Makalah Ibadah

45
DAFTAR ISI Halaman Judul........................................ i Daftar Isi........................................... ii I. Ibadah Dalam Islam............................... 1 1.1 Pengertian Ibadah.......................... 1 1.2 Urgensi Ibadah............................. 1 1.3 Tujuan Ibadah.............................. 2 1.4 Bentuk Ibadah.............................. II. Pelaksanaan Ibadah dan Hikmahnya................ 2.1 Thaharah.................................. 2.2 Shalat.................................... 2.3 Zakat..................................... 2.4 Puasa..................................... 2.5 Haji......................................

description

mengenai ibadah

Transcript of Makalah Ibadah

Page 1: Makalah Ibadah

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

I. Ibadah Dalam Islam.......................................................................................... 1

1.1 Pengertian Ibadah...................................................................................... 1

1.2 Urgensi Ibadah........................................................................................... 1

1.3 Tujuan Ibadah............................................................................................ 2

1.4 Bentuk Ibadah............................................................................................

II. Pelaksanaan Ibadah dan Hikmahnya...............................................................

2.1 Thaharah...................................................................................................

2.2 Shalat........................................................................................................

2.3 Zakat.........................................................................................................

2.4 Puasa.........................................................................................................

2.5 Haji...........................................................................................................

Daftar Pustaka

I. IBADAH DALAM ISLAM

Page 2: Makalah Ibadah

Q.S. Adz-Dzariyat: 56-57

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”

1.1 PENGERTIAN IBADAH

Secara Bahasa (Etimologi)

Ibadah (عبادة) artinya taat, tunduk, turut, ikut dan do’a.

Menurut Syara’ (Terminologi)

Menurut syara’ (hukum islam), ibadah memiliki banyak definisi, tetapi

makna dan maksudnya hanya satu. Definisi itu antara lain adalah :

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya

melalui lisan para Rasul-Nya

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla, yaitu

tingkatan tunduk yang paing tinggi disertai dengan rasa mahabbah

(kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah ialah istilah yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan

diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir

maupun bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Dalam arti luas, ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah atau

perbuatan dalam melaksanakan hubungan langsung dengan Allah.

Page 3: Makalah Ibadah

1.2 URGENSI IBADAH

1. Tujuan penciptaan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah,

idealnya setiap waktu kita diisi oleh ibadah. (Q.S. Adz-Dzariyat:56)

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

2. Misi pengutusan para nabi dan rasul adalah untuk mengingatkan manusia

untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi thoghut. (Q.S An-Nahl:36)

Artinya : “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap

umat (untuk menyerukan) : "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah

Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi

petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah

pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan

perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan

(rasul-rasul). Sembahlah Allah saja dan jauhkan segala sesuatu yang

menyebabkan kita jauh dari Allah (thoghut)/ jika sesuatu yang

menyebabkan kecenderungan kita kepada Allah berkurang maka itu

disebut thaghut (tidak harus berhala).”

3. Karna Allah mewajibkan ummat manusia untuk beribadah sampai mati

(Q.S. Al-Hijr:99)

Artinya : “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang

diyakini (ajal).”

Page 4: Makalah Ibadah

1.3 TUJUAN IBADAH

Tujuan ibadah dalam islam adalah semata untuk mendekatkan diri kepada

Allah (Taqarrub Ilallah) dan mencari ridha Allah (Mardhatillah)

sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah (Q.S. Al An-‘am:162-163)

:

Artinya : “Katakanlah, “Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku,

dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. Tiada sekutu bagi-

Nya, dan bagian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang

yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”

1.4 BENTUK IBADAH

Ibadah terdiri dari ibadah khusus (ibadah mahdah) dan ibadah umum

(ibadah ghair mahdah). Ibadah mahdah (khusus) adalah bentuk ibadah

langsung kepada Allah (hablumminallah) atau dicontohkan oleh Rasulullah.

Contoh : thaharah (bersuci,shalat,puasa,zakat, dan haji). Karena itu ibadah

ini harus sesuai dengan contoh Rasuullah. Penambahan dan pengurangan

dari contoh yang ditetapkan disebut bid’ah, yang menyebabkan ibadah itu

batal dan tidak sah. Sesuai dengan kaidah yang telah dirumuskan oleh para

ahli fiqih yaitu “Semua dilarang, kecuali yang diperintahkan Allah atau

yang dicontohkan Rasulullah”.

Adapun ibadah Ghair Mahdah adalah bentuk hubungan manusia dengan

manusia (habluminannas) atau hubungan dengan alam yang memiliki

makna ibadah. Contoh : silaturahmi. Syariat Islam tidak menentukan bentuk

dan macam ibadah ini. Apa saja perbuatan yang yang dikerjakan oleh

seorang muslim dapat bernilai ibadah, asalkan perbuatan tersebut bukan

perbuatan yang dilarang oleh Allah dan RasulNya serta diniatkan karena

Allah (lillahita’ala). Para ulama telah merumuskan kaidah ibadah umum,

Page 5: Makalah Ibadah

yaitu semua boleh dikerjakan, kecuali yang dilarang oleh Allah dan Rasul-

Nya.

