Makalah Gangguan Empedu Print

62
Tugas Makalah Swamedikasi GANGGUAN EMPEDU Oleh : KELOMPOK 5 KELAS A AGNES KAN N21113004 AMELIA N21113009 MUTMAINNAH N21113019 MARDIA N21113014 TRIDESY SANTI N21113718 ABDUL MUTADIR N21113723 NURHASNI H. N21113708 SERLYANTI TAPPI N21113703 MUH.ASRHAH H.U. N21113713

Transcript of Makalah Gangguan Empedu Print

Page 1: Makalah Gangguan Empedu Print

Tugas Makalah Swamedikasi

GANGGUAN EMPEDU

Oleh :

KELOMPOK 5

KELAS A

AGNES KAN N21113004AMELIA N21113009MUTMAINNAH N21113019MARDIA N21113014TRIDESY SANTI N21113718ABDUL MUTADIR N21113723NURHASNI H. N21113708SERLYANTI TAPPI N21113703MUH.ASRHAH H.U. N21113713

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKERFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: Makalah Gangguan Empedu Print

BAB I

PENDAHULUAN

Hati adalah organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati

terletak persimpangan antara saluran cerna dan bagian tubuh lainnya,

mengemban tugas yang sangat berat untuk mempertahankan homeostatis

metabolik tubuh. Cedera hati dan manifestasinya cenderung mengikuti pola

khas, yang akan diuraikan terlebih dahulu sebelum penyakit spesifiknya

dijelaskan. Hati rentan terhadap berbagai gangguan metabolik, toksik,

mikroba dan sirkulasi. Pada sebagian kasus, proses penyakit terutama

berlangsung di hati (1).

Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hati.

Hati mensekresi sekitar 1 liter empedu setiap hari. Secara anatomis dan

fungsinya, hati, saluran empedu, dan kandung empedu saling terkait karena

penyakit yang mengenai organ ini memperlihatkan gambaran yang saling

tumpang tindih. Saluran empedu berfungsi untuk mengangkut empedu

sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke

usus halus sesuai kebutuhan (1).

Di Negara Barat, gangguan empedu sudah merupakan masalah

kesehatan yang penting sedangkan di Indonesia baru mendapatkan

perhatian klinis. Salah satu masalah gangguan empedu adalah kolelitiasis

(1).

Page 3: Makalah Gangguan Empedu Print

Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di

dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-

duanya (1).

Di Amerika Serikat, sekitar 10 – 15% penduduknya menderita batu

empedu, dengan angka kejadian pada pasien wanita tiga kali lebih banyak

dari pada pria. Setiap tahun, sekitar 1 juta pasien batu empedu ditemukan

dan 500.000 – 600.000 pasien menjalani kolesistektomi, dengan total biaya

sekitar U$4 trilyun. Secara klinis, kejadian batu empedu telah meningkat

pada dekade terakhir ini bertepatan dengan meningkatnya konsumsi kalori

dan lemak, penurunan asupan serat, dan peningkatan prevalensi dari gaya

hidup pada populasi asia (1).

Melihat kenyataan di atas, maka berikut akan dibahas uraian lengkap

tentang gangguan empedu dengan pengobatannya.

Page 4: Makalah Gangguan Empedu Print

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Kandungan Empedu

1. Anatomi

Saluran empedu terdiri dari duktus biliaris dan kandungan

empedu. Empedu yang dihasilkan di hati di salurkan ke kandung

empedu untuk pemekatan dan penyimpanan sebelum dilepaskan ke

duodenum (2).

Duktus hepatika kanan dan kiri bersatu untuk membentuk

duktus koledokus tepat di luar porta fisura hati. Duktus hepatika

memanjang ke bawah sekitar 3 cm, tempat duktus hepatika bersatu

Page 5: Makalah Gangguan Empedu Print

pada sudut lancip dengan duktus kistik pada dari saluran empedu.

Duktus kistik dan duktus hepatika bersatu membentuk duktus

koledokus, yang memanjang ke bawah untuk bersatu dengan duktus

pankreas utama pada ampula hepatopankreatik. Lubang pada duktus

yang menyatu ke duodenum dikendalikan oleh sfingter

hepatopankreatik. Empedu melalui duktus kristik dua kali, satu kali

saat menuju ke kandung empedu dan satu lagi saat empedu

dikeluarkan dari kandung empedu ke duktus koledokus dan kemudian

ke duodenum (2).

2. Fisiologi

Kandung empedu adalah kantong berbentuk seperti buah pir

yang melekat ada permukaan posterior hati. Kandung empedu

memiliki sebuah fundus atas ujung yang meluas, sebuah badan atau

bagian utama dan sebuah leher, yang berlanjut ke duktus kistik.

Fungsi kandung empedu adalah :

1. Penampung empedu.

2. Pemekat empedu.

3. Pelepasan endapan empedu (2).

Kandung empedu mampu menyimpan 40 – 60 ml empedu.

Diluar waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung

empedu. Empedu hati tidak dapat segera masuk ke duodenum, akan

tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus

Page 6: Makalah Gangguan Empedu Print

sistikus dan ke kandung empedu. Dalam kandung empedu, pembuluh

limfa dan pembuluh darah mengabsorpsi air dari garam-garam

anorganik, sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira lima

kali lebih pekat dibandingkan empedu hati (3).

Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode

interdigestif dan diantarkan ke duodenum setelah rangsangan

makanan. Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor, yaitu sekresi

empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, dan tahanan sfingter

koledokus. Dalam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan

dialirkan ke dalam kandung empedu. Setelah makan, kandung

empedu berkontraksi, sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke

duodenum (3).

Memakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormon

duodenum, yaitu kolesistokinin (CCK), yang merupakan stimulus

utama bagi pengosongan kandung empedu, lemak merupakan

stimulus yang lebih kuat. Reseptor CCK telah dikenal terletak dalam

otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum

terjadi dalam waktu 90 – 120 menit setelah konsumsi makanan.

Empedu secara primer terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit,

yang normalnya disekresi oleh hepatosit. Zat terlarut organik adalah

garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid (3).

Page 7: Makalah Gangguan Empedu Print

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam

kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati.

Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal

dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai

akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur

dengan makanan (3).

