Makalah General Coding

31
Makalah General Coding “Tentang Penyakit Kulit Pada Rambut, Kuku dan Gigitan Serangga” Disusun oleh : KELOMPOK 10 1. Eva Dwiana Putri (G41130658) 2. Nadia Tuhfatul J (G41131070) 3. Nur Afniatul H (G41130890) 4. Paramita Maharani (G41130801) 5. Widdy Mawadda (G41130922) POLITEKNIK NEGERI JEMBER Jalan Mastrip Po.Box 164 Jember 68101 Jawa Timur Telepon 0331 333532 Fax 0331 333531 Website : www.polije.ac.id Email: [email protected] i

Transcript of Makalah General Coding

MakalahGeneral Coding

“Tentang Penyakit Kulit Pada Rambut, Kuku dan Gigitan Serangga”

Disusun oleh :

KELOMPOK 10

1. Eva Dwiana Putri (G41130658)2. Nadia Tuhfatul J (G41131070)3. Nur Afniatul H (G41130890)4. Paramita Maharani (G41130801)5. Widdy Mawadda (G41130922)

POLITEKNIK NEGERI JEMBERJalan Mastrip Po.Box 164 Jember 68101 Jawa Timur

Telepon 0331 333532 Fax 0331 333531 Website : www.polije.ac.id

Email: [email protected]

i

Kata PengantarDengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Penyakit Kulit

Pada Rambut, Kuku, dan Gigitan Serangga.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas General Coding yang berkaitan

dengan sistem integument. Kami mengucapkan terimakasih atas bentuan berbagai

pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini

sehingga dapat dikumpulkan tepat waktu.

Kami menyadari banyak kekurangan apada makalah ini, maka kami mohon

kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan isisnya.

Jember, 02 Oktober 2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kulit...................................................................................1

1.2 Definisi Penyakit Kulit........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1Penyakit Kulit Pada Rambut.................................................................3

2.2Penyakit Kulit Pada Kuku....................................................................6

2.3Penyakit Kulit Karena Gigitan Serangga..............................................13

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vii

iii

BAB IPendahuluan

1.1 Pengertian Kulit

Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap

berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di

antaranya, faktor lingkungan dan kebiasaan hidup seharihari. Lingkungan yang

sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula

sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai

macam penyakit (Faulkner, 2008). Menurut Dwi (2008), penyakit yang dapat

berkembang pada keadaan lingkungan yang padat penduduk dan  personal

hygiene yang buruk antara lain; diare, disentri, penyakit cacingan, poliomyelitis,

hepatitis A, kolera, thypoid, leptospirosis, malaria, Demam Berdarah Dengue

(DBD), dan scabies.

1.2 Defenisi Penyakit Kulit

Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang penyakit kulit

permukaan tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit kulit

yang dibahas disini adalah penyakit kulit yang tidak berbahaya atau dalam arti

kata lain tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup

orang terkena penyakit kulit tersebut, namun cenderung lebih kepada rasa gatal-

gatal yang dialami oleh si penderita penyakit kulit atau mungkin juga barakibat

rasa malu atau kurang percaya diri.

Penyakit kulit  adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada

orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi penyakit kulit

membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek ( Indrayatna, 2010).

Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada

orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit

membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih

mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak

statistik yang membuktikan bahwa frekuensi yang tepat dari penyakit kulit,

1

namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika

menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling

menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait ( Fenissa, 2004).

Penyakit kulit bagi sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan

kesengsaraan, penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,

mereka menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan

teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil

dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser, pencangkokan kulit dan lain

sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat menjadi parah jika tidak

diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit

dapat menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit

pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.

2

BAB IIPembahasan

2.1 Penyakit Pada Rambut

2.1.1Psoriasis

Psoriasis sering juga mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga

mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai

tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma)

yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.

Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya

terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Akibatnya, kulit

yang menderita psoriasis memiliki batas yang tegas dengan kulit yang normal.

Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit

yang terkena hanya kecil. Makin lama, luasnya makin melebar.

