Makalah Ilmu Gizi

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang membangun, bangsa Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan negara lain yang sudah lebih maju. Di bidang kesehatan, bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan. Tingginya angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia sangat berkaitan dengan buruknya status gizi. Ironisnya, dibeberapa daerah lain atau pada sekelompok masyarakat Indonesia yang lain terutama di kota-kota besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kelebihan gizi; meledaknya kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi serius bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan terus 1

Transcript of Makalah Ilmu Gizi

Page 1: Makalah Ilmu Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang membangun, bangsa

Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika

dibandingkan negara lain yang sudah lebih maju. Di bidang kesehatan, bangsa

Indonesia masih harus berjuang memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan

kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat kesehatan

masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan.

Tingginya angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia

sangat berkaitan dengan buruknya status gizi. Ironisnya, dibeberapa daerah lain

atau pada sekelompok masyarakat Indonesia yang lain terutama di kota-kota

besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya

kelebihan gizi; meledaknya kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia

akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi

serius bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Tentu

hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus dan bukan merupakan isapan jempol

belaka. Jika ini dibiarkan terus menerus, makin banyak penduduk yang

menngalami penyakit bahkan meninggal akibat masalah gizi ini. Untuk itu , disini

penulis membahas mengenai  isu-isu mengenai masalah gizi yang ada di

Indonesia.

1

Page 2: Makalah Ilmu Gizi

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Ilmu Gizi yang diberikan dosen yang bersangkutan serta

memberitahukan dan menjelaskan apa-apa saja masalah gizi utama di

Indonesia.

b. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami mengenai

permasalahan gizi di Indonesia

b. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami penyakit – penyakit

yang disebabkan oleh permasalahan gizi di Indonesia

c. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami penyebab

permasalahan gizi di Indonesia

d. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dampak permasalahan

gizi.

2

Page 3: Makalah Ilmu Gizi

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Masalah Gizi di Indonesia

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang,

kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara

asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi

penyakit (infeksi). Ketidakseimbangan ini mengakibatkan gizi kuranag maupun

gizi lebih.

Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukkan 2 kondisi yang ekstrim. Mulai

dari kelaparan sampai pola makanan yang mengikuti gaya hidup, yaitu rendah

serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai kegemukan. Hal

yang sama juga terjadi di indonesia. Saat sebagian besar bangsa indonesia masih

menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi dan anak secara bersamaan

timbul masalah gizi lain, yaitu gizi lebih yang berdampak pada obesitas. Hal ini

akan menghambat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat

berperan penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa.

Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab kekurangan gizi.

Konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman dapat memenuhi

kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan berkembang. Gizi pada ibu hamil

sangat berpengaruh pada perkembangan otak janin, sejak dari minggu keempat

pembuahan sampai lahir dan hingga anak berusia 3 tahun (golden age).

Data riset kesehatan dasar (riskesdes) – 2010 menunjukkan bahwa rata-

rata asupan kalori dan protein anak balota indonesia masih di bawah Angka

Kecukupan Gizi (AKG). Sekitar sepertiga anak masih mengalami status gizi

pendek (termasuk sangat pendek) dan seperempat balita masih mengalami gizi

kurang (termasuk gizi buruk). Akibatnya tinggi badan rata-rata balita indonesia

3

Page 4: Makalah Ilmu Gizi

lebih pendek daripada standar rujukan WHO 2005 dan mempunyai resiko

kehilangan tingkat kecerdasan.

Gizi buruk pada anak masih menjadi masalah di indonesia, bahkan sampai

tahun 2011 ada sekitar 1 juta anak yang mengalami gizi buruk diantara 240 juta

penduduk indonesia. Kasus tersebut mayoritas berada di daerah timur indonesia,

seperti di Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Salah satu faktor penyebabnya

adalah letak geografis yang jauh dan fasilitas kesehatan. Penyebab lainnya adalah

faktor prilaku, seperti pengelolaan pangan yang tidak benar, akibat faktor

pendidikan yang rendah di masyarakat.