Empedu memiliki fungsi, yaitu membantu pencernaan dan

penyerapan lemak, berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari

tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel

darah merah dan kelebihan kolesterol, garam empedu meningkatkan

kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk

membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang

pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya,

bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu

sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan, serta obat dan

limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari

tubuh (3).

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling

oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal

sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam

tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10 – 12 kali/hari. Dalam setiap

sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar

Page 8: Makalah Gangguan Empedu Print

(kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi

berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali

dan sisanya dibuang bersama tinja. Hanya sekitar 5% dari asam

empedu yang disekresikan dalam feses (3).

B. Koleretik, Hidrokoleretik, Empedu, dan Garam Empedu

Obat yang merangsang hepar untuk produksi empedu dinamakan

koleretik. Diantara obat-obat ini yang paling penting adalah garam dan

asam empedu. Hidrokoleretik adalah obat yang merangsang produksi

empedu dengan gravitas spesifik yang rendah, yang diperlukan pada

penyakit saluran empedu yang tidak disertai dengan gangguan hepar (4).

Empedu disekresi oleh hepar ke dalam saluran empedu dan

diteruskan ke dalam duodenum. Empedu bukan merupakan suatu enzim.

Komposisinya terdiri atas air, garam empedu, pigmen empedu, kolesterol,

lesitin, dan garam inorganik. Dari semua komposisi tersebut, yang paling

penting dalam pencernaan lemak adalah efek hidrotrofiknya. Tegangan

permukaan yang rendah dari lemak, dan sebagian bertanggungjawab

untuk emulsifikasi lemak sebelum dicerna dan diabsorbsi dalam usus

halus. Selain penting untuk absorbs lemak, empedu juga penting untuk

proses absorbs vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E,

dan K). garam empedu (diperlukan dalam jumlah yang besar) juga

berfungsi untuk menetralkan asam lambung yang masuk ke duodenum.

Asam empedu merangsang poduksi garam-garam empedu (4).

Page 9: Makalah Gangguan Empedu Print

Dalam keadaan normal, hepar dapat mensekresi garam empedu

sebanyak kurang lebih 24 gram empedu per hari atau 700 – 1000 ml

cairan empedu perhari. Sekitar 85% garam empedu dan asam empedu ini

diabsorbsi kembali dari usus, melalui aliran darah vena portal masuk

kembali ke hepar, lalu diekskresi lagi oleh hepar melalui saluran empedu

ke usus (siklus enterohepatik) sehingga setiap harinya hanya sekitar 800

mg garam empedu yang perlu disintesis setiap harinya. Garam empedu

kurang memperlihatkan aktivitas koleretik (4).

Diantara empedu ini yang penting dalam pengobatan adalah garam

empedu dan asam empedu. Empedu dan garam-garam empedu

diindikasikan untuk pasien dengan gangguan hepar yang memengaruhi

proses pencernaan (4).

Asam dehidroolat adalah suatu kolat semisintetik, terutama aktif

untuk merangsang sekresi empedu (dan bukan meningkatkan produksi

empedu) dengan BM rendah sehingga dinamakan juga sebagai zat

hidrokoleretik (4).

Asam kenodeoksikolat berfungsi menurunkan kadar kolesterol

dalam empedu. Obat ini bermanfaat untuk menghilangkan batu kolesterol

dalam kandungan empedu. Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi

kolesterol dalam usus (mungkin karena sekresi garam empedu kurang)

dan menurunkan sintesis kolesterol dengan cara menghambat enzim

hidroksi-metil glutanil Ko-A reduktase. Bila kadar asam kenodeoksikolat

Page 10: Makalah Gangguan Empedu Print

mencapai 70% dari kadar total empedu, larutan empedu yang jenuh

kolesterol menjadi lebih encer. Obat ini tidak mempengaruhi batu kalsium

atau batu pigmen empedu yang radiolusen (4).

Efek samping. Penggunaan sediaan empedu ini dalam jangka lama

dapat menimbulkan atrofi mikrofili saluran empedu, dan meningkatkan

liposit sinusoidal. Hepatotoksisitas yang dikaitkan dengan metabolitnya

(yaitu asam litokolat) juga dapat terjadi. Selain itu, juga dapat terjadi diare.

Garam empedu juga menurunkan ketahanan mukosa saluran cerna

terhadap HCl lambung sehingga merupakan faktor penyebab terjadinya

gastritis, ulkus peptikum, dan refluks esofagitis (4).

C. Gangguan Saluran dan Kandungan Empedu

1. Atresia Biliaris

Atresia biliaris disebabkan oleh kelainan kongenital berupa

penyempitan atau ketiadaan saluran empedu atau struktur biliaris lain.

Atresia biliaris menyebabkan ikterus dan kerusakan hati. Terapinya

adalah pembedahan dan termasuk transplantasi hati (2).

2. Kolangitis

Kolangitis adalah inflamasi duktus biliaris yang biasanya

disebabkan impaksi batu empedu, atau terjadi setelah pembedahan

(2).

Page 11: Makalah Gangguan Empedu Print

3. Batu Empedu (Kolelitiasis)

a) Defenisi

Batu empedu merupakan bahan kristalin yang dibentuk oleh

tubuh yang mengalami penimbunan. Batu empedu dapat terjadi

disepanjang sistem empedu, meliputi kantung empedu dan juga

saluran empedu.

b) Karakteristik

Batu empedu dapat bervariasi ukurannya, dari sebesar pasir

hingga sebesar bola golf. Jumlah yang terbentuk juga bisa mencapai

beberapa ribu. Bentuknya juga berbeda-beda tergantung dari jenis

kandungannya. Secara garis besar, batu empedu dapat dibedakan

menjadi 2 jenis :

Batu kolesterol

Jenis kolesterol ini merupakan 80% dari keseluruhan batu

empedu. Penampakannya biasanya berwarna hijau, namun dapat

juga putih atau kuning. Batu kolesterol dapat terbentuk jika empedu

mengandung terlalu banyak kolesterol dibadingkan dengan garam

empedu. Selain itu 2 faktor yang berperan dalam pembentukan

batu kolesterol adalah seberapa baik kantung empedu kita

berkontraksi untuk mengeluarkan empedu dan adanya protein

Page 12: Makalah Gangguan Empedu Print

dalam hati yang berperan untuk menghambat masuknya kolesterol

kedalam batu empedu.

