Makalah k3 Ruang Terbatas (Confined Place)

53
CONFINED SPACE (RUANG TERBATAS) MAKALAH untuk memenuhi tugas matakuliah Keselamatan Kesehatan Kerja yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono Oleh: DINY ALMIRA (140551807270) FAJAR SATRIYA HADI (130551818851)

description

tentang ruang terbatas

Transcript of Makalah k3 Ruang Terbatas (Confined Place)

CONFINED SPACE

(RUANG TERBATAS)

MAKALAH

untuk memenuhi tugas matakuliah

Keselamatan Kesehatan Kerja

yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono

Oleh:

DINY ALMIRA (140551807270)

FAJAR SATRIYA HADI (130551818851)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUAN

September 2014

Daftar Isi

Daftar Isi

1BAB I PENDAHULUAN

21.1 Latar Belakang

21.2 Rumusan Masalah

31.3 Tujuan

3BAB II PEMBAHASAN

42.1 Pengertian confined space

42.2 Persyaratan K3 Memasuki Ruang Terbatas

52.3 Contoh-contoh Confined Space

62.4 Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatas (Confined Space)

62.5 Bahaya Atmosferik dan Non Atmosferik

82.6 Dasar hukum confined space

212.7 Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas

222.8 Sistem Perijinan

232.9 Persiapan dan Prosedur Penyelamatan di Ruang Terbatas

24BAB III PENUTUP

28SOAL-SOAL

29Daftar Pustaka

32BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalah hal yang terpenting dalam melakukan setiap pekerjaan, agar tidak terjadi keadaan yang berbahaya yang dapat mencelakai atau menciderai orang yang bekerja tersebut. Salah satunya ketika bekerja di dalam ruang terbatas (confined place) yang dapat membahayakan seseorang ketika berada di dalam ruang tersebut. Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-undangan, program memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang terbatas. Banyaknya kecelakaan fatal yang terjadi pada ruang tertabatas (confined space), karena tidak mengetahui dan memahami prosedur K3. sehingga perlu dikeluarkan peraturan/pedoman yang dapat mengatur dengan lebih jelas dan lengkap. Ruang terbatas (confined spaces) mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya. Kecelakaan yang terjadi di lapangan seperti terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau terliputi (engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas tersebut yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.

Makalah ini dibuat sebagai pedoman untuk K3 karena sering kali terjadi bahaya dan kecelakaan yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas. Sebagai calon ahli K3 kami harus mengetahui dan memahami prosedur dan bahaya apa yang akan timbul apabila bekerja di dalam ruang terbatas serta bagaimana cara tindakan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan akibat bekerja di dalam ruang terbatas.

1.2 Rumusan MasalahAdapun hal-hal yang akan dibahas pada materi confined space (ruang terbatas) adalah sebagai berikut:

1. Memahami pengertian confined space (ruang terbatas)2. Memahami persyaratan K3 dalam ruang ruang terbatas (confined space)

3. Mengetahui contoh-contoh ruang terbatas (confined space)

4. Memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)

5. Memahami bahaya atmosferik dan non atmosferik

6. Memahami dasar-dasar hukum tentang confined space (ruang terbatas)7. Memahami persyaratan seorang petugas yang akan bekerja di confined space (ruang terbatas)8. Mengetahui sistem perijinan ruang terbatas (confined space)

9. Memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confined space)1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Pembaca dapat memahami pengertian confined space (ruang terbatas)

2. Pembaca dapat memahami persyaratan K3 dalam ruang terbatas (confined space)3. Pembaca dapat mengetahui apa saja contoh ruang terbatas (confined space)4. Pembaca memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)5. Pembaca memahami bagaimana bahaya atmosferik dan non atmosferik

6. Pembaca memahami dasar-dasar hukum tentang ruang terbatas (confined space)7. Pembaca dapat memahami seorang petugas yang akan bekerja di ruang terbatas (confined space)8. Pembaca dapat mengetahui sistem perijinan ruang terbatas (confined space)

9. Pembaca dapat memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confied space)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Confined Space (Ruang Terbatas)Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Menurut OSHA (lembaga K3 Amerika), Confined space adalah sebuah ruangan yang mempunyai tiga karakteristik, yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus.

Ruang terbatas (confined space) tidak dirancang sebagai tempat kerja yang dilakukan terus menerus seperti tangki, pipa, dan bejana lainnya. Di dalam ruang terbatas tidak ada ventilasi, sirkulasi udara terbatas dan minim sekali oksigen. Terjadinya kecelakaan fatal yang dapat mengakibatkan seorang petugas meninggal dunia di dalam ruang terbatas tersebut dikarenakan tidak memahami dan mengindahkan prosedur K3 tentang ruang terbatas.

Gambar 2.1 Ruang terbatas atau confined space

Ciri-ciri dari confined space adalah memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar, Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya sebagian terbuka, berpontensi mengandung gas beracun dan ventilasi yang tidak memadai. Kecelakaan kerja pada ruang terbatas sebagian besar terjadi pada mereka yang berusaha untuk menyelamatkan seorang dalam ruang terbatas. Kecelakaan ini dapat terjadi karena beberapa bahaya yang ada dalam ruang tertutup seperti potensi kekurangan oksigen, gas/uap mudah terbakar atau meledak, gas/uap beracun, serta bahayabahaya fisik dan mekanik lainnya. Semua potensi bahaya ini harus dikenali oleh petugas lalu dievaluasi resikonya untuk selanjutnya ditentukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan selamat dalam ruang terbatas tersebut. 2.2 Persyaratan K3 Memasuki Ruang Terbatas

Terdapat persyaratan K3 untuk memasuki ruang terbatas (confined space) sebagai berikut:1. Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut harus dipasang selusur, penutup sementara atau penghalang sementara lainnya untuk mencegah masuknya pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi pekerja di dalam ruang terbatas tersebut dari masuknya benda asing ke dalam ruangan.2. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan peralatan yang telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan atau perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk mengawasi pengujian tersebut.

3. Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika terdapat pekerja di dalamnya4. Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum udara berbahaya di dalamnya dibersihkan terlebih dahulub. Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai area dimana pekerja akan berada dan harus berlangsung terus menerus selama pekerja berada di dalam.

c. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh dari sumber yang bersih dan tidak boleh meningkatkan bahaya dalam ruangan.

5. Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering mungkin untuk memastikan bahwa pengaturan aliran udara dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya dalam ruangan.

6. Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan berlangsung:

a. Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan terbatas tersebut secepatnya

b. Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan bagaimana udara berbahaya tersebut dapat terjadi

c. Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi pekerja dari udara berbahaya tersebut sebelum kegiatan berikutnya berlangsung

2.3 Contoh-contoh Ruang Terbatas (Confined Space)Beberapa contoh dari confined space atau ruang terbatas antara lain:

1. Tangki penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki lainnya.2. Ruang terbuka di bagian atas yang melebihi kedalaman 1,5 meter seperti lubang lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang cukup.3. Jaringan perpipaan, terowongan bawah tanah dan struktur lainnya yang serupa.4. Ruangan lainnya di atas kapal yang dapat dimasuki melalui lubang yang kecil seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya.

Gambar 2.2 Contoh ruang terbatas atau confined space

2.4 Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatas (Confined Space) Bekerja di ruang terbatas memiliki kemungkinan yang lebih besar menyebabkan kecelakaan kerja. Banyak kecelakaan confined space terjadi karena pekerja tidak menyadari akan bahaya atau potensi bahaya di dalam atau dekat ruang terbatas tersebut, atau menyepelekan bahaya baru dan kondisi lain yang terjadi ketika bekerja dalam ruang terbatas. Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined space) adalah :

1. Resiko serius peledakan2. Kehilangan kesadaran akibat sesak nafas yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen.3. Tenggelam, karena naiknya permukaan air4. Kehilangan kesadaran karena kenaikan suhu tubuh5. Sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara atau tempat yang terdapat udara karena terjebak di dalam

Surveyor akan secara rutin memasuki ruang terbatas yang sulit dimasuki karena akses yang sempit atau kecil. Terdapat kemungkinan keterbatasan pergerakan di dalam ruang yang menjadi perhatian, dan ruangan itu sendiri dapat saja dijejali permit hanya pergerakan tertentu saja. Dengan tertutup dan gelapnya suatu ruangan terbatas, pekerjaan ini idealnya tidak dilakukan oleh orang yang memiliki fobia (misalnya fobia ruang tertutup) atau mereka yang mudah terserang panic atau gelisah1. Kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena reaksi antara tanah dengan oksigen didalam atmosfir. Tanah yang mengandung kapur menghasilkan karbon dioksida dan menggantikan udara normal. Kekurangan oksigen juga dapat terjadi akibat karat di ruang terbatas yang terbuat dari logam2. Gas beracun, asap atau uap yang terdapat dalam :a. Penumpukan materi di saluran airb. Manholesc. dalam lubang terhubung ke sistem;d. bagian dalam tanke. lubang di tanah yang terkontaminasif. Instalasi gas yang tidak terpakai / tua

3. Cairan, gas atau materi padat yang tiba-tiba mengisi ruang/ runtuh atau menyumbat saluran udara karena terganggu oleh suatu aktifitas4. Kebakaran dan ledakan (misalnya dari uap mudah terbakar, dll kelebihan oksigen).5. Residu yang tersisa di dalam ruangan terbatas yang dapat mengeluarkan gas, asap atau uap.6. Debu mungkin hadir dalam konsentrasi tinggi, misalnya di silo tepung.7. Kondisi panas menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya.

Beberapa kondisi di atas mungkin sudah terdapat di ruang terbatas sebelumnya. Namun beberapa kondisi mungkin timbul akibat pekerjaan yang sedang dilakukan, atau karena isolasi tidak efektif tanaman di dekatnya, misalnya kebocoran dari pipa yang terhubung dengan ruang terbatas, misalnya:a. Mesin yang digunakan mungkin memerlukan tindakan khusus, seperti penyediaan ekstraksi debu untuk penggiling portabel, atau pencegahan khusus terhadap kejut listrik.b. gas, asap atau uap dapat timbul dari las, atau dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap dan sering mudah terbakar, perekat dan sebagainya.c. jika akses ke ruang tersebut adalah melalui pintu masuk dibatasi, seperti melarikan diri, lubang atau penyelamatan dalam keadaan darurat akan lebih sulit (lihat prosedur Darurat).

.

2.5 Bahaya Atmosferik dan Non Atmosferik

Bahaya atmosferik (Cal-OSHA, 1998) adalah udara yang dapat menimbulkan gangguan dalam melakukan sesuatu dengan normal, cedera, melemahkan pertahanan diri pekerja hingga menyebabkan penyakit akut atau meninggal. Beberapa contoh bahaya ini adalah gas yang mudah menyala atau meledak, uap atau mist (kabut) pada konsentrasi lebih dari 10 persen dari LFL (lower flammable limit) atau LEL (Lower Explosive Limit). Selain itu debu yang mudah terbakar di udara yang dapat mengganggu pandangan pada jarak lima kaki atau kurang. Berikut ini adalah contoh dari bahaya atmosfer:

1. Mudah terbakar atau meledakkan gas, uap, atau kabut di konsentrasi lebih besar dari 10 persen dari batas mudah terbakar yang (LFL) atau Batas ledakan bawah (LEL).

2. Debu yang mudah terbakar di udara, yang mengaburkan jarak pandang sampai lima meter atau kurang.

3. Tingkat konsentrasi oksigen atmosfer di bawah 19,5 persen atau di atas 23,5 persen.

4. Konsentrasi atmosfer dari zat dengan akut efek toksik atas.Tingkat kontaminan udara berbahaya bagi mudah terbakar atmosfer didefinisikan sebagai lebih besar dari 20 persen dari LEL. Tingkat partikel yang mudah terbakar Berbahaya didefinisikan sebagai lebih besar dari 20 persen dari konsentrasi peledak minimum partikulat tersebut. Yang perlu diperhatikan berikutnya adalah tingkat konsentrasi oksigen di bawah 19.5 persen atau di atas 23,5 persen serta konsentrasi atmosfer dari beberapa substan yang secara ekstrem memiliki efek beracun akut diatas permissible exposure limits (PEL) atau kondisi atmosfer lainnya seperti Immediately Dangerous to Life or Health (IDLH).