2.2 Gizi Kurang

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada

tahap awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu tertentu

berat badan akan menurun disertai dengan menurunnya produktivitas kerja.

Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi krangan dan

gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang

mencukupi, tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan kematian.

Kekurangan zat gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan

kuantitas menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh, seperti:

Gangguan pertumbuhan

Gangguan produksi kerja

Gangguan pertahanan tubuh

Gangguan struktur dan fungsi otak

4

Page 5: Makalah Ilmu Gizi

Gizi kurang dibedakan menjadi zat gizi makro (makronutrien) dan zat gizi

mikro (mikronutrien). Dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh membutuhkan

makronutrien, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan mikronutrien, vitamin, yodium,

zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya. Kekurangan mikronutrien dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti kekurangan vitamin A (KVA), gangguan

akibat kekurangan iodium (GAKI) dan anemia yang megacu pada berat bayi lahir

rendah (BBLR), gangguan intelektual, gangguan pertumbuhan, penurunan kekebalan

bahkan kematian.

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan berat lahir rendah adalah akibat dari ibu hamil penderita

kurang energi kronis (KEK) da mempunyai status gizi buruk. BBLR

berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, yang akan

berdampak terhadap kualitas generasi mendatang, yaitu memperlambat

pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada

penurunan kecerdasan (IQ). setiap anak yang berstatus gizi buruk

mempunyai resiko kehilangan IQ 10 – 13 poin.

Gizi Kurang pada Balita

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di

indonesia. rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-

hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Gangguan Pertumbuhan

Dampak gizi buruk pada anak balita adalah terjadinya gangguan

pertumbuhan pada anak usia sekolah.

Kurang Energi Kronis

KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil

(bumil). KEK adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan

makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.

5

Page 6: Makalah Ilmu Gizi

Pada Wanita Usia Subur (WUS)

Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan pendekatan

yang potensial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kesehatan ibu

dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan

menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik, dan akan mempunyai risiko

yang kecil terhadap timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan.

Dari data Susenas pada tahun 1999 menunjukkan bahwa status gizi pada

WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2 %. Hasil

analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita

dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %.

Pada Ibu Hamil (Bumil)

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak

pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

(BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan,

sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak.

Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000

kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah

390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data

Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah

27.6 %.

PENYEBAB MASALAH

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.)

sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.

Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

6

Page 7: Makalah Ilmu Gizi

a. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit secara langsung menyebabkan gizi kurang. timbulnya

gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga

penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit,

dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak

memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan

akan mudah terserang penyakit.

b. Penyebab tidak langsung

Ketahanan pangan keluarga kurang memadai. setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

Anggota keluarga dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun

mutu gizinya.

Pola pengasuhan anak kurang memadai.setiap keluar dan masyarakat

diharapkan dapat menyediakan waktu,perhatian dan dukungan

terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik secara

fisik,mental maupun social.

Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. System

pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penjaminan

air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh

setiap keluarga yang membutuhkan.

Pokok masalah di masyarakat

Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya

masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.

Akar masalah

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan

sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan

kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang

7

Page 8: Makalah Ilmu Gizi

menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya

kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak

memadai.

Tidak tersedianya makanan secara adekuat terkait langsung dengan kondisi

sosial ekonomi. Kadang-kadang bencana alam, perang maupun kebijakan politik

maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan menyebabkan hal ini.

Kemiskinan sangat identik dengan tersedianya makan yang adekuat. Data

Indonesia dan negara lain menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara kurang

gizi dengan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah

gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin

kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang kekurangan gizi.

Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-

negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan

paling mendasar yaitu pangan pun sering tidak bisa terpenuhi. Laju pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan

akan menyebabkan krisis pangan. Inipun menjadi penyebab munculnya penyakit

kurang gizi.

