Makalah Gizi

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara social dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menuyusui kebutuhan energi termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI yang sesuai dengan kesehatan . Kebutuhan energy total orang dewasa diperlukan untuk metabolisme basal, aktivitas fisik, dan efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (Specific Dynamic Actionl SDA). Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Kebutuhan energi dipengaruhi oleh faktor fisiologis, factor patofisiologis dan factor social ekonomi. Namun hampir sebagian besar dari masyarakat

description

makalah gizi smester 3

Transcript of Makalah Gizi

Page 1: Makalah Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan energi menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi

berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi

seorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat

aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang

memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara social dan

ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menuyusui kebutuhan energi

termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk

sekresi ASI yang sesuai  dengan kesehatan . Kebutuhan energy total orang

dewasa diperlukan untuk metabolisme basal, aktivitas fisik, dan efek makanan

atau pengaruh dinamik khusus (Specific Dynamic Actionl SDA). Kebutuhan

energi  terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal.

Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk

proses metabolisme tubuh. Kebutuhan energi dipengaruhi oleh faktor

fisiologis, factor patofisiologis dan factor social ekonomi. Namun hampir

sebagian besar dari masyarakat mengkonsumsi makanan tanpa memperhatikan

seberapa besar kebutuhan energy untuk tubuhnya. Sehingga muncullah kasus

kelebihan atau kekurangan energy yang memiliki dampak negative pada

kesehatan tubuh. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis akan

menguraikan tentang kebutuhan energy yang dikhususkan pada dampak

kelebihan energy.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahannya

adalah :

1. Apa hubungan antara kelebihan energi dengan obesitas serta hipertensi ?

Page 2: Makalah Gizi

2. Bagaimana cara menyikapi obesitas dan hipertensi ?

3. Bagaimana kiat mencegah terjadinya kelebihan energi ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui hubungan antara kelebihan energi dengan obesitas serta

hipertensi.

2. Mengetahui cara menyikapi obesitas dan hipertensi.

3. Mengetahui kiat mencegah terjadinya kelebihan energi.

D. Manfaat Penulisan

1. Diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber pengetahuan tentang

kelebihan energi.

2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah pemenuhan tugas kelompok

mata kuliah Dasar-Dasar Gizi.

BAB II

2

Page 3: Makalah Gizi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Energi

Ada beberapa pengertian energy menurut para ahli, yaitu :

a. Robert L. Wolke mengatakan bahwa . Energi adalah kemampuan

membuta sesuatu terjadi.

b. Campbell, Reece dan Micampbell, Reece, & Mitchel mengatakan

bahwa energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang suatu

kumpulan materi atau dengan kata lain, energi adalah kapasitas atau

kemampuan untuk melaksanakan kerja.

c. Alvin Hadiwono mengatakan bahwa energi adalah perihal tentang

apapun yang bergerak, berhubungan dengan ruang dan waktu.

d. Menurut Michael J.Moran, energy adalah konsep dasar termodinamika

dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisis teknik.

Maka dapat disimpulkan energy adalah sesuatu yang dibutuhkan

oleh benda agar benda dapat melakukan usaha. dalam kenyataannya setiap

dilakukan usaha selalu ada perubahan. Sehingga usaha juga didefiniskan

sebagai kemampuan untuk menyebabkan perubahan.

2. Manfaat Energi

Kita sudah mengetahui bahwa energi dan zat gizi/nutrien yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk semua proses-proses fisiologis untuk

melangsungkan dan mempertahankan kehidupan berasal dari makanan dan

minuman yang dikonsumsi. Nutrien yang kita peroleh dari makanan bisa

dibagi paling tidak menjadi 5 golongan yaitu karbohidrat atau zat hidrat

arang, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Adapula yang memasukkan

air sebagai salah satu unsur nutrisi, karena memang tidak dapat dipungkiri

air merupakan zat yang sangat penting untuk kelangsungan hidup.

3

Page 4: Makalah Gizi

Tidak semua zat makanan/nutrien yang kita konsumsi memberikan

energi bagi tubuh. Hanya karbohidrat, protein dan lemak yang

memberikan energi. Lemak pun ada yang tidak memberikan energi seperti

kolesterol. Perlu anda tahu bahwa lemak itu ada bermacam-macam, tidak

hanya satu zat saja. Kebanyakan lemak yang kita konsumsi adalah dalam

bentuk trigliserida yang secara kasat mata bisa kita lihat bentuknya

misalnya pada lemak yang menempel pada daging. Trigliserida ini adalah

merupakan cadangan makanan yang disimpan dibawah kulit dan sekitar

organ dalam perut (visceral fat) baik pada manusia maupun hewan  yang

akan dipecah saat tubuh memerlukan sumber energi tambahan apabila

kadar glukosa darah menurun dan glikogen (bentuk cadangan glukosa) di

hati telah menipis.