Ibadah, baik umum maupun khusus adalah merupakan konsekuensi logis

dan implementasi dari keimanan kepada Allah yang tercantum dalam dua

kalimat syahadat, yaitu “Asyhadu allaa ilaha illallahu, wa asyhadu anna

Muhammadar Rasululah” ( محمد أ ان وأشهد الله اال اله ال أن شهد

الله (رسول

II. PELAKSANAAN IBADAH DAN HIKMAHNYA

2.1 THAHARAH

Thaharah atau bersuci hukumnya wajib berdasarkan Al-Quran dan As

Sunnah. Allah SWT berfirman (Q.S. Al-Baqarah: 222):

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh

itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri

dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum

mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di

tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan

diri.”

Rasulullah SAW bersada :

“Sholat tanpa bersuci tidak diterima”. (diriwayatkan Muslim)

“Bersuci adalah setengah iman” (diriwayatkan Muslim)

Page 6: Makalah Ibadah

Thaharah itu terbagi ke dalam dua bagian : lahir dan batin. Thaharah batin

ialah membersikan hati dari semua kotoran syirik, ragu-ragu, dengki, iri,

menipu, sombong, ujub, riya’, dan sum’ah dengan ikhlas, keyakinan, cinta

kebaikan, lemah-lembut, benar dalam segala hal, tawadlu’, dan

menginginkan keridhaan Allah Ta’ala dengan semua niat dan amal shalih.

Sedang Thaharah lahir ialah Thaharah dari najis dan Thaharah dari hadats

(kotoran yang boisa dihilangkan dengan wudlu, atau mandi, atau tayamum).

Thaharah dari najis ialah dengan menghilangkan najis dengan air yang suci

dari pakaian orang yang hendak shalat, ata dari badannya, atau dari tempat

shalat. Thaharah dari hadats ialah dengan wudlu, mandi, dan tayamum.

2.2 SHALAT

a. Pengertian Shalat

Shalat adalah kewajiban dari Allah SWT kepada setiap orang Mukmin,

sebab Allah SWT memerintahkannya dalam banyak sekali firman-Nya.

Secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “DOA”.

Menurut istilah berarti bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus

atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri

dengan salam.

Secara hakiki berarti berhadapan hati (jiwa) kepada Allah yang

mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan serta menumbuhkan di

dalam jiwa rasa kebesaran dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.

b. Dalil Tentang Sholat

Q. S. Thaaha : 14

Artinya : “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang

hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat Aku.”

Page 7: Makalah Ibadah

Q.S An-Nisa : 103

Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu

berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka

dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu

adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman.”

c. Hukum Shalat

Fardhu : shalat yang diwajibkan pengerjaannya.

Fardhu ‘ain shalat lima waktu

Fardhu kifayah shalat jenazah

Shalat Sunnah (nawafil) : shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan

namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan.

Sunnah muakad shalat IdulFitri, shalat Idul Adha, shalat Witir,

shalat sunnah Thawaf.

Sunnah ghairumuakkad shalat rawatib, shalat dhuha, shalat

tahajud.

Shalat sunnah lainnya shalat istikharah, shalat tasbih, dll.

d. Syarat Sah Shalat

Syarat sah shalat adalah segala sesuatu yang harus dilakukan sebelum

seseorang menunaikan shalat, yang diantaranya :

1. Mengetahui telah datang waktu, meskipun cukup dengan asumsi

terkuat.

2. Suci badan.

3. Bersih dari hadats kecil dan besar, dengan mandi dan wudhu.

Page 8: Makalah Ibadah

4. Menutup aurat. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut, dan aurat wanita

seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.

5. Menghadap kiblat langsung bagi yang dapat melihatnya langsung.

Menghadap arahnya bagi yang tidak dapat melihat langsung.

b. Syarat Wajib Shalat

Syarat wajib shalat adalah :

1. Beragama Islam

2. Sudah baligh

3. Berakal sehat

4. Suci dari hadas kecil maupun hadas besar

c. Rukun Shalat

Rukun shalat adalah amal perbuatan yang dilakukan selama dalam shalat,

jika salah satunya ditinggalkan maka batal shalatnya. Rukun shalat

diantaranya :

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu

3. Takbiratul Ihram

4. Membaca surah Al-fatihah setiap rakaat fardhu maupun sunnah.

5. Ruku’, yaitu membungkukkan badan sehingga tangan mampu

menyentuh lutut dengan thuma’ninah.

6. Bangun ruku’ dan berdiri tegak (i’tidal).

7. Dua kali sujud setiap rakaatnya dengan thuma’ninah

8. Duduk antara dua sujud

9. Duduk untuk tasyahud pertama

10.Duduk akhir dan membaca tasyahhud

11.Salam

12.Tertib

d. Hal-hal yang Membatalkan Shalat

Page 9: Makalah Ibadah

1. Berbicara secara sengaja

2. Berhadats kecil atau besar

3. Meninggalkan salah satu rukun shalat

4. Makan atau minum secara sengaja

5. Terbukanya aurat secara sengaja

6. Tertawa terbahak-bahak

7. Murtad

8. Melakukan terlalu banyak gerakan (3 kali berturut-turut)

9. Menambah raka’at shalat

10.Mengingat shalat yang belum dikerjakan

11.Mendahului imam sebanyak 2 rukun

12.Berubah niat

e. Hikmah Shalat

Antara lain :

1. Mencegah perbuatan keji dan mungkar (Q.S Al-Ankabut: 45)

Artinya : “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,

yaitu Al Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-

ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

2. Mengingatkan untuk selalu bersyukur kepada Allah (Q.S Al-Ma’arij :

19-23)

3. Membersihkan jiwa dan menyucikannya (Q.S Huud: 114)

4. Menjadi pijakan dan pegangan yang kokoh (Q.S Al-Baqarah : 153)

Page 10: Makalah Ibadah

II.3 ZAKAT

a. Definisi Zakat

Zakat adalah kewajiban kepada setiap orang Muslim yang memiliki harta

senishab dengan syarat-syaratnya.

