Makalah Hormon Enzim

31
MAKALAH ENZIM DAN HORMON UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH BIOSCIENCE I Yang dibina oleh: Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep, M.Kep. Sp.KepJ Oleh : Innani Wildania Husna 125070218113028 PSIK-B

description

Makalah Hormon FK UB

Transcript of Makalah Hormon Enzim

Page 1: Makalah Hormon Enzim

MAKALAH

ENZIM DAN HORMON

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

BIOSCIENCE I

Yang dibina oleh: Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep, M.Kep. Sp.KepJ

Oleh :

Innani Wildania Husna 125070218113028

PSIK-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Page 2: Makalah Hormon Enzim

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hormon dan Enzim” tepat pada waktunya.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan

makalah berikutnya.

Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Kediri, 2 Agustus 2014

Penulis

Page 3: Makalah Hormon Enzim

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

1. PENDAHULUAN.........................................................................................................41.1 Latar Belakang..........................................................................................................41.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................41.3 Tujuan.......................................................................................................................5

2. PEMBAHASAN............................................................................................................62.1 Hormon.....................................................................................................................62.1.1 Definisi...............................................................................................................62.1.2 Jenis Hormon.....................................................................................................62.1.3 Klasifikasi .........................................................................................................72.1.4 Mekanisme Kerja Hormon ................................................................................72.1.5 Kelenjar Pituitari................................................................................................92.1.5.1 Divisi Kelenjar...................................................................................................92.1.5.2 Hubungan Hiperfisis-Hipotalamus....................................................................92.1.6 Hormon Pertumbuhan........................................................................................102.1.6.1 Abnormalitas Sekresi GH..................................................................................112.1.7 Kelenjar Tiroid...................................................................................................112.1.7.1 Pembentukan, Penyimpanan, dan Pelepasan Hormon Tiroid............................112.1.7.2 Efek Fisiologis Hormon Tiroid..........................................................................122.1.7.3 Abnormalitas Sekresi ........................................................................................122.2 Enzim........................................................................................................................142.2.1 Definisi...............................................................................................................142.2.2 Jenis Reaksi Enzim............................................................................................142.2.3 Tatanama Enzim.................................................................................................152.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim....................................................152.2.5 Komponen Penyusun Enzim..............................................................................152.2.6 Mekanisme Kerja Enzim....................................................................................162.2.7 Cara Kerja Enzim ..............................................................................................162.2.8 Pengahmbatan Reversible..................................................................................18

3. PENUTUP......................................................................................................................193.1 Kesimpulan...............................................................................................................193.2 Saran.........................................................................................................................19

4. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20

Page 4: Makalah Hormon Enzim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu sistem koordinasi pada manusia adalah Hormon, dimana

hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan

langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai

saluran khusus, sehingga sering disebut sebagai kelenjar

buntu/kelenjar Endokrin.

Di dalam tubuh. Hormon berperan dalam mengatur metabolisme,

pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi dan reaksi terhadap

stress serta tingkah laku. Oleh karena itu, hormon sangat dibutuhkan

dalam tubuh.

Selain itu di dalam tubuh juga terjadi aktivitas enzim. Aktivitas dari

enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah satunya

adalah inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat

menghambat atau menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim.

Inhibitor irreversibel atau tidak dapat balik, dimana setelah inhibitor

mengikat enzim, inhibitor tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim.

Keadaan ini menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat atau

inhibitor merusak beberapa komponen (gugus fungsi) pada sisi katalitik

molekul enzim. Sedangakan nhibitor reversibel atau dapat balik,

bekerja dengan mengikat sisi aktif enzim melalui reaksi reversibel dan

inhibitor ini dapat dipisahkan atau dilepaskan kembali dari ikatannya.

Inhibitor dapat balik terdiri dari tiga jenis, yaitu inhibitor yang bekerja

secara kompetitif, non-kompetitif, dan un-kompetitif.

