Makalah Kacang Tanah

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kerapkali dikaitkan dengan keragaman genetik. Keragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi dan berbeda dengan variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan kemampuan suatu karakter/sifat untuk bervariasi yang dikendalikan secara genetik. Setiap jenis tanaman mempunyai varietas yang beragam dan berbeda satu sama lain. Varietas-varietas ini ditimbulkan karena adanya pemuliaan tanaman yang - disengaja. Kesengajaan ini menyebabkan keuntungan. Varietas-varietas tersebut tentunya memiliki keanekaragaman sifat. Keanekaragaman tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban. 1.2 Tujuan Pada praktikum pemulian tanaman kali ini, terdapat tujuan di antaranya:

Transcript of Makalah Kacang Tanah

Page 1: Makalah Kacang Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kerapkali dikaitkan dengan keragaman genetik. Keragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi dan berbeda dengan variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan kemampuan suatu karakter/sifat untuk bervariasi yang dikendalikan secara genetik.

Setiap jenis tanaman mempunyai varietas yang beragam dan berbeda satu sama lain. Varietas-varietas ini ditimbulkan karena adanya pemuliaan tanaman yang -disengaja. Kesengajaan ini menyebabkan keuntungan. Varietas-varietas tersebut tentunya memiliki keanekaragaman sifat. Keanekaragaman tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban.

1.2 Tujuan

Pada praktikum pemulian tanaman kali ini, terdapat tujuan di antaranya:

1. Praktikan dapat mengetahui deskripsi dari setiap jenis varietas tanaman yang diamati

2. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor penyebab dari keragaman genetik3. Praktikan dapat membandingkan secara langsung varietas yang diamati

dengan varietas yang telah ada4. Praktikan dapat mengamati secara langsung faktor-faktor penyebab

keragaman

Page 2: Makalah Kacang Tanah

BAB II

TINJAUNA PUSTAKA

2.1 Morfologi Umum Tanaman yang diamati

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo  : Fabales

Famili             : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus           : Arachis

Spesies      : Arachis hypogaea L.

Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik

dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar

untuk mengikat nitrogen. Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu

dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan

adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada

cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang

vegetatif primer. Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif

primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan

berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai

daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada

Page 3: Makalah Kacang Tanah

dasar setiap daun. Pada setiap perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk

berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan. Buah polong berbentuk silindris,

berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.

Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,

merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua

keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar

primer (Tjitrosoepomo,2003)

2.2 Deskripsi Varietas Tanaman yang diamati

Macam-macam varietas kacang tanah yang ada di Indonesia antara lain:

1.Varietas Zebra

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun :1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran karat dan bercak daun

Kisaran Hasil : 14 - 3,8 ton/ha

Umur Bunga : 28 - 31 hari

Umur Panen : 95 - 100 hari

Keterangan : Cocok untuk lahan tegal dan sawah, hasil stabil dan responsif

terhadap perbaikan lingkungan

Status : Non Komersial

2.Varietas Singa

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1998

Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran penyakit layu, tahan karat daun dan agak

tahan bercak daun

Kisaran Hasil : 2,6 ton/ha

Umur Bunga : 28-31 hari

Page 4: Makalah Kacang Tanah

Umur Panen : 90-95 hari

Keterangan : Toleran kekeringan, hasil stabil dan beradaptasi luas

Status : Non Komersial

3.Varietas Sima

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 2001

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran terhadap karat dan

bercak daun, agak tahan A. Flavus

Kisaran Hasil : 2,0 ton/ha

Umur Bunga : 28-31 hari

Umur Panen : 100-105 hari

Keterangan : Tergolong toleran kekeringan dan lahan masam

Status : Non Komersial

4.Varietas Rusa

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan layu, karat, dan bercak daun

