Makalah Gizi

28
Tugas Dasar-dasar Gizi KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (MALNUTRISI DAN KECERDASAN) OLEH: KELOMPOK III KELAS D RESKY ELISAFITRI MIFTAHUL JANNAH RYZA JAZID BN FITRIANI SUKARDI KURNIA WULANDARI F FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Transcript of Makalah Gizi

Page 1: Makalah Gizi

Tugas Dasar-dasar Gizi

KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN

(MALNUTRISI DAN KECERDASAN)

OLEH:

KELOMPOK III KELAS D

RESKY ELISAFITRI

MIFTAHUL JANNAH

RYZA JAZID BN

FITRIANI SUKARDI

KURNIA WULANDARI F

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Makalah Gizi

KATA PENGANTAR

Teriring salam dan doa kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan makalah ini. Adapun judul makalah ini ialah “KEKURANGAN

ENERGI PROTEIN (MALNUTRISI DAN KECERDASAN)”. Tugas makalah ini

merupakan prasyarat penilaian dalam mata kuliah Dasar-Dasar Gizi.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah

Dasar-dasar Gizi yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Tak

lupa pula penulis berterimakash kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian makalah ini baik berupa materil maupun sumbangsih

saran.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap

makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak banyak khusus para pemabaca.

Makasaar, September 2012

Penulis

Page 3: Makalah Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu malnutrisi?

2. Apa penyebab malnutrisi?

3. Bagaimanan dampak malnutrisi?

4. Bagaimana pengaruh malnutrisi terhadap perkembangan otak

anak (kecerdasan)?

5. Bagaimana peranan asupan gizi terhadap kecerdasan anak?

6. Bagaimana cara mengatasi malnutrisi dalam rangka meningkatkan

kecerdasan anak?

C. TUJUAN

1. Memahami pengertian malnutrisi.

2. Mengetahui penyebab malnutrisi.

3. Mengetahui dampak malnutrisi.

4. Mengetahui pengaruh malnutrisi terhadap perkembangan otak

anak (kecerdasan).

5. Mengetahui peranan asupan gizi terhadap kecerdasan anak.

6. Mengetahui cara mengatasi malnutrisi dalam rangka meningkatkan

kecerdasan anak.

Page 4: Makalah Gizi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. GIZI

Pengertian Gizi yang disampaikan oleh Manjoer Arif (2000) berasal

dari “ghidza” (Arab) makanan. Gizi adalah bahan makanan yang

berhubungan dengan kesehatan tubuh. Dalam bahasa latin “nutrire” artinya

makanan atau zat makanan sehat, gizi sangat diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangan tubuh balita, ataupun untuk kesehatan tubuh manusia

karena mengandung banyak zat dan vitamin yang berguna untuk tubuh

seperti, protein, karbohidrat, vitamin, zat bezi, zat seng, mineral, kalsium.

Apabila tubuh tidak mendapatkan asupan makanan yang mencukupi

kebutuhan tubuh maka akan menimbulkan berbagai macam masalah

kesehatan salah satunya adalah malnutrisi kurang energi protein.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup

zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan

secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau

lebih zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi

Page 5: Makalah Gizi

dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau

membahayakan (Almatsier, 2001).

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus

periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi

dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang

optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh

makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah

menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan

anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Depkes RI, 2006).

2. Malnutrisi

Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang

disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak

mencukupi. Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan

undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang

kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan.

Namun demikian, sebenarnya istilah tersebut juga dapat mencakup

keadaan overnutrition (gizi berlebih). Seseorang akan mengalami malnutrisi

bila jumlah, jenis, atau kualitas yang memadai dari zat gizi yang mencakup

diet yang sehat tidak dikonsumsi untuk jangka waktu tertentu yang cukup

Page 6: Makalah Gizi

lama. Keadaan yang berlangsung lebih lama lagi dapat menyebabkan

terjadinya kelaparan.

Malnutrisi menurut Raharjeng (2009) adalah suatu keadaan di mana

tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,

perkembangan dan aktivitas sedangkan Kurang gizi protein (KEP) menurut

Manjoer Arif (2000) adalah keadaan dimana kurang gizi yang di sebabkan

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari yang

tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG).

Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh

masyarakat menjadi unsur penting dalam pemenuhan asupan gizi yang

sesuai di samping perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan

pengasuhan anak. Pengelolaan lingkungan yang buruk dan perawatan

kesehatan yang tidak memadai juga menjadi penyebab turunnya tingkat

kesehatan yang memungkinkan timbulnya beragam penyakit (Siswono,

2009).

Pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak secara normal. Untuk mendapatkan anak yang tumbuh

dengan normal juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan ibu dalam mengatur

konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada

masa tumbuh kembang balita. Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh

Page 7: Makalah Gizi

melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Pengetahuan gizi

nonformal diperoleh melalui berbagai media. Penyuluhan tentang kesehatan

dan gizi di posyandu merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang

didapat lewat media masa (koran, majalah dll) dan media elektronik (televisi,

radio).

Pengetahuan gizi ibu disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat

menyusun, membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi

atau beraneka ragam. Keaneka ragaman bahan makanan itu bertujuan

supaya sesuai kebutuhan zat gizi seorang balita dapat terpenuhi dalam satu

menu makanan.

Konsumsi zat gizi yang diperlukan balita adalah zat gizi sebagai

sumber tenaga atau energi (karbohidrat), sumber zat pembangun (protein),

sumber zat pengatur (vitamin). Ketiga sumber zat gizi itu sangat diperlukan

dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Namun perlu diketahui porsi

atau ukuran dari masing-masing sumber zat gizi itu harus sesuai dengan

pedoman umum gizi seimbang dan AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada

balita.

Page 8: Makalah Gizi

3. Kecerdasan

Kecerdasan atau Intelligence memiliki pengertian yang sangat luas.

Para ahli psikologi mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan

kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan

mempraktekannya dalam pemecahan suatu masalah. Menurut Hadi Susanto

(2005:68) kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang

dapat berguna bagi orang lain.

Menurut Thomas Armstrong (2002:2) kecerdasan adalah kemampuan

untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari

pengalaman masa lalu seseorang. Menurut Binet seorang psikolog Prancis,

mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk menetapkan dan

mempertahankan suatu tujuan untuk mengadakan penyesuaian dalam

rangka mencapai tujuan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri

(M.Theresia,2001:9).

Gardner seorang psikolog Amerika mengatakan bahwa kecerdasan

adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk

dalam suatu setting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata (Paul

Suparno,2008:17)

Page 9: Makalah Gizi

Kamus besar Bahasa Indonesia (1999), mengartikan kecerdasan

sebagai perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan

perkembangan akal budi (seperti kepandaian dan ketajaman fikiran).

Dengan demikian dari beberapa pengertian diatas kecerdasan dapat

diartikan sebagai kesempurnaan akal budi seseorang yang diwujudkan dalam

suatu kemampuan yang terdiri dari berbagai komponen, untuk memperoleh

kecakapan-kecakapan tertentu dan untuk memecahkan suatu persoalan atau

masalah dalam kehidupan nyata secara tepat.

Hasil belajar dapat dicapai seorang siswa melalui usaha yang

dilakukannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Banyak faktor

yang turut mempengaruhi hasil belajar itu, akan tetapi pada umumnya para

ahli pendidikan menggolongkan menjadi dua kategori, yaitu faktor dari dalam

diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Hal ini dijelaskan

oleh Surya (1979:40) , bahwa “ hasil belajar yang dicapai seorang siswa

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya,

baik internal maupun eksternal”.

Page 10: Makalah Gizi

BAB III

PEMBAHASAN

A. MALNUTRISI

Energi diperlukan oleh tubuh manusia untuk melangsungkan proses-

proses metabolisme yang ada dalam tubuh. Energi diperlukan untuk proses

peredaran dan sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan, pencernaan dan

proses fisiologis lainnya, untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik.

Energi dalam tubuh didapat dari pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak.

Oleh karena itu agar pemenuhan energi tercukupi perlu pemasukan makanan

yang cukup dan mengkonsumsi makanan dengan jumlah gizi seimbang.

Ketika asupan bahan makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan

tubuh akan energi dan protein, maka terjadi defisiensi zat gizi makro yang

mengakibatkan terjadinya kekurangan energi protein (KEP).