Sehingga dilakukan percobaan pengaruh inhibitor terhadap aktivitas

enzim dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh inhibitor terhadap

aktivitas enzim. Dimana dalam percobaan pengaruh inhibitor terhadap

aktivitas enzim ini, digunakan inhibitor kompetitif yaitu malonat. Dalam

hal ini malonat yang menginhibisi reaksi yang dikatalisis oleh enzim

suksinat dehidrogenase.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Hormon dan Enzim?

Page 5: Makalah Hormon Enzim

2. Apa jenis-jenis dari Hormon dan Reaksi Enzim?

3. Apa saja klasifikasi dari Hormon?

4. Bagaimana mekanisme kerja Hormon dan Enzim?

5. Apa itu Kelenjar Pituitary dari Hormon?

6. Apa itu Hormon Pertumbuhan?

7. Apa itu Kelenjar Tiroid?

8. Bagaimana tatanama Enzim?

9. Apa faktor yang mempengaruhi aktivitas Enzim?

10. Apa saja komponen penyusun Enzim?

11. Bagaimana cara kerja Enzim?

12. Bagaimana penghambatan reversible?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari Hormon dan Enzim

2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Hormon dan Reaksi Enzim

3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Hormon

4. Untuk mengetahui mekanisme kerja Hormon dan Enzim

5. Untuk mengetahui Kelenjar Pituitary dari Hormon

6. Untuk mengetahui Hormon Pertumbuhan

7. Untuk mengetahui Kelenjar Tiroid

8. Untuk mengetahui tatanama Enzim

9. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi aktivitas Enzim

10. Untuk mengetahui komponen penyusun Enzim

11. Untuk mengetahui cara kerja Enzim

12. Untuk mengetahui penghambatan reversible

Page 6: Makalah Hormon Enzim

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HORMON

2.1.1 DEFINISI

Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh suatu kelenjar endokrin,

disekresi ke dalam darh, dan sampai ke sel sasaran di jaringan lain

dakam tubuh trmpat hormon tersebut menimbulkan edek fisiologis.

Sebagian besar hormon adalah peptida atau senyawa yang berasal

dari asam amino. Sebagian hormon peptida adalah glikoprotein

kompleks. Hormon yang berasal dari sebuah asam amino adalah

golongan kotekolamin. Hormon lainnya adalah turunan kolesterol atau

salah satu prekusornya. Hormon steroid yang berasal dari kolesterol

mencakup hormon korteks adrenal dan hormon gonad.

2.1.2 JENIS HORMON

1. Hormon Endokrin

Hormon yang disekresi oleh organ atau jaringan utama yang

termasuk bagian sistem endokrin.

a. Hormon tidak bekerja secara lokal, za ini dibawa aliran darah

menempuh jarak yang jauh untuk mempengaruhi jaringan

target.

b. Hormon endokrin dapat disekresi oleh suatu sel atau oleh

sekelompok sel yang ditemukan dalam jaringan non-endokrin

(misalnya insulin dan glukagon diproduksi oelh sel pulau-pulau

eksokrin pankreas).

c. Bebrapa hormon, seperti hormon plasenta yang ditemukan

selama kehamilan hanya diproduksi untuk sementara.

2. Neurohormon

Page 7: Makalah Hormon Enzim

Neorohormon disintesis sel-sel sarad neurosekresi. Zat ini

berfungsi dan disekresi seperti hormon, tetapi biasanya bekerja

dalam jarak yang lebih pendek dan jelas.

a. Salah satu contoh neurohormon adalah neuropeptida yang

diproduksi neuron dalam SSP

b. Neurotransmuter yang beroperasi melalui sinaps atau

neuromedulator yang meningkatkan atau menghambat

respons neuron ke neurotransmiter juga disebut sebagai

hormon.