Normalnya udara terdiri dari 21 persen oksigen, kekurangan oksigen dapat terjadi bila tingkat oksigen jatuh di bawah 19,5 persen. Nah, kekurangan oksigen ini dapat terjadi karena pembakaran (api, pengelasan dan mesin yang melakukan pembakaran di dalam sehingga mengonsumsi semua oksigen), formasi karat (mengonsumsi oksigen), dekomposisi dari bahan organik (mengonsumsi oksigen dan menghasilkan gas mudah nyala). Confined space seringkali mengandung tiga gas berbahaya, yaitu gas Carbon monoxide (CO), Hydrogen Sulfida (H2S), dan Methane (CH4). Apabila bahaya atmosferik tidak terlihat, bahaya fisik lebih terlihat. Bahaya yang masuk dalam kategori ini yaitu bahaya mekanikal. Peralatan bergerak dan sistem bertekanan dan bertenaga listrik dapat menjadi berbahaya, misalnya shaft (batang), kopling, gir, belt, konveyor, mixer, rotor, dan perlengkapan compressing.

Beberapa kandungan gas yang terkandung pada atmosfer:a. Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi udara tersebut mengandung uap air yang jumlahnya tergantung dari cuaca dan suhu. Komposisi udara kering, dimana semua uap airnya telah dikeringkan, relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan di sekitar laut dapat dilihat pada Tabel. Konsentrasi gas dinyatakan dalam persen atau per sejuta (ppm = part per million), tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil biasanya dinyatakan dalam ppm.Tabel 1. Komposisi Udara Kering dan Bersih

KomponenFormulaPersen VolumePpm

Nitrogen

Oksigen

Argon

Karbon dioksida

Neon

Helium

Metana

KriptonN2O2Ar

CO2Ne

He

CH4Kr78,08

20,95

0,935

0,0314

0,00182

0,000524

0,002

0,000114780 800

209 500

9 340

314

18

5

2

1

Sumber: Stoker dan Seager (1972) dalam Polusi Air dan Polusi Udara, Srikandi Fardiaz 1992Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa kontaminan sama sekali. Untuk itu dibutuhkan selalu udara segar untuk mencuci gas tersebut. Kebutuhan udara tersebut dilakukan dengan membuat sistem ventilasi yang baik dengan aliran udara yang mengandung tidak kurang 19,5% volume oksigen dengan kuantitas yang mampu mencuci gas yang berbahaya, debu, dan membawanya keluar daerah kerja. Kontaminan udara primer, yaitu kontaminan yang mencakup 90% dari jumlah kontaminan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut:

1. Karbon monoksida (CO)

2. Nitrogen oksida (NOx)

3. Hidrokarbon

(HC)

4. Sulfur oksida

(SOx)

5. Partikel

b. Oksigen (O2)

Toksisitas kelima kelompok kontaminan tersebut berbeda-beda. Dari hasil penelitian, ternyata kontaminan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti berturut-turut oleh NOx, SOx, hidrokarbon, dan yang paling rendah toksisitasnya adalah karbon monoksida.Gas oksigen sangat penting bagi kita karena ia dibutuhkan untuk menunjang kehidupan kita. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa; dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan udara (specific gravity = 1,1054). Oksigen tidak bersifat eksplosif tetapi membantu pembakaran. Oksigen yang ideal untuk bernapas ialah dengan konsentrasi lebih kurang 21%. Pada kandungan oksigen di bawah 16% pada tekanan 1 atmosfer, kebanyakan orang akan mengalami kesukaran bernapas. Pada tingkat 10%, orang akan menjadi tidak sadarkan diri (pingsan) dan menjadi fatal jika berkurang menjadi kurang lebih 6%. Ada beberapa sebab mengapa terjadi kekurangan oksigen di daerah kerja:

Tidak cukup atau kurang sempurnanya sistem ventilasi yang membawa udara segar ke daerah kerja

Penggantian oksigen di udara oleh gas lain

Kebakaran atau terjadinya peledakan yang memerlukan oksigen

Konsumsi oksigen oleh pekerja

Untuk mendeteksi kekurangan oksigen di udara, dapat digunakan detektor oksigen (oxygen detector) atau lampu keselamatan yang menyala (flame safety lamp).

Gambar 2.3 detektor oksigen (oxygen detector) dan Lampu keselamatan (flame safety lamp)

Gambar 2.4. Kandungan Oksigen dalam Udara dan Efeknyac. Karbon Monoksida (CO)

Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sedikit lebih ringan dibandingkan dengan udara (1:0,9672). Gas CO bersifat eksplosif dan dapat terbakar. Kisaran sifat eksplosifnya adalah 12,5-74,2%.

Gas CO terbentuk karena salah satu proses di bawah ini:

Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon

Reaksi antara karbon dinoksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi

Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi karbon monoksida dan O.

CO bersifat sangat toksik., pada konsentrasi hanya 0,15 sampai 0,20% saja gas ini sangat membahayakan karena sifatnya yang mengikat (afinitas) sangat cepat terhadap sel darah merah (Hb) dibandingkan sel ini mengikat oksigen yang diperlukan sel tubuh. Tanpa oksigen sel akan mati, oleh karena itu, mengapa orang bisa pingsan, yaitu karena sel otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Gas CO dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan tidak sadar diri dan kematian tanpa seseorang mengalami gejala yang menyolok terlebih dahulu (gejala yang timbul hanya merasa sakit kepala). Berlangsungnya keterpaparan CO menyebabkan semakin meningkatnya keracunan di dalam tubuh. Pada konsentrasi 500 ppm (0,05%) dapat berakibat fatal hanya dalam waktu 3 jam.d. Nitrogen Dioksida (NO2)

Gas nitrogen dioksida merupakan gas tidak berwarna pada suhu rendah, sedangkan pada suhu tinggi akan berwarna coklat kemerahan dan berbau seperti asap peledakan. Gas ini dihasilkan pada suhu tinggi karena proses pembakaran pada mesin bensin dan diesel yang dikeluarkan dari knalpotnya, perpindahan arus listrik yang menyebabkan bunga api, dan operasi peledakan. Specific gravity gas ini adalah 1,5894. Gas ini tidak eksplosif dan tidak dapat terbakar. Bahaya kesehatan dari gas nitrogen dioksida adalah sifatnya yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan dapat bercampur dengan uap air dan cairan tubuh di saluran pernapasan tersebut dan paru-paru yang membentuk senyawa asam. Senyawa ini bersifat korosif terhadap sel tubuh. Keterpaparan singkat pada tingkat 0,01 sampai 0,015% gas ini berbahaya, dan pada tingkat 0,02 sampai 0,07% dapat berakibat fatal.