Karbohidrat memberikan 4 kcal/gramnya, protein memberikan 4

kcal/gramnya,dan lemak memberikan 9 kcal/gramnya. Angka-angka

tersebut yang dimaksud faktor pengali attwater sebagi penghormatan

kepada ilmuwan yang menemukan faktor pengali tersebut. Di sini sudah

terlihat jelas bahwa lemak memiliki kandungan kalori yang lebih banyak

tiap satuan gramnya dibanding lemak dan protein. Hanya saja perlu diingat

bahwa mayoritas makanan kita mengandung lebih dari satu nutrien.

Namun ada makanan yang kaya akan nutrien tertentu seperti misalnya ada

makanan yang kaya protein, ada yang kaya lemak, ada yang kaya

karbohidrat, dan lain-lain.

Kompenen penggunaan energi di tubuh terdiri dari tiga

bagian. Bagian yang  pertama dipakai untuk metabolisme basal tubuh.

Metabolisme basal ini adalah kumpulan seluruh proses-proses yang terjadi

dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupan. Didalamnya tercakup

energi yang digunakan oleh tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak,

proses bernapas dan berpikir, proses berdenyutnya jantung,  pendek kata

untuk semua proses internal sel-sel dan jaringan tubuh untuk

mempertahankan kehidupannya.  Kurang lebih 70% energi yang kita

4

Page 5: Makalah Gizi

konsumsi dipergunakan oleh tubuh untuk proses-proses fisiologis ini.  Jadi

meski kita tidur saja di rumah, kita tetap butuh makan untuk memenuhi

kebutuhan energi ini.

Kalau jumlah energi yang kita konsumsi melebihi kebutuhan

energi tubuh, maka kelebihan energi tersebut akan disimpan berupa lemak

(trigliserida) yang akan dipecah untuk digunakan kemudian jika asupan

energi mengalami defisit.

3. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Energi

Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan

kurang dari energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami

keseimbangan energi negativif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat

badan seharusnya (ideal), bila terjadi pada bayi dan anak-anak itu akan

menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa yang akan

menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Gejala

yang ditimbulkan pada anak adalah kurang perhatian, gelisah, lemah,

cengeng, kurang bersemangat dan penurunan daya tahan terhadap penyakit

infeksi. Akibatnya berat badan bayi itu dinamakan marasmus dan bila

disertai kekurangan protein kwashiorkor.

Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan

melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akn diubah

menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau

kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam

hal kabrohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang

bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh,

merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes

mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, dan dapat

memperpendek harapan hidup.

4. Obesitas

5

Page 6: Makalah Gizi

Komponen utama dari sindroma metabolic adalah obesitas.

Obesitas merupakan suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang

terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan energy dan

keluaran energy. Obesitas merupakan penyakit kronik multifaktorial

kompleks yang berkembang sebagai hasil interaksi dari genotip dan

lingkungan, yang melibatkan perilaku, social, kebudayaan, psikologi,

metabolic dan genetic.

Obesitas adalah suatu akumulasi lemak dalam jaringan adipose

yang berlebihan hingga mencapai suatu taraf yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan. Orang dewasa cenderung menjadi semakin gemuk

karena, pertama orang selalu bertambah gemuk secara periodic, tidak

dapat dihentikan, keseimbangan akan terus terakumulasi dari tahun

ketahun. Kedua aktivitas fisik dan metabolism tubuh akan turun dengan

bertambahnya usia.

Factor risiko obesitas yaitu :

a. Keturunan 

Para ilmuwan banyak meneliti hubungan antara keturunan dan

obesitas pada binatang-binatang, terutama tikus. Hubungan ini

berdasarkan pada gen, unit utama di dalam sel yang menentukan

karakteristik keturunan.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa tikus dan binatang

lainnya memiliki gen yang menyebabkan pusat kenyang tidak

beroperasi. Gen yang lain dalam beberapa tikus mengakibatkan tubuh

mereka memproduksi hormon tertentu secara berlebihan.

