Makalah Jarkom OSI Layer & TCP/IP dan RIP, IGRP, EIGRP & OSPF

21
MAKALAH Jaringan Komputer OSI Layer dan TCP/IP RIP V1, RIP V2 , IGRP, EIGRP dan OSPF Oleh: TRY WAHYUDINATA D03112021 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013

description

Makalah Jarkom OSI Layer & TCP/IP dan RIP, IGRP, EIGRP & OSPF

Transcript of Makalah Jarkom OSI Layer & TCP/IP dan RIP, IGRP, EIGRP & OSPF

MAKALAH

Jaringan Komputer

OSI Layer dan TCP/IP

RIP V1, RIP V2 , IGRP, EIGRP dan OSPF

Oleh:

TRY WAHYUDINATA

D03112021

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2013

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Protokol .................................................................................................................................... 2

B. Routing Protokol .................................................................................................................... 2

BAB II OSI LAYER DAN TCP/IP

A. OSI Layer .................................................................................................................................. 4

B. TCP/IP ....................................................................................................................................... 7

BAB III Router Dinamis (RIP , EIGRP, IGRP, OSPF)

A. Router Dinamis ...................................................................................................................... 11

B. Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis ............................................................... 11

C. Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis ................................................... 12

1. RIP (Routing Information Protocol) ...................................................................... 12

2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) .......................................................... 13

3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) .................................. 14

4. OSPF (Open Short Path First) ................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

A. OSI Layer dan TCP/IP ......................................................................................................... 16

B. Router Dinamis (RIP , EIGRP, IGRP, OSPF) ................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 20

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Protokol

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan

terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik

komputer.

Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau

kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan

koneksi perangkat keras.

Prinsip dalam membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan,

yaitu efektivitas, kehandalan, dan Kemampuan dalam kondisi gagal di network.

Protokol distandarisasi oleh beberapa organisasi yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI.

Tugas yang biasanya dilakukan oleh sebuah protokol dalam sebuah jaringan

diantaranya adalah :

• Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer / mesin

lainnya.

• Melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking).

• Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.

• Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.

• Bagaimana format pesan yang digunakan.

• Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak

sempurna.

• Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang

dilakukan selanjutnya.

• Mengakhiri suatu koneksi.

B. Routing Protocol

Routing protocol adalah komunikasi antara router – router. Routing protocol

mengijinkan router – router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi

antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan

memperbaiki table routingnya.

3

Dynamic Routing. Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan

ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.

Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket

tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari

paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing

berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan

yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing

dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol

ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti

perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang

kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk

mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain

untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual

oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat

tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada

jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Static Routing. Router meneruskan paket dari sebuah network ke network

yang lainnya berdasarkan yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static

routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.

Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:

• tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika

terjadi perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua

atau lebih titikyang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan

disambungkan oleh router.

• konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya

mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.

• informasi routingnya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan)

secara manual.

• satu router memiliki satu table routing

• Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil

4

BAB II

OSI LAYER DAN TCP/IP

A. OSI Layer

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open

networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh

badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun

1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model

ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).

Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu designer

jaringan memahami fungsi dari tiap layer yang berhubungan dengan aliran

komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protocol jaringan dan metode transmisi.

Model dibagi menjadi 7 Layer, dengan karakteristtik dan fungsintya masing

masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun

dibawahnya secara langsung melalui sederetan protocol dan standar.

Fungsi masing-masing dari tiap layer pada OSI :

• Application

Application layer menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna, layer ini

bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program computer, seperti

program e-mail dan servis lain yang berjalan di jaringan seperti server printer

atau aplikasi computer lainnya.

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas

jaringan. Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan

kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protocol yanmg berada dalam

lapisan ini adalah HTTP, FTP, MTP, dan NFS.

• Presentation

Presentation layer bertanggungjawab bagaimana data dikonversi dan di

format untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen,

.GIF dan .JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, trnslasi data,

enkripsi dan konversi.

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh

aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protocol

5

yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak director (redictor

Software). Seperti llayanan worksatation (dalam Windows NT) dan juga

Network Shell ( semacam Virtual Network Computing) (VNC) atau Remote

Dekstop Protocol (RDP).