Menurut bahasa, zakat berarti tumbuh; berkembang; kesuburan;

bertambah.

Menurut hukum Islam (istilah: syara’) zakat adalah nama bagi

suatu pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat

yang tertentu, dan untuk diberikan kepada golongan tertentu

Allah SWT mewajibkan zakat di Kitab-Nya, sesuai dengan dalil :

Q.S. At-Taubah : 103

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk

mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Q.S. Al-Baqarah : 267

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang

Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih

yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu

Page 11: Makalah Ibadah

sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji.”

b. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur

pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah

wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji,

dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Al-Quran dan As-

Sunnah. Barangsiapa yang menolak membayar zakat dengan tidak

mengakui kewajibannya maka ia kafir. Dan barang siapa yang menolak

membayarnya karena kikir namun masih mengakui kewajibannya, ia

berdosa, dan zakat diambil darinya dengan paksa. Barangsiapa yang

megumumkan perang karena menolak membayar zakat, ia diperangi

hingga tunduk kepada perintah Allah SWT dan membayar zakatnya.

Allah berfirman dalam Q.S. At-Taubah : 11

Artinya : “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan

zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami

menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”

c. Jenis Zakat

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

1. Zakat fitrah

Zakat untuk membersihkan diri yang dikeluarkan pada bulan

Ramadhan atau puasa yang dibayarkan paling lambat sebelum

kaum muslimin selesai menunaikan ibadah sunnah Shalat Ied.

Page 12: Makalah Ibadah

Merupakan kewajiban yang ditetapkan bagi setiap jiwa Muslim,

dewasa maupun anak-anak, laki-laki atau perempuan, merdeka

maupun budak sahaya.

Besarnya yaitu satu sha’ (1 sha’ = 4,1 mud. 1mud=576 gram. Atau

setara dengan 3,5 liter atau 2,7 kg) bahan makanan pokok yang

diberikan oleh setiap individu. Bahan makanan pokok tersebut bisa

berupa gandum, kurma, beras, jagung, dan sebagainya.

Diwajibkan kepada siapa yang memiliki satu sha’ makanan pada

hari itu dan masih mempunyai persediaan selama satu hari satu

malam berikutnya.

Yang wajib membayar zakat fitrah :

Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya

dari keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.

Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan

Ramadan dan hidup selepas terbenam matahari.

Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan

Ramadan dan tetap dalam Islam nya.

Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir

Ramadan.

2. Zakat Maal (harta)

Harta yang Wajib Dikeluaran Zakatnya

Barang dagangan

Emas, perak, barang-barang dagangan yang sejenis dengannya,

barang tambang, dan harta terpendam yang sejenis dengannya,

serta uang

Hewan ternak, yatu unta, lembu dan kambing

Biji-bijian, ialah apa saja yang bisa disimpan dan dimakan,

misalnya gandum, kacang tanah, padi, dan lain sebagainya.

Zakat profesi

Harta yang Tidak Wajib Dikeluarkan Zakatnya

Page 13: Makalah Ibadah

Budak, kuda, bighal (peranakan kuda dengan keledai), dan

keledai.

Harta yang tidak mencapai nishab, kecuali jika pemiliknya

mengeluarkan zakat dengan sukarela.

Buah-buahan dan sayur-sayuran, karena tidak ada hadits

Rasulullah SAW tentang kewajiban membayar zakat di

dalamnya.

Perhiasan wanita jika hanya dimaksudkan sebagai perhiasan.

Jika selain dijadikan sebagai perhiasan juga disimpan, maka

wajib dizakati.

Barang-barang berharga seperti zamrud, yakut, intan berlian,

dan lain sebagainya. Ketika barang tersebut digunakan untuk

berbisnis maka harus dekeluarkan zakatnya seperti barang-

barang dagangan lainnya.

Barang-barang yang dipakai dan tidak dierjualbelikan seperti

rumah, mobi, dan lain sebagainya

Syarat-syarat harta yang wajib dizakatkan

Harta yang dikuasai secara penuh dan dimiliki secara sah.

Harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki potensi

untuk berkembang.

Telah mencapai nisab.

Telah melebihi kebutuhan pokok.

Telah mencapai satu tahun (haul) khusus untuk harta-harta

tertentu.

d. Nisab Zakat Harta

Zakat Emas dan Perak

1. Nishab untuk emas adalah sebanyak 20 dinar Islam. Dimana 1 dinar =

4,25 gram emas sehingga 20 dinar = 85 gram emas. Jadi jika

seseorang memiliki 85 gram emas dan telah berlalu selama 1 haul (1

tahun) maka emas tersebut wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%

nya.