Malnutrisi (secara harfiah “gizi buruk”) didefinisikan sebagai gizi yang

tidak mencukupi, dan sementara kebanyakan orang menginterpretasikan

malnutrisi sebagai kekurangan gizi (undernutrition), kekurangan gizi yang

diperlukan sehari-hari, itu juga dapat berarti overnutrition, yang dapat

diartikan sebagai masukan (makanan) yang melebihi dari apa yang tubuh

perlukan (James, 2004).

Page 11: Makalah Gizi

Berdasarkan penjelasan WHO, malnutrisi merujuk pada kekurangan,

kelebihan, atau ketidakseimbangan energi, protein, dan nutrisi yang

dikonsumsi. Kekurangan nutrisi biasanya mengakibatkan berkurangnya berat

badan. Sedangkan, kelebihan nutrisi adalah kondisi kronis di mana makanan

yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah energi yang dibutuhkan.

Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit

malnutrisi energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan

energi dan protein. Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang

terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. MEP ringan

sering diistilahkan dengan kurang gizi. Sedangkan marasmus, kwashiorkor

(sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau HO), dan marasmik-

kwashiorkor digolongkan sebagai MEP berat

B. PENYEBAB MALNUTRISI

Krisis ekonomi dan politik yang terjadi menyebabkan meningkatnya

kemiskinan disertai dengan pendidikan rendah, menurunnya ketersediaan

pangan dan kesempatan kerja. Hal ini tentunya berdampak pada

ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, prilaku/asuhan ibu dan anak,

serta pelayanan kesehatan. Ketika hal tersebut terjadi dengan tidak normal

maka akan berdampak pada asupan gizi dan terjadi infeksi penyakit yang

berakibat pada malnutrisi dalam hal ini gizi buruk.

Page 12: Makalah Gizi

Meningkatnya kemiskinan akan berakibat pada rendahnya tingkat

pendidikan. Kemiskinan yang dialami oleh sekelompok masyarakat

mengaharuskan mereka untuk tidak melanjutkan pendidikan sampai taraf

yang seharusnya. Sehingga pengetahuan yang didapat akan terbatas.

Pengetahuan yang terbatas akan menyebabkan seseorang tidak

memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi oleh dirinya sendiri

maupun keluarganya. Hal ini dikarenakan mereka hanya berpikir untuk

bagaimana mendapatkan uang untuk makan seadanya dalam rangka

melangsungkan hidup mereka. Akibatnya orang tua tidak bisa lagi mengasuh

anaknya dengan baik.

Kekurangan makanan yang bergizi dan pola asuh ibu yang tidak

memperhatikan kecukupan gizi – terkadang memilih bekerja dibanding

mengurus anak – lambat laun akan mengakibatkan rendahnya asupan gizi

dari yang seharusnya diterima anak. Begitu pula lingkungan yang tidak

memadai untuk tinggal, seadanya ditambah dengan ketidaktahuan ibu muda

dalam hal kesehatan akan meninggikan kemungkinan terjadinya infeksi pada

bayi dan anak.

Anak seharusnya mendapatkan cukup makanan yang bergizi, kalori

dari karbohidrat untuk beraktivitas, dan protein sebagai pembangun badan.

Bukan hanya menjadi otot, tapi yang lebih penting, otak. Ketidakmampuan

badan membentuk otak ini tidak hanya tercermin dari kurangnya head

Page 13: Makalah Gizi

circumference (lingkar kepala) akan tetapi juga dari kenyataan bahwa

fungsinya akan berkurang.

Terlebih pada saat balita anak sedang aktif-aktifnya. Untuk asupan

anak normal saja seharusnya juga barangkali sudah kurang. Apalagi balita

dengan kurang gizi. Mula-mula memang kekurangan tidak terlihat, namun

lambat laun bila terjadi kekurangan asupan zat gizi makro (protein,

karbohidrat dan lemak) maka otot sebagai sumber protein mulai dipecah.

Mulai dari anggota gerak, badan sampai bokong, dan terakhir kepala.

Menurut Khrisnan et.all, penyebab keterlambatan pertumbuhan

berakar dari kemiskinan dan ketiadaan pendidikan. Tingkat malnutrisi dapat

diperhitungkan dengan mendidik orang tua berkenaan dengan kebutuhan

perihal gizi dasar anak-anak mereka dan memberi harapan kepada mereka

untuk mengonsumsi makanan bergizi dengan biaya rendah yang tersedia

ditempat mereka.