Pengobatan psoriasis, baru bisa mengurangi keparahan (derajat

kemerahan, ketebalan, dan sisik) sehingga kondisi kulit tidak mengganggu

kehidupan si penderita. Bila pengobatan dihentikan, biasanya penyakit akan

kambuh kembali sehingga harus dilanjutkan dengan menjalani pengobatan dan

pemeliharaan.

Pengobatan psoriasis, dilakukan secara bertahap dengan obat topikal

(oles), obat sistemik (minum), penyinaran (ultraviolet), laser dan obat biologik.

Pemilihan mempertimbangkan efektif.

3

2.1.2 Pityriasis capitis

Ketombe  (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama

ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

kepala. Sel-sel kulit yang mati dan terkelupas merupakan kejadian alami yang

normal bila pengelupasan itu jumlahnya sedikit. Namun demikian, ada orang

yang mengalami secara terus menerus (kronis ataupun sekali-sekali,

pengelupasan dalam jumlah yang besar yang diikuti dengan pemerahan dan

iritasi. Kebanyakan kasus ketombe dapat disembuhkan

dengan shampoo khusus atau pengobatan bebas.

Ketombe dapat juga merupakan gejala seborrhoeic ermatitis,

psoriasis, infeksi jamur atau kutu rambut. Bila mengalami ketombe,

menggaruk kepala secara berlebihan harus dihindari. Menggaruk bagian

tersebut dapat menyebabkan kerusakan kulit, yang selanjutnya dapat

meningkatkan risiko infeksi terutama sekali dari bakteri

staphylococcusaureus dan streptococcus.

Walaupun infeksi bakteri ini merupakan risiko terbesar dari ketombe,

kebanyakan orang akan menemukan bahwa ketombe dapat menyebabkan isu

sosial hilangnya kepercayaan diri bagi penderitanya. Oleh karenanya,

pengobatan segera menjadi sangat penting untuk murni alasan sosial.

Sebenarnya, dengan mencuci rambut secara reguler, kulit-kulit mati

akan terlepas sebelum terkumpul banyak dan terlihat. Shampoo yang tepat

4

akan membantu mengembalikan tingkat keasaman kuilt kepala yang baik,

memecah minyak, dan mencegah sel-sel kulit mati bertumpuk menjadi

serpihan yang terlihat. Namun demikian, shampoo yang tidak ditujukan

secara khusus untuk pengobatan, ataupun shampoo yang bukan untuk

pengobatan seborrhoeic dermatitis, tidak memiliki efek untuk mengobati

kulit yang teriritasi dan merah.

2.1.3 Androgenetika Alopecia

Androgenetika Alopecia adalah kasus kerontokan rambut gradual yang

sudah menyebabkan penipisan dan mengarah pada kebotakan permanen.

Sindrom ini terjadi pada lebih dari 75% pria dan 30% wanita dengan rentang

usia 20 - 50 tahun.  Jadi apabila anda mengalami kerontokan berkepanjangan

yang mengakibatkan penipisan, dapat dipastikan anda

mengalami Androgenetika Alopecia.

Proses pembotakan Androgenetika Alopecia mempunyai simptom

yang identikal pada pria maupun wanita, yaitu : dimulai dengan penipisan

rambut di areal garis rambut (hairline) dan bergerak bergerak menuju ke area

crown [mahkota] dan vertex [ubun-ubun].

Penipisan ini akan terus terjadi (secara progresif) dan tidak dapat

dihentikan dengan hair tonik ataupun perawatan rambut biasa.  Biasanya pada

saat penipisan ini terjadi, kita menjadi panik dan mencoba mencari solusi

mudah dengan cara Trial-Error, seperti misal menggunakan hair tonik,

mengganti shampo, melakukan creambath, dll.  Hal-hal tersebut tidak akan

membawa hasil apa-apa dan hanya membuang waktu saja.  Proses Trial-Error

5

sangat tidak bermanfaat bagi folikel-folikel yang ada karena seiring dengan

berjalannya waktu folikel-folikel menjadi makin terhimpit oleh deposisi

DHT.

