu karena berdekatan dengan coil-coil/ saluran air pendingin yang berada di dalam tangki crystalizer tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan dari RTD (PT100)Dalam penggunaannya, RTD (PT100) juga memiliki kelebihan dan kekurangan.Kelebihan dari RTD (PT100) :a. Ketelitiannya lebih tinggi dari pada termokopel.b. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.c. Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil dari pada jenis logam yang lainnya.d. Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang luas. Kekurangan dari RTD (PT100) :a. Lebih mahal dari pada termokopel.b. Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran.c. Respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi penggu naannya).d. Jangkauan suhunya lebih rendah dari pada termokopel. RTD (PT100) mencapai suhu 6500C, sedangkan termokopel mencapai suhu 17000C.

Tipe-Tipe RTDResistance Temperature Detector (RTD) yang banyak digunakan pada industri adalah jenis Platinum Resistance Temperature Detector. Itu semua ditetapkan oleh JIS C 1604 di Jepang. Terdapat dua tipe dari RTD, tipe pertama adalah PT100 yang telah disesuaikan dengan standar internasional, dan tipe kedua adalah JPT100 yang telah disesuaikan dengan standar Jepang. Keduanya tidak dapat dipertukarkan karena perbandingan dari nilai tahanan pada 100 0C dan 0 0C (R100/R0) adalah berbeda. Tipe dari Platinum Resistance Temperature Detector:TipeR100/ R0KelasTingkat ArusOperatingTemperature RangeLead Wire System

PT1001,3850Kelas A Kelas B1 mA2 mA5mA*LMH-200 s/d 100 0C0 s/d 350 0C0 s/d 650 0C2 wire*3 wire4 wire

JPT1001,3916Kelas A Kelas B1 mA2 mA5mA*L MH-200 s/d 100 0C0 s/d 350 0C0 s/d 650 0C2 wire*3 wire4 wire

Banyak juga Resistance Temperature Detector di negara lain yang telah disesuaikan dengan IEC Standard. Di Inggris dan Jerman, standarnya sama persis dengan IEC Pub 751.Singkatan :JIS: Japanese Industrial StandarsIEC: International Electrotechnical Commission ASTM: American Society for Testing and Materials

Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan sangatlah penting untuk keselamatan dan menjaga keakurasian pengukuran temperatur dan juga pengontrolan/pengaturan. Walaupun metode pemeliharaan berbeda-beda tergantung pada pengoperasian, maka disarankan untuk mengikuti cara berikut ini :a. Cara pengaturan pemeliharaan dalam bekerja.b. Pemberian tambahan pengetahuan dan training kepada para pekerja.c. Keamanan dari para pekerja.d. Standarisasi dari pemeliharaan.e. Ketelitian pengontrol dari pemeriksaan peralatan.f. Persiapan dan manajemen dari data pemeliharaan.Pemeliharaan dan inspeksi dari pemakaian sensor temperatur sangat bergantung pada cara penginstalasian dan maksud penggunaannya, mereka tidak bisa ditanggani secara sama. Metode umum berikut dapat dijadikan masukan :a. Pemeriksaan dan pemeliharaan harianSensor temperatur tidak akan memberikan informasi tentang suhu jika hubungannya tidak terkoneksi dengan baik. Kita juga tidak mengetahui jika terjadi kerusakan/ naik-turunnya suhu secara tidak normal pada RTD. Oleh sebab itu, sebaiknya diletakkan sensor temperatur lainnya didekat RTD tersebut, seperti penggu naan Temperature Gauge yang dapat langsung dibaca dan juga sebagai pembanding pembacaan temperatur, yang diletakkan pada tangki crystalizer sehingga dapat dilihat sehari-hari di lapangan.b. Konfirmasi kondisi pekerjaan di lapanganTipe dan jenis dari sensor temperatur bergantung pada apa yang akan diukur dan dimana akan digunakan. Sebaiknya kondisi tempat kerja/tempat terpasangnya RTD tidak berubah. Jika terjadi perubahan sebaiknya dikonfirmasikan bahwa temperatur yang digunakan masih sama. Jika tidak sama sebaiknya diganti dengan temperatur yang sama dengan yang ada di lapangan, sehingga cocok dengan kondisi yang ada.c. Konfirmasi nilai arus normalResistance Temperature Detector memiliki arus yang mengikutinya ke elemen untuk pengukuran pada tiap nilai tahanan. Nilai dari arus normal ini harus dijaga dalam rangka memberikan tingkat ketelitian yang berkelanjutan. Jika arus normal tersebut berubah, maka akan ada perubahan panas di dalamnya dan akan terjadi kesalahan dalam pengukuran. Sebaiknya arus normal dapat terjaga.d. Pembersihan dan pemeriksaan tabung proteksiDebu, kotoran dan yang lainnya ketika masuk ke dalam tabung proteksi akan menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Bersihkan secara periodik. Tabung proteksi dipasang untuk melindungi sensor temperatur terhadap gangguan pengukuran atmosfir.Sebaiknya dipastikan bahwa itu tidak pernah berkarat atau teroksidasi dan bebas dari ganguan mekanikal. Ketika memindahkan sensor temperatur untuk melakukan pemeriksaan, sebaiknya diperhatikan bahwa tidak ada benda asing yang masuk ke dalam tabung proteksi.Kemudian sebaiknya dibersihkan bagian dalamnya jika perlu. Sebaiknya diperhatikan bahwa tidak ada air yang berada di dalam tabung proteksi yang akan menyebabkan banyak masalah.e. Inspeksi daerah instalasi dan kondisi lapanganTerkadang Resistance Temperature Detector terpasang menggunakan skrup atau sambungan pipa. Tergantung dari cara penggunaannya, beberapa sensor mungkin digunakan pada getaran mekanikal pada pompa, pembangkit listrik, atau pengunaan pada pengukuran cairan.Ganguan-ganguan dari luar ini akan mengakibatkan penyempitan pada komponen. Ketika kondisi sudah memuncak, material atau sambungan las akan rusak, dan akhirnya udara luar akan masuk, atau cairan akan keluar.Dapat diperhatikan pada kondisi sensor temperatur, yang mana dapat diperiksa secara visual/dilihat.f. Pemeriksaan berkalaWalaupun sensor temperatur bekerja dengan baik, sebaiknya dipindahkan/ dikeluarkan kemudian buat perbandingan dengan standar termometer dua atau tiga kali dalam setahun, jika itu memungkinkan.

