makalah inversi gula.docx

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan konsentrasi hasil reaksi. Seperti yang dikemukakan oleh Gulberg dan Wooge dalam hukum Aksi Massa berikut “Laju reaksi dalam suatu sistem pada suatu temperatur tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya dalam persamaan yang bersangkutan.” Misalnya pada reaksi: mA + nB pC + qD Secara teoritis hukum laju reaksi dirumuskan dengan persamaan berikut: v = k [A] m [B] n Keterangan: v = laju reaksi (m/dt) k = konstanta atau tetapan konsentrasi laju reaksi [L/mol.dt] [A] = konsentrasi zat A (mol/L) [B] = konsentrasi zat B (mol/L) Sukrosa yaitu gula biasa. Sukrosa terjadi pada semua tanaman yang mengalami fotosintesis, yang fungsinya adalah sebagai sumber energi. Gula ini diperoleh dari

Transcript of makalah inversi gula.docx

Page 1: makalah inversi gula.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan konsentrasi hasil

reaksi. Seperti yang dikemukakan oleh Gulberg dan Wooge dalam hukum Aksi Massa

berikut “Laju reaksi dalam suatu sistem pada suatu temperatur tertentu berbanding

lurus dengan konsentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya dalam persamaan yang

bersangkutan.” Misalnya pada reaksi:

mA + nB pC + qD

Secara teoritis hukum laju reaksi dirumuskan dengan persamaan berikut:

v = k [A]m [B]n

Keterangan:

v = laju reaksi (m/dt)

k = konstanta atau tetapan konsentrasi laju reaksi [L/mol.dt]

[A] = konsentrasi zat A (mol/L)

[B] = konsentrasi zat B (mol/L)

Sukrosa yaitu gula biasa. Sukrosa terjadi pada semua tanaman yang

mengalami fotosintesis, yang fungsinya adalah sebagai sumber energi. Gula ini

diperoleh dari tanaman tebu yang menyusun sebanyak 14-20% dari cairannya.

Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-Glukosa dan gula keto D-fruktosa dalam jumlah

yang sama. Sukrosa tak dapat bermutarotasi karena tak ada lagi gugus aldehida yang

bebas, sukrosa tak dapat mereduksi lagi mereduksi pereaksi-pereaksi Tollens, Fehling

dan Benedict, karena itu sukrosa dinamakan gula non pereduksi.

Sukrosa mempunyai putaran optik [α] = +66o. Jika sukrosa dihidrolisis

terdapat campuran D-Glukosa dan D-Fruktosa dalam jumlah yang sama, dan rotasi

optiknya berubah tanda menjadi [α] = -20o. Hal ini disebabkan oleh campuran

kesetimbangan anomer D-glikosa (α dan β ) mempunyai rotasi +52o, tetapi anomer

fruktosa mempunyai rotasi negatif yang kuat yaitu [α] = -92o. Karena hidrolisis

Page 2: makalah inversi gula.docx

sukrosa menukar (=invert) tanda rotasi optik, enzim yang melakukan hidrolisisnya

adalah invertase, dan hasilnya berupa campuran sebanding glukosa dan fruktosa

dinamakan gula invert.

Enantiomer yang memutar cahaya terpolarisasi tekanan diberi tanda (+) atau d

(dextro), sedangkan yang memutar ke kiri diberi tanda (-) atau l (levo). Besarnya

sudut putar / sudut rotasi (θ) tergantung pada jenis senyawa, suhu, cahaya terpolarisasi

dan banyaknya molekul pada jalan yang dilalui cahaya rotasi spesifik ialah putaran /

rotasio yang dihasilkan oleh 1 gram senyawa dalam mol larutan dalam 1 sel sepanjang

1 dm.

α= Ae .c

Dimana,

A = sudut rotasi yang diamati

e = panjang (dm)

Gula inversi adalah campuran D-glukosa dan D-fruktosa yang diperoleh

dengan hidrolisis asam dari sukrosa. Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula adalah

fruktosa dan fruktosa membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa

maupun Glukosa memutar cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi+66,5 (positif)

produk yang dihasilkan glukosa[α]= +52,7 dan fruktosa [α] = -92o (negatif). Dengan

mengetahui pembelokan cahaya yang dihasilkan oleh larutan gula, dapat di analisa

jenis / komposisi gula yang ada dalam larutan tersebut.