• Session

Session layer menentukan bagaimna dua terminal menjaga, memelihara

dan mengatur koneksi. Bagaimna mereka saling berhubungan satu sama lain.

Koneksi di layer di sebut “session”.

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,

dipelihara atau di hancurkan. Selain itu, di level inio juga dilakukan resolusi

nama.

• Transport

Transport layer bertanggung jawab membagi data menjadi segmen,

menjaga koneksi logika “end – to _ end” antar terminal, dan menyediakan

penanganan error (error handling).

Berfungsi untuk memecahkan data kedalam paket-paket tersebut

sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan yang telah diterima. Selain itu,

pada level ini juga membuat tanda bahwa paket diterima dengan sukses

(acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang

hilang di tengah jalan.

• Network

Network layer bertanggung jawab menentukan alamat jaringan,

menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, menjaga antrian tafik

di jaringan. Data pada layer ini berbentuk “Paket”.

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat Header

untuk paket-paket dan kemudian melakukan routing melalui internet-working

dengan menggunakan router dan switch layer 3.

• Datalink

6

Data link layer menyediakan link untuk data. Memaketkannya menjadi

frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media

komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical

antara system koneksi dengan penaganan error.

Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan

menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi

koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras( seperti halnya

di Media Access Control Address ( MAC Address), dan menetukan bagaimna

perangkat perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater dan switch layer 2

beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level; ini menjadi dua level anak,

yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control

(MAC).

• Physical

Physical layer bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan

mentransfernya melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar

system.

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode

pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau

token Ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga

mendefinisikan bagaimana Networl Interface Card (NIC) dapat berinteraksi

dengan media kabel atau radio.

Cara Kerja Model OSI

Cara Kerja: Pembentukan paket dimulai dari layer teratas model OSI.

• Aplication layer megirimkan data ke presentation layer, di presentation layer data

ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirim ke layer dibawahnya, pada

layer dibawahnya pun demikian, data ditambahkan header dan atau tailer

kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus demikian sampai ke physical

layer.

• Di physical layer data dikirimkan melalui media transmisi ke host tujuan.

7

• Di host tujuan paket data mengalir dengan arah sebaliknya, dari layer paling

bawah kelayer paling atas.

• Protokol pada physical layer di host tujuan mengambil paket data dari media

transmisi kemudian mengirimkannya ke data link layer, data link layer memeriksa

data-link layer header yang ditambahkan host pengirim pada paket, jika host

bukan yang dituju oleh paket tersebut maka paket itu akan di buang, tetapi jika

host adalah yang dituju oleh paket tersebut maka paket akan dikirimkan ke

network layer, proses ini terus berlanjut sampai ke application layer di host tujuan.

• Proses pengiriman paket dari layer ke layer ini disebut dengan “peer-layer

communication”.

B. TCP/IP

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam

proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan

Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini

berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol

yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam

bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada

perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal

1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-

komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP

merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap

mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di

mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang

disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus

juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.

Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk

menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga

UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin

banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini

8

dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet

Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-

macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep

TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments

(RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.

Arsitektur TCP/IP

Arsitektur TCP/IP tidaklah berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi

menggunakan model referensi DARPA. Seperti diperlihatkan dalam diagram, TCP/IP

merngimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis.

Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski tidak secara langsung) terhadap

model referensi OSI. Empat lapis ini, kadang-kadang disebut sebagai DARPA Model,

Internet Model, atau DoD Model, mengingat TCP/IP merupakan protokol yang

awalnya dikembangkan dari proyek ARPANET yang dimulai oleh Departemen

Pertahanan Amerika Serikat.

Setiap lapisan yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP

diasosiasikan dengan protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam protokol

TCP/IP adalah sebagai berikut:

1. Protokol lapisan aplikasi: bertanggung jawab untuk menyediakan akses

kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup

9

protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System

(DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP),

Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management

Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa

implementasi stack protokol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-

protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka

Windows Sockets (Winsock) atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).

2. Protokol lapisan antar-host: berguna untuk membuat komunikasi

menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast

yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission

Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

3. Protokol lapisan internetwork: bertanggung jawab untuk melakukan

pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-

paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP),

Address Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP),

dan Internet Group Management Protocol (IGMP).