Akibat dari hormon-hormon ini membuat tikus mudah menghasilkan

lemak tubuh atau sangat susah untuk membakar lemak tubuh. Gen

yang lain mengakibatkan beberapa tikus menjadi obesitas secara cepat

6

Page 7: Makalah Gizi

dibandingkan tikus yang lain ketika fisik dalam keadaan tidak aktif

atau ketika diberi makanan yang banyak mengandung lemak.

Para ilmuwan curiga bahwa gen-gen mungkin dapat

menyebabkan obesitas pada manusia karena berat seorang anak

seringkali berhubungan dengan berat badan orang tua mereka.

Di dalam penelitian terhadap anak-anak SLTA, hanya 8 persen dari

pelajar dengan orang tua yang kurus menjadi obesitas. Jika salah satu

atau kedua orang tua mereka menderita obesitas, sekitar 3/4 dari

mereka menjadi gemuk. Tetapi berat badan anak yang diadopsi tidak

bergantung kepada orang tua angkat mereka. Sedangkan hasil

penelitian gizi di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anak-anak dari

orang tua normal mempunyai 10 % peluang menjadi gemuk. Peluang

itu akan bertambah menjadi 40-50 % bila salah satu orang tua

menderita obesitas, dan akan meningkat menjadi 70-80 % bila kedua

orang tua menderita obesitas. Oleh karena itu, bayi yang lahir dari

orang tua yang obesitas akan mempunyai kecenderungan menjadi

gemuk.

Gemuk di saat bayi atau anak-anak mempunyai kemungkinan

sulit menjadi kurus pada waktu dewasa, disebabkan pada anak-anak

sudah membentuk sel yang jumlah nya lebih dari normal.

Pada tahun 1994, ilmuwan mengumumkan penemuan gen pertama

yang dipercaya ada hubungannya dengan obesitas bagi manusia. Sejak

itu para peneliti menemukan gen-gen yang lain yang kelihatannya

memainkan peranan bagi obesitas manusia.

b. Penyakit dan Penyebab Lainnya

Obesitas mungkin disebabkan oleh beberapa jenis penyakit.

Beberapa penyakit kelenjar endokrin mengakibatkan kelenjar ini

melepaskan terlalu banyak hormon ke dalam aliran darah. Kelebihan

7

Page 8: Makalah Gizi

hormon mengganggu pusat makanan dan kepuasan di dalam otak.

Dengan demikian obesitas dapat disebabkan oleh kerusakan pusat-

pusat tersebut yang disebabkan oleh infeksi, kecelakaan atau tumor. 

c. Faktor Hormonal

Pada perempuan yang sedang mengalami menopause dapat

terjadi penurunan fungsi hormon thyroid. Kemampuan untuk

menggunakan energi akan berkurang dengan menurunnya fungsi

hormon ini. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya metabolisme

tubuh sehingga menyebabkan kegemukan.

d. Faktor Kecepatan Metabolisme Basal yang Rendah

Hal ini disebabkan energi yang dikonsumsi lebih lambat

untuk dipecah menjadi glikogen sehingga akan lebih banyak lemak

yang disimpan di dalam tubuh. Penderita obesitas yang mempunyai

metabolisme basal yang rendah, apabila tidak melakukan olah raga

dan diet yang benar mempunyai kecenderungan bertambah gemuk,

karena semakin membesarnya otot akan menyebabkannya mudah

lapar.

Seperti yang kita ketahui, kondisi stress yang menahun dengan

frekuensi interval tinggi sangat bisa memicu beberapa penyakit

mematikan seperti antara lain kanker dan penyakit jantung serta

bahkan stroke. Dimana dalam kasus ini secara khusus memiliki

korelasi langsung dengan gejala hipertensi.

Penjelasan mekanisme hal tersebut dikarenakan obesitas

merupakan suatu faktor utama yang bersifat fleksibel. Dimana aspek

fleksibilitas tersebut sedikit banyak mempengaruhi tekanan darah dan

juga perkembangan hipertensi. Kurang lebih 46% pasien dengan nilai

Indeks Massa Tubuh mencapai 27 adalah penderita hipertensi.

8

Page 9: Makalah Gizi

Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan 15%

berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik 

sebesar 18%. Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat

badan yang normal,  orang yang memiliki kelebihan berat badan

sebesar 20% mempunyai resiko delapan kali lipat lebih besar terhadap

hipertensi.