Orde reaksi dari inverse gula merupakan orde ke satu. Pada reaksi ini laju

reaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu [C12H22O11] sedangkan H2O

tidak berpengaruh dalam reaksi tersebut. Pada percobaan ini akan ditentukan orde

reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter.

B. Rumusan Masalah

Berapa orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter ?

C. Tujuan

Menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter.

Page 3: makalah inversi gula.docx

BAB II

KAJIAN TEORI

Istilah laju atau kecepatan sering dibicarakan dalam pelajaran

fisika. Pengertian laju dalam reaksi sebenarnya sama dengan laju

pada kendaraan yang bergerak. Reaksi kimia menyangkut

perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi

(produk), yang dinyatakan dalam persamaan reaksi. Pereaksi

(reaktan) Hasil reaksi (produk). Persamaan laju reaksi pertama kali

dikemukakan oleh Gulberg dan Wooge dalam hukum Aksi Massa.

Mereka menyebutkan laju reaksi pada suatu sistem pada

temperatur tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang

bereaksi setelah tiap – tiap konsentrasi dipangkatkan dengan

koefisien dalam persamaan yang bersangkutan.

Dengan cara fisis penentuan konsentrasi dilakukan secara

langsung, yaitu berdasar sifat–sifat fisis campuran yang dipengaruhi

oleh konsentrasi campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan,

adsorbsi cahaya, dan sebagainya. Penentuan secara kimia dilakukan

dengan menghentikan reakis secara tiba – tiba (reaksi dibekukan)

setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya dihitung

dengan analisis kimia. Laju reaksi akan menurun dengan

bertambahnya waktu. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara

konsentrasi zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi sehingga

dapat dikatakan umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi

awal dari zat – zat pereaksi, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum

Laju Reaksi atau Persamaan Laju Reaksi

m A + n B o C + p D

Dalam persamaan laju reaksi dapat dituliskan

v = k [A]m [B]n

dimana, v = laju reaksi (m/detik)

Page 4: makalah inversi gula.docx

k = konstanta tetapan laju reaksi (L/mol.detik)

[A] = konsentrasi zat A (mol/L)

[B] = konsentrasi zat B (mol/L)

m = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A

n = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B

Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi

semua pereaksi. Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut

tidak terpengaruh oleh konsentrasi pereaksi, tetapi hanya

bergantung pada harga tetapan laju reaksi (k). Harga k tergantung

pada suhu, jika suhunya tetap harga k juga tetap. Untuk

mengetahui hubungan pereaksi dengan reaktan, digunakan orde

reaksi yang diperoleh dari perhitungan konsentrasi sehingga grafik

yang diperoleh berbentuk grafik perpangkatan. Harga k tergantung

pada tingkat (orde) reaksi totalnya.

● Orde reaksi nol,

Reaksi yang memiliki kecepatan reaksi tetap dan tidak dipengaruhi

konsentrasi reaktan. Kecepatan reaksi dipengaruhi / ditentukan oleh

intensitas katalis.

Persamaannya orde 0:

v = k [x]0 = k

Orde reaksi satu,

Persamaannya :

v = k [x]1 = k [x]

Orde Reaksi dua,

Persamaannya :

v = k [x]2

Polarimeter

Page 5: makalah inversi gula.docx

Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada

pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh

senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut

dilewati sinar monokromatis yang terpolarisir tersebut. Senyawa

optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar sinar

terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon

asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa

( SiO2 ), fruktosa. Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai

bidang getar yang banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang

getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar

yang banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi

dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang dimaksud dengan

cahaya terpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah

getar dan arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.

Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis

suatu zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar

terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa

optis aktif ada 2 macam :

1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai

putaran jarum jam.

2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan

dengan putaran jarum jam.