Unruk lebih jelas melihat penyebab dari malnutrisi, disajikan diagram

berikut:

Page 14: Makalah Gizi

C. DAMPAK MALNUTRISI

Malnutrisi memiliki dampak yang sangat luas cakupannya, seperti

yang telah dijelaskan diatas, malnutrisi merujuk pada kekurangan, kelebihan,

atau ketidakseimbangan energi, protein, dan nutrisi yang dikonsumsi.

Kekurangan nutrisi biasanya mengakibatkan berkurangnya berat badan.

Sedangkan, kelebihan nutrisi adalah kondisi kronis di mana makanan yang

masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah energi yang dibutuhkan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak malnutrisi

terdiri dari kekurangan nutrisi (undernutrition) dan kelebihan nutrisi

(overnutrition). Adapun dampak dari malnutrisi ialah sebagai berikut:

a. Undernutrition (kekurangan Gizi)

Kekurangan gizi mempunyai konsekuensi jangka panjang. Anak-anak

yang menderita penyakit kekurangan gizi menjadi lebih mungkin untuk

mempuyai pertumbuhan yang lambat, perkembangan yang tertunda,

perkembangan di sekolah sulit, dan tingginya tingkat kesakitan bahkan

malnutrisi mereka bisa berlanjut sampai dewasa (James, 2004).

Definisi dari gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein

(KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat

kurus  dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,

kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya

Page 15: Makalah Gizi

sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh disebut seimbang (gizi

baik), tetapi bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh rebih rendah

maka disebut gizi kurang, sedangkan bila asupan zat gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh sangat kurang disebut gizi buruk. Keadaan kurang zat gizi tingkat

berat yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu

cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur yang berbeda..

Seperti yang disebutkan diatas gejala gizi buruk ada tiga yaitu

marasmus, kwashiorkhor dan marasmik kwashiorkor. Marasmus memiliki ciri-

ciri seperti anak sangat kurus, wajah seperti orangtua, cengeng dan rewel,

rambut tipis, jarang, kusam, kulit keriput tulang iga tampak jelas, pantat

kendur dan keriput, perut cekung. Kwashiorkor memiliki ciri-ciri seperti wajah

bulat dan sembab, cengeng dan rewel, apatis rambut tipis, warna rambut

jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit kedua punggung kaki bengkak,

bercak merah kehitaman di tungkai atau di pantat. Marasmik kwashiorkhor

ciri-cirinya adalah sangat kurus, rambut jagung dan mudah rontok, perut

buncit, punggung kaki bengkak, cengeng.

DAMPAK GIZI BURUK TERHADAP PERKEMBANGAN OTAK JANIN

Pada waktu hamil perkembangan otak janin dipengaruhi oleh gizi,

keadaan malnutrisi akan menjadi besar pengaruhnya apabila terjadi dalam

kandungan, karena periode ini semua organ tubuh mengalami pertumbuhan

yang pesat. Jika ibu hamil kekurangan zat gizi akan menyebabkan

Page 16: Makalah Gizi

berkurangnya zat-zat gizi yang ditransfer kepada janin. Selain itu

pembentukan plasenta akan menjadi abnormal sehingga secara langsung

atau tidak langsung dapat menyebabkan kesulitan dalam mentransfer zat-zat

gizi kepada janin. Dengan sendirinya akan menghambat pembelahan sel

dalam otak.

Kekurangan gizi saat hamil dapat juga menyebabkan kelahiran

dengan berat badan lahir rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah

dalam perjalanan hidupnya akan lebih parah lagi, bila tidak diikuti dengan

pemberian makanan yang bernilai gizi tinggi serta lingkungan yang miskin.

Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan

sintesis DNA yang mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak,

sehingga sedikit sel-sel otak yang berukuran normaldan dapat dipastikan

akan berpengaruh pada intelektual anak (dalam Damiati(Soetjiningsih,

1995)).