Beberapa penyakit yang terpicu dari obesitas diantaranya:

a. Penyakit Jantung Koroner (PKH) / Coroner Heart Disease (CHD)

Kurang lebih sebanyak  40% kejadian penyakit jantung

koroner terjadi pada seseorang dengan nilai Indeks Massa Tubuh di

atas 21, namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini

sebetulnya dapat dicegah.

b. Stroke

Kelebihan berat badan merupakan faktor resiko utama

terhadap stroke. Kegemukan (terutama di sekitar perut/abdomen)

dapat meningkatkan resiko stroke (kondisi ini tidak tergantung

besarnya nilai Indeks Massa Tubuh).

c. Penyakit Kantung Empedu

Obese cenderung lebih mudah terkena batu empedu.

d. Osteoarthritis (OA)

Kelebihan berat badan berhubungan dengan OA pada sendi

tangan dan lutut. Bagaimanapun, keterbatasan kemampuan berolah

raga pada pasien OA sedikit banyak juga mengambil peranan

terhadap timbulnya kelebihan berat badan.

9

Page 10: Makalah Gizi

e. Kanker

Obesitas dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit

kanker tertentu. Suatu studi yang dilakukan oleh American Cancer

Society menjelaskan bahwa kematian yang diakibatkan oleh

kanker prostat dan rektal-colon (colorectal) meningkat pada laki-

laki obese, sedangkan  kanker endometrium, uterus, mulut rahim

(cervix), dan indung telur (ovarium) meningkat pada wanita obese.

Dibandingkan wanita dengan berat normal pada masa post-

menousal, wanita obese mempunyai resiko yang lebih tinggi

terhadap kanker payudara.

f. Kelainan (gangguan) lain

Obesitas juga berhubungan dengan varieses vena, beberapa

gangguan hormonal dan infertilitas.

Selain itu, kelebihan berat badan dan obesitas erat

hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang

dapat terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan.

Seperti yang telah disebutkan di awal, morbiditas itu dapat

berupa tekanan darah tinggi atau hipertensi, kelainan fraksi lipid atau

dislipidemia yang diindikasikan dari kenaikan kadar kolesterol total,

penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes tipe II,

penyakit gallblader atau penyakit di kandung empedu, disfungsi

pernafasan, penumpukan kristal asam urat di jaringan dan persendian

tubuh atau gout, nyeri sendi atau osteoarthritis, dan beberapa jenis

kanker tertentu.

Namun penyakit kronik yang paling sering menyertai obesitas

adalah diabetes tipe II, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang

merupakan implikasi lanjutan dari dislipidemia.

10

Page 11: Makalah Gizi

Data dari NHANES  (National Health and Nutrition

Examination Survey) III, 1988 – 1994, memperlihatkan bahwa dua

pertiga pasien obese dan overweight dewasa (nilai Indeks Massa

Tubuh : 27) mengidap paling sedikit satu dari banyak penyakit kronik

tersebut serta 27% lainnya dari mereka mengidap dua atau lebih

penyakit.

5. Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang

memberi gejala akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke, penyakit

jantung koroner dan hipertrofi ventrikel kanan. Dengan target organ diotak

yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang

membawa kematian yang tinggi.

Faktor-faktor yang dimasukkan dalam faktor risiko hipertensi

adalah:

a. Umum

Tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai dari sejak umur 40 tahun.

b. Ras atau Suku

Orang kulit hitam lebih banyak kulit putih, sementara itu ditemukan

variasi antara suku di Indonesia yang terendah yaitu Lembah Baliem

Jaya, Papia (0,6%) dan tertinggi di Sukabumi (suku sunda), Jabar

(28,6%).

c. Urban/Rural

d. Geografis

e. Seks

f. Obesitas

g. Stres

h. Personaly Tipe A

i. Diet

j. Diabetes Melitus

11

Page 12: Makalah Gizi

k. Water Composition

l. Alkohol

m. Rokok

n. Kopi

o. Pil KB

Pada hipertensi sekunder, hipertensi harus diatasi dengan

menghilangkan penyebabnya. Walaupun hipertensi primer tidak memiliki

penyebab spesifik, ada sejumlah faktor risiko yang memicu kehadirannya.

Berikut adalah hal yang mengurangi risiko Anda bila sudah terkena

hipertensi primer:

a. Jalani Gaya Hidup Sehat

1) berhenti merokok

2) mengurangi berat badan (bila kegemukan)

3) mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari 100

mmol/hari

4) melakukan olah raga 30-45 menit per hari.