Page 14: Makalah Ibadah

2. Nishab untuk Perak adalah sebanyak 200 dirham atau setara dengan

595 gram. Sama dengan emas perak yang wajib dizakatkan setelah

mencapai nishabnya adalah 2,5%.

Zakat Riqaz dan Tambang

1. Riqaz yang wajib dizakati adalah berupa tembaga, kuningan, besi,

timah, dan yang sejenisnya.

2. Besar zakatnya adalah 1/5 atau 20%.

3. Syarat zakat untuk hasil tambang adalah telah mencapai nishab dan

tidak diberlakukan syarat haul. Zakat hasil tambang dikeluarkan

ketika hasil tambang diperoleh.

Zakat An’am (Binatang Ternak)

Syarat-syarat nya adalah :

1. Telah dimiliki secara penuh

2. Digembalakan

3. Telah sampai nishab nya

4. Nishab untuk unta adalah 40 ekor unta. Ketika seseorang telah

memiliki 40 ekor unta maka yang wajib dizakatkan nya adalah 1 ekor

unta. Kemudian nishab untuk sapi adalah 30 ekor dan nishab untuk

kambing adalah 100 ekor. Yakni 1 ekor kambing untuk setiap 100

ekor kambing.

Zakat Barang Perniagaan

Syarat-syarat mengeluarkan zakat perdagangan sama dengan syarat zakat

lainnya ditambah dengan syarat memilikinya dengan tidak dipaksa

seperti dengan membeli atau menerima hadiah; memilikinya dengan niat

untuk perniagaan; nilainya telah mencapai nisab (nisabnya sama dengan

emas, yaitu setara dengan 85 gram emas).

Zakat Hasil Pertanian

Page 15: Makalah Ibadah

Nishab nya adalah 5 wasaq. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ = 2,175 kg atau 3

kg. 60 sha’ = 900 kg. Jika hasil pertanian didapat dengan cara pengairan

(alat untuk mengairi tanaman) maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah

1/20 atau 5%. Namun jika diairi dengan hujan maka yang wajib

dizakatkan adalah 1/10 atau 10%.

Zakat Profesi

Penghasilan profesi dari segi wujud nya berupa uang. Dari sini, ia

berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh

karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan

perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor.

e. Konsep dan Istilah Yang Berhubungan Dengan Zakat

Muzakki adalah orang yang berkewajiban membayarkan zakat karena

memiliki harta yang melebihi ukuran tertentu.

Mustahiq adalah orang yang berhak menerima zakat karena termasuk

salah satu dari golongan orang yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai

penerima zakat.

Amil adalah orang atau badan/ lembaga yang mengkhususkan diri untuk

mengelola zakat, infaq, dan sedekah.

Nisab adalah batas minimal untuk harta yang perlu dikeluarkan zakatnya.

Harta yang jumlahnya di bawah nishab tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Haul. Untuk beberapa jenis harta, kewajiban zakat dikenakan jika harta

tersebut sudah dimiliki selama jangka waktu tertentu (satu tahun). Jangka

waktu ini disebut haul.

f. Penerima Zakat

Page 16: Makalah Ibadah

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam Surah at-

Taubah ayat 60 yakni:

Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.

Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan

bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya atau

kaum kafir yang merupakan pendukung kaum Muslim.

Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya.

Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan

tidak sanggup untuk memenuhinya.

Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah,

perang, dan sebagainya).

Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.

g. Yang Tidak Berhak Menerima Zakat Orang kaya dan orang yang masih memiliki tenaga.

Page 17: Makalah Ibadah

Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.

Keturunan Rasulullah (ahlul bait). Orang yang dalam tanggungan yang berzakat,

misalnya anak dan istri.

h. Hikmah Zakat

Hikmah disyariatkannya Zakat adalah :

1. Membersihkan jiwa manusia dari kotoran kikir, keburukan, dan

kerakusan.

2. Membantu orang-orang miskin dan menutup kebutuhan orang-orang

yang berada dalam kesulitan dan penderitaan.

3. Menegakkan kemaslahatan-kemaslahatan umum dimana kehidupan

dan kebahagiaan umat sangat terkait dengannya.

4. Membatasi pembengkakankekayaan di tangan orang-orang kaya dan

para pedagang, agar harta tidak beredar di kalangan tertentu, atau

hanya beredar di kalangan orang-orang kaya saja.

2.4 PUASA

Puasa menurut bahasa ialah menahan. Sedang puasa menurut syariat ialah

menahan dengan niat ibadah dari makanan, minuman, hubungan suami-istri,

dan semua hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga

terbenamnya matahari. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah: 183

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian

bertaqwa.”

a. Keutamaan Puasa

Page 18: Makalah Ibadah

Rasulullah SAW bersabda :

“ Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah Azza wa Jalla maka Allah

menjauhkan wajahnya dari neraka sejak hari tersebut selama 70 tahun.”