Inversi Gula

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan

oksigen yang terdapat dalam alam. Karbohidrat sangat

beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas,

keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara

pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Gula merupakan

zat optis aktif. Bila cahaya terpolarisasi linier jatuh pada bahan optis

aktif, maka cahaya yang keluar bahan akan tetap terpolarisasi linier

Page 6: makalah inversi gula.docx

dengan arah bidang getar terputar terhadap arah bidang getar

semula. Sifat optis aktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar

jenis.Sudut putar bidang polarisasi sebanding dengan sudut putar

jenis dan konsentrasi bila sudut putar jenis diketahui dan sudut

putar bidang polarisasi dapat diukur, maka konsentrasi (kadar) zat

optis aktif dapat ditentukan (hal ini merupakan prinsip yang

digunakan untuk menentukan kadar zat optis. Gula inversi adalah

campuran D-glukosa dan D- fruktosa yang diperoleh dengan

hidrolisis asam atau enzimatik dari sukrosa. Enzim yang

mengkatalis hidrolisis sukrosa disebut invertase,bersifat spesifik

untuk ikatan β-Dfruktofuranosida dan terdapat dalam ragi dan lebah

(madu terutama terdiri dari gula inversi). Berdasarkan teori bahwa

mayoritas gula adalah fruktosa dan fruktosa membelokkan cahaya

ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa maupun Glukosa memutar

cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi +66,5° (positif) produk

yang dihasilkan glukosa[α]= +52,7° dan fruktosa [α] = -92,4o

mempunyai rotasi netto negatif. Dengan mengetahui pembelokan

cahaya yang dihasilkan oleh larutan gula, dapat di analisa

jenis/komposisi gula yang ada dalam larutan tersebut.

Sudut putar jenis jenis dapat dihitung :

[∝ ]= putaran yangdiamati

panjang tabung (dm ) X kadar (grammL

)

Kinetika reaksi inversi gula merupakan reaksi orde satu

terhadap sukrosa. Dalam larutan gula yang netral (pH=5) reaksi

hidrolisa gula mempunyai waktu paruh 10 minggu. Sedangkan

didalam larutan asam, dengan adanya katalis ion H+, waktu paruh

tersebut lebih pendek. Hukum laju reaksi inversi gula tersebut dapat

diungkapkan sebagai berikut:

R = - d (gula) / dt = k (H+)(H2O)(gula)

Reaksi hidrolisis dari percobaan:

Page 7: makalah inversi gula.docx

C11H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6

6

Cara Penggunaan Polarimeter

Cara penggunaan berikut adalah cara pada Zeiss Polarimeter,

tetapi secara umum cara penggunaan polarimeter manapun adalah

sama. Untuk memulai penggunaan polarimeter pastikan tombol

power pada posisi on dan biarkan selama 5-10 menit agar lampu

natriumnya siap digunakan. Selalu mulai dengan menentukan

keadaan nol (zero point) dengan mengisi tabung sampel dengan

pelarut saja. Keadaan nol ini perlu untuk mengkoreksi pembacaan

atau pengamatan rotasi optik. Tabung sampel harus dibersihkan

sebelum digunakan agar larutan yang diisikan tidak terkontaminasi

zat lain. Pembacaan/pengamatan bergantung kepada tabung

sampel yang berisi larutan/pelarut dengan penuh. Perhatikan saat

menutup tabung sampel, harus dilakukan hati-hati agar di dalam

tabung tidak terdapat gelembung udara. Bila sebelum tabung diisi

larutan didapat keadaan terang, maka setelah tabung diisi larutan

putarlah analisator sampai didapat keadaan terang kembali.

Sebaliknya bila awalnya keadaan gelap harus kembali kekeadaan

gelap. Catat besarnya rotasi optik yang dapat terbaca pada skala.

Tetapi jangan hanya besar rotasi optiknya, arah rotasinya juga

harus dicatat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

Lakukan pembacaan berkali-kali sampai diperoleh nilai yang dapat

dirata-ratakan.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada percobaan yang bertujuan untuk menentukan orde reaksi dari reaksi

inversi gula dengan menggunakan alat polarimeter ini, langkah pertama yaitu menimbang

sebanyak 2,5 gram gula pasir yaitu sukrosa, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml.

Ditambahkan sedikit air ke dalam labu ukur berisi sukrosa kemudian dikocok hingga larut,

Page 8: makalah inversi gula.docx

setelah itu ditambah lagi air hingga mencapai tanda batas. Dalam hal ini akan dihasilkan

sampel berupa 10% larutan sukrosa (gula pasir).

Selanjutnya terdiri dari beberapa tahap, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan apparatus polarimeter.

