Makalah General Coding
-
Upload
paramita-maharani -
Category
Documents
-
view
315 -
download
1
Transcript of Makalah General Coding
MakalahGeneral Coding
“Tentang Penyakit Kulit Pada Rambut, Kuku dan Gigitan Serangga”
Disusun oleh :
KELOMPOK 10
1. Eva Dwiana Putri (G41130658)2. Nadia Tuhfatul J (G41131070)3. Nur Afniatul H (G41130890)4. Paramita Maharani (G41130801)5. Widdy Mawadda (G41130922)
POLITEKNIK NEGERI JEMBERJalan Mastrip Po.Box 164 Jember 68101 Jawa Timur
Telepon 0331 333532 Fax 0331 333531 Website : www.polije.ac.id
Email: [email protected]
i
Kata PengantarDengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Penyakit Kulit
Pada Rambut, Kuku, dan Gigitan Serangga.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas General Coding yang berkaitan
dengan sistem integument. Kami mengucapkan terimakasih atas bentuan berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini
sehingga dapat dikumpulkan tepat waktu.
Kami menyadari banyak kekurangan apada makalah ini, maka kami mohon
kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan isisnya.
Jember, 02 Oktober 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Kulit...................................................................................1
1.2 Definisi Penyakit Kulit........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1Penyakit Kulit Pada Rambut.................................................................3
2.2Penyakit Kulit Pada Kuku....................................................................6
2.3Penyakit Kulit Karena Gigitan Serangga..............................................13
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vii
iii
BAB IPendahuluan
1.1 Pengertian Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap
berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di
antaranya, faktor lingkungan dan kebiasaan hidup seharihari. Lingkungan yang
sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula
sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai
macam penyakit (Faulkner, 2008). Menurut Dwi (2008), penyakit yang dapat
berkembang pada keadaan lingkungan yang padat penduduk dan personal
hygiene yang buruk antara lain; diare, disentri, penyakit cacingan, poliomyelitis,
hepatitis A, kolera, thypoid, leptospirosis, malaria, Demam Berdarah Dengue
(DBD), dan scabies.
1.2 Defenisi Penyakit Kulit
Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang penyakit kulit
permukaan tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit kulit
yang dibahas disini adalah penyakit kulit yang tidak berbahaya atau dalam arti
kata lain tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup
orang terkena penyakit kulit tersebut, namun cenderung lebih kepada rasa gatal-
gatal yang dialami oleh si penderita penyakit kulit atau mungkin juga barakibat
rasa malu atau kurang percaya diri.
Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada
orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi penyakit kulit
membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek ( Indrayatna, 2010).
Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada
orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit
membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih
mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak
statistik yang membuktikan bahwa frekuensi yang tepat dari penyakit kulit,
1
namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika
menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling
menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait ( Fenissa, 2004).
Penyakit kulit bagi sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan
kesengsaraan, penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,
mereka menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan
teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil
dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser, pencangkokan kulit dan lain
sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat menjadi parah jika tidak
diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit
dapat menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit
pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
2
BAB IIPembahasan
2.1 Penyakit Pada Rambut
2.1.1Psoriasis
Psoriasis sering juga mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga
mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai
tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma)
yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya
terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Akibatnya, kulit
yang menderita psoriasis memiliki batas yang tegas dengan kulit yang normal.
Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit
yang terkena hanya kecil. Makin lama, luasnya makin melebar.
Pengobatan psoriasis, baru bisa mengurangi keparahan (derajat
kemerahan, ketebalan, dan sisik) sehingga kondisi kulit tidak mengganggu
kehidupan si penderita. Bila pengobatan dihentikan, biasanya penyakit akan
kambuh kembali sehingga harus dilanjutkan dengan menjalani pengobatan dan
pemeliharaan.
Pengobatan psoriasis, dilakukan secara bertahap dengan obat topikal
(oles), obat sistemik (minum), penyinaran (ultraviolet), laser dan obat biologik.