Pengangguran meningkat sehingga mencari makan susah, biaya pendidikan

dan biaya hidup meningkat yang menyebabkan masyarakat tidak mampu membeli

makanan yang berkualitas.

8

Page 9: Makalah Ilmu Gizi

Berikut masalah gizi kurang yang dialami sebagian penduduk Indonesia:

KEP (Kurang Energi Protein) / Protein Energi Malnutrition (PEM) / Protein

Calorie Malnutrition (PCM)

Suatu penyakit kurang gizi karena tubuh kurang memperoleh makanan

berupa sumber zat tenaga (energy) dan sumber zat pembangun (protein) dalam

waktu yang lama. Bila ditimbang, titik berat badan anak pada KMS terletak

dibawah garis merah atau kurang 60% dari berat anak seharusnya. Pravelensi

tinggi terjadi pada balita,ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui.

KEP berat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu: tipe kwarshiorkor dan tipe marasmus

atau tipe marasmikwashiorkor.

Gejala klinis KEP ringan adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan berkurang atau bahkan berhenti

Berat badan berkurang,terhenti bahkan menurun

Ukuran lingkar lengan menurun

Maturasi tulang terlambat

Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun

Tebal lipat kulit normal atau menurun

Aktivitas dan perhatian kurang

Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

Adapun penyebab KEP ringan yaitu:

Masukan makanan baik kuantitas dan kualitas yang rendah

Gangguan system pencernaaan atau penyerapan makanan

Pengetahuan yang kurang tentang gizi

9

Page 10: Makalah Ilmu Gizi

Dampak KEP

KEP dapat mengakibatkan dampak secara luas, ada dua dampak utama dari

KEP. Pertama, dampak terhadap kematian anak. Suatu penelitian menunjukkan

bahwa jelas terdapat hubungan KEP dengan kematian bayi dan anak, hal tersebut

tidak berdiri sendiri melainkan hasil kombinasi dari KEP dan kekurangan zat gizi

lainnya, misalnya angka kematian bayi lahir yang tinggi ada hubungannya dengan

KRP dan kekurangan yodium. Selain itu dampak kedua utama dari KEP sangatlah

berhubungan dengan menurunnya produktivitas kerja. Penelitian di Guatemala

menunjukkan sekelompok anak yang memperoleh makanan tambahan yang kaya

energi dan protein menujukkan pertumbuhan badan dan tingkat kecerdasan yang baik

dibanding dengan teman-temannya yang tidak mendapatkan makanan tambahan.

Beberapa penelitian lain menunjukkan adanya hubungan antara tinggi badan dan

produktivitas kerja.

Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan,rentan terhadap

penyakit, terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan menurunnya tingkat

kecerdasan.

Anak dengan KEP akan mengalami gangguan bebeapa organ, antara lain adalah:

saluran pencernaan, pankreas, hati, ginjal, sistem hematologik, sistem kardiovaskuler,

dan sistem pernafasan

Dampak Kekurangan Energi Protein (KEP)

Pada anak-anak:

- Menghambat pertumbuhan

- Rentan terhadap penyakit infeksi 

- Mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan

10

Page 11: Makalah Ilmu Gizi

Pada orang dewasa :                        

- Menurunkan produktifitas kerja 

- Menurunkan derajat kesehatan 

- Rentan terhadap serangan penyakit

Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan

sering timbul pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.

Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan protein dalam makanan,gangguan

penyerapan protein,kehilangan protein secara tidak normal, infeksi kronis ataupun

karena pendarahan. Berikut ini adalah gejala kwashiorkor:

Wajah seperti bulan “moon face” , sinar mata sayu

Pertumbuhan terganggu,berat dan berat tinggi badan lebih rendah

dibandingkan dengan berat badan normal.

Perubahan mental (sering menangis,pada stadium lanjut menjadi apatis)

Rambut merah,jarang, mudah dicabut.