3. Prostaglandin

Zat seperti hormon yang merupakan deviat asam lemak asam

arakidonat. Zat ini terbentuk dalam jumlah kecil pada jaringan

tubuh baik saat kondisi normal dan patologis.

a. Prostaglandin disentesis dan dilepas untuk bekerja secara

lokal pada sel sel tetangga.

b. Hormon ini mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, antara lain

efek terhadap tekanan darah, kontraksi otot polos,

pembekuan darah, pencernaan, reproduksi, dan respons

inflamatori.

2.1.3 KLASIFIKASI

Terdiri dari dua kelas utama.

1. Deriviatif asama amino

Seperti protein. Polipeptida, peptida, amina atau kompleks

protein konjugasu seperti glikoprotein, adalah hormon yang

diproduksi kelenjar hipofisis, hipotalamus, medula adrenal,

pineal, tiroid, sel-sel pulau pankreas, dan sel-sel dalam saluran

pencernaan. Zat ini umumnya dapat larut dalam air dan

ditranspor dalam bentuk yang tidak berikatan dalam darah.

2. Steroid

Senyawa lipid larut-lemak yang disinresis dari kolesterol. Zat ini

diproduksi oelh ovarium, testis, plasenta dan bagian luar kelenjar

adrenal serta testosteron, estrogen, progesteron, aldosteron dan

Page 8: Makalah Hormon Enzim

kortisol. Zat ini bersirkulasi dalam plasma yang mentranspor

protein.

2.1.4 MEKANISME KERJA HORMON

Ada dua mekanisme utama pada hormon dan molekul yang

berikatan dengan hormon tersebut untuk menghasilkan efeknya.

Pertama, melalui stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel dan

kedua, mengaktivasi gen yang terlibat melalui transkripsi dan

translasi.

1. Aktivasi enzim melibatkan sistem respetor terikat membran

(pembawa pesan kedua)

a. Molekul-molekul dari berbagai hormon protein dan polipeptida

(pembawa pesan pertama) berikatan dengan reseptor tatap

pada permukaan sel yang spesifik untuk hormon tersebut.

b. Kompleks hormon-hormon menstimulasi pembentukan

adenosin 3,5-monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar

pesan kedua, yang dapat menyampaikan pesan pertama dari

berbagai hormon.

1) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein

terikat membran, yang termasuk keluarga protein

tegulator pengilkat nukleotida guarin.

2) G-protein mengalami pengubahan bentuk, sehingga

guanosim difosfat (GDP) yang tidak aktif dapat diganti

dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).

3) Komleks G-protein-GTP menbgaktivasi enzim adenelat

siklase, untuk memproduksi cAMP.

c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP-

dependen protein kinase yang sesuai.

1) Enzim protein kinase mengkatalisis reaksi fosforilasi

khusus (transfer gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam

sitoplasma.

2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai

molekul yang sesuai dengan enzimnya. Dengan

demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormon yang

Page 9: Makalah Hormon Enzim

bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan

aktivitas enzim intraselular utama.

d. Aktivitas enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek

fisiologis dan reaksi kimia, bergantung pada sifat

bawaan sel.

e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraselular

fosfodisterase. Ini akan membatasau durasi efek cAMP.

2. Senyawa selain cAMP yang berperan sebagai pembawa pesan

kedua untuk hormon tertentu telah ditemukan. Senyawa ini

meliputi inositol trifosfat (IP3), guanosin monofosfat siklik (GMP)

dan kompleks kalsium yang teriakat dengan kalmodilum, duatu

protein regulator intarseluler.

3.

4. Aktivasi gen melibatkan sistem reseptor intraselular.

a. Hormon steroid, hormon tiroid, dan beberapa jenis hormon

polipeptida, menembus membran untuk masuk ke dalam sek.

Hormon tersebut berikatan dengan reseptor internal bergerak

dalam sitoplasma atau nukleus sel.

b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di

dekat gen yang transkripnya distimulasi oleh hormon. Di sisi

ini, kompleks dakan berikatan dengan reseptor DNA spesifik

untuk hormon .

c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk

transkripsi mRNA, yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

Page 10: Makalah Hormon Enzim

d. mRNA kemudian ditranslasi menjadai protein dan enzim yang

memicu respons selular terhadap hormon.