4. Protokol lapisan antarmuka jaringan: bertanggung jawab untuk meletakkan

frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat

bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport

dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti

halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone

Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta

Asynchronous Transfer Mode (ATM)).

Pengalamatan

Protokol TCP/IP menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau

jaringan dalam sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:

Pengalamatan IP: yang berupa alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat

oktet berukuran 8-bit) yang umumnya ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz.

Dengan menggunakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya, sebuah alamat IP

pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang dapat

mengidentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork dan Host identifier

10

(HostID) yang dapat mengidentifikasikan host dalam jaringan tersebut. Sebagai

contoh, alamat 205.116.008.044 dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask

255.255.255.000 ke dalam Network ID 205.116.008.000 dan Host ID 44. Alamat IP

merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk sebuah host, yang dapat

dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration

Protocol (DHCP) (dinamis).

Fully qualified domain name (FQDN): Alamat ini merupakan alamat yang

direpresentasikan dalam nama alfanumerik yang diekspresikan dalam bentuk

<nama_host>.<nama_domain>, di mana <nama_domain> mengindentifikasikan

jaringan di mana sebuah komputer berada, dan <nama_host> mengidentifikasikan

sebuah komputer dalam jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema

penamaan domain Domain Name System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN

id.wikipedia.org merepresentasikan sebuah host dengan nama "id" yang terdapat di

dalam domain jaringan "wikipedia.org". Nama domain wikipedia.org merupakan

second-level domain yang terdaftar di dalam top-level domain .org, yang terdaftar

dalam root DNS, yang memiliki nama "." (titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat

dan lebih mudah diingat ketimbang dengan menggunakan alamat IP. Akan tetapi,

dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat berjalan, FQDN harus diterjemahkan terlebih

dahulu (proses penerjemahan ini disebut sebagai resolusi nama) ke dalam alamat IP

dengan menggunakan server yang menjalankan DNS, yang disebut dengan Name

Server atau dengan menggunakan berkas hosts (/etc/hosts atau

%systemroot%\system32\drivers\etc\hosts) yang disimpan di dalam mesin yang

bersangkutan.

11

BAB III

Router Dinamis

(RIP, EIGRP, IGRP, OSPF)

A. Router Dinamis

Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara

otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada

perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan

network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis

ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada

perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link

jaringan.

B. Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis

Keuntungan routing dinamis diantaranya :

• Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-

kakinya).

• Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.

• Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router

mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.

Kerugian routing dinamis diantaranya:

• Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap

waktu tertentu.

• Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router

membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah

konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua

alamat IP yang ada.

12

C. Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis

Macam-macam protokol routing dinamis adalah :

1. RIP (Routing Information Protocol) - Menggunakan algoritma distance

vector

• Routing protokol distance vector

• Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik

• Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang

• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

• RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing

table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router

selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang

terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan

oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.

RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. RIPv1

RIP versi 1

- Hanya mendukung routing classfull

- Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing

- Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

- Perbaikan routing broadcast

Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:

1. Distance Vector Routing Protocol

2. Menggunakan metric yaitu hop count

3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable

4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec

5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255

6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya

adalah 6

7. Menjalankan auto summary secara default

8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port

520

13

9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket

update RIP v.1 dan v.2

10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject

mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM

dan CIDR.

11. Mempunyai AD 120

b. RIPv2

RIP versi 2

- Mendukung routing classfull dan routing classless

- Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing

- Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

- Perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan

yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2

informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) – menggunakan algoritma

distance vector

• Protokol routing distance vector

• Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay

dan reliability

• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing

protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an

oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah

untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi

(AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP

menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk

menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).

14

Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak.

Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum

mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus

diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.

3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) – menggunakan

algoritma advanced distance vector

• Menggunakan protokol routing enhanced distance vector

• Menggunakan cost load balancing yang tidak sama

• Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state

• Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur

terpendek

Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks

untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep

link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua

EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan

jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan

distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah

mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.

4. OSPF (Open Short Path First) – menggunakan algoritma link-state

OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah

dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki

banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat

menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika

itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau

sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah antar

– routing protocol.

