Makalah Imun HIV_II

19
Praktikum XI Pemeriksaan Anti – HIV Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 8 Juni 2013. Tempat : Laboratorium Patologi Klinik, Poltekkes Denpasar. I. Tujuan Untuk dapat mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus HIV-1 termasuk subtipe -0 dan HIV -2 dalam serum manusia, plasma atau whole blood pasien secara kualitatif II. Metode Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah immunokromatografi rapid test. III. Prinsip Ketika sejumlah sampel mengandung antibodi HIV diteteskan pada lubang sampel , antibodi HIV akan bereaksi dengan rekombinan antigen HIV 1 / 2 (gp41, p24 dan gp36) yang telah dilapisi dengan koloidal emas membentuk kompleks antigen – antibodi. Kemudian, dengan bantuan diluents assay, kompleks antigen – antibodi ini akan bermigrasi secara kromatografi menuju daerah uji ( T ) yang telah dilapisi oleh rekombinan HIV-1 capture antigen (gp41, p24) pada wilayah tes 1 dan rekombinan HIV-2 capture antigen 1

description

makalah

Transcript of Makalah Imun HIV_II

Page 1: Makalah Imun HIV_II

Praktikum XI

Pemeriksaan Anti – HIV

Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 8 Juni 2013.

Tempat : Laboratorium Patologi Klinik, Poltekkes

Denpasar.

I. Tujuan

Untuk dapat mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus HIV-1 termasuk

subtipe -0 dan HIV -2 dalam serum manusia, plasma atau whole blood pasien

secara kualitatif

II. Metode

Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah immunokromatografi

rapid test.

III. Prinsip

Ketika sejumlah sampel mengandung antibodi HIV diteteskan pada lubang

sampel , antibodi HIV akan bereaksi dengan rekombinan antigen HIV 1 / 2

(gp41, p24 dan gp36) yang telah dilapisi dengan koloidal emas membentuk

kompleks antigen – antibodi. Kemudian, dengan bantuan diluents assay,

kompleks antigen – antibodi ini akan bermigrasi secara kromatografi menuju

daerah uji ( T ) yang telah dilapisi oleh rekombinan HIV-1 capture antigen (gp41,

p24) pada wilayah tes 1 dan rekombinan HIV-2 capture antigen (gp36) pada

wilayah tes 2, membentuk kompleks antigen – antibodi – antigen captured yang

akan menimbulkan reaksi warna.

IV. Dasar Teori

4.1 Definisi HIV

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah penyebab acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus HIV diklasifikasikan ke dalam

golongan lentivirus atau retroviridae. Genom virus ini adalah RNA, yang

1

Page 2: Makalah Imun HIV_II

mereplikasi dengan menggunakan enzim reverse transcriptase untuk menginfeksi

sel mamalia (Anonim, 2012).

Virus ini akan membunuh limfosit T helper (CD4), yang menyebabkan

hilangnya imunitas yang diperantarai sel. Selain limfosit T helper, sel-sel lain

yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya seperti makrofag dan monosit

juga dapat diinfeksi oleh virus ini. Maka berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh

manusia yang mengindikasikan berkurangnya sel-sel darah putih yang berperan

dalam sistem pertahanan tubuh manusia, sehingga ini meningkatkan probabilitas

seseorang untuk mendapat infeksi oportunistik (Anonim, 2012).

4.2 Jenis Virus HIV

Terdapat 2 jenis virus HIV penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Kedua

tipe HIV ini bisa menyebabkan AIDS, tetapi HIV-1 yang paling banyak

ditemukan di seluruh dunia, dan HIV-2 banyak ditemukan di Afrika Barat

(Anonim, 2012).

Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok

utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang

berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah

subtipe virus yang tergabung di dalamnya. Namun, kedua kelompok tersebut

memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe

yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda (Anonim, 2012).

4.3 Patogenesis HIV

Sel T yang telah diinfeksi oleh HIV akan berada di kelenjar getah bening

sehingga mencapai ambang replikasi yang akan dicapai dalam 2-6 minggu.

Seterusnya berlaku pengeluaran plasma viremia. Proses ini dikatakan infeksi HIV

primer. Virus akan mula menyebar ke seluruh tubuh. Puncak viremia akan

menurun secara spontan selepas 2-4 minggu disebabkan respon imun primer

terhadap HIV. Walaupun plasma viremia ditekan setelah serokonversi, virus HIV

2

Page 3: Makalah Imun HIV_II

masih terdapat dalam tubuh dan genom HIV dapat ditemukan dalam sel T.

Setelah puncak viremia berkurang, sel CD4 akan kembali ke tingkat dasar, tetapi

tetap lebih rendah dari yang terlihat pada saat pre-infeksi ini tahap dikatakan

infeksi HIV kronik asimptomatik. Masa laten infeksi ini berlaku selama 10 tahun

(Anonim, 2012).

