Makalah Gizi

28
MAKALAH GIZI DIET PADA DM TIPE II DI SUSUN OLEH : BUDHY RIDWANTO BERNYKA SETYOWATI NENA HAFILIA NURHAYATI 1

Transcript of Makalah Gizi

Page 1: Makalah Gizi

MAKALAH GIZI

DIET PADA DM TIPE II

DI SUSUN OLEH :

BUDHY RIDWANTO

BERNYKA SETYOWATI

NENA HAFILIA

NURHAYATI

1

Page 2: Makalah Gizi

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat

kurnia-nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “diet

gangguan sistim hormone pada penyakit Diabetes Mellitus tipe II”  ini

tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari

sempurna,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Semoga makalah dapat menjadi sumbangsih pemikiran bagi pihak

yangmembutuhkan,khususnya bagi penulis sendiri,sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Jakarta,  mei 2012

Penulis

2

Page 3: Makalah Gizi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................

1.2 Tujuan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi DM..............................................................................

2.2 Fatofisiologi DM ………………………………………………………………………

….………

2.3 Etiologi DM..............................................................................

2.4 Tanda dan gejala DM................................................................

2.5 Penatalaksanaan DM…………………………………………………………………

.……….

2.6 Kebutuhan zat gizi.....................................................................

2.7 Prinsip perencanaan makan orang dengan DM di indonesia…………....

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

3

Page 4: Makalah Gizi

4

Page 5: Makalah Gizi

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat.

Penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur

makin tinggi resiko terkena penyakit. Diabetes Melitus Suatu kumpulan

gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya

peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik

absolute maupun Relatif 

2.Tujuan

a.Tujuan Umum

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan bisa menjelaskan tentang

pengertian Diabetes Melitus

b.Tujuan Khusus

-Supaya Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit Diabetes

Melitus

-Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab,tanda dan gejala dari

penyakit Diabetes Melitus

-Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang diet penyakit diabetes

melitus

 

 

5

Page 6: Makalah Gizi

BAB II PEMBAHASAN DIABETES MELETUS

2.1 Definisi

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri

hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-

duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan

abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan

jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,

terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health

Organization (WHO) sebelumnya  telah merumuskan bahwa DM

merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban

yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai

suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah

faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan

fungsi insulin.

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar Glukosa dalam darah atau Hiperglikemia (Brunner danSuddath,2002)

Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan

oleh karena adanya peningkatan kadar gula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin

baik absolute maupun Relatif (Arjatmo,2002) Diabetes Melitus adalah Penyakit

Kronis Metabolisme Abnormal yang memerlukan Pengobatan Seumur hidup

dengan diet,latihan dan Obat-obatan.

Berdasarkan tingkat intoleransi Glukosa dikenal 2 Tipe DM,Yaitu :

a.DM Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

b.DM tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

2.2 Patofisiologi

Pada pasien DM terjadi pengeluaran glukosa yang berlebihan dari

hatimelalui proses pembentukan glikogen dan glikogenesi (Pembentukan

6

Page 7: Makalah Gizi

glikogenbaru)Akibat dari adekuatnya menggunakan glukosa oleh

otot tulang,jaringanadipose dari hati sehingga kadar glukosa darah

meningkat.

A.Dalam keadaan stress produksi Insulin oleh sel beta Pankreas tidakmencukupi

sehingga terjadi penmingkatan Glukogen.akibatnyapembentukan gula darah akan

meningkat dan pemakaian gula perifer terhambat yang akhirnya timbul

hiperglikemi

B.Akibat gula darah tinggi,tubulus renal tidak dapat menyerap semua gulayang disaring

oleh glomerulus sehingga terjadi glukosona yang disebabkandiunesis osmotic,sodium

klorid dan pospat serta postasium

C.Bila Insulin tidak ada maka sintesa dan penyimpanan proten tidak

terjadi akibatnya katabolisme meningkat,berat badan menurun dan Pasien lemah.

2.3 Etiologi

DM tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA, virus atau

autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang masih

berfungsi (walau terkadang memerlukan insulin eksogen tetapi tidak

bergantung seumur hidup). DM tipe 2  ini bervariasi mulai dari yang

predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai

yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

Pada DM tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta

terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas. Terjadi

peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan transpor

glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan peningkatan

lipolisis.

Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup  yang

diabetogenik (asupan kalori  yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah,

obesitas) ditambah kecenderungan secara genetik.  Nilai BMI yang dapat

memicu terjadinya DM tipe 2 adalah berbeda-beda untuk setiap ras.