(Muttafaq Alaih)

“ Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang bernama Ar-Rayyan orang-

orang yang berpuasa masuk daripadanya pada hari kiamat dan seorang

pun selain mereka tidak masuk daripadanya” (Muttafaq Alaih)

“Puasa adalah perisai dari neraka seperti perisai salah seorang dari kalian

dari perang.” (diriwayatkan Ahmad dan lain-lain)

“Sesungguhnya orang yang berpuasa mempunyai doa yang tidak ditolak

ketika ia berbuka puasa.” (Ibnu Majah)

b. Jenis-Jenis Puasa

Adapun jenis-jenis puasa berdasarkan hukum pelaksanaannya:

Puasa Wajib, yaitu puasa di Bulan Ramadhan (Q.S. Al-Baqarah:

183-185)

Puasa yang disunnahkan ialah sebagai berikut:

Puasa Arafah (selain orang yang berhaji);

Puasa enam hari di bulan Syawal;

Puasa Tasu’a dan Puasa Asyura, yaitu tanggal sembilan sepuluh

bulan Muharram;

Puasa paruh pertama bulan Sya’ban;

Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah;

Puasa hari senin dan kamis;

Puasa Bulan Muharram;

Puasa hari-hari putih dalam setiap bulan, yaitu tanggal 13, 14 da

15 setiap bulan Hijriyah;

Puasa sehari dan tidak puasa sehari;

Puasa bagi bujangan yang belum mampu menikah.

Puasa yang dimakruhkan ialah sebagai berikut :

Puasa Arafah (bagi orang yang berada di Arafah);

Puasa pada Hari Jumat secara khusus;

Page 19: Makalah Ibadah

Puasa pada Hari Sabtu secara khusus;

Puasa akhir Sya’ban.

Puasa yang diharamkan ialah sebagai berikut

Puasa pada hari Idul Fitri dan Idul Adha;

Puasa pada hari Tasyriq (11,12,13 dzulhijjah);

Puasa ketika haid dan nifas bagi perempuan;

Puasa orang sakit yang dikhawatirkan meninggal kalau berpuasa

c. Syarat Wajib Puasa

1. Islam

Dengan demikian orang kafir tidak wajib berpuasa dan tidak wajib

mengqadha' (mengganti) begitulah menurut jumhur (mayoritas)

ulama, bahkan kalaupun mereka melakukannya tetap dianggap tidak

sah. Hanya saja ulama berbeda pendapat dalam menentukan apakah

syarat islam ini syarat wajib atau syarat sahnya puasa? Dan yang

melatarbelakangi mereka dalam hal ini adalah karena adanya

perbedaan mereka dalam memahami ayat kewajiban puasa, mengenai

apakah orang kafir termasuk di dalamnya atau tidak. (baca Surat Al

Baqarah ayat 183).

Menurut Ulama Hanafiyah: orang kafir tidak termasuk dalam

ketentuan wajib puasa. Sementara jumhur (mayoritas) ulama

berpendapat bahwa mereka tetap termasuk dalam setiap firman Allah.

Dengan demikian mereka dibebani untuk melakukan semua

syariatNya (dalam hal ini mereka wajib memeluk agama Islam

kemudian melakukan puasa). Jadi menurut pendapat pertama

(Hanafiyah) mereka hanya menaggung dosa atas kekafirannya

sementara menurut pendapat kedua (Jumhur Ulama) mereka

menanggung dosa kekafiran dan meninggalkan syariat.

Maka jika ada seorang kafir masuk Islam pada bulan ramadhan dia

wajib melaksanakan puasa sejak saat itu. Sebagaimana firman Allah

"Katakanlah pada orang kafir bahwa jika mereka masuk islam akan

diampuni dosanya yang telah lalu." (QS. Al Anfal:38).

Page 20: Makalah Ibadah

2. Aqil dan Baligh (berakal dan melewati masa pubertas)

Tidak wajib puasa bagi anak kecil (belum baligh), orang gila (tidak

berakal) dan orang mabuk, karena mereka tidak termasuk orang

mukallaf (orang yang sudah masuk dalam konstitusi hukum),

sebagaimana dalam hadist : "Seseorang tidak termasuk mukallaf pada

saat sebelum baligh, hilang ingatan dan dalan keadaan tidur".

3. Mampu dan Menetap

Puasa tidak diwajibkan atas orang sakit (tidak mampu) dan sedang

bepergian (tidak menetap), tetapi mereka wajib mengqadha'-nya.

Syarat-syarat tersebut di atas mendapat tambahan satu syarat lagi dari

Ulama Hanafiyah menjadi syarat yang ke-6 yaitu: Mengetahui

kewajiban puasa (semisal bagi orang yang memeluk Islam di negara

non muslim).

d. Syarat Wajib Puasa

1. Menurut ulama Hanafiyah ada 3:

a. Niat

b. Tidak ada yang menghalanginya (seperti haid dan nifas)

c. Tidak ada yang membatalkannya

2. Menurut ulama Malikiyah ada 4:

a. Niat

b. Suci dari haid dan nifas

c. Islam

d. Pada waktunya dan juga disyaratkan orang yang berpuasa berakal.

3. Menurut ulama Syafi'iyah ada 4:

a. Islam

b. Berakal

c. Suci dari haid dan nifas sepanjang hari

d. Dilaksanakan pada waktunya. 

(Sedangkan niat, menurut Syafi'iyah, dimasukkan ke rukun puasa).

