Makalah Jantung Koroner

27
PENYAKIT JANTUNG KORONER Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi Disusun oleh : EFI MULYATI NPM 220110140198 ECIN KURAESIN NPM 220110140199

description

makalah jantung koronner

Transcript of Makalah Jantung Koroner

PENYAKIT JANTUNG KORONERDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi

Disusun oleh :

EFI MULYATINPM 220110140198 ECIN KURAESINNPM 220110140199

Fakultas KeperawatanUniversitas Padjadjaran Bandung2015

15

iii

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah inii yang diberi judul PENYAKIT JANTUNG KORONERPenulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang posistif kepada semua pihak yang berkepentingan. Tak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan bersama.

Bandung, Maret 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah2C.Tujuan Penulisan2BAB II PENYAKIT JANTUNG KORONER3A.Pengertian3B.Etiologi4C.Patofisiologi8D.Diagnosa Keperawatan15BAB III KESIMPULAN16DAFTAR PUSTAKA17

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangPenyakit jantung koroner (PJK) dapat disebut juga penyakit arteri koroner yang merupakan salah satu penyebab yang paling utama pada kematian di dunia sekarang ini. Maka dari itu sangatlah penting untuk mengetahui sejak dini tentang gejala dan penyebab penyakit jantung koroner ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986.Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga.Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder.Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita.Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri.Penelitian epidemiologis mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, aktivitas fisik, dsb yang dapat dibuktikan.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah :1. Apakah Pengertian dari Penyakit Jantung Koroner2. Bagaimana Etiologi dari Penyakit Jantung koroner3. Bagaimana Fatofisiologi dari Penyakit Jantung Koroner4. Apakah dignosa keperawatan yang muncul pada penyakit Jantung KoronerC. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui apa pengertian penyakit jantung koroner2. Untuk mengetahui penyebab, gejala dan faktor resiko dari penyakit jantung koroner3. Untuk mengetahui perubahan fungsi dari organ tubuh yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner4. Untuk mengetahuiapakah dignosa keperawatan pada pasien penyakit jantung koroner

18

BAB IIPENYAKIT JANTUNG KORONERA. PengertianPenyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot jantung menjadi berkurang (Maulana,2008). Penyakit jantung koroner adalah kelainan di arteri koroner sehingga tidak cukup suplai darah yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal (Soeharto,2004). Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung (Soeharto, 2001). Penyakit jantung koroner adalah kondisi patologis arterikoroner (aterosklerosis koroner)yangmengakibatkanperubahanstrukturdanfungsiarteridan penurunan aliran darah ke jantung (Smeltzer & Bare, 2002. p. 776). Aterosklerosiskoronermenyebabkan penyempitan lumen (lubang) arteri dan penyumbatanalirandarah kejantung,sehingga suplai darah tidak adekuat (iskemia).Manifestasiutamaiskemiamiokardiumadalahnyeridada(angina),daniskemia yanglebihberatakanmenyebabkankerusakanseljantung,yangdisebut infark miokardium. Sel-sel jantung yang mengalamikerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti dengan jaringan parut. Apabila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalamikegagalan, artinya jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (gagal jantung).

B. EtiologiPenyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak. Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi atherosklerosis. Manifestasi klinik dari penyakit jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris, Infark miokard akut, Aritmia, Payah jantung, Kematian mendadak (Soeharto, 2004). Dengan demikian penyakit jantung koroner dapat terjadi melalui 2 (dua) proses yaitu proses atherosclerosis dan proses trombosis. 1. Proses atherosclerosis Terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah jantung. Plak terdiri atas kolesterol yang berlebihan, kalsium dan bahan lain di dalam pembuluh darah yang lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah jantung (arteri koronaria). 2. Proses trombosis Timbunan lemak dalam pembuluh darah bukan hanya berisi lemak, namun juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini akan membentuk fibrous cap (tutup fibrosa) diatas timbunan yang lebih keras daripada dinding pembuluh darah itu sendiri. Bila ada tekanan dapat mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, timbul bekuan darah yang lebih besar yang bisa menyumbat pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mencapai otot jantung dan mengakibatkan kematian pada sebagian otot jantung (Maulana,2008).