Kalibrasi RTD1. PendahuluanSetiap Instrumen Alat Ukur/sensor sebelum digunakan atau setelah digunakan pada periode tertentu (6 bulan atau 12 bulan), harus dilakukan pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional. Alat ukur/sensor merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara untuk mendapatkan umur (life time) yang panjang. Sensor temperatur pada themocouple ataupun PT100, banyak digunakan dalam industri yang menggunakan mesin pemanas, sebagai alat ukur temperatur supaya tetap stabil. Pengukuran adalah berupa proses menyatakan suatu angka secara empirik dan objektif pada kejadian nyata sedemikian rupa, sebagai angka tadi dapat menjadikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar. Untuk proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada misalnya pada temperatur proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain simulasi, perbedaan fasa. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode kalibrasi perbandingan untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan standar. Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga Kalibrasi KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Untuk kalibrasi alat ukur/sensor suhu yang berupa thermocouple ataupun PT100 dapat menggunakan media kalibrasi yang berupa bak air 1100 C, bak es 0 C.Pemanfaatan kalibrator standar dari temperatur es (0 C) dan temperatur suhu air mendidih (100 C). Setelah dibandingkan dengan bahan yang diukur (PT100) baru dibuat simulasi sehingga dapat menentukan deviasi/kesalahan dari PT100 yang dilihat pada indicator controller. Hal ini merupakan suatu ide baru untuk menggantikan peranan kalibrator yang ada (metode Perbandingan). Indicator controller dapat diset sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil perbandingan dan simulasi.Pemanfaatan dari hasil penelitian ini berupa: bahan pembelajaran Instrumentasi Industri bagi pengajar, mahasiswa listrik dan elektronik pada Jurusan Teknik Elektro. Ide baru dalam kalibrasi temperatur menggantikan cara konvensional yang berupa metode perbandingan sehingga dapat digunakan oleh teknisi industri instrumen sebagai alat ukur kalibrasi mandiri tanpa diberikan ke vendor (teknisi instrumen dari luar), sehingga akan mengurangi biaya. Cara termudah untuk mengkalibrasi temperatur (PT100, Thermocouple) yang banyak digunakan oleh industri tanpa kalibrator pembanding.Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model kalibrasi sensor temperatur (PT100 dan Thermocouple) dengan metode perbandingan dan simulasi dari kalibrator suhu 0 C (bak es) dan suhu 100 C (bak air mendidih), dan membuat analisis ketidakpastian berdasarkan deviasi / kesalahan; bagaimana menetapkan parameter- parameter temperatur nominal yang diizinkan sesuai standar pada model simulasi indicator controller yang merupakan suatu nilai dari kalibrasi PT100 dan Thermocouple. Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan obyektif pada sifat-difat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut. membuat gambaran/deskripsi; memperkirakan/ meramalkan; mengadakan komunikasi; memutuskan; mengatur/mengendalikan, dan memberikan reaksi. Hasil pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar. Nilai ini sekaligus menunjukkan kualitas pengukuran. Semakin kecil nilai perkiraan itu, berarti semakin baik pula kualitas pengukurannya.Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran kovensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur dan bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap sandar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional dan atau internasional. Sedangkan tujuan dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi kebenaran konvensinal nilai penunjukkan suatu alat ukur, atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya suatu bahan ukur.Manfaat dengan kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai dengan spesifikasinya. Yang perlu dikalibrasi semua jenis alat ukur pelu dikalibrasi, baik alat ukur besaran dasar (panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya), luas, isi, kecepatan, tekanan, gaya, frekuensi, energi, gaya dan sebagainya. Periode kalibrasi bila suatu alat ukur termasuk katagori legal, maka periode kalibrasinya telah ditentukan, kalibrasinya tergantung pada keperluan dan atau frekuensi penggunaanya. Beberapa contoh periode kalibrasi untuk beberapa instrument ukur tertentu: thermocouple 2 bulan; therm. controller 12 bulan; hygrometer 6 bulan; micrometer 3 bulan; vernier caliper 12 bulan; Gauge block 24 bulan; profile proyektor 12 bulan [2]. Metode kalibrasi suhu: perbandingan; perubahan fasa (titik tetap); Ketidakpastian (pengukuran): suatu parameter berupa rentang kumpulan nilai-nilai yang dapat dianggap mencakup nilai measurement. Karena tidak mungkin melakukan pengukuran dengan ketepatan dan ketelitian yang mutlak, maka juga tidak mungkin membuat suatu benda dengan ukuran yang tepat sama dengan spesifikasi yang diminta. Memahami kenyataan ini, para perancang teknik memberikan suau batas toleransi dalam rancangan benda produksi. Batas toleransi adalah besarnya kesalahan yang paling besar yang diperkirakan atau dianggap tidak akan mengurangi mutu produk atau menggangu fungsinya. Artinya, jika terjadi kesalahan dalam proses produksi sehingga ukuran benda yang dibuat berbeda dengan ukuran dalam rancangan, diharapkan benda itu tetap dapat berfungsi asalkan kesalahannya lebih kecil dari pada toleransinya. Toleransi: Besarnya kesalahan yang diijinkan dari nilai spesifikasi. Untuk menghitung ketidakpastian pengukuran dapat berupa memperhitungkan pengaruh ketidakpastian dalam suatu pengukuran terhadap pengukuran lain yang berkaitan dengan pengukuran tersebut. Metode untuk menghitung ketidakpastian pengukuran telah dibuat oleh berbagai lembaga, namun yang digunakan sebagai acuan internasional adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Oganisasi Standarisasi Internasoanal (ISO). Dokumen itu berjudul Guide to the Expression of Uncertainly in Measurement (ISO GUM). Sesuai dengan namanya sesungguhnya dokumen ini bukanlah dokumen baku (standar) yang bersifat mengikat, melainkan hanya sebuah panduan. Pedoman KAN DP.01.23. Setiap pengukuran pasti mengandung kesalahan (error). Kesalahan tersebut ditimbulkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah: operator, instrumen ukur, kondisi lingkungan, obyek ukur, metode pengukuran. Komponen pengukuran dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: standar atau acuan: benda ukur, peralatan, metode, lingkungan, personil atau perilaku pengukuran.ISO guide mendefinisikan dua jenis atau katagori komponen ketidakpastian,tipe A dan tipe B yang dibedakan menurut metode evaluasinya. Tipe A dievaluasi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran, dan mencakup jenis kesalahan yang disebut kesalahan acak. Kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Tipe B dievaluasi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahan yang. Dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Menghitung ketidakpastian pengukuran yang diuraikan dalam ISO Guide mencakup langkah-langkah evaluasi berupa:a. Kenali faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakpastian; Buat model matematik pengukuranb. Cari ketidakpastian baku masing-masing komponen; Hitung ketidakpastian baku gabunganc. Hitung ketidakpastian terentang dengan menggunakan factor cakupan.Sumber ketidakpastian yang paling berpengaruh dalam pengukuran adalah: Daya baca alat ukur (skala atau tampilan alat); Kebenaran nilai instrumen acuan (sertifikasi kalibrasi); Sebaran nilai-nilai pengukuran (pengukuran berulang). Model matematika pengukuran berupa persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output. Nilai pengukuran = Penunjukkan alat ukur + Koreksi alat ukur. Ketidakpastian baku dihitung dengan Persamaan: Tipe A dari pengukuran berulang u = Tipe B dari resolusi alat ukur u = Tipe B dari sertifikasi kalibrasi u = Keterangan: s = simpangan baku; n = banyaknya pengukuran; a = setengah dari resolusi terkecil yang dapat dibaca; u = nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan 95% yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi.Derajat kebebasan:

Derajat kebebasan efektif: (1)Ketidakpastian baku gabungan (Combined standar uncertainly):Uc = C1U1 + C2U2 + C3U3 +(2)Ketidakpastian terentang: U = k, UcRuang kepercayaan 68%, dengan faktor cakupan 1, ruang kepercayaan 95% dengan faktor cakupan 2, ruang kepercayaan 99,73% dengan faktor cakupan 3.Evaluasi ketidakpastian tipe A. Ketidakpastian standar tipe A dievaluasi dengan metode statistik dari suatu seri pengamatan pengukuran. Komponen evaluasi ke...., ketidakpastian standar tipe A berasal dari efek random. Pada umumnya estimasi terbaik dari nilai suatu besaran q yang bervariasi secara random (acak) adalah nilai rata-rata q. Deviasi standar eksperimen s (q) digunakan untuk mengestimasi distribusi q; deviasi standar eksperimen dari rata-rata s (q) digunakan untuk mengestimasi selebaran distribusi rata-rata. Dalam mendokumentasikan evaluasi komponen-komponen ketidakpastian tipe A, maka derajat kebebasan harus dicantumkan.Evaluasi ketidakpastian standar B. Evaluasi ketidakpastian tipe B dilakukan tidak dengan cara analisis statistik dari seri pengamatan pengukuran. Tetapi dievaluasi berdasarkan penetapan secara ilmiah menggunakan informasi-informasi yang tersedia seperti: data pengukuran sebelumnya, pengalaman, sifat-sifat material/instrument secara umum, spesifikasi pabrik, data dari laporan/sertifikasi kalibrasi, data yang diambil dari buku/literatur. Dalam mempertimbangkan ketidakpastian tipe B kita harus mengubah dari ketidakpastian yang dikutip ke ketidakpastian standar, dengan cara membagi dengan faktor pengali. Dalam sertifikat kalibrasi tercantum nilai ketidakpastian sebesar 4 Pa dengan faktor pengali 2. Maka ketidakpastian standar = 2 Pa. Cara lain untuk mengubah ketidakpastian dikutip dari ketidakpastian standar adalah dengan cara membagi dengan suatu faktor yang bergantung pada distribusi probabilitas. distribusi probabilitas rectangular.Ketelitian pengukuran sebuah voltmeter 0,05%, maka batas setengah interval adalah 0,005% dan ketidakpastian standar dihitung dengan rumus: U (v) = 0,005%, distribusi probabilitas triangular. Distribusi ini merupakan model yang lebih baik, jika diketahui bahwa kebanyakan nilai-nilai pengukuran mendekati pusat (center) distribusi. Ketidakpastian standar dihitung dengan membagi setengah interval (a) dengan akar enam, Distribusi probabilitas normal (Gauss). Bentuk distribusi ini digunakan untuk ketidakpastian yang mempunyai interval kepercayaan 95% atau 99%. Ketidakpastian standar dihitung dengan cara membagi ketidakpastian kutipan dengan suatu faktor. Distribusi rectangular merupakan model yang sering digunakan terutama bila tidak dapat diketahui model tertentu seperti model-model distribusi triangular, normal dan lainnya. Pada umumnya kita dapat mengganggap derajat kebebasan tak terhingga.Suatu bahan ukur (sensor suhu PT100) kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai seperti aslinya. Semua jenis alat ukur perlu dikalibrasi baik alat ukur besaran tekanan, teperatur, level dan sebagainya.Persamaan simulasi pada indicator controller menggunakan Omron Mk 500 adalah:

Dengan YL = set temperatur low limit, Yh = set temperatur high limit, Y1 = penunjukkan indikator pertama, Y2 = penunjukkan indikator kedua, X1 = temperatur standar pertama, X2 = temperatur standar kedua. Dari persamaan di atas dapat dibuat simulasi pada indicator controller (Omron Type EK 500).2. Metode PenelitianMerancang dan membuat model kalibrasi pada sensor temperatur (PT100, dan thermocouple) dengan metode perbandingan dan simulasi. Mengimplementasikan bentuk matematika untuk proses kalibrasi dengan metode simulasi hasil dari metode perbandingan dari suatu pengukuran sensor temperatur PT100 dan thermocouple. Sebagai langkah awal dari suatu pembuktian teori yang dikembangkan melalui tahapan model dari kalibrasi dengan metode perbandingan dan dibuat simulasi pada indicator controller untuk sensor suhu PT100 dan thermocouple. Sebagai media pembelajaran bagi pengajar dan mahasiswa Teknik Elektro dalam mata kuliah Instrumentasi Industri, yang selama ini masih menggunakan metode perbandingan. Sebagai acuan bagi teknisi instrumen di industri akan pentingnya kalibrasi dari suatu alat ukur/sensor temperatur, dapat dikerjakan sendiri tanpa perlu kalibrator dari vendor, yang selama ini digunakan, sehingga akan menghemat waktu dan biaya.3. Hasil dan PembahasanPengambilan data di Laboratorium Elektronik dan alat yang diperlukan untuk kalibrasi temperatur berupa: master kalibrasi berupa thermos es (0 C) dan air mendidih (100 C) pada heater, Alat yang dikalibrasi (indikator) E5EK Omron, Pedoman pelaksanaan, kalibrasi (SOP), Pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan pada indicator E5EK yang terpasang pada mesin yang mengatur temperatur misalnya mesin curing pada proses pembuatan ban [6-7]. Kalibrasi harus sesuai dengan bagan alir seperti ditunjukkan pada Gambar 1.Data pengukuran dan analisis set-up peralatan indikator berupa E5EK Omron digital controller. Ada 3 data pengukuran: minimal, medium, dan maksimal [8-9]. Data pengukuran PT 100 setelah dikalibrasi (Gambar 2), data pengukuran PT 100 setelah dikalibrasi (Gambar 3).