Androgenetika Alopecia biasa disebut sebagai botak keturunan.  Betul,

maka dari itu disebut sebagai Androgenetika Alopecia. Androgenetika

Alopecia disebabkan oleh ketidakmampuan metabolisme internal untuk

membuang hormon DHT sehingga DHT yang seharusnya tersekresi keluar

bersama dengan keringat, urine dan feses menjadi tersirkulasi ulang dalam

tubuh dan menempel pada folikel. 

2.2 Penyakit Pada Kuku

2.2.1 Kelainan Pada Lempeng kukuBadan kuku atau lempeng kuku (nail plate) Yaitu bagian yang kelihatan

dari kuku yang berada di atas palung kuku mulai dari atas batas akar (nail root)

yang merupakan bagian proksimal kuku sampai tepi ujung lepas dan

merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku (nail wall) yaitu

merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.

2.2.1.1 Garis Beau

Garis Beau yaitu alur transversal pada Lempeng Kuku yang akan

bergerak Ice arah distal mengikuti pertumbuhan kuku atau jika dilihat

melintang, maka alur tersebut sejajar dengan lanula. Alur ini terjadi

disebabkan penyakit yang menyebabkan tertahannya pembentukan

Lempeng Kuku sementara oleh toksin atau penyakit sistemik. Pada

sebagian besar kasus, alur lebih sering dijumpai pada kuku ibu jari atau

kuku jari kaki yang mungkin disebabkan karena pertumbuhannya yang

lebih lambat. Garis Beau fisiologis dapat dijumpai pada bayi usia 4– 10

minggu. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan kelainan ini yaitu

trombosis koroner, pneumonia, fenomena Raynaud, defisiensi Fe,

dermatitis, trauma, agent anti kanker, penyakit ginjal atau hati.

6

2.2.1.2 Koilonikia

Koilonikia atau disebut juga spoon nails yaitu bentuk normal

bagian tengah Lempeng Kuku menjadi datar atau cekung dengan pinggir

lateral dan distal menghadap ke atas, sehingga bentuk kuku seperti sendok.

Lempeng Kuku dapat menebal atau menipis. Koilonikia dapat merupakan

kelainan yang didapat atau merupakan kelainan yang diturunkan. Pada

anak usia 1 atau 2 tahun pertama dapat dijumpai bentuk Lempeng Kuku

seperti ini, yang pada beberapa kasus menetap sampai dewasa tanpa

adanya kelainan familial. Tipisnya kuku dihubungkan dengan status nutrisi

yang buruk (anemia defesiensi besi) dan kurangnya intake asam amino

yang mengandung sulfur.

Koilonikia dapat dijumpai pada beberapa keadaan yaitu penyakit diabetes,

anemi defisiensi Fe, pajanan asam kuat, hipotiroid, nail patella

syndrome,Penyakit Raynaud (sebuah kondisi umum yang mempengaruhi

pasokan darah ke jari tangan dan kaki), hemochromatosis, SLE (lupus),

trauma parah pada matriks kuku, sindrom kuku-patela.

7

2.2.1.3 Wash Board Nails (Habit Tic Deformity)

Kelainan ini berupa alur transversal yang berdekatan tidak teratur

dengan rigi-rigi di tengah Lempeng Kuku atau bentuk alur horisontal pada

lempeng kuku.

Bentuk kuku seperti ini biasanya dijumpai pada kuku ibu jari.

Seperti namanya, menyerupai papan cuci dengan serangkaian pegunungan

merata spasi di kuku

Alur ini terjadi disebabkan kebiasaan mendorong lipat kuku

proksimal ke belakang dengan jari telunjuk atau gigi atau juga karena

menggosok kulit di balik kuku dapat menyebabkan kuku papan cuci bila

jarak lekuk transversal sangat berdekatan satu sama lain maka terlihat

sebagai alur memanjang di tengah Lempeng Kuku.