7

Page 8: Makalah Gizi

2.4 Tanda dan Gejala

A. Hiperglikemi

1.Poliuria (sering buang air kecil)

2.Polydyspia (selalu merasa haus)

3.Polypagia (selalu merasa lapar)

4.Kelainan Kulit/Prenitus

5.Parasthesia

6.Penurunan BB

7.Impoten

8.Luka yang tidak sembuh-sembuh

9.Infeksi saluran Kemih

10.Kelainan Ginekolog

11.Keluhan pada Mata

B.Hipoglikemi

1. Ringan : Gemetar,keringat dingin, rasadingin, mudahtersinggung, lemah,

sakit.

2. Sedang : Mual,pingsan,kejang

2.5 .PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS

Tujuan :

1.Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM dan

mempertahankan rasa nyaman dan sehat.

2. Jangka panjang : mencegah penyulit, baik makroangiopati,

mikroangiopati maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan

morbiditas dan mortilitas DM.

3. Cara : menormalkan kadar glukosa, lipid, insulin.

Mengingat mekanisme dasar kelainan DM tipe-2 adalah terdapatnya

faktor genetik, tekanan darah, resistensi insulin dan insufisiensi sel

beta pankreas, maka cara-cara untuk memperbaiki kelainan dasar

yang dapat dikoreksi  harus tercermin pada langkah pengelolaan.

8

Page 9: Makalah Gizi

    Kegiatan : mengelola pasien secara holistik, mengajarkan perawatan

mandiri dan melakukan promosi perubahan perilaku.

 

Pilar utama pengelolaan DM :

1. Edukasi

2. Perencanaan makan 

3. Latihan jasmani

4. Obat-obatan

Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan

disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4

minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat

memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan

intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes  oral atau

suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi

metabolik berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres

berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin

dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat

anti diabetes juga dapat digunakan  sesuai dengan

indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan

kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan

sendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus

untuk itu.

 

Edukasi

 

Diabetes Tipe 2 biasa terjadi pada usia dewasa, suatu periode dimana

telah terbentuk kokoh pola gaya hidup dan perilaku. Pengelolaan mandiri

diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam

merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus mendampingi

9

Page 10: Makalah Gizi

pasien dalam perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung seumur

hidup. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan

edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan

dengan:

makan makanan sehat;

kegiatan jasmani secara teratur;

menggunakan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu yang spesifik;

melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai informasi

yang ada;

melakukan perawatan kaki secara berkala;

mengelola diabetes dengan tepat;

mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan;

dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

 

Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi dan memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.

Perencanaan makan

Diabetes tipe 2 merupakan suatu penyakit dengan penyebab heterogen,

sehingga tidak ada satu  cara makan khusus yang dapat mengatasi

kelainan ini secara umum. Perencanaan makan harus disesuaikan

menurut masing-masing individu. Pada saat ini yang dimaksud dengan

karbohidrat adalah gula, tepung dan serat, sedang istilah gula

sederhana/simpel, karbohidrat kompleks dan karbohidrat kerja cepat tidak

digunakan lagi. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan

risiko diabetes mendukung akan perlunya dimasukannya makanan yang

mengandung karbohidrat terutama yang berasal dari padi-padian, buah-

buahan, dan susu rendah lemak dalam menu makanan orang dengan

diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons glikemik

makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa,

sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung

resisten), cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk

10

Page 11: Makalah Gizi

makanan serta komponen makanan lainnya (lemak, protein). Pada

diabetes tipe 1 dan tipe 2, pemberian makanan yang berasal dari

berbagai bentuk tepung atau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu

kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila

jumlah karbohidratnya sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah

total kalori dari makanan lebih penting daripada sumber atau macam

makanannya.

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan

kecukupan gizi baik sebagai berikut:

Karbohidrat      60-70%

Protein             10-15%

Lemak              20-25%

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres

akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat

badan idaman.

 

Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass Index (BMI) = Indeks

Massa Tubuh (IMT).

IMT = BB(kg)/TB(m2)

 

 

Tabel 2. Klasifikasi IMT (Asia Pasific)

 

 

 

Klasifikasi IMT (Asia Pasific)

         Lingkar Perut

 

<90cm (Pria)

<80cm

(Wanita)

 

>90cm  (Pria)

>80cm 

(Wanita)

 

  Risk of co-morbidities

11

Page 12: Makalah Gizi

 

BB Kurang       <18,5  

BB Normal       18,5-22,9

BB Lebih          >23,0   :

-         Dengan risiko :

23,0-24,9

-         Obes I             :

25,0-29,9

-         Obes II            : ≥

30

 

 

 Rendah

 Rata-rata

   

 Meningkat

 Sedang

 Berat

 

Rata-rata

Meningkat

 

Sedang

Berat

Sangat berat

 

 

                 

Untuk kepentingan klinik praktis, dan menghitung jumlah kalori,

penentuan status gizi memanfaatkan rumus Broca, yaitu: Berat Badan

Idaman (BBI) = (TB-100) - 10%

 

Status gizi:

BB kurang bila BB < 90% BBI

BB normal bila BB 90-110% BBI

BB lebih bila BB 110-120% BBI

Gemuk bila BB >120% BBI

                              

 Petunjuk Umum untuk Asupan Diet bagi Diabetes:

* Hindari biskuit, cake, produk lain sebagai cemilan pada waktu makan.

* Minum air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori

rendah lainnya pada waktu makan.

* Makanlah dengan waktu yang teratur.

* Hindari makan makanan manis dan gorengan.

* Tingkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan.

12

Page 13: Makalah Gizi

* Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap

makan.

* Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus.

* Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih kecil.

* Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecil.

C. Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur (3 – 4 kali

seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar

dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat menurunkan

berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dimaksud

ialahjalan, bersepeda santai, jogging, berenang.

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

kesegaran jasmani. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar,

menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi

atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti

menonton televisi.

Prinsip latihan jasmani yang dilakukan :

1. Continous :

Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus

tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus

melakukannya selama 30 menit tanpa henti.

2. Rhytmical :

Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan

relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.

13

Page 14: Makalah Gizi

3. Interval :

Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh:

jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan

4. Progresive :

* Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas

ringan sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit.

* Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR.

* Maksimal HR = 220 – (umur).

5. Endurance :

Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,

seperti jalan jogging dan sebagainya.

Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam

seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah

raga kesenangannya.

 

2.6 KEBUTUHAN ZAT GIZI DM

Diet Diabetes Tipe 2

Karbohidrat, lemak, dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh

dapat berfungsi sebagaimana harusnya. Jadi, diet yang menganjurkan

Anda untuk menghindari salah satunya bukanlah jenis diet yang sehat.

Lalu bagaimana dengan penderita diabetes yang diharuskan untuk

memperhatikan pola makannya?

14

Page 15: Makalah Gizi

Bagi penderita diabetes, terutama diabetes tipe 2, yang paling dibutuhkan

adalah makanan berkualitas, bukan makanan dalam jumlah banyak. Jadi,

karbohidrat, lemak, dan protein tetap harus ada dalam diet penderita

diabetes, asal tetap memperhatikan kualitas sumber unsur-unsur

tersebut.

Asupan Karbohidrat

Penderita diabetes cenderung dianjurkan untuk mengurangi asupan

karbohidratnya. Pilihan yang tepat bagi diet diabetes adalah karbohidrat

sehat. Karbohidrat sehat dapat membantu menurunkan berat badan,

mengurangi risiko penyakit jantung, dan mengendalikan diabetes.

Jenis makanan apa saja yang tergolong karbohidrat sehat?

Karbohidrat sehat ini banyak terdapat di sekitar kita, seperti buah-

buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, dan biji-bijian. Jenis-jenis

makanan itu juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Serat merupakan

rahasia terbaik diet penderita diabetes karena dapat mengurangi respon

insulin terhadap makanan, mengurangi level gula darah, membuat Anda

merasa kenyang dengan lebih cepat, dan membantu meningkatkan

kesehatan usus besar Anda.

Kacang-kacangan juga bisa dimasukkan dalam daftar diet diabetes,

asalkan tidak lebih dari setangkup dalam sehari. Kacang-kacangan

memang mengandung banyak serat, lemak sehat, dan protein, serta telah

terbukti mampu meningkatkan fungsi insulin, namun kacang-kacangan

mengandung banyak kalori sehingga penderita diabetes perlu membatasi

asupan jenis makanan ini.

Asupan Lemak

Lemak berkualitas dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat mengatur

struktur membran sel-sel, tekanan darah, sistem kekebalan tubuh, dll.

15

Page 16: Makalah Gizi

Bagi penderita diabetes, jenis lemak yang sangat tepat adalah

monounsaturated fat yang banyak ditemukan di minyak zaitun dan

kanola. Lemak jenis itu diyakini dapat mengurangi resistansi insulin dan

memperlancar aliran darah di arteri.

Polyunsaturated fats dalam bentuk omega-3 juga baik bagi penderita

diabetes. Anda akan mendapatkan omega-3 di berbagai jenis ikan,

kerang, minyak kanola, atau kacang kedelai.

Asupan Protein

Protein adalah unsur yang dibutuhkan untuk memperbaiki berbagai

kerusakan di sel-sel tubuh, membangun sistem kekebalan tubuh,

menghasilkan hormon sel darah, membentuk otok, serta menjaga

kesehatan tubuh secara umum.

Banyak jenis makanan yang kaya akan protein, seperti telor, daging,

unggas, ikan, produk susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Prinsip perencanaan makan orang dengan DM di Indonesia

A.Kebutuhan Kalori.