Pemilihan mempertimbangkan efektif.
3
2.1.2 Pityriasis capitis
Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama
ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit
kepala. Sel-sel kulit yang mati dan terkelupas merupakan kejadian alami yang
normal bila pengelupasan itu jumlahnya sedikit. Namun demikian, ada orang
yang mengalami secara terus menerus (kronis ataupun sekali-sekali,
pengelupasan dalam jumlah yang besar yang diikuti dengan pemerahan dan
iritasi. Kebanyakan kasus ketombe dapat disembuhkan
dengan shampoo khusus atau pengobatan bebas.
Ketombe dapat juga merupakan gejala seborrhoeic ermatitis,
psoriasis, infeksi jamur atau kutu rambut. Bila mengalami ketombe,
menggaruk kepala secara berlebihan harus dihindari. Menggaruk bagian
tersebut dapat menyebabkan kerusakan kulit, yang selanjutnya dapat
meningkatkan risiko infeksi terutama sekali dari bakteri
staphylococcusaureus dan streptococcus.
Walaupun infeksi bakteri ini merupakan risiko terbesar dari ketombe,
kebanyakan orang akan menemukan bahwa ketombe dapat menyebabkan isu
sosial hilangnya kepercayaan diri bagi penderitanya. Oleh karenanya,
pengobatan segera menjadi sangat penting untuk murni alasan sosial.
Sebenarnya, dengan mencuci rambut secara reguler, kulit-kulit mati
akan terlepas sebelum terkumpul banyak dan terlihat. Shampoo yang tepat
4
akan membantu mengembalikan tingkat keasaman kuilt kepala yang baik,
memecah minyak, dan mencegah sel-sel kulit mati bertumpuk menjadi
serpihan yang terlihat. Namun demikian, shampoo yang tidak ditujukan
secara khusus untuk pengobatan, ataupun shampoo yang bukan untuk
pengobatan seborrhoeic dermatitis, tidak memiliki efek untuk mengobati
kulit yang teriritasi dan merah.
2.1.3 Androgenetika Alopecia
Androgenetika Alopecia adalah kasus kerontokan rambut gradual yang
sudah menyebabkan penipisan dan mengarah pada kebotakan permanen.
Sindrom ini terjadi pada lebih dari 75% pria dan 30% wanita dengan rentang
usia 20 - 50 tahun. Jadi apabila anda mengalami kerontokan berkepanjangan
yang mengakibatkan penipisan, dapat dipastikan anda
mengalami Androgenetika Alopecia.
Proses pembotakan Androgenetika Alopecia mempunyai simptom
yang identikal pada pria maupun wanita, yaitu : dimulai dengan penipisan
rambut di areal garis rambut (hairline) dan bergerak bergerak menuju ke area
crown [mahkota] dan vertex [ubun-ubun].
Penipisan ini akan terus terjadi (secara progresif) dan tidak dapat
dihentikan dengan hair tonik ataupun perawatan rambut biasa. Biasanya pada
saat penipisan ini terjadi, kita menjadi panik dan mencoba mencari solusi
mudah dengan cara Trial-Error, seperti misal menggunakan hair tonik,
mengganti shampo, melakukan creambath, dll. Hal-hal tersebut tidak akan
membawa hasil apa-apa dan hanya membuang waktu saja. Proses Trial-Error
5
sangat tidak bermanfaat bagi folikel-folikel yang ada karena seiring dengan
berjalannya waktu folikel-folikel menjadi makin terhimpit oleh deposisi
DHT.
Androgenetika Alopecia biasa disebut sebagai botak keturunan. Betul,
maka dari itu disebut sebagai Androgenetika Alopecia. Androgenetika
Alopecia disebabkan oleh ketidakmampuan metabolisme internal untuk
membuang hormon DHT sehingga DHT yang seharusnya tersekresi keluar
bersama dengan keringat, urine dan feses menjadi tersirkulasi ulang dalam
tubuh dan menempel pada folikel.