Jaringan lemak masih ada.

Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak

keriput).

Terkadang terjadi pembengkakan tubuh (oedema) sehingga menyamarkan

penurunan berat badan dan Jaringan otot mengecil

.

11

Page 12: Makalah Ilmu Gizi

Marasmus

marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan

cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak menjadi “kurus” dan “emosional”.

Sering terjadi pada bayi yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi

makanan penggantinya, atau terjadi pada bayi yang diare.

Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan konsumsi zat gigi atau kalori

dalam makanan, kebiasaan makanan yang tidak layak dan penyakit-penyakit infeksi

saluran pencernaan. Berikut adalah gejala penderita marasmus:

Wajah seperti orang tua

Mata besar dan dalam, sinar mata sayu

Mental cengeng

Feces lunak atau diare

Rambut hitam, tidak mudah dicabut

Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang

hingga turgor kulit menghilang

Kulit keriput,dingin,kering dan mengendur

Perut buncit

12

Page 13: Makalah Ilmu Gizi

Kwashiorkor-marasmik

Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmur dan

kwashiorkor.

Program pemerintah untuk menanggulangi KEP diprioritaskan pada daerah-

daerah miskin dengan sasaran utama ibu-ibu hamil,bayi,balita dan ank sekolah

dasar.program tersebut mencakup berbagai kegiatan seperti penyuluhan

gizi,peningkatan pendapatan keluarga,peningkatan pelayanan kesehatan, KB-

Keluarga berencana. Adapun pemantauan tumbuh kembang anak diupayakan melalui

keluarga, dasawisma dan posyandu.

Kekurangan vitamin A (KVA)

Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari

luar tubuh,dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena

tidak larut dalam air. Kekurangan asupan vitamin A bisa menyebabkan diare yang

bisa berujung pada kematian dan pneumonia.

Pravelensi tertinggi terjadi pada balita. Hal ini disebabkan oleh intake

makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah,rendahnya konsumsi

vitamin A dan pro vitamin A pada ibu hamil sampai melahirkan sehingga

mempengaruhi kadar vitamin A yang terkandung dalam ASI. Selain itu dapat

13

Page 14: Makalah Ilmu Gizi

disebabkan oleh MP-ASI yang kurang kandungan vitamin A, gangguan absorbs

vitamin A atau pro vitamin A (Penyakit pancreas,diare kronik,KEP),gangguan

konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.

Akibat kekurangan vitamin A:

Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi (misalnya

sakit batuk,diare dan campak)

Rabun Senja (anak tak dapat melihat suatu benda,jika ia tiba-tiba berjalan dari

tempat yang terang ke tempat yang gelap). Rabun senja dapat berakhir pada

kebutaan.

Cara mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A:

Setiap hari anak diberi makanan yang mengandung sumber vitamin A, seperti

hati ayam.

Setiap hari anak dianjurkan makan sayuran hijau dan buah-buahan berwarna

Sebaiknya sayuran ditumis menggunakan minyak atau dimasak dengan

santan,sebab vitamin a larut dalam minyak santan

Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak setiap 6 bulan di posyandu.

Kenapa di jawa barat dan di sumatera barat banyak yang mengalami kekurangan

vitamin A? padahal orang jawa barat mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sayuran

dan pasokan pangan dan ketersediaan pangan sumber vitamin A pun banyak

Jawaban : karena rata-rata orang jawa barat mengkonsumsi makanan yang

mengandung rendah lemak dan protein padahal lemak itu diperlukan dalam

metabolisme vitamin A dan vitamin A dapat larut dalam tubuh karena adanya lemak.

14

Page 15: Makalah Ilmu Gizi

Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada ibu segera setelah melahirkan.