Kisaran Hasil :1,9 ton/ha

Umur Bunga : 27-31 hari

Umur Panen : 100-110 hari

Keterangan : Rendeman biji dari polong 55%

Status : Non Komersial

5.Varietas Kelinci

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit karat daun, toleran terhadap penyakit

bercak daun, agak tahan penyakit layu

Page 5: Makalah Kacang Tanah

Kisaran Hasil : 2,3 ton/ha

Umur Bunga : 25-29 hari

Umur Panen : +95 hari

Keterangan : Berbiji empat, lemak rendah serta sesuai untuk indutsri kacang atom

Status : Non Komersial

6.Varietas Kancil

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 2001

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran penyakit karat, klorosis,

bercak daun dan tahan A. flavus

Kisaran Hasil : 1,3 -2,4 ton/ha

Umur Bunga : 26 -28 hari

Umur Panen : 90 -95 hari

Keterangan : Toleran terhadap klorosis, tinggi tanaman 54,9 cm

Status : Non Komersial

7.Varietas Jerapah

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1998

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, toleran penyakit karat daun

dan bercak daun

Kisaran Hasil : 1,92 ton/ha

Umur Bunga : 28-31 hari

Umur Panen : 90-95 hari

Keterangan : Toleran kekeringan dan lahan masam, hasil stabil serta beradaptasi

luas

Status : Non Komersial

8.Varietas Gajah

Page 6: Makalah Kacang Tanah

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan penyakit layu, peka penyakit karat dan bercak

daun

Kisaran Hasil : 1,8 ton/ha

Umur Bunga : 30 hari

Umur Panen : 100 hari

Keterangan : Rendemen biji dari polong 60-70 %

Status : Non Komersial

9.Varietas Badak

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Toleran layu bakteri dan bercak daun serta tahan

karat daun

Kisaran Hasil : 1,5-2,6 ton/ha

Umur Bunga : 28-31 hari

Umur Panen : 95-103 hari

Keterangan : Toleran terhadap lahan masam, hasil stabil, dan responsif terhadap

perbaikan lingkungan

Status : Non Komersial

10.Varietas Anoa

Komoditas : Kacang Tanah

Tahun : 1993

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan layu, penyakit karat dan bercakdaun

Kisaran Hasil : 1,8 ton/ha

Umur Bunga : 27-31 hari

Umur Panen : 100-110 hari

Keterangan : Rendeman biji dari polong 55 %

Page 7: Makalah Kacang Tanah

Status : Non Komersial

(Welsh,1991)

2.3 Macam-macam Keragaman dan Faktor Penyebabnya

Keragaman Genetik merupakan suatu penampilan yang ditunjukan oleh

individu tidak hanya disebabkan oleh genotif atau hanya oleh lingkungan untuk

mengekspresikanya. Jika dua individu dipelihara dalam lingkungan yang sama maka

pebedaan apapun yang akan muncul pasti disebabkan oleh genotifnya (Loveless,

1989). Keragaman genetik alami merupakan sumber bagi setiap program pemuliaan

tanaman. Variasi ini dapat dimanfaatkan, seperti semula dilakukan oleh manusia,

dengan cara melakukan introduksi sederhana dan tehnik dan seleksi atau dapat

dimanfaatkan dalam program persilangan yang canggih untuk mendapatkan

kombinasi genetik yang baru. Jika pebedaan antara 2 individu yang mempunyai

faktor lingkungan yang sama dapat diukur, maka perbedaan ini berasal dari variasi

genotif kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama para

pemuliaan tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat dihasilkan varietas

yang baru yang lebih unggul (Welsh, 1991).

Keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh

perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas di

dalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana

individu berada (Allard, 1988).

Variasi yang timbul ada yang langsung dapat dilihat, misalnya adanya

perbedaan warna bunga, dan bentuk biji . Ini disebut variasi sifat kualitatif, namun

ada pula variasi yang memerlukan pengamatan dan pengukuran, misalnya tingkat

produksi, tinggi tanaman dan lain-lain ( Mangoendidjojo, 2003 ).Pengetahuan yang

memadai tentang komposisi lingkungan akan dapat menentukan genotif yang sesuai

untuk kondisi tertentu serta dapat menduga hasil produksi suatu tanaman. Para

pemuliaan tanaman perlu mengetahui sifat-sifat lingkungan yang dapat memperbaiki

kualitas tanaman budidaya secara genetik (Welsh, 1991).