Dalam mempersiapkan apparatus polarimeter, yang pertama kali dilakukan

adalah mengeluarkan kuvet dari polarimeter kemudian dicuci dengan aquades sebersih

mungkin dan dikeringkan. Untuk memperkecil kemungkinan kesalahan terjadi dalam

pengamatan maka lebih baik tabung (kuvet) dibilas dengan pelarut yang akan dipakai

sebagai pelarut zat optis aktif yang akan dianalisis. Setelah bersih dan dikeringkan, kuvet

siap dipakai.

b. Menentukan titik nol

Dalam menentukan titik nol pelarut, dalam percobaan ini adalah air, yang

pertama kali dilakukan adalah mengisi kuvet dengan air dengan menggunakan pipet dan

diusahakan tidak ada gelembung udara dalam kuvet yang berisi air tersebut, agar hasil

pengamatan yang diperoleh lebih akurat. Kuvet yang berisi air dimasukkan kedalam

polarimeter, lalu mencari cahaya gelap terang yang ditunjukkan pada polarimeter. Setelah

ditemukan cahaya gelap terang, kemudian melihat skala yang ditunjukkan pada

polarimeter. Pada pengamatan ini diketahui putaran yang diamati adalah 0o.

c. Menentukan sudut putar jenis sampel

Pada penentuan sudut putar jenis sampel, pertama mengeluarkan kuvet yang

berisi air kemudian dikosongkan dan diisi lagi dengan larutan gula 10%. Kuvet yang telah

berisi larutan gula 10%, dimasukkan kedalam polarimeter kemudian diamati cahaya gelap

terangnya dan dilihat skalanya. Dari pengamatan ini diketahui putaran yang diamati.

Kemudian menghitung sudut putar jenis sampel (α), yang diperoleh dari perbedaan skala

pengukuran titik nol air dan sudut putar larutan gula 10% :

7,9o – 0o = 7,9o

Dengan menggunakan rumus :

[α] =

putaran yang diamatipanjang tabung dalam dm× kadar ( gram per mol )

=

7,91,13×0,1

Page 9: makalah inversi gula.docx

= 69,91

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa sudut putar sukrosa sebesar 69,91o, sudut putar

yang kami peroleh berbeda dengan sudut putar sukrosa sesuai teori yaitu sebesar 66,5o.

d. Menentukan sudut putar sampel dari waktu ke waktu

Dalam menentukan sudut putar sampel dari waktu ke waktu, pertama adalah

mengosongkan kuvet kemudian mengisi dengan larutan yang dibuat dengan cara

mencampurkan 25 ml larutan gula 10% dengan 10 ml larutan HCl 2N. Penambahan HCl

adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi terurainya sukrosa menjadi glukosa

dan fruktosa, dimana pada akhir reaksi akan terbentuk kembali. Kemudian kuvet yang

berisi campuran larutan gula dan HCl dimasukkan kedalam polarimeter dan melakukan

pengamatan sudut putar dari waktu ke waktu yaitu pada waktu : 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35,

40, 45, 50, 55 dan 60 menit.

Selanjutnya disiapkan apparatus polarimeter. Kuvet dikeluarkan dari dalam

bak polarimeter untuk dilakukan pencucian hingga bersih serta dikeringkan. Untuk

menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, maka lebih baik kuvet dibilas dengan

pelarut yang akan dipakai sebagai pelarut zat optis aktif yang akan dianalisis.

Agar mendapat hasil yang akurat, kuvet diisi hingga tidak ada gelembung

udara di dalamnya. Kuvet diisi larutan sampai tanda batas bawah, alat polarimeter juga

diarahkan pada sumber cahaya yang terang agar pada alat polarimeter dapat terlihat batas

terang dan gelap. Selanjutnya adalah menentukan titik nol pelarut air yang pasti akan

didapatkan putaran optik sama dengan nol. Kemudian dilakukan pengukuran sudut

sampel yaitu larutan gula 10%, tetapi sebelumnya kuvet dibilas terlebih dahulu dengan

larutan gula 10% dan akan didapat skala. Nilai skala yang didapat dapat digunakan untuk

menghitung nilai dengan menggunakan rumus berikut :

/

putaran yang diamati

panjang tabung dalam dm kadar gr mL

Misalnya, diketahui panjang tabung 1,1 dm ; kadar 0,1 gr/ml; serta nilai skala larutan gula

yang didapat sebesar 6,6.