Pemerintah terus berupaya menanggulangi penyakit gizi ini hingga sejak tahun 2006

telah dapat ditangani,namun karena kekurangan vitamin A (KVA) pada balita dapat

menurunkan daya tahan tubuh. Maka,suplementasi vitamin A tetap harus diberikan

pada balita. Berikut upaya yang telah dilakukan pemerintah:

Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A

Fortifikasi vitamin A (Susu,MSG,tepung terigu,mie instan).

Distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU

pada bulan februari dan agustus ), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-

12bulan (100.000 IU)

Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID

UNICEF/HKI/IVACG, 1996 sebagai berikut:

1. Buta Senja (XN)

Penyakit ini terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.Pada keadaan

ringan sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang

setelah lama berada di cahaya terang.Penglihatan menurun pada senja hari,

dimana penderita tak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya,

sehingga disebut buta senja. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup

menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A

darah yang menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina

mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin. Kemampuan melihat

dalam kedaan samar-samar dihubungkan dengan ujung-ujung saraf

(road dan cone) yang terdapat dalam retina.Cone terutama bereperan dalam

cahaya siang dan membedakan warna sedangkan roadmengontrol penglihatan

pada malam hari (Almatsier 2006).

2. Xerosis Konjungtiva (X1A)

15

Page 16: Makalah Ilmu Gizi

Penyakit ini merupakan pengeringan selaput permukaan kelopak mata dan

bola mata (Depkes 2003).

3. Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot (X1B)

Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan

tanda khas pada  penderita xerophtalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria

penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.Pada keadaan berat

tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva, konjungtiva

tampak menebal berlipat-lipat dan berkerut (Depkes 2003).

4. Xerosis Kornea (X2)

Pada penyakit ini kornea akan tampak suram dan kering dengan permukaan

tampak kasar. Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita

penyakit infeksi dan sistemik lain) (Depkes 2003).

5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea (X3A dan X3B)

Keadaan umum penderita  sangat buruk. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi

kornea (kornea pecah). Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir 

dengan perforasi dan prolaps jaringan isi bola mata dan membentuk cacat

tetap yang dapat menyebabkan kebutaan. Keadaan umum yang cepat

memburuk dapat mengakibatkan keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus

melalui tahap-tahap awal xerophtalmia (Depkes 2003). 

Kekurangan vitamin A pada taraf ringan seperti XN dan XIB dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin A

berpengaruh terhadap sintesis protein dan perkembangan tulang dan sel epitel

yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Makin rendah kadarserum

Vit. A makintinggi penyakitinfeksi dan kurangenergi protein. Pada

kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak

normal.Vitamin A berupa asam retinoat berperan dalam anak-anak yang

terjadi kegagalan dalam pertumbuhan (Almatsier 2006)

GAKY (GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM)

16

Page 17: Makalah Ilmu Gizi

GAKY tidak berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi suatu

masyarakat melainkan dengan geografis. Penyakit ini merupakan masalah dunia

yang terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup

mengandung yodium. Kekurangan yodium saat janin yang berlanjut dengan gagal

dalam pertumbuhan anak sampai usia 2 tahun dapat berdampak buruk pada

kecerdasan secara permanen.

Definsi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjer tiroid

secara perlahan menyebabkan pembesaran kelenjer gondok. Beriku spektrum

gangguan akibat kekurangan yodium.

Pada fetus (janin): abortus,lahir mati,kematian parinatal,kematian

bayi,kretinisme nervosa (bisu tuli,defisiensi mental,mata juling), cacat

bawaan,kretinisme,kerusakan psikomotor.

Anak dan remaja: gondok,gangguan fungsi mental (IQ rendah),gangguan

perkembangan.

Dewasa: gondok,hipotiroid,gangguan fungsi mental.

Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) dapat di atasi melalui garam yang

telah difortifikasi yodium sesuai standar berikut adalah

pencegahan/penanggulangan GAKY:

Setiap kali memasak,selalu gunakan garam beryodium di rumah

tangga.