Page 8: Makalah Kacang Tanah

Keragaman sebagai akibat dari faktor lingkungan dan keragaman genetik

umunya berinteraksi satu dengan yang lainya dalam mempengaruhi penampilan

fenotif tanaman. Dalam menilai keragaman genetik dalam spesies selalu dihadapkan

pada pertentangan bentuk dari suatu sifat atas karakter tanaman, seperti tinggi dan

rendah, pewarnaan, umur tanaman, tinggi dan rendahnya hasil dan sebagainya.

Karakter tersebut ditentukan oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada kromosom,

interaksi gen-gen atau gen dengan lingkungan ( Makmur, 1992 ).

Page 9: Makalah Kacang Tanah

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat :1. Kamera : Untuk dokumentasi pengamatan2. Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan

Bahan1. Kacang Tanah : Sebagai objek pengamatan

3.2 Kondisi umum lokasi Pengamatan

Pada pengamatan kacang tanah ini,dilakukan di kota Malang tepatnya di daerah Ngijo.Di daerah ini terdapat sebuah lahan yang di kelola oleh Universitas Brawijaya, dimana pada lahan tersebut terdapat banyak macam-macam tanaman salah satunya kacang tanah. Kondisi umum lokasi pengamatan bisa dilihat bahwa lahan ini cukup baik dan terawat. Lokasi juga masih dekat pemukiman warga mengingat lahan ini masih berada di daerah Perkotaan,sehingga akses ke lahan masih sangat mudah. Varietas yang ditemukan pada lahan ini adalah varietas Y.

Lokasi pengamatan varietas jerapah terletak di daerah Ngijo dan merupakan lahan milik perorangan yang dikelola untuk menghasilkan keuntungan ekonomis.

3.2 Cara Kerja

Catat hasil pengamatan dan Dokumentasikan

Hitung Jumlah daun dan tinggi daun kacang tanah

Amati warna daun dan bentuk daun

Siapkan alat dan bahan

Page 10: Makalah Kacang Tanah

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Lahan Ngijo Varietas Jerapah (Bedengan 1 dan 2) :

Tabel Tinggi Tanaman :

Tabel Jumlah Daun :

Sampel

Jumlah Daun

1 662 703 804 755 666 687 678 709 6610 68

Sampel Tinggi Tanaman (cm)1 23,52 213 214 225 22,56 207 218 239 23,5

10 22

Page 11: Makalah Kacang Tanah

Tabel Bentuk Daun :

Tabel Warna Daun :

Sampel Warna Daun1 Hijau terang2 Hijau terang3 Hijau terang4 Hijau terang5 Hijau terang6 Hijau terang7 Hijau terang8 Hijau terang9 Hijau terang10 Hijau terang

Sampel Bentuk Daun1 Oval2 Oval3 Oval4 Oval5 Oval6 Oval7 Oval8 Oval9 Oval10 Oval

Page 12: Makalah Kacang Tanah

Perhitungan :

A. Tinggi Tanaman

x1=22 x2=21,9

Keragaman Lingkungan:

σe1=

(23.5−22)2+(21−22)2+(21−22)2+(22−22)2+(22,5−22)2

4=1,125

σe2=

(20−21,9)2+(21−21,9)2+(23−21,9)2+(23,5−21,9)2+(22−21,9)2

4=2,05

Rata-Rata Ragam Lingkungan:

σe2=1,125+2,05

2=1,59

Ragam Fenotipe Lingkungan:

σ 2 p=(1,125−1,59)2+(2,05−1,59)2

4=0,106

Ragam Genetik:

σ 2 g1=0 ,106−1.125=−1,019

σ 2 g2=0,106−2,05=−1,944

Koefisien Keragaman

kk σ2e1=√1,125

22×100 %=4,42%

Page 13: Makalah Kacang Tanah

kk σ2e2=√2,0521,9

×100 %=6,53 %

Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng pertama adalah rendah. Ini

ditunjukan dari hasil perhitungan yang didapati hasil 4,82%. Bila ditinjau dengan skala keragaman lingkungan 4,82% masuk skala rendah dan skala rendah memiliki kisaran 0%-5,4%

- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng kedua adalah agak rendah. Skala keragaman lingkungan 5,5%-10,84% adalah memasuki keragaman lingkungan yang agak rendah. Dari hasil perhitungan didapati pada bedeng 2 koefisien keragaman lingkungannya adalah 6,53% dan masuk kedalam skala agak rendah.

B. Jumlah daun

x1=71,4 x2=67,8

Keragaman Lingkungan:

σe1=

(66−71,4 )2+(70−71,4)2+(80−71,4)2+(75−71,4)2+(76−71,4)2

4=34,8

σe2=

(68−67,8)2+(67−67,8)2+(70−67,8)2+(66−67,8 )2+(68−67,8)2

4=2,2

Rata-Rata Ragam Lingkungan:

σe2=34,8+2,2

2=18,5

Ragam Fenotipe Lingkungan:

Page 14: Makalah Kacang Tanah

σ 2 p=(34,8−18,5)2+(2,2−18,5)2

4=17.647,79

Ragam Genetik:

σ 2 g1=17.647,49−34,8=17.612,99

σ 2 g2=17.647,49−2,2=17.645,59

Koefisien Keragaman

kk σ2e1=√34,871,4

×100 %=8,26 %

kk σ2e2=√2,267,8

×100 %=2,18 %

Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng pertama adalah agak

rendah. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan yang didapati hasil 8,26%. Bila ditinjau dengan skala keragaman lingkungan 8,26% masuk skala agak rendah dan skala rendah memiliki kisaran 5,5%-10,84%

- Koefisien keragaman lingkungan pada bedeng kedua adalah rendah. Skala keragaman lingkungan 0%-5,4% adalah memasuki keragaman lingkungan yang rendah. Dari hasil perhitungan didapati pada bedeng 2 koefisien keragaman lingkungannya adalah 2,18% dan masuk kedalam skala agak rendah.

Dokumentasi :

Page 15: Makalah Kacang Tanah

Lahan Ngijo Varietas Y (Bedengan 3 dan 4) :

Tabel Tinggi Tanaman :

Sampel Tinggi Tanaman (cm)1 212 203 204 235 22,56 237 208 229 2210 20,5

Page 16: Makalah Kacang Tanah

Tabel Jumlah Daun :

Sampel Jumlah Daun1 682 663 684 675 706 667 668 659 6910 70

Tabel Bentuk Daun :

Sampel Bentuk Daun1 Oval2 Oval3 Oval4 Oval5 Oval6 Oval7 Oval8 Oval9 Oval10 Oval

Tabel Warna Daun :

Sampel Warna Daun

Page 17: Makalah Kacang Tanah

1 Hijau Terang2 Hijau Terang3 Hijau Terang4 Hijau Terang5 Hijau Terang6 Hijau Terang7 Hijau Terang8 Hijau Terang9 Hijau Terang10 Hijau Terang

Perhitungan :

A. Tinggi Tanaman

x1=21,23 x2=21,3

Keragaman Lingkungan:

σe1=

(21−21,3)2+(20−21,3)2+(20−21,3)2+(23−21,3)2+(22,5−21,3)2

4=7,53

σe2=

(23−21,3)2+(20−21,3)2+(22−21,3)2+(22−21,3)2+(20,5−21,3)2

4=1,67

Rata-Rata Ragam Lingkungan:

σe2=7,53+1,67

2=4,6

Ragam Fenotipe Lingkungan:

Page 18: Makalah Kacang Tanah

σ 2 p=(7,53−4,6)2+(1,67−4,6)2

4=4,29

Ragam Genetik:

σ 2 g1=4,29−7,53=−3,24

σ 2 g2=4,29−1,67=2,62

Koefisien Keragaman

kk σ2e1=√7,5321,3

×100 %=12,86 %

kk σ2e2=√1,6721,3

×100 %=6 %

Implementasi:- Berdasarkan skala koefisien keragaman lingkungan, perhitungan pada

bedeng 3 didapati 12,86%.skala ini termasuk kedalam keragaman lingkungan agak tinggi.