2.2 Penyakit Pada Kuku
2.2.1 Kelainan Pada Lempeng kukuBadan kuku atau lempeng kuku (nail plate) Yaitu bagian yang kelihatan
dari kuku yang berada di atas palung kuku mulai dari atas batas akar (nail root)
yang merupakan bagian proksimal kuku sampai tepi ujung lepas dan
merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku (nail wall) yaitu
merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
2.2.1.1 Garis Beau
Garis Beau yaitu alur transversal pada Lempeng Kuku yang akan
bergerak Ice arah distal mengikuti pertumbuhan kuku atau jika dilihat
melintang, maka alur tersebut sejajar dengan lanula. Alur ini terjadi
disebabkan penyakit yang menyebabkan tertahannya pembentukan
Lempeng Kuku sementara oleh toksin atau penyakit sistemik. Pada
sebagian besar kasus, alur lebih sering dijumpai pada kuku ibu jari atau
kuku jari kaki yang mungkin disebabkan karena pertumbuhannya yang
lebih lambat. Garis Beau fisiologis dapat dijumpai pada bayi usia 4– 10
minggu. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan kelainan ini yaitu
trombosis koroner, pneumonia, fenomena Raynaud, defisiensi Fe,
dermatitis, trauma, agent anti kanker, penyakit ginjal atau hati.
6
2.2.1.2 Koilonikia
Koilonikia atau disebut juga spoon nails yaitu bentuk normal
bagian tengah Lempeng Kuku menjadi datar atau cekung dengan pinggir
lateral dan distal menghadap ke atas, sehingga bentuk kuku seperti sendok.
Lempeng Kuku dapat menebal atau menipis. Koilonikia dapat merupakan
kelainan yang didapat atau merupakan kelainan yang diturunkan. Pada
anak usia 1 atau 2 tahun pertama dapat dijumpai bentuk Lempeng Kuku
seperti ini, yang pada beberapa kasus menetap sampai dewasa tanpa
adanya kelainan familial. Tipisnya kuku dihubungkan dengan status nutrisi
yang buruk (anemia defesiensi besi) dan kurangnya intake asam amino
yang mengandung sulfur.
Koilonikia dapat dijumpai pada beberapa keadaan yaitu penyakit diabetes,
anemi defisiensi Fe, pajanan asam kuat, hipotiroid, nail patella
syndrome,Penyakit Raynaud (sebuah kondisi umum yang mempengaruhi
pasokan darah ke jari tangan dan kaki), hemochromatosis, SLE (lupus),
trauma parah pada matriks kuku, sindrom kuku-patela.
7
2.2.1.3 Wash Board Nails (Habit Tic Deformity)
Kelainan ini berupa alur transversal yang berdekatan tidak teratur
dengan rigi-rigi di tengah Lempeng Kuku atau bentuk alur horisontal pada
lempeng kuku.
Bentuk kuku seperti ini biasanya dijumpai pada kuku ibu jari.
Seperti namanya, menyerupai papan cuci dengan serangkaian pegunungan
merata spasi di kuku
Alur ini terjadi disebabkan kebiasaan mendorong lipat kuku
proksimal ke belakang dengan jari telunjuk atau gigi atau juga karena
menggosok kulit di balik kuku dapat menyebabkan kuku papan cuci bila
jarak lekuk transversal sangat berdekatan satu sama lain maka terlihat
sebagai alur memanjang di tengah Lempeng Kuku.