2.1.5 KELENJAR PITUITARI

2.1.5.1 DIVISI KELENJAR

a. lobus anterior (adenohipofisis) kelenjar terdiri dari pars

distalis, pars tuberalis, dan pars intermedia.

1) Pars distalis merupakan tonjolan lobus anterior

2) Pars tuberalis pada manusia tereduksi menjadi

lempeng tipis sel-sel epitelial pada bagian superior

pars distalis. Bagian ii funsgi endokrinnya tidak

diketahui, tetapi merupakan bagian yang paling

vaskular pada lobus anterior.

3) Pars intermedia, bersebelahan dengan pars distalis,

sangat jelas, pada janin tetapi tereduksi setetlah

dewasa.

b. Lobus posterior pituitari (neurohipofisis) tersusun dari

pars nervosa, dan infunfibulum.

1) Pars nervosa terhuibung dengan hipotalamus otak.

Bagian ini mengandung ujung akson dari neuron

neurosekretori hipotalamus dan sel-sel seperti sel

neuroglia (pituisit) yang dipercaya tidak memiliki

fungsi sekretori.

2) Infunfibulum (batang saraf) menghubungkan

neurohipofisis dengan otak

2.1.6 HUBUNGAN HIPERFISIS-HIPOTALAMUS

Hubungan vaskular dan saraf antara hipotalamus dan hipofisis

sangat penting untuk fungsi kelenjar hipofisis.

a. Sistem portal hipotalamus-hipofisis

1) Suplai darah ke lobus posterior (neurohipofisis) terjadi melalui

dua arteri hipofisis inferior, yang merupakan cabang arteri

karotis internal, memasuki lobus posterior dan membentuk

jaringan-jaringan kapilar. Aliran vena mengalir melalui vena

hipofisis ke dalam sinus dural.

Page 11: Makalah Hormon Enzim

2) Suplai darah ke lobus anterior (hipofisis) adalah tidak

lansgung. Arteri hipofisis superior (cabang arteri karotis

interna) memasuki bagian tengah tonjolan hipotalamus dan

batang infundibulum sehingga membentuk jaring-jaring

kapilar pertama.

3) Jaring kapilar pertama dialiri vena portal hipofisis, yang

menjadi awal jaeing kapilar kedua di bagian bawah lobus

anterior.

4) Sistem portal hipotalamus-hipofisis mengacu pada kedua

jaring kapilar di atas (satu di hipotalamus dan satu lagi dlaam

adeohipofisis) dan vena yang terletak di antara keduanya.

Melalui sistem ini, hormon yang diproduksi di hipotalamus

langsung dibawa ke adenohipofisis tanpa memasuki sirkulasi

darah besar.

2.1.7 HORMON PERTUMBUHAN

Hormon pertumbuhan atau somatotropik adlah sejenis hormon

protein. Hormon ini mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh

yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama

pada pertumbuhan tulang dan massa otot rangka.

a. Efek fisiologis

1) Sintesis protein

GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh

dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui

membran sel.

2) Konservasi karbohidrat

GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel

tubuh, dengan demikian menambah kadar glukosa darah.

3) Mobilisasi simpanan lemak

GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan

pemakaian lemak untuk energi.

4) Stimulasi pertumbuhan rangka

GH menyebabkan hati (mungkin juga guinjal) memproduksi

somatomedin, sekelompok faktor pertumbuhan dependen-

Page 12: Makalah Hormon Enzim

hipofisis yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan

kartilago.

b. Pengaturan sekresi GH terjadi melalui sekresi dua hormon

antagonis.