5) bila Anda menderita diabetes, jaga kondisi agar kadar gula darah

terkendali

b. Bantuan Obat-obatan

Mengendalikan tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg (atau

135/85 mmHg bila menderita diabetes). Ada tiga kategori umum obat

antihipertensi, yaitu yang berfungsi mengurangi volume darah (diuretic),

menekan resistensi pembuluh darah (vasodilator) dan mengurangi kerja

jantung (cardioinhibitory). Penting untuk diingat bahwa obat-obat

antihipertensi adalah obat keras yang tidak boleh sembarangan dikonsumsi

tanpa bimbingan dokter.

B. Kerangka Pikir

12

Page 13: Makalah Gizi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

13

ENERGI

MANFAAT

KEKURANGAN ENERGI

KELEBIHAN ENERGI

OBESITASHIPERTENSICARA MENYIKAPINYA

ATHEROSKLERISIS

PENYAKIT JANTUNG KORONER

STROKE

DIABETES MELITUS

ENERGI CUKUP

Page 14: Makalah Gizi

Penulisan Karya Tulis ini disusun dengan menggunakan penelitian

berupa library search berupa buku, jurnal, thesis dan referensi internet.

B. Setting Penelitian

Pengumpulan data dan penulisan Karya Tulis ini dilakukan dengan

library search yang dilakukan setiap hari dalam kurun waktu satu bulan dan

dilakukan di Perpustakaan FKM Unhas, serta tempat-tempat yang memiliki

refrensi yang relevan tentang rumusan masalah.

C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk menyusun Karya Tulis ini

digunakan metode library search yaitu metode yang digunakan dengan

cara mengumpulkan, menganalisis, dan menelaah data yang relevan

dengan objek bahasan.

D. Teknik Analisis Data

Karya Tulis ini dianalisis dengan cara/metode kuantitatif, yakni

dengan menjabarkan data-data yang diperoleh dalam melakukan penelitian

dengan menggunakan kata-kata sebagai penganalisis data.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hubungan antara Kelebihan Energi dengan Obesitas Serta Hipertensi

14

Page 15: Makalah Gizi

Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari

meningkatnya kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Hal itu

terjadi karena energy yang dimiliki lebih besar daripada energy yang

digunakan. Sehingga kelebihan energy tersebut disimpan diotot dan hati.

Karena energy yang tersimpan dalam bentuk glikogen tersebut semakin

meningkat maka berubah menjadi lemak. Selain itu seseorang yang

cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan

aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Hubungan aktivitas fisik dengan obesitas dapat dilihat pada table 1,

dimana aktivitas fisik dibagi menjadi dua ketegori yaitu risiko tinggi jika

hanya melakukan olahraga tiga kali seminggu dalam waktu kurang dari 30

menit sedangkan risiko rendah bila berolahraga lebih atau sama dengan tiga

kali setiap minggu dalam waktu lebih atau sama dengan 30 menit. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada table 1 berikut ini.

Tabel 1. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas di Balai

Labkes Prov. Sultra tahun 2008

AKTIVITAS KEJADIAN OBESITAS JUMLAH OR LL-

15

Page 16: Makalah Gizi

FISIK UL P VALUE

KASUS KONTROL

n % n % n %

Risiko tinggi 25 40,3 19 30,6 44 35,5 1,53

Risiko rendah

37 59,7 43 69,4 80 64,5 0,73-0,32

Total 62 100 62 100 124 100 O,26

Sumber: data sekunder

Table 1 tersebut menunjukkan bahwa dari 62 responden yang

obesitas terdapat 25 responden yang mempunyai aktivitas fisik dengan risiko

tinggi. Sedangkan yang aktivitas fisik risiko rendah sebanyak 37.

Selanjutnya dari 62 yang tidak obesitas terdapat 19 responden dengan risiko

tinggi dan risiko rendah sebanyak 43.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegemukan atau obesitas

adalah faktor resiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung. Upaya

penurunan berat badan sering dilakukan untuk mengurangi tekanan darah

pada penderita tekanan darah tinggi. Pengurangan tekanan darah dapat

terjadi bila berhasil menurunkan berat badan sebesar 4,5 kg. Fakta

menyebutkan bahwa beberapa orang yang memiliki kelebihan berat badan

atau obesitas memiliki resiko hipertensi lebih besar daripada yang lainnya.

Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah.

Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang

gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini diduga dapat

mengakibatkan naiknya tekanan darah dan menyebabkan hipertensi.

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, tubuhnya bekerja

keras untuk membakar kelebihan kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini

16

Page 17: Makalah Gizi

memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak kalori

yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah.

Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras.

Dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung tinggi.

Pada table berikut ini terdapat distribusi frekuensi penderita

hipertensi yang terjadi karena factor risiko obesitas.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penderita Hipertensi menurut

Faktor Risiko Obesitas di Puskesmas Rumbia Kab.Bombana Tahun

2008

RISIKO OBESITAS n PRESENTASE

Risiko tinggi 41 27,3

Risiko rendah 109 72,7

Jumlah 150 100

Sumber: Data Sekunder

Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa responden yang terpilih

sebagai sampel Puskesmas rumbia Kab. Bombana dengan obesitas yang

berisiko sebanyak 41 orang sedangkan risiko rendah sebanyak 109 orang.

Sebagai perbandingan pada tabel 3 dibawah ini menunjukkan

distribusi penderita hipertensi menurut risiko obesitas di Unit Rawat jalan

RSU Labuang Baji Makassar.

Tabel 3. Distribusi Penderita Hipertensi menurut Risiko Obesitas di Unit

Rawat Jalan RSU Labuang Baji Makassar

17

Page 18: Makalah Gizi

INDEKS MASSA TUBUH

JUMLAH PERSEN (%)

≥25,0 dan ≥30,0 112 59,9

<25,0 dan < 30,0 75 40,1

Total 187 100,0

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

penderita hipertensi memiliki indeks massa tubuh lebih atau sama dengan

30,0 untuk laki-laki dan wanita lebih atau sama dengan 35,0 yaitu sebesar

59,9%. Sedangkan yang memiliki indeks massa tubuh (kurang dari 30,0

untuk laki-laki dan kurang dari 25,0 untuk wanita) hanya sebesar 40,1%.

B. Cara Menyikapi Obesitas dan Hipertensi

1. Obesitas

Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan

fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku. Pertama usahakan

mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Konsumsi kalori

kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan berat badan.

Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia dan

keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien,lemak rendah

dan kalori rendah. Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah

seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis

karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak.

Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses

mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja

fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.

18

Page 19: Makalah Gizi

Pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat

yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

1) Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet

sedang(1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari

untuk pria) disertai dengan olah raga

2) Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah

kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk

pria) disertai olah raga

3) Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat

tinggi,mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan

olahraga.

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu

program penurunan berat badan :

1) Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang

dianjurkan(vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan

berat badan harusrendah kalori.

2) Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan

berat badan secara perlahan dan stabil.

3) Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan

pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

4) Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan

setelahpenurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan

merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program

yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas

fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu

menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus

menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam

kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk

mengatasi masalah berat badan.

19

Page 20: Makalah Gizi

Amerika Serikat menggunakan cara bedah bariatric dengan IMT 40

kg/m2atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM

t2, ataugangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB

yang cukupdengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel

pada tahun1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus

menganjurkan juga caraini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2

dengan keadaan komorbidang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara

nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%..

Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan

satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa

kenyang, ataukeduanya). Contohnya Phentermin. Obat ini hanya

dibolehkan untuk jangka pendek. Orlistat menghambat enzim lipase usus

sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan

ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine

meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali

monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit

dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di

hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompokan tagonuis CB1, yang

menghambat ikatan cannabinoid endogen padareseptor CB1 neuronal,

sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB. Orlistat,

sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangkalama dengan

memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda diAmerika

Serikat. Sayangnya obat-obatan tersebut tidak ada yang dapat memenuhi

harapan dan kebutuhan orang. Oleh karena itu industri farmasi masih

mengembangkan banyak calon obat baru.

Namun yang perlu dipahami adalah semua cara tersebut tetap

memerlukan pengaturan makan,latihan fisik, perubahan perilaku dan

pedoman medis seumur hidup.