Gambar 1. Bagan Alir Kalibrasi

Gambar 2. Set Up Peralatan

Gambar 3. Pengukuran Suhu

Dengan: Usd= ketidakpastian standar, Um= ketidakpastian master, Uc= ketidakpastian gabungan, Uexp= ketidakpastian terentang, tingkat kepercayaan 95% (K=2).Dari data perbandingan dapat dibuat simulasi dengan manipulasi data pada digital controller E5EK OMRON. Setting 1. PT 100:

Setting pada level 2 digital controller = Indikator ESEK.

4. KesimpulanPT100 sebelum dikalibrasi dengan air mendidih (100C) Uexp = 0,65, setelah dikalibrasi mendapatkan Uexp= 0,31 dengan tingkat kepercayaan 95% (K=2). Simulasi pada kalibrasi PT100 dengan es batu dan air mendidih (100 C) dengan manipulasi data pada indikator controller ESEK akan mendapatkan In SL = - 11,5 dan In SH = 37 pada posisi level 2. Untuk kalibrasi temperatur PT100 dan thermocouple dapat menggunakan kalibrator standar berupa es batu (0 C) dan air mendidih (100 C). Hasil perhitungan ketidakpastian dari PT100 adalah dengan thermocouple adalah simulasi dengan manipulasi data pada digital controller ESEK OMRON didapatkan: In SL= -14,2; In SH= 102,4; terdapat pada level 2.

B. Thermocouple

Pengertian ThermocoupleThermocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Thermocouple yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1C.Thermocouple mempunyai kabel isi 2 positif [ + ] dan negatif [ - ] dihubungkan langsung ke alat yang bernama temperature control, mempunyai range temperature yang cukup banyak tergantung dari tipenya namun salah satu spesifikasi rangenya yaitu 0 - 200, 0-300 deg.cel dll, kemudian keluaran tegangan dari Tc ini tidak besar, berkisar antara 0-10 mV.

Cara kerja.

Thermocouple terbuat dari dua unsur logam yang berbeda yang dikumpulkan menjadi satu, apabila dua logam ini dipanaskan, maka pada kedua ujungnya akan timbul tegangan lalu tegangan ini disalurkan pada dua buah kabel, kita bisa mengukur tegangan keluarannya pada kedua kabel ini.

picotech

Fungsi ThermocoupleThermocouple merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor ini dibuat dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.C. Tipe-Tipe Termokopel. Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya: Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C hingga +1200 C. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))Tipe E memiliki output yang besar (68 V/C) membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik. Tipe J (Iron / Constantan)Rentangnya terbatas (40 hingga +750 C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 V/C Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C. Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K.Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 V/C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 C). Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0C hingga 42C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50C. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 C). Type T (Copper / Constantan)Cocok untuk pengukuran antara 200 to 350 C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 V/C.D. Bagian-Bagian Thermocouple1. General Purpose Rope Jack : Menghubungkan antara General Purpose Robe dengan thermocouple. Stick : Yang terdiri dari 2 buah logam, sebagai variabel pendeteksi suhu.Pemegang : Tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.

2. Thermocouple Display:Sebagai penunjuk hasil pengukuran. Kenop :Sebagai pemutar ON atau OFF.Prinsip Kerja TermokopelThermocouple suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yang masing-masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu dengan yang lain pada ujung-ujungnya. Jika pada kedua titik hubung kedua logam tersebut mempunyai perbedaan temperature, maka timbullah beda potensial yang memungkinkan adanya arus listrik di dalamnya.Termokopel secara sederhana merupakan perpaduan antara dua logam yang berbeda jenis, yang persambungan (kopel) kedua logam diberikan pengkondisian suhu yang berbeda (panas dan dingin). Setting alat untuk melakukan kalibrasi termokopel yaitu, misal kita sebut saja logam A dan logam B merupakan bahan logam pada termokopel. Ujung logam A dan B disambung dan ujung-ujung yang lain dihubungkan ke alat ukur listrik dan dimasukkan ke dalam kondisi suhu dingin, dan untuk ujung yang dikopel ditempatkan pada kondisi suhu panas.. Jadi, nilai tegangan itu setara dengan suhu yang terukur oleh termometer, sehingga didapatkan nilai tegangan sekian = suhu sekian, Untuk memahami bagaimana sebuah sambungan logam pada termokopel dapat menimbulkan tegangan listrik kita bisa meninjaunya dari sisi pergerakan atom-atom logam yang digunakan pada termokopel. Suatu logam apabila dipanaskan maka akan mengalami pemuaian, baik memuai panjang maupun memuai lebar (volum). Pemuaian ini diakibatkan oleh pergerakan atom-atom atau elektron dari suhu tinggi menuju ke suhu yang lebih rendah. Pergerakan ini banyak sedikitnya atau cepat lambatnya tergantung pada bahan logam itu sendiri, artinya logam satu dengan logam lainnya memiliki kecepatan muai yang berbeda-beda. Hal ini dapat kita amati pada bimetal (dua keping logam yang dipadu), ketika bimetal ini dipanaskan maka yang tadinya lurus akan membengkok kearah logam yang pemuaiannya lebih lambat. Jadi, pada logam termokopel yang berbeda jenis akan memiliki kecepatan alir elektron yang berbeda pula, hal inilah yang kemudian menyebabkan beda potensial di ujung-ujung logam tersebut, yang mana telah dihubungkan ke alat ukur listrik sehingga timbul tegangan listrik di ujung-ujung logam tersebut. Termocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah.Termokopel merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu yang pada umumnya sebagai termometer digital, karena termokopel memiliki output berupa arus listrik sehingga pengkonversiannya dapat secara digital. Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan-sambungan yang dingin dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Contoh, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung.Thermocouple dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap Thermocouple menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, Secara sederhana Thermocouple tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Thermocouple mengukur perbedaan temperature diantara kedua kaki, bukan temperatur absolute.Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok kearah yang koefisiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda (pada Thermocouple digital). Termokopel ini macam-macam, tergantung jenis logam yang digunakan. Jenis logam akan menentukan rentang temperatur yang bisa diukur (termokopel suhu badan (temperatur rendah) berbeda dengan termokopel untuk mengukur temperatur tungku bakar (temperatur tinggi),jugasensitivitasnya.Konfigurasi alat ukur dengan thermocouple ditunjukkan pada gambar Terdapat sebuah kawat pemanas lurus yang dibuat dari bahan yang mempunyai nilai tahanan yang cukup tinggi. Pada tengah-tengah kawat pemanas tersebut dihubungkan dengan salah satu titik hubung dari thermocouple. Kedua ujung bebas thermocouple masing-masing dihubungkan dengan pengukur milivolt yang akan mengukur beda tegangan yang dihasilkan oleh kedua ujung thermocouple tersebut. Jika arus I dialirkan melalui kawat pemanas maka kawat pemanas akan membangkitkan panas dengan besar daya berbanding dengan arus kuadratnya. Panas yang dibangkitkan ini menaikkan panas pada tengah kawat pemanas.

Ketelitian ThermocoupleKetelitian dari Thermocouple bergantung pada tipe thermocouple yang digunakan dan biasanya terdapat petunjuk penggunaan.Cara Penggunaan ThermocoupleMemasang baterai 9 volt,kemudian menghubungkan probe dengan konektor pada bagian atas. Lalu putar posisi ke C atau F (tergantung tipe). jika tidak ada probe terpasang, atau jika membaca over-range, layar menampilkan berkedip strip. jika pengukuran adalah sedikit di atas rentang spesifikasi meter, layar berkedip nilai skala penuh terdekat. untuk mematikan termometer, putar kenop ke OFF.Pembacaan Hasil Pengukuran Pada Thermocouple digital, angka hasil pengukuran langsung terlihat. Pada Thermocouple analog, menggunakan rumus:V = perubahan tegangan (Volt)S = koefisien seebeck (40 mV )T = perubahan suhu Contoh Penggunaan ThermocoupleTermokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0100 C dengan keakuratan 0.1 C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain : Industri besi dan baja Pengaman pada alat-alat pemanas Untuk termopile sensor radiasi Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop Kelebihan dan Kelemahan ThermocoupleKelemahan: Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu termometer pada suhu awal dari suatu termometer pada umumnya karena alat ini tidak dapat dikalibrasi. Sehinnga ketika termokopel pada posisi ON, langsung muncul suhu ruangan. Kelebihan : Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hingga 1800C.