Sehingga dapat dihitung nilai dari larutan gula 10% (0 menit) sebagai berikut:

[ α ] = 12 , 21,1 x 0,1

=110 ,9

Maka didapat [α] sebesar 110,9o.

Page 10: makalah inversi gula.docx

Selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran sudut putar dari waktu ke waktu

dengan membuat campuran 25 ml larutan sukrosa dengan 10 ml larutan HCl 2N. Tujuan

dari hal ini ialah untuk mengetahui reaksi hidrolisis yang terjadi pada gula dengan

menggunakan suatu asam (HCl) sebagai katalis.

Setelah itu, putaran optik diukur menggunakan polarimeter dengan cara yang

sama dengan sebelumnya ketika mengukur putaran optik larutan blanko. Pengamatan

sudut putar dilakukan dari waktu ke waktu yaitu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55,

60 menit dan setelah 24 jam. Terjadinya reaksi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan

fruktosa ditandai dengan semakin turun nilai putaran optik dari waktu ke waktu. Pada

sukrosa yang memiliki putaran optik +66o jika terhidrolisis akan terdapat campuran D-

Glukosa dan D-Fruktosa dalam jumlah yang sama, dan rotasi optiknya berubah tanda

menjadi [ ] = -20o. Hal ini disebabkan oleh campuran kesetimbangan anomer D-glukosa

( dan ) mempunyai rotasi +52o, tetapi anomer fruktosa mempunyai rotasi negatif yang

kuat yaitu [ ] = -92o, karena hidrolisis sukrosa menukar (=invert) tanda rotasi optik.

Reaksi inversi gula :

C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6

Reaksi ini disebut juga orde reaksi satu pseudo.

Orde reaksi dari inversi gula merupakan orde ke satu. Pada reaksi ini laju

reaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu [C12H22O11] sedangkan H2O tidak

berpengaruh dalam reaksi tersebut.

Jika hasil dari percobaan sesuai dengan teori menghasilkan data sebagai berikut:

Waktu (menit) skala α

0 +12,2 110,90

5 +10,7 97,87

10 +9,5 86,37

15 +8,4 76,22

20 +7,4 67,27

25 +6,5 59,36

30 +5,8 52,39

35 +5,1 46,23

40 +4,5 40,80

45 +3,9 36,01

Page 11: makalah inversi gula.docx

50 +4,0 31,77

55 +3,1 28,04

60 +2,7 24,74

setelah 24 jam + 1,1 10

t a (a-x) (a-x)2 ln(a-x) 1/(a-x)

0 110,9

5 110,9 97,87 9578,5369 4,5836 0,010217636

10 110,9 86,37 7459,7769 4,4586 0,011578094

15 110,9 76,22 5809,4884 4,3336 0,013119916

20 110,9 67,27 4525,2529 4,2087 0,014865468

25 110,9 59,36 3523,6096 4,0836 0,016846361

30 110,9 52,39 2744,7121 3,9587 0,019087612

35 110,9 46,23 2137,2129 3,8336 0,021630976

40 110,9 40,8 1664,64 3,70868 0,024509804

45 110,9 36,01 1296,7201 3,5838 0,027770064

50 110,9 31,77 1009,3329 3,4585 0,031476235

55 110,9 28,04 786,2416 3,3336 0,035663338

60 110,9 24,74 612,0676 3,2084 0,040420372

Data tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai k dengan integral metode grafik

maupun non grafik sebagai berikut.

1. METODE INTEGRAL GRAFIK

Orde 1 : Hubungan antara ln(a-x) terhadap waktu.

0 10 20 30 40 50 60 700

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

f(x) = − 0.0250018752693288 x + 4.70869749916782R² = 0.999999960929596

Grafik Orde 1

waktu (t)

ln (a

-x)

Page 12: makalah inversi gula.docx

Orde 2: Hubungan antara 1/(a-x) terhadap waktu.