Penyakit jantung koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah nyeri dada atau angina serta sesak napas. Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri dada karena penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak lebih dari 10 menit. Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah: a. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napas b. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua lengan, atau ke leher dan rahang c.Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan (Maulana,2008). Faktor Risiko Jantung KoronerFaktor resiko adalah keadaan-keadaan yang berkaitan dengan meningkatnya kemungkinan terkena penyakit (Laker, 2006). Adapun Faktor Resiko yang berpengaruh pada Penyakit Jantung Koroner adalah :a. Keturunan Latar belakang keluarga yang mempunyai penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dapat meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner (Soeharto, 2004). b. Jenis Kelamin dan Usia Penyakit jantung koroner banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Proses atherosclerosis terjadi dalam waktu yang lama sejak usia umur 15 tahun. Pada laki-laki pertengahan tahun manula yaitu usia 40 tahun ke atas kenaikan kadar kolesterol dalam darah mempunyai risiko yang tinggi khususnya LDL untuk pembentukan penyakit jantung koroner. Perempuan mempunyai pelindungan alami dari penyakit jantung koroner, yakni hormon estrogen yang bisa sangat membantu dalam mengendalikan kolesterol. Namun jika perempuan sudah mencapai usia menopouse, pelindung alami tersebut sudah tidak berproduksi kembali, dan itu yang kemudian akan menjadikan perempuan juga rentan terkena penyakit jantung koroner apabila tidak berpola hidup yang sehat (Maulana, 2008). c. Gaya hidupGaya hidup yang berpengaruh terhadap kejadian PJK antara lain aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol merupakan faktor resiko yang dapat dikendalikan. 1) Aktifitas fisik Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik mendorong kebugaran tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit Jantung Koroner. Tingkat aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan , kualitas dan daya tahan hidup (Soeharto,2004). 2) Merokok Resiko penyakit jantung dari faktor resiko merokok ini setara dengan 100 pon kelebihan berat badan. Zat zat kimia dalam rokok dapat terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh, dan mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering menyebabkan pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut trombosit menjadi lebih lengket sehingga mudah membentuk gumpalan kemudian terjadi atherosklerosis . Semakin banyak seseorang merokok maka semakin tinggi resiko terkena serangan jantung (Soeharto,2004). 3) Alkohol Dalam tubuh manusia konsumsi alkohol mempunyai efek ganda dalam penyakit jantung koroner yang menguntungkan dan merugikan. Apabila minum sedikit alkohol akan mengurangi kejadian penyakit jantung dengan jalan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah. Tetapi bila minum banyak alkohol maka akan menambah penyakit jantung. Anjuran yang bisa diberikan adalah untuk pria tidak boleh lebih dari 21 satuan alkohol dalam seminggu sedangkan wanita jangan lebih dari 14 satuan . Satu satuan alkohol artinya satu gelas anggur, satu sloki minuman keras dan seperempat bir (Mike Laker,2006).

d. Resiko akibat menderita penyakit lain1) Diabetes Mellitus Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangya insulin yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula dalam darah ini dapat meningkatkan resiko gangguan di dalam peredaran darah termasuk serangan jantung. Selain itu, diabetes juga meningkatkan kadar lemak dalam darah termasuk kolesterol tinggi yang menjadi faktor resiko terjadinya serangan jantung (Maulana,2008). 2) Hipertensi Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Keadaan hipertensi sering ditemukan terjadi bersamaan dengan dislipidemia. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menambah beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga mendorong proses terbentuknya plak pada arteri koroner (Soeharto,2004). 3) Kegemukan Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko PJK. Kegemukan diartikan kurangnya tenaga yang dikeluarkan dibanding masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak (Soeharto, 2004). 4) Dislipidemia Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma yang dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida dan dapat menurunkan kadar kolesterol HDL sehingga membentuk proses terjadinya aterosklerosis (Ganong, 2000).Secara umum faktor risiko dapat dikategorikan sebagai faktor risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.

Faktor risiko yang dapat diubahFaktor risiko yang tidak dapat diubah

Merokok Hipertensi Dislipedemia Diabetes Obesitas Kurangnya aktivitas fisik Usia Jenis kelamin Riwayat keluarga

C. PatofisiologiLapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh adanya faktor resiko antara lain : faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula, dan oxidasi dari LDL-C.Penyakit jantung koroner dimulai dengan adanya ruptur plak arteri koroner, aktivasi kaskade pembekuan dan platelet, pembentukan trombus, serta aliran darah koroner yang yang mendadakberkurang. Hal ini terjadi pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis (vulnerable plaque). Hal ini disebut fase disrupsi plak. Setelah plak mengalami ruptur maka faktor jaringan dikeluarkan dan bersama faktor VIIa kompleks mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa sebagai penyebab terjadinya produksi trombin yang banyak. Adanya adesi platelet, aktivasi, dan agregasi menyebabkan pembentukan trombus arteri koroner, ini disebut fase trombosis akut.Pada fase trombosis akut terjadi proses inflamasi yang melibatkan aktivasi makrofag dan limfosit sei T, proteinase, dan sitokin, menyokong terjadinya ruptur plak serta trombosis tersebut. Sel inflamasi tersebut berperan terhadap destabilisasi plak melalui perubahan dalam antiadesif dan antikoagulan menjadi prokoagulan sel endotelial, yang menghasilkan faktor jaringan dalam monosit sehingga menyebabkan ruptur plak. Oleh sebab itu, adanya leukositosis dan peningkatan kadar CRP merupakan pertanda inflamasi pada kejadian koroner akut (IMA) dan mempunyai nilai prognostik, pada 15% pasien IMA didapatkan kenaikan CRP. Endotelium mempunyai peranan homeostasis vaskular yang memproduksi berbagai zat vasokonstriktor maupun vasodilator lokal. Jika mengalami aterosklerosis maka segera terjadi disfungsi endotel yang dapat disebabkan meningkatnya inaktivasi nitrit oksid (NO) oleh beberapa spesies oksigen reaktif yakni xantihine oxidase, NADH/NADPH, dan endothelial cell nitric oxide synthase (eNOS). Oksigen reaktif ini dianggap dapat terjadi pada hiperkolesterolemia, diabetes, aterosklerosis, perokok, hipertensi dan gagal jantung. Diduga masih ada beberapa enzim yang terlibat dalam produk radikal pada dinding pembuluh darah, misalnya lipooksigenase dan dan P450 monooksigenases. Angiotensin II juga merupakan aktivator NADPH oksidase yang poten. Ia dapat meningkatkan inflamasi dinding pembuluh darah melalui pengerahan makrofag yang menghasilkan monocyte chemoattractan protein-1 dari dinding pembuluh darah sebagai aterogenesis yang esensial.Fase selanjutnya adalah terjadinya vasokonstriksi arteri koroner akibat disfungsi endotel ringan dekat lesi atau respons terhadap lesi itu. Pada keadaan disfungsi endotel faktor konstriktor lebih dominan daripada faktor relaksator (yakni nitrit oksid dan prostasiklin). Nitrit oksid secara langsung menghambat proliferasi sel otot polos dan migrasi adesi leukosit ke endotel, serta agregasi platelet dan sebagai proatherogenic.Melalui efek melawan TXA2 juga menghambat agregasi platelet dan menurunkan kontraktilitas miokard, dilatasi koroner, menekan fibrilasi ventrikel dan luasnya infark.