2. Hipertensi

20

Page 21: Makalah Gizi

Pengobatan hipertensi yang ideal diharapkan mempunyai sifat-sifat

seperti :

a. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman

b. Mampu menurunkan darah secara multifaktoral

c. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi

d. Melindungi organ-organ vital

e. Mendukung pengobatan penyakit penderitaeq. DM

f. Mengurangi fakto risiko PJK dalam hal memperbaiki Left Ventricle

Hypertrophy dan mencegah pembentukan atherosclerosis

g. Menurangi frekuensi dan beratnya serangan angina

h. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih

lanjut

i. Efek sampinhnya serendah mungkin seperti batuk

j. Dapat membuat jantung bekerja lebih efisien

k. Melindungi jantung terhadap risiko infark

l. Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup seperti ngantuk

Secara khusu obat anti hipertensi diharapkan pula :

a. Mempunyai biovailabilitas yang tinggi dan konsisten sehingga

efektivitasnya dapat diperkirakan. Jika tekanan darah diturunkan

diharapkan obat-obatan anti hipertensi itu dapat diperkirakan sejauh

mana penurunannya. Penurunan yang berlebihan dan tidak adapat

diperkirankan tentu tidak diinginkan.

21

Page 22: Makalah Gizi

b. Mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga diharapkan

mempunyai efek pengendalian tekanan darah yang panjang selama

seharian. Dan dengan efek 24 jam inidiharapkan juga efek yang tidak

mendadak dan tanpa akumulasi obat. Proteksi 24 jam penuh ini

diharapkan juga dapat menghindari kemungkinan efek mendadak pada

masa krisis takikardia.

c. Smooth onset of action dengan kadar puncak plasma setelah 6-12 jam

untuk mengurangi kemungkinan efek mendadak seperti takikardia.

d. Dapat dipakai untk jangka panjang

e. Mampu meningkatkan sensifitas jaringan terhadap insulin

f. Meningkatkan survival dengan menurunkan risiko gagal jantung dan

emngurangi serangan balik.

Jenis-jenis obat hipertensi dapat berupa:

a. Anti hipertens nonfarmakologik

Tindakan pengobatan suportif sesuai anjuran Joint National Committee

on Detenction, Evaluating on Treatment of High Blood Pressure:

1) Turunkan berat badan pada obesitas

2) Pembatasan konsumsi garam dapur

3) Kurangi alcohol

4) Menghentikan merokok

5) Olahraga teratur

6) Diet rendah lemak jenuh

7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan

22

Page 23: Makalah Gizi

b. Obat Anti Hipertensi

1) Diuretika : pelancar kencing yang diharapkan mengurangi volume

input. Pemberian diuretika sudah tidak terlalu dianjurkan sebagai

langkah pertama dalam menajemen hipertensi.

2) Penyeka beta (B-bloked)

3) Antagonis kalsium

4) Inhibitor ACE (Anti Converting Enzyme), misalnya Inhibace

5) Obat anti hipertensi sentral (simpatokolitika)

6) Obat penyekat alpha

7) Vasodilatator (pengendor pembuluh darah)

C. Kiat Mencegah Terjadinya Kelebihan Energi

Kiat mencegah kelebihan energy energy terbagi atas empat yaitu :

1. Melakukan strategi manajemen berat badan fokus pada terapi intervensi

gaya hidup. Tersirat dalam semua program manajemen berat badan jangka

panjang adalah pemantauan status pasien, mirip dengan jangka panjang

pemantauan dilakukan pada pasien dengan kondisi kronis lainnya, seperti

hipertensi atau diabetes. Tindak lanjut kunjungan digunakan untuk

memberikan konseling yang sedang berlangsung tentang diet dan gaya

hidup manajemen, pendidikan dan, mungkin yang paling penting,

berkelanjutan dukungan kepada pasien sehingga ia mempertahankan diet

dan perubahan gaya hidup selama jangka panjang.

2. Diet dan gaya hidup intervensi bertujuan untuk mengurangi asupan energi

dan pengeluaran energi meningkat melalui diet seimbang dan program

latihan adalah komponen penting dari semua program manajemen berat

badan. Untuk menguraikan rencana perawatan diet dan untuk

penyediakan pendidikan yang memadai membutuhkan konseling oleh

23

Page 24: Makalah Gizi

profesional kesehatan dengan keahlian dalam manajemen diet. Biasanya,

banyak dokter tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencurahkan

untuk diet manajemen dan tidak mungkin keahlian yang diperlukan untuk

merekomendasikan rencana terapi diet. Menggunakan berkualitas dan

berpengalaman profesional kesehatan (sebaiknya seorang ahli diet

terdaftar) untuk konseling diet dan untuk menerapkan diet yang optimal

rencana untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.