1) Stimulus untuk pelepasan

a) Hormon pelepas hormon pertumbuhan dari hipotalamus

dibawa melalui saluran portal hipotalamus-hipofisis menuju

hipofisis anterior, temoatnya menstimulasi sintesis dan

pelepasan GH.

b) Stimulus tambahan utnuk pelepasan GH meliputi stres,

malnutrisi, dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah,

sperti puasa dan olahraga.

2) Inhibisi pelepasan

a) Sekresi GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam

darah melalui mekanisme umpan balik negatif.

b) Somatostatin, hormon penghambat hormon pertumbuhan dari

hipotalamus, dibawa menuju hipofisis anterior melalui sistem

portal. Hormon ini menghambat sintesis dan pelepasan GH.

c) Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan

peningkatan kadar asama lemak darah.

2.1.8 ABNORMALITAS SEKRESI GH

a. Kerdil (dwarfism)

Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak

mengakibatkan pertumbuhan terhenti. Hormon pertumbuhan

manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus dwarfism

hipofisis.

b. Gigantisme

Hipersekresi GH selama masa remaja dan sebelum penutupan

lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang

yang berlebuhan. Jenis sekresi berlebihan ini biasanya

disebabkan oleh tumor hipofisis yang sangat jarang terjadi.

c. Akromegali

Page 13: Makalah Hormon Enzim

Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis tifak

menyebabkan penambahan oanjang tulang panjang, tetatpi

menyebabkan penambahan pembesaran yang tidak proposional

pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah.

Dan memperbesar ukuran tangan dan kaki. Hal ini juga tidak

umum.

2.1.9 KELENJAR TIROID

2.1.9.1 PEMBENTUKAN, PENYIMPANAN, DAN PELEPASAN HORMON

TIROID

1. Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon

a. Tiroksin, mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar

tiroid.

b. Triiodotironin disekresi dalam jumlah kecil

2. Jika TSH mengikar reseptor sel folikel, amka akan

mengakibatkan terjadinya sintesis dan sekresi titroglobulin,

yang mengandung asam amino tirosin, ke dalam lumen

folikel.

3. Iodium yang tertelan bersama makanan dibasa aliran

darah dalam bentuk ion, iodida, menuju kelenjar tiroid. Sel-

sel folukular memisahkan iodida dari darah dan

mengubahnya menjadi molekul (unsur) iodium.

4. Molekul iodium bereaksi dengan tirosin dalam titroglobulin

untuk membentuk molekul monoidotirosin dan diiofotirosin.

a. Dua molekul diiodotirosin membentuk tiroksin

b. Satu molekul monoidotirosin dan satu molekul

diidotirosin membentuk triioditorinin.

5. Sejumlah besar T3 dan T4 disimpan dalam bentuk

tiroglobulin selaa berminggu-minggu. Saat hormon tiroid

akan dilepas di bawah pengaruh berdifusi dari lumen folikel

melalui sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasi darah.

6. Sebagian besar hormon tiroid yang bersirkulasi bergabung

denganprotein palsma (terutama globulin pengikat tiroksin

yang diproduksi hari) untuk transpor.

Page 14: Makalah Hormon Enzim

2.1.9.2 EFEK FISIOLOGIS HORMON TIROID

a. Hormon tiroid meningakatkan laju metabolik hampir semua

sel tubuh. Hormon ini menstimulasi konsumsi oksigen dan

memperbesar pengeluaran energi, terutama dalam bentuk

panas.

b. Faktor utama yang mepengaruhi laju sekresi TRH dan TSH

adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju

mertabolik tubuh.

2.1.9.3 ABNORMALITAS SEKRESI

Akibat defisiensi iodium, atau melfungsi hipotalamus,

hipofisis atau kelenjar tiroid.

1. Hipotiroidisme

Adalah penurunan produksi hormon tiroid. Hal ini

mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik,

konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan pengkatan

simpanan lemak.

a. Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan

miksedema, yang ditandai dengan adanya akumulasi

air dan musin dibawa kulit, sehingga penampakan

edema terlihat.

b. Pada anak kecil, hipotiroidisme yang mengakibatkan

reterdasu mental dan fisik, disebut dengan

kreatinisme.