Page 21: Makalah Ibadah

4. Menurut ulama Hambaliyah ada 3:

a. Islam

b. Niat

c. Suci dari haid dan nifas

e. Rukun Puasa

Niat, yaitu keinginan hati untuk berpuasa karena ingin meaksanakan

perintah Allah Azza wa jalla dan mendekat kepada-Nya, karena

Rasulullah SAW bersabda “barang siapa tidak berniat puasa

sejakmalam, ia tidak mempunyai puasa” (diriwayatkan At Tirmidzi)

Imsak, yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa

seperti maanan, minuman, dan hubungan seksual.

Waktu, yaitu siang hari sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya

matahari. Jadi, jika seseorang berpuasa malam hari dan berbuka di

siang harinya, puasanya tidak sah selama-lamanya.

f. Hal-hal Yang Disunnahkan dalam Puasa

a. Menyegerakan berbuka puasa, yaitu segera berbuka puasa setelah

kepastian terbenamnya matahari.

b. Berbuka puasa dengan kurma matang, atau kurma kering, atau air.

Berbuka puasa yang paling baik ialah dengan kurma dan paling tidak

baik ialah dengan air. Seorang Muslim disunnahkan berbuka puasa

dengan bilangan ganjil misalnya tiga, atau lima, atau tujuh.

c. Berdoa ketika berbuka puasa.

d. Sahur, yaitu sahur dengan makan dan minum di akhir malam dengan

niat puasa, sesuai sabda Rasulullah SAW : "Sesungguhnya pembeda

antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab ialah makan sahur."

(Diriwayatkan Muslim)

e. Mengakhiri sahur sampai akhir malam.

g. Hal-hal Yang Dimakruhkan dalam Puasa

Page 22: Makalah Ibadah

Orang yang sedang berpuasa dimakruhkan melakukan hal-hal yang bisa

merusak puasanya, kendati hal-hal tersebut sebenarnya tidak merusak

puasa, diantaranya :

1. Berlebih-lebihan dalam berkumur, menghirup air dengan hidung, dan

mengeluarkannya ketika berwudlu.

2. Suami mencium istri jika menimbulkan syahwat yang bisa merusak

puasanya dengan keluarnya air madzi, atau dengan hubungan seksual

yang harus dibayar dengan kafarah.

3. Suami terus menerus melihat istri dengan syahwat.

4. Memikirkan seks.

5. Menyentuh wanita dengan tangan atau menempelkan badan padanya.

6. Mengunyah karet karena dikhawatirkan salah satu bagian dari karet

tersebut masuk ke tenggorokan.

7. Mencicipi makanan.

8. Berkumur tidak untuk wudlu atau tidak karena kebutuhan.

9. Bercelak di permulaan siang, namun tidak apa-apa bercelak di akhir

siang.

10. Berbekam atau mengeluarkan darah, karena bisa melemahkan tubuh

yang menyebabkan seseorang membatalkan puasanya dan tu termasuk

menipu puasa.

h. Hal-hal Yang Membatalkan Puasa

Hal-hal berikut adalah hal-hal yang membatalkan puasa dan diwajibkan

atas kita untuk mengganti puasa, diantaranya :

1. Masuknya cairan ke dalam perut melalui hidung, atau melalui mata,

atau telinga, atau dubur, atau kemaluan wanita.

2. Air masuk ke dalam perut akibat berlebih-lebihan dalam berkumur

dan menghirup air dengan hidung ketika berwudlu.

3. Keluarnya air mani akibat melihat wanita dengan terus-menerus, atau

memikirkannya terus-menerus, karena mencium istri, atau

berhubungan suami-istri.

Page 23: Makalah Ibadah

4. Muntah dengan sengaja.

5. Dipaksa makan, minum, dan hubungan suami-istri.

6. Orang yang makan-minum karena menyangka masih malam,

kemudian terlihat olehnya bahwa fajar telah terbit.

7. Orang yang makan dan minum karena lupa, kemudian tidak berhenti

daripadanya karena menyangka bahwa berhenti makan-minum itu

tidak wajib selagi ia telah makan-minum.

8. Masuknya sesuatu yang bukan makanan atau minuman ke dalam perut

melalui mulut, misalnya seperti menelan perhiasan, atau benang.

9. Menolak berniat puasa kendati tidak makan-minum.

10. Murtad dari Islam

i. Manfaat puasa diantaranya

Manfaaat Spiritual

1. Membiasakan orang yang berpuasa untuk bersabar dan menguatkan

kesabarannya.

2. Mengajarkan pengendalilan diri.

3. Membantunya dalam mengendalikan diri.

4. Memunculkan sifat takwa dalam diri dan mengembangkannya.

Manfaat Sosial

1. Membiasakan umat Islam teratur, bersatu, cinta keadilan, cinta

persamaan, membentuk perasaan kasih sayang, akhlak berbuat baik

2. Melindungi masyarakat dari keburukan dan kerusakan.

Manfaat Kesehatan

1. Membersihkan usus-usus

2. Memperbaiki lambung

3. Membersihkan badan dari kotoran-kotoran

4. Meringankan badan dari himpitan kegemukan

2.5 HAJI

Page 24: Makalah Ibadah

Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji ( ج� (ال�ح� mempunyai arti qashd,

yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah

menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan

amalan-amalan ibadah tertentu pula demi memenuhi panggilan Allah SWT

dan mengharap ridhoNya. yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu

dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah,

Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-

bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan

Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di

Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.

27. Dan berserulah kepada manusia untuk

Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya

mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta

yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam

Ibrahim [215]; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah

dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah [2l6].

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha

Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup,

karena Rasulullah SAW bersabda “ haji itu sekali dan barangsiapa yang

melakukannya lebih dari sekali makaitu sunnah” (HR Abu daud, Ahmad,

dan Al Hakim yang men-shahih-kannya).

Page 25: Makalah Ibadah

a. Jenis Ibadah Haji

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin

dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,

sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.

Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW

dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk

haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang

berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah.

Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan

umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari

nahar

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud:

Haji Ifrad adalah proses melakukan ibadah haji yang terpisah antara

ibadah haji dan ibadah umrah. Dalam ritual ibadah haji Ifrad, yaitu

melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian dilanjutkan

dengan ibadah umrah. Dalam pelaksanaannya waktu

memakai ihram dari miqad dengan niat haji saja, kemudian tetap

dalam keadaan ihram sampai selesai haji (hari raya kurban). Setelah

selesai melaksanakan ibadah haji baru dilanjutkan dengan

melaksanakan ibadah umrah. Yang melaksanakan haji ifrad tidak

diharuskan membayar dam.

Haji Tamattu' adalah mendahulukan umrah dari ibadah haji. Yaitu

memakai ihram dari miqat dengan niat umrah pada musim haji,

setelah tahallul, memakaiihram lagi dengan niat haji pada hari

Tarawiah (8 Zulhijah). Bagi yang melaksanakan haji Tamattuk

diwajibkan membayar dam.

Haji Qiran adalah haji dan umrah dilakukan secara bersamaan. Yaitu

memakai ihram dengan niat umrah dan haji sekaligus. Dengan

demikian segala amalan umrah sudah tercakup dalam amalan

haji.Cara pelaksanaannya adalah:

Ihram dari miqad dengan niat untuk haji dan umrah sekaligus

Page 26: Makalah Ibadah

Melakukan seluruh amalan haji

Bagi yang melaksanakan haji Qiran diwajibkan membayar dam.

b. Rukun Haji

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam

ibadah haji, dan jika tidak dikerjakan hajinya tidak sah. Adapun rukun

haji adalah sebagai berikut :

Rukun pertama: Ihram

Yang dimaksud dengan Ihram adalah niat masuk ke ibadah haji disertai

dengan mengenakan pakaian tidak berjahit dan mengucapkan talbiyah

(ucapan).. Siapa yang meninggalkan niat ini, hajinya tidak sah. Dalilnya

adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�و�ى ن م�ا ام�ر�ئ� �ل� �ك ل �م�ا �ن و�إ ، �ات� �ي �الن ب ع�م�ال�� األ �م�ا �ن إ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang

akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim

no. 1907)

Mengucapkan niat haji atau umroh atau kedua-duanya, sebaiknya

dilakukan setelah shalat. Namun jika berniat ketika telah naik kendaraan,

maka itu juga boleh sebelum sampai di miqot. Jika telah sampai miqot

namun belum berniat, berarti dianggap telah melewati miqot tanpa

berihram.

Lafazh talbiyah:

. . �ع�م�ة� و�الن الح�م�د� �ن� إ �ك� �ي �ب ل �ك� ل �ك� ر�ي ش� ال� �ك� �ي �ب ل �ك� �ي �ب ل �ه�م� الل �ك� �ي �ب ل

. �ك� ل �ك� ر�ي �ش� ال و�الم�ل�ك� �ك� ل

“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik.

Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”.

(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu,

aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab

panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan

Page 27: Makalah Ibadah

hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu). Ketika bertalbiyah, laki-laki

disunnahkan mengeraskan suara.

Rukun kedua: Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling penting. Siapa yang luput

dari wukuf di Arafah, hajinya tidak sah. Ibnu Rusyd berkata, “Para ulama

sepakat bahwa wukuf di Arafah adalah bagian dari rukun haji dan siapa

yang luput, maka harus ada haji pengganti (di tahun yang lain).”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ف�ة� ع�ر� �ح�ج/ ال

“Haji adalah wukuf di Arafah.” (HR. An Nasai no. 3016, Tirmidzi no.

889, Ibnu Majah no. 3015. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits

ini shahih).

Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja di

Arafah, walaupun dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk,

berbaring atau berjalan, baik pula dalam keadaan suci atau tidak suci

(seperti haidh, nifas atau junub) (Fiqih Sunnah, 1: 494). Waktu dikatakan

wukuf di Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir (waktu

zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar Shubuh

(masuk waktu Shubuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah). Jika seseorang

wukuf di Arafah selain waktu tersebut, wukufnya tidak sah berdasarkan

kesepakatan para ulama (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 17: 49-50).

Jika seseorang wukuf di waktu mana saja dari waktu tadi, baik di

sebagian siang atau malam, maka itu sudah cukup. Namun jika ia wukuf

di siang hari, maka ia wajib wukuf hingga matahari telah tenggelam. Jika

ia wukuf di malam hari, ia tidak punya keharusan apa-apa. Madzab Imam

Syafi’i berpendapat bahwa wukuf di Arafah hingga malam

adalah sunnah (Fiqih Sunnah, 1: 494).