PenerapanBeberapa contoh penggunaan Tc yang biasa digunakan. Untuk mengukur suhu bearing motor penggerak. Untuk mengukur suhu ruangan pada sebuah tanki. Untuk mengukur suhu produksi karet / gum yang ada di dalam sebuah mixer. Untuk pengukuran pada sebuah alat ukur suhu / thermometer. Dll.Kalibrasi Thermocouplea) Metodologi Bahan dan Alat Termokopel Temometer NI (National Instrument) Unit Komputer DC Power supply Gelas anti panas Airb) Penyambungan TermokopelLangkah kerja yang dilakukan penyambungan termokopel menyiapkan peralatan yang dinamakan DC power supply seperti di perlihatkan dalam Gambar 1. Kegunaan alat ini untuk menyambung kawat cromel dan kawat alumel yang mempunyai kapasitas tegangan 13,6 volt dan arus 20 ampere. Untuk teknik penyambungan termokopel dilakukan dengan cara sebagai berikut : ujung kawat termokopel dikupas lalu kawat termokopel dibuka dan dipisahkan antara kawat cromel dan alumel dibersihkan setelah itu kedua kawat tersebut digabungkan dengan cara dipilin. Selanjutnya menyiapkan peralatan DC power supply untuk kabel warna hitam dipasang di salah satu kawat termokopel, sedangkan untuk kabel warna merah ujungnya tidak dipasang melainkan akan disentuhkan pada ujung kawat termokopel yang sudah dipilin dengan waktu beberapa detik saja, dan apabila hasilnya sudah menyambung ujung termokopel berbentuk bulat maka kawat termokopel dapat dinyatakan baik,seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2. Setelah itu kawat yang sudah menyambung pada ujung termokopel dibersihkan untuk dipasang head ke termokopel, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.

Gambar 1. DC Power Supply

Gambar 2. Penyambungan Termokopel

Gambar 3. Termokopel dengan Headc) Langkah KerjaLangkah kerja yang dilakukan kalibrasi pada termokopel menyiapkan termokopel dan peralatan yang dinamakan Natinal Instrument (NI), seperti diperlihatkan dalam Gambar 4, dan mengunakan sofwer LabVIEW seperti diperlihatkan dalam Gambar 5. Untuk termokopel yang sudah selesai disambung dan dipasang head, disiapkan air panas, gelas anti panas dan es untuk mendinginkan air. Pertama termokopel dipasang kemudian konektor termokopel disambungkan ke alat Natinal Instrument (NI), kemudian termokopel yang sudah dipasang head dimasukan ke air panas bersamaan dengan termometer, selanjutnya dimasukan es hingga air dingin kemudian untuk sistem perekam data menggunakan Natinal Instrument-Data Aquisition (NI-DAQ).

Gambar 4. Natinal Instrument (NI)

Gambar 5. LabVIEWd) Hasil dan PembahasanKalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan Suhu yang terbaca oleh termokopel akan dibandingkan dengan hasil baca termometer. Pengujian dilakukan dengan menaikkan suhu dan menurunkan suhu secara bervariasi, kalibrasi dilakukan dengan 5 termokopel dimana pengukuran dengan termometer dan terrmokopel dilakukan secara bersamaan. Dari gambar 6 menujukan hasil kalibrasi termokopel ke-1 dan termometer maka nilai rata-rata selisih 1,36 % dan nilai rata-rata eror 4,09 %. Kemudian hasil kalibrasi termokopel ke-2 dan termometer maka nilai rata-rata selisih 1,6 % dan nilai rata-rata eror 5,12 % seperti yang ditujukan dari gambar 7. Dari hasil kalibrasi termokopel ke-3 dan termometer maka nilai rata-rata selisih 1,85 % dan nilai rata-rata eror 5,72 % seperti yang ditujukan dari gambar 8. Kemudian dari hasil kalibrasi termokopel yang ke -4 maka nilai rata-rata selisih 2,09 % dan nilai rata-rata eror 6,28 % seperti yang ditujukan dari gambar 9. Dari gambar 10 menujukan hasil kalibrasi termokopel ke-5 dan termometer maka nilai rata-rata selisih 2,05 % dan nilai rata-rata eror 6,53 %.

Gambar 6. Hasil Kalibrasi Termokopel Ke-1 Terhadap Termometer

Gambar 7. Hasil Kalibrasi Termokopel Ke-2 Terhadap Termometer

Gambar 8. Hasil Kalibrasi Termokopel Ke-3 Terhadap Termometer

Gambar 9. Hasil Kalibrasi Termokopel Ke-4 Terhadap Termometer

Gambar 10. Hasil Kalibrasi Termokopel Ke-5 Terhadap Termometer

e) KesimpulanTelah dilakukan kalibrasi termokopel tipe k terhadap termometer dan pengkalibrasian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil perbandingan selisih nilai dan eror rata-rata dari termokopel tipe K, pembacaan temperatur dengan baik selama dilakukannya kalibrasi. Dari hasil kalibrasi perbandingan selisih rata-rata yaitu +1,79 % dan hasil kalibrasi eror rata-rata yaitu +5,55%. Maka hasil kalibrasi memperlihatkan bahwa sambungan kawat termokopel menunjukkan suhu dengan sistim perekam data atau Natinal Instrument-Data Aquisition (NI-DAQ) telah sesuai, ini berarti bahwa kalibrasi termokopel terhadap termometer berhasil dikerjakan dengan baik.

C. Thermometer GlassTermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Gambar 2.1 : TermometerTermometer pertama sekali digagaskan oleh Galileo dengan menggunakan pemuaian gas. Tetapi termometer yang pertama sekali dikenal adalah termometer yang dibuat oleh Academi Del Cimento (1657-1667) di Florence. Termometer yang dikenal ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang ditengahnya yang diisi air raksa atau alkohol yang diberi merah. Selain termometer raksa, berdasarkan perkembangan zaman, saat ini terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerja sebenarnya sama. Bisanya, kita memanfaatkan materi yang bersifat termometrik ( sifat materi yang berubah terhadap temperatur ). Maksudnya, apabila suhu materi tersebut berubah, bentuk dan ukuran materi tersebut juga akan berubah. Kebanyakan termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya berubah.Jenis-jenis Termometer1. Termometer menurut isinya dibagi menjadi :Termometer Raksa dan AlkoholTermometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca, dimana terdapat alkohol atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada didalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur.Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimum, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. saat suhu naik, air raksa didorong keatas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam dan membuat air raksa tetap didalam tabung. Air raksa akan membeku pada suhu -38,83 0C (-37,89 0F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan kedalam tempat yang hangat saat temperatur dibawah -370C (-34,60F). termometer ini mempunyai titik beku pada -61,10C (-78 0F). Marthen Kanginan (2002:219)Pada tabel dibawah ini dapat dilihat beberapa keuntungan dan kerugian termometer :

2. Termometer berdasarkan penggunaannya :a) Termometer KlinisTermometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada termometer ini antara 35C sampai 42C. Gambar 2.2 : Termometer Klinisb) Termometer LaboratoriumTermometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Gambar 2.3 : Termometer Laboratoriumc) Termometer RuanganTermometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang berbeda. Skala termometer ini antara -50C sampai 50C . Gambar 2.4 : Termometer Ruangand) Termometer DigitalKarena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca. Gambar 2.5 : Termometer Digitale) Termometer BimetalMerupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda.

Gambar 2.6 : Termometer BimetalSkala TermometerAgar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu. Terdapat dua skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius. Skala fahreheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat, skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains adalah skala mutlak atau kelvin. Halliday Resnick (1978:705)Titik tetap celsius dan skala fahrenhait menggunakan titik beku dan titik didih air. Titik beku suatu zat merupakan temperatur dimana wujud padat dan wujud cair berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan zat). Sebaliknya,titik didih suatu zat merupakan temperatur dimana wujud zat cair dan gas berada dalam keseimbangan. Perlu diketahui bahwa titik beku dan titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara, karena itu, tekanan perlu kita tetapkan terlebih dahulu. Biasanya digunakan tekanan standar, yaitu 1 atm. Yusrizal (2009:151).Kalibrasi Thermometer GlassThermometer gelas atau liquid in glass thermometer yang dimaksud adalah thermometer yang menggunakan prinsip pengukuran langsung, besarnya penunjukan suhu sebanding dengan ekspansi cairan (liquid) dari dalam kolom pipa kapiler. Cairan yang dipakai dalam thermometer gelas ini adalah cairan yang mempunyai koefisien tinggi, sehingga bisa digunakan pada rentang suhu tinggi. Cairan yang dipakai adalah air raksa (Hg) atau perak (Ag). Rentang ukurnya 30C sampai 100C.Untuk memulai kalibrasi diperlukan beberapa peralatan antara lain kain pembersih/tissue, penjepit thermometer, peralatan untuk kalibrasi, thermometer gelas standar dan media pemanas (Water Bath).Sedang persiapan kalibrasi memerlukan tindakan sbb :- Pengamanan :Pastikan thermometer gelas sebelum disimpan dalam keadaan bersih dan kering.Simpanlah thermometer gelas sesuai pada tempatnya.-Pembersihan :Bersihkan thermometer gelas standar, thermometer yang dikalibrasi dan alat bantu kalibrasi lainnya.Bersihkan juga kaca pembacaan skala.- Pemeriksaan :Periksa semua thermometer masih baik tidak retak, siap pakai dan memenuhi standar untuk kalibrasi.a) Prosedur Kalibrasi Pada dasarnya tujuan kalibrasi suhu ini adalah membandingkan nilai pembacaan thermometer yang dikalibrasi dengan penunjukan pada thermometer standar.Langkah Kerjanya sbb :1. Pasang power listrik pada media/alat pemanas, setting pada suhu yang diinginkan, kemudian tekan tombol switch pada posisi ON.2. Periksa thermometer yang dikalibrasi, catat merk, nomor seri, rentang ukur dan ketelitian pada lembar kerja.3. Celupkan/pasang thermometer standard dan thermometer yang dikalibrasi didalam media/alat pemanas water bath, jarak antara keduanya sedekat mungkin.4. Pencelupan thermometer gelas standar atau thermometer yang dikalibrasi sesuai dengan sistem yang tertera pada thermometer gelas tersebut (total atau parsial) Tunggu suhu pada setting yang diinginkan sampai suhu stabil.5. Baca nilai penunjukan suhu thermometer standar dan thermometer yang dikalibrasi, catat pada kertas lembar kerja.6. Bandingkan nilai pembacaan thermometer yang dikalibrasi dengan penunjukan pada thermometer standar dan catat pada lembar pengambilan data.7. Ulangi pembacaan nilai penunjuk suhu diatas sebanyak minimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu pembacaan selama 5 (lima) menit.8. Naik/turunkan setting suhu berikutnya apabila dikehendaki beberapa titik suhu kalibrasi.b) Ketidakpastian- Ketidakpastian Baku U Rep = repeatability diambil dari standar deviasi yang terbesar