Kenaikan hormon estrogen (kehamilan, mendapat terapi

hormon, dan KB) dapat meningkatkan kandungan kolesterol dalam

empedu dan mengurangi kontraksinya, sehingga mempermudah

pembentukan batu empedu.

Skema terbentuknya batu kolesterol

Proses degenerasi dan adanya penyakit hati

Penurunan fungsi hati

Penyakit gastrointestinal / gangguan metabolisme

↓ ↓

Mal absorpsi garam empedu ¬ Penurunan sintesis (pembentukan)

asam empedu

Peningkatan sintesis kolesterol

Berperan sebagai penunjang iritan pada kandung empedu ¬ Supersaturasi

(kejenuhan) getah empedu oleh kolesterol

↓ ↓

Peradangan dalam Peningkatan sekresi kolesterol

kandung empedu

↓ ↓

Kemudian kolesterol keluar dari getah empedu

Page 13: Makalah Gangguan Empedu Print

Penyakit kandung empedu (kolesistitis)

Pengendapan kolesterol

Batu empedu

Batu pigmen

Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari

keempat anion ini : bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak

Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam

empedu. Bilirubin terkonjugasi karna adanya enzim glokuronil

tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang

atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan

mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini

disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air

tapi larut dalam lemak sehingga lama kelamaan terjadi

pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan

batu empedu tapi ini jarang terjadi.

Berjumlah sekitar 20% dari keseluruhan batu empedu.

Biasanya batu jenis ini dijumpai pada pasien-pasien dengan

keadaan/penyakit sirosis, infeksi saluran empedu, kelainan darah

yang bersifat menurun, dan anemia sickle cell.

Page 14: Makalah Gangguan Empedu Print

Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh

dan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa

menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian

tubuh lainnya.

c) Penyebab

Biasanya batu empedu banyak dijumpai pada wanita yang :

a. Berusia lebih dari 40 tahun.

b. Kegemukan.

c. Tidak mempunyai anak (fertil).

d. Mempunyai faktor keturunan

Tidak terbukti bahwa ada hubungan antar pola makan dengan

pembentukan batu empedu. Namun masih dipercaya bahwa makanan

rendah serat, tinggi kolesterol, dan tinggi karbohidrat dapat berperan

dalam pembentukan batu empedu. Faktor lain yang mungkin

mempunyai peranan dalam pembentukan batu empedu adalah

kehilangan berat badan yang drastis, kesulitan buang air besar, sedikit

makan ikan, dan konsumsi rendah folat, kalsium, dan vitamin. Namun,

anggur dan roti gandum dapat menurunkan risiko terjadinya batu

empedu.

d) Gejala

Biasanya batu empedu pada awalnya tidak memberikan

keluhan apa-apa. Namun, jika sudah berukuran lebih dari 8 mm

Page 15: Makalah Gangguan Empedu Print

(kemungkinan terjadi penyumbatan saluran empedu lebih besar)

barulah akan menimbulkan gejala. Karena pada dasarnya kantung

empedu itu berkontraksi, maka batu yang ada di kantung empedu

akan berusaha didorong keluar, hingga pada suatu keadaan (batu

yang berukuran besar), batu yang terdorong keluar akan menyangkut

di saluran empedu. Keluhan utamanya berupa nyeri (biasanya hilang

timbul) yang sangat hebat di perut kanan atas yang menjadi semakin

hebat seiring dengan waktu (dalam beberapa jam). Dapat juga

dirasakan nyeri pada punggung (diantara kedua tulang belikat) atau

pada pundak kanan.

Serangan nyeri ini biasanya timbul setelah makan makanan

berlemak dan sering terjadi pada malam hari. Gejala nyeri ini mirip

dengan nyeri yang dirasakan jika seseorang menderita batu ginjal.

Salah satu cara untuk mengurangi nyeri ini adalah dengan minum

banyak air pada awal serangan. Cara lain adalah dengan

mengonsumsi magnesium diikuti dengan minum cairan yang pahit

seperti kopi satu jam kemudian. Cairan yang pahit menstimulasi laju

aliran empedu. Penelitian menunjukkan rendahnya angka kejadian

batu empedu pada peminum kopi.

Selain nyeri, terdapat beberapa gejala lainnya. Seperti mual

dan muntah, kentut, dan diare. Jika gejala yang telah disebutkan

terdahulu disertai dengan demam (tidak terlalu tinggi), mata atau kulit

Page 16: Makalah Gangguan Empedu Print

menjadi kuning, dan tinja berwarna seperti dempul, maka sebaiknya

kita langsung berkonsultasi ke dokter.

e) Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan terbaik untuk dapat melihat adanya betu empedu

adalah dengan pemeriksaan USG dan kolesistografi (foto roentgen

dimana kita sebelumnya diminta untuk menelan suatu cairan zat

kontras yang dapat terlihat pada foto). Pada pemeriksaan laboratorium

darah, akan terlihat pola fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin direk,

bilirubin indirek, dll) yang abnormal.

Adapun nilai hasil pemeriksaan laboratorium untuk penderita

gangguan empedu :

Uji eksresi empedu

Fungsinya mengukur kemampuan hati untuk mengonjugasi dan

mengekresikan pigmen. Bilirubin direk (terkonjugasi) merupakan

bilirubin yang telah diambil oleh sel-sel hati dan larut dalam air.

Makna klinisnya mengukur kemampuan hati untuk mengonjugasi dan

mengekresi pigmen empedu. Bilirubin ini akan meningkat bila terjadi

gangguan eksresi bilirubin terkonjugasi.

Nilai normal : 0,1-0,3 mg/dl

Bilirubin indirek (tidak terkonjugasi) merupakan bilirubin yang

larut dalam lemak dan akan meningkat pada keadaan hemolitik (lisis

darah). Nilai normal : 0,2-0,7 mg/dl.

Page 17: Makalah Gangguan Empedu Print

Bilirubin serum total merupakan bilirubin serum direk dan total

meningkat pada penyakit hepatoselular. Nilai normal : 0,3-1,0 mg/dl.

Bilirubin urin / bilirubinia merupakan bilirubin terkonjugasi

dieksresi dalam urin bila kadarnya meningkat dalam serum,

mengesankan adanya obstruksi pada sel hati atau saluran empedu.

Urin berwarna coklat bila dikocok timbul busa berwarna kuning.