8

2.1.2.4 Onikomadesis

Onikomadesis yaitu terlepasnya Lempeng Kuku secara sempurna

mulai dari bagian proksimal atau dari dasar kuku. Dikatakan kelainan ini

terjadi akibat terhentinya pembentukan keratin oleh matriks. Onikomadesis

dapat bersifat familial atau didapat. Keadaan yang dapat menimbulkan

onikomadeasis yaitu distres intrauterin berat, diabetes, trauma matriks,

radiodermatitis, inflamasi lipat kuku proksimal, dan juga akibat efek

samping obat asam valpoat yang di gunakan sebagai obat epilepsi,

nekrolisis epidermal toksik, stevevens jhonson syndrome, kelainan Periode

iskemia (Gagal jantung, iskemia perifer, Himalaya wandeling), Viral

infeksi (sindroma Kawasaki , campak,penyakit tangan kuku dan mulut)dan

Penyakit dengan demam tinggi atau penyakit parah (Malaria, drug fever,

sepsis, demam berdarah).

9

2.1.2.5 Onikolisis

Onikolisis yaitu terlepasnya Lempeng Kuku dari dasar kuku,

biasanya dimulai di tepi dan melanjutkan ke lunula. Terjadi terutama di

jari manis namun dapat terjadi pada salah satu kuku dan berwarna kuning

atau putih pada bagian yang terlepasnya. Onikolisis dapat disebabkan oleh

penyakit kulit ( Psoriasis ), obat-obatan (tetrasiklin), trauma, amyloidosis,

gangguan sirkulasi perifer; hipertiroid, kosmetik kuku, sabun, sarkoidosis,

yellow nail syndrome, radiotherapi, gangguan jaringan ikat atau tanpa

penyebab yang jelas. Paronychia (Candida, bakteri, herpes panaritium )

Rasa nyeri dapat terjadi bila terdapat infeksi.

10

2.2.2 Perubahan Ukuran Lempeng Kuku 

2.2.2.1 Anonikia

Anonikia yaitu tidak didapatinya Lempeng Kuku atau istilah

untuk ketiadaan total kuku. Ini mungkin telah ada sejak lahir (bawaan)

atau mungkin karena didapat.

Anonikia kongenital dapat bersifat diturunkan atau menyertai

malformasi ektodermal atau mesodermal. Lempeng kuku tidak

dijumpai pada kuku jari tangan dan kaki waktu lahir. Kadang-kadang

waktu lahir dapat dijumpai Lempeng kuku yang kemudian lepas tidak

tumbuh lagi. Kelainan ini dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan

dengan malformasi jari.

Anonikia didapat, disebabkan oleh inflamasi berat aparatus

kuku atau timbul bertahap setelah terjadi sikatriks progresifr. Pada

beberapa kasus yang ditelusuri, dijumpai pada bayi yang dilahirkan dari

ibu yang menderita rubella pada kehamilan trimester pertama.

Penyebab Anonikia Berupa Kelainan bawaan maupun di dapat karna

terserang penyakit. 

Beberapa penyebab yang yang berhubungan dengan Kelainan

bawaan anonika berupa Amniotik band, bahan-bahan Teratogenik

(Alkohol, morfin, carbamazepine, hidantoine, trimethadione, warfarin),

Epidermolisis bulosa, Hydrotic ectodermal displasia, Nail sindrom

patela, Iso-Kikuchy sindrom, AEC syndroom (ankyloblepharon,

ectodermal defects, cleft lip and palate).

Penyebab yang berhubungan dengan kelainan anonikia yang di

dapat berupa Trauma (Cedera, luka bakar, radang dingin, kimia

beschadinging, operasi), keadaan Iskemia (Diabetes, penyakit Burger,

aterosklerosis, Fenomena Raynaud, skleroderma), akibat Neuropati

perifer (Diabetes, lepra, carpal tunnel syndrome), Pemfigoid bulosa,

epydermolysis bulosa, eritema multiforme dan Mikosis.

11

2.2 Penyakit Kulit yang Disebabkan Gigitan Serangga

2.3.1 Urtikaria

Urtikaria (dikenal juga dengan “hives, gatal-gatal, kaligata, atau

biduran”) adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap

bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang

mempunyai ciri-ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem

atau penonjolan (elevasi) kulit berbatas tegas yang timbul secara cepat setelah

dicetuskan oleh faktor presipitasi dan menghilang perlahan-lahan.