Defisiensi vitamin dan zat-zat gizi tertentu pada awal trimester I yaitu

pada periode pembentukan otak, dapat menyebabkan kegagalan

pembentukan organ otak yang sempurna sehingga dapat mengakibatkan

cacat bawaan pada susunan syaraf otak janin. Pada trimester II defisiensi

gizi dapat mengganggu pembentukan neuroblast yang berakibat pengecilan

ukuran kepala janin sehingga terjadi microcephaly yang berkaitan dengan

penurunan kecerdasan. Kekeurangan yodium pada gizi ibu hamil dapat

Page 17: Makalah Gizi

menyebabkan kritinisme (kerdil) , mental retardation dengan penurunan

kecerdasan.

B. OVERNUTRITION (GIZI BERLEBIH)

Dampak yang ditimbulkan bila asupan gizi melebihi apa yang

dibutuhkan oleh tubuh dalam hal ini malnutrisi ialah obesitas (berat badan

lebih) yang akan bermanifestasi jika tidak ditangani menjadi penyebab

diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan penyakit degenaratif lainnya.

Berat badan berlebih akan memengaruhi perkembangan tubuh bahkan

terhadap kejiwaan dan sosial anak.

Seperti yang Sihadi bahwa dampak kesehatan gizi lebih pada anak

umumnya lebih ringan dibandingkan dengan obesitas pada orang dewasa,

sekurang-kurangnya untuk penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Akan

tetapi, kasus gizi lebih derajat berat pada anak mungkin telah disertai

gangguan pernapasan, hipertensi, dermatitis dan lain-lain.

Dampak gizi lebih pada anak masih ringan, biasanya terbatas pada

gangguan psikososial, yaitu terbatas dalam pergaulan, keterbatasan kegiatan

olahraga dan sebagainya; namun bila dibiarkan cenderung akan berlanjut

menjadi kelebihan berat badan (BB) pada dewasa.

Gizi-lebih dan obesitas dianggap sinyal pertama munculnya penyakit-

penyakit non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di negara maju maupun

Page 18: Makalah Gizi

negara sedang berkembang. Saat ini prevalensi kelebihan berat badan

(overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam di seluruh dunia mencapai

tingkat membahayakan.

D. PENCEGAHAN

Terdapat lima tingkat pencegan Malntrisi Energi Protein (MEP) yang

sedang aktif dipromosikan di dunia, yaitu:

1. Growth monitoring

WHO telah menemukan grafik pertumbuhan sederhana melalui

kartu menuju sehat. Kartu ini dibawah oleh ibu ke klinik terdekat

untuk menimbang anaknya secara teratur dan mendapatkan

nasihat dari petugas kesehatan.

2. Oral Rehydration

Formula dari UNICEF banyak menyelamatkan kehidupan dari

gastroentritis ialah: NaCl 3.5 g, NaHCO3 2.5 g, KCl 1.5 g, glukosa

20 g (or sukrosa 40 g) dan air bersih 1 liter.

3. Breast feeding

Pemberian ASI pada bayi sampai berumur 6 bulan atau lebih.

4. Immunisation

Imunisasi harus dilaksanakan untuk memberi pertahanan tubuh

terhadap campak, tetanus, pertusis, dipteri, polio, dan TB.

Page 19: Makalah Gizi

5. Family Planning

Keluarga berencana dapat menekan laju pertumbuhan penduduk

sehingga dapat memperbaiki krisis ekonomi politik sebagai

masalah dasar penyebab mallnutrisi

Page 20: Makalah Gizi

DAFTAR PUSTAKA

Damiati. 2010. Peranan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Terhadap Kecerdasan Anak Melalui Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. JPTK, UNDIKSHA, Vol. 7, No. 1, Januari 2010 : 73 – 80.

James, Dolores C. S., 2004. Nutrition and well being A to Z. USA: Thomson Gale

Krishnan, Manikandan., Rajalakshmi, P.V., Kalaiselvi, K., 2012. A study of protein energy malnutrition in the school girls of rural population. International journal of Nutrition, Pharmacology, Neorological Disease. Vol 2. Issue 2. Diakses pada: http://www.ijnpnd.com. Diakses tanggal: 26 september 2012.

Sihadi. 2012. Kelebihan Berat Badan Pada Balita. CDK-196/ vol. 39 no. 8, th. 2012.

Truswell, Stewart. 2003. ABC of Nutrition 4th Edition. London: BMJ Publishing Group.

Kekurangan dan kelebihan gizi sama bahayanya. 2012. Diakses pada: http://www.blogdokter.net/tag/undernutrisi. diakses tgl: 5-10-2012.