Sayid Sabiq mengatakan, “Naik ke Jabal Rahmah dan meyakini wukuf di

situ afdhol (lebih utama), itu keliru, itu bukan termasuk ajaran Rasul –

shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (Fiqih Sunnah, 1: 495)

Page 28: Makalah Ibadah

Rukun ketiga: Thowaf Ifadhoh (Thowaf Ziyaroh)

Thowaf adalah mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalilnya adalah

firman Allah Ta’ala,

�يق� �ع�ت ال �ت� �ي �ب �ال ب �ط�و�ف�وا �ي و�ل

“Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah

yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al Hajj: 29)

Rukun keempat: Sa’i

Sa’i adalah berjalan antara Shofa dan Marwah (pulang pergi) dalam

rangka ibadah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ع�ى� الس� �م� �ك �ي ع�ل �ب� �ت ك �ه� الل �ن� إ ع�و�ا اس�

“Lakukanlah sa’i karena Allah mewajibkan kepada kalian untuk

melakukannya.” (HR. Ahmad 6: 421. Syaikh Syu’aib Al Arnauth

mengatakan bahwa hadits tersebut hasan).

c. Hikmah Haji

Diantara hikmah disyariatkannya haji adalah untuk membersihkan jiwa

orang Muslim dari dosa agar jiwa layak menerima kemuliaan Allah SWT

di dunia dan di akhirat, karena sesuai sabda Rasulullah SAW : "Barang

siapa haji ke rumah ini (Baitullah), kemudian tidak berkata kotor, dan

tidak fasik, ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya."

(Muttafaq Alaih)

Selain itu,  hikmah yang bisa kita petik dari pelaksanaan ibadah haji

antara lain:

1. Menyaksikan secara langsung Masjidil Haram, Ka’bah, tempat

turunnya Alquran, serta tempat-tempat bersejarah dalam kehidupan

Rasulullah SAW dan penyebaran Islam. Umat Islam yang

mengunjungi tempat-tempat tersebut diharapkan dapat menghayati

nilai-nilai keimanan, ketakwaan, keikhlasan, kepahlawanan, dan

pengorbanan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyebarkan

agama Islam.

Page 29: Makalah Ibadah

2. Ketika memasuki Makkah dan melihat Ka’bah umat Islam diajak

untuk mengingat nilai-nilai ketakwaan Nabi Ibrahim AS beserta

keluarganya. Seberat apa pun perintah Allah SWT, bahkan

meninggalkan istri di padang tandus dan menyembelih seorang anak

sekalipun, tetap dilaksanakan dengan baik oleh Ibrahim.

3. Ketika memakai pakaian ihram yang berwarna putih polos tanpa

jahitan dan pernak-pernik umat manusia dari segala penjuru seakan-

akan diingatkan bahwa mereka adalah umat yang satu. Mereka tidak

dibedakan berdasarkan kelas sosial, ras, etnis, bahasa, atau

kebudayaan.Mereka semua sama di mata Allah SWT. Satu-satunya

yang membedakan hanyalah ketakwaan masing-masing. Dalam

ibadah haji, terpapar persamaan atas nama agama, yaitu Islam (al-

musawah al-lslamiyah).Mereka berkumpul di tempat yang sama dan

dengan penampilan yang sama. Semuanya tunduk, merendah dan

takut kepada Allah.

4. Haji adalah ibadah yang menyempurnakan kehidupan spiritual umat

Islam. Setelah shalat, puasa, dan zakat ditunaikan maka ibadah haji

adalah penyempurnanya. Umat Islam dari penjuru dunia berkumpul

ditempatyang sama dan pada waktu yang sama.Mereka membawa rasa

cinta yang sama, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sekalipun

aliran teologi dan madzhab fikih mereka berbeda, namun masing-

masing digerakkan oleh satu alasan yang sama, yaitu kepatuhan

kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah SAW.

5. Haji adalah pertemuan akbar yang dihadiri oleh umat Islam dari segala

penjuru dunia. Dengan demikian, haji memberikan kesempatan yang

sangat besar bagi umat Islam untuk menggalang persatuan di antara

sesamanya, menyatukan tekad dan semangat, dan bersama-sama

memikirkan persoalan yang mendera umat Islam

Page 30: Makalah Ibadah

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir. 2002. Minhajul Muslim. Jakarta : Darul Falah.

Anonim. 2001. Zakat. http://www.portalinfaq.org/gm04x01_reference_zakat.php. diakses tanggal 30 Maret 2013.

Awanbiru, Kautsar. 2012. Shalat. http://notezone13.blogspot.com/2012/04/pengertian-rukun-shalat-syarat-wajib.html. diakses tanggal 30 Maret 2013.

Hawwa, Sa’id. 2001. Al-Islam Jilid I. Jakarta : Al-I’TISHOM.

Kusumo, Adi Fajar. 2010. Hikmah Shalat. http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/hikmah2.html. diakses tanggal 30 Maret 2013.

Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad. 2011. Fiqih Wanita Edisi Lengkap. Jakarta :

Pustaka Al-Kautsar.