Untuk daerah gondok endemik,anak-anak 1-5 diberi kapsul yodium

selama 1 tahun.

Bila anak dengan pembesaran kelenjer gondok atau kerdil harus segera

melaporkannya pada petugas kesehatan di puskesmas.

Program pemerintah dalam pencegahan kekurangan yodium :

17

Page 18: Makalah Ilmu Gizi

- Suntik yodium setiap 4 tahun

- Kapsul yodium

ANEMIA GIZI BESI (AGB)

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu

atau beberapa bahan yang di perlukan untuk pematangan eritrosit. Anemia gizi

besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin.

Prevalensi tertinggi terjadi di daerah miskin,gizi buruk dan penderita infeksi.

Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi menjadi salah satu

penyebab terjadinya disfungsi oleh permanen. Difisiensi zat besi menurunkan

jumlah oksigen untuk jaringan,otot keangka,menurunnya kemampuan berfikir srta

erubahan tingkah laku.

Penderita anemia gizi besi akan mengalami gejala seperti berikut:

pucat,lemah,lesu,sering berdebar, sakit kepala,dan jantung membesar. Hal ini

akan mengakibatkan produktivitas rendah.

AGB dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang

mengandung zat besi, konsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi,infeksi

penyakit. Selain itu juga dapat disebabkan oleh distribusi makanan yang tidak

merata ke seluruh daerah.

Anemia, gizi kurang zat besi masih ditemukan pada 26,3% balita

indonesia tahun 2006. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko bayi

yang dilahirkan menderita kuang zat besi juga yang berdampak pada penurunan

kecerdasan anak. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk

menanganinya diantaranya:

Pemberian komunikasi,informasi,dan edukasi (KIE) serta suplemen

bertambah pada ibu hamil maupun menyusui.

18

Page 19: Makalah Ilmu Gizi

Pembekalan KIE keada kader dan orang tua serta pemberian suplemen

dalam bentuk multivitamin pada balita.

Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agarlebih

memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta pemberian suplemen

tambahan kepada anak sekolah.

Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian

suplemen kepada tenaga kerja wanita.

Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB oada wanita usia

subur.

2.3 GIZI LEBIH

Seiring dengan perkembangan teknologi,termasuk teknologi

pertanian,transportasi,dan informasi,terjadi juga perubahan aktifitas fisik dari pola

aktivitas aktif menjadi pola aktifitas kurang aktif. Hal ini di ikuti pula oleh transisi

gizi yang ditandai dengan perubahan pola makan,taraf aktivitas fisik,dan

komposisi tubuh.

Pola makan berubah menjadi fastfood atau junkfood. Aktivitas fisik

berubah dari aktivitas fisik aktif menjadi kurang aktif akibat perubahan struktur

pekerjan dan waktu luang untuk menonton televisi. Dengan pola aktivitas yang

semakin rendah mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk yang mengalami

kelebihan gizi, berupa overweight dan obesitas.

Obesitas adalah penyakit gizi berupa akumulasi jaringan lemak secara

berlebihan diseluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh prilaku makan yang

berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan,aktifitas fisik yang

rendah,gangguan psikologis,laju pertumbuhan yang sangat cepat,genetik atau

faktor keturunan juga gangguan hormon.

19

Page 20: Makalah Ilmu Gizi

Obesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi

kebutuhan tubuh dan biasanya disertai aktivitas jasmani. Ciri-ciri obesitas adalah

sebagai berikut:lebih berat dan lebih tinggi dari anak seusianya, hidung dan mulut

relatif kecildengan dagu yang berbentuk ganda, perut cenderung membuncit,

karna malu malas untuk bergaul danbermain dengan teman.

Kegemukan menurut distribusi lemak

Tipe andarioid (banyak pada pria/wanita yang menopouse)

Tipe ginoid (banyak pada wanita (berisiko lebih kecil,sukar turun

BB)

Kegemukan menurut kondisi sel

Tipe hiperlastik (jml.sel lemak)

Tipe hipertropik (ukuran sel >)pada wanita

Tipe hiperlastik-hipertropik

Kegemukan menurut umur

Saat bayi,anak-anak,dewasa

Kegemukan menurut tingkatan

Simple obesity (>20% BB ideal)

Mild obesity (>20-30% BB ideal)

Moderat obesity (>30-60% BB ideal)

Morbid obesiy (>60%)

Program pemerintah dalam mengatasi masalah gizi kurang

20

Page 21: Makalah Ilmu Gizi

Program perbaikan gizi makro diarahkan pada kelompok wanita usia subur,

pria/wanita dewasa, bayi dengan berat lahir rendah, ibu hamil, ibu menyusui, ibu

yang mempunyai balita, balita dan anak sekolah.

1. Tujuan Umum:

Menurunkan masalah gizi makro utamanya masalah kurang energi protein

terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan.

2. Tujuan Khusus:

1. Meningkatkan keadaan gizi keluarga dengan mewujudkan perilaku keluarga

yang sadar gizi

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerataan kegiatan pelayanan gizi ke

seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan

3. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu

untuk menurunkan prevalensi masalah gizi kurang dan gizi lebih

4. Meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita yang gizi buruk yang

benar-benar membutuhkan.

Subsidi langsung

Subsidi diberikan dalam bentuk paket dana (BLT) untuk pembelian makanan

tambahan,RASKIN dan penyuluhan kepada balita gizi buruk dan ibu hamil kurang

energi kronis

21

Page 22: Makalah Ilmu Gizi

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi

merupakan hal yang komplek di Indonesia. Sampai saat ini ada lima masalah gizi

utama di Indonesia, yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi

(AGB), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

(GAKI) dan Obesitas. Energi dan protein merupakan zat gizi makro, sedangkan

zat besi, vitamin A dan Iodium merupakan zat gizi mikro. Banyak faktor yang

mempengaruhi asupan gizi masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka dari

masalah-masalah di atas terus meningkat, yang secara otomatis juga

meningkatkan angka kematian penduduk. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya kekurangan pangan, penyakit infeksi seperti cacingan, lingkungan

yang kurang bersih serta penyebab tidak langsung lainnya seperti pola asuh orang

tua.

b. Saran

Sebaiknya, untuk mengurangi angka kematian akibat masalah-masalah

gizi di atas pemerintah mengadakan program yang lebih efektif dan

berkesinambungan seperti, meningkatkan upaya kesehatan ibu untuk mengurangi

bayi dengan berat lahir rendah, meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro,

meningkatkan program gizi berbasis masyarakat,  dan memperbaiki sektor lain

yang treakit erat dengan gizi (pertanian, air dan sanitasi, perlindungan,

pemberdayaan masyarakat dan isu gender), sehingga sedikit demi sedikit angka-

angka akibat masalah gizi di atas dapat dikurangi.

22

Page 23: Makalah Ilmu Gizi

DAFTAR  PUSTAKA

 Anonim. 2010. “Masalah-Masalah Gizi di Indonesia” dalamhttp://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/24/masalah-masalah-gizi-di-indonesia-2/ diakses pada 27 November 2012 pukul 21.00

Anonim. 2012.”Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” dalamhttp://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/05/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.08

Anonim. 2012. “Anemia Gizi Besi” dalamhttp://keperawatankomunitas.blogspot.com/2012/01/anemia-gizi-besi.htmldiakses pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim.2010. “Obesitas Kini Semakin Mewabah” dalamhttp://health.kompas.com/read/2010/11/02/09285713/Obesitas.Kini.Semakin.Mewabah diakses pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim. 2011. Gizi Buruk Ancam 4 Juta Anak Indonesia” dalamhttp://liputankita.com/berita-liputankita/gizi-buruk-ancam-4-juta-anak-indonesia-liputankita.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.18

23