Uji enzim serum

Asparte aminotransferase (AST / SGOT ) dan alanin

aminotransferase (ALT / SGPT) merupakan enzim intrasel yang

terutama berada di jantung, hati, dan jaringan skelet yang dilepaskan

dari jaringan yang rusak (seperti nekrosis atau terjadi perubahan

permeabilitas sel dan akan meningkat pada kerusakan hati. Nilai

normal AST / SGOT dan ALT / SGPT : 5-35 unit/ml.

Alkaline posfatase dibentuk dalam hati dan dieksresikan ke dalam

empedu, kadarnya akan meningkat jika terjadi obstuksi biliaris. Nilai

normalnya : 30-120 IU/L atau 2-4 unit/dl.

f) Penatalaksanaan

a. Pengobatan

Batu empedu kolesterol terkadang dapat dilarutkan dengan

obat ursodeoxycholic acid. Batu di saluran empedu dapat diatasi

dengan suatu tehnik yang dinamakan Edoscopic Retrograde

Page 18: Makalah Gangguan Empedu Print

Sphinceterotomy (ERS) diikuti dengan Endoscopic Retrograde

Cholangiopancreatography (ERCP). Pada ERCP, suatu endoskop

dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam

usus halus. Lalu otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu

empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus.

Hal yang sering menjadi salah persepsi adalah penggunaan

gelombang ultrasound (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

untuk memecah batu empedu. Memang ERCP berguna untuk

memecah batu ginjal, namun tidak untuk batu empedu.

b. Operasi

Pengangkatan kantung empedu merupakan tindakan yang

sangat baik dalam mengatasi batu empedu. Namun hanya pasien

yang mengalami gejala yang boleh dilakukan tindakan ini. Jika

pasien tidak merasakan apa-apa, maka tidak dilakukan tindakan

apa-apa. Pada beberapa orang (5-40%), setelah diangkat kantung

empedunya, maka akan timbul gejala berupa perasaan tidak

nyaman pada perut dan nyeri yang menetap pada perut kanan

atas. Ada 2 pilihan operasi, operasi terbuka dan operasi

laparoskopi (semi tertutup).

g) Alternatif

Ada suatu terapi alternatif yang dinamakan “gallbladder flush”

atau “liver flush”. Jadi dalam terapi ini, kita minum 4 gelas “apple cider”

Page 19: Makalah Gangguan Empedu Print

dan makan 5 buah apel per hari selama 5 hari, lalu segera setelah itu

mengonsumsi magnesium dan kemudian minum jus lemon atau

anggur yang dicampur minyak olive sebelum tidur. Paginya, kita akan

mengeluarkan kotoran berwarna hijau dan sesuatu yang berwarna

coklat (yang diyakini merupakan batunya) tanpa rasa sakit.

h) Pencegahan

Batu empedu sebagian besar berasal dari kolesterol, maka dari

itu sebaiknya kita mengurangi makanan yang mengandung kolesterol

tinggi seperti makanan berlemak, terutama yang mengandung lemak

hewani.

D. Obat yang digunakan untuk melarutkan Batu Empedu

Kolesterol dilarutkan dalam larutan empedu encer oleh kombinasi

efek asam empedu dan lesitin yang bersama dengan kolesterol

membentuk suatu campuran. Bila kolesterol dieskresikan ke dalam

empedu dalam jumlah relatif lebih besar dari jumlah lesitin dan asam

empedu, kristal kolesterol diendapkan dan dapat bergabung membentuk

batu empedu kolesterol. Pasien dengan batu empedu dapat mengalami

gangguan sekresi garam empedu, sekresi kolesterol yang berlebihan,

atau beberapa kombinasi dari keduanya (4).

1. Terapi Oral

Page 20: Makalah Gangguan Empedu Print

Kenodiol merupakan asam empedu utama pada manusia, dan

ursodiol, 7-α epimer dari kolesterol. Keduanya efektif melarutkan batu

kolesterol pada beberapa pasien. Kedua senyawa ini memperluas

genangan, tetapi efek utamanya tampak lebih kompleks. Kenodiol

menghambat pembatasan kecepatan enzim dari garam-garam

empedu menjadi kolesterol. Ursodiol menyebabkan transport

kolesterol dalam bentuk cair (4).

Penggunaan kenodiol dibatasi oleh efek sampingnya. Diare

yang berhubungan dengan dosis terlihat sampai 30% pasien, dan

persentase yang sama akan meningkatkan kadar transaminse atu

kolesterol. Ursodiol tampaknya memiliki efek samping yang lebih

sedikit, tetapi harganya lebih mahal (4).

Obat-obat ini umumnya efektif untuk melarutkan sejumlah kecil

(<5mm) batu yang tergenang dalam kantung empedu. Obat-obat ini

tidak dapat melarutkan batu yang lebih besar dari 4% berat kalsium,

namun batu dengan konsentrasi kalsium rendah jarang yang

radioopak dan tidak akan ditemukan. Oleh karena itu, banyak pasien

yang akan sulit diobati atau tidak akan memberikan respons pelarutan

batu yang sempurna, walaupun terapi dilanjutkan sampai dengan dua

tahun. Selain itu, angka kekambuhan ckup tinggi setelah terapi

dihentikan, dan untuk pasien yang memberikan respon yang baik

terhadap terapi awal mungkin memerlukan terapi seumur hidup (4).

Page 21: Makalah Gangguan Empedu Print

Akhir-akhir ini, penelitian menunjukkan bahwa ursodiol efektif

untuk sirosis empedu primer dan kolangitis sklerosis. Meanismenya

yang tepat belum diketahui, tetapi ada postulat yang menyatakan

bahwa dengan memodifikasi genangan asam empedu endogen,

ursodiol dapat mengembalikan akumulasi asam empedu yang toksik

intraseluler. Uji coba terapeutik memperlihatkan adanya suatu

perbaikan kadar enzim dan perbaikan histopatologi (4).

2. Obat Lain

Metal terbutil eter dapat melarutkan batu kolesterol dalam

kandungan empedu dan saluran empedu bila diberikan secara infuse

melalui kateter yang langsung ke dalam kandung empedu. Atau ke

dalam lumen saluran empedu. Eter mempunyai titik didih 52,20C dan

tetap berbentuk cairan pada suhu tubuh. Eter adalah pelarut utama

untuk lemak, dan biasanya seluruh batu dapat dilarutkan secara

sempurna dalam beberapa jam. Monoklatonin adalah zat lain yang

diinfuskan ke dalam saluran empedu melalui sebuah kateter atau

tabung T untuk melarutkan batu empedu yang tertahan dalam saluran

empedu. Batu mungkin dapat dilarutkan secara sempurna atau cukup

mengurangi ukuran batu untuk memungkinkan pergerakan batu

selanjutnya (4).

