Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

31
HUBUNGAN KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK MAKALAH oleh DWI KARYANTO

description

Makalah Sintaksis

Transcript of Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Page 1: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

HUBUNGAN KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK

MAKALAH

olehDWI KARYANTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR2014

Page 2: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas/ makalah ini

dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi kita

Muhammad saw. Yang telah mengangkat derajat umatnya dari zaman kezahiliyaan

hingga zaman yang ber ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Terima kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan arahan dan bimbingan pada kelompok kami dan tidak lupa kami

sampaikan rasa terimakasih kami kepada teman sejawat yang senantiasa memberikan

masukan, dorongan dan inspirasi sehingga makalah ini tersusun dengan baik dengan

judul “Hubungan kalimat tunggal Dengan Kalimat Majemuk”. Kami berusaha

maksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan baik agar bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan pada kelompok kami pada khususnya, yang nantinya

dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita. Namun, Kami sadari makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan minimnya ilmu yang kami miliki. Maka

kami sebagai penulis makalah ini menerima kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk menindak lanjuti makalah ini di kemudian hari agar lebih

sempurna.

Cianjur, 3 Mei 2014

Penulis

i

Page 3: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 1

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

D. Pembatasan Masalah ................................................................. 2

E. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kalimat ...................................................................................... 3

B. Struktur Kalimat ........................................................................ 9

C. Hubungan Kalimat Tunggal Dengan Majemuk ........................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 17

B. Saran .......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii

Page 4: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi dunia

pendidikan, terutama bagi seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa harus mampu

menuliskan gagasan, ide, dan pemikirannya dalam ragam tulisan yang baik dan benar.

Kegiatan menulis sangat mendukung berhasil tidaknya suatu ide yang dikemukakan.

Suatu tulisan yang memiliki tatanan, dan susunan kalimat yang baik, maka ide atau

gagasan itu juga akan mendapat tanggapan yang baik.

Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat, kata demi kata kita

rangkai menjadi sebuah kalimat dan setelah itu terbentuklah sebuah wacana. Oleh

karena itu, dalam makalah ini kami membahas tentang kalimat tunggal dan kalimat

majemuk sebagai rangkaian membuat sebuah wacana. Dan pembahasan atau

pembagian dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta hubungan dari keduanya

agar pembaca dapat membandingkan antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Penulisan makalah ini dilatar belakangi keingintahuan kami tentang kalimat tunggal

dan kalimat majemuk, serta hubungannya.

B. Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini penulis menuangkan ide untuk mengangkat kalimat

tunggal dan kalimat majemuk sebagai pembahasannya. Kalimat tunggal itu adalah

kalimat yang hanya mengandung satu buah klausa. Sedangkan kalimat majemuk

adalah kalimat yang mengandung atau terdiri dari lebih dari satu klausa.

Kalimat tunggal berdasarkan kelas pengisi predikat nya dapat dikelompokkan

menjadi kalimat verbal, nominal dan adjektiva. Berdasarkan predikat verbal dapat

1

Page 5: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

diikuti oleh objek atau tidak kalimat tunggal dapat dikelompokkan menjadi: transitif,

semi transitif, dan intransitif. sedangkan kalimat majemuk dapat dibagi menjadi

kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara atau kalimat bertingkat.

Kalimat majemuk tidak setara atau kalimat bertingkat dapat dikelompokkan

berdasarkan makna semantis yang terbentuk hubungan klausa utama dengan klausa

terikat, yaitu, hubungan waktu, tujuan, alat, cara,sebab, perbandingan, komplemtasi

dan atribut.

C. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kami merumuskan hanya mengenai kalimat

tunggal dan kalimat majemuk, kemudian hak-hal yang menghubungkan kedua

kalimat tersebut.

D. Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kami hanya membatasi mengenai kalimat:

1. Pengertian kalimat

2. Ciri - ciri kalimat

3. Kalimat tunggal dan ragamnya

4. Kalimat majemuk dan ragamnya

5. Hubungan kalimat tunggal dengan kalimat majemuk

E. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memudahkan kita

menganalisa hubungan atau relasi - relasi di dalam suatu kalimat. Baik itu kalimat

tunggal maupun kalimat majemuk. Selain itu tujuan kami menulis makalah ini adalah

sebagai kewajiban untuk memenuhi persyaratan perkuliahan pelajaran sintaksis demi

pemahaman mengenai kalimat. jadi, dengan kami membaca dan menulis makalah ini

kami bisa seperti apa hubungan kalimat tersebut.

2

Page 6: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

BAB II

PEMBAHASAN

A. KALIMAT

1. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara efektif berdiri sendiri, mempunyai

intonasi, dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa (Cook,1971; Elson dan

Picket 1969). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa kalimat adalah satuan

sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi

dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (Djoko

Kentjono, 1982). Di sisi lain, Lado (1996)mengatakan bahwa kalimat adalah satuan

terkecil dari ekspresi lengkap. Dipertegas lagi bahwa kalimat adalah susunan kata-

kata yang teratur yang berisi pemikiran yang lengkap (Alisyahbana, 1978).

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah

susunan kata-kata yang berbentuk klausa, kemudian memiliki pemikiran yang

lengkap yang diawali huruf kapital dan diakhiri intonasi final, dilengkapi konjungsi

bila diperlukan. Karena kalimat bisa saja tanpa konjungsi. Satu kata pun apabila dia

memiliki pemikiran yang lengkap disebut kalimat, yaitu kalimat bebas.

Contoh : Diam! Stop!

2. Ciri-Ciri Kalimat

Kalimat memiliki ciri - ciri, ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Terdiri dari dua kata atau lebih

b. Memiliki struktur SPOK

c. Diakhiri dengan intonasi final

d. Memiliki relasi predikat (S-P)

3

Page 7: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Selain itu kalimat memiliki ciri lain yaitu:

a. Kesatuan gagasan, yang memiliki S.P. Serta unsur objek dan keterangan

yang saling mendukung. Serta membentuk kesatuan tunggal.

b. Kesejajaran

c. Kehematan

d. Penekanan, dan

e. kelogisan

Jadi dalam pembuatan kalimat yang baik adalah sesuai dengan ciri - ciri yang

telah disebutkan di atas. Namun sekalipun ada kalimat tanpa struktur SPOK, asalkan

mempunyai pemikiran yang lengkap itu tetap dianggap kalimat, seperti contoh yang

telah disebutkan tadi. Yaitu, kalimat Diam!.

3. Jenis Kalimat

Kalimat terdiri empat jenis. Namun dalam makalah hanya membahas jenis

kalimat yang kedua saja yaitu, kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

a. Kalimat tunggal dan ragamnya

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu buah klausa.1

Berdasarkan kelas kata pengisi predikat, kalimat tunggal dapat dikelompokkan

menjadi kalimat verbal, nominal, dan adverbia.

Kalimat tunggal verbal atau lazim disebutkan kalimat verbal adalah kalimat

tunggal yang predikat nya berupa verba atau frasa verbal.

Contoh:

a) Ayah membaca s p

b) Ibu sedang menggoreng ikan s p o

c) Ibu memasak kue. s p o

Contoh:

1 Ngusman Abdul Manaf,Sintaksis teori dan terapan dalam bahasa indonesi.(Padang,sukabina press,2009),hlm.83

4

Page 8: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Ibu Ani petani. s pPetani merupakan predikat yang nomina. Pengisi predikat pada kalimat itu merupakan nomina atau seseorang yang profesinya sebagai petani.

Bu Annisa pegawai swasta. s pPegawai swasta sebagai predikat nominal, sama halnya dengan contoh di atas

pegawai swasta juga merupakan profesi seseorang.

Kalimat tunggal adjektiva atau lazim disebut dengan kalimat adjektival adalah

kalimat yang predikat nya berupa adjektiva atau frasa adjektiva.

Contoh:

a) Putri itu cantik.b) Lagu itu sangat merdu.