e. Sulfur Dioksida (SO2)

Gas sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berasa asam, dan berbau sulfur yang sangat kuat, serta lebih berat dibandingkan udara (specific gravity = 2,2638). Gas ini tidak dapat meledak atau terbakar. Karena tingginya specific gravity, gas ini sulit menyebar dengan ventilasi. Bahaya kesehatan dari gas sulfur dioksida adalah sifatnya yang sangat toksik yang menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan. Konsentrasi yang lebih besar dapat menyebabkan kerusakan paru-paru; ketidakmampuan bernapas dan kelumpuhan pada sistem pernapasan. Namun demikian, karen gas ini sangat iritan, menjadi sangat mudah terdeteksi sehingga seseorang dapat segera menghindar dari daerah yang mengandung sulfur dioksida. Gas ini terbentuk akibat peledakan di daerah batuan yang mengandung sulfur atau pembakaran besi (iron pyrite). Gas ini juga dapat terbentuk dari proses pembakaran mesin dengan bahan bakar diesel.

f. Hidrogen Sulfida (H2S)

Gas ini merupakan gas yang tidak berwarna, bersifat racun dan memiliki bau yang khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah. Gas ini juga irritan dan lebih berat daripada udara (specific gravity = 1,1906). Gas hitrogen sulfida bersifat eksplosif dan dapat terbakar pada konsentrasi 4,3 sampai 45,5% di dalam kondisi udara normal. Pada konsentrasi 14,2%, H2S sangat eksplosif. Bahaya kesehatan dari gas ini adalah sifatnya yang sangat beracun. Pada konsentrasi 0,005 0,010% menyebabkan peradangan pada mata dan sistem pernapasan; 0,02-0,07% menyebabkan bronchitis atau pneumonia, 0,07%-10% menyebabkan pingsan seketika, napas berhenti dan kematian; 0,10-20% atau lebih dapat menyebabkan kematian seketika. Terpapar gas hidrogen sulfida secara terus menerus dapat mengurangi daya penciuman, oleh karena itu jangan menggantungkan hanya pada hidung anda untuk mendeteksi adanya H2S, selain dapat menyebabkan iritasi pada mata. Gas ini dihasilkan dari proses dekomposisi senyawa sulfur. Kebanyakan terdapat di lapangan minyak dan gas. Gas H2S juga dapat dihasilkan dari air tambang yang mengandung larutan H2S atau juga peledakan pada tambang dengan batuan mengandung sulfida.

Tabel 2.2 di bawah ini mengidentifikasi umum bahaya atmosfer dan akibat serta dampaknya sebagai berikut:

BAHAYA ATMOSFER

BahayaAkibat dan dampaknya

Kekurangan oksigen (kurang dari 19,5 persen oksigen)Atmosfer yang menyebabkan kekurangan oksigen mempengaruhi detak jantung, otot koordinasi, dan pernapasan. Akhirnya, menyebabkan kematian. Atmosfer yang kaya oksigen meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan.

Pengayaan oksigen (lebih dari 23.6 persen)

Atmosfer yang mudah terbakarGas yang mudah terbakar seperti acetylene, butana, propana, hidrogen, dan metana yang

umum di ruang terbatas. Grain, pupuk nitrat, dan

kimia tanah dapat menghasilkan debu mudah terbakar.

Atmosfer yang beracunbanyak manufaktur proses, bahan yang ditempatkan, dan tugas pekerjaan menghasilkan racun gas, uap, atau debu.

Atmosfer yang korosifZat korosif menghancurkan jaringan hidup.

Beberapa penyebab kerusakan langsung

pada kulit dan mata, beberapa memiliki

tidak ada efek langsung, tetapi penyebab

kanker dengan kontak yang terlalu lama.

Tabel 2.3 di bawah ini mengidentifikasi bahaya umum non-atmosfer, menjelaskan bahaya yang terjadi dan dampaknya, sebagai berikut:

BAHAYA NON ATMOSFER

BahayaAkibat dan dampaknya

TerperosokBahan cair atau material yang longgar dapat menjadi perangkap atau mengubur seorang pekerja dalam hitungan detik.

Teknik dan hidrolik energiPeserta yang melayani mekanik dan peralatan hidrolik dapat terluka parah atau terbunuh jika energi tidak dikontrol dengan baik.

KebisinganKebisingan mengganggu komunikasi antara

pendatang dan petugas.

Kejatuhan bendaBenda yang jatuh menimpa karena bukaan topside yang tidak benar dijaga.

Suhu yang ekstrimLingkungan yang panas dapat membuat pekerja mengalami risiko stres panas, terutama jika mereka melakukan pekerjaan berat atau mengenakan pakaian pelindung membuat tugas-tugas lebih sulit untuk dicapai.

Permukaan yang licinPermukaan basah biasanya licin, dapat meningkatkan risiko jatuh.

Bahan kimia yang korosifBahan kimia korosif dapat menyebabkan

mata parah atau iritasi kulit jika pekerja yang terpapar tidak mengenakan pakaian pelindung.

Masalah pada jalur keluar-masukDalam keadaan darurat, penyelamat atau pekerja mungkin tidak dapat keluar dengan cepat.

Masalah pencahayaan Cahaya yang redup membuat sulit bagi pekerja untuk masuk, keluar, dan bekerja di ruang terbatas.