Dimana :C=Koreksi 1,2,3 . nCcr= Koreksi rata-ratan = Jumlah pembacaan Berdistribusi normal, nilai pembagi n, dengan derjad kebebasan V1=(n-1) U2 = Resolusi thermometer yang dikalibrasiDengan derajat kebebasan diberikan berdasarkan riliabilitas 90%,V2 = Vress = 50

U3 = Uncertainty thermometer standard (dari sertifikat kalibrasi yang terakhir)Dengan derajat kebebasan V3 = Vstd = 60

U4 = Drift dari thermometer standard nilai penurunan performance dari thermometer standar yang digunakan. Jika laboratorium tidak memiliki data daftar drift, maka nilai drift diasumsikan 10 % dari nilai Ustd.

atau

Dengan derajat kebebasan diberikan berdasarkan riliabilitas 90%, V4 = Vdrift = 50 U5 = Homogenitas pada area media kalibrasi, diambil rata-rata dari variasi pengambilan pada dua titik kalibrasi water bath.

Dengan derajat bebas diberikan berdasarkan riliabilitas 90%, V5 = 50.c) Ketidakpastian Gabungan

Dengan derajat kebebasan efektif ( effective degree of freedom )

Faktor Cakupan = kNilai faktcoverage factor (factor cakupan) dapat dilihat pada table t-student untuk tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan nilai derajat kebebasan efektif yang diperoleh.Ketidakpastian yang diperluas (expanded uncertainty) dihitung dengan : U95 (UW) = k x Uc

BAB 2Kalibrasi Alat Ukur Tekanan

Kalibrasi Pressure / Tekanan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa zero, span, accuracy dan linearity dari suatu pressure instrument sesuai dengan nilai pressure yang sebenarnya (standard). Accuracy ditentukan dengan cara membandingkan bacaan pressure instrument dengan test gauge standard untuk beberapa titik bacaan yang dapat dilakukan secara random. Linearity ditentukan dengan memberikan increasing dan decreasing pressure dan melihat respon dari pressure instrument tersebut apakah membentuk persamaan linear atau persamaan lengkung / polynomial. Jika tidak linear maka harus dilakukan adjustment. Zero adalah nilai pressure pada kondisi tanpa tekanan (1 atmosfer). Span adalah selisih nilai maximum sampai dengan nilai minimum. Sedangkan range adalah nilai minimum sampai maksimum.Ada 2 macam kalibrasi yang umum dilakukan dilakukan dalam project:1. Bench Calibration yaitu membawa pressure instrument ke shop dan lakukan kalibrasi. Alat standar yang digunakan adalah DWT (Dead Weight Tester) yaitu suatu alat yang menkonvert berat mati suatu logam menjadi pressure. Karena berat adalah gaya dan gaya per satuan luas adalah tekanan. Selain dibandingkan dengan DWT yang sudah berpressure mati (tidak mungkin berubah-ubah) pressure instrument juga masih dibandingkan dengan Certified Test Gauge Standard.

2. Field Calibration yaitu kalibrasi di lapangan dilakukan dengan menginjeksi pressure pada pressure instrument dengan Hand Pump yang line-nya dipasang paralel dengan Certified Test Gauge Standard. Pembacaan pressure instrument harus sama dengan pembacaan Test Gauge Standard. Field calibration umumnya dilakukan hanya untuk memastikan selama proses pre-commissioning pressure instrument masih dapat bekerja dengan baik. Selain pembacaan lokal pre-commissioning juga perlu memastikan Zero, Span, Accuracy dan Linearity dari pressure yang dikirim sistem monitor.

Mengaplikasikan mechanical deformation dari sifat elestis material sensor seperti Tabung Bourdon, Diafragma, Pressure Transducer. Mechanical Deformation dari sensor tekanan dibaca dengan 2 sistem.1. Sistem Mekanik (Analog Pressure Gauge)2. Sistem Elektrik (Digital Pressure Gauge)Ketelitian dan keakurasian ditentukan oleh kualitas material sensor, kemampuan indikator untuk mendeteksi setiap perubahan pada sensor saat terjadi perubahan tekanan. Pada sistem mekanik keakurasian yang baik tergantung dari kualitas : Roda gigi, per rambut, pointer.

Metode Kalibrasi Pressure GaugeOIML R023: Tyre pressure gauge for motor vehicleOIML R053:Metrological characteristics of elastic sensing elements used for measurement of pressureOIML R109 : Pressure gauges and vacuum gauges with elastics sensing elements(standard instruments) OIML R097:BarometersOIML R101 : Indicating and recording pressure gauges, vacuum gauges, pressure-vacuum gauges with elastic sensing elements (ordinary instruments)BS EN 837-1 :Pressure gauges. Bourdon tube pressure gauges. Dimensions, metrology, requirements and testingBS EN 837-2 :Pressure gauges. Selection and installation recommendations for pressuregaugesBS EN 837-3:Pressure gauges. Diaphragm and capsule pressure gauges. Dimensions, metrology, requirements and testing.EA-10/17 : EA Guidelines on the Calibration of Electromechanical Manometers.Guideline DKD-R 6-1 : Calibration of Pressure Gauges.Kelas Akurasi Pressure Gauge berdasarkan BS EN 837Dimensi dalam mm

Nominal Sized1d2d3d4

403861513.6

504871603.6

636186753.6

8078110955

100971341186

1501471861686

1801571961786

2502452902767

Maximum Permissible Error pada kelas akurasi Pressure Gauge berdasarkan BS EN 837

Jumlah titik ukur yang dikalibrasi :Class 0.6minimum 10 titikClass 1, 1.6, 2.5minimum 5 titikClass 4minimum 4 titikPengukuran dilakukan pada tekanan naik dan tekanan turun. Alat standar harus memiliki mpe 4 kali lebih baik daripada UUT. Kalibrasi dilakukan pada Temperature 20 + 2 oC untuk class 0.1, 0.25, 0.6 dan temperature 20 + 5 oC untuk class > 0.6.

Instruksi Kerja Kalibrasi Pressure GaugeBaca penunjukkan alat pada tekanan naik dan turun. Lakukan 3 kali pengulangan pengujian.Pembacaan alatPembacaan pressure gauge standarRata-ratasdKetidakpastian

(*)Pada posisi naik (*)()()

No.Titik ukur**)123*)*)*)

1Repeat

2Res. Std

3Drift Std

4Drift Std

5Zero Err

6Us

7Hysteresis

8Uc

9ef

10k

U95

Pembacaan alatPembacaan pressure gauge standarRata-ratasdKetidakpastian

(*)Pada posisi turun (*)()()

No.Titik ukur**)123*)*)*)

1Repeat

2Res. Std

3Drift Std

4Drift Std

5Zero Err

6Us

7Hysteresis

8Uc

9ef

10k

U95

Scale spacing and scale numbering

Scale spacing and scale numbering

Ketidakpastian

Identifikasi Sumber KetidakpastianCause and Effect Diagram (Man, Method, Machine, Material, Money, Environment)

Sumber ketidakpastian1. Repeatability, r, distribusi normal, divisor = n, n = ulangan pengukuran, derajat bebas 1 = 2;2. Resolusi alat, ra, distribusi segi empat, divisor = 3, derajat bebas berdasarkan reliabilitas 95% 2 = 50;3. Drift standar, ds, diestimasi dari x [perbedaan terbesar hasil kalibrasi (koreksi atau kesalahan) pada titik ukur yang sama4. dari sertifikat kalibrasi pada waktu kalibrasi yang berbeda], distribusi segi empat, divisor = 3, derajat bebas berdasarkan5. reliabilitas 95% 3 = 50;6. Ketidakpastian alat standar, us, distribusi t-Student berdasarkan reliabilitas 95 %, divisor = 2, derajat bebas 4 = 60.7. Zero Error, ze, distribusi segi empat, divisor = 3, derajat bebas diberikan berdasarkan reliabilitas 95% 5 = 50;8. ze = max {|x2,1-x1,1|,|x4,1-x3,1|,|x6,1-x5,1|}9. Hysteresis, hy, distribusi segi empat, divisor = 3, derajat bebas diberikan berdasarkan reliabilitas 95% 6 = 50;10. Diestimasi berdasarkan nilai maksimal selisih dari penunjukkan tekanan naik dan turun dibagi 2, divisor = 3, derajat bebas11. diberikan berdasarkan reliabilitas 95% 6 = 50 hy = maks{|x2,j-x1,i|,|x4,j-x3,i|,|x6,j-x5,i|}

Ketidakpastian baku, uiu1 = r/n, u2 = ra/3, u3 = ds/3, u4 = us/2, u5 = ze/3, u6 = hy/3

Ketidakpastian gabungan, Uc

Derajat bebas efektif, Veff

Faktor cakupan, kk dicari dari tabel t-Student terlampir pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat bebas = Veff.

Ketidakpastian bentanganU95 = k x Uc

Cara kalibrasi dan mengatur tekanan pada differential pressure switch Seperti halnya pressure switch ( sakelar tekanan), differential pressure switch (sakelar tekanan diferensial) juga dapat di kalibrasi pada titik tertentu yang diharapkan. Cara kalibrasi differential pressure switch ( sakelar tekanan diferensial) sama dengan cara kalibrasi mengkalibrasi pressure switch. Perbedaanya adalah bahwa kalibrasi differential pressure switch lebih akurat dan lebih dibutuhkan modifikasi dalam prosedur kalibrasinya.