Pada kalimat a) Kita lihat bahwa kata “Putri” merupakan subjek dan kata

“cantik” yang menjadi predikat nya. Jadi, jika dianalisis kata cantik itu merupakan

adverbial atau kata sifat. Demikian juga dengan kalimat b) Kalimat adverbial tidak

ditemukan dalam bahasa indonesia karena adverbia itu selalu didampingi verba.

Adverbia yang bergabung dengan membentuk frasa verba. Karena yang jadi inti frasa

adalah verba. Frasa verba itu mengisi fungsi predikat sehingga membentuk verba,

bukan kalimat adverbial.

Berdasarkan predikat verbal dapat diikuti objek atau tidak, kalimat tunggal

verbal dapat dikelompokkan menjadi kalimat transitif. semi transitif, dan intrasitif.

Kalimat transitif adalah kalimat yang verba nya dapat diikuti objek.

Contoh:

Adik menyiram bunga.

Ibu memasak nasi wuduk.

Kakak menulis surat.

5

Page 9: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Kalimat di atas adalah kalimat tunggal yang transitif karena verba pengisi

fungsi predikatnya dapat diikuti oleh objek. Kalimat semi transitif adalah kalimat

yang predikat verbalnya dapat diikuti objek atau tidak.

Contoh :

Ayah sedang membaca.

Ayah sedang membaca koran.

Kalimat ini disebut kalimat semi transitif karena verba pengisi predikat nya

dapat diikuti dan juga tidak diikuti objek.

Terakhir yaitu kalimat intransitif adalah kalimat yang verba nya tidak bisa atau dapat diikuti oleh objek.

Contoh:

Kakak berenang. s pPesawat mendarat. s pKapal berlayar. s p

Kalimat ini tidak dapat diikuti oleh objek,jadi disebut dengan kalimat

intransitif. Berdasarkan jumlah objek yang mengikuti verba pengisi predikat kalimat

tunggal dapat dikelompokkan menjadi kalimat ekatransitif, dan dwitransitif. Kalimat

ekatransitif adalah kalimat yang verba pengisi predikat nya hanya diikuti satu objek.

Contoh:

I bu menggoreng pisang. s p oAdi mendapat hadiah. s p o

Kalimat dwi transitif adalah kalimat yang verba pengisi fungsi predikat nya

dapat diikuti oleh objek sekaligus pelengkap.

Contoh:

Ibu mengirim saya uang sekolah. s p o pel

6

Page 10: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Ayah membelikan Adik buku. s p o pel

b. Kalimat Majemuk dan Ragamnya

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua buah klausa atau

lebih. 2Berdasarkan hubungan antar klausanya, kalimat majemuk dapat

dikelompokkan menjadi:

1) Kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang klausa-klausanya berkedudukan

sejajar. Yaitu semua klausa di dalam sebuah kalimat adalah klausa bebas. Jadi tidak

ada klausa terikat dalam kalimat ini.

Contoh:

Kakak dan adik berlari - lari di halaman belakang sambil berteriak - teriak.

Ibu menggoreng ayam kemudian Ibu memasak nasi.

Kakak suka membaca novel, dan adik juga suka membaca novel.

Kalimat di atas adalah kalimat majemuk setara karena kedua klausanya berkedudukan

setara.

2).Kalimat majemuk tidak setara atau kalimat majemuk bertingkat

Sebaliknya kalimat majemuk tidak setar atau bertingkat adalah kalimat yang

kedudukan klausanya tidak sama, yaitu kalimat yang klausanya merupakan klausa

bebas dan yang lain merupakan klausa terikat.

Kalimat majemuk bertingkat dapat dikelompokkan berdasarkan makna

semantis klausa terikat itu dalam hubungannya dengan klausa utama, yaitu hubungan

waktu, tujuan, alat, cara, sebab, perbandingan, komplementasi, dan atributif.