Urtikaria mungkin memiliki kemiripan dengan berbagai penyakit kulit

lain yang serupa dalam penampilan antara lain pruritus termasuk dermatitis

atopik (eksim), erupsi obat makulopapular, dermatitis kontak, gigitan

serangga, eritema multiforme, pityriasis rosea, dan lainnya biasanya. Namun,

dokter yang berpengalaman mampu membedakan ini dari urtikaria karena

penampilannya yang khas.

Sejumlah faktor, baik imunologi dan nonimunologik, dapat terlibat

dalam patogenesis terjadinya urtikaria. Urtikaria dihasilkan dari pelepasan

histamin dari jaringan sel mast dan dari sirkulasi basofil. Faktor-faktor

nonimunologik yang dapat melepaskan histamin dari sel tersebut meliputi

bahan-bahan kimia, beberapa obat-obatan (termasuk morfin dan kodein),

makan makanan laut seperti lobster, kerang, dan makanan-makanan lain,

toksin bakteri, serta agen fisik. Mekanisme imunologik kemungkinan terlibat

lebih sering pada urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme yang

paling sering adalah reaksi hipersensitivitas tipe I yang distimulasi oleh

antigen polivalen yang mempertemukan dua molekul Ig E spesifik yang

mengikat sel mast atau permukaan basofil.

Gigitan/sengat serangga dapat menyebabkan urtikaria setempat,

agaknya hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler

(tipe IV). Tetapi venom dan toksin bakteri, biasanya dapat pula mengaktifkan

komplemen. Nyamuk, kepinding, dan serangga lainnya, menimbulkan urtika

bentuk papular di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh dengan sendirinya

setelah beberapa hari, minggu, atau bulan.

13

2.3.2 Dompo atau Herpes

Cairan dari Tomcat yang mengandung racun inilah yang

menyebabkan kulit menjadi seperti terkena Cacar Air. Jika sudah terlanjur

terkena racunnya, jangan digaruk ataupun dipencet dan segera pergi ke

dokter. Cairan toksin atau hemolimf tersebut sering disebut sebagai

Aederin. Akibat terkena tomcat, biasanya mengalami luka bentol,

bengkak, dan luka merah yang bernanah bening.

14

2.3.3 Gigitan Kissing Bug

Reaksi bagi kebanyakan orang yang pernah digigit kissing bugs atau

seranganTriatoma ini hanya merasa tidak nyaman. Namun untuk sebagian

kecil orang, bisa merasakan serangan kesakitan yang mencolok. Secara

pasti, luka bekas gigitan yang tampak berbentuk menggerombol (bisa

sampai 2 atau lebih) dalam satu lokasi di kulit. Kebanyakannya berlokasi di

tangan, lengan, kaki, kepala dan anggota badan yang mudah dijangkau

kissing bugs saat orang tidur telentang.

Gejala Klinis:

1. Lesi adalah wujud kelainan kulit ini berupa papula-papula/tonjolan-

tonjolan kecil di kulit bekas gigitan serangga. Namun gigitan tersebut

infiltrasi berlanjut ke jaringan limpha secara tidak khas. Jenis lesi ini sering

menyerupai dan menyebabkan salah diagnosa sebagai herpes zoster.

2. Gelembung. Bisa juga berbentuk gelembung-gelembung kecil di kulit

dengan diameter 2-3 cm biasanya dijumpai di tangan. Pada gelembung

tersebut tidak tampak pusat tusukan namun luka yang tampak tersebut

meradang dan bengkak. Kadang ada luka di bagian tubuh lain. Yang lebih

parah, luka bisa berupa gelembung-gelembung berisi cairan atau darah.

3. Bentol besar. Lesi atau ujud kelainan kulit bisa berupa bentol besar

dengan diameter 10-16 cm. Luka tusukan bisa tampak jelas oleh mata dan

15

bisa tidak. Pada beberapa pasien bentuk lesi tersebut memerah atau

meradang. Limpha bisa terserang pada kondisi yang parah.