Prosedur kalibrasi untuk differential pressure switch Peralatan yang di butuhkan untuk kalibrasi: 1. Sumber tekanan yang variable / dapat di rubah tekannanya, hal ini membutuhkan regulator.2. Multimeter digital atau lampu uji kontinuitas (continuity test lamp),3. Test gauge

Set Up Kalibrasi Langkah kalibrasi: 1. Hubungkan sumber tekanan variable lengkap dengan test gauge ke port tekanan sisi HI pada switch. 2. Hubungkan Lampu tes (test lamp) atau multimeter yang diatur pada posisi ohmmeter di C dan di NO. 3. Naikkan tekanan dengan memutar regulator tekanan perlahan dan perhatikan test gauge untuk melihat nilai peningkatan tekanannya hingga sirkuit menjadi posisi menutup (close)/ terhubung antara C dan NO. 4. Perlahan turunkan tekanan dan catat hasil nilai tekannanya hingga sirkuit switch kembali terbuka/ putus antara C dan NO. 5. Untuk menyesuaikan setpoint, putar sekerup pengatur setpoint sesuai ukuran tekanan yang di harapkan. 6. Ulangi langkah-langkah di atas hingga menemukan pengaturan batas tekanan yang di harapkan pada set point terbuka dan tertutupnya sirkuit di dalam unit differensial pressure switch tersebut. Prosedur Kalibrasi akurat Untuk mengkalibrasi secara akurat pada differential pressure switch, perlu untuk di lakukan simulasi. Peralatan yang dibutuhkan untuk kalibrasi akurat pada differential pressure switch adalah: 1. Pengukur tekanan diferensial, sebaiknya memakai jenis digital. 2. Sumber tekanan variable, 3. Block, bleed dan equalizer valve, 4. Lampu uji continuity atau multimeter digital. Langkah pertama menentukan setpoint yang terjadi pada saat peningkatan tekanan diferensial dan kalibrasi menggunakan salah satu dari berikut: 1. Set point pada peningkatan tekanan diferensial (Increasing Differential Pressure), 2. Set point pada penurunan tekanan diferensial (Degreasing Differential Pressure).

Langkah kalibrasi untuk set point peningkatan tekanan diferensial.

Hubungkan katub (valve) yang ditunjuk di bawah ini dan kemudian lanjutkan ke langkah langkah sbb: 1. Hubungkan lampu test kontinuitas atau multimeter digital ke C dan NO. 2. Tutup katub bleed, buka katub equalizer dan tingkatkan tekanan yang sama pada keduanya yaitu HI dan LO untuk tekanan statis bahwa sakelar tekanan diferensial akan terlihat pada kondisi operasi normal. 3. Dengan tekanan statis yang stabil, tutup katub equalizer untuk mengisolasi sisi HI dan LO. 4. Jaga tekanan pada sisi HI tetap stabil, sedikit buka katub bleed sisi LO untuk mengurangi tekanan yang ada pada sisi LO (kenaikan tekanan diferensial) hingga tekanan diferensial yang diinginkan set pint yang muncul pada pengukur tekanan diferensial. Tutup katub bleed untuk menstabilkan tekanan diferensial. Periksa status kontak pada switch. A. Set point bagus jika: Titik kontak tepat pada saat terjadi peningkatan set point tekanan diferensial , ulangi kembali langkah 2-4 untuk lebih akurat menyesuaikan set point seperti yang diharapkan. Kalibrasi selesai. B. Kontak terbuka - setpoint terlalu tinggi. Jika kontak terbuka saat ada peningkatan tekanan diferensial tercapai, sesuaikan setpointdengan memutar sekerup penyesuai hingga terjadi kontak. Ulangi l;angkah 2-4. C. Kontak tertutup- setpoint terlalu rendah Jika kontak tertutup ketika meningkatnya tekanan diferensial tercapai, sesuaikan dengan memutar sekerup setpoint hingga kontak terlepas/terbuka. Dari titik ini, menyesuaikan set point lagi sampai terjadi kontak. Ulangi langkah 2-4.

Langkah kalibrasi mengatur set point pada penurunan tekanan diferensial. 1. Hubungkan lampu test kontinuitas atau multimeter digitaldi C dan NO/ kontak terbuka(open), 2. Tutup katup bleed, buka katup equalizer, dan naikkan tekanan yang sama pada kedua sisi yaitu HI dan LO ke posisi tekanan yang stabil dan normal. 3. Dengan tekanan pada sisi HI yang normal stabil, tutup katup equalizer untuk mengisolasi sisi HI dan LO. 4. Sedikit buka katup blee sisi LO untuk mengurangi tekanan pada sisi LO ( meningkatkan tekanan diferensial) sampai tekanan diferensial pengoperasian normal muncul pada pengaturan tekanan diferensial. Tutup katub bleed untuk menstabilkan tekanan diferensial. Kontak harus menutup pada waktu tekanan diferensial normal operasi tercapai. Jika kontak masih terbuka pada tekanan difernsial operasi normal, sesuaikan pada sekerup set point dengan memutarnya hingga terjadi kontak. 5. Menjaga tekanan sisi HI stabi, sedikit membuka katup equalizer untuk meningkatkan tekanan sisi LO (penurunan tekanan diferensial) samp[ai tekanan diferensial yang diinginkan set point yang muncul pada pengukur tekanan diferensial. Tutup katup equalizer untuk menstabilkan tekanan diferensial. Periksa status kontak terhadap simulasi tekanan diferensial berikut dan ikutio petunjuk yang sesuai dengan status kontak: A. Set point baik jika: Kontak terlepas tepat pada saat penurunan set pint tekanan diferensial . Ulangi langkah 2-5 seperti yang di ingi8nkan untuk memverifikasi kalibrasi. Kalibrasi selesai. B. Kontak terbuka Set point terlalu tinggi, Jika kontak terbuka saat penurunan tekanan diferensial tercapai, sesuaikan set point sampai kontak terjadi. Dari titik ini, sesuaikan dengan memutar sekerup set point hingga kontak terlepas. Ulangi langkah 2-5, C. Kontak tertutup-Set point rendah Jika kontak tertutup ketika penurunan tekanan diferensial tercapai, sesuaikan dengan memutar sekerup set point sampai kontak terbuka. Ulangi langkah 2-5.BAB 3KALIBRASI ALAT UKUR LEVELAda berbagai macam type level instrument yang dikenal orang untuk mengukur ketinggian level suatu fluida.Pertama adalah carayang paling tradisional adalah dengan meletakkan suatu benda yang dapat mengapung dipermukaan liquid sehingga melahirkan istilah float atau pelampung sebagai level sensor. Magnetic level instrument umumnya menggunakan float sebagai sensor dengan menempelkan magnet pada body pelampung sehingga dengan perhitungan Specific Grafity (SG) magnet tersebut akan mengapung tepat di permukaan liquid.Keduaadalah cara yang memanfaatkan rumus anak SMA yaitu (P = Rho x g x h) yang berarti bahwa tekanan di suatu titik di dalam suatufluida cairstatic akan menunjukkan berapa ketinggianliquid yang menekannya. Cara kedua ini melahirkan instrument yang disebut Differensial Pressure (DP) type level instrument. Ketiga adalah cara yang memanfaatkan sifat kapasitansi fluida yang dihubungkan ke rangkaian elektronik. Perubahan levelliquid dapatmenimbulkan perubahan kapasitansi.Perubahan inikemudian dapat dikonversi dan dilinearisasiuntuk menunjukkan ketinggian level fluida cair. Keempat adalah cara yang memanfaatkan gelombang ultrasonic.Gelombang ulltrosonic dipancarkan, kemudian dipantulkan oleh permukaan fluida,akan diterima kembali oleh receiver. Selisih waktu penerimaan dapat dikonversi untukmenunjukkan ketinggian level suatu fluida cair. Cara ini menghasilkan istilah seperti Guided Wave Radar Level Instrument yang dipasang pada puncak suatu vessel. Kelima dan selanjutnya dipersilahkan pembacauntuk menambahkan.Istilah-istilah dalam level instrument yang sering dijumpai adalah: Level Gauge (LG) yaitu level indikasi secara visual dan actual yang dipasang paralel pada vessel atau tank; Level Switch (LS) yaitu level instrument yang dipasangkan perangkat elektronik berupa switch yang diset NC atau NO sesuai dengan design control systemnya; Level Indicating Transmitter (LIT) yaitu level instrument yang memiliki local display serta mempunyai kemampuan mentransmisi signal 4-20 mA dan atau superimposed HART, juga signal fieldbus.Namun apabilatransmitter tanpa dilengkapilokal display makahanya akan disebut sebagai LT.Instalasi Level InstrumentPemasangan level gauge adalah yang paling sederhana secara praktikal, ketika flange koneksi Center to Center nya tepat betuldengan koneksi flange vessel atau tank maka its easy. Tetapi kalau terjadi selisih sedikit saja maka diperlukan mekanikal adjust dengan memanjangkan atau memendekkan Center to Center-nya LevelGauge. Normalnya adjustment selalu dilakukanbersama denganvendor. Di engineering phase, Level Sketch benar-benar didiskusikan antaraMechanical Engineer dan Instrument Engineer. Sebelum keduanya mengeluarkan masing-masing data sheet. Tetapi banyak LevelGauge yang tidak adjustable. Kalibrasi Level InstrumentKalibrasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk membawa suatu besaran pengukuran pada nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya dapat dilakukan dengan membandingkan dengan pengukur standar atau dibandingkan dengan besaran yan secara kasat mata mutlak kebenarannya. Level Gauge apakah perlu di kalibrasi? Bisa saja dijawab tidak karena pada level gauge yang dilakukan hanya adjust scaling dari ketinggian level. Kalo Level gauge memakai scale 0% 100% yang exact pada Center to Center maka penempatan 50% harus benar-benar exact ditengah-tengah. Dan cukup pada LG tidak perlu aktivitas lagi. Level Transmitter tentu saja memerlukan kalibrasi dengan benar karena terjadi sensing besaran fisis dan juga perubahan besaran fisis menjadi besaran elektrik. DP type level transmitter dibench calibration di shop dengan menggunakan pressure. Check besaran Level Transmitter di data sheet apakah inch H2O atau mmH2O. Sebagai contoh range Level Transmitter anda adalah 0 1meter dengan fluida water.Ini akanequivalent dengan 0 1000 mmH2O. Iniakan equivalent juga dengan transmisi signal 4-20 mA. Siapkan power supply 24 VDC asumsi transmitter superimposed HART, multimeter, danambil certified low pressure pump. Sambungkan Low Pressure Pumpke Hi-side Level Transmitter, biarkan Lo-side terkoneksi ke atmosfer kemudian injek 0, 250, 500, 750, 1000 mmH2Omaka secara equivalent anda harus mendapatkan 0, 25%, 50%, 75%, 100%dan 4,8,12,16,20 mA. Jika anda tidak mendapat nilai equivalent pada increasing dan decreasing maka trim menggunakan Handheld communicator 375.