2 Ibid,hlm.85

7

Page 11: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Jenis kalimat majemuk bertingkat atau tidak setara berdasarkan makna

semantis yang berbentuk dari hubungan klausa utama dengan klausa terikat dapat

dilihat dalam contoh:

1. Para santri melakukan bakti sosial ketika masyarakat ditimpa musibah. (Ket. Waktu) s p o konj s p o

2. Para mahasiswa melakukan bakti sosial untuk menolong masyarakat s p o p s

yang ditimpa musibah. (Ket. Tujuan). o

3. Para mahasiswa melakukan bakti sosial dengan membangun kembali s p o konj p

rumah mereka. (Ket. Cara). o4. Para relawan melakukan bakti sosial dengan menggunakan peralatan milik

s p o konj p opemerintah setempat. (Ket. Alat). o

5. Para mahasiswa melakukan bakti sosial karena masyarakat ditimpa musibah. s p o konj s p pel(Ket. Sebab).

6. Pendapat orang itu selalu berubah seperti pucuk cemara ditiup angin. s p konj s p pel(Ket. Perbandingan).

7. Mantan pejabat itu menjelaskan bahwa dirinya tidak terlibat korupsi. s p konj s p o(Ket. Komplementasi).

8. Siswa yang menangkan lomba menulis karya ilmiah diberi beasiswa. s ket. Atributif p pel

B. STRUKTUR KALIMAT

1. Struktur Kalimat Dasar

Kalimat dasar atau kalimat tunggal atau kalimat sederhana adalah kalimat

yang hanya memiliki satu objek dan satu predikat. Fakta kebahasaan yang demikian

itulah yang menyebabkan kalimat tersebut dikatakan sebagai kalimat tunggal. Dalam

bahasa indonesia dikenal enam struktur atau pola kalimat tunggal, yakni:

8

Page 12: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

1. Subjek (KB)+ predikat (KK)

2. Subjek (KB)+ predikat (KK)+ objek (KB)

3. Subjek (KB) + predikat (KK) + objek (KB) +objek ( KB)

4. subjek (KB)+ predikat (KS)

5. Subjek ( KB) + predikat (K.Bil)

6. Subjek ( KB) +predikat (KB)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sesungguhnya kalimat tunggal yang

bermacam –macam di dalam sebuah karangan itu selalu dapat ditarik kembali pola

susunan nya dan pasti akan termasuk di dalam satu pola yang disebutkan di atas.

Contoh pola kalimat yang berstruktur tunggal atau kalimat tunggal.

Adik sedang tidur.

Orang yang datang 10 orang.

Mereka tidak merasa nyaman.

2. Struktur Kalimat majemuk

Kalimat majemuk jenis yang pertama adalah kalimat majemuk setara. Kalimat

majemuk setara sering disebut juga kalimat luas setara. Konstruksi kalimat majemuk

setara ,sesungguhnya sangat sederhana, yakni hanya beberapa kalimat dasar atau

kalimat tunggal, yang kemudian digabungkan dengan konjungsi atau kata

penghubung. Kata penghubung yang memiliki tugas koordinatif demikian ini lazim

disebut sebagai konjungsi koordinatif.

9

Page 13: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Adapun konjungsi yang memiliki tugas koordinatif itu antara lain adalah

sebagai berikut: dan, atau, sedangkan. tetapi, melainkan.

Jadi, antara klausa yang satu dan klausa lainnya yang disambungkan dengan

konjungsi di atas memiliki kedudukan yang setara atau sejajar.

Contoh:

Adik sedang tidur, sedangkan ibu sedang memasak di dapur.

Kakak mandi di kamar mandi bawah, tetapi adik di bawah.

Kaitan dengan kalimat majemuk setara ini , terdapat kesalahan yang sudah

terlanjur salah kaprah, yakni digunakan nya bentuk ‘sementara’ pada posisi konjungsi

tersebut. Orang menyangka bahwa ‘sementara’adalah konjungsi padahal bentuk itu

sama sekali bukan konjunsi.

Jenis kalimat majemuk setara. Berdasarkan konjungsi yang

digunakan ,kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam.

1. Kalimat majemuk penjumlahan

Kalimat majemuk penjumlahan ini adalah kalimat majemuk setara yang

menyatakan hubungan penjumlahan. Kalimat majemuk ini ditandai yaitu memiliki

konjungsi tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.

Contoh:

Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.

2. Kalimat majemuk pemilihan

Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi ‘atau’konjunsi

atau ditempatkan pada posisi sebelum kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan

tanda koma dari kalimat dasar lain.

Contoh:

Ani boleh mengikuti ujian tulis, atau ujian lisan.

Kakak boleh mengikuti lomba menari, atau lomba menyanyi.

10

Page 14: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

3. Kalimat majemuk urutan

Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas, terus ,dan

kemudian. Kalimat yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan

urutan peristiwa . Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar, dapat

menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan

konjungsi sebagai pemisah antar kalimat dasar.

Contoh:

Seorang pencuri menyelinap di balik pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan

di sekelilingnya, lantas ia melihat seorang anak kecil bermain di halaman rumah,

kemudian ia berlari mendatangi anak itu.

Anak kecil itu merasa terancam, dia menoleh ke rumah, dia berteriak

memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju rumah.

4. Kalimat majemuk perlawanan

Kalimat majemuk perlawanan atau berlawanan ditandai oleh konjungsi tetapi,

melainkan, dan sedangkan. konjungsi tersebut menyatakan hubungan perlawanan.

Namun, masih perlu menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar yang satu dan

kalimat dasar yang lainnya. Contoh : Ibu membeli baju merah, sedangkan ayah

membeli baju putih. Selanjutnya jenis kalimat majemuk yang kedua adalah kalimat

majemuk bertingkat. Di dalam kalimat majemuk bertingkat itu hubungan klausa yang

satu dengan klausa yang lainnya adalah sebagai induk dan anak.

Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa sesungguhnya yang satu

menjadi sub bagi klausa yang lainnya. Karena ciri inilah kalimat majemuk bertingkat

sering disebut juga sebagai kalimat majemuk subordinatif. Konjungsi yang

menghubungkan klausa yang satu dengan klausa yang lainnya juga sebagai

penghubung atau kata penghubung subordinatif. Konjungsi subordinatif melekat pada

unsur klausa anak,bukan klausa induknya.

11

Page 15: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Jenis kalimat majemuk yang ketiga adalah kalimat majemuk campuran.

Dikatakan sebagai kalimat majemuk campuran karena di dalamnya memang terdapat

campuran antara kontruksi kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara

atau kalimat luas tidak bertingkat.

Contoh:

Dia berusaha menemui kakaknya yang sedang marah karena takut kakaknya

putus asa dan bunuh diri, serta membujuk untuk segera kembali lagi ke rumah.

Selanjutnya kalimat majemuk bertingkat rapatan. Dikatakan sebagai kalimat

majemuk bertingkat rapatan karena dua unsur subjek yang sama pada klausa – klausa

nya yang ada kemudian dirapatkan menjadi satu.

Contoh:

Karena sakit, mereka tidak masuk sekolah hari ini. Pada awalnya berbunyi

‘karena mereka sakit, mereka tidak masuk sekolah hari ini’.

Karena menyelesaikan pekerjaan, mereka boleh pulang. Pada awalnya

berbunyi ‘karena mereka sudah menyelesaikan pekerjaan, mereka boleh pulang’.

C. HUNGAN KALIMAT DASAR (TUNGGAL)DENGAN KALIMAT

MAJEMUK

Dalam sejarah kata bahasa di bidang kalimat kita mengenal sebutan kalimat

tunggal dengan kalimat majemuk dalam bahasa indonesia. Dalam bahasa inggris kita

mengenal pula istilah simple dan compound atau complex sentence. Untuk mengantar

masalah ini, kami ingin mempergunakan istilah bahasa ingris. 3pengertian kalimat

simple adalah kalimat yang hanya mengenal satu pola dasar kalimat inti atau kalimat

yang hanya terdiri dari satu klausa. Jadi kalimat ‘Anak itu melempari anjing adalah

kalimat simple. Sedangkan kalimat complex secara tradisional dibedakan atas dua:

3 J.D parera.Dasar-dasar analisis sintaksis .(jakarta,erlangga,2009),hlm:48

12

Page 16: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

1. Kalimat yang secara gramatikal klausa - klausanya dihubungkan secara koordinatif

satu dengan yang lain. Mereka dihubungkan dengan petugas – petugas koortdinatif.

2. Kalimat yang terbentuk atas lebih dari satu klausa, tetapi salah satu klausa

merupakan bagian dari klausa utama, mereka dihubungkan dengan petugas – petugas

penghubung subordinatisi.

Dengan pengembangan ini telah dibedakan pula atas kalimat simple, kalimat

kompleks, dan kalimat compound. Dalam tata bahasa tradisional bahasa indonesia,

ketiga istilah itu diterjemahkan dengan kalimat tunggal untuk simple, kalimat

majemuk setara untuk compound, dan kalimat majemuk bertingkat untuk kompleks.

Walaupun kalimat tunggal ,kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk

bertingkat mereka toh, tetap satu kalimat. Sebenarnya yang dimaksud dengan tunggal

atau majemuk ialah jumlah klausa membentuk kalimat itu. Sebagaimana telah kita

ketahui bahwa pengertian dari kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu

klausa. Kalimat majemuk adalah pengertian kalimat dalam hubungan dengan

majemuk itu, yang majemuk bukan kalimat, yang majemuk adalah klausa. Untuk itu

penulis mengusulkan pengertian istilah yang sesuai dengan uraian ini. 4 Yaitu: eka

klausa untuk kalimat tunggal, kalimat klausa untuk kalimat majemuk

Kita bandingkan contoh dibawa ini:

Saya sedang makan nasi.

Dia sedang minum teh.

Kalimat satu dengan kalimat dua merupakan kalimat tunggal, dan kedua

kalimat tersebut bisa menjadi kalimat majemuk. yaitu, saya sedang makan nasi, dia

sedang minum teh. Hubungan kalimat dasar dengan kalimat majemuk tidak nampak

jelas karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut.

Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah

4Ibid,hlm.49

13

Page 17: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

hubungan urutan peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau

kemudian.

Contoh: Saya sedang makan nasi lalu dia sedang minum teh.

Dalam pendapat lain hubungan kalimat itu ada, 5tiap-tiap kalimat adalah

bagian dari hubungan yang lebih besar. Di dalam hubungan yang lebih besar itu dapat

dibedakan lagi kesatuan dari tingkatan yang lebih tinggi dari pada tingkatan kalimat.

Kerap kali terjadi bahwa ada serentetan kalimat yang berturut-turut. di antara rentetan

kalimat yang semacam itu selamanya ada suatu hubungan batin tertentu. Yaitu

kesatuan bati yang organis. Kesatuan yang demikian disebut periode.

Contoh:

(1) Wati sedang menidurkan anaknya (2) suaranya menggema di udara (3)

membelai-belai si kecil di dadanya (4) sehingga tangan yang kecil montok itu

tidak lagi bergerak-gerak kaki nya tidak lagi meronta-ronta...

Keempat kalimat ini bertutur-turut yang bersama-sama membentuk suatu

kesatuan yang organis, sebuah periode. Di dalam rangka periode ini keempat kalimat

itu masing - Masing bentuk lagi suatu kesatuan yang terbatas. Yang dibuktikan

adanya tiap-tiap kali suatu kalimat tersebut memiliki intonasi tersendiri. Padahal kita

tahu tiap-tiap kalimat itu masing-masing berisi pemberitaan yang tersendiri. Tetapi

tersendiri nya itu hanya sampai pada batas tertentu, karena memang ada pertalian

antara kalimat-kalimat sesamanya. Jadi kalimat - kalimat itu pada satu pihak berdiri

sendiri, tetapi di lain pihak saling tergantung pula satu sama lain.

Untuk lebih jelasnya hubungan kalimat kita lihat pada kalimat bertingkat.

Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis

antara klausa yang membentuknya. Untuk memperlihatkan hubungan klausa yang

terdapat dalam kalimat bertingkat dibutuhkan kata penghubung atau konjungsi.

5A.A.fokker,pengantar sintaksis indonesia.(jakarta,pradnya paramita,1980).hlm.82

14

Page 18: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

Berikut ini beberapa konjungsi dalam kalimat beserta hubungan klausa yang

diciptakan.