Page 22: Makalah Gangguan Empedu Print

E. Terapi Lain

1. Diet yang harus diperhatikan oleh penderita batu empedu antara

lain yaitu :

a. Mengurangi makanan berlemak untuk mencegah serangan.

b. Hindari makanan yang digoreng, daging kambing, bumbu-bumbu

yang merangsang serta makanan yang kadar gulanya tinggi.

c. Hindari makanan yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak,

ketimun, ubi, nangka, durian serta minuman yang mengandung

soda dan alkohol.

d. Minum jus apel dan lemon secara teratur (5).

2. Herbal/tumbuhan obat untuk terapi pengobatan batu empedu

Jenis herbal/tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk terapi

pengobatan batu empedu diantaranya mempunyai khasiat membantu

menghancurkan batu kandung empedu, antiradang (anti-inflamasi),

membantu meredakan rasa sakit (analgetik), menurunkan panas

(antipiretik). Bebeberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan

untuk terapi pengobatan batu empedu antara lain :

a. Kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.).

Page 23: Makalah Gangguan Empedu Print

Keji beling merupakan tumbuhan semak yang sering ditanam di

pekarangan atau taman. Daun keji beling berkhasiat sebagai peluruh

air seni (diuretik) dan pencahar. (6)

Daun keji beling mengandung saponin, flavonoid, glikosida,

sterol, golongan terpen, lemak, dan minral (kalium dalam kadar yang

tinggi, asam silikat, natrium, kalsium). Kalium bersifat diuretik serta

dapat melarutkan batu yang berbentuk dari garam kalsium oksalat dan

kalsium karbonat pada kandung empedu, kandung kemih, dan ginjal.

(7)

Cara pemakaian untuk mengobati batu empedu yaitu rebus

daun keji beling dan daun wungu, masing-masing bahan segar (7

lembar), dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum seperti teh.

Lakukan setiap hari sampai sembuh (6).

b. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Miq.).

30 gram daun kumis kucing kering atau 60 gram segar + 7

tongkol jagung muda yang belum ada bijinya + 30 gram kunyit

(dipotong-potong), dicuci dan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa

400 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari (5).

c. Akar Jombang

Akar jombang rasanya sedikit pahit, mengandung taraxol,

taraxicin, taraxasterol, beta-amyrin, stigmasterol, beta sitosterol, kolin,

levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Akar

Page 24: Makalah Gangguan Empedu Print

jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran empedu ke usus

(kolagoga). Akar lebih berkhasiat jika digunakan setelah tumbuhan

berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu

mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa

metabolisme melalui tinja, serta merangsang ginjal mengeluarkan

racun melalui urin. Khasiat kolagoga dapat mencegah timbulnya batu

empedu (6).

d. Tempuyung (Sonchus arvensis L.)

Tempuyung (Sonchus arvensis) merupakan salah satu tanaman

obat yang berkhasiat sebagai pemecah batu ginjal, batu empedu,

antiurolitiasis, pelancar air seni. Tanaman yang tergolong mudah

tumbuh ini dapat tumbuh liar di antara puing-puing bangunan, di

tembok atau pinggir jalan. Klasifikasi tanaman tempuyung (8).

Kingdom : Tumbuhan

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Monokotil

Kelas : Angiospermae

Famili : Asteraceae

Jenis : Sonchus arvensis

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun tempuyung berupa

ion-ion mineral, seperti silika; kalium; magnesium; natrium; dan

senyawa organik seperti flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida,

Page 25: Makalah Gangguan Empedu Print

dan apigenin-7-O-glikosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol,

inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat).

Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung sekitar 0,1044%.

Sementara itu kandungan senyawa flavonoid total dalam akar 0,5%.

Flavonoid terbesar yang terkandung dalam akar adalah apigenin-7-O-

glukosida (8).

Selain berguna sebagai antiradang, senyawa flavonoid dalam

daunnya juga berguna untuk menjaga kesehatan. Selain flavonoid,

tempuyung juga mengandung alkaloida, saponin, glikosida jantung,

glikosida sianogen, antrakinon, tanin, dan polifenol (8).

Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium

inilah yang membuat batu ginjal/batu empedu berupa kalsium karbonat

tercerai berai. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung

dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan

pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal ini akhirnya larut dan

keluat bersama urin (8).

Resep yang dapat digunakan 30 gram daun tempuyung segar +

30 gram daun sendok segar + 15 gram daun sambiloto segar, direbus

dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum 2

kali sehari, setiap kali minum 200 cc (5).

e. Jagung

Page 26: Makalah Gangguan Empedu Print

Bagian yang berkhasiat menghambat pembentukan batu

empedu adalah rambut jagung. Rambut jagung mengandung kalium

nitrat, vitamin K, alfa-tokoferilkuinon, beta-sitosterol, stigmasterol,

yushushu acid, dan alkoloid. Rambut jagung berkhasiat diuretik,

pereda demam, dan melancarkan pengeluaran empedu (6).

f. Rimpang kunyit

Rimpang kunyit terasa agak pahit, sedikit pedas, sifatnya

hangat, tidak beracun, astringen, berbau khas aromatik. Memiliki

kandungan minyak menguap 3-5% (terdiri dari turmerone,

zingiberene, arturmerone, dan sedikit mengandung phellandrene,

sesquiterpen alkohol, dan borneol), curcumin 0,3-4,8% (pigmen

kuning), desmethoxycurcumin, bidesmethoxykurkumin, pati, tanin, dan

damar. Kunyit digunakan untuk pengobatan rematik, memar, batu

empedu (kolelitiasis), dan radang kandung empedu (kolekistitis) (6).

g. Temulawak

Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, seperti minyak atsiri,

xanthorizol, germaken, isoferanogermakren, trisiklin, allo

aromadendren, fellandren, ar-tumeron, dan turmerol, kurkumin,

desmetoksokurkumin, zat tepung, kamfer. Glikosida, toluyl metil

karbonil, dan l-sikloisoprenmyrsen. Temulawak bersifat

antihepatotoksik, mengobati kandung empedu, menurunkan kadar

kolesterol hati, antiinflamasi, diuretik, menambah ASI, tonikum (9).