3. Latihan fisik merupakan komponen integral dari berat manajemen

program, terutama untuk pemeliharaan berat badan. Seperti dengan

pengobatan diet, banyak dokter tidak memiliki waktu atau keahlian untuk

menyarankan pasien pada latihan program yang disesuaikan dengan

kebutuhan individu dan kemampuan. Saran dari kesehatan latihan

profesional diperlukan. Untuk khas pasien, aktivitas fisik (30 menit sehari

moderat intensitas, meningkatkan, bila perlu, sampai 60 menit sehari).

Penilaian oleh seorang psikolog klinis (atau psikiater) pun penting

sebagai pusat rekomendasi untuk satu atau lebih dari modifikasi perilaku,

terapi perilaku kognitif, peningkatan kegiatan dan konseling diet sebagai

bagian dari intervensi manajemen berat badan yang komprehensif.bagi yang

memiliki depresi ringan gejala yang mungkin terkait, sebagian, dengan

persepsi citra tubuh dan kebiasaan makan suboptimal, psikolog (atau psikiater)

dengan keahlian dalam pengelolaan kelebihan energy pasien akan membantu

dalam memberikan modifikasi perilaku yang sesuai dan, jika diperlukan,

psikoterapi dan psikotropika obat.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut:

24

Page 25: Makalah Gizi

1. Kelebihan energi mengakibatkan lemak bertumpuk diotot dan

menyebabkan obesitas. Adapaun obesitas merupakan faktor risiko dari

hipertensi.

2. Obesitas dan hipertensi harus disikapi dengan mengurangi asupan kalori

dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan

perilaku. Terdapat juga berbagai obat yang dapat mengendalikan tekanan

darah penderita hipertensi.

3. Kiat mencegah kelebihan energi terbagi atas empat yaitu manajemen berat

badan, diet dan gaya hidup intervensi dan latihan fisik.

4. Saran

Berdasarkan simpulan, direkomendasikan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengatur porsi makanan yang sesuai dengan aktifitas fisik dan umur.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Arif Sabta. 2012. Energi. http://ajisabta.blogspot.com/2012/04/energi.html. (26 Sep 2012)

Aminuddin. 2009. Energi Makanan dan Kemana Tubuh Menggunakannya. http://aminuddin01.wordpress.com/2009/04/07/.(27 Sep 2012)

25

Page 26: Makalah Gizi

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Penerbit : Rineka Cipta. (28 Sep 2012)

CMAJ. 2007. 2006 Canadian Clinical Practice Guidelines on the Management and Prevention of Obesity in Adults and Children. (26 Sep 2012)

Hasiri. 2008. Faktor risiko Kejadian Hipertensi pada Pasian Rawat jalan di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008. (1 Okt 2012)

Indarto. 2008. Beberapa Faktor penyebab Obesitas. http://reseplangsing.blogspot.com/2008/10/beberapa-faktor-penyebab-obesitas.html. (28 Sep 2012)

Jafar, Nur Haedar. 2011. SINDROMA METABOLIK DI INDONESIA Potret Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan. Penerbit : Ombak. (28 Sep 2012)

Kadir, Jallo. 2005. Analisi factor Risiko Kejadian Hipertensi pada Dewasa Muda di Unit rawat Jalan RSU Labuang Baji Makassar Tahun 2005. (1 Okt 2012)

Kamarullah. 2008. Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Umur 35-55 Tahun di Balai Labolatorium Kesehatan Provinsi Sulawesi tenggara Tahun 2008. (1 Okt 2012)

Nina. 2011. Hubungan Obesitas dan Hipertensi. http://nina-semuatentangnina.blogspot.com/2011/06/hubungan-obesitas-dengan-hipertensi_09.html. (29 Sep 2012)

NN. 2012. Kebutuhan Nutrisi. http://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/kebutuhan-nutrisi/. (27 Sep 2012)

-----. 2012. Ancaman dari Obesitas. http://m.klikdokter.com/detail/read/4/25/ancaman-dari-obesitas. (29 Sep 2012)

-----. 2007. Majalah Kesehatan. http://majalahkesehatan.com/yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-hipertensi/. (29 Sep 2012)

-----. 2009. Obesitas. http://thenutritionist.webs.com/apps/blog/show/1904159. (29 Sep 2012)

Yati. 2010. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Energy. http://yati-thinksmart.blogspot.com/2010/07/akibat-kekurangan-dan-kelebihan-energi.html. (26 Sep 2012)

26