Makalah Kacang Tanah
-
Upload
fuji-triani -
Category
Documents
-
view
62 -
download
3
Transcript of Makalah Kacang Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kerapkali dikaitkan dengan keragaman genetik. Keragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi dan berbeda dengan variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan kemampuan suatu karakter/sifat untuk bervariasi yang dikendalikan secara genetik.
Setiap jenis tanaman mempunyai varietas yang beragam dan berbeda satu sama lain. Varietas-varietas ini ditimbulkan karena adanya pemuliaan tanaman yang -disengaja. Kesengajaan ini menyebabkan keuntungan. Varietas-varietas tersebut tentunya memiliki keanekaragaman sifat. Keanekaragaman tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban.
1.2 Tujuan
Pada praktikum pemulian tanaman kali ini, terdapat tujuan di antaranya:
1. Praktikan dapat mengetahui deskripsi dari setiap jenis varietas tanaman yang diamati
2. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor penyebab dari keragaman genetik3. Praktikan dapat membandingkan secara langsung varietas yang diamati
dengan varietas yang telah ada4. Praktikan dapat mengamati secara langsung faktor-faktor penyebab
keragaman
BAB II
TINJAUNA PUSTAKA
2.1 Morfologi Umum Tanaman yang diamati
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik
dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar
untuk mengikat nitrogen. Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu
dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan
adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada
cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang
vegetatif primer. Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif
primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan
berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai
daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada
dasar setiap daun. Pada setiap perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk
berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan. Buah polong berbentuk silindris,
berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,
merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua
keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar
primer (Tjitrosoepomo,2003)
2.2 Deskripsi Varietas Tanaman yang diamati
Macam-macam varietas kacang tanah yang ada di Indonesia antara lain:
1.Varietas Zebra
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun :1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran karat dan bercak daun
Kisaran Hasil : 14 - 3,8 ton/ha
Umur Bunga : 28 - 31 hari
Umur Panen : 95 - 100 hari
Keterangan : Cocok untuk lahan tegal dan sawah, hasil stabil dan responsif
terhadap perbaikan lingkungan
Status : Non Komersial
2.Varietas Singa
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1998
Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran penyakit layu, tahan karat daun dan agak
tahan bercak daun
Kisaran Hasil : 2,6 ton/ha
Umur Bunga : 28-31 hari
Umur Panen : 90-95 hari
Keterangan : Toleran kekeringan, hasil stabil dan beradaptasi luas
Status : Non Komersial
3.Varietas Sima
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 2001
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran terhadap karat dan
bercak daun, agak tahan A. Flavus
Kisaran Hasil : 2,0 ton/ha
Umur Bunga : 28-31 hari
Umur Panen : 100-105 hari
Keterangan : Tergolong toleran kekeringan dan lahan masam
Status : Non Komersial
4.Varietas Rusa
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan layu, karat, dan bercak daun
Kisaran Hasil :1,9 ton/ha
Umur Bunga : 27-31 hari
Umur Panen : 100-110 hari
Keterangan : Rendeman biji dari polong 55%
Status : Non Komersial
5.Varietas Kelinci
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit karat daun, toleran terhadap penyakit
bercak daun, agak tahan penyakit layu
Kisaran Hasil : 2,3 ton/ha
Umur Bunga : 25-29 hari
Umur Panen : +95 hari
Keterangan : Berbiji empat, lemak rendah serta sesuai untuk indutsri kacang atom
Status : Non Komersial
6.Varietas Kancil
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 2001
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran penyakit karat, klorosis,
bercak daun dan tahan A. flavus
Kisaran Hasil : 1,3 -2,4 ton/ha
Umur Bunga : 26 -28 hari
Umur Panen : 90 -95 hari
Keterangan : Toleran terhadap klorosis, tinggi tanaman 54,9 cm
Status : Non Komersial
7.Varietas Jerapah
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1998
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran penyakit karat daun
dan bercak daun
Kisaran Hasil : 1,92 ton/ha
Umur Bunga : 28-31 hari
Umur Panen : 90-95 hari
Keterangan : Toleran kekeringan dan lahan masam, hasil stabil serta beradaptasi
luas
Status : Non Komersial
8.Varietas Gajah
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, peka penyakit karat dan bercak
daun
Kisaran Hasil : 1,8 ton/ha
Umur Bunga : 30 hari
Umur Panen : 100 hari
Keterangan : Rendemen biji dari polong 60-70 %
Status : Non Komersial
9.Varietas Badak
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran layu bakteri dan bercak daun serta tahan
karat daun
Kisaran Hasil : 1,5-2,6 ton/ha
Umur Bunga : 28-31 hari
Umur Panen : 95-103 hari
Keterangan : Toleran terhadap lahan masam, hasil stabil, dan responsif terhadap
perbaikan lingkungan
Status : Non Komersial
10.Varietas Anoa
Komoditas : Kacang Tanah
Tahun : 1993
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan layu, penyakit karat dan bercakdaun
Kisaran Hasil : 1,8 ton/ha
Umur Bunga : 27-31 hari
Umur Panen : 100-110 hari
Keterangan : Rendeman biji dari polong 55 %
Status : Non Komersial
(Welsh,1991)
2.3 Macam-macam Keragaman dan Faktor Penyebabnya
Keragaman Genetik merupakan suatu penampilan yang ditunjukan oleh
individu tidak hanya disebabkan oleh genotif atau hanya oleh lingkungan untuk
mengekspresikanya. Jika dua individu dipelihara dalam lingkungan yang sama maka
pebedaan apapun yang akan muncul pasti disebabkan oleh genotifnya (Loveless,
1989). Keragaman genetik alami merupakan sumber bagi setiap program pemuliaan
tanaman. Variasi ini dapat dimanfaatkan, seperti semula dilakukan oleh manusia,
dengan cara melakukan introduksi sederhana dan tehnik dan seleksi atau dapat
dimanfaatkan dalam program persilangan yang canggih untuk mendapatkan
kombinasi genetik yang baru. Jika pebedaan antara 2 individu yang mempunyai
faktor lingkungan yang sama dapat diukur, maka perbedaan ini berasal dari variasi
genotif kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama para
pemuliaan tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat dihasilkan varietas
yang baru yang lebih unggul (Welsh, 1991).
Keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh
perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas di
dalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana
individu berada (Allard, 1988).
Variasi yang timbul ada yang langsung dapat dilihat, misalnya adanya
perbedaan warna bunga, dan bentuk biji . Ini disebut variasi sifat kualitatif, namun
ada pula variasi yang memerlukan pengamatan dan pengukuran, misalnya tingkat
produksi, tinggi tanaman dan lain-lain ( Mangoendidjojo, 2003 ).Pengetahuan yang
memadai tentang komposisi lingkungan akan dapat menentukan genotif yang sesuai
untuk kondisi tertentu serta dapat menduga hasil produksi suatu tanaman. Para
pemuliaan tanaman perlu mengetahui sifat-sifat lingkungan yang dapat memperbaiki
kualitas tanaman budidaya secara genetik (Welsh, 1991).
Keragaman sebagai akibat dari faktor lingkungan dan keragaman genetik
umunya berinteraksi satu dengan yang lainya dalam mempengaruhi penampilan
fenotif tanaman. Dalam menilai keragaman genetik dalam spesies selalu dihadapkan
pada pertentangan bentuk dari suatu sifat atas karakter tanaman, seperti tinggi dan
rendah, pewarnaan, umur tanaman, tinggi dan rendahnya hasil dan sebagainya.
Karakter tersebut ditentukan oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada kromosom,
interaksi gen-gen atau gen dengan lingkungan ( Makmur, 1992 ).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :1. Kamera : Untuk dokumentasi pengamatan2. Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan
Bahan1. Kacang Tanah : Sebagai objek pengamatan
3.2 Kondisi umum lokasi Pengamatan
Pada pengamatan kacang tanah ini,dilakukan di kota Malang tepatnya di daerah Ngijo.Di daerah ini terdapat sebuah lahan yang di kelola oleh Universitas Brawijaya, dimana pada lahan tersebut terdapat banyak macam-macam tanaman salah satunya kacang tanah. Kondisi umum lokasi pengamatan bisa dilihat bahwa lahan ini cukup baik dan terawat. Lokasi juga masih dekat pemukiman warga mengingat lahan ini masih berada di daerah Perkotaan,sehingga akses ke lahan masih sangat mudah. Varietas yang ditemukan pada lahan ini adalah varietas Y.
Lokasi pengamatan varietas jerapah terletak di daerah Ngijo dan merupakan lahan milik perorangan yang dikelola untuk menghasilkan keuntungan ekonomis.
3.2 Cara Kerja
Catat hasil pengamatan dan Dokumentasikan
Hitung Jumlah daun dan tinggi daun kacang tanah
Amati warna daun dan bentuk daun
Siapkan alat dan bahan
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
Lahan Ngijo Varietas Jerapah (Bedengan 1 dan 2) :
Tabel Tinggi Tanaman :
Tabel Jumlah Daun :
Sampel
Jumlah Daun
1 662 703 804 755 666 687 678 709 6610 68
Sampel Tinggi Tanaman (cm)1 23,52 213 214 225 22,56 207 218 239 23,5
10 22
Tabel Bentuk Daun :
Tabel Warna Daun :
Sampel Warna Daun1 Hijau terang2 Hijau terang3 Hijau terang4 Hijau terang5 Hijau terang6 Hijau terang7 Hijau terang8 Hijau terang9 Hijau terang10 Hijau terang
Sampel Bentuk Daun1 Oval2 Oval3 Oval4 Oval5 Oval6 Oval7 Oval8 Oval9 Oval10 Oval
Perhitungan :
A. Tinggi Tanaman
x1=22 x2=21,9
Keragaman Lingkungan:
σe1=
(23.5−22)2+(21−22)2+(21−22)2+(22−22)2+(22,5−22)2
4=1,125
σe2=
(20−21,9)2+(21−21,9)2+(23−21,9)2+(23,5−21,9)2+(22−21,9)2
4=2,05
Rata-Rata Ragam Lingkungan:
σe2=1,125+2,05
2=1,59
Ragam Fenotipe Lingkungan:
σ 2 p=(1,125−1,59)2+(2,05−1,59)2
4=0,106
Ragam Genetik:
σ 2 g1=0 ,106−1.125=−1,019
σ 2 g2=0,106−2,05=−1,944
Koefisien Keragaman
kk σ2e1=√1,125
22×100 %=4,42%
kk σ2e2=√2,0521,9
×100 %=6,53 %
Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng pertama adalah rendah. Ini
ditunjukan dari hasil perhitungan yang didapati hasil 4,82%. Bila ditinjau dengan skala keragaman lingkungan 4,82% masuk skala rendah dan skala rendah memiliki kisaran 0%-5,4%
- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng kedua adalah agak rendah. Skala keragaman lingkungan 5,5%-10,84% adalah memasuki keragaman lingkungan yang agak rendah. Dari hasil perhitungan didapati pada bedeng 2 koefisien keragaman lingkungannya adalah 6,53% dan masuk kedalam skala agak rendah.
B. Jumlah daun
x1=71,4 x2=67,8
Keragaman Lingkungan:
σe1=
(66−71,4 )2+(70−71,4)2+(80−71,4)2+(75−71,4)2+(76−71,4)2
4=34,8
σe2=
(68−67,8)2+(67−67,8)2+(70−67,8)2+(66−67,8 )2+(68−67,8)2
4=2,2
Rata-Rata Ragam Lingkungan:
σe2=34,8+2,2
2=18,5
Ragam Fenotipe Lingkungan:
σ 2 p=(34,8−18,5)2+(2,2−18,5)2
4=17.647,79
Ragam Genetik:
σ 2 g1=17.647,49−34,8=17.612,99
σ 2 g2=17.647,49−2,2=17.645,59
Koefisien Keragaman
kk σ2e1=√34,871,4
×100 %=8,26 %
kk σ2e2=√2,267,8
×100 %=2,18 %
Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng pertama adalah agak
rendah. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan yang didapati hasil 8,26%. Bila ditinjau dengan skala keragaman lingkungan 8,26% masuk skala agak rendah dan skala rendah memiliki kisaran 5,5%-10,84%
- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng kedua adalah rendah. Skala keragaman lingkungan 0%-5,4% adalah memasuki keragaman lingkungan yang rendah. Dari hasil perhitungan didapati pada bedeng 2 koefisien keragaman lingkungannya adalah 2,18% dan masuk kedalam skala agak rendah.