Page 27: Makalah Gangguan Empedu Print

Pemakaian rimpang temulawak sebagai obat, ternyata secara

farmakologis memberikan dampak positif terhadap kandung empedu,

hati, dan pankreas. Pengaruhnya terhadap kandung empedu, antara

lain dapat mencegah pembentukan batu empedu dan kolesistisis (10).

3. Obat herbal Jus kulit Manggis XAMthone plus sebagai obat

penghancur batu empedu tanpa operasi

Jus kulit manggis XAMthone plus terbuat dari

keseluruhan buah manggis, apel, bunga resella. Jus kulit

manggis XAMthone plus kaya akan antioksidan

(xanthone) , karbohidrat, dan serat. Selain itu juga, kaya

akan vitamin dan mineral (11).

Kandungan ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah,

sistem kekebalan tubuh, dan membantu tubuh untuk memerangi

penyakit secara alami. Fungsi Xanthone adalah menjelajah keseluruh

bagian tubuh, menetralkan radikal bebas, sehingga tubuh kita menjadi

lebih bersih dan lebih sehat daripada sebelumnya (11).

Xanthones yang terdapat dalam kulit manggis mempunyai sifat

sebagai anti kanker, anti inflamasi, anti mikroba, menurunkan

kolesterol penyebab batu empedu (11).

Page 28: Makalah Gangguan Empedu Print

DAFTAR PUSTAKA

1. Indriani, Harfina.. Kolelitiasis. www.mitrasehat.web.id/Pengobatan-Batu-

Empedu. 2010. Diakses tanggal 13 Oktober 2013.

2. Holland, Karen.. Ensiklopedis Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran (EGC). 2009. Hal 578 – 579.

3. Yahya, Aang Saptadri. Anatomi Fisiologi Saluran Empedu.

www.mitrasehat.web.id/AnatomiFisiologi-SaluranEmpedu. 2010. Diakses

tanggal 13 Oktober 2013

4. Rahardjo, Rio.. Kumpulan kuliah farmakologi. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran (EGC). 2009. Hal 123 – 126.

5. Wijayakusuma, Hembing.. Batu Empedu. www.itokindo.org/Batu-

Empedu. 2010. Diakses tanggal 13 Oktober 2013

6. Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta.

Puspa Swara. 2006.

7. Dalimartha, Setiawan. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat edisi

revisi. Jakarta. Penebar Swadaya. 2008.

8. P, Winarto & Tim Karyasari. Tempuyung : Tanaman Penghancur Batu

Ginjal. Jakarta. Agromedia Pustaka. 2007

Page 29: Makalah Gangguan Empedu Print

9. Permadi, Adi. Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta. Pustaka Bunda.

2008.

10. Rukmana, Rahmat. Temulawak : Tanaman Rempah dan Obat.

Yogyakarta. Kanisius. 1995.

11. Alfiana. 2012. Mengatasi Batu Empedu dengan Jus XAMthone.

www.mitrasehat.web.id/XAMthonePlus. Diakses tanggal 13 Oktober

2013.

Page 30: Makalah Gangguan Empedu Print

PERTANYAAN

1. Yang bukan merupakan gangguan saluran empedu adalah :

a. Atresia biliaris

b. Kolangitis

c. Batu empedu

d. Kolelitiasis

e. Atherosklerosis

2. (1) Berusia lebih dari 40 tahun

(2) Obesitas

(3) Genetik

(4) Diet

Penyebab batu empedu adalah :

a. (1), (2), (3)

b. (1) dan (2)

c. (1) dan (3)

d. Benar semua

e. Salah semua

3. Pasien dengan batu empedu mengalami gangguan pada :

a. Sekresi garam empedu

b. Sekresi kolesterol

c. Kombinasi gangguan sekresi garam empedu dan kolesterol

d. Benar semua

e. Salah semua

4. Terapi oral untuk penatalaksanaan kolelitiasis adalah :

a. Alupurinol

b. Asam mefenamat

c. Kenodiol

d. Simvastatin

Page 31: Makalah Gangguan Empedu Print

e. Salah semua

5. Batu pigmen pada terdiri dari :

a. Kalsium dan garam empedu

b. Kalsium dan magnesium

c. Kalsium dan bilirubin

d. Garam empedu dan bilirubin

e. Magnesium dan bilirubin

6. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada pasien

kolelitiasis adalah : kecuali

a. SGPT

b. SGOT

c. Bilirubin indirek

d. Bilirubin total

e. White blood cell (WBC)

7. (1) Keji beling

(2) Tempuyung

(3) Akar jati

(4) Mahkota dewa

Yang merupakan tanaman herbal untuk mengobati gangguan empedu

adalah :

a. (1),(2), (3)

b. (1), (2)

c. (1) , (3)

d. (2), (3)

e. (3), (4)

8. Khasiat dari akar jombang dalam pengobatan gangguan empedu

adalah :

a. Mempercepat sekresi kolesterol

Page 32: Makalah Gangguan Empedu Print

b. Menurunkan sekresi garam empedu

c. Membantu kandung empedu untuk mengeluarkan sisa

metabolisme melalui feses.

d. Benar semua

e. Salah semua

9. Kandungan kimia dari tanaman yang berkhasiat untuk melarutkan batu

empedu adalah :

a. Saponin

b. Alkaloid

c. Flavonoid

d. Kalium

e. Glikosida

10.Bagian dari jagung yang memiliki khasiat untuk mengobati batu

empedu yaitu :

a. Biji

b. Rambut jagung

c. Batang

d. Seluruh bagian jagung

e. Biji dan rambut jagung

11.Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien penderita kolelitiasis

adalah :

a. Diet rendah lemak

b. Menghindari makanan yang mengandung gas

c. Menghindari minum jus apel dan lemon secara teratur

d. Menghindari alkohol

e. Benar semua

12.Obat yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam empedu

adalah :

a. Asam dehidrolat

Page 33: Makalah Gangguan Empedu Print

b. Asam kenodeoksiolat

c. Asam mefenamat

d. Asam valproat

e. Salah semua

13.Kelainan kongenital berupa penyempitan / tidak adanya saluran

empedu sering disebut :

a. Kolangitis

b. Atresia biliaris

c. Atherosklerosis

d. Asidosis

e. Kolelitiasis

14.Penyebab terjadinya batu kolesterol adalah

a. Empedu mengandung terlalu banyak kolesterol

b. Kontraktilitas kantung empedu menurun

c. Adanya protein dalam hati

d. Benar semua

e. Salah semua

15.Kenaikan hormon estrogen merupakan salah satu pemicu

pembentukan batu empedu , karena :

a. Peningkatan kandungan kolesterol sehingga kontraktilitas kantung

empedu meningkat

b. Peningkatan kandungan kolesterol sehingga kontraktilitas

kantung empedu menurun

c. Peningkatan pigmen bilirubin

d. Penurunan pigmen bilirubin

e. Kolesterol dan pigmen bilirubin menurun.