Penurunan CD4 pada tahap kronik asimptomatik, membuktikan bahwa virus

HIV membunuh sel CD4 melalui cara lisis. Kematian sel yang telah diinfeksi oleh

HIV juga disebabkan oleh limfosit CD8 sitotoksik. Efektivitas sel T sitotoksik ini

terbatas karena protein virus yaitu tat dan nef akan menggurangkan sintesa

protein MHC kelas I. Hipotesa lain yang menerangkan tentang kematian sel T

helper adalah HIV berfungsi sebagai superantigen. Ini akan mengaktivasikan sel

T helper lain dan sehingga sel yang diinfeksi oleh HIV mati. Infeksi sel limfosit

dan produksi HIV berlaku secara berterusan. Maka, apabila sel CD4 kurang dari

200 x 109/l, ini menyebabkan imunosupresi yang menyebabkan terjadinya infeksi

oportunistik (Anonim, 2012).

4.4 Cara Penularan

HIV dapat ditemukan di darah dan cairan tubuh manusia seperti semen dan

cairan vagina. Virus ini tidak dapat hidup lama di luar tubuh, maka untuk

transmisi HIV perlu ada penukaran cairan tubuh dari orang yang telah terinfeksi

HIV. Cara menular virus ini paling banyak adalah melalui kontak seksual, jarum

suntik, dan dari ibu ke anak (Anonim, 2012).

1. Hubungan seksual

Secara global, penularan virus HIV paling banyak berlaku melalui

heteroseksual.

2. Pengguna narkoba jarum suntik

Pengguna narkoba jarum suntik adalah kelompok risiko tinggi untuk mendapat

HIV. Berkongsi penggunaan jarum suntik secara bergantian adalah cara yang

efisien untuk transmisi virus yang menular melalui darah seperti HIV dan

3

Page 4: Makalah Imun HIV_II

Hepatitis C. Cara ini akan meningkatkan risiko tiga kali lebih besar daripada

transmisi HIB melalui hubungan seksual.

3. Penularan dari ibu ke anak

Wanita hamil yang mempunyai HIV boleh mentransmisi virus ini saat hamil,

partus dan saat menyusui.

4. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus

HIV.

5. Infeksi di tempat kesehatan

Hospital dan klinik harus berhati-hati dalam pencegahan penyebaran infeksi

melalui darah (Fan, Conner dan Villarreal, 2011).

Terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain

(Anonim, 2012) :

1. Bekerja atau berada di sekeliling penderita HIV/AIDS.

2. Dari keringat, ludah, air mata, pakaian, telepon, kursi toilet atau melalui hal-

hal sehari-hari seperti berbagi makanan.

3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.

4.5 Pemeriksaan HIV

Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu (Anonim, 2012) :

1. Tes PCR

Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi

berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan

materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal

sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR

DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau

tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan

dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi

4

Page 5: Makalah Imun HIV_II

asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak

awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada

bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena

biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan

hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.

2. Tes antibodi HIV

Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan

tes antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan

menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV

akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin.

Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk

mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva)

manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan

tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan apabila

menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu

kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua

hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes

antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut

adalah Western blot.

Kelebihan dari rapid test antibodi HIV ini yaitu :

Hasil dapat diketahui dengan cepat

Proses pengerjaan sederhana dan mudah

Kelemahan dari rapid test antibodi HIV ini yaitu :

Biayanya cukup mahal

Meskipun hasil positif dapat mengindikasikan infeksi HIV-1 atau 2

HIV-virus, diagnosis AIDS hanya dapat dilakukan atas dasar

5

Page 6: Makalah Imun HIV_II

klinis, untuk sampel berulang kali diuji sebagai positif, tes

tambahan yang lebih spesifik harus dilakukan.

Pengujian immunochromatographic saja tidak dapat digunakan

untuk mendiagnosa AIDS bahkan jika antibodi HIV-1 dan / atau

HIV-2 terdapat dalam spesimen pasien.

Sebuah hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan HIV-1

dan / atau infeksi HIV-2 Spesimen mungkin mengandung antibodi

HIV-1 dan / atau HIV-2.tapi jumlahnya atau kadarnya rendah

3. Tes antigen HIV

Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang

memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam

jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes

antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi

yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena

sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap

HIV terbentuk.

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

Mikropipet 10 µL dan 20 µL

Stopwatch

Blood lancet

Pipet kapiler

Yellow tip atau white tip

5.2 Bahan

Sampel (wholeblood, darah kapiler, plasma atau serum)

6

Page 7: Makalah Imun HIV_II

SD Bioline HIV-1/2 3.0 Rapid Test

Expired Date : 25 Februari 2013

Suhu Penyimpanan : 1 - 30o C

Terdiri dari :

Cassete Test ( SD Bioline HIV-1/2 3.0 Rapid Test )

Dilluent assay

Kapas kering

Alcohol swab

VI. Prosedur Kerja

6.1 Pemeriksaan Menggunakan Sampel Darah Vena, Plasma atau Serum

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Semua komponen pemeriksaan dikondisikan dari suhu ruang dan

diletakkan pada meja yang datar.