Dokumentasi :
Lahan Ngijo Varietas Y (Bedengan 3 dan 4) :
Tabel Tinggi Tanaman :
Sampel Tinggi Tanaman (cm)1 212 203 204 235 22,56 237 208 229 2210 20,5
Tabel Jumlah Daun :
Sampel Jumlah Daun1 682 663 684 675 706 667 668 659 6910 70
Tabel Bentuk Daun :
Sampel Bentuk Daun1 Oval2 Oval3 Oval4 Oval5 Oval6 Oval7 Oval8 Oval9 Oval10 Oval
Tabel Warna Daun :
Sampel Warna Daun
1 Hijau Terang2 Hijau Terang3 Hijau Terang4 Hijau Terang5 Hijau Terang6 Hijau Terang7 Hijau Terang8 Hijau Terang9 Hijau Terang10 Hijau Terang
Perhitungan :
A. Tinggi Tanaman
x1=21,23 x2=21,3
Keragaman Lingkungan:
σe1=
(21−21,3)2+(20−21,3)2+(20−21,3)2+(23−21,3)2+(22,5−21,3)2
4=7,53
σe2=
(23−21,3)2+(20−21,3)2+(22−21,3)2+(22−21,3)2+(20,5−21,3)2
4=1,67
Rata-Rata Ragam Lingkungan:
σe2=7,53+1,67
2=4,6
Ragam Fenotipe Lingkungan:
σ 2 p=(7,53−4,6)2+(1,67−4,6)2
4=4,29
Ragam Genetik:
σ 2 g1=4,29−7,53=−3,24
σ 2 g2=4,29−1,67=2,62
Koefisien Keragaman
kk σ2e1=√7,5321,3
×100 %=12,86 %
kk σ2e2=√1,6721,3
×100 %=6 %
Implementasi:- Berdasarkan skala koefisien keragaman lingkungan, perhitungan pada
bedeng 3 didapati 12,86%.skala ini termasuk kedalam keragaman lingkungan agak tinggi.
- Pada perhitungan bedeng 4 didapat hasil 6%. Berdasarkan pada skala koefisien keragaman lingkungan, bedeng 4 termaksud kedalam keragaman lingkungan agak rendah.
B. Jumlah daun
x1=67,8 x2=67,2
Keragaman Lingkungan:
σe1=
(68−67,8)2+(66−67,8)2+(68−67,8)2+(67−67,8 )2+(70−67,8)2
4=2,2
σe2=
(66−67,2)2+(66−67,2)2+(65−67,2)2+(69−67,2)2+(70−67,2)2
4=4,7
Rata-Rata Ragam Lingkungan:
σe2=2,2+4,7
2=3,45
Ragam Fenotipe Lingkungan:
σ 2 p=(2,2−3,45)2+(4,7−3,45)2
4=0,78
Ragam Genetik:
σ 2 g1=0.78−2,2=−1,42
σ 2 g2=0.78−4,7=−3,92
Koefisien Keragaman
kk σ2e1=√2,267,8
×100 %=2,18 %
kk σ2e2=√4,767,2
×100 %=3,22 %
Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada daun yang terdapat pada bedeng 3
adalah rendah. Ini ditujukan kepada hasil perhitungan koefisien keragaman yaitu 2,18% yang masuk kedalam skala rendah.
- Pada bedeng 4 koefisien keragaman pada daun terdapat pada skala rendah pula. Ini ditujukan pada hasil perhitungan koefisien keragaman yang didapati hasil 3,22% dan masuk kedalam skala rendah.
Dokumentasi :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa perkembangan tinggi tanaman dan jumlah daun pada kedua lahan ini tidak maksimal. Karena menurut Aak (1989), Kacang tanah merupakan tanaman yang tidak menghendaki kondisi air yang melimpah. Kondisi air yang melimpah akan merusak akar dan mempercepat pembusukan buah kacang yang terbentuk. Tanaman kacang tanah memiliki morfologi yang hampir sama dengan jenis kacang-kacangan lainnya, hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada buah yang terpendam di bawah permukaan tanah.
Menurut Aak (1989) Sistem akar pada kacang tanah adalah akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen. Batang pada kacang tanah berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
4.2.2 Perbandingan Hasil Karakterisasi Antar Varietas yang Diamati
Yang diamati pada adalah tanaman kacang tanah varietas jerapah dan kacang tanah varietas Y. Pada kedua kacang tanah ini tidak terlihat perbedaan yang signifikan secara kuantitaf seperti, jumlah daun, dan tinggi. Dapat dilihat pada tabel, pada bedengan 1 dan 2, tinggi tanaman tidak berbeda jauh dengan bedengan 3 dan 4. Dengan rata-rata tinggi pada bedengan 1 dan 2 adalah 21,95 dan pada bedengan 3 dan 4 rata-rata tinggi tanaman adalah, 21,4. Begitu juga dengan jumlah daun dari masing-masing varietas kacang tanah jerapah dan varietas kacang tanah Y hampir sama dan rata-rata yang dihasilkan tidak berbeda jauh seperti tinggi tanaman.