16.Keluhan utama pada pasien penderita gangguan empedu adalah :

a. Nyeri hebat diperut kanan atas

Page 34: Makalah Gangguan Empedu Print

b. Mata merah

c. Pusing

d. Flu dan batuk

e. Benar semua

17.Tanaman obat yang digunakan untuk mengobati batu empedu adalah :

a. Keji beling dan akar jombang

b. Tempuyung dan rimpang kunyit

c. Keji beling dan tempuyung

d. Temulawak dan keji beling

e. Benar semua

18.Mekanisme pengobatan batu empedu pada tanaman jagung yaitu

dengan :

a. Melarutkan kolesterol dalam darah

b. Meningkatkan kolesterol dalam hati

c. Melancarkan pengeluaran empedu

d. Mengurangi jumlah protein dalam hati

e. Menurunkan kolesterol dalam hati

19.Khasiat kolagaga terdapat pada tanaman :

a. Keji beling

b. Akar jombang

c. Kumis kucing

d. Akar jati

e. Bougenvil

20.Keji beling dan tempuyung memiliki efek yang sama yaitu :

a. Pencahar

b. Diuretik

c. Antiinflamasi

d. Benar semua

e. Salah semua

Page 35: Makalah Gangguan Empedu Print

21.Penggunaan ursodiol lebih baik daripada kenodiol karena :

a. Harganya lebih mahal

b. Efek samping lebih sedikit

c. Dosis lebih tinggi

d. Benar semua

e. Salah semua

22.Penyakit batu empedu lebih sering ditemukan terjadi pada :

a. Wanita

b. Pria

c. Pediatri

d. Salah semua

e. Benar semua

23.Mekanisme tanaman herbal dalam pengobatan batu empedu yaitu :

kecuali

a. Melarutkan endapan batu empedu

b. Menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat

c. Melancarkan pengeluaran empedu

d. Meningkatkan kolesterol

e. Mempercepat kandung empedu untuk mengeluarkan sisa

metabolisme.

24.Organ yang menghasil empedu adalah :

a. Ginjal

b. Hati

c. Paru

d. Jantung

e. Salah semua

Page 36: Makalah Gangguan Empedu Print

25.Kandungan kimia dalam daun tempuyung yang berkhasiat untuk

menghancurkan batu empedu adalah :

a. Kalsium

b. Kalium

c. Natrium

d. Kumarin

e. Asam fenolat

Page 37: Makalah Gangguan Empedu Print

Pantulan

Perbedaan batu ginjal dan empedu:

Batu empedu dapat dibedakan dengan batu ginjal berdasarkan gejala

yg timbul serta hasil pemeriksaan laboratorium. Jika batu empedu sudah

berukuran lebih dari 8mm (kemungkinan terjadi penyumbatan saluran

empedu lebih besar) barulah akan menimbulkan gejala. Karena pada

dasarnya kantung empedu itu berkontraksi, maka batu yang ada di kantung

empedu akan berusaha didorong keluar, hingga pada suatu keadaan (batu

yang berukuran besar), batu yang terdorong keluar akan menyangkut di

saluran empedu. Keluhan utamanya berupa nyeri (biasanya hilang timbul)

yang sangat hebat di perut kanan atas yang menjadi semakin hebat seiring

dengan waktu (dalam beberapa jam). Dapat juga dirasakan nyeri pada

punggung (diantara kedua tulang belikat) atau pada pundak kanan. Selain

nyeri, terdapat beberapa gejala lainnya. Seperti mual dan muntah, kentut,

dan diare. Jika gejala yang telah disebutkan terdahulu disertai dengan

demam (tidak terlalu tinggi), mata atau kulit menjadi kuning, dan tinja

berwarna seperti dempul.

Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan terbaik untuk dapat melihat adanya betu empedu adalah

dengan pemeriksaan USG dan kolesistografi (foto roentgen dimana kita

sebelumnya diminta untuk menelan suatu cairan zat kontras yang dapat

Page 38: Makalah Gangguan Empedu Print

terlihat pada foto). Pada pemeriksaan laboratorium darah, akan terlihat pola

fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin direk, bilirubin indirek, dll) yang abnormal.

Gallbladder Flush

Ada suatu terapi alternatif yang dinamakan “gallbladder flush” atau

“liver flush”. Jadi dalam terapi ini, kita minum 4 gelas “apple cider” dan makan

5 buah apel per hari selama 5 hari, lalu segera setelah itu mengonsumsi

magnesium dan kemudian minum jus lemon atau anggur yang dicampur

minyak olive sebelum tidur. Paginya, kita akan mengeluarkan kotoran

berwarna hijau dan sesuatu yang berwarna coklat (yang diyakini merupakan

batunya) tanpa rasa sakit.

Kandungan Kimia dan Penelitian Tanaman Obat

Keji beling

Daun keji beling mengandung saponin, flavonoid, glikosida, sterol,

golongan terpen, lemak, dan mineral (kalium dalam kadar yang tinggi, asam

silikat, natrium, kalsium). Kalium bersifat diuretik serta dapat melarutkan batu

yang berbentuk dari garam kalsium oksalat dan kalsium karbonat pada

kandung empedu, kandung kemih, dan ginjal.

Tempuyung

Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium inilah

yang membuat batu ginjal/batu empedu berupa kalsium karbonat tercerai

berai. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa

Page 39: Makalah Gangguan Empedu Print

karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal.

Endapan batu ginjal ini akhirnya larut dan keluar bersama urin.