2. Hipertiroidisme

Adalah roduksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini

mengakibatan aktiviras metabolik meningkat, berat

badan turun, gelisah, trmor, diare, frekuensi jantung

meningkat, dan pada hipertiroidisme berlebihan,

gejalanya adalah toksisitas hormon.

a. Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter

eksoftalmik (penyakit Grave). Gejalanya berupa

pembengkakakn jaringan di bawah kantong mata

sehingga mata menonjol.

Page 15: Makalah Hormon Enzim

b. Penatalaksanaan hipertiroidisme adalah melalui

pengangkatan kelenjar tiroid melalui pembedahan

atau dengan uodium radioaktif, yang diarahkan pada

kelenjar dan untuk mengahancurkan jaringan

3. Goiter (gondok)

Adalah pembedaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga

kali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan hipotiroidisme

atau hipertiroidisme.

a. Goiter ringan (endemik) berkaitan

denganhipotiroidisme terjadi di daerah yang

mengalami defisiensi iodium.

b. Penurunan konsumsi iodium mengakibatkan akumulasi

tiroglobulin (koloid) dalam folikel, tetapi juga

menurunkan produksi hormon tiroid.

c. Suplementasi garam dengan iodium telah mengurangi

insiden goiter endemik.

2.2 ENZIM

2.2.1 DEFINISI

Enzim adalah protein yang berfungi sebagai katalisator, senyawa

yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim katalisator

berikatan dengan reaktan yang disebut subtrat, mengubah reaktan

menjadi produk lalu melepaskan produk. Walaupun enzim dapat

mengalami modifikasi selama urutan ini, pada akhir reaksi enzim

kembali kebentuk asalnya. Enzim sebagai katalisator, suatu enzim

berikatan dengan substrat reaksi dan mengubah substrat menjadi

produk. Subtrat berikatan dengan tempat pengikatan subtrat

Page 16: Makalah Hormon Enzim

spesifik yang terdapat di enzim melalui interaksi dengan residu

asam amino enzim. Aktivitas enzim juga dapat diatur oleh fosforilasi

atau oleh protein medularot sebagai enzim disintesis sebagai suatu

prekursor yang tidak aktif. Enzim memiliki katalisator yang berbeda

tetapi mengkatalisis reaksi yang sama disebut sebagai isoenzim.

2.2.2 JENIS REAKSI ENZIM

Untuk mengkatalisis suatu reaksi enzim, enzim harus

berikatan dengan substrat dan membentuk kompleks enzim-

substrat. Reaksi berlangsung di suatu daerah dinamik pada

enzim yang berukuran relatif kecil yaitu temoat aktif atau tempat

katalitik. Berikut klasifikasi enzim berdasarkan jenis reaksi yang

dikatalisis:

No

.Kelompok Enzim Jenis Reaksi

1 Oksidoreduktase

Pemindahan elektron (sebagai e’,

atom hidrogen, atau ion hibrida)

dari satu senyawa ke suatu

ekseptor

2 Transferase

Pemindahan sebuah gugus

fungsional, misalnya gugus asli,

amino, metil atau fosfat

3 Hidrolase

Pemisahan ikatan C-O, C-N atau

C-S dengan penambahan H2O

pada ikatan

4 Liase

Penambahan gugus ke ikatan

rangkap atau pembentukan

ikatan rangkap

5 Isomerase

Pemindahan gugus di dalam

molekul untuk menghasilkan

bentuk isomerik

Page 17: Makalah Hormon Enzim

6 Ligase

Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-

O dan C-N disertai pengfuraian

ikatan berenergi tinggi, misalnya

ATP

2.2.3 TATANAMA ENZIM

Senyawa yang dikatalisis oleh suatu enzim disebut subtrat enzim

yaitu berupa senyawa-senyawa organik atau senyawa nonorganik.