2.5.1 Pengendalian Bahaya Atmosfer

Indera kita tidak dapat digunakan sebagai alat yang terpercaya untuk menentukan apakah kandungan gas atau kontaminan di udara tersebut aman atau tidak. Banyak gas beracun, seperti karbon monoksida, tidak dapat dilihat atau dicium baunya, demikian juga tingkat kandungan oksigennya. Seperti misalnya untuk pekerjaan confined space, kita harus melakukan pengujian kualitas udara di dalam ruang tertutup tersebut. Pengujian dilakukan terhadap:

kandungan oksigen

kandungan kontaminan yang mudah terbakar

kandungan kontaminan lainnya yang memiliki potensial bahaya

Pengujian atau analisis haruslah dilakukan dengan menggunakan peralatan dan teknis yang sesuai oleh orang yang terlatih untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya. Terdapat banyak macam peralatan pendeteksi gas yang masing-masing memiliki spesifikasi dan perawatan tersendiri. Peralatan deteksi gas menggunakan tabung misalnya, pengecekan kebocoran pada pompa harus selalu dilakukan untuk menghindari pembacaan hasil yang lebih rendah. Tabung deteksi yang digunakan memiliki masa pakai yang terbatas. Penggunaan detektor multigas harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan gas standar yang telah diketahui kadarnya, sehingga kita yakin akan keakuratan hasil pembacaannya.

Pengujian harus dilakukan dari luar dengan memasukkan sample probe melalui celah atau lubang bukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan selang atau pipa yang dapat dipanjangkan, sehingga dapat menjangkau bagian dalam dari ruangan. Beberapa gas atau uap lebih berat dari udara (contohnya hydrogen sulfida) dan di dalam area yang tidak berventilasi gas tersebut akan berada di bagian bawah dari ruangan. Demikian pula gas yang lebih ringan dari udara (contoh gas metan) akan dijumpai di sekitar bagian atas dari ruangan. Oleh karena ada kemungkinan gas berada pada level yang berbeda, maka pengujian atau test harus dilakukan pada bagian atas, tengah maupun bawah daripada ruangan. Pengujian pad bagan horizontal juga harus dilakukan dengan interval jarak tertentu, sehingga kita mendapatkan sejumlah titik pengukuran yang mewakili kondisi seluruh ruangan. Jika diperlukan kita harus masuk untuk mengukur di dalam suatu ruangan tertutup maka:

Alat pelindung diri berupa respirator dengan suplai oksigen perlu dipakai

Peraturan mengenai perijinan bekerja di ruangan tertutup harus diikuti.

Gambar 2.5 Carbon Monoxide

Gambar 2.6 Hydrogen Sulfide (H2S)

Lebih ringan dari udara

Lebih berat dari udara

Gambar 2.7 Methane Combustible Gas (CH4)

Lebih ringan dari udara

Pengujian harus dilakukan sebelum masuk ke ruangan tertutup atau sebelum melakukan pekerjaan yang kemungkinan ada bahaya peledakan gas. Jika pengujian menunjukkan adanya kekurangan oksigen atau gas beracun, maka diperlukan ventilasi atau pengaliran udara sebelum pekerjaan dilakukan dan lakukan pengujian lagi sebelum pekerja masuk ke dalam ruangan. Pengujian sebelum masuk menunjukkan apakah ruangan tertutup sudah aman untuk dimasuki. Oleh karena kondisi udara selalu berubah, maka pengujian harus dilakukan selama pekerjaan berlangsung, baik menurut interval waktu maupun secara terus menerus.

Setelah mengetahui kandungan gas di dalam confined space maka langkah selanjutnya adalah meminimalisir atau menetralkan kanungan gas berbahaya pada area tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ventilasi yang bertujuan untuk:

a) Menyediakan oksigen di dalam ruangan

b) Mengontrol kontaminasi atmosfer

c) Mencegah bahaya kebakaran atau ledakan

d) Mengendalikan panas yang timbul akibat pekerjaan

Ventilasi harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung. Pemilihan cara bagaimana mengalirkan udara dengan peralatan ventilasi tergantung dari beberapa faktor seperti luas bukaan, gas yang hendak dibuang (apakah mudah terbakar atau tidak) dan sumber udara bersih yang digunakan. Apabila ruang tertutup memiliki bukaan yang cukup, maka ventilasi natural mungkin telah memadai. Namun, biasanya diperlukan ventilasi mekanis untuk membantu mensuplai udara bersih atau menarik gas-gas toksik yang ada. Contoh, ventilasi mekanis adalah blower fan atau exhaust fan. Pertimbangan perlu diambil mengenai udara bersih sebagai sumber dan kemana pembuangannya. Beberapa contoh perlengkapan ventilasi dan cara pemasangannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.8 Slang Ventilasi

Gambar 2.9 Skema Proses Ventilasi

Gambar 2.10 Blower

Gambar 2.11 Pemasangan Ventilasi

Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan penyolderan menghasilkan uap berbahaya dan debu yang dapat dipindahkan dari confined space menggunakan teknik ventilasi.

2.5.2 Pengendalian Bahaya Fisik

Pengontrolan bahaya fisik dapat dilakukan dengan teknik isolasi, teknik ini meliputi:

a) Identifikasi potensi bahaya mekanis

b) Menerapkan prosedur Lock Out dan Tag Out (LOTO)pada katup dan sirkuit elektrik

c) Mengamankan peralatan yang menyimpan energi

d) Memberi pengaman peralatan atau memindahkan peralatan dari area

e) Memastikan bahwa prosedur isolasi benar-benar diterapkan

Untuk mencegah potensi bahaya elektrik dapat dilakukan cara:

a) Memeriksa klasifikasi peralatan elektronik dengan benar

b) Menggunakan sistem Ground Fault Circuit Interupter (GFCI)

c) Mengimplementasikan LOTO

d) Memastikan semua peralatan elektrik dibungkus dengan benar, terlindungi, dan terawat

Untuk mencegah potensi bahaya terpeleset dan jatuh dapat dilakukan cara:

a) Membersihkan area dengan benar, membuang sampah yang tidak diperlukan, membersihkan oili, air dari lantai

b) Memastikan bahwa pengaman peralatan sudah terpasang dengan benar

2.5.3 Alat Pelindung Diri

Pekerja harus bisa memilih dan menggunakan alat pelindung diri dengan benar sebelum mereka memasuki confined space. Alat pelindung diri yang digunakan pada confined space antara lain:

Tabel 2.4 Contoh APD dan KegunaannyaNama APDGambarKegunaan

Pelindung pernafasan (respirator/masker)Digunakan untuk menghindari terhirupnya udara kotor, untuk melindungi dari debu, asap dan kabut, alat ini harus dilengkapi dengan filter, sedangkan untuk melindungi dari uap dan bahan kimia dan gas tertentu maka alat pernafasan ini harus dilengkapi dengan cartridge

Body Harness

Digunakan untuk memindahkan pekerja apabila terjadi kondisi darurat

Life Line

Untuk mengaitkan body harness ke tripot atau pengait lainnya

Tripot

Untuk mengaitkan life line yang digunakan untuk menarik pekerja apabila terjadi kondisi darurat

Safety GlassesSebagai alat pelindung mata dari bahaya percikan atau debu

Safety Shoes

Sebagai alat pelindung kaki dari kejatuhan benda, logam tajam dan panas

Safety HelmetUntuk melindungi kepala dari benturan atau kejatuhan benda

2.5.4 Sistem Komunikasi

Komunikasi sangat penting pada saat bekerja di confined space, karena komunikasi memiliki fungsi:

a. Memastikan bahwa pekerjaan berjalan lancar dan situasinya normal

b. Memungkinkan pelaksanaan evakuasi dengan cepat apabila terjadi kondisi darurat yang mendadak

Komunikasi yang digunakan meliputi berbagai cara antara lain:

a. Verbal

b. Hand Signals

c. Two-way radios

d. Light signals

e. Pengkodean

Dengan adanya komunikasi yang intens maka diharapkan dapat meminimalisir potensi bahaya yang terdapat dalam confined space.

2.6 Dasar Hukum

Menurut PT. JASAMARGA (2010) Hukum-hukum yang mendasari K3 ruang terbatas atau confined space sebagai berikut:1. Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor

2. Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3. Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di udara Lingkungan Kerja

6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.117/Men/PPKPKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat, dan Tempat-Tempat Publik Lainnya.2.7 Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang TerbatasBekerja di ruang terbatas dapat memberikan tekanan fisik dan psikologis. Hal ini dikarenakan kualitas penerangan yang buruk dan ruangan yang sempit, dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan keseimbangan karena menurunnya fungsi koordinasi dan peredaran darah yang tidak normal.

Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja bahwa petugas tersebut tidak mempunyai riwayat (Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja, 2006) :

1. Sakit sawan atau epilepsi2. Penyakit jantung atau gangguan jantung3. Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan4. Gangguan pendengaran5. Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat menyebabkan disorientasi6. Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya7. Gangguan atau sakit tulang belakang8. Kecacatan penglihatan permanen9. Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja di ruang terbatasMenurut Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja (2006) tips Aman Bekerja di Ruang Tertutup (Confined Space) Sebenarnya ada beberapa tips aman mengenahi bekerja pada ruang terbatas antara lain:

a. Lakukan identifikasi bahaya sebelum melakukan pekerjaan di ruang tertutup.

b. Untuk pengendalian bahaya lakukan ijin kerja sebelum memasuki. Karena dengan ijin kerja petugas safety akan membantu Anda dalam memverifikasi bahaya di ruang tertutup yang kemungkinan akan kontak dengan Anda

c. Sebelum memasuki ruang tertutup Anda didampingi petugas safety wajib melakukan pengukuran kadar gas berbahaya, seperti Phospin atau PH3 (gas racun dari fumigasi), Karbon monoksida atau CO (Gas racun dari pembakaran tidak sempurna Methana atau CH4 (gas yang mudah sekali terbakar atau meledak) dan kandungan O2 di dalam ruang tertutup

d. Setelah diverifikasi kondisi lingkungan dalam kondisi aman, lakukan penguncian sumber energi dengan metode lockout tagout (LOTO)

e. Penuhi dan pakai alat pelindung diri sesuai bahaya dan risiko yang diterima seperti: masker, helm, sepatu, dan sarung tangan.

f. Untuk memperlancar ventilasi udara di ruang tertutup maka sediakan vetilasi dengan blower, jika diperlukan.

g. Operator atau Supervisor atau section head harus mengetahui dan mempersiapkan P3K atau tanggap darurat jika ada kondisi yang darurat.

h. Berikan pencahayaan yang cukup di dalam ruang tertutup. Karena ada beberapa orang yang takut gelap (claustrophobia)

2.8 Sistem PerijinanIjin kerja ruang terbatas adalah suatu dokumen penting yang berisi uraian pekerjaan yang akan dilakukan dan tindakantindakan pencegahan terhadap bahaya yang mungkin timbul selama melakukan pekerjaan sebagai berikut:1. Izin hanya berlaku untuk periode atau batas waktu tertentu.

2. Izin harus disiapkan oleh seorang yang berwenang (biasanya supervisor atau orang yang ditunjuknya)

3. Izin harus ditempelkan secara jelas di pintu masuk ruang terbatas.

4. Semua izin yang dikeluarkan harus dicatat.

Sistem perijinan dalam ruang terbatas (confined place) sebagai berikut:1. Sebelum kegiatan dilangsungkan, pengurus wajib mendokumentasikan kelengkapan langkah-langkah pencegahan seperti yang telah diatur.

2.Sebelum kegiatan dimulai, ahli K3 yang dicantumkan dalam surat ijin wajib menandatangani ijin tersebut untuk mensahkan kegiatan

3. Ijin yang telah lengkap harus diberikan pada saat dimulai kegiatan kepada seluruh petugas utama yang berwenang atau perwakilannya, dengan memasangnya pada pos kegiatan atau dengan cara lain yang sama efektifnya, agar petugas utama dapat memastikan bahwa persiapan awal sebelum memulai kegiatan telah selesai dilaksanakan

Ijin kegiatan seperti yang dimaksud berguna untuk mensahkan kegiatan dalam ruang dengan ijin khusus wajib memuat (PT. JASAMARGA, 2010):1. Ruang terbatas dengan ijin khusus yang akan dimasuki

2. Kegiatan yang dilangsungkan di dalamnya

3. Tanggal dan durasi kegiatan yang telah disahkan dalam ijin kegiatan

4. Nama pekerja yang bertugas sebagai petugas madya

5. Bahaya dari ruangan yang akan dimasuki

6. Langkah-langkah yang diambil untuk mengisolasi ruangan dan untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya dari ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut sebelum dimulai kegiatan

7. Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan

8. Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat dipanggil dan cara untuk memanggilnya (seperti peralatan yang digunakan dan nomor yang dapat dihubungi)

9. Peralatan, seperti APD, peralatan pengujian, alat komunikasi, system alarm, alat-alat penyelamatan yang harus disediakan seperti yang diatur dalam pedoman ini

2.9 Persiapan dan Prosedur Penyelamatan di Ruang Terbatas

Dalam persiapan dan prosedur penyelamatan di ruang terbatas ( confined place) perencanaan penyelamatan harus dimengerti oleh semua petugas, beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk persiapan dan penyelamatan di ruang terbatas yaitu:

1. Peralatan

2. penugasan personil

3. aba - aba yang disepakati

4. safe area

Beberapa prosedur yang diikuti ketika persiapan dan penyelamatan di ruang terbatas seperti :

a. Jika memasuki area galian, pastikan dinding galian telah mengikuti prosedur keselamatan untuk pencegahan longsoran atau pemasangan dinding pengaman (retaining wall) sehingga dinding galian dibuat 45 derajat.

b. Jika memasuki ke dalam vessel atau manhole, pastikan sistem LOTO telah berjalan dan terpasang, sehingga karyawan yang lain tahu bahwa dalam sistem itu sedang ada proses perbaikan atau pekerjaan sehingga proses tersebut tidak bisa di running untuk sementara, pastikan juga fluida yang didalam jalur pipa, vessel atau boiler tersebut telah dikosongkan atau di drainage

c. Identifikasi peralatan: nomor dan letak peralatan atau vessel, diagram bagian - bagian dalamnya, daftar jalur yang di blind, produk atau material yang berkaitan dengan peralatan yang akan dimasuki Material Safety Data Sheet (MSDS), misal fluida nya condensate maka harus tahu MSDS dari material tersebut, kemudian safety pracautions nya juga harus disiapkan.

Gambar 2.12 Pengujian terhadap atmosfir dalam ruang tertutupBila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk melakukan suatu pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan APD (alat pelindung diri) sebagai berikut :

a. Respirator (alat bantu pernafasan) seperti: Gas masker atau Air supply system

b. Tali penyelamat

c. Sarung tangan

d. Sepatu karet

e. Topi keselamatan

f. Pelindung kepala dengan tali dagu.

g. Kacamata atau pelindung mata.

h. Pelindung telinga.

i. Senter yang aman secara intrinsik.

j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)

k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.

l. Oksigen portable atau indikator gas.

Gambar 2.13 Perlengkapan ELSA yang digunakan

Pelaksanaan pekerjaan di ruang terbatas antara lain:

a. (pre-use inspection) pemeriksaan peralatan, equipment, APD, gas tester, alat-alat emergency, dll.b. (pre-job meeting) pemeriksaan prosedur, hazards dan emergency plant. c. Penempatan alat baik peralatan kerja atau peralatan emergency yang benar dan tepat.d. (confined space checklist) memeriksa isolasi telah terpasang pada tempatnya dengan menggunakan isolation sheet.e. (LOTO procedure) setelah semua dilakukan baru dikeluarkan work permit atau izin kerja dan selanjutnya diadakan first entry.Inspeksi akhir diperlukan untuk menyakinkan bahwa semuanya sudah kembali seperti semula dengan mengadakan pemeriksaan:a. Periksa tidak ada peralatan yang tertinggal.b. Semua orang sudah keluar.c. Semua isolasi sudah dibuka dan posisinya benar.d. Semua permit sudah dikembalikan.Prosedur penyelamatan jika personil yang ada dalam ruang tertutup mengalami kesulitan dan harus diselamatkan, penyelamatan harus dilakukan secepat mungkin. Waktu bertahan hidup dalam keadaan kekurangan oksigen atau atmosfir gas sangat terbatas.Secara khusus, pada kapal tangker dan kapal-kapal lainnya yang mengangkut produk-produk yang mudah terbakar, seluruh peralatan haruslah tipe yang disetujui (dan harus tahan terhadap percikan saat dibutuhkan) dan untuk mempercepat proses penyelamatan, merupakan tindakan yang bagus untuk meletakan peralatan keselamatan pada pintu masuk menuju ruangan. Peralatan-peralatan tersebut termasuk:

a. SCBA (alat bantu pernafasan) dengan silinder cadangan yang terisi penuh.

b. Menggunakan jaring pengaman dan penyelamatan. Jaring pengaman harus memiliki panjang dan kekuatan yang sesuai dan dapat dilepaskan bila terjadi belitan.

c. Senter penerangan.

d. Tandu

e. Penganalisa gas, meteran oksigen.

f. Peralatan resusitasi

g. Sarana untuk mengangkat orang yang membutuhkan pertolongan, misalnya tandu

Gambar 2.14 tindakan penyelamatan yang dilakukan pada pekerja confined spaceBAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Ruang terbatas mempunyai tiga karakteristik, yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus. Contoh dari ruang terbatas (confined place) seperti confined space atau ruang terbatas seperti tangki penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki lainnya. Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined space) adalah Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah resiko serius peledakan, kehilangan kesadaran yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen, tenggelam karena naiknya permukaan air, sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara.Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah seseorang yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dalam melakukan penyelamatan atau bekerja pada ruang terbatas dibutuhkan sistem perijinan agar nantinya dapat melakukan prosedur K3 dengan baik. Persiapan dan prosedur penyelamatan di ruang terbatas memerlukan peralatan yang dibutuhkan serta teknik penyelamatan yang baik. Maka diperlukan pengetahuan mengenai K3 dalam ruang terbatas atau confined space agar terciptanya keselamatan pekerja dari bahaya yang ada.SOAL-SOAL

A. Pilihan Ganda

1. Apa pengertian Ruang terbatas (confined space)...a. Ruang yang tidak cukup besar tidak memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya dan memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta dirancang untuk tempat kerja.

b. Ruang yang besar yang memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya dan memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta dirancang untuk tempat kerja.

c. Ruang yang tidak cukup besar yang tidak memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya dan tidak memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta dirancang untuk tempat kerja.

d. Ruang yang cukup besar yang tidak memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya dan tidak memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta tidak dirancang untuk tempat kerja.

e. Ruang yang tidak cukup besar yang tidak memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya dan memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta tidak dirancang untuk tempat kerja.

2. Ruang terbatas yang diperlukan izin sesuai dengan definisi dari ruang terbatas dan memiliki satu atau lebih karakteristik berikut kecuali...

a. Mengandung atau memiliki potensi untuk mengandung suasana yang berbahaya (misalnya, thinner).

b. Mengandung bahan yang memiliki potensi untuk melanda peserta (misalnya, cairan, tanah).

c. Berisi hati konvergen dinding atau lantai yang miring ke bawah dan meruncing ke kecil penampang yang menyebabkan peserta bisa terjebak atau sesak napas.

d. Mengandung keamanan serius lainnya yang diakui atau bahaya kesehatan (misalnya, suhu yang tidak aman, sengatan listrik, bahan kimia korosif).

e. Ruang yang panjang belubang yang memerlukan alat dan sarana yang tidak begitu memadai.3. Berikut adalah organisasi yang bergerak dibidang kesehatan dan keselamatan kerja kecuali...a. OHSA dan SHP

b. OASH dan HPS

c. OHPA dan HAS

d. OSPH dan OHP

e. OSHA dan HSP

4. Ciri-ciri dari confined space adalah sebagai berikut kecuali...a. Memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar.

b. Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya sebagian terbuka.

c. Tidak dirancang untuk manusia berada didalamnya terus menerus.

d. Ventilasi yang tidak memadai dan tidak memenuhi kesehatan

e. Ruangan kaya akan oksigen untuk aktifitas kerja.

5. Berikut contoh confined space adalah kecuali...

a.

b.

c.

d.

e. B. Soal Essay

1. Apakah persyaratan seorang petugas yang akan bekerja di confined space?

2. Apa saja potensi bahaya-bahaya yang ada pada confined space?

3. Bagaimana pengendalian potensi bahaya cofined space?

Kunci Jawaban :

A. Pilihan Ganda

1. E

2. E

3. E

4. E

5. E

B. Soal Essay

Petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja bahwa petugas tersebut tidak mempunyai riwayat (Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja, 2006) :

1.Sakit sawan atau epilepsi

2.Penyakit jantung atau gangguan jantung

3.Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan

4.Gangguan pendengaran

5.Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat menyebabkan disorientasi

6.Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya

7.Gangguan atau sakit tulang belakang

8.Kecacatan penglihatan permanen

9.Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja di ruang terbatas

2. potensi bahaya-bahaya yang ada pada confined space1.Kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena reaksi antara tanah dengan oksigen didalam atmosfir. Tanah yang mengandung kapur menghasilkan karbon dioksida dan menggantikan udara normal. Kekurangan oksigen juga dapat terjadi akibat karat di ruang terbatas yang terbuat dari logam

2.Gas beracun, asap atau uap yang terdapat dalam :

a.Penumpukan materi di saluran air

b.Manholes

c.dalam lubang terhubung ke sistem;

d.bagian dalam tank

e.lubang di tanah yang terkontaminasi

f. Instalasi gas yang tidak terpakai / tua

3.Cairan, gas atau materi padat yang tiba-tiba mengisi ruang/ runtuh atau menyumbat saluran udara karena terganggu oleh suatu aktifitas

4.Kebakaran dan ledakan (misalnya dari uap mudah terbakar, dll kelebihan oksigen).

5.Residu yang tersisa di dalam ruangan terbatas yang dapat mengeluarkan gas, asap atau uap.

6.Debu mungkin hadir dalam konsentrasi tinggi, misalnya di silo tepung.

7.Kondisi panas menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya.

3. Pengontrolan bahaya fisik dapat dilakukan dengan teknik isolasi, teknik ini meliputi:

Identifikasi potensi bahaya mekanis:2. Menerapkan prosedur Lock Out dan Tag Out (LOTO)pada katup dan sirkuit elektrik

3. Mengamankan peralatan yang menyimpan energi

4. Memberi pengaman peralatan atau memindahkan peralatan dari area

5. Memastikan bahwa prosedur isolasi benar-benar diterapkan

Untuk mencegah potensi bahaya elektrik dapat dilakukan cara:

1. Memeriksa klasifikasi peralatan elektronik dengan benar

2. Menggunakan sistem Ground Fault Circuit Interupter (GFCI)

3. Mengimplementasikan LOTO

4. Memastikan semua peralatan elektrik dibungkus dengan benar, terlindungi, dan terawat

Untuk mencegah potensi bahaya terpeleset dan jatuh dapat dilakukan cara:

1. Membersihkan area dengan benar, membuang sampah yang tidak diperlukan, membersihkan oili, air dari lantai

2. Memastikan bahwa pengaman peralatan sudah terpasang dengan benar

Daftar PustakaCalifornia Department of Education. 1998. Is It Safe To Enter a Confined Space. California: Cal/OSHA Consultation Service.Department of Consumer Business and Services. Tanpa Tahun. How to work safely

in a permitrequired confined space. OR-OSHA

http://wfbaskoro2011.blogspot.com/2012/06/mengenal-confined-space- pengendalian.html diakses terakhir pada tanggal 8 September 2014http://ergonomi-fit.blogspot.com/2012/11/penyelamatan-di-tempat-kerja-ruang.html diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014http://riautrust.com/read-3407--safety-tak-standar-penyebab-kecelakaan-kerja-pt-rapp.html diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014http://img.docstoccdn.com/thumb/orig/54222356.png diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014

http://danarpradhipta.blogspot.com/2012/01/confined-space.html diakses terakhir pada tanggal 10 September 2014http://healthsafetyprotection.com/bahaya-confined-space/ diakses terakhir pada tanggan 10 September 2014

http://hr-interanekalestarikimia.blogspot.com/2012/09/pelatihan-confined-spaces.html diakses terakhir pada tanggal 10 September 2014OHSAS 18001:2007

PT Jasa Marga. 2010. Buku Saku Pedoman untuk Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Jakarta: PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Tabel 2.1Kategori Potensi Resiko Bahaya Atmosfir

Tabel 2.2Identifikasi Bahaya Atmosfir

Sumber: OR-OSHA

Tabel 2.2Identifikasi Bahaya Atmosfir

Sumber: OR-OSHA

34