Jenis Level TransmitterA. Level Transmitter DP Cell Electronic type Langkah kalibrasi pada Level Transmitter DP Cell Electronic type adalah sebagai berikut:a. Adjust screw zero adjustment sampai output terbaca 4 mA pada mA DC meter,b. Supply press sampai pada range yang tertinggi pada transmitter dan adjust screw span sampai output terbaca 20 mA,c. Supply pressure sama dengan 50% pada range yang tertinggi pada transmitter dan check hasilnya pada TT on test. Jika ada kesalahan check to manufactured calibration procedure,d. Ulangi lagi sampai hasil yang diinginkan. B. Level Transmitter DP Cell Pneumatic type Langkah kalibrasi pada Level Transmitter DP Cell Pneumatic type adalah sebagai berikut.:a. Supply press pada low range transmitter dan adjust screw zero adjustment sampai output terbaca 3 psi pada standard test gauge.b. Supply press sampai range yang tertinggi pada transmitter dan adjust screw span sampai output terbaca 15 psi,c. Supply pressure sama dengan 50% pada range yang tertinggi pada transmitter dan check hasilnya pada TT on test, Jika ada kesalahan check pada acuan manufactured calibration procedure,d. Ulangi lagi sampai hasil yang diinginkan.

PERCOBAAN KALIBRASI DP CELL LEVEL TRANSMITTER

TujuanSetelah mengikuti praktikum ini peserta mampu :1. Menjelaskan prinsip kerja dari D/P Cell Pnuematic Level Transmitter2. Mengidentifikasi elemen-elemen pada D/P Cell Pnuematic Level Transmitter3. Melakukan kalibrasi pada D/P Cell Pnuematic Level Transmitter4. Melakukan adjustment pada D/P Cell Pnuematic Level TransmitterPeralatan1. D/P Cell Pnuematic Level Transmitter2. Pressure gauge3. Water Column dan Water Tank Resevoir4. Kunci pas5. Obeng Dasar TeoriD/P Cell Pnuematic Level Transmitter adalah Differential Cell Transmitter, yang bisa untuk mengukur ketinggian fluida berdasarkan prinsip beda tekanan. Dalam hal ini menggunakan rumus P = gh. Sedangkan Transmitter sendiri adalah alat instrumen yang berfungsi untuk mengukur besaran proses sehingga menghasikan output berupa sinyal standar yang nilainya sebanding dengan besaran yang diukur. Instrumen ini menggunakan sensor diafragma capsule yang tergantung range pengukuran. Besaran-besaran fisis dari proses akan dionversikan ke besaran sinya standar Pnuematik 3-15psi.Langkah Kerja1. Membuat rangkaian seperti gambar

2. Mengatur air supply dengan memutar regulator air supply sampai 20psi3. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisi minimum (0%)4. Amati pressure gauge output dan catat hasilnya5. Mengatur regulator input sehingga level di water column pada posisi maksimum (100%) 6. Amati pressure gauge dan catat hasinya7. Ulangi langkah ke 3 sampai dengan 6 untuk nilai 25%, 50%, dan 75% 8. Apabila terjadi deviasi lakukan adjustment dengan cara :a. 1. b. 2. c. 3. d. 4. e. 5. f. 6. g. 7. h. 8. a. Lakukan langkah no. 3 dan no. 4, kemudian ater zero adjuster pada transmitter dengan obeng b. Melakukan langkah no. 5 dan no. 6, kemudian atur span adjuster pada transmtter menggunakan kuncic. Ulangi langkah 8.1 dan 8.2 beberapa kali sehingga menunjukkan hasil yang tepat.d. Ulangi langkah no.4 sampai dengan no. 8 dan catat hasilnya.

PerhitunganBesarnya nilai output transmitter, secara perhitungan dapat dicari dengan rumus: Output :=+ min. Range=+ 3=+ 3

Tugasa. Mencatat data hasil percobaan dan masukan ke dalam tabel.b. Membuat grafik hubungan antara input dan output.

Data hasil praktikumData kalibrasi sebelum adjusment

Input (inch H2O)Persentase (%)OutputError (psi)

Percobaan (psi)Perhitungan (psi)

2002.33-0.7

40255.16-0.9

60508.29-0.8

807511.412-0.6

10010014.315-0.7

Data kalibrasi sesudah adjusment

Input (inc H2O)Persentase (%)OutputError (psi)

Percobaan (psi)Perhitungan (psi)

200330

4025660

6050990

807512120

10010015150

Grafik data kalibrasi sebelum adjustment

Grafik data kalibrasi sesudah adjustment

KALIBRASI PNEUMATIC LEVEL TRANSMITTER (DP CELL TRANSMITTER)Buat yang belum tau aja ya pada dasarnya D/P Cell Pneumatic Level Transmitter adalah Differential CellTransmitter, yang bisa untuk mengukur ketinggian fluida berdasarkanprinsip beda tekanan. Dalam hal ini menggunakan rumus P = gh.Sedangkan transmitter sendiri adalah alat instrumen yang berfungsiuntuk mengukur besaran proses sehingga menghasilkan outputberupa sinyal standar yang nilainya sebanding dengan besaran yangdiukur. Instrumen ini menggunakan sensor diafragma capsule yangtergantung range pengukuran. Besaran-besaran fisis dari proses akan dikonversikan ke besaran sinyal standar pneumatik 3-15 psi.

Cell Pneumatic level transmitterNah biasanya dalam sistem rangkaiannya seperti ini :

Langkah pengkalibrasian:

1. Langkah awal atur suplai udara dengan memutar regulator air supply sampai 20 Psi.2. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisiminimum (0 %). Liat di pressure gauge output, catat pressure gauge output yang bagian sebelah kanan3. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisimaksimum (100 %).4. Besarnya sinyal output transmitter, secara perhitungan dapat dicaridengan rumus :

Lalu hasilnya dapat dicatat dengan tabel seperti ini:

Semakin kecil errornya semakin bagus kalibrasi anda.

Cara Kalibrasi Level Meter Liquicap M

Liquicap M, adalah brand untuk level meter dari Endress Hauser. Sensor dengan prinsip kerja kapasitif ini akan mengkonversi besaran nilai pengukuran kapasitansi dari stik menjadi nilai level.Secara prinsip kalibrasi hampir sama dengan level berbasis differensial pressure. Baik untuk seting Zero ataupun span/full. Yaitu saat isi dalam tangki kosong. Set keluaran arus menjadi 4mA atau 0%. Ini menjadi titik zero. Kemudian isi tangki (misal air) penuh sesuai kapasitas tangki atau sesuai kebijakan masing-masing pengguna untuk penentuan isi maksimal. Kemudian set keluaran arus menjadi 20mA atau 100%.Untuk sensor level tipe Liquicap M ini. Cara kalibrasi sudah bisa dilakukan secara digital. Melalui display panel yang disediakan. Caranya:Saat tangki dalam kondisi kosong (ZERO). Masuk ke menu dengan menekan ENTER, masuk ke BASIC SETUP, tekan ENTER. Untuk masuk ke menu Empty Calibration, geser halaman dengan menekan panah ke bawah. Muncul halaman Empty Calibration. Tampak pada halaman, nilai full dalam 100%, dan nilai kapasitansi dalam F. Tekan ENTER, sorot CONFIRM CAL YES. Tekan ENTER. Zero Calibration selesai.Isi penuh tangki sampai penuh (standar penuh disesuaikan standar masing-masing perusahaan). Masuk ke menu Basic SETUP. Tekan ENTER, geser halaman sampai muncul halaman FULL CALIBRATION. Tampak pada halaman, nilai full dalam 100%, dan nilai kapasitansi dalam F. Tekan ENTER. Sorot CONFIRM CAL. YES. Full Calibration selesai.