Dari kedua grafik diatas, diketahui bahwa yang paling memenuhi syarat ialah

grafik pada orde 1 ditinjau dari nilai gradien(m) menunjukkan nilai k serta nilai R 2 adalah

sama dengan 1. Sehingga dalam hal ini diketahui dari grafik didapatkan harga k sebesar

0,025 dan orde reaksinya adalah satu. Sehingga persamaan laju inversi gula ini adalah:

ln (a-x) = 1 – 0,025t dan v = 0,025 [x]

Dengan menggunakan formula differensial untuk

dx

k a xdt

Maka didapat rumus tetapan laju k bagi inversi gula, yaitu:

0 10 20 30 40 50 60 700

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

f(x) = − 0.0250018752693288 x + 4.70869749916782R² = 0.999999960929596

Grafik Orde 1

waktu (t)

ln (a

-x)

0 10 20 30 40 50 60 700

0.0050.01

0.0150.02

0.0250.03

0.0350.04

0.045

f(x) = 0.000536746994649744 x + 0.00482121229970139R² = 0.965348106769467

Grafik Orde 2

Waktu (t)

1/(a

-x)

Page 13: makalah inversi gula.docx

ln

a

a xk

t

Dimana, k = tetapan konsentrasi laju reaksi

a = konsentrasi mula-mula

(a-x) = konsentrasi setiap reaksi

t = waktu

Sehingga dapat dihitung konstanta atau tetapan konsentrasi laju reaksi gula tiap 5 menit.

2. METODE INTEGRAL NON – GRAFIK

Orde 1. Untuk mencari harga k dapat digunakan rumus :

t = 5 menit

k 1 =ln

110 , 997 , 87

5

k 1 = 1,13315

= 0 , 025

t = 10 menit

k 1 =ln

110 , 986 , 37

5

k 1 = 1,28405

= 0 , 025

t = 15 menit

k 1 =ln

110 , 976 , 22

5

k 1 = 1,454995

= 0 , 025

t = 20 menit

k 1 =ln

110 , 976 , 22

5

k 1 = 1,64875

= 0 ,025

t =25 menit

k 1 =ln

110 , 959 ,36

5

k 1 = 1,86825

= 0 , 025

t =30 menit

k 1 =ln

110 , 952 ,39

5

k 1 = 2,11705

= 0 , 025

t =35 menit

k 1 =ln

110 , 946 ,23

5

k 1 = 2,39885

= 0 , 025

t =40 menit

k 1 =ln

110 , 940 , 8

5

k 1 = 2,71825

= 0 , 025

t =45 menit

k 1 =ln

110 , 936 , 01

5

k 1 = 3 ,08025

= 0 ,025

t =50 menit t =55 menit t =60 menit

Page 14: makalah inversi gula.docx

k 1 =ln

110 , 931 ,77

5

k 1 = 3 , 495

= 0 , 025

k 1 =ln

110 , 928 , 04

5

k 1 = 3 ,9555

= 0 , 025

k 1 =ln

110 , 924 , 74

5

k 1 = 4 , 48165

= 0 , 025

Dari perhitungan menggunakan rumus orde 1 tersebut dihasilkan nilai k yang sama atau

konstan. Hal ini membuktikan bahwa orde reaksi inversi gula adalah berorde 1.

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah :

1. Pada percobaan ini terjadi hidrolisis gula menjadi glukosa dan fruktosa ditandai dengan

sudut putar dari waktu ke waktu menurun secara berturut turut.

2. Pada percobaan ini orde reaksi yang terjadi adalah orde reaksi satu (pseudo) karena laju

reaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu [C12H22O11] sedangkan H2O

tidak berpengaruh dalam reaksi tersebut.

Page 15: makalah inversi gula.docx

DAFTAR PUSTAKA

Lailatul. 2011. PAPER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA III INVERSI GULA. http://www.scribd.com/doc/73241057/Paper-Inversi-Gula-2003 (27 Oktober 2012)

Sonny. 2011. LAJU INVERSI GULA. http://www.scribd.com/doc/69515637/Laporan-KF-

03 (27 Oktober 2012)

Reski Wahyudi, Udin.2011. Polarimeter. http://www.wahyudi.blogspot.com (27 Oktober 2012)

Tim. 2012. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA III. Surabaya : Unesa Press

Page 16: makalah inversi gula.docx

Yanuarin. 2011. MAKALAH KF REV. http://www.scribd.com/doc/87036221/Makalah-KF-Rev#download (27 Oktober 2012)