- Pada perhitungan bedeng 4 didapat hasil 6%. Berdasarkan pada skala koefisien keragaman lingkungan, bedeng 4 termaksud kedalam keragaman lingkungan agak rendah.

B. Jumlah daun

x1=67,8 x2=67,2

Keragaman Lingkungan:

σe1=

(68−67,8)2+(66−67,8)2+(68−67,8)2+(67−67,8 )2+(70−67,8)2

4=2,2

σe2=

(66−67,2)2+(66−67,2)2+(65−67,2)2+(69−67,2)2+(70−67,2)2

4=4,7

Page 19: Makalah Kacang Tanah

Rata-Rata Ragam Lingkungan:

σe2=2,2+4,7

2=3,45

Ragam Fenotipe Lingkungan:

σ 2 p=(2,2−3,45)2+(4,7−3,45)2

4=0,78

Ragam Genetik:

σ 2 g1=0.78−2,2=−1,42

σ 2 g2=0.78−4,7=−3,92

Koefisien Keragaman

kk σ2e1=√2,267,8

×100 %=2,18 %

kk σ2e2=√4,767,2

×100 %=3,22 %

Implementasi:- Koefisien keragaman lingkungan pada daun yang terdapat pada bedeng 3

adalah rendah. Ini ditujukan kepada hasil perhitungan koefisien keragaman yaitu 2,18% yang masuk kedalam skala rendah.

- Pada bedeng 4 koefisien keragaman pada daun terdapat pada skala rendah pula. Ini ditujukan pada hasil perhitungan koefisien keragaman yang didapati hasil 3,22% dan masuk kedalam skala rendah.

Dokumentasi :

Page 20: Makalah Kacang Tanah

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa perkembangan tinggi tanaman dan jumlah daun pada kedua lahan ini tidak maksimal. Karena menurut Aak (1989), Kacang tanah merupakan tanaman yang tidak menghendaki kondisi air yang melimpah. Kondisi air yang melimpah akan merusak akar dan mempercepat pembusukan buah kacang yang terbentuk. Tanaman kacang tanah memiliki morfologi yang hampir sama dengan jenis kacang-kacangan lainnya, hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada buah yang terpendam di bawah permukaan tanah.

Menurut Aak (1989) Sistem akar pada kacang tanah adalah akar tunggang yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen. Batang pada kacang tanah berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.

Page 21: Makalah Kacang Tanah

4.2.2 Perbandingan Hasil Karakterisasi Antar Varietas yang Diamati

Yang diamati pada adalah tanaman kacang tanah varietas jerapah dan kacang tanah varietas Y. Pada kedua kacang tanah ini tidak terlihat perbedaan yang signifikan secara kuantitaf seperti, jumlah daun, dan tinggi. Dapat dilihat pada tabel, pada bedengan 1 dan 2, tinggi tanaman tidak berbeda jauh dengan bedengan 3 dan 4. Dengan rata-rata tinggi pada bedengan 1 dan 2 adalah 21,95 dan pada bedengan 3 dan 4 rata-rata tinggi tanaman adalah, 21,4. Begitu juga dengan jumlah daun dari masing-masing varietas kacang tanah jerapah dan varietas kacang tanah Y hampir sama dan rata-rata yang dihasilkan tidak berbeda jauh seperti tinggi tanaman.