BAB 4KALIBRASI ALAT UKUR FLOW

Flow meter merupakan instrumen guna mengukur aliran dari suatu fluida baik liquid ( liquid flowmeter), sludge ( sludge flow meter) maupun gas ( flow meter gas), baik bertemperatur rendah hingga temperatur tinggi. Dalam memilih flow meter harus disesuaikan dengan kondisi fluid dan fungsi flowmeter itu sendiri. Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flow meter sangat luas mulai dari tingkat corosive fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi mungkin lebih cocok jika menggunakan flowmeter dari bahan PVC / non logam.Untuk fluida yang bertemperatur tinggi tentunya digunakan matrial lain. Begitu juga untuk tingkat kepekatan matrial fluida jenis flow meter harus disesuaikan. Untuk fluida yang diaplikasikan pada bahan makanan atau obat-obatan yang menuntut bahan pipa dan bahan flowmeter yang harus food grade lebih cocok kalo dipakai stainles steel SUS 316L. Dan untuk lingkungan yang corisive seperti di laut mungkin body dan flange flow meter lebih pas jika menggunakan stainless steel.Karena dibutuhkan ketelitian dan pemahaman akan karakteristik fluid serta manfaatnya , serta cara kerja Flowmeter dan fungsi flow meter itu sendiri. Ada beberapa variabel yang harus kita tentukan dalam MEMILIH FLOW METER pada saat penentuan type flow meter dan model flowmeter yang cocok dengan aplikasi yang kita harapkan, varibel pemilihan flow meter tersebut dapat dimasukan kedalam pertanyaan sebagai berikut :1. Jenis Fluid yang akan digunakan pada flow meter : gas, water, chemical, oil , liquid gas, sludge, dll2. Pengukuran flow meter hanya pada flow atau total fluid yang mengalir atau kedua2nya3. Viscosity dari fluid, Kebersihan/kekotoran dari fluid ( lumpur, banyak kotoran atau bersih ) yang mengalir ke flow meter4. Tujuan dari Flow meter : sebagai alat ukur flow, total volume, control, switch, pengiriman sinyal electric yang berfungsi sebagai control ataupun data ke komputer atau Hand phone lewat sms.5. Perlu tidaknya display pada flow meter atau electronic signal out put or electrical out put.6. Besaran ( max dan min ) dari Flow rate, working Pressure, Temperature dari fluid yang akan diukur flow meter7. Perlu tidaknya sistem kedap air pada flow meter ( water proof) atau area yang mudah terbakar atau explossive atau yang setandart8. Penggunaan untuk bahan kimia dan makanan seperti tingkat keasaman dari fluid atau perlu food grade untuk matrial flow meter yang sering digunakan di industry obat atau makanan dan minuman.9. Ukuran dari pipa dimana flow meter ini di install termasuk menggunakan sistem sambungan flange atau ulir atau fitting10. Sistem insatallasi flow meter : Vertical atau horizontal11. Keterangan lain yang diperlukan dalam memilih jenis flow meter karena pada dasarnya flow meter bisa dibuat/dipesan sesuai dengan keinginan pemesan (custom)Flow meter mempunyai banyak jenis dan berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam beberapa type: Ultrasonic Flow Meter Electromagnetic Flow Meter Coriolis Flow Meter Vortex Flow Meter Impeller Flow Meter Glass Tube Flow Meter Sigh Gauge Flow Meter Open Channel Flow Meter Turbine FLow Meter Thermal mass Flow Meter Water Meter Gas Meter Oriffice Flow Meter Oval Gear Meter

Fungsi FlowmeterFlow meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran matrial ( liquid, gas, powder ) dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri yaitu kecepatan aliran atau flow rate dan total massa atau volume dari matrial yang mengalair dalam jangka waktu tertentu atau sering disebut dengan istilah totalizer.Dengan diketahuniya parameter dari aliran suatu matrial oleh alat ukur flow meter yang dikirim berupa data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan sebagai input pada control atau rangkaian electric lainnya.

Cara Kerja FlowmeterPengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant), industri kimia (petrochemical), Industri pengolah limbah, Industri makanan dan minuman dan Industri Farmasi. Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas, steam, powder) yang mengalir melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup maupun saluran terbuka (parit, sungail). Parameter aliran yang diukur dapat berupa : laju aliran volume, laju aliran massa, kecepatan aliran. Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut flow meter.

Aplikasi pengguanaan Flow Meter ini menpunyai cakupan yang cukup luas pengembangnya seperti bagian dari sensor flow meter, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik penghitungan komputer (komputasi), transducers dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal (transmitter), serta penilaian dari keseluruhan sistem di bawah kondisi lingkungan yang idel, kondisi mudah terendam air karena cuaca, kondisi didaerah yang berbahaya dan mudah meledak serta pada lokasi laboratoriumataupun di tempat tertutp lainnya,.Flow meter mempunyai banyak sekali jenis, ukuran dan model, karena itu jenis flow meter yang akan kita gunakan harus benar-benar disesuaikan denan kebutuhan aplikasi di lapangan. Karena jika pemilihan jenis flow meter ini kurang tepat maka akan menimbulkan biaya lebih tinggi baik karena umur dari flow meter itu sendiri maupun akurasi dari pengukuran aliran fluida yang kurang tepat dimana akurasinya rendah.Kalo mengamati cara kerja flow meter yang bermacam-macam sesuai dengan tipe flow meter maka hal penting yang perlu di perhatikan seperti jenis fluida , kepekatan fluida, temperature, keasaman cairan, working pressure, lingkungan yang explosion proof, bahkan kebersihan fluida juga harus diinformasikan sebagai pertimbangan untuk menentukan jenis flow meter yang sesuai.

Dari segi jenis fluida yang akan diukur oleh alat flow meter dibagi dalam 3 bagian yaitu flow meter untuk fluida cair, fluida Gas dan fluida solid ( tepung, bubuk, pasir dan lainnya).

Hampir semua jenis Flowmeter dapat digunakan untuk mengukur aliran fluida cair dan beberapa jenis bisa digunakan untuk mengukur fluida gas ( Nitrogen, oksigen, udara bertekanan, steam dan lainnya). Sedangkan sistem pemasangan flow meters juga ada bebarapa jenis yaitu sistem inline dimana pipa yang dilalui cairan harus dipotong, sitem insertin dimana pipa yang dialirin fluida di lubangi dan tranducer dari flow meter dapat dimasukan dalam pipa yang telah dilubangi tersebut dan sistem clamp on atau clip on dimana transducer dari flow meter cukup di tempelkan disisi luar pipa.Jenis dari sistem instalasi ini didasrkan pada kondidi lapangan dimana untuk aliran fluida pada pipa yang sudah ada dengan tujuan untuk menurunkan biaya istallasi dan biaya investasi flow meter. Karena untuk ukuran pipa yang besar dimana diameter diatas 10 Inchi jenis flow meter yang installasinya dengan menggunakan insertion atau clamp on menjadi pilihan dalam menurunkan biaya.Jenis Installasi flow meters dengan Sistem Clamp on ini hanya dimiliki oleh jenis Ultrasonic Flow Meter dimana transducer cukup di tempelkan disisi luar pipa dan diikat dengan klem. Pada Pemakaian Ultrasonic flow meter jenis clamp on ada 3 ukuran tranducer yaitu ukuran kecil, menengan dan besar.Berdasarkan penggunaan Flow Meter di dunia industri yang didasrkan pada jenis fluida, cara kerja, cara installasi, kondisi lapangan serta tujuan utama di pasang flow meter dapat dikelompokkan sebagai berikut : Differential Pressure Flow Meters Variable Area Flow Meters Positive Displacement Velocity Flow Meters Mass Flow Meters

Kalibrasi Flow MeterA. Flow Transmitter DP Cell Electronic type

Langkah kalibrasi pada Flow Transmitter DP Cell Electronic type adalah sebagai berikut:a. Supply press pada low range dan adjust zero adjustment screw sampai pada op 4 mA,b. Supply press pada high range dan adjust span screw sampai pada op 20 mA,c. Ulangi step step tersebut sampai mendapatkan op 4 - 20 mA tanpa meng- adjust zero span adjustment screw,d. Supply pressure pada 50% pada full scale dan adjust linearity screw jika tersedia dimana dibutuhkan pembacaan op 12 mA,e. Ulangi sampai mendapatkan pembacaan yang benar.B. Flow Transmitter DP Cell Electronic type Langkah kalibrasi pada Flow Transmitter DP Cell Electronic type adalah sebagai berikut:a. Supply press pada low range dan adjust zero adjustment screw sampai pada op 3 psi,b. Supply press pada high range dan adjust span screw sampai pada op 15 psi,c. Ulangi step step tersebut sampai mendapatkan op 3 - 15 psi tanpa meng- adjust zero span adjustment screw,d. Supply pressure pada 50% pada full scale dan adjust linearity screw jika tersedia dimana dibutuhkan pembacaan op 9 psi,e. Ulangi sampai mendapatkan pembacaan yang benar.C. Kalibrasi Turbin Meter

Turbine Flow Meter pada dasarnya adalah sebuah alat pengukur kecepatan yang dikalibrasi untuk menunjukkan aliran volumetrik cairan atau gas yang mengalir dalam pipa. Operasi flowmeter didasarkan pada kecepatan (kecepatan sudut) dari rotor bebas yang menghasilkan hingga pada tingkat yang berbanding lurus dengan media. Baling-baling rotor ( rotor blades) memotong medan magnet yang dibentuk oleh bagian magnet permanen yang dipasang di unit pick-up dalam bodi flow meter. Karena setiap rotor blade memotong medan magnet pulsa diinduksi dalam kumparan unit pick-up. Sehingga Turbin flow meter menghasilkan jumlah pulsa yang justru sebanding dengan setiap satuan volume aliran. Jumlah pulsa per satuan volume dihasilkan selama kalibrasi dan disebut "faktor meter". Variasi faktor ini selama rentang aliran tertentu didefinisikan sebagai linearitas. Pulsa density (jumlah pulsa) per revolusi rotor ter