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mepertahankan berat badan

ideal komposisi energi adalah 60 – 70% dari karbohidrat, 10 – 15% dari

protein dan 20 – 25% dari lemak.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

orang dengan diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan

berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB

ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor

yaitu jenis kelamin, umur, aktifikasi, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi

dan berat badan.Cara lain adalah seperti tabel 1. Sedangkan cara yang

lebih gampang lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien

kurus 2300 – 2500 kalori, normal 1700 – 2100 kalori dan

gemuk 1300 – 1500 kalori.16

Page 17: Makalah Gizi

Tabel 1. Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes

Kalori/kg BB ideal

Dewasa Kerja santai sedang berat

Gemuk 25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 40-50

Perhitungan Berat Badan Idaman.

Dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai berikut :

Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg.

Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita di bawah 150

cm, atau bagi mereka yang berumur lebih dari 40 tahun, rumus

dimodifikasi menjadi Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg.

Sedangkan menurut Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh

(IMT) yaitu berat badan (kg) TB2 sebagai berikut :

Berat ideal : BMI 21 untuk wanita

BMI 22,5 untuk pria.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori.

1. Jenis Kelamin.

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat

dipakai angka 25

kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria.

2. Umur.

§ Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi

daripada orang

dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB.

§ Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya

17

Page 18: Makalah Gizi

pada anakanak

lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap

tahunnya.

§ Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk

tiap dekade

antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi

10%, diatas 70

tahun dikurangi 20%.

3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan.

Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis

aktifitas dikelompokan sebagai berikut :

§ Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%.

§ Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah

tangga, dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan

basal.

§ Sedang : pegawai di insdustri ringan, mahasiswa, militer yang sedang

tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.

§ Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan

ditambah 40%.

§ Sangat berat : tukang beca, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus

ditambah 50% dari basal.

4. Kehamilan/Laktasi.

Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada

trimester II dan III

350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550

18

Page 19: Makalah Gizi

kalori/hari.

5. Adanya komplikasi. Infeksi,

Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan

tambahan kalori

sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.

6. Berat Badan.

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30%

bergantung kepada

tingkat/kekurusannya.

B. Gula.

Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan

tertentu, misalnya

pasien dengan diet rendah protein dan yang mendapat makanan cair,

gula boleh diberikan untuk

mencukupi kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas. Penggunaaan gula

sedikit dalam bumbu

diperbolehkan sehingga memungkinkan pasien dapat makan makanan

keluarga. Penggunaaan

gula untuk minuman dapat diberikan sesuai petunjuk bila diperlukan.

C. Standard Diet Diabetes Mellitus.

Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berapa

kebutuhan bahan

makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk Penukar (P). Lihat

lampiran (satu) 1.

Berdasarkan pola makan pasien tersebut dan daftar bahan makanan

19

Page 20: Makalah Gizi

penukar, dapat disuusn

menu makanan sehari-hari.

D. Daftar Makanan Penukar.

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan

makanan dengan

ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori,

protein, lemak dan hidrat

arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi

yang kurang lebih sama . Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan

makanan yaitu :

§ Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat.

§ Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani.

§ Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati.

§ Golongan 4 : sayuran.

§ Golongan 5 : buah-buahan.

§ Golongan 6 : Susu.

§ Golongan 7 : Minyak

§ Golongan 8 : makanan tanpa kalori.

20

Page 21: Makalah Gizi

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Tips Diet Sehat

Selain memperhatikan asupan karbohidrat, lemak, dan protein, penderita

diabetes juga harus mempertahankan pola hidup sehat, seperti

berolahraga dan mengonsumsi air putih. Pun, jangan sekal--kali

melupakan sarapan Anda. Penelitian menunjukkan, sarapan secara

teratur dapat mengurangi resistansi insulin sehingga sangat baik bagi

penderita diabetes.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bajaj. JS (1983). Malnutrition Diabetes-Pre Federation Post Graduate

Course on Diabetes

Mellitus in General Medicine, Bangkok.

2. WHO. (1974). Handbook of human nutritional requirements. WHO

monograph series 61,

Geneva.

3. Krall, LP; Richard, SB 1989. “Nutrition and Diabetes” Joslin Diabetes

Manual. Twelfth Edition

Philadelpia, London Lea & Febiger.

4. PERKENI, 1997. Konsensus pengelolaan diabetes mellitus di Indonesia.

5. Amirica Diabetes Association 1994. Medical Nutrition Therapy and

Blood Glucose Monitoring

Maximizing the role of Nutrition in Diabetes Management.

6. Kartini S., Sarwono W., Slamet S., Rosa R, 1997. Daftar bahan makanan

penukar petunjuk

praktis sistematik dan lengkap untuk perencanaan makan. Subbag

metabolik-Endokrin FKUI

& Instansi Gizi RSCM.

21