2K+ + CaC2O4 → K2C2O4 + Ca2+

Endapan batu oksalat larut larut

Daya melarutkan kalium terhadap endapan kalsium oksalat

disebabkan oleh letak kalium di dalam deret Volta sebelum letak kalsium,

sehingga kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan

senyawa karbonat, oksalat, atau urat dan senyawa kalsium menjadi larut.

Dari uji klinik / praklinis yang pernah dilakukan yaitu :

1) Uji laboratorium terhadap tempuyung. Dua senyawa flavonoid

tempuyung mampu bereaksi dengan batu ginjal berkalsium setelah

dilakukan perendaman pada 37oC selama 4 jam. Kedua senyawa aktif

tersebut mengarah pada apigenin-7-glukosida dan luteolin 7-glukosida

2) Uji pra klinis efek diuretik tempuyung, pada percobaan in vivo, infus

tempuyung menunjukkan efek penghambatan batu kandung kemih

buatan pada tikus, infus tempuyung juga menunjukkan efek

melarutkan kalsium oksalat, kolesterol, asam urat, dan batu ginjal

secara in vitro. Diduga mekanisme pelarutan batu ginjal disebabkan

oleh pembentukan kompleks antara flavomoid dengan kalsium yang

menyusun batu ginjal.

Page 40: Makalah Gangguan Empedu Print

3) Penelitian mengenai efektivitas sediaan daun tempuyung terhadap

batu ginjal telah dilakukan secara in vitro menggunakan alat

dissolution test dan tabung alir yang sedapat mungkin meniru

mekanisme ginjal. Contoh yang digunakan adalah batu ginjal dan

tablet asam urat yang dibuat untuk menggantikan batu ginjal. Hasil

yang diperoleh menunjukkan sediaan yang memerlukan pengolahan

lebih dahulu memberikan hasil yang baik (daya melarutkan batu ginjal

cukup tinggi). Sediaan yang masih belum diolah memberikan hasil

yang kurang baik

Sambiloto

Pada penelitian yang lain menunjukkan bahwa Andrographolida dari

Sambiloto dapat menghasilkan pertambahan yang nyata dalam aliran cairan

empedu. Cairan empedu dihasilkan di liver kemudian disimpan pada kandung

empedu dan membantu  pencernaan. Ketika bahan kimia seperti

parasetamol diberikan kepada hewan uji yang sebelumnya telah diberi

Andrographolida, berkurangnya produksi cairan empedu yang biasa terjadi

karena adanya bahan kimia tersebut dapat dicegah. 

Andrographolida yang terdapat pada Sambiloto berpotensi sebagai

stimulator dari fungsi kandung empedu. Pada percobaan dengan hewan uji

yang diberi Andrographolida selama 7 hari berturut-turut menunjukkan

pertambahan cairan empedu, garam empedu dan asam-asam empedu.

Pertambahan ini adalah manfaat dan hasil dari peningkatan fungsi kandung

Page 41: Makalah Gangguan Empedu Print

empedu. Dengan menggunakan Sambiloto, kemungkinan untuk

pembentukan batu empedu berkurang. Andrographolida juga mencegah

berkurangnya jumlah cairan empedu yang dapat disebabkan karena

keracunan acetaminophen.

Temulawak

Temulawak terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid, dan minyak astiri (3-

12%). Fraksi pati merupakan kandungan terbesar, jumlah bervariasi antara

48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Makin tinggi tempat

tumbuh, maka kadar patinya semakin rendah dan minyak asirinya semakin

tinggi. Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak, karbohidrat, serat

kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan, dan

kadmium (Sidik, 1985).

Aktivitas kolagoga rimpang temulawak ditandai dengan meningkatnya

produksi dan sekresi empedu yang bekerja kolekinetik dan kerja koleretik.

Kerja kolekinetik dilakukan oleh fraksi kurkuminoid, sedangkan kerja koleretik

dilakukan oleh komponen dari fraksi minyak asiri. Dengan meningkatnya

pengeluaran cairan empedu, maka partikel padat dalam kantong empedu

berkurang. Keadaan ini akan mengurangi kolik empedu, perut kembung

akibat gangguan metabolisme lemak, dan menurunkan kadar kolesterol

darah yang tinggi.

Sediaan teh dapat dibuat dengan cara :

Page 42: Makalah Gangguan Empedu Print

1. Air mendidih dituangkan ke dalam cangkir yang berisi 5 gram serbuk

temulawak. Diamkan 5-10 menit kemudian disaring. Diminum

beberapa kali sehari 1 cangkir.

2. Air perasan temulawak. Cuci bersih lebih kurang 25 g rimpang

temulawak segar, dibakar di atas bara api, kemudian diparut, peras

airnya dengan bantuan 1 gelas air minum masak. Air perasan ini

diminum dua kali, pagi dan sore.

3. Sediaan di pasaran pada umumnya terdapat dalam bentuk tunggal

maupun campuran dengan kadar kurkumin 30-40 mg dan minyak atsiri

60-80 mg. Untuk bentuk sediaan lain, perlu diperhitungkan setara

dengan dosis ini.

Jagung

Penelitian mengenai rambut jagung masih sangat terbatas. Dari

percobaan ekstraksi simplisia rambut jagung ditemukan adanya kandungan

flavonoid yang bermanfaat sebagai peluruh batu empedu. Penelitian yang

hampir sama juga dilakukan dengan cara memberikan infus berupa ekstrak

rambut jagung pada tikus percobaan. Hasilnya kristal urat sebagai salah satu

penyebab batu ginjal pada tikus ternyata berkurang. Hasil ini memberikan

gambaran positif mengenai potensi rambut jagung sebagai peluruh batu

empedu.

Ramuan:

Page 43: Makalah Gangguan Empedu Print

Jagung muda 5 tongkol, herba kumis kucing segar 5 gram, dan air 110 ml

Cara pembuatan : dibuat infus.

Cara pemakaian : Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan: diulang selama 14 hari.

Peran apoteker dalam swamedikasi batu empedu

Swamedikasi yang dapat diberikan oleh apoteker yaitu pengetahuan

mengenai tanaman obat yang memiliki khasiat untuk mengobati batu

empedu. Hal-hal yang dapat dijelaskan meliputi jenis tanaman, tempat

tumbuh, dan cara pemakaian. Namun sebelum melakukan swamedikasi,

tetap harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegaskan

penyakit yang diderita sebelum diobati.