Sturktur kimia substrat dapat sederhana tetapi juga dapat

kompleks.

- Tatanama dengan akhiran –in atau penamaan tak sistematik

(nama trival), seperti ptialin, stepsin, amilopsin dan pepsin tidak

menggambarkan sifat dan jenis reaksi kimia yang terjadi.

- Tatanama dengan akhiran –ase, digunakan untuk mengakhiri

nama proses reaksi yang dikatalisis atau dipengaruhinya, seperti

proses hidrolisis menjadi hidrolase.

2.2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS ENZIM

a. Suhu dan pH

Setiap enzim di dalam tubuh manusia memiliki suhu optimal

sendiri (antara 35 C dan 40 C) dan pH optimal yang berkisaran

antara 6 hingga 8. Pengecualian dapat ditemukan pada enzim

pencernaan tertentu seperti pepsin.

b. Kofaktor dan koenzim

Beberapa enzim memerlukan kofaktor, atau zat anorganik

pembantu seperti atom logam atau koenzim, molekul nonprotein

organik seperti vitamin.

c. Inhibitor enzim

Zat kimia dapat secara selektif menghambat kerja katalisis enzim

spesifik. Walaupun beberapa zat kimia beracun dapat mematikan

karena efek inhibisinya terdapat enzim, inhibisi selektif ada

enzim merupakan proses kontrol metabolik yang normal dan

penting dalam sel.

Page 18: Makalah Hormon Enzim

2.2.5 KOMPONEN PENYUSUN ENZIM

Enzim adalah suatu protein yang mengikat zat lain yang bukan

protein. Zat tersebut disebut kofaktor yang dapat berupa fofaktor

organik atau kofaktor ion logam. Kofaktor yang terikat kuat dengan

proteinnya disebut gugus prostetik, sedangkan gugus kofaktor yang

mudah lepas dari proteinnya disebut koenzim. Agar koenzim dapat

bekerja harus terdapat holoenzim yang merupakan penggabungan

dari bagian protein enzim yang disebut apoenzim atau feron dan

koenzim atau agon.

2.2.6 MEKANISME KERJA ENZIM

a. Satu enzim bekerja untuk satu substrat tertentu

b. Kekhususan enzim. Setiap enzim dapat membedakan

substratnya sendiri dari substrat lain yang senyawanya berikatan

erat (termasuk isomer) sehingga setiap jenis enzim dapat

mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Enzim berikatan dengan

substrat dan mengubahnyta menjadi produk reaksi.

c. Sisi aktif

1. Kerja enzim model lock and key

2. Kerja enzim model induced fits

d. Kompleks enzim-substrat menglami penyusunan ulang internal,

yang membentuk produk. Enzim melepas produk, dan sisi

aktifnya kemudian kosong dan tersedia untuk lebih banyak

substrat.

2.2.7 CARA KERJA ENZIM

Prinsip kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap

pertama, enzim (E) bergabung dengan substrat (S) membentuk

Page 19: Makalah Hormon Enzim

kompleks enzim substrat (E-S). Tahap kedua, kompleks enzim-

substrat teruai menjadi produk (zat hasil) dan enzim bebas.

Reaksi diatas, hasil peruraian (A+B+C dan seterusnya) atau produk

tidak terikat oleh enzim sehingga enzim dapat mempengaruhi

substrat yang lain. Dua model yang diusulkan pada kegiatan enzim

dalam mempengaruhi substrat hingga diperoleh zat hasil, yaitu

model kinci dan gembok dan induced fit.

- Model kunci dan anak kunci

Tempat pengikatan substrat mengandung residu asam amino

yang tersususn membentuk permukaan tuga dimensi

komplementer yang mengikat substrat melalui interaksi

hidrofobik meltipel, interaksi elektrostatistik, dan ikatan hidrogen.