1. Hubungan ‘waktu’

Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika,

sebelum, sesudah, sehingga, seraya, tatkala, selama, lagi, setelah, sehabis, sampai,

hingga.

Contoh: sejak anak - anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana.

2. Hubungan ‘syarat’Kata penghubung yang digunakan adalah seandainya, andai kata, bilamana,

Jika. Contoh: Anda mau mendengarkan nya, saya akan bercerita.

Pembangunan sekolah ini akan berjalan lancar andai kata seluruh warga mau

berpartisipasi.

3. Hubungan ‘tujuan’. Kata penghubung yang di inginkan adalah agar, agar supaya,

supaya, dan biar. Contoh: Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi

dapat mengumpulkan nya.

4. Hubungan ‘konsesif’. Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun,

meskipun, kendatipun. Contoh: Walaupun hatinya sedih ibu itu tidak mau menangis

dihadapan anak-anaknya.

5. Hubungan ‘perbandingan’. Kata penghubung yang di gunakan adalah seperti,

ibarat, bagaikan. Contoh: Ibu menyayangi dia seperti beliau menyayangi anak-

anaknya.

6. Hubungan ‘penyebab’. Kata penghubung yang digunakan adalah sebab dan karena.

Contoh. Rencana penyelenggaraan MTQ, di kota saya ditunda karena panitia acara

belum siap.

15

Page 19: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

7. Hubungan ‘akibat’. kata penghubung yang digunakan adalah sehingga, sampai,

dan maka. Contoh: Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami

tidak sanggup membelinya.

8. Hubungan ‘cara’. Kata penghubung yang digunakan adalah dengan. Contoh: Ia

merangkai bunga-bunga itu dengan penuh konsentrasi. Ibu merawat anaknya dengan

penuh kasih sayang.

9. Hubungan ‘sangkalan’. kata penghubung yang digunakan adalah seolah - olah,

seakan-akan. Contoh: Anak itu diam seolah -olah dia tidak melakukannya.

10. Hubungan ‘kenyataan’. Kata penghubung yang digunakan adalah padahal dan

sedangkan.

Contoh: Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak hal.

11. Hubungan ‘hasil’, kata penghubung yang digunakan adalah makanya. Contoh:

Ayah arif sangat galak, makanya saya takut mendekatinya.

12. Hubungan; penjelasan’. Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa. Contoh:

Saya tidak tahu bahwa anak saya seorang siswa yang multi talenta. Saya tidak tahu

bahwa suami saya seorang karyawan yang teladan.

16

Page 20: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam uraian atau isi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa hubungan

kalimat tunggal dengan kalimat majemuk dapat dilihat dengan adanya kata

penghubung atau konjungsi, yang sangat berperan sehingga terjadi pertalian-pertalian

antara kalimat tunggal dengan kalimat majemuk. Dengan adanya konjungsi ini maka

sebuah kalimat tunggal bisa dikembangkan menjadi kalimat majemuk kemudian

menjadi sebuah paragraf yang mempunyai ide, tema, topik, atau gagasan utama dan

jelas dari semua yang disebut di atas.

B. Saran

Melihat sulitnya membahas hubungan -hubungan antara kalimat tunggal dan

majemuk. Jadi kita sebagai mahasiswa bidang bahasa, kami sarankan supaya lebih

jeli lagi untuk menganalisis hubungan atau pertalian kedua kalimat itu. Agar kita

tidak salah pengertian dan tidak salah kaprah mengenai hal ini. Supaya bahasa kita

dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah nya, apalagi

dalam kegiatan menulis.

17

Page 21: Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk

DAFTAR PUSTAKA

Parera, J.D.2009. Dasar-dasar analisis sintaksis. Jakarta : Erlangga

Manaf, A.Gnusman, 2009. Sintaksis Teori dan Terapan Dalam Bahasa Indonesia. Padang : Suka Bina Press

Fokker. A. A,1980. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnaya paramitra http://All-cyber. Blogspot. com.2012./606/

Chaer, Abdul, 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta

18