Alur Klinis

AterosklerosisRuptur plakAktivasi faktor pembekuan dan plateletFaktor VIIa kompleksFaktor VIIaPengeluaran faktor jaringanFaktor XFaktor XaProduksi trombin meningkatPembentukan trombusTerjadi adesi dan agregasiAktivasi makrofag, proteinase, limfosit sel T, sitokinDisabilitas plakProses inflamasiPenurunan aliran darahSindrom koroner akut

Sindrom koroner akutKebutuhan O2Suplai O2STCKMB Troponin Tidak ada STCKMB normalTroponin normalMekanisme kompensasi, curah jantung Metabolisme anaerobProduksi asam laktak meningkatMerangsang nosiseptorAmbang nyeri menurunanginaNyeriSTEMINSTEMISuplai O2 ke paru menurunKebutuhan O2 meningkatKompensasi frekwensi nafas (RR)Takipna, dispnea

Alur Klinis

Faktor resikoProses kimiawiTerbentuk lipoprotein di tunika intimaInvasi dan akumulasi lipidCedera endotel pembuluh darah koronerInteraksi fibrin dan plateletPlak fibrosaTrombusAliran darah tersumbatSuplai oksigen ke miokard menurun Aliran darah koroner menuruniskemiainfarkGangguan kontraksi dan keluarnya enzim intraselGangguan fungsi ventrikelPenurunan stroke volume, peningkatan volume akhir sistolik, penurunan volume akhir diastolikNyeri

Penurunan stroke volume, peningkatan volume akhir sistolik, peningkatan volume akhir diastolikKegagalan jantung memompa darahAkumulasi cairanEdema paruSesak nafasDiagnosa keperawatan :Gangguan pertukaran gasPenurunan curah jantungSuplai oksigen sistemik menurunDiagnosa keperawatan : penurunan curah jantungDiagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas

Contoh gambar arteri koroner yang mengalami penyempitan

D. Diagnosa KeperawatanAdapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan penyakit jantung koroner (aplikasi NIC & NOC, 2014) :1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner4. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen5. Cemas berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian

BAB III KESIMPULAN

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh menyempit/tersumbatnya pembuluh darah yang melalui jantung sehingga otot jantung kekurangan aliran darah.penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses pembentukan plak pada pembuluh darah atau adanya timbunan keras bekas luka akibat adanya kolesterol.Penyakit Jantung koroner dapat terjadi karena adanya faktor risiko. Adapun faktor risiko terdiri dari faktor yang dapat diubah, yaitu :merokok, hipertensi, dislipidemi, obesitas, stres dan inaktivitas fisik. Dan faktor yang tidak dapat diubah, yaitu : usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.Sebagai seorang perawat sangat penting untuk mengetahui patofisiologi terjadinya penyakit jantung koroner sehingga dapat mengantisipasi masalah-masalah keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan penyakit jantung koroner.Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan penyakit jantung koroner, dalam melaksanakan asuhan keperawatan terhadap penyakit jantung koroner diperlukan proses keperawatan yang komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

J.U, Wajan. Keperawatan Kardiovaskular,Salemba Medika, Jakarta.2011

Majid, Abdul.Penyakit Jantung Koroner:Patofisiologi, Pencegahan dan pengobatan Terkini, 2007. USU e-Repository @2008

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2001, Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen Kesehatan.

Susan Martin Tucker,Standar perawatan Pasien: proses keperawatan, diagnosis, dan evaluasi. Ed5.JakartaEGC. 1998.

Yuli Aspiani, Reni. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular, Aplikasi NIC & NOC. Jakarta EGC. 2014

http://www.jurnalasia.com/2014/06/17/waspada-penyakit-jantung-koroner /#sthash.fl4G5mxF.dpuf