Secara kualitatif seperti, warna daun dan bentuk daun ini malah tidak ada perbedaan yang berarti. Bentuk daun pada kacang tanah varietas jerapah maupun kacang tanah varietas Y sama-sama berbentuk oval di setiap tanaman yang diamati. Ini senada dengan pernyataan dari Rasyid (1985), daun berbentuk lonjong (oval) terletak berpasangan (majemuk) dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Warna daun pun merata berwarna hijau terang. Sedangkan menurut Rasyid (1985), daun muda berwarna hijau kekuning-kuningan dan setelah tua menjadi hijau tua. Artinya, dapat dilihat bahwa tanaman kacang tanah varietas gajah maupun Y merupakan kacang tanah yang telah siap untuk dipanen.
4.2.3 Pembahasan Mengenai Faktor-Faktor yang Menyebabkan Keragaman yang Terjadi Dalam Populasi Tanaman yang Diamati
Setelah diteliti baik secara kualitatif maupun kuantitatif hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, seperti yang telah dicantumkan pada pembahasan sebelumnya, karena pada dasarnya tanaman kacang tanah memang tidak dapat tumbuh secara maksimal dalam keadaan air yang melimpah. Seperti yang sudah diketahui, sekarang ini sudah mulai memasuki musim penghujan, sehingga air yang ada dilahan ini melimpah dan dapat merusak akar, sehingga akar tidak dapat bekerja secara optimal dan mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah ini sendiri.
Faktor yang kedua, kedua varietas kacang tanah yang berbeda ini juga ditanam di satu lahan yang sama tetapi berbeda bedengan. Perlakuan yang diterima dari setiap varietas pun sama. Seperti halnya penyiraman, pemberian pupuk dan penyiangan gulma. Kedua varietas ini juga tidak memiliki ketahanan/adaptif terhadap lingkungan yang mencekam dan dapat mengganggu pertumbuhannya. Hal ini juga memungkin menjadi penyebab mengapa kedua varietas tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan
BAB V
PEMBAHASAN UMUM DAN KESIMPULAN
Kacang tanah yang mempunyai nama latin (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman berakar tunggang dan memiliki bintil akar. Seperti kita ketahui fungsi dari bintil akar adalah mengikat nitrogen. Tanaman kacang tanah mempunyai 2 percabangan yaitu, vegetatif dan reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik (katofil). Biji kacang tanah mempunyai 2 keping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) mempunyai 10 varietas diantaranya yaitu:
- Varietas Zebra - Varietas Kancil- Varietas Singa - Varietas Jerapah- Varietas Sima - Varietas Gajah- Varietas Rusa - Varietas Badak- Varietas Kelinci - Varietas Anoa
Setiap varietas memiliki ketahanan terhadap penyakit, dan ciri yang berbeda-beda.
Keragaman genetik merupakan akibat dari perbedaan faktor lingkungan. Keragaman genetic umumnya berinteraksi satu dengan lainnya dalam memperbaiki fenotip tanaman. Karakter dari keragaman genetic ditentukan oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom, interaksi gen-gen atau interaksi gen dengan lingkungan.
Perbandingan varietas jerapah dengan varietas Y tidak terlihat perbedaan yang
signifikan secara kuantitaf seperti, jumlah daun, dan tinggi. Perbandingan secara
kualitatif pada kedua varietas seperti, warna daun dan bentuk daun ini malah tidak
ada perbedaan yang berarti. Hal ni dikarenakan kondisi lahan yang memiliki air
berlimpah serta kondisi cuaca yang kurang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah.
Kacang tanah merupakan tanaman yang tidak menghendaki kondisi air yang
melimpah. Kondisi air yang melimpah akan merusak akar dan mempercepat
pembusukan buah kacang yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1989. Budidaya Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta
Allard R.W., 1988. Pemuliaan Tanaman. Bina Akasara, Jakarta.
Loveless. A. R.1989.Prinsip- Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Gramedia, Jakarta.
Makmur. A., 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.
Mangoendidjojo W., 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Marzuki, H. A. Rasyid. 1985. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Depok
Tjitrosoepomo, G. 2003.Morfologi Tumbuhan.Edisi ke-14.Gajah Mada University
Press. Yogyakarta
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.