Secara kualitatif seperti, warna daun dan bentuk daun ini malah tidak ada perbedaan yang berarti. Bentuk daun pada kacang tanah varietas jerapah maupun kacang tanah varietas Y sama-sama berbentuk oval di setiap tanaman yang diamati. Ini senada dengan pernyataan dari Rasyid (1985), daun berbentuk lonjong (oval) terletak berpasangan (majemuk) dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Warna daun pun merata berwarna hijau terang. Sedangkan menurut Rasyid (1985), daun muda berwarna hijau kekuning-kuningan dan setelah tua menjadi hijau tua. Artinya, dapat dilihat bahwa tanaman kacang tanah varietas gajah maupun Y merupakan kacang tanah yang telah siap untuk dipanen.

4.2.3 Pembahasan Mengenai Faktor-Faktor yang Menyebabkan Keragaman yang Terjadi Dalam Populasi Tanaman yang Diamati

Setelah diteliti baik secara kualitatif maupun kuantitatif hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, seperti yang telah dicantumkan pada pembahasan sebelumnya, karena pada dasarnya tanaman kacang tanah memang tidak dapat tumbuh secara maksimal dalam keadaan air yang melimpah. Seperti yang sudah diketahui, sekarang ini sudah mulai memasuki musim penghujan, sehingga air yang ada dilahan ini melimpah dan dapat merusak akar, sehingga akar tidak dapat bekerja secara optimal dan mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah ini sendiri.

Page 22: Makalah Kacang Tanah

Faktor yang kedua, kedua varietas kacang tanah yang berbeda ini juga ditanam di satu lahan yang sama tetapi berbeda bedengan. Perlakuan yang diterima dari setiap varietas pun sama. Seperti halnya penyiraman, pemberian pupuk dan penyiangan gulma. Kedua varietas ini juga tidak memiliki ketahanan/adaptif terhadap lingkungan yang mencekam dan dapat mengganggu pertumbuhannya. Hal ini juga memungkin menjadi penyebab mengapa kedua varietas tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan

BAB V

PEMBAHASAN UMUM DAN KESIMPULAN

Kacang tanah yang mempunyai nama latin (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman berakar tunggang dan memiliki bintil akar. Seperti kita ketahui fungsi dari bintil akar adalah mengikat nitrogen. Tanaman kacang tanah mempunyai 2 percabangan yaitu, vegetatif dan reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik (katofil). Biji kacang tanah mempunyai 2 keping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer.

Page 23: Makalah Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) mempunyai 10 varietas diantaranya yaitu:

- Varietas Zebra - Varietas Kancil- Varietas Singa - Varietas Jerapah- Varietas Sima - Varietas Gajah- Varietas Rusa - Varietas Badak- Varietas Kelinci - Varietas Anoa

Setiap varietas memiliki ketahanan terhadap penyakit, dan ciri yang berbeda-beda.

Keragaman genetik merupakan akibat dari perbedaan faktor lingkungan. Keragaman genetic umumnya berinteraksi satu dengan lainnya dalam memperbaiki fenotip tanaman. Karakter dari keragaman genetic ditentukan oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom, interaksi gen-gen atau interaksi gen dengan lingkungan.

Perbandingan varietas jerapah dengan varietas Y tidak terlihat perbedaan yang

signifikan secara kuantitaf seperti, jumlah daun, dan tinggi. Perbandingan secara

kualitatif pada kedua varietas seperti, warna daun dan bentuk daun ini malah tidak

ada perbedaan yang berarti. Hal ni dikarenakan kondisi lahan yang memiliki air

berlimpah serta kondisi cuaca yang kurang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah.

Kacang tanah merupakan tanaman yang tidak menghendaki kondisi air yang

melimpah. Kondisi air yang melimpah akan merusak akar dan mempercepat

pembusukan buah kacang yang terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1989. Budidaya Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta

Allard R.W., 1988. Pemuliaan Tanaman. Bina Akasara, Jakarta.

Loveless. A. R.1989.Prinsip- Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.

Gramedia, Jakarta.

Makmur. A., 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.

Page 24: Makalah Kacang Tanah

Mangoendidjojo W., 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Marzuki, H. A. Rasyid. 1985. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Depok

Tjitrosoepomo, G. 2003.Morfologi Tumbuhan.Edisi ke-14.Gajah Mada University

Press. Yogyakarta

Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:

Erlangga.