Makalah Ilmu Perilaku Sosial

download Makalah Ilmu Perilaku Sosial

of 5

description

Pengemis

Transcript of Makalah Ilmu Perilaku Sosial

Disusun oleh : Kelompok 71. 171410B2. 171410B3. 171410B4. 171410B5. Evie Rosiana Dewi17141088B

DIII FARMASI FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SETIA BUDI2015BAB ILATAR BELAKANGPengemis sebagai masalah sosial yang cukup signifikan, sudah menjadi kontroversi didalam masyarakat dan memunculkan perbedaan pendapat tentang bagaimana cara menanggulanginya dan siapa yang bertanggung jawab atas mereka. Berbagai solusi dan kebijakan sudah dikemukakan, namun seolah-olah solusi dan kebijakan itu menimbulkan kebuntuan dan kontroversi tersendiri.Pengemis seringkali dianggap sebagai sampah masyarakat, karena baik pemerintah maupun masyarakat merasa terganggu oleh kehadiran mereka yang lalu lalang di perempatan lalu lintas, di pinggir jalan, di sekitar gedung perkantoran, pertokoan, dan banyak tempat-tempat lain yang seringkali di jadikan tempat beroperasi. Belakangan ini pengemis, pengamen, dan gelandangan semakin banyak berkeliaran di jalanan, terutama di kota-kota besar lainnya. Misalnya, mereka beroperasi di perempatan atau pertigaan jalan, di pinggir jalan dan di sekitar terminal. Pemuda, remaja, pasangan suami-istri, anak-anak, dan perempuan renta semakin menyesaki ruang publik kita. Itulah yang menyebabkan sebagian besar dari kita merasa sangat terganggu dengan keberadaan mereka yang hampir ada dimana-mana dan membuat kita merasa tidak nyaman. Mungkin hal-hal tersebut yang akhirnya membuat pemerintah dan masyarakat menganggap mereka sebagai sampah masyarakat. Sering kita melihat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) merazia Pengemis dan Gelandangan untuk dibawa ke Dinas Sosial dengan alasan dan dalih untuk Di Bina dan Di Didik secara baik sehingga mereka tidak kembali ke jalan lagi. Hal itu merupakan salah satu akibat dari kemiskinan. Kemiskinan memang saat ini masih belum ada solusinya, tetapi tampaknya Pemerintah masih belum maksimal dalam menangani masalah kemiskinan. Dan itu bukan hanya salah Pemerintah saja tetapi kita juga harus dapat mengatasi kemiskinan tersebut, karena untuk mengubah kemiskinan harus dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak dari semakin banyaknya pengemis dan pengamen jalanan dimana-mana yang kadang mengganggu kenyamanan kita.BAB IIPERILAKU DALAM MASYARAKAT1. Mengemis karena malas bekerjaPengemis karena malas bekerja inilah yang menyebabkan jumlah pegemis di Indonesia sangat banyak. Pengemis pada kategori ini, orangnya mempunyai anggota tubuh yang sangat lengkap namun dihinggapi penyakit malas. Pengemis semacam inilah yang harus diberantas oleh pemerintah. Seperti kasus pengemis di Jakarta berasal dari daerah yang sebenarnya kehidupannya di daerah cukup lumayan, memiliki tempat tinggal yang baik. Tetapi ada juga yang memang tidak memiliki apa-apa. Namun sebenarnya mengemis adalah sangat tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang lengkap anggota tubuhnya, karena kan bisa bekerja. 1. Mengemis karena menginginkan jabatan.Pengemis semacam inilah yang merusak/ menghambat pembangunan di Indonesia. Mereka yang tergolong pada kelompok ini mengemis pada atasannya dengan berbagai cara untuk memperoleh job/ jabatan. Ada yang selalu bersilaturrahmi ke rumah atasannya, ada yang selalu memberikan hadiah kepada atasannya, ada juga yang gila hormat kepada atasannya menunggu atasan di depan pintu untuk dijemput dan hormat-hormat sambil membungkukkan tubuhnya kemudian mengikutinya dari belakang dengan harapan disapa.

BAB IIIUPAYA MERUBAH PERILAKU1. Pemerintah harus menjamin rumah-rumah singgah atau panti-panti yang dibiayai sepenuhnya negara bagi yang betul-betul mengalami disability (ketidakmampuan fisik), seperti tuna netra, atau orang jompo.2. Memberikan edukasi dan pembinaan sosial dan keagamaan pada pengemis jalanan.3. Tidak mengabaikan latar belakang pengemis.4. Masyarakat yang fakir miskin, seharusnya diberikan pembinaan oleh negara dengan berbagai program pemberdayaan yang prospektif. Berbagai program yang diarahkan untuk pengentasan kemiskinan.5. Melakukan pembinaan fisik dan mental yaitu penerapan hidup sehat dengan berolahraga sedangkan pembinaan mental yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan dan pemahaman dan nasehat bagaimana mereka bisa berhenti meminta-minta.6. Melakukan pelatihan keterampilan berupa pelatihan tataboga bagi perempuan dan pelatihan pertukangan/pembangunan untuk para laki-laki.7. Pemerintah menghimbau kepada masyarakat yang ingin bersodaqah dan berinfaq, sebaiknya jangan memberikan kepada para pengemis musiman. Lebih baik infaq dan shodaqah diberikan kepada lembaga resmi yang sudah diakui kreadibilitasnya atau disalurkan sendiri ke orang dekat yg dikenal memang faqir dan miskin sebagaimana syariat agama. Banyaknya pengemis di Indonesia ini sangat melemahkan citra bangsa dan negara indonesia. Mengemis sangat tidak dianjurkan oleh agama karena tidak pantas menerima dengan meminta-minta.

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2013. Masalah Sosial Pengemis Musiman. http://ardiansyah0926.blogspot.co.id/2014/01/makalah-masalah-sosial-pengemis musiman.html (diakses pada tanggal 30 September 2015).Dwicahyani, S. 2013. Masalah Sosial Pengemis Musiman. https://sucidwicahyani.wordpress.com/2013/11/27/173/ (diakses pada tanggal 30 September 2015).