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma

Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan

15

dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik

yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

16

BAB IV

PENUTUP

A. OSI Layer dan TCP/IP

Dari penjelasan yang ada dapat diketahui perbandingan antara Osi Layer dan

TCP/IP. Diantaranya:

1. Osi Layer memiliki langkah lebih panjang dari TCP/IP yaitu 7 layer sedangkan

TCP/IP hanya 4.

2. TCP/IP lebih banyak digunakan dibanding Osi Layer.

3. TCP/IP memiliki sistem pengalamatan yang lebih baik dari Osi Layer.

B. Router Dinamis (RIP , EIGRP, IGRP, OSPF)

Perbandingan antara RIP V1, RIP V2, EIGRP, IGRP dan OSPF pada protokol routing

dinamis.

1. Routing Information Protocol (RIP)

Kelebihan

RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk

mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika

terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap

harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut

(triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan

memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi

kegagalan link jaringan.

Kekurangan

Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap

route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika

pertama kali dijalankan hanya mengetahuicara routing ke dirinya sendiri

(informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

RIP versi 1,

• Hanya mendukung routing classfull,

• Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing,

• Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask),

17

• Perbaikan routing broadcast.

RIP versi 2,

• Mendukung routing classfull dan routing classless,

• Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing,

• Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask),

• Perbaikan routing multicast.

Persamaan dengan RIP v.1 :

1. Distance Vector Routing Protocol

2. Metric berupa hop count

3. Max hop count adalah 15

4. Menggunakan port 520

5. Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan dengan RIP v.1 :

1. Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam

paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR.

2. Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2.

3. Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9

4. Auto Summary dapat dimatikan

5. Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah

routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya.

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

Kelebihan

Support = 255 hop count

Kekurangan

Jumlah Host terbatas

18

3. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)

Kelebihan

Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan

lebih sediki tmemori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance.

Kekurangan

Hanya untuk Router Cisco

Perbandingan EIGRP dengan IGRP

1. EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal

2. IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas

dengan ruter IGRP

3. EIGRP mendukung multiprotocol, tetapi IGRP tidak

4. IGRP mempunyai hop count sampai 255, sedangkan EIGRP mempunyai

maximum hop count terbatas sampai 224

5. IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor

skala256([10000000/BW]*2560

6. IGRP mengunakan metrik yang panjangnya 24 bit(10000000/BW)

4. Open Shortest Path First (OSPF)

Karakteristik:

• Protokol routing link-state,

• Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328,

• Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah,

• Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi

jaringan.

Kelebihan

Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik

sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi

19

jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk

konvergen lebih cepat.

Kekurangan

Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit

20

DAFTAR PUSTAKA

DINDAA☆BLOG. “PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS PROTOKOL JARINGAN”. http://dinda-

rompas.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-jenis-jenis-protokol.html.

Diakses 30 November 2013.

Miftah Rahman (Go)-Blog. “Routing Protocol”. http://belajarcomputernetwork.

Wordpress.com/2012/05/10/routing-protocol/. Diakses 30 November 2013.

Wikipedia. Model OSI. http://id.wikipedia.org/wiki/OSI_Reference_Model. Diakses 30

November 2013.

Nugraha, Adhitya. 2010. PENGERTIAN PROTOKOL OSI LAYER DAN TCP/IP.

http://aditsubang.wordpress.com/2010/05/02/pengertian-protokol-osi-layer-

dan-tcp-ip/#comments. Diakses 30 November 2013.

Dede's Note. “Routing Dinamis - RIP, IGRP, OSPF, EIGRP dan EGP”. http://dede-

note.blogspot.com/2013/11/routing-dinamis-rip-igrp-ospf-eigrp-dan.html.

Diakses 30 November 2013.

keep fight to be freedom. “Pengertian RIP, IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP”.

http://berandaku-gerry.blogspot.com/2011/12/pengertian-rip-igrp-ospf-eigrp-

dan-bgp.html. Diakses 30 November 2013.

eko didik febriyanto Blog. “Perbandingan antara RIP V1, RIP V2, EIGRP, IGRP dan OSPF

pada protokol routing dinamis”. http://ekodidikfebriyanto.wordpress.com/

2013/01/05/perbandingan-antara-rip-v1-rip-v2-eigrp-igrp-dan-ospf-pada-

protokol-routing-dinamis. Diakses 30 November 2013.