3. Prosedur kerja dari test kit dibaca dengan hati – hati dan diperhatikan

tanggal kadaluwarsa test kit yang tertera pada kemasan.

4. Cassette test dikeluarkan dari kemasan dan diperhatikan kelengkapan dari

test kit yang akan digunakan dalam pemeriksaan.

5. Cassette test diletakkan pada meja yang datar, bersih dan kering

6. Untuk sampel plasma atau serum ditambahkan sebanyak 10 µL saampel

ke dalam sumur uji, sedangkan untuk sampel darah vena ditambahkan

sebanyak 20 µL sampel.

7. 4 tetes diluents assay ditambahkan ke dalam sumur sampel.

8. Test akan mulai bekerja dengan adanya pergerakan warna ungu

sepanjang membrane uji cassette test.

9. Hasil test dibaca dalam selang waktu 5 – 20 menit. Pembacaan hasil

setelah 20 menit dianggap invalid.

6.2 Pemeriksaan Menggunakan Sampel Darah Kapiler

7

Page 8: Makalah Imun HIV_II

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Semua komponen pemeriksaan dikondisikan dari suhu ruang dan

diletakkan pada meja yang datar.

3. Prosedur kerja dari test kit dibaca dengan hati – hati dan diperhatikan

tanggal kadaluwarsa test kit yang tertera pada kemasan.

4. Cassette test dikeluarkan dari kemasan dan diperhatikan kelengkapan dari

test kit yang akan digunakan dalam pemeriksaan.

5. Cassette test diletakkan pada meja yang datar, bersih dan kering

6. Ujung jari yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan alcohol swab

dan ditunggu beberapa saat sampai kering.

7. Ujung jari ditusuk menggunakan lancet, tetesan darah pertama

dibersihkan dengan kapas kering. Tetesan berikutnya diambil

menggunakan pipet kapiler.

8. Sebanyak 20 µL darah diteteskan ke dalam sumur uji menggunakan pipet

kapiler.

9. 4 tetes diluents assay ditambahkan ke dalam sumur sampel.

10. Test akan mulai bekerja dengan adanya pergerakan warna ungu

sepanjang membrane uji cassette test.

11. Hasil test dibaca dalam selang waktu 5 – 20 menit. Pembacaan hasil

setelah 20 menit dianggap invalid.

VII. Interpretasi Hasil

NEGATIF

Hanya muncul 1 garis warna pada garis Conrol “C” dalam jendela hasil

8

Page 9: Makalah Imun HIV_II

POSITIF HIV 1

Muncul 2 garis warna pada garis Control “C” dan garis uji “T1” dalam

jendela hasil

Muncul 3 garis warna pada garis Control “C”, garis uji “T1” dan garis

warna lemah pada garis uji “T2”

9

Positif kuat

Positif sedang

(medium)

Positif lemah

Page 10: Makalah Imun HIV_II

POSITIF HIV 2

Muncul 2 garis warna pada garis Control “C” dan garis uji “T2” dalam

jendela hasil

Muncul 3 garis warna pada garis control “C”, garis uji “T2” dan garis

warna lemah pada garis uji “T1”

10

Positif lemah

Positif kuat

Positif sedang

(medium)

Page 11: Makalah Imun HIV_II

Catatan :

(HIV 1 dan 2 Positif)

Jika ketebalan pita antara garis uji 1 dan garis uji 2 sangat mirip satu

sama lain, ia dapat menjadi positif HIV-1 dan HIV-2 . Dalam hal ini, untuk

mengetahui jenis virus yang tepat dianjurkan untuk mengkonfirmasinya

dengan menggunakan western blot.

INVALID

Tidak ada garis warna yang muncul pada daerah C ( control ).

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Makalah Imun HIV_II

Anonim. 2012. HIV.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31678/4/Chapter%20II.pdf

(Diakses tanggal 1 Juni 2013)

Anonim. 2012. Infeksi HIV.

http://medicastore.com/2012/penyakit/33/Infeksi_HIV.html (Diakses tanggal

1 Juni 2013)

Anonim. 2012. HIV. http://id.wikipedia.org/2012/HIV.html (Diakses tanggal 1 Juni

2013)

12

Page 13: Makalah Imun HIV_II

MAKALAH IMMUNOSEROLOGI

Pemeriksaan Anti - HIV

Kelompok 3

1. Made Anggi Edita Pardini P07134011022

2. Putu Yulia Anggreni P07134011024

3. I Ketut Widiarta P07134011026

4. Kadek Susi Wiandari P07134011028

5. Ni Putu Mayasari P07134011030

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII ANALIS KESEHATAN

2013

13