4. Cairan/darah. Reaksi gigitan yang paling banyak adalah berupa lesi kulit

berbentuk gelembung-gelembung kecil berisi cairan/darah, sering berlokasi

di tangan dan kaki. Lesi yang banyak sering rancu dengan

diagnosa erythema multiforme, namun gigitan Triatoma biasanya hanya

terjadi pada satu sisi tubuh saja (hanya bagian kanan/kiri tubuh saja).

Jenis luka ini sering disamakan dengan bekas gigitan laba-laba.

Limpha juga bisa terserang jika parah pada kondisi ini. Triatoma di

Amerika bisa sebagai binatang vektor/perantara dari Chagas' disease

(Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh protozoa merugikan yang

bernama Trypanosoma cruzi.

Mekanisme infeksi dari Chagas' disease tidak melalui gigitan dan

menghisap darah seperti Triatoma namun malah melalui kontaminasi dari

luka atau melalui material kotoran Triatoma yang mengandung protozoa

tersebut. Kontak dengan mulut seseorang bisa terjadi pada saat makan atau

setelah terjadi gigitan kemudian menggaruk dan tangan yang

terkontaminasi kotoran protozoa tersebut langsung kontak dengan luka

anggota badan lain.

Meskipun Triatoma telah dites positif mengandung Trypanosoma

cruzi, tetapi Chagas' disease kurang mendapat perhatian.

Karena Trypanosoma cruzi itu baru keluar setelah 20-30

menit Triatoma menggigit. Sampai saat ini insiden terjadinya Chagas'

disease dinilai masih rendah oleh para ahli epidemiologi.

Namun demikian tetap perlu waspada terhadap kedua penyakit ini

yang biasanya menginfeksi para imigran yang akan masuk ke suatu negara

dan penyebaran /penularannya bisa melalui transfusi darah.

16

BAB IIIPenutup

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengerjaan makalah, berbagai macam penyakit kulit pada

kuku, rambut, maupun akibat gigitan serangga sebagian besar diakibatkan oleh

bakteri, racun, maupun jamur. Seperti pada Dompo (Herpes) yang merupakan

penyakit kulit akibat terkena racun pada serangga tomcat, sehingga

mengakibatkan kulit bentol-bentol merah berisi cairan bening dan gatal. Masing-

masing penyakit tersebut memiliki perjalanan dan kondisi yang berbeda-beda,

seperti pada ketombe yang diakibatkan oleh kurangnya kebersihan rambut. Hal

tersebut memicu tumbuhnya jamur yang dapat membuat kulit rambut mengelupas

dan menimbulkan rasa gatal.

Maka sudah seharusnya kebersihan anggota tubuh dijaga, terutama kulit,

karena kulit merupakan bagian tubuh yang rentan terkena penyakit. Selain itu

pengembangan pengetahuan tentang penyakit kulit harus lebih di tingkatkan.

17

DAFTAR RUJUKAN

http://www.artikelkedokteran.com/819/kebotakan-alopesia.html

http://www.inicaraku.com/8-jenis-penyakit-yang-bisa-menyebabkan-rambut-rontok.html

http://arifnursahid.blogspot.com/2012/03/gara-gara-kissing-bugs.html

http://www.suaramerdeka.com/harian/0209/09/ragam1.htm l

http://whanday.blogspot.com/2011/11/kelainan-kelainan-pada-rambut.html

http://rairuru.wordpress.com/2009/05/05/penyakit-dan-kelainan-kelainan-rambut-pada-kepala/

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2013/09/04/1008/Delapan-Penyakit-yang-Memicu-Kerontokan-Rambut

http://medicastore.com/penyakit/3249/Paronychia_Kronis.html

http://obatkuku.blogspot.com/2013/05/jenis-penyakit-kuku-kelainan-kuku.html

http://www.vemale.com/body-and-mind/cantik/19014-alopecia-rambut-rontok-hingga-kebotakan.html

vii