8
2.1.2.4 Onikomadesis
Onikomadesis yaitu terlepasnya Lempeng Kuku secara sempurna
mulai dari bagian proksimal atau dari dasar kuku. Dikatakan kelainan ini
terjadi akibat terhentinya pembentukan keratin oleh matriks. Onikomadesis
dapat bersifat familial atau didapat. Keadaan yang dapat menimbulkan
onikomadeasis yaitu distres intrauterin berat, diabetes, trauma matriks,
radiodermatitis, inflamasi lipat kuku proksimal, dan juga akibat efek
samping obat asam valpoat yang di gunakan sebagai obat epilepsi,
nekrolisis epidermal toksik, stevevens jhonson syndrome, kelainan Periode
iskemia (Gagal jantung, iskemia perifer, Himalaya wandeling), Viral
infeksi (sindroma Kawasaki , campak,penyakit tangan kuku dan mulut)dan
Penyakit dengan demam tinggi atau penyakit parah (Malaria, drug fever,
sepsis, demam berdarah).
9
2.1.2.5 Onikolisis
Onikolisis yaitu terlepasnya Lempeng Kuku dari dasar kuku,
biasanya dimulai di tepi dan melanjutkan ke lunula. Terjadi terutama di
jari manis namun dapat terjadi pada salah satu kuku dan berwarna kuning
atau putih pada bagian yang terlepasnya. Onikolisis dapat disebabkan oleh
penyakit kulit ( Psoriasis ), obat-obatan (tetrasiklin), trauma, amyloidosis,
gangguan sirkulasi perifer; hipertiroid, kosmetik kuku, sabun, sarkoidosis,
yellow nail syndrome, radiotherapi, gangguan jaringan ikat atau tanpa
penyebab yang jelas. Paronychia (Candida, bakteri, herpes panaritium )
Rasa nyeri dapat terjadi bila terdapat infeksi.
10
2.2.2 Perubahan Ukuran Lempeng Kuku
2.2.2.1 Anonikia
Anonikia yaitu tidak didapatinya Lempeng Kuku atau istilah
untuk ketiadaan total kuku. Ini mungkin telah ada sejak lahir (bawaan)
atau mungkin karena didapat.
Anonikia kongenital dapat bersifat diturunkan atau menyertai
malformasi ektodermal atau mesodermal. Lempeng kuku tidak
dijumpai pada kuku jari tangan dan kaki waktu lahir. Kadang-kadang
waktu lahir dapat dijumpai Lempeng kuku yang kemudian lepas tidak
tumbuh lagi. Kelainan ini dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan
dengan malformasi jari.
Anonikia didapat, disebabkan oleh inflamasi berat aparatus
kuku atau timbul bertahap setelah terjadi sikatriks progresifr. Pada
beberapa kasus yang ditelusuri, dijumpai pada bayi yang dilahirkan dari
ibu yang menderita rubella pada kehamilan trimester pertama.
Penyebab Anonikia Berupa Kelainan bawaan maupun di dapat karna
terserang penyakit.
Beberapa penyebab yang yang berhubungan dengan Kelainan
bawaan anonika berupa Amniotik band, bahan-bahan Teratogenik
(Alkohol, morfin, carbamazepine, hidantoine, trimethadione, warfarin),
Epidermolisis bulosa, Hydrotic ectodermal displasia, Nail sindrom
patela, Iso-Kikuchy sindrom, AEC syndroom (ankyloblepharon,
ectodermal defects, cleft lip and palate).
Penyebab yang berhubungan dengan kelainan anonikia yang di
dapat berupa Trauma (Cedera, luka bakar, radang dingin, kimia
beschadinging, operasi), keadaan Iskemia (Diabetes, penyakit Burger,
aterosklerosis, Fenomena Raynaud, skleroderma), akibat Neuropati
perifer (Diabetes, lepra, carpal tunnel syndrome), Pemfigoid bulosa,
epydermolysis bulosa, eritema multiforme dan Mikosis.
11
12
2.2 Penyakit Kulit yang Disebabkan Gigitan Serangga
2.3.1 Urtikaria
Urtikaria (dikenal juga dengan “hives, gatal-gatal, kaligata, atau
biduran”) adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap
bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang
mempunyai ciri-ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem
atau penonjolan (elevasi) kulit berbatas tegas yang timbul secara cepat setelah
dicetuskan oleh faktor presipitasi dan menghilang perlahan-lahan.
Urtikaria mungkin memiliki kemiripan dengan berbagai penyakit kulit
lain yang serupa dalam penampilan antara lain pruritus termasuk dermatitis
atopik (eksim), erupsi obat makulopapular, dermatitis kontak, gigitan
serangga, eritema multiforme, pityriasis rosea, dan lainnya biasanya. Namun,
dokter yang berpengalaman mampu membedakan ini dari urtikaria karena
penampilannya yang khas.
Sejumlah faktor, baik imunologi dan nonimunologik, dapat terlibat
dalam patogenesis terjadinya urtikaria. Urtikaria dihasilkan dari pelepasan
histamin dari jaringan sel mast dan dari sirkulasi basofil. Faktor-faktor
nonimunologik yang dapat melepaskan histamin dari sel tersebut meliputi
bahan-bahan kimia, beberapa obat-obatan (termasuk morfin dan kodein),
makan makanan laut seperti lobster, kerang, dan makanan-makanan lain,
toksin bakteri, serta agen fisik. Mekanisme imunologik kemungkinan terlibat
lebih sering pada urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme yang
paling sering adalah reaksi hipersensitivitas tipe I yang distimulasi oleh
antigen polivalen yang mempertemukan dua molekul Ig E spesifik yang
mengikat sel mast atau permukaan basofil.
Gigitan/sengat serangga dapat menyebabkan urtikaria setempat,
agaknya hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler
(tipe IV). Tetapi venom dan toksin bakteri, biasanya dapat pula mengaktifkan
komplemen. Nyamuk, kepinding, dan serangga lainnya, menimbulkan urtika
bentuk papular di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh dengan sendirinya
setelah beberapa hari, minggu, atau bulan.
13
2.3.2 Dompo atau Herpes
Cairan dari Tomcat yang mengandung racun inilah yang
menyebabkan kulit menjadi seperti terkena Cacar Air. Jika sudah terlanjur
terkena racunnya, jangan digaruk ataupun dipencet dan segera pergi ke
dokter. Cairan toksin atau hemolimf tersebut sering disebut sebagai
Aederin. Akibat terkena tomcat, biasanya mengalami luka bentol,
bengkak, dan luka merah yang bernanah bening.
14
2.3.3 Gigitan Kissing Bug
Reaksi bagi kebanyakan orang yang pernah digigit kissing bugs atau
seranganTriatoma ini hanya merasa tidak nyaman. Namun untuk sebagian
kecil orang, bisa merasakan serangan kesakitan yang mencolok. Secara
pasti, luka bekas gigitan yang tampak berbentuk menggerombol (bisa
sampai 2 atau lebih) dalam satu lokasi di kulit. Kebanyakannya berlokasi di
tangan, lengan, kaki, kepala dan anggota badan yang mudah dijangkau
kissing bugs saat orang tidur telentang.
Gejala Klinis:
1. Lesi adalah wujud kelainan kulit ini berupa papula-papula/tonjolan-
tonjolan kecil di kulit bekas gigitan serangga. Namun gigitan tersebut
infiltrasi berlanjut ke jaringan limpha secara tidak khas. Jenis lesi ini sering
menyerupai dan menyebabkan salah diagnosa sebagai herpes zoster.
2. Gelembung. Bisa juga berbentuk gelembung-gelembung kecil di kulit
dengan diameter 2-3 cm biasanya dijumpai di tangan. Pada gelembung
tersebut tidak tampak pusat tusukan namun luka yang tampak tersebut
meradang dan bengkak. Kadang ada luka di bagian tubuh lain. Yang lebih
parah, luka bisa berupa gelembung-gelembung berisi cairan atau darah.
3. Bentol besar. Lesi atau ujud kelainan kulit bisa berupa bentol besar
dengan diameter 10-16 cm. Luka tusukan bisa tampak jelas oleh mata dan
15
bisa tidak. Pada beberapa pasien bentuk lesi tersebut memerah atau
meradang. Limpha bisa terserang pada kondisi yang parah.
4. Cairan/darah. Reaksi gigitan yang paling banyak adalah berupa lesi kulit
berbentuk gelembung-gelembung kecil berisi cairan/darah, sering berlokasi
di tangan dan kaki. Lesi yang banyak sering rancu dengan
diagnosa erythema multiforme, namun gigitan Triatoma biasanya hanya
terjadi pada satu sisi tubuh saja (hanya bagian kanan/kiri tubuh saja).
Jenis luka ini sering disamakan dengan bekas gigitan laba-laba.
Limpha juga bisa terserang jika parah pada kondisi ini. Triatoma di
Amerika bisa sebagai binatang vektor/perantara dari Chagas' disease
(Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh protozoa merugikan yang
bernama Trypanosoma cruzi.
Mekanisme infeksi dari Chagas' disease tidak melalui gigitan dan
menghisap darah seperti Triatoma namun malah melalui kontaminasi dari
luka atau melalui material kotoran Triatoma yang mengandung protozoa
tersebut. Kontak dengan mulut seseorang bisa terjadi pada saat makan atau
setelah terjadi gigitan kemudian menggaruk dan tangan yang
terkontaminasi kotoran protozoa tersebut langsung kontak dengan luka
anggota badan lain.
Meskipun Triatoma telah dites positif mengandung Trypanosoma
cruzi, tetapi Chagas' disease kurang mendapat perhatian.
Karena Trypanosoma cruzi itu baru keluar setelah 20-30
menit Triatoma menggigit. Sampai saat ini insiden terjadinya Chagas'
disease dinilai masih rendah oleh para ahli epidemiologi.
Namun demikian tetap perlu waspada terhadap kedua penyakit ini
yang biasanya menginfeksi para imigran yang akan masuk ke suatu negara
dan penyebaran /penularannya bisa melalui transfusi darah.
16
BAB IIIPenutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengerjaan makalah, berbagai macam penyakit kulit pada
kuku, rambut, maupun akibat gigitan serangga sebagian besar diakibatkan oleh
bakteri, racun, maupun jamur. Seperti pada Dompo (Herpes) yang merupakan
penyakit kulit akibat terkena racun pada serangga tomcat, sehingga
mengakibatkan kulit bentol-bentol merah berisi cairan bening dan gatal. Masing-
masing penyakit tersebut memiliki perjalanan dan kondisi yang berbeda-beda,
seperti pada ketombe yang diakibatkan oleh kurangnya kebersihan rambut. Hal
tersebut memicu tumbuhnya jamur yang dapat membuat kulit rambut mengelupas
dan menimbulkan rasa gatal.
Maka sudah seharusnya kebersihan anggota tubuh dijaga, terutama kulit,
karena kulit merupakan bagian tubuh yang rentan terkena penyakit. Selain itu
pengembangan pengetahuan tentang penyakit kulit harus lebih di tingkatkan.
17
DAFTAR RUJUKAN
http://www.artikelkedokteran.com/819/kebotakan-alopesia.html
http://www.inicaraku.com/8-jenis-penyakit-yang-bisa-menyebabkan-rambut-rontok.html
http://arifnursahid.blogspot.com/2012/03/gara-gara-kissing-bugs.html
http://www.suaramerdeka.com/harian/0209/09/ragam1.htm l
http://whanday.blogspot.com/2011/11/kelainan-kelainan-pada-rambut.html
http://rairuru.wordpress.com/2009/05/05/penyakit-dan-kelainan-kelainan-rambut-pada-kepala/
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2013/09/04/1008/Delapan-Penyakit-yang-Memicu-Kerontokan-Rambut
http://medicastore.com/penyakit/3249/Paronychia_Kronis.html
http://obatkuku.blogspot.com/2013/05/jenis-penyakit-kuku-kelainan-kuku.html
http://www.vemale.com/body-and-mind/cantik/19014-alopecia-rambut-rontok-hingga-kebotakan.html
vii