Residu asam amino ini dapat berasal dari bagian yang sangat

berlainan pada urutan asam amino linear dari enzim, sperti yang

tampak pada glukokinase. Rintangan sterik dan penolakan

muatan di tempat pengikatan substrat bahkan dapat mencagah

pengiakatan senyawa yang berhubungan erat. Pada model kunci

dan anak kunci, komplementeritas (saling mengisi ) anatar

substrat dan tempat pengikatnya dibayangkan seperti anak kunci

yang masuk ke dalam kunci yang kaku.

- Model Induced Fit

Sewaktu substrat terikat, hampir semua enzim mengalami

perubahan konfirmasi yang menyebabkan reposisi rantai sisi

asam amino di tempat aktif dan meningkatkan jumlah interaksi

pengikat. Fungsi perubahan konfirmasi yang diinduksi oleh

pengikatan substrat biasanya adalah untuk menyusun ulang

residu adam amino di tempat aktif melalui cara-cara yang

mendorong berlangsung reaksi. Induced fit dapat menyebabkan

Page 20: Makalah Hormon Enzim

perubahan konfirmasi yang menyempurnakan tempat pengikatan

suatu kosubstrat atau menyebabkan perubahan konfirmasi di

subunit enzim di dekatnya. Oleh karena itu, interaksi multipel

anatara substrat dan enzim di tempat pengikatan enzim,

berfungsi untuk pengenalan substrat dan untuk menyusun

kembali tempat aktif bagi tahap reaksi selanjutnya.

2.2.8 PENGAHMBATAN REVERSIBLE (TAKSTABIL)

Penghambatan reversible dibedakan atau dua golongan, yaitu

penghambatan kompetitif dan penghambatan nonkompetitif.

- Pengahmbatan kompetitif atau penghambat bersaing

Stuktur inhibitor mirip dengan struktur substrat. Inhibitor,

misanya Z dan substrat (S) bersaing menempati lokasi aktif

suatu enzim. Namun, setelah inhibitor menempati lokasi aktif

tidak segera membentuk enzim bebas dan hasil. Jadi, adanya

Z, jumlah enzim atau kompleks enzim substrat menjadi

berkurang.

Page 21: Makalah Hormon Enzim

- Penghambatan nonkompetitif

Inhibitor (misalnya Q) menempelkan diri pada suatu tempat di

permukaa enzim yang agak jauh dari lokasi aktif sehingga

struktur lokasi aktif berubah. Karena perubahan struktur lokasi

aktif ini, substrat tidak dapat masuk. Akibatnya, peran enzim

sebagai katalisator yang normal tidak dapat terlaksana.

Inhibitor ini tidak hanya beraksi dengan enzim tetapi juga

dapat bereaksi dengan kompleks enzim-substrat.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang

berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di

dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Klasifikasi hormon

berdasarkan fungsi diantaranya: Hormon perkembangan, Hormon metabolisme,

Hormon trofik, Hormon pengatur metabolisne mineral dan air, Hormon pengatur

sistem kardiovaskuler: hormon bekerja dengan reseptor glikoprotein yang spesifik

pada permukaan sel sasaran. Produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian

dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama

melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Ketika hormon

menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada

permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Page 22: Makalah Hormon Enzim

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di

dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan

dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa

habis bereaksi  dalam suatu reaksi kimia.

Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting

dalam reaksi metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat

bekerja pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim

dengan substrat (kompleks enzim-substrat).

3.2 SARAN

1. Mencari tahu lebih dalam lagi mengenai Hormon dan Enzim dan

tidak berfokus pada satu sumber atau hanya makalah ini.

2. Mencari sumber yang lebih valid lagi tentang Hormon dan Enzim.

3. Mencari sumber yang lebih update untuk mengetahui

perkembangan Hormon dan Enzim dari waktu ke waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Marks, Dawn, Allan Marks, Colleen Smith. 2000. Biokimia Kedokteran

Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis alih bahasa oleh Brahm. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula alih bahasa oleh

Palupi Widyastuti. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah

Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC