Makalah Gizi
-
Upload
cahayadihatie -
Category
Documents
-
view
395 -
download
10
Transcript of Makalah Gizi
MAKALAH GIZI
DIET PADA DM TIPE II
DI SUSUN OLEH :
BUDHY RIDWANTO
BERNYKA SETYOWATI
NENA HAFILIA
NURHAYATI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat
kurnia-nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “diet
gangguan sistim hormone pada penyakit Diabetes Mellitus tipe II” ini
tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah dapat menjadi sumbangsih pemikiran bagi pihak
yangmembutuhkan,khususnya bagi penulis sendiri,sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Jakarta, mei 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DM..............................................................................
2.2 Fatofisiologi DM ………………………………………………………………………
….………
2.3 Etiologi DM..............................................................................
2.4 Tanda dan gejala DM................................................................
2.5 Penatalaksanaan DM…………………………………………………………………
.……….
2.6 Kebutuhan zat gizi.....................................................................
2.7 Prinsip perencanaan makan orang dengan DM di indonesia…………....
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
3
4
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat.
Penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur
makin tinggi resiko terkena penyakit. Diabetes Melitus Suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik
absolute maupun Relatif
2.Tujuan
a.Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan bisa menjelaskan tentang
pengertian Diabetes Melitus
b.Tujuan Khusus
-Supaya Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit Diabetes
Melitus
-Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab,tanda dan gejala dari
penyakit Diabetes Melitus
-Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang diet penyakit diabetes
melitus
5
BAB II PEMBAHASAN DIABETES MELETUS
2.1 Definisi
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri
hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-
duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan
abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health
Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM
merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban
yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai
suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah
faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan
fungsi insulin.
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar Glukosa dalam darah atau Hiperglikemia (Brunner danSuddath,2002)
Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar gula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin
baik absolute maupun Relatif (Arjatmo,2002) Diabetes Melitus adalah Penyakit
Kronis Metabolisme Abnormal yang memerlukan Pengobatan Seumur hidup
dengan diet,latihan dan Obat-obatan.
Berdasarkan tingkat intoleransi Glukosa dikenal 2 Tipe DM,Yaitu :
a.DM Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
b.DM tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
2.2 Patofisiologi
Pada pasien DM terjadi pengeluaran glukosa yang berlebihan dari
hatimelalui proses pembentukan glikogen dan glikogenesi (Pembentukan
6
glikogenbaru)Akibat dari adekuatnya menggunakan glukosa oleh
otot tulang,jaringanadipose dari hati sehingga kadar glukosa darah
meningkat.
A.Dalam keadaan stress produksi Insulin oleh sel beta Pankreas tidakmencukupi
sehingga terjadi penmingkatan Glukogen.akibatnyapembentukan gula darah akan
meningkat dan pemakaian gula perifer terhambat yang akhirnya timbul
hiperglikemi
B.Akibat gula darah tinggi,tubulus renal tidak dapat menyerap semua gulayang disaring
oleh glomerulus sehingga terjadi glukosona yang disebabkandiunesis osmotic,sodium
klorid dan pospat serta postasium
C.Bila Insulin tidak ada maka sintesa dan penyimpanan proten tidak
terjadi akibatnya katabolisme meningkat,berat badan menurun dan Pasien lemah.
2.3 Etiologi
DM tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA, virus atau
autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang masih
berfungsi (walau terkadang memerlukan insulin eksogen tetapi tidak
bergantung seumur hidup). DM tipe 2 ini bervariasi mulai dari yang
predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai
yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Pada DM tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta
terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas. Terjadi
peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan transpor
glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan peningkatan
lipolisis.
Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang
diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah,
obesitas) ditambah kecenderungan secara genetik. Nilai BMI yang dapat
memicu terjadinya DM tipe 2 adalah berbeda-beda untuk setiap ras.
7
2.4 Tanda dan Gejala
A. Hiperglikemi
1.Poliuria (sering buang air kecil)
2.Polydyspia (selalu merasa haus)
3.Polypagia (selalu merasa lapar)
4.Kelainan Kulit/Prenitus
5.Parasthesia
6.Penurunan BB
7.Impoten
8.Luka yang tidak sembuh-sembuh
9.Infeksi saluran Kemih
10.Kelainan Ginekolog
11.Keluhan pada Mata
B.Hipoglikemi
1. Ringan : Gemetar,keringat dingin, rasadingin, mudahtersinggung, lemah,
sakit.
2. Sedang : Mual,pingsan,kejang
2.5 .PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS
Tujuan :
1.Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM dan
mempertahankan rasa nyaman dan sehat.
2. Jangka panjang : mencegah penyulit, baik makroangiopati,
mikroangiopati maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan
morbiditas dan mortilitas DM.
3. Cara : menormalkan kadar glukosa, lipid, insulin.
Mengingat mekanisme dasar kelainan DM tipe-2 adalah terdapatnya
faktor genetik, tekanan darah, resistensi insulin dan insufisiensi sel
beta pankreas, maka cara-cara untuk memperbaiki kelainan dasar
yang dapat dikoreksi harus tercermin pada langkah pengelolaan.
8
Kegiatan : mengelola pasien secara holistik, mengajarkan perawatan
mandiri dan melakukan promosi perubahan perilaku.
Pilar utama pengelolaan DM :
1. Edukasi
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Obat-obatan
Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan
disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4
minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat
memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan
intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes oral atau
suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi
metabolik berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres
berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin
dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat
anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan
indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan
kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan
sendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus
untuk itu.
Edukasi
Diabetes Tipe 2 biasa terjadi pada usia dewasa, suatu periode dimana
telah terbentuk kokoh pola gaya hidup dan perilaku. Pengelolaan mandiri
diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam
merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus mendampingi
9
pasien dalam perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung seumur
hidup. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan
edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan
dengan:
makan makanan sehat;
kegiatan jasmani secara teratur;
menggunakan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu yang spesifik;
melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai informasi
yang ada;
melakukan perawatan kaki secara berkala;
mengelola diabetes dengan tepat;
mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan;
dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi dan memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.
Perencanaan makan
Diabetes tipe 2 merupakan suatu penyakit dengan penyebab heterogen,
sehingga tidak ada satu cara makan khusus yang dapat mengatasi
kelainan ini secara umum. Perencanaan makan harus disesuaikan
menurut masing-masing individu. Pada saat ini yang dimaksud dengan
karbohidrat adalah gula, tepung dan serat, sedang istilah gula
sederhana/simpel, karbohidrat kompleks dan karbohidrat kerja cepat tidak
digunakan lagi. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan
risiko diabetes mendukung akan perlunya dimasukannya makanan yang
mengandung karbohidrat terutama yang berasal dari padi-padian, buah-
buahan, dan susu rendah lemak dalam menu makanan orang dengan
diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons glikemik
makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung
resisten), cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk
10
makanan serta komponen makanan lainnya (lemak, protein). Pada
diabetes tipe 1 dan tipe 2, pemberian makanan yang berasal dari
berbagai bentuk tepung atau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu
kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila
jumlah karbohidratnya sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah
total kalori dari makanan lebih penting daripada sumber atau macam
makanannya.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan
kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-15%
Lemak 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan idaman.
Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass Index (BMI) = Indeks
Massa Tubuh (IMT).
IMT = BB(kg)/TB(m2)
Tabel 2. Klasifikasi IMT (Asia Pasific)
Klasifikasi IMT (Asia Pasific)
Lingkar Perut
<90cm (Pria)
<80cm
(Wanita)
>90cm (Pria)
>80cm
(Wanita)
Risk of co-morbidities
11
BB Kurang <18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih >23,0 :
- Dengan risiko :
23,0-24,9
- Obes I :
25,0-29,9
- Obes II : ≥
30
Rendah
Rata-rata
Meningkat
Sedang
Berat
Rata-rata
Meningkat
Sedang
Berat
Sangat berat
Untuk kepentingan klinik praktis, dan menghitung jumlah kalori,
penentuan status gizi memanfaatkan rumus Broca, yaitu: Berat Badan
Idaman (BBI) = (TB-100) - 10%
Status gizi:
BB kurang bila BB < 90% BBI
BB normal bila BB 90-110% BBI
BB lebih bila BB 110-120% BBI
Gemuk bila BB >120% BBI
Petunjuk Umum untuk Asupan Diet bagi Diabetes:
* Hindari biskuit, cake, produk lain sebagai cemilan pada waktu makan.
* Minum air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori
rendah lainnya pada waktu makan.
* Makanlah dengan waktu yang teratur.
* Hindari makan makanan manis dan gorengan.
* Tingkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan.
12
* Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap
makan.
* Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus.
* Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih kecil.
* Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecil.
C. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur (3 – 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar
dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dimaksud
ialahjalan, bersepeda santai, jogging, berenang.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi
atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti
menonton televisi.
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan :
1. Continous :
Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus
tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus
melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
2. Rhytmical :
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.
13
3. Interval :
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh:
jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan
4. Progresive :
* Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas
ringan sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit.
* Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR.
* Maksimal HR = 220 – (umur).
5. Endurance :
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,
seperti jalan jogging dan sebagainya.
Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam
seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah
raga kesenangannya.
2.6 KEBUTUHAN ZAT GIZI DM
Diet Diabetes Tipe 2
Karbohidrat, lemak, dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh
dapat berfungsi sebagaimana harusnya. Jadi, diet yang menganjurkan
Anda untuk menghindari salah satunya bukanlah jenis diet yang sehat.
Lalu bagaimana dengan penderita diabetes yang diharuskan untuk
memperhatikan pola makannya?
14
Bagi penderita diabetes, terutama diabetes tipe 2, yang paling dibutuhkan
adalah makanan berkualitas, bukan makanan dalam jumlah banyak. Jadi,
karbohidrat, lemak, dan protein tetap harus ada dalam diet penderita
diabetes, asal tetap memperhatikan kualitas sumber unsur-unsur
tersebut.
Asupan Karbohidrat
Penderita diabetes cenderung dianjurkan untuk mengurangi asupan
karbohidratnya. Pilihan yang tepat bagi diet diabetes adalah karbohidrat
sehat. Karbohidrat sehat dapat membantu menurunkan berat badan,
mengurangi risiko penyakit jantung, dan mengendalikan diabetes.
Jenis makanan apa saja yang tergolong karbohidrat sehat?
Karbohidrat sehat ini banyak terdapat di sekitar kita, seperti buah-
buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, dan biji-bijian. Jenis-jenis
makanan itu juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Serat merupakan
rahasia terbaik diet penderita diabetes karena dapat mengurangi respon
insulin terhadap makanan, mengurangi level gula darah, membuat Anda
merasa kenyang dengan lebih cepat, dan membantu meningkatkan
kesehatan usus besar Anda.
Kacang-kacangan juga bisa dimasukkan dalam daftar diet diabetes,
asalkan tidak lebih dari setangkup dalam sehari. Kacang-kacangan
memang mengandung banyak serat, lemak sehat, dan protein, serta telah
terbukti mampu meningkatkan fungsi insulin, namun kacang-kacangan
mengandung banyak kalori sehingga penderita diabetes perlu membatasi
asupan jenis makanan ini.
Asupan Lemak
Lemak berkualitas dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat mengatur
struktur membran sel-sel, tekanan darah, sistem kekebalan tubuh, dll.
15
Bagi penderita diabetes, jenis lemak yang sangat tepat adalah
monounsaturated fat yang banyak ditemukan di minyak zaitun dan
kanola. Lemak jenis itu diyakini dapat mengurangi resistansi insulin dan
memperlancar aliran darah di arteri.
Polyunsaturated fats dalam bentuk omega-3 juga baik bagi penderita
diabetes. Anda akan mendapatkan omega-3 di berbagai jenis ikan,
kerang, minyak kanola, atau kacang kedelai.
Asupan Protein
Protein adalah unsur yang dibutuhkan untuk memperbaiki berbagai
kerusakan di sel-sel tubuh, membangun sistem kekebalan tubuh,
menghasilkan hormon sel darah, membentuk otok, serta menjaga
kesehatan tubuh secara umum.
Banyak jenis makanan yang kaya akan protein, seperti telor, daging,
unggas, ikan, produk susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Prinsip perencanaan makan orang dengan DM di Indonesia
A.Kebutuhan Kalori.
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mepertahankan berat badan
ideal komposisi energi adalah 60 – 70% dari karbohidrat, 10 – 15% dari
protein dan 20 – 25% dari lemak.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan
berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB
ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktifikasi, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi
dan berat badan.Cara lain adalah seperti tabel 1. Sedangkan cara yang
lebih gampang lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien
kurus 2300 – 2500 kalori, normal 1700 – 2100 kalori dan
gemuk 1300 – 1500 kalori.16
Tabel 1. Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes
Kalori/kg BB ideal
Dewasa Kerja santai sedang berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50
Perhitungan Berat Badan Idaman.
Dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai berikut :
Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg.
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita di bawah 150
cm, atau bagi mereka yang berumur lebih dari 40 tahun, rumus
dimodifikasi menjadi Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg.
Sedangkan menurut Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu berat badan (kg) TB2 sebagai berikut :
Berat ideal : BMI 21 untuk wanita
BMI 22,5 untuk pria.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori.
1. Jenis Kelamin.
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat
dipakai angka 25
kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria.
2. Umur.
§ Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi
daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB.
§ Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya
17
pada anakanak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap
tahunnya.
§ Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk
tiap dekade
antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi
10%, diatas 70
tahun dikurangi 20%.
3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan.
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis
aktifitas dikelompokan sebagai berikut :
§ Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%.
§ Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah
tangga, dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan
basal.
§ Sedang : pegawai di insdustri ringan, mahasiswa, militer yang sedang
tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.
§ Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan
ditambah 40%.
§ Sangat berat : tukang beca, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus
ditambah 50% dari basal.
4. Kehamilan/Laktasi.
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada
trimester II dan III
350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550
18
kalori/hari.
5. Adanya komplikasi. Infeksi,
Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan
tambahan kalori
sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.
6. Berat Badan.
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30%
bergantung kepada
tingkat/kekurusannya.
B. Gula.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan
tertentu, misalnya
pasien dengan diet rendah protein dan yang mendapat makanan cair,
gula boleh diberikan untuk
mencukupi kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas. Penggunaaan gula
sedikit dalam bumbu
diperbolehkan sehingga memungkinkan pasien dapat makan makanan
keluarga. Penggunaaan
gula untuk minuman dapat diberikan sesuai petunjuk bila diperlukan.
C. Standard Diet Diabetes Mellitus.
Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berapa
kebutuhan bahan
makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk Penukar (P). Lihat
lampiran (satu) 1.
Berdasarkan pola makan pasien tersebut dan daftar bahan makanan
19
penukar, dapat disuusn
menu makanan sehari-hari.
D. Daftar Makanan Penukar.
Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan
makanan dengan
ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori,
protein, lemak dan hidrat
arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi
yang kurang lebih sama . Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan
makanan yaitu :
§ Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat.
§ Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani.
§ Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati.
§ Golongan 4 : sayuran.
§ Golongan 5 : buah-buahan.
§ Golongan 6 : Susu.
§ Golongan 7 : Minyak
§ Golongan 8 : makanan tanpa kalori.
20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Tips Diet Sehat
Selain memperhatikan asupan karbohidrat, lemak, dan protein, penderita
diabetes juga harus mempertahankan pola hidup sehat, seperti
berolahraga dan mengonsumsi air putih. Pun, jangan sekal--kali
melupakan sarapan Anda. Penelitian menunjukkan, sarapan secara
teratur dapat mengurangi resistansi insulin sehingga sangat baik bagi
penderita diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bajaj. JS (1983). Malnutrition Diabetes-Pre Federation Post Graduate
Course on Diabetes
Mellitus in General Medicine, Bangkok.
2. WHO. (1974). Handbook of human nutritional requirements. WHO
monograph series 61,
Geneva.
3. Krall, LP; Richard, SB 1989. “Nutrition and Diabetes” Joslin Diabetes
Manual. Twelfth Edition
Philadelpia, London Lea & Febiger.
4. PERKENI, 1997. Konsensus pengelolaan diabetes mellitus di Indonesia.
5. Amirica Diabetes Association 1994. Medical Nutrition Therapy and
Blood Glucose Monitoring
Maximizing the role of Nutrition in Diabetes Management.
6. Kartini S., Sarwono W., Slamet S., Rosa R, 1997. Daftar bahan makanan
penukar petunjuk
praktis sistematik dan lengkap untuk perencanaan makan. Subbag
metabolik-Endokrin FKUI
